• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang

Dalam dokumen ISSN Volume.5 No.1 Maret - Mei 2016 (Halaman 94-97)

RAWAT INAP YANG KOOPERATIF DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM

1. Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang

Kooperatif Sebelum Dilakukan Terapi Meditasi

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang Kooperatif Sebelum Dilakukan Terapi Meditasidi RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2016 No Stress fisik dan psikososial n Persentase (%) 1. 2. Stress ringan Stress berat 17 3 85,0 15,0 Jumlah 20 100,0

Tabel 4.2 menunjukan bahwa mayoritas pasien mengalami stress ringan sebanyak 17 orang (85%) dan minoritas pasien mengalami stress berat sebanyak 3 orang (15%).

c. Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang Kooperatif Sesudah Dilakukan Terapi Meditasi

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang Kooperatif Sesudah Dilakukan Terapi Meditasi di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2016 No Stress fisik dan psikososial n Persentase (%) 1. 2. Stress ringan Tidak ada stress 2 18 10,0 90,0 Jumlah 20 100,0

Tabel 4.3 menunjukan bahwa mayoritas pasien tidak mengalami stress sebanyak 18 orang (90%) dan minoritas pasien mengalami stress ringan sebanyak 2 orang (10%).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi meditasi terhadap penurunan stress fisik dan psikososial pada pasien rawat inap yang kooperatif di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2016

fisik dan psikososial pada pasien rawat inap sebelum dilakukan terapi meditasisebesar 1.1500. Rata -rata stress fisik dan psikososial pada pasien rawat inap sesudah dilakukan terapi meditasisebesar 1.9000. Selisih penurunan rata – rata stress fisik dan psikososial pada pasien rawat inap sebelum dan sesudah intervensi adalah 0,75. Dengan menggunakan uji statistikPaires Samples T Test diperoleh nilai p = 0,05 (p value = α). Dengan demikian penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh terapi meditasi terhadap penurunan stress fisik dan psikososial pada pasien rawat inap yang kooperatif di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

a. Pembahasan

A. Analisa Univariat

1. Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang Kooperatif Sebelum Dilakukan Terapi Meditasi di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pasien mengalami stress ringan sebanyak 17 orang (85%) dan minoritas pasien mengalami stress berat sebanyak 3 orang (15%).Pada responden dengan

tingkat stres berat disebabkan karena responden mengalami kesulitan

dalam menerima penyakitnya

diantaranya pasien stress karena penyakitnya tidak kunjung sembuh, pasien stress bila terus-terusan harus minum obat, hingga pasien stress karena takut mati disebabkan oleh penyakitnya. Alasan-alasan di atas menjadi masalah yang tidak dapat

diatasi oleh masing-masing

responden.

Mekanisme koping yang kurang baik mengakibatkan stres yang dialami terus-menerus ada. Responden dengan tingkat stres berat bahkan telah mengalami penurunan daya tahan tubuh yang ditandai dengan adanya gastritis, diare, dan ada yang mengalami thipoid. Seseorang yang berada dalam

frekuensi yang didominasi

gelombang otak beta berada dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan didominasi oleh logika. Saat seseorang berada di gelombang ini otak kiri sedang aktif digunakan untuk berpikir, berkonsentrasi, dan

sebagainya. Sehingga

gelombangnnya

meninggi.Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan norepinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah, dan stres.Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang jika otak terlalu aktif dalam gelombang ini (Haruyama, 2011).

Responden yang memiliki tingkat stres ringan memiliki mekanisme koping yang lebih baik dari pada mahasiswa dengan tingkat stres berat. Salah satu mekanisme koping yang dilakukan adalah dengan meningkatkan ibadah, melakukan hal-hal menyenangkan dan bila mengalami kesulitan responden lebih banyak bertanya

kepada perawat atau dokter yang dianggap mampu membantu mereka menyelesaikan masalahnya namun demikian mereka tetap mengalami stres karena mekanisme koping yang

dilakukan belum sepenuhnya

membantu menyelesaikan

permasalah yang dihadapi. Pada responden yang mengalami tingkat

stres ringantidak ada yang

mengalami gangguan kesehatan sebagaimana yang dialami oleh responden dengan katagori berat.

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Saam & Wahyuni (2012), bila seseorang tersebut sanggup mengatasi stres yang ditujukan dengan tidak adanya gangguan pada fungsi organ tubuh, maka seseorang tersebut tidak mengalami stres namun, bila yang terjadi sebaliknya maka seseorang tersebut mengalami distres.Hasil penelitian dari Januarti, R. (2009), diperoleh bahwa kendala-kendala yang biasa dihadapi pasien ketika rawat inap adalah kendala internal yang meliputi takut mati sebesar (40%), motivasi untuk sembuh rendah sebesar (26,7%), bosan minum obat sebesar (6,7%), sulit

menyesuaikan diri dengan

lingkungan rumah sakit sebesar (6,7%).

2. Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang Kooperatif Sesudah Dilakukan Terapi Meditasi di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pasien tidak mengalami stress sebanyak 18 orang (90%) dan minoritas pasien mengalami stress ringan sebanyak 2 orang (10%). Relaksasi untuk meditasi bertujuan untuk melatih tubuh dengan mengatur irama

pernafasan secara baik dan benar sehingga pemusatan pikiran dan penghayatan akanlebih cepat mempercepat penyembuhan dan menghilangkan stres (depresi) atau memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Proses relaksasi dapat memusatkan pikiran (imajinasi pikiran) sehingga pembuluh darah dapat menjadi lebih elastis. Pada saat ini sirkulasi/aliran darah akan lebih lancar sehingga tubuh menjadi rileks dan hangat, kerja jantung akan terasa

lebih ringan yangtentunya

berpengaruh terhadap kerja organ tubuh lainnya. Relaksasi juga dapat

dikatakan sebagai meditasi

penenangan dengan nafas yang dikonsentrasikan untuk tingkat pengembalian kondisi (kebugaran) tubuh menjadi lebih baik. Relaksasi akanmencapai ketenangan pikiran,

perasaan, kejiwaan serta

terbentuknya ketahanan mental selain ketahanan fisik. Relaksasi dengan olah nafas juga sebenarnya

merupakan meditasi dengan

memusatkan konsentrasi pada irama pernafasan yang teratur, dinamis, dan harmonis (Handoyo, 2010).

Tujuan orang melakukan meditasi cukup beragam, dalam tradisi keagamaan tertentu, meditasi digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kehidupan rohani, mendekatkan diri pada Tuhan atau mencapai mistik atau penyatuan mistiktransendental dengan Tuhan. Selanjutnya menurut Soegoro (1996) dalam Prawitasari (2012) tujuan meditasi adalah keadaan meditative yaitu suatu keadaan dimanaseseorang dapat melihat dengan cara baruyang sangat berbeda dengan sebelumnya misalnya, dalam keadaan biasa kita sedang sibuk kita akan merasa tergesa-gesa dan tegang akan tetapi

dalam kedaan meditative kita menjadi lebih tenang, lebih santai seolah-olah segala sesuatu berjalan tanpa ada tekanan apapun. Meditasi menghadirkan ketenangan dan kedamaianlahir dan batin.Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari stres yang berlebihan karena adanya stres.

Penelitian Dewi (2012) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan ketegangan pada siswa sekolah penerbangan.Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dilakukan dengan relaksasi.Penelitian Karyono (2011) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Walsh (2003)

dalam Prawitasari (2012)

menyebutkan beberapa efek meditasi terhadap fisik. Antara lain bahwa meditasi dapat menurunkan kadar kolesterol dan cukup efektif untuk penderita asma dan hipertensi. Manfaat dari olah nafas diantaranya yaitu : media mencegah penyakit, mengobati penyakit dalam tubuh

salah satunya hipertensi,

meningkatkan kemampuan fisik, meningkatkan keseimbangan tubuh dan pikiran, meningkatkan kepekaan dan pengendalian diri (Handoyo, 2010).

B. Analisa Bivariat

Pengaruh Terapi Meditasi Terhadap Penurunan Stress Fisik Dan Psikososial Pada Pasien Rawat Inap Yang Kooperatif di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tahun 2016

Berdasarkan hasil Uji paired samples t testdiperoleh nilai p = 0,05

(p value = α). Dengan demikian penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh terapi meditasi terhadap penurunan stress fisik dan psikososial pada pasien rawat inap yang kooperatif di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.Penggunaan

meditasi dalam terapi akan

menghasilkan perasan lega pada individu. Ini disebabkan meditasi secara alami menghasilkan pereda stres dan rasa sakit. Selain itu peningkatan aliran darah ke otak yang merupakan akibat fisiologis dari proses relaksasi terkait dengan kesehatan tubuh dan suasana hati yang positif. Sebaliknya, suasana hati dan ekspresi tertekan menghasilkan penurunan aliran darah ke otak. Pada akhirnya hal ini dapat mengakibatkan penyakit fisik yang sebenarnya (Noverina & Olivia, 2011).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Penelitian dari Purnawan (2011), yang berjudul Pengaruh Terapi Meditasi terhadap Penurunan Stres Psikososial pada Usia Lanjut. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh

pelaksanaan terapi terhadap stres psikososial pada usia lanjut, sebelum dan sesudah dilakukan terapi meditasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan

experimental. Hasil penelitian

menunjukan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dalam pemberian terapi meditasi terhadap stres psikososial.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Aprianti (2009), tentang pengaruh terapi meditasi terhadap stres psikososial pada usia lanjut di Karang Werda “Ngudi Mukti” Kelurahan Kartoharjo Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk Jawa

Timur. Hasil Uji paired t-test menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan yaitu p = 0,000 pada hasil post test dengan nilai p = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 18 orang (90%) mengalami penurunan dan hanya dua orang (10%) yang tidak mengalami penurunan tingkat stres psikososial dan menyimpulkan ada pengaruh pemberian terapi meditasi terhadap stres psikososial pada usia lanjut di Karang Werda “Ngudi Mukti” Kelurahan Kartoharjo, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timar 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen ISSN Volume.5 No.1 Maret - Mei 2016 (Halaman 94-97)