• Tidak ada hasil yang ditemukan

OHR Target vs Achievement

Dalam dokumen Connecting Diversity. Laporan Tahunan 2013 (Halaman 77-80)

Achievement (Reports) Target (Reports)

Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan

2012 sebesar 0,29. Hal tersebut mengindikasikan bahwa unit-unit yang terkait dengan operasional penerbangan Garuda Indonesia sudah lebih konsisten terhadap pengelolaan operasional sehingga dapat mengurangi jumlah insiden yang timbul di tahun 2013 ini.

Laporan Operational Hazard, yang merupakan salah satu sarana untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat membahayakan dan menimbulkan risiko terjadinya insiden pada operasional penerbangan, disamping juga menunjukkan konsistensi karyawan untuk peduli terhadap keselamatan dan keamanan operasional penerbangan, tercatat sebanyak 2.490 laporan, lebih tinggi dibandingkan dengan 1.944 laporan pada tahun 2012.

Untuk mendukung implementasi dari komitmen Garuda Indonesia terhadap aspek keselamatan penerbangan, maka dilakukan Management Review secara korporat oleh Corporate Safety Committee (CSC) yang diketuai oleh Direktur Utama dan Direktur yang lain sebagai anggota, dan dilaksanakan 2 (dua) kali setahun

Rencana Tahun 2014

Sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan, Garuda Indonesia, akan terus melakukan usaha-usaha untuk selalu mematuhi standar keselamatan IOSA Standards, dengan mempertahankan dan mengelola IOSA compliance.

Di tahun 2013 Garuda Indonesia telah mempersiapkan diri untuk resertifikasi sebagai IOSA Operator pada tahun 2014 dan mempertahankan standar safety sesuai dengan aturan yang terbaru dengan mengadakan Departmental Audit pada bulan Juli – Desember 2013 di area operasional.

Resertifikasi tesebut merupakan resertifikasi ketiga bagi Garuda Indonesia. IOSA Standards merupakan acuan/

standar internasional tertinggi dari IATA untuk aspek Safety & Aviation Security yang harus diaplikasikan oleh Maskapai anggota IATA dan sangat disarankan bagi Maskapai non-anggota IATA lainnya, dimana jika Garuda Indonesia memenuhi standar dalam IOSA tersebut, maka Garuda Indonesia juga mempunyai standar keselamatan dan keamanan bertaraf internasional yang sama dengan Maskapai lainnya, terutama yang menjadi anggota IATA atau yang non-anggota IATA tetapi juga bersertifikasi IOSA.

Garuda Indonesia juga secara konsisten menerapkan Safety Management System (SMS) sebagai metode pengelolaan Safety di maskapai penerbangan dalam mengidentifikasi potensi penyebab kecelakaan, memitigasi risiko yang ada pada tingkat yang serendah mungkin yang tujuannya menjaga dan meningkatkan kinerja keselamatan penerbangan pada tingkat yang setinggi mungkin, dan diukur dalam bentuk incident rate. Pencapaian Incident rate per 1.000 keberangkatan di tahun 2013 adalah 0,25 atau lebih rendah dibandingkan dengan incident rate di tahun

Operasional

Tujuan Wisata

Diresmikan tahun 1991, Taman Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu taman laut pertama di dunia dan dinyatakan sebagai “Situs Warisan Dunia” oleh UNESCO. Bunaken memiliki 20 titik penyelaman, dan berhiaskan 13 jenis terumbu karang serta 91 jenis ikan. Pemandangan yang paling sensasional di bawah laut Bunaken adalah terumbu karang vertikal yang menjulang ke bawah sedalam 25-50 meter.

Sebagai tempat yang sudah dikenal di dunia internasional, akses ke tempat wisata Taman Laut Bunaken sangat mudah, ada banyak penerbangan menuju Manado.

Garuda Indonesia menyediakan jadwal penerbangan dari Jakarta ke Manado dua kali sehari, 7 hari seminggu.

Bunaken

• Setiap kurun waktu 12 bulan melakukan medical examination untuk memastikan mereka selalu dalam kondisi fit to fly.

• Pada saat mereka aktif sebagai Flight Attendant mereka harus mengacu/melaksanakan semua prosedur yang ada pada operation/safety manual mereka, termasuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan.

Program Penerbangan Haji

Di tahun 2013, penerbangan haji Garuda Indonesia berhasil mencapai tingkat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) sebesar 94%, mengalami peningkatan dibandingkan 85% di tahun 2012. OTP Fase-1 Keberangkatan tercatat sebesar 97%, sementara OTP Fase-2 Kepulangan tercatat sebesar 91%. Perbaikan OTP ini dimungkinkan oleh digunakannya Dedicated Gate di East Terminal bandara King Abdulaziz, Jeddah, Saudi Arabia pada saat pemulangan jamaah haji ke Indonesia.

Kegiatan operasional penerbangan haji 1434H/2013M, untuk fase-1 dilaksanakan pada tanggal 10 September hingga 9 Oktober 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan Penerbangan ke Madinah berlangsung tanggal 10 hingga 24 September 2013), sedangkan Fase-2 dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober hingga 19 November 2013 (khusus Embarkasi Jakarta dan Medan, penerbangan dari Madinah menuju tanah air tanggal 4 hingga 19 November 2013).

Pada tahun 2013, Garuda Indonesia menerbangkan 89.946 jemaah haji yang tergabung dalam 234 kelompok terbang (kloter) dari 10 embarkasi, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebagai akibat dari penurunan kuota jamaah haji sebanyak 20% yang diberlakukan kepada setiap negara oleh pemerintah Saudi Arabia karena Masjidil Haram sedang diperluas.

Dalam penerbangan haji tahun ini Garuda Indonesia mengoperasikan 12 pesawat yang terdiri dari 9 pesawat Airbus A330, 2 pesawat Boeing 747-400 dan 1 pesawat Boeing 777-300ER. Pesawat tersebut rata-rata berusia muda dan bahkan ada pesawat yang diproduksi tahun 2011.

Di tahun 2014 perusahaan akan menurunkan jumlah maximum incident yang dapat diterima per 1.000 departures, meningkatkan jumlah minimum Operational Hazard Report per tahun dan menyelesaikan IOSA Certification Audit di bulan April 2014. Pada Corporate Safety Committee telah ditetapkan bahwa target maksimal incident rate tahun 2014 adalah sebesar 0,72 per 1.000 departures dan target minimal penerimaan Operational Hazard Report (OHR) adalah sebanyak 1.320 laporan.

Kesehatan dan keselamatan terhadap penumpang Keselamatan dan kesehatan penumpang, awak pesawat, serta kelayakan pesawat dapat terjaga dengan baik bila keseluruhan operasi penerbangannya berlangsung sesuai peraturan dan standarisasi yang ada. Semua itu dilakukan agar operasi penerbangan dapat berjalan dengan aman, nyaman dan efisien.

Standarisasi ini didokumentasikan dalam bentuk Operation Manuals, dengan sumber yang menjadi acuan dalam penetapan standar mengacu kepada ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

• Annexes (ketentuan-ketentuan yang berasal dari ICAO),

• CASR (Civil Aviation Safety Regulation) merupakan ketentuan dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dari Kementrian Perhubungan.

• IOSA (praktek terbaik industri penerbangan yang direkomendasikan)

• Kebijakan Internal

Peran Flight Attendant menjaga Keselamatan Penumpang

Kegiatan yang mencerminkan seorang Flight Attendant tetap menjaga keselamatan penerbangan, antara lain;

• Initial Flight Attendant dinyatakan qualified jika telah menyelesaikan ground safety training yang dilanjutkan pada tahapan flight training serta mereka telah lulus medical examination.

• Setiap kurun waktu 12 bulan, mereka mendapatkan recurrent safety training untuk menguji ulang kemampuan mereka pada aspek safety, termasuk melakukan penyelamatan penumpang pada saat terjadi keadaan darurat. Bagi mereka yang belum lulus dalam recurrent training harus menyelesaikan specific training yang disebut Requalification Training.

Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan

Sebagai bagian dari pelayanan Garuda kepada para jamaah, khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi (bahasa), mengingat sebagian jemaah haji hanya mampu berbahasa daerah, maka perusahaan telah menugaskan 492 orang awak kabin haji, yang mayoritas di antaranya adalah putera/puteri daerah yang berasal dari daerah-daerah embarkasi.

Dalam dokumen Connecting Diversity. Laporan Tahunan 2013 (Halaman 77-80)