• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam dokumen ISSN Volume.5 No.1 Maret - Mei 2016 (Halaman 37-41)

Tujuan pembangunan

kesehatan adalah masyarakat sehat secara mandiri dan berkeadilan yang di tandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam

lingkungan sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia yang dapat di ukur melalui indikator mortalitas, morbiditas dan status gizi. Indikator mortalitas mencakup angka kematian bayi, kematian balita, angka kematian ibu melahirkan, angka harapan hidup waktu lahir dan angka kematian ibu melahirkan (Depkes RI, 2009).

Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu di kembangkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, baik di rumah maupun di rumah sakit. Di rumah yaitu memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan, misalnya perawatan gawat darurat, perawatan pada penyakit menular yang harus di berikan penanganan khusus (isolasi), perawatan bedah, salah satunya pasien yang akan menjalani operasi sectio caesarea.

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka bagian tubuh yang akan di tangani. Sebelum di lakukan pembedahan ada beberapa hal yang penting yang harus di persiapkan yaitu pre operasi (persiapan fisik dan mental). Hal tersebut membantu

memperkecil resiko operasi karena hasil akhir suatu pembedahan sangat tergantung pada penelitian keadaan penderita dan persiapan pre operasi (Carpenito, 2009).

Menurut World Health

Organization (WHO), standar rata-rata persalinan dengan setio caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15%. Di rumah sakit pemerintah sekitar 25%, sementara di rumah sakit swasta sekitar 19%. Tahun 2009 angka kejadian sectio caesarea di Inggris sekitar 20% dan 29,1% sedangkan pada tahun 2010 di Kanada 22,5%. Permintaan sectio caesarea di negara berkembang melonjat pesat. Pada tahun 70an permintaan sectio caesarea 15%, kini

lebih dari 50% ibu hamil

menginginkan operasi sectio caesarea (NIA, 2011).

Angka persalinandengan sectio caesarea cukup tinggi di Indonesia menurut survey yang di lakukan oleh Prof. Dr. Gulardi dan Dr. A. Basalamah terdapat 64 rumah sakit di jakarta hasilnya 17.665 kelahiran yang di kutip dari majalah ayahbunda no 3/febuari 2007. Dari angka kelahiran tersebut sebanyak 35,7%-55,3% mealhirkan dengan tindakan sectio caesarea (Kasdu, 2009).

Berdasarkan data yang ada di

RSUPN Cipto Mangunkusumo,

Jakarta tahun 2008, menyebutkan bahwa dari jumlah persalinan sebanyak 507 per bulan 40% di antaranya merupakan sectio caesarea. Berdasarkan presentase sectio caesarea tersebut 13,7% di sebabkan oleh gawat janin, dan 2,4% oleh kareana ukuran janin terlalu besar sehingga tidak dapat melewati

panggul ibu, sisanya sekitar 13,9% sectio caesarea di lakukan tanpa pertimbangan medis (Sarmana, 2009).

Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, yang

mengalami kecemasan dalam

menghadapi persalinan sectio caesarea ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7%) (Depkes RI, 2009). Data profil kesehatan Lampung 113.976 ibu hamil yang mengalami

kecemasan dalam menghadapi

persalinan secara sectio caesarea 9.897 orang (8,68%). Sedangkan seluruh populasi di pulau Sumatera terdapat 679.765 ibu hamil yang

mengalami kecemasan dalam

menghadapi persalinan sectio caesarea 355.873 orang (53,2%) (Depkes RI, 2009).

Pembedahan merupakan

tindakan yang membuat orang mengalami kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap

bahwa pembedahan merupakan

pengalaman yang sangat

menakutkan, baik bagi orang

kesehatan sendiri maupun

masyarakat umum terutama jika pembedahan yang di lakukan termasuk dalam kategori segera di lakukan operasi. Reaksi cemas ini akan berlanjut bila pasien tidak pernah atau kurang mendapat informasi yang berhubungan dengan penyakit, termasuk tindakan yang di lakukan terhadap dirinya. Tindakan pembedahan merupakan ancaman aktual seseorang yang dapat mengakibatkan reaksi stres dan salah satu respon psikologi adalah kecemasan.

Kecemasan merupakan gejala klinik yangterlihat jelas pada pasien dengan penatalaksanaan medis.

Carpenito 2009 mengatakan 90% pasien pre operasi mengalami

kecemasan. Menghadapi

pembedahan menyebabkan seseorang bertanya dan sering takut tentang apa yang terjadi pada dirinya dan bagaimana pula akibatnya nanti. Saat-saat itu merupakan saat yang menggelisahkan bagi pasien, lepas

dari persoalan apakah ia

membicarakan tentang hal tersebut atau tidak. Dalam keadaan seperti itu wajarlah kalau orang merasa kuatir dan sikap petugas yang terlibat dalam usaha mempersiapkan dirinya

menghadapi pembedahan itu

sangatlah mempengaruhinya (Depkes RI, 2009).

Prevalensi sindrom cemas di perkirakan dalam masyarakat sekitar 2% sampai 4% dari populasi yang datang ke institusi pelayanan umum, baik yang rawat jalan maupun yang rawat inap, terdapat sekitar 19% sampai 32% menunjukan adanya rasa cemas (Long, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Makmur tentang tingkat kecemasan pre operasi sectio caesarea bahwa dari 40 orang responden dalam tingkat kecemasan berat 7 orang ( 17,5%), 16 orang ( 40% ) yang memiliki tingkat kecemasan sedang, 15 orang ( 37,5% ) kecemasan ringan dan responden yang merasa panik 2 orang ( 5% ). Hasil dari penelitian di Rumah Sakit Prof Dr. R. Soeharso tahun 2008 (Makmur, 2008).

Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur pasien adalah tujuan penting perawat. Untuk membantu pasien mendapatkan kebutuhan istirahat dan

tidur, maka perawat harus

faktor yang mempengaruhi, dan

kebiasaan tidur, pasien

membutuhkan pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka. Intervensi keperawatan dapat menjadi efektif dalam mengatasi gangguan tidur jangka pendek dan jangka panjang.

Keadaan pasien yang cemas akan mempengaruhi kebutuhan tidur dan istirahat. Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang

cukup, kemampuan untuk

berkonsentrasi membuat keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurunkan dan meningkatkan iritabilitas (Potter, 2006).

Memperoleh kualitas tidur terbaik penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang sakit. Perawat memperhatikan pasien yang sering kali mengalami gangguan tidur yang ada sebelumnya dan pasien yang mengalami masalah tidur karena penyakit. Kadang-kadang pasien mencari pelayanan kesehatan karena mereka mempunyai masalah tidur yang mungkin telah hilang tanpa di sadari. Pasien sering kali membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat. Akan tetapi, sifat alamiah dari penyakit yang mencegah pasien untuk mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup .

Ketika orang sedang

beristirahat, biasanya mereka merasa rileks secara mental, bebas dari kecemasan,dan tenang secara fisik. Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipin setiap orang sering berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman dan berbaring di tempat tidur.

Hampir semua orang pernah mengalami gangguan tidur selama masa kehidupannya. Di perkirakan setiap tahun 20-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% di antaranya mengalami masalah serius. Prevalensi gangguan tidur

setiap tahun cenderung

meningkat,hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya, kurang lebih 40-50% dari populasi orang dewasa menderita gangguan tidur (Iskandar, 2010).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada pasien di Rumah Sakit Prof Dr. R. Soeharso di dapatkan bahwa 3 dari 5 pasien pre operasi sectio caesarea mengalami gangguan kualitas tidur. Hasil ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa, keluasan perubahan tidur bergantung pada status fisiologis, psikologis dan lingkungan fisik klien.

Dari hasil survey awal yang di lakukan oleh peneliti di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam terdapat persalinan sectio caesarea pada tahun 2011 sebanyak 390 orang dan pada tahun 2012 sebanyak 431 orang. Tahun 2016, pada bulan Januari sampai bulan April terdapat persalinan sectio caesarea sebanyak 25 orang. Pada saat survey awal 3 orang yang di jumpai pada saat mau operasi sectio caesarea di katakan

pasien mengalami kecemasan atau

takut dalam menghadapi

pembedahan. Hal tersebut membuat pasien pre operasi sectio caesarea tersebut sulit tidur maupun istirahat karena memikirkan bagaimana proses pembedahan yang akan di laluinya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan istirahat tidur pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD Deli Serdang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat kecemasan dengan pemenuhan istirahat tidur pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD Deli Serdang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan

tingkat kecemasan dengan

pemenuhan istirahat tidur pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD Deli Serdang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD Deli Serdang Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli

Serdang.

b. Untuk mengetahui pemenuhan istirahat dan tidur pasien pre operasi sectio caesarea di

RSUD Deli Serdang

Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasien

Di harapkan mampu

menurunkan frekuensi tingkat

kecemasan dalam

menghadapi tindakan pre operasi sectio caesarea. 2. Bagi RSUD Deli Serdang

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Dapat memberi motivasi agar prosedur tetap pre operasi di

jalankan sesuai acuan

sehingga ke depannya dapat

melaksanakan asuhan

keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan sebagai bahan masukan yang di gunakan oleh perawat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. 3. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk menambah bahan

informasi atau data-data bagi mahasiswa mahasiswi dalam

pengembangan program

penelitian selanjutnya dan sebagai sumber kepustakaan untuk perpustakaan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan

MEDISTRA Lubuk Pakam. 4. Bagi Peneliti

Sebagai pengaplikasian ilmu yang telah di dapatkan selama

perkuliahan khususnya

mengenai asuhan

keperawatan pasien pre operasi sectio caesarea.

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen ISSN Volume.5 No.1 Maret - Mei 2016 (Halaman 37-41)