Indicator (KPI) Perseroan
Kerangka Penerapan GCG
Garuda Indonesia senantiasa berkomitmen penuh untuk selalu melaksanakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) dalam kegiatan usahanya serta selalu berupaya untuk terus meningkatkan dengan melakukan berbagai usaha perbaikan dalam penerapan Good Corporate Governance, guna mewujudkan perusahaan yang dapat dipercaya dari para pemangku kepentingan, berkinerja unggul dan dapat tumbuh secara berkesinambungan.
Penerapan Good Corporate Governance Garuda Indonesia mengacu dan berpedoman kepada Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 perihal Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara, Pedoman Umum Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006.
Sebagai wujud implementasi Good Corporate Governance, Garuda Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan Pedoman Kebijakan Perusahaan, yang merupakan pedoman kebijakan pelaksanaan tata kelola perusahaan;
Board Manual, yang merupakan pedoman bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya; Etika Kerja & Etika Bisnis, yang
Laporan Keuangan Konsolidasi Data Perusahaan
dalam melaksanakan kegiatan usaha perusahaan dengan pihak pemangku kepentingan. Garuda Indonesia juga telah menetapkan dan memperbaharui secara terus menerus prosedur-prosedur operasional dan manual-manual teknis pada seluruh lini organisasi sehingga setiap fungsi organisasi dalam melaksanakan tugasnya berpedoman dan tunduk kepada aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.
Tahapan Good Corporate Governance
Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, Garuda Indonesia menetapkan 3 (tiga) tahapan dalam penerapan Good Corporate Governance.
Pada tahap “Good Garuda Governance” antara tahun 2005 hingga 2008, Garuda Indonesia memfokuskan diri pada upaya pemenuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan. Pada tahap “Good Governed Garuda”, antara tahun 2009 hingga 2010, Garuda Indonesia melakukan proses internalisasi tata nilai budaya kerja baru yang disingkat “Fly-Hi” (eFficient & effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness and Integrity). Selanjutnya pada tahap “Good Garuda Citizen”, antara tahun 2011-2013, Garuda Indonesia berusaha mewujudkan praktik bisnis yang bersih, beretika dan bermartabat di semua lapisan manajemen dan pegawai Perusahaan.
Pada tahun 2011, sejalan dengan rencana ”QuantumLeap”, Garuda Indonesia meluncurkan buku pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja Garuda Indonesia yang mengatur mengenai apa yang patut dan tidak patut untuk dilakukan oleh setiap pegawai Garuda Indonesia dalam relasinya dengan semua Pemangku Kepentingan baik dengan pelanggan, pegawai, vendor, agen, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya. Peluncuran buku yang telah dilengkapi dengan panduan Whistleblowing System ini diharapkan dapat membentuk mindset dan perilaku bersih disetiap Insan Garuda Indonesia dalam jangka panjang.
Tahap “Good Garuda Citizen” memiliki sasaran untuk membangun budaya GCG melalui pendekatan pada 3 (tiga) aspek penting yaitu “Leadership, Systems & Members”.
Terkait aspek Leadership telah dilakukan workshop berkaitan dengan fungsi dan peran para leader sebagai
‘role model’ dalam membangun budaya GCG. Komitmen Dewan Komisaris dan Direksi terhadap penerapan GCG di Garuda Indonesia juga ditunjukkan dengan pelaksanakan assessment GCG secara konsisten dan melakukan tindak lanjut atas rekomendasi hasil assessment.
Tata Kelola Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan
Terkait aspek System, Garuda Indonesia memastikan bahwa setiap individu memahami peran, tugas, ukuran kinerja serta target yang harus dicapai.Untuk itu Perusahaan merancang suatu model sistem manajemen kinerja yang terstruktur dan sistematis. Sistem ini memuat kontrak manajemen antara Direksi dan Dewan Komisaris yang memuat Indikator Kinerja Utama (Key Performace Indicators) dan target-target perusahaan yang harus dicapai, kemudian dijabarkan menjadi KPI dan target unit kerja hingga target individu setiap pegawai.
Terkait aspek Members, Garuda Indonesia merancang program pelatihan dengan mengintegrasikan konsep dan prinsip-prinsip GCG dalam silabus program pelatihan.
Perusahaan melakukan program komunikasi internal melalui berbagai saluran media perusahaan atau intranet dengan memuat artikel-artikel berkenaan dengan GCG baik konsep maupun implementasinya di Perusahaan.
Tahapan penerapan Good Corporate Governance selanjutnya yaitu tahap Garuda Group Governance, antara tahun 2014 hingga 2015, yang mana Garuda Indonesia akan menerapkan dan membentuk perangkat Good Corporate Governance pada anak perusahaannya. Sehingga diharapkan Garuda Indonesia beserta anak perusahaannya secara group berkomitmen dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Struktur tata kelola perusahaan Garuda Indonesia secara garis besar tunduk dan sesuai pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.
Masing-masing organ perusahaan tersebut mempunyai hak dan kewajiban serta peran dalam penerapan Good Corporate Governance sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Garuda Indonesia dan/atau diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. RUPS merupakan organ perusahaan tertinggi yang merupakan wadah bagi para pemegang saham perusahaan dalam mengambil keputusan penting dan material berkaitan dengan perusahaan dan melaksanakan haknya, dengan tetap memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan perundang-undangan yang berlaku. RUPS tidak dapat
melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan kewenangan dari Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi atas kebijakan pengurusan perusahaan, termasuk memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan Good Corporate Governance.
Penerapan Asas Good Corporate Governance Dalam menjalankan praktik bisnisnya, Perusahaan mengutamakan kelangsungan hidup Perusahaan dan kepentingan stakeholders. Perusahaan juga mengutamakan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai BUMN dan perusahaan terbuka, Perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk tumbuh, berkembang dan berkelanjutan. Penerapan GCG pada Perusahaan bertujuan untuk:
a. Mengoptimalkan nilai Perusahaan agar Perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional, sehingga mampu mempertahankan keberadaannya dan hidup berkelanjutan untuk mencapai maksud dan tujuan Perusahaan;
b. Mendorong pengelolaan Perusahaan secara profesional, efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perusahaan;
c. Mendorong agar organ Perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN;
d. Meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional; dan
e. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional.
Perusahaan harus senantiasa memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan, yaitu:
a. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, Perusahaan menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Namun demikian prinsip keterbukaan yang dianut oleh Perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan berupaya untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar melalui
pengelolaan yang benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan Perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. Perusahaan memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran Perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha Perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
c. Tanggung Jawab (Responsibility)
Organ Perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi) mematuhi peraturan, perundang-undangan, Anggaran Dasar dan peraturan Perusahaan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan, sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
d. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas tata kelola perusahaan yang baik, Perusahaan dikelola secara independen sehingga masing-masing organ Perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Masing-masing organ Perusahaan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
e. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
Pelaksanaan GCG Tahun 2013
Tahun 2013 merupakan tahun terakhir dalam tahapan
“Good Garuda Citizen”, guna mewujudkan perusahaan yang beretika dan bertanggung jawab dengan membangun budaya Good Corporate Governance. Pada tahun 2013 ini Garuda Indonesia menetapkan hasil penilaian praktik penerapan GCG sebagai salah satu Key Performance Indicator (KPI) perusahaan.
Proses Penilaian Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris 1. Prosedur penetapan remunerasi
Pada setiap akhir tahun dan awal tahun buku, Direksi membuat dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang dilengkapi dengan Ukuran Kinerja Utama (Key Performance Indicators/KPI) dan target yang harus dicapai.
RKAP, KPI dan target perusahaan, disahkan dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan.
Dewan Komisaris melakukan penilaian atas kinerja manajemen berdasarkan pencapaian KPI dan target serta berdasarkan indikator yang digunakan oleh Dewan Komisaris. Hasil penilaian Dewan Komisaris atas kinerja manajemen selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk membuat usulan pemberian remunerasi dan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris kepada Kementerian BUMN, selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
Key Performance Indicator (KPI)
Komitmen Direksi dalam mencapai Key Performance Indicator (KPI) tahun 2013 dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 29 Januari 2013.
Tata Kelola Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan