• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI INVESTAS

Dalam dokumen Arah Perkembangan Pendidikan TINGGI INDO (Halaman 82-84)

Komunikasi Visual dan Ekonomi. Pada tingkat akademik, Bina Sarana Informatika dan Interstudi di Jakarta diikuti ribuan mahasiswa karena mematok harga sangat terjangkau. President University yang berada di Cikarang mungkin satu-satunya sekolah yang mendapatkan siswa dari China dan Vietnam berkat dukungan beasiswa dari pemain-pemain industri besar. Ini adalah salah satu langkah awal bagi Indonesia untuk bisa masuk ke pasar pendidikan secara internasional.

Industri jasa pendidikan tinggi di Indonesia memberikan manfaat positif bagi masyarakat. Pendidikan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dan industri. Daerah yang tadinya tertinggal perkembangannya kini menjadi prospek pasar masa depan dengan daya beli dan kemampuan ekonomi yang besar. Ilmu yang tadinya sulit didapat menjadi mudah diakses oleh banyak orang.

Di jalur program pendidikan vokasi, ada akademi (D1, D2, D3 dan D4) yang berkonsentrasi kepada kemampuan terapan. Perguruan tinggi (S1) berorientasi pada kemampuan analitis dan riset. Tidak berarti kemampuan terapan lebih rendah dari kemampuan analitis. Trend ini mulai berubah dengan banyaknya universitas besar menawarkan program Extension dan program pendidikan vokasi seperti halnya UI dan UGM, UNAIR, dan PTN unggulan lainnya.

C. PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI INVESTASI

Kata investasi memiliki arti menanam. Menurut Fitz Gerald (1978) mengartikan investasi sebagai aktifitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk mengadakan modal barang pada saat sekarang ini. Investasi sebagai kegiatan untuk menanamkan modal pada masa sekarang ini agar pada masa yang akan datang dapat menghasilkan barang. Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Mulyana (2009:2) mengartikan investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi adalah kegiatan menanamkan modal. Modal disini dapat berupa uang, barang atau modal manusiawi yang dapat berupa keterampilan dan kecakapan. Investasi tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal utama untuk menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi juga mencakup SDM yang berupa keterampilan dan kecakapan yang dimiliki seseorang.

Kegiatan Investasi sangat relevan dengan pendidikan, di mana dengan adanya pendidikan, keterampilan dan kecakapan seseorang akan semakin baik dan bertambah. Setiap individu yang ingin berinventasi harus mengorbankan dan mengesampingkan kesenangannya atau keinginannya untuk beberapa saat sesuai dengan kondisi yang ditempuhnya. Misalnya seseorang yang kuliah ke Perguruan Tinggi berarti dia telah mengorbankan uang untuk biaya kuliah, waktu dan tenaga selama kuliah. Hasil investasi tersebut akan diperoleh ketika ia lulus kuliah dan menerimah ijazah yang dapat dipakai untuk melamar pekerjaan. Pekerjaan yang didapatkan dengan penghasilan yang sesuai ini merupakan salah satu bentuk keuntungan yang didapatkan dari investasi yang dilakukan pada masa lalu. Bagi negara, pendidikan adalah investasi yakni investasi di bidang pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing internasional dalam kancah pergaulan antar bangsa.

1. Pendidikan Sebagai Investasi di Bidang Industri Produk dan Jasa

Pendidikan memberikan kontribusi dalam bidang produksi sehingga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat melalui dua pendekatan, sebagai berikut.

a. Pendekatan mikro

Pada tingkat mikro, berbagai penelitian menunjukkan bahwa adanya kenaikan kesejahteraan yang terkait dengan tambahan tahun pendidikan, dengan tingkat pengembalian yang berbeda-beda dengan tingkat pendidikan. Dari sudut pandang ekonomi mikro, investasi sumber daya manusia dianggap sebagai salah satu penentu utama keberhasilan dalam dunia kerja dan investasi. Pendidikan menjadi sangat penting sebagai peluang terbesar untuk mengakses pasar tenaga kerja, serta kemajuan karier dan perbaikan status profesional, termasuk dalam hal pendapatan. Pendidikan juga merupakan kontributor penting bagi kemampuan teknologi dan perubahan teknis dalam industri.

b. Pendekatan makro

Pada tingkat makro, diyakini bahwa daya saing suatu negara dan produksinya tidak hanya tergantung pada tingkat akumulasi dan persediaan investasi dalam modal fisik, tapi juga investasi yang tertanam pada sumber daya manusia. Kita juga tidak dapat mengabaikan fakta penting lain: bentuk-bentuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan, tidak hanya menentukan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, tetapi berdampak positif pada kesehatan, penurunan kejahatan dan kohesi sosial. Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia berdampak sosial lebih besar. Semakin tinggi tingkat pendidikan angkatan kerja semakin tinggi produktivitas secara keseluruhan karena pekerja lebih terdidik cenderung untuk berinovasi, dan dengan demikian mempengaruhi hampir semua produktivitas.

Investasi dalam pendidikan untuk bidang industri akan meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan serta sikap tenaga kerja terdidik sebagai faktor penentu untuk menjadi lebih produktif. Semakin tinggi tingkat pendidikan pekerja semakin tinggi produktivitasnya. Produktivitas pekerja tersebut dikarenakan dimilikinya keterampilan teknis yang diperoleh dari pendidikan.

Produktivitas tenaga kerja merupakan upaya meningkatkan kemampuan setiap waktu sehingga dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi lagi. Produktivitas setiap individu tenaga kerja diukur dari hasil kerja fisik masing-masing pekerja secara perorangan dibandingkan dengan masukannya (waktu, biaya, dan tenaga) yang dipergunakan untuk menghasilkan output kerja tersebut. Di lain pihak, produktivitas industri itu sendiri sudah pasti memberikan keuntungan, baik terhadap modal maupun tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat produktivitas industri semakin tinggi pula rata-rata gaji atau penghasilan pegawai, serta semakin tinggi pula kemungkinan perluasan usaha bagi industri yang bersangkutan.

Dengan temuan tersebut disebutkan pula bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja semakin besar produktivitasnya yang tercermin dalam penghasilannya. Artinya, tamatan jenjang pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan tingkat produktivitas kerja riil yang lebih tinggi pula. (Sumiyati, t.t:1). Jadi pendidikan sebagai investasi di bidang industri dipandang sebagai investasi yang produktif dan tidak semata-mata dilihat sebagai sesuatu yang konsumtif tanpa manfaat (umpan balik) yang jelas. Pendidikan dalam hal ini akan menentukan kualitas SDM yang akan menjadi input tenaga kerja bagi sektor industri.

2. Kompetisi Kualitas dan Kuantitas

Pendidikan tinggi sebagai indusri produk dan jasa ilmu pengetahuan dan keterampilan menuntut pengelolaan yang profesional, tidak sebatas institusi yang berorientasi produk, tetapi perlu menghadapi era kompetisi global yang membutuhkan kemampuan membangun kesan dan mengkomunikasikannya kepada publik. Kurikulum, pengajar, metode pengajaran tidak lagi dipandang menjadi bahan generik, tetapi merupakan bagian dari konsep positioning PT.

Perguruan tinggi dan bidang pembelajaran akan mengalami cycle seperti bisnis lain. Produk yang masih berada di masa formatif sesuai untuk para early adopter sangat membutuhkan product excellence. Untuk berpindah ke market yang lebih besar, harus melakukan standarisasi kurikulum, pengajar, juga reduksi cost sehingga harga bisa terjangkau masyarakat luas. Begitu memasuki era market mainstream dimana mayoritas customer adalah early dan late majority, produk jasa harus mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar, baik dari sisi harga maupun availability. Dalam hal ini institusi harus berkonsentrasi pada distribusi dan marketing, sedang dari sisi kurikulum dan produk mereka akan mulai bermitra atau melisensi.

Konsep positioning dan membentuk kategori yang lebih sempit adalah salah satu strategi di era kompetisi. Strategi diferensiasi di dimanfaatkan, mulai dari metode pembelajaran, harga, local genius dan banyak lagi. Satu contoh adalah franchise dari luar negeri adalah diferensiasi dari awal mula kurikulum berasal. Diferensiasi dari sisi agama juga bisa digunakan seperti Al Azhar - Jakarta, Al Izhar - Jakarta), Kristen (UKI - Jakarta, UK Petra Surabaya) yang masing-masing memiliki captive market yang sangat besar. Untuk tetap stay ahead in the competition, tetap diperlukan strategi inovasi dan pengembangan produk di masa depan. Salah satu teknik yang sangat sukses mengidentifikasi kebutuhan pasar adalah dengan membentuk komunitas.

Pendidikan tinggi di Indonesia telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pembangunan di Indonesia. Beberapa politisi dan negarawan besar seperti presiden RI pertama (the founding father), sejumlah pejabat negara, pengusaha dan ilmuawan ternama telah dihasilkan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Universitas ternama (leading universities) di pulau Jawa seperti UI, ITB, IPB, UGM, Unpadj, Unair, Undip serta diluar pulau jawa seperti USU, Unand, Unud, Unhas Unstrat, Unhalu, Untad, Unmul dan beberapa perguruan tinggi negeri lainya termasuk Universitas Negeri (eks IKIP) dan Universitas Islam Negeri (eks IAIN) dan beberapa perguruan tinggi negeri lainnya merupakan perguruan tinggi yang telah aktif berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat). Hasil-hasil penelitian staf akademiknya telah dipublikasikan lewat jurnal ilmiah dan diseminasikan lewat seminar, lokakarya dan publikasi media.

Perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia, banyak didukung oleh partisipasi aktif perguruan tinggi swasta yang jumlahnya jauh lebih banyak dari jumlah perguruan tinggi negeri. Ada banyak perguruan tinggi swasta yang memiliki reputasi atau status akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang sama atau hampir sama dengan perguruan tinggi negeri. Bahkan sebahagian perguruan tingi swasta telah memiliki jurnal ilmiah yang telah terkreditasi. Beberapa perguruan tinggi swasta yang cukup dikenal baik ditingkat lokal maupun tingkat nasional misalnya Universitas Trisakti, Universitas Brobudur, Universitas Guna Darma, Unika Atma Jaya, Unas, Unpar Bandung, UII Jokyakarta, Unmuh Malang, Ubaya, Universitas Nomensen Medan, Universitas Bung Hatta Padang, UMI Makassar, Universitas Klabad Manado, Unismuh Makassar, Universitas Bosowa.

D. PENDIDIKAN TINGGI DAN PERMINTAAN PENGETAHUAN

Produksi jasa pengetahuan dan keterampilan akan berkembang pesat jika dilakukan format mekanisme pasar. Pada pemerintahan yang otoriter produksi pengetahuan banyak dipandu oleh Negara, sehingga dalam banyak kasus mengalami kendala pertumbuhannya. Memang, sebagian besar dari produksi pengetahuan nasional yang dipandu oleh mekanisme pasar. Kemungkinan hampir semua pengetahuan yang dihasilkan tidak diperoleh oleh konsumen dengan harga tertentu melainkan ditawarkan secara gratis, kecuali yang telah dituangkan kedalam media yang proses memproduksinya memerlukan biaya yang mahal atau dipandu tujuan komersial.

Dalam dokumen Arah Perkembangan Pendidikan TINGGI INDO (Halaman 82-84)