• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan kunjungan wisatawan asing dan tingkat kejahatan narkotika di Bali.

DAFTAR BACAAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan kunjungan wisatawan asing dan tingkat kejahatan narkotika di Bali.

1.1 Tingkat perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara / asing ke Bali

Perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali menunjukkan tiap tahunnya mengalami konjungtur naik turun, bahkan sejak terjadinya peristiwa Bom Bali tahun 2008 jumlah wisatawan asing yang langsung ke Bali meningkat sejumlah 300.038. Ini berarti dampak kunjnungan tidak berpengaruh kemungkinan besar faktor ekonomi yang sangat drastis mengalami penurunan. Yang menjadi kunjungan primadona ketika itu terjadi di tahun 2009 (2.385.122 orang) jika dibandingkan dengan kunjungan selama lima tahun terakhir, dapat dikatakan terjadi peningkatan. Untuk data tahun 2010 belum dapat dituangkan dalam Buku Bali Dalam Angka karena masih sedang dalam proses pembuatan. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali menunjukkan tahun 2009 yang paling menonjol disusul tahun 2008, ketiga tahun 2007 keempat

tahun 2005 dan paling sedikit ketika itu kunjungannya pada tahun 2006. Total keseluruhan kunjungan selama kurun waktu wisatawan manca negara yang langsung berkunjung ke Bali berjumlah 8.790.258 orang.

Jika diperhatikan wisatawan – selain domestic – negara / kebangsaan yang berkunjung ke pulau Dewata sesuai dengan table di bawah ini menunjukkan:

Tabel 2 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT

KEBANGSAAN YANG BERKUNJUNG KE BALI TAHUN 2005 - 2009

NO KEBANGSAAN T A H U N JUMLAH 2005 2006 2007 2008 2009 1 ASEAN 119.233 129.539 168.160 250.837 229.168 896.937 2 ASIA(tanpa ASEAN) 557.673 562.318 760.371 820.903 853.347 3.554.612 3 AMERIKA 75.743 68.769 84.449 100.421 109.155 438.537 4 EROPA 361.141 350.340 425.583 523.224 594.282 2.254.570 5 OSEANIA 268.273 145.580 219.700 329.966 470.678 1.434.197 6 AFRIKA 6.921 5.991 10.268 11.887 12.587 47.654

*) Sumber : Bali Dalam Angka 2010

Data di atas menunjukkan negara Asia (tanpa Asean) sebagai penyumbang wisatawan terbesar selama kurun waktu lima tahun terakhir sejak tahun 2005 - 2009, yakni berjumlah 3.554.612 jiwa, di susul negara Eropa sebanyak 2.254.570 jiwa, dan negara Oseania (Australia, New Zealand, dan Oseanaia lainnya) berjumah 1.434.197 sebagai urutan ketiga. Negara keempat adalah ASEAN sejumlah 896.937 jiwa, sedang yang terakhir adalah negara Afrika dengan kunjunan wisatawannya 47.654 jiwa. Kunjungan turis mancanegara juga tidak hanya karena kunjungan tourism murni tetapi juga berbagai dalih. Misalnya berbagai cara dilakukan antara lain pemasokan narkotika dan psikotropika ke Bali melalui jalur udara/airport, terorisme dalam peristiwa bom Bali Oktober 2002, pencucian uang, perdagangan anak dan perempuan, dan sebagainya. Kejahatan-kejahatan seperti itu tidak saja dilakukan oleh orang Indonesia tetapi juga melibatkan orang asing. Dan ini sangat berdampak pada perkembangan pariwisata budaya di Bali

1.2 Perkembangan kejahatan narkotika di Bali

Laporan tahunan Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan kasus narkoba periode tahun 2001 – 2005 meningkat rata-rata 36,9%. dari 3.617 kasus di tahun 2001 menjadi 14.514 pada tahun 2005. Jumlah tersangkanyapun melonjak 36,8% dari 4.924 orang di tahun 2001 menjadi 20.023 orang di tahun 2005. Jumlah kasus narkoba yang diungkap pada tahun 2007 sebenayak 17.757 kasus, terdri atas 8.888 kasus Narkotika, 7.433 kasus Psikotropika, dan 1.436 kasus bahan adiktif lainnya. Adapun kasus tersangka narkotba yang ditangkap tahun 2007 sebanyak 29.800 orang terdiri dari dari atas 29.747 WNI dan 53 orang WNA. Data tersebut memberikan gambnaran di lapangan, bahwa kasus narkotika dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan jumlah kasus narkotika ini pada akhirnya seiring dengan peningkatan penghuni penjara. Pada tahun 2006, penghuni penjara mencpai 116.000 orang(kapasitas 17 orang). Pada Januari 2007, penghuni lembaga pemayarakatan sudah naik menjadi 118.453 orang. Dari jumlah itu, sekitar 30 persen atau 23.200 napi merupakan pemakai/ pecandu narkoba.(Arsetyanita Puspitasari, 2009: http.//www.prakarsa-rakyat.org. 14 Jul 2010).

Sejalan dengan hal di atas maka di Bali sesuai penelitian yang diperoleh di Lembaga Pemasyarakatan menunjukkan data sebagai berikut :

Tabel 3 PELAKU WARGA NEGARA INDONESIA TENTANG KEJAHATAN NARKOTIKA SELAMA TAHUN 2009 S/D JULI 2011

TAHUN NAPI PENYALAHGUNA NARKOTIKA

LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

2009 173 12 185

2010 163 24 187

2011 262 36 298

Jumlah 598 72 670

*) Sumber : Lembaga Pemasyarakatan Denpasar

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah pelaku kejahatan narkotika yang berasal dari warga negara Indonesia (WNI) sendiri selama kurun waktu tiga tahun hingga Juli 2011 menunjukkan angka 670 orang pelaku yang terdiri dari 598 orang laki-laki dan 72 orang perempuan. Terjadi pelonjakan yang sangat siginifi kan dari tahun 2010 ke tahun Juli 2011 mencapai 100% yakni

meingkat sebanyak 111 orang, dibandingkan dengan tahun sebelumnya peningkatannya hanya kurang dari 1% atau hanya 2 orang saja. Ini berarti secara periodisasi perkembangan kejahatan narktoika tetap saja sebagai primadona yang dilakukan sendiri oleh warga kita sendiri.

Table 4 PELAKU WNI TENTANG KEJAHATAN NARKOBA SESUAI KLASIFIKASINYA TAHUN 2009 s/d 2011

TAHUN KLASIFIKASI PELAKU/ NAPI PENYALAHGUNA NARKOTIKA

PENGEDAR PEMAKAI TOTAL

2009 19 166 185

2010 19 168 187

2011 30 268 298

Jumlah 68 602 670

*) Sumber: Lembaga Pemasyarakatan Denpasar

Klasifi kasi pelaku kejahatan narkotika hanya dibagi dua saja yakni antara pengedar dan

pemakai saja, karena dtanya diperoleh demikian. Dari jumlah penyalahguna narkotika ini selama kurun waktu tiga tahun hingga Juli 2011 menunjukkan angka 670 orang yang terdiri dari 602 orang sebagai pemakai dan 68 orang sebagai pengedar. Persoalan yang muncul adalah begitu tingginya angka pemakai narktoika yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Denpasar ditengarai para narapidana ini hanyalah ingin coba-coba, gengsi, ingin membuktikan dirinya, dan yang pasti para pemakai ini sebagian besar adalah frustasi, stress, dan lain sebagainya. Prosentasenyapun sama- sama mengalami peningkatan, bagi pengedar terjadi peningkatan 96%, dan sebagai pemakai terjadi peningkatan hingga 100 orang (100%).

Warga negara asing (WNA) yang berkunjung ke Bali tidak saja ingin menikmati betapa indahnya panorama Bali tetapi ada juga bermaksud yang berbeda, yakni selain menikmati Bali juga menikmati narkotika. Beberapa pengakuan WNA menyatakan bahwa karena di negaranya diperbolehkan namun dalam dosis yang kecil, tetapi ada juga yang sengaja menyelundupkannya dan bahkan menyimpannya, bahkan memiliki jaringan untuk mendapatkan barang haram tersebut.

Tabel 5 PELAKU WARGA NEGARA ASING TENTANG KEJAHATAN NARKOBA SELAMA TAHUN 2009 S/D 2011

TAHUN NAPI PENYALAHGUNA NARKOTIKA

LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

2009 12 2 14

2010 29 2 31

2011 29 6 35

Jumlah 70 10 80

*) Sumber: Lembaga Pemasyarakatan Denpasar

Para napi WNA selama tiga tahun ini menunjukkan 80 orang sebagai pengedar maupun sebagai pelaku, naum perkembangannya cukup konstan di dua tahun terakhir yakni 2010 hingga Juli 2011, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni tahun 2009 melonjak hingga 100%. Para WNA laki-laki yang paling banyak menggunakan narkotika (70 orang) dibandingkan dengan yang perempuan (10 orang).

Tabel 6 PELAKU WARGA NEGARA ASING TENTANG KEJAHATAN NARKOBA SESUAI KLASIFIKASINYA TAHUN 2009 s/d 2011

TAHUN KLASIFIKASI PELAKU NARKOBA

PENGEDAR PEMAKAI TOTAL

2009 10 4 14

2010 21 10 31

2011 25 10 35

Jumlah 56 24 80

*) Sumber: Lembaga Pemasyarakatan Denpasar

Jika diklasifi kasikan antara pelaku kejahatan narkotika selama kurun waktu tiga tahun

pengedar lebih banyak (56 orang) dibandingkan dengan pemakai (24 orang). Sehingga totalnya berjumlah 80 orang. Jika diperhatikan lagi bahwa sebagai pengedar lebih banyak disebabkan karena Bali sebagai daerah wisata pengedarannya dapat dilakukan antar sesama WNA, atau juga WNI yang “memerlukan” barang tersebut. Jumlah pengedar dengan pemakai bagi kalangan WNA lebih banyak sebagai pengedar (51%) dari jumlah 80 orang yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Denpasar.

Memperhatikan data kunjungan pariwisata bagi Warga Negara Asing / Manca negara ke Bali sesuai dengan Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke Bali dihubungkan dengan pelaku (baik sebagai pengedar maupun pemakai) di kalangan warga negara asing menunjukkan anggka yang sangat jauh sekali bahkan sepersekian mil, antara jumlah kunjungan wisatawan manca negara dengan pelaku kejahatan narkotika. Dari pemaparan data di atas dapat dikatakan bahwa antara kunjungan wisatawan mancanegara dengan tingkat kejahatan narkotika baik sebagai pelaku (pengedar maupun pemakai) tidak menunjukkan korelasi yang signifi kan.

Sesuai dengan kajian Spradley bahwa situasi sosial atau social situation yang dilakukan oleh wisawatan mancanegara dalam melakukan (terlibat) kejahatan narkotika disesuaikan dengan tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) di Bali. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor tempat, misalnya karena berkunjung ke Bali, beranggapan bahwa di negara asalnya memperbolehkan menggunakan narkotika dalam jumlah tertentu namun di Bali, Indonesia dilarang. Selain itu pangsa pasar peredaran narkotika di Indonesaia khususnya Bali hanyalah digunakan sebagai daerah transit antar negara seperti pengakuan beberapa pengedar narkotika,

hal ini jelas-jelas melanggar sesuai dengan Undang Undang Nomer 35 tahun 2009.

Di sisi pelaku, dari paparan data yang ada pelaku tidaklah demikian signifi kan bila dilihat

dari jumlah kunjungan yang ada. Seperti sering diungkap dalam adagium crime is eternal as eternal as society, di mana ada masyarakat disanalah ada kejahatan atau sebaliknya.

Situasi sosial lainnya yang ketiga adalah aktivitas (activity). Aktivitas para wisatawan mancanegara yang datang ke Bali berbagai ragam, ada karena bisnis, tour, akademik, dan lain-lain. Di tengah kesibukan aktivitas itulah terkadang tanpa disadari terjadi penyalahgunaan narkotika baik sebagai pengedar maupun sebagai pemakai.

Tabel 7. PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN NARKOTIKA TERHADAP WARGA NEGARA ASING, YANG MENONJOL S/D TAHUN 2011

PELAKU PENJATUHAN PIDANA TOTAL

5 – 10 TH 10 - 15 TH 15 - 20 TH SEUMUR

HIDUP M A T I

W N A 19 11 5 - - 35

* Sumber LP Denpasar

Tabel 8. PENJATUHAN PIDANA TERHADAP PELAKU KEJAHATAN NARKOTIKA TERHADAP WARGA NEGARA INDONESIA YANG MENONJOL S/D TAHUN 2011 PELAKU PENJATUHAN PIDANA TOTAL 5 – 10 TH 10 - 15 TH 15 - 20 TH SEUMUR HIDUP M A T I W N A 47 3 - - - 50 * Sumber LP Denpasar

Di lihat dari kualitas penjatuhan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika menunjukkan bahwa pelaku WNA dijatuhi pidana lebih berat daripada warga negara Indonesia. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari barang bukti berupa narkotika yang diselundupkan ke Indonesia. Terhadap WN Asing penjatuhan pidana nya lebih berat ada sekitar 5 kasus yang dijatuhi pidana selama 20 tahun, dan 11 kasus antara 10 – 15 tahun, sisanya 19 kasus antara 5 – 10 tahun. Total pelaku yang kejahatannya menonjol adalah 35 orang

Sedangkan pelaku warga negara Indonesia terbanyak dijatuhi pidana antara 5-10 tahun sebanyak 47 orang, dan 3 orang dijatuhi pidana 10-15 tahun. Total pelaku yang kejahatannya menonjol adalah 50 orang.

Dengan demikian bahwa secara kualitas penjatuhan pidana dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas narkotika yang diselundupkan ke Bali. Paparan di atas menunjukkan bahwa warga negara asing lebih menonjol secara kuantitas maupun kualitas kejahatan narkotkanya dibandingkan dengan warga negara Indonesia.

2. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan Narkotika Di Bali