K
abupaten Penajam Paser Utara merupakan salah satu Kabupaten di wilayah Kalimantan Timur yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Paser, sesuai UU No. 7 & tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara. Memiliki lahan budidaya atau marikultur yang tersedia di wilayah ini, ter-bentang dari perairan Pesisir Teluk Balikpapan hingga Babulu Laut, dengan panjang garis pantai 83,7 km. Diperkirakan luas lahan potensial untuk marikultur rumput laut mencapai 4,185 ha. (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, 2014)Kecamatan Waru merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan luas wilayah 5.53,88 km2. Kecamatan ini terdiri dari tiga Desa yaitu: Desa Api – Api, Desa Sesulu, dan Desa Bangun Muliya. Desa Api–Api mempunyai luas wila-yah 6.491 ha dengan jumlah penduduk 2.055 jiwa yang tersebar pada delapan RT. Masyarakat yang bekerja di bidang budidaya rumput untuk saat ini berjumlah 20 orang dan sebagian besar bermukim di RT 3 karena wilayahnya berada langsung di bibir pan-tai. Usaha budidaya rumput laut saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat di Desa Api - Api. (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, 2017)
Desa Api –Api merupakan desa di kecamatan Waru yang memiliki potensi budi-daya rumput laut yang sudah banyak di kenal masyarakat di pesisir pantai Kabupaten Penajam Paser Uatara. Namun seiring berjalannya waktu, budidaya rumput laut di de-sa Api – Api menjadi pasif. Hal demikian di karenakan pembudidaya tidak de-sanggup ber-tahan dengan harga yang sangat murah dan tidak sesuai dengan modal awal budidaya rumput laut. Ini membuat para pembudidaya mengambil keputusan untuk pasif mem-budidayakan rumput laut dalam waktu yang lama.
Peranan media informasi dalam perikanan menjadi sangat penting. Media infor-masi merupakan sumber bagi terciptanya pemahaman, terbukanya wawasan, dan dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang efekif dan efisien Kebutuhan informasi yang di perlukan bagi para pembudidaya rumput laut yang ada di desa Api – Api kecamatan Waru yaitu informasi mengenai usaha pemasaran. Maka Peneliti ingin melihat hubungan media informasi yang ada pada masayarakat peran sebagai penyedia informasi dalam melakukan pemasaran hasil budidaya rumput laut.
Media Interpersonal yang di Akses oleh Pembudidaya Rumput Laut
Sumber informasi media interpersonal yang digunakan Pembudidaya Rumput Laut adalah sesama Pembudidaya Rumput Laut, Penyuluhan, dan kelompok. Hampir keseluruhan Pembudidaya Rumput Laut di Desa Api- Api pernah mengakses sumber informasi melalui media interpersonal, yaitu dengan berkomunikasi antar sesama Pembudidaya Rumput Laut. Secara rinci persentase jumlah Pembudidaya Rumput Laut yang mengakses sumber informasi melalui media informasi dapat di lihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Presentase jumlah Pembudidaya Rumput Laut yang mengakses media inter-personal.
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Media Cetak yang di Akses oleh Pembudidaya Rumput Laut
Sumber informasi media cetak dimanfaatkan pmbudidaya di antaranya adalah surat kabar, majalah, dan leaflet. Sebanyak 60% Pembudidaya Rumput Laut tidak pernah mengakses informasi dengan memanfaatkan media cetak dan hanya 40 % yang tidak pernah mencari informasi dengan memanfaatkan media cetak ( Tabel 10). Secara rinci presentase jumlah Pembudidaya Rumpput Laut yang mengakses infor-masi melalui media cetak dapat dilihat pada Tabel 10.
Jenis sumber informasi Jumlah pembudidaya (jiwa)
Presentase (%)
Media Interpersonal
Sesama pembudidaya rumput laut Pembudidaya rumput laut dan penyuluh
Pembudidaya rumput laut dan ke-lompok 10 3 7 50 15 35 Jumlah 20 100
Tabel 10. Presentase jumlah Pembudidaya Rumput Laut yang mengakses media cetak
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Media Elektronik yang di Akses oleh Pembudidaya Rumput Laut
Sumber informasi melalui media elektronik yang di gunakan Pembudidaya Rumput Laut untuk memperoleh informasi mengenai usaha pemasran Rumput Laut yaitu Televisi dan Handphone. Sebanyak 50% Pembudidaya Rumput Laut tidak mengakses sumber informasi mengenai usaha pemasaran Rumput Laut melalui media televisi dan handphone. Secara rinci presentase jumlah Pembudidaya Rumput Laut yang mengakses sumber informasi melalui media elektronik dapat dilihat pada Tabel. 11.
Tabel 11. Presentase jumlah Pembudidaya Rumput Laut yang mengakses media el-ektronik
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Hubungan Media Informasi Terhadap Usaha Pemasaran Rumput Laut di Desa Api- Api
1. Hubungan Antara Media Interpersonal Terhadap Bauran Pemasaran Rumput Laut Uji analisis korelasi Rank Spearman yang diolah kedalam data pada lampiran dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows pada penelitian ini menunjukan hasil sebagai berikut:
Jenis media informasi Jumlah Pembudidaya Rumput Laut (jiwa)
Presentase (%) Media Cetak Majalah Leaflet Surat Kabar Tidak pernah 0 3 4 11 0 10 20 10 Jumlah 20 100
Jenis sumber informasi Jumlah Pembudidaya Rumput Laut (jiwa)
Presentase (%) Media elektronik Televisi Handphone Tidak pernah 6 11 3 30 55 15 Jumlah 20 100
Tabel 12. Hasil Korelasi Antara media Interpersonal dengan indikator pemasaran
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan nilai signifikasi dari uji korelasi Rank Spearman indikator produk (0,311), harga (0,670), lokasi (0,597) > 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan anta-ra bauanta-ran pemasaanta-ran rumput laut dengan media informasi, sedangkan promosi (0,023) < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara bauran pemasaran rumput laut dengan media informasi.
2. Hubungan antara Media Cetak Terhadap Bauran Pemasaran Rumput Laut
Uji analisis korelasi Rank Spearman yang diolah kedalam data pada lampiran dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows pada penelitian ini menunjukan hasil sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Korelasi Antara media cetak dengan indikator pemasaran
Sumber: Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan nilai signifikasi dari uji korelasi Rank Spearman indikator produk (0,375), harga (0,316), promosi (0,375) > 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan antara bauran pemasaran rumput laut dengan media informasi, sedangkan lokasi (0,041) < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara bauran pemasaran rumput laut dengan media informasi.
Indikator Signifi-kasi
Koefisien
Korelasi Ket
Produk 0,311 - 0,238 Tidak ada hubungan Harga 0,670 -0,102 Tidak ada hubungan Lokasi 0,597 -0,126 Tidak ada hubungan Promosi 0,023 0,507* ada hubungan
Indi-kator Signifikasi
Koefisien
Korelasi Ket
Produk 0,375 - 0,210 Tidak ada hubungan Harga 0,316 - 0,236 Tidak ada hubungan Lokasi 0,041 - 0,460 Ada hubungan Promosi 0,375 0,210 Tidak ada hubungan
3. Hubungan antara Media Elektronik dengan Bauran Pemasaran Rumput Laut Uji analisis korelasi Rank Spearman yang diolah kedalam data pada lampiran dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows pada penelitian ini menunjukan hasil sebagai berikut:
Tabel 14. Hasil Korelasi Antara media elektronik dengan indikator pemasaran
Sumber: Data Primer yang diolah 2018
Berdasarkan nilai signifikasi dari uji korelasi Rank Spearman indikator produk (0,402), harga (0,340), lokasi (0,366), promosi (0,439) > 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan antara bauran pemasaran rumput laut dengan media informasi. Kesimpulan
1. Media informasi yang digunakan pembudidaya rumput laut dalam memperoleh in-formasi pemasaran yaitu:
1) Media interpersonal yang paling banyak digunakan masysrakat pembudidaya dalam mengakses informasi adalah dengan sesama pembudidaya rumput laut sebesar 50%. Sedangkan pembudidaya rumput laut dengan penyuluh hanya sebesar 15% dan merupakan yang paling kecil.
2) Media cetak yang paling sering di gunakan oleh masyarakat pembudidaya yaitu surat kabar sebesar 20%. Sedangkan kebanyak masyarakat pembudidaya tidak pernah mengakses informasi melalui media cetak
3) Media elektronik yaitu handphone yang paling banyak digunakan oleh para pembudidaya dalam memperoleh informasi mengenai pemasaran rumput laut sebesar 55%.
2. Ada tiga saluran dalam memasarkan rumput laut dari pembudidaya ke konsumen tingkat nol, tingkat satu, dan tingkat dua.
3. Margin pemasaran di tingkat pengumpul sebesar Rp 4.000,-/kg sedangkan di tingkat pengecer sebesar Rp 9.000,-/kg
4. Efisiensi pemasaran yang di peroleh sebesar 47,05% yang berada di bawah 50%. Tujuan untuk memperoleh keuntungan tanpa merasa di rugikan satu sama lain tidak
Indikator Signifi-kasi
Koefisien
korelasi Ket
Produk 0,402 0,198 Tidak ada hubungan
Harga 0,340 0,225 Tidak ada hubungan
Lokasi 0,366 -0,214 Tidak ada hubungan Promosi 0,439 -0,183 Tidak ada hubungan
tercapai, yaitu harga di level penjual dan pemebeli tidak efisien.
5. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows hasil hub-ungan media informasi dengan bauran pemasaran rumput laut adalah sebagai berikut : 1) Media interpersonal dengan bauran pemasaran rumput laut di Desa Api –Api berdasarkan uji korelasi Rank Spearman dengan beberapa indikator bauran pemasaran, yaitu:
2) Produk, harga, dan lokasi dengan media interpersonal tidak terdapat hubungan. 3) Promosi dengan media interpersonal terdapat hubungan
4) Media cetak dengan bauran pemasaran rumput laut di Desa Api –Api berdasar-kan uji korelasi Rank Spearman dengan beberapa indikator bauran pemasaran, yaitu:
5) Produk, harga, dan promosi dengan media interpersonal tidak terdapat hub-ungan.
6) Lokasi dengan media interpersonal terdapat hubungan
7) Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman tidak terdapat hubungan antara media cetak dengan indikator bauran pemasaran di Desa Api-Api.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A.K. 1972. Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Jonathan Sarwono & Ely Suhayati. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Edisi Pertama. Bandung: Graha Ilmu
Nurcholis, M. 2016. Skripsi. Studi Stratifikai Sosial Masyarakat Pembudidaya Rumput Laut (Seaweeds) di Kelurahan Api-Api Kecamatan Waru PPU. Skripsi. Program Studi Agribisnis Perikana Fakultas Perikanan Universitas Mulawarman, Samarinda. (Tidak di Publikasi)
Soekartawi. 1987. Prinsip Dasar Pertanian Teori dan Aplikasinya.CV Rajawali,Jakarta. Soekartawi, A 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.