• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Kewenangan Pengurusan Di Bidang Pariwisata

NO PERDA MATERI MUATAN UU KEPARIWISATAAN ANALISIS 1 Perda Propins

2. Pelaksanaan Kewenangan Pengurusan Di Bidang Pariwisata

Pemerintah daerah dimaksud dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.

Sebagaimana ditentukan Pasal 18 ayat (5) dan kemudian ditegaskan lagi dalam Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan yang Pelaksanaan Otonomi Daerah dalam Penyelenggaraan Pariwisata di Bali

menjadi urusan Pemerintah, menurut Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, meliputi:

a. Politik luar negeri b. Pertahanan c. Keamanan

d. Peradilan atau Yustisi e. Moneter dan fi scal nasional

f. Agama

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang tersebut diatas, pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil pemerintah yang ada di daerah atau dapat menugaskan atau memberi penugasan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa untuk melaksanakannya. Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di luar urusan pemerintahan tersebut, pemerintah pusat dapat:

(i) Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;

(ii) Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada gubernur selaku wakil pemerintah; atau

(iii) Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/ atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kreteria tersebut, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah. Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

Urusan-urusan yang ditentukan bersifat wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi meliputi:

(1) Perencanaan dan pengendalian pembangunan;

(2) Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang;

(3) Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; (4) Penyediaan sarana dan prasarana umum;

(5) Penanganan bidang kesehatan;

(6) Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial; (7) Penanggulangan masalah social lintas kabupaten/kota;

(8) Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota;

(9) Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas kabupaten/ kota;

(10) Pengendalian lingkungan hidup;

(11) Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota; (12) Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;

(13) Pelayanan administrasi umum pemerintahan;

(14) Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota;

kota;

(16) Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Urusan pemerintah provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan-urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan memang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. Pelaksanaan ketentuan dimaksud diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Di Provinsi Bali mulai tahun 2010 segala bentuk perizinan dikeluarkan oleh UPT Perizinan Provinsi Bali, menurut bapak I Wayan Wirya Kasi Bidang Pembangunan, UPT Prizinan Provinsi Bali mengeluarkan izin di bidang Pariwisata sejak tahun 2010, izin tidak lagi ditangani oleh Dinas Pariwisata. Selama 1 (satu) tahun dari tahun 2009-2010 sudah dikeluarkan 276 izin. Ada 230 izin yang penerbitannya setelah dianalisis telah sesuai dengan Perda Propinsi Tingkat I Bali No. 8 Tahun 1999 tentang Pembinaan Usaha Pariwisata di Kawasan Pariwisata di Propinsi Daerah Tingkat I Bali dan ada 46 izin yang setelah dianalisis telah sesuai dengan Perda Propinsi Bali No. 7 Tahun 2007 tentang Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta. Oleh karena itu pelaksanaan kewenangan pengurusan di bidang Pariwisata oleh Provinsi Bali telah sesuai dengan pelimpahan kewenangan untuk membentuk izin.

Pemerintah dilarang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat detournement de pouvoir ( melakukan sesuatu di luar tujuan kewenangan yang diberikan) atau Onrechtmatig Overheidaad ( perbuatan melawan hukum oleh penguasa) .sebab setiap perbuatan pemerintah yang merugikan warganya karena detourment de pouvoir atau Onrechtmatig Overheidaad

dapat dituntut di muka hakim baik melalui peradilan administrasi negara maupun melalui peradilan Menurut Prof Koentjoro Purbopranoto6 ada 13 azas-azas umum pemeintahan yang

baik antara lain ;1)Azas kepastian,2) Azas keseimbangan,3) Azas kesamaan,4) Azas bertindak cermat,5) Azas motivasi,6) Azas jangan mencampuradukkan kewenangan,7) Azas Fair Play,8) Azas keadilan atau kewajaran,9) Azas menanggapi penghargaan yang wajar,10) Azas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal ,11) Azas perlindungan atas perlindungan hidup,12) Azas kebijaksanaan,13) Azas penyelenggaraan kepentingan hukum. Dalam UU No 28 Tahun 1999 tentang penyelenggraaan Negara yang bersih dan bebas dari KKN dalam Bab III Pasal 3 menyebutkan Asas-Asas Umum Penyelenggraan Negara meliputi ;

1. Azas kepastian hukum;

2. Azas tertib penyelenggaraan Negara; 3. Azas kepentingan umum;

4. Azas keterbukaan ; 5. Azas proporsionalitas ; 6. Azas profesionalitas; 7. Azas akuntabilitas.

Dalam pejelasan Pasal 3 dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan masing-masing asas-asas tersebut. Sehingga dilihat dari asas-asas umum pemerintahan yang baik, pemerintah daerah provinsi dalam menerbitkan izin-izin dibidang kepariwisataan tetap berpedoman pada asas-asas tersebut.

6 Lutfi Effendi,2004,Pokok-Pokok Hukum Administrasi,Bayu Media Publishing Malang Jatim,hal 85-86

III. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik beberapa simpulan yaitu sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah Provinsi Bali melaksanakan kewenangan pengaturan di bidang pariwisata dengan mengeluarkan beberapa Peraturan Daerah di bidang Kepariwisataan. Untuk menganalisa kewenangan pengaturan digunakan metode RIA, merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk menilai secara sistematis pengaruh negatif dan positif peraturan yang sedang diusulkan ataupun yang sedang berjalan. Tujuan dari RIA adalah terciptanya good regulatory governance, tata kelola pemerintahan yang mengembangkan perumusan peraturan yang efektif, berorientasi pasar, melindungi lingkungan dan kehidupan sosial. Dari beberapa Peraturan Daerah di bidang Kepariwisataan, sudah dapat memenuhi kriteria untuk perumusan suatu kebijakan publik karena sudah memenuhi isi dari metode RIA yaitu terdapat identifi kasi masalah, tujuan, alternatif tindakan, alternatif

biaya, pemilihan tindakan, strategi implementasi, dan semua tahap telah melalui dengan konsultasi publik.

2. Pelaksanakan kewenangan pengurusan bidang kepariwisatan di Provinsi Bali mulai tahun 2010, dimana segala bentuk perizinan dikeluarkan oleh UPT Perizinan Provinsi Bali. Sedangkan sebelumnya pada tahun 2009, segala jenis ijin di bidang kepariwisataan dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Selama 1 (satu) tahun dari tahun 2009-2010 sudah dikeluarkan 276 ijin. Semua jenis ijin tersebut setelah dianalisis, pembentukannya telah berdasarkan pelimpahan kewenangan / pendelegasian kewenangan untuk membentuk izin dari Peraturan Daerah di Bidang Kepariwisataan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik .

Ada satu hal yang perlu disarankan yaitu dalam pelaksanaan kewenangan pengaturan dan pengurusan dibidang kepariwisataan di Provinsi Bali selain mendasarkan pada aspek kewenangan pembentukan, asas-asas umum pemerintahan yang baik, kerangka formal, konsultasi publik tetap juga harus memperhatikan aspek kearifan lokal Bali

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Fakultas Hukum UNUD, 2009, Pedoman pendidikan Fakultas Hukum Universitas Udayana,

Fakultas Hukum UNUD, Denpasar.

Hadikusuma, Hilman, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung.

Lutfi Effendi, 2004, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Bayu Media Publishing Malang,

Jatim.

Koesoemahatmadja,RDH., 1979, Pengantar Ke Arah Sistem Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Binacipta, Bandung.

Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji,2001,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,Jakarta,PT.Raja Grafi ndo Persada.

Sjachran Basah, 1986, Tigatulisan tentang Hukum, Armico, Bandung. MAKALAH /THESIS

Ida Nurseppy, Paryadi, dan David Ray, 2002, Buku Pedoman Kaji Ulang Peraturan Indonesia,

Makalah Seminar, Nusa Dua.

Marhaendra Wija Atmaja, Gede, 1995, “ Ruang Lingkup MateriMuatan Peraturan Daerah Tingkat II ( Kasus Kabupaten Daerah Tingkat Badung dan Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar )”, Thesis, ProgramPasca Sarjana Universitas Padjajaran, Bandung.

Marhendra Wija Atmaja, 2009, “Analisis Dampak Regulasi: Metode Untuk Pembuatan Kebijakan Publik dan Peraturan Perundang-undangan yangBaik”,Makalah, Hukum dan Kebijakan Publik dan Perancangan Peraturan Perundang-undangan, Fakultas Hukum UNUD.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

UU No 28 Tahun 1999 tentang penyelenggraaan Negara yang bersih dan bebas dari KKN Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389).

Undang-Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undangundang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966).

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).

Perda Propinsi Tingkat I Bali No. 8 Tahun 1999 tentang Pembinaan Usaha Pariwisata di Kawasan Pariwisata di Propinsi Daerah Tingkat I Bali

Perda Propinsi Bali Nomor 7 Tahun 2007 tentang Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta Pelaksanaan Otonomi Daerah dalam Penyelenggaraan Pariwisata di Bali