• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN DALAM PENDIDIKAN TINGG

Dalam dokumen Arah Perkembangan Pendidikan TINGGI INDO (Halaman 55-57)

mutu, efisiensi yang dapat mengakomodasi keinginan masyarakat serta menjalin kerjasama yang erat antara perguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek yang tercakup dalam proses saling erat berkaitan satu sama lain dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai hidup, pengetahuan hidup dan keterampilan hidup. Prosesnya bersifat kompleks dikarenakan interaksi di antara berbagai aspek tersebut, seperti dosen (tenaga pengajar), bahan ajar, fasilitas, kondisi mahasiswa, kondisi lingkungan, metode mengajar yang digunakan, tidak selamanya memiliki sifat dan bentuk yang konsisten yang dapat dikendalikan. Hal ini mengakibatkan penjelasan terhadap fenomena pendidikan bisa berbeda- beda baik karena waktu, tempat maupun subjek yang terlibat dalam proses. Dalam proses pendidikan tersebut diatas, kurikulum menempati posisi yang menentukan. lbarat tubuh, kurikulum merupakan jantungnya pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan yang harus ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan.

Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Masa Depan adalah gambaran tentang kehidupan kita pada beberapa kurun waktu ke depan. Jadi Pengembangan Pendidikan Masa Depan adalah proses, cara, atau perbuatan untuk menjadi maju dalam proses pembelajaran yang dilakukan untuk kehidupan dikurun waktu yang akan datang. Proses-pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk dapat hidup layak di masa depan, suatu masa yang tidak mesti sama bahkan cenderung berbeda dengan masa kini. Berkaitan dengan kurikulum, dimensi jangka panjang ini memberikan pemahaman bahwa suatu kurikulum harus merupakan jembatan bagi peserta didik untuk dapat mengantarkan dari kehidupan masa kini ke kehidupan masa depan. Peserta didik yang berada di bangku perguruan tinggi dewasa ini dipersiapkan untuk dapat hidup secara layak dan bermanfaat baik bagi diri, keluarga dan masyarakatnya.

A. PERUBAHAN DALAM PENDIDIKAN TINGGI

1. Kualitas Pendidikan

Di jaman yang berbeda dimana tuntutan terhadap kebutuhan semakin berkembang apalagi kita telah memasuki era informasi dimana dapat membebaskan kualitas-kualitas khusus individual yang seringkali tertindas di zaman industri. Dalam era industri dituntut standarisasi dan tidak menekankan kualitas dan talenta individual.

a. Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan dikembangkan ke segala arah yang seimbang.

Di antara banyaknya teori tentang pendidikan ada dua teori yang selalu bertentangan. Ada aliran pendidikan yang menekankan bahwa apapun yang dipelajari seseorang di perguruan tingginya harus bermanfaat bagi masyarakat nantinya. Maka pendidikan harus praktis, yang dipelajari harus diterapkan dengan baik. Aliran yang lain justru melihat sasaran pendidikan sebagai media pengembangan potensi manusia sepenuhnya, terlepas dari nilai manfaatnya bagi masyarakat di masa depan. Keterbatasan terbesar dalam pendidikan sekarang adalah kurikulumnya. Mahasiswa harus mempelajari semua pelajaran yang ditetapkan, tanpa memperhitungkan disukai atau tidak oleh mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan bidangnya sehingga ia tidak mau mempelajarinya.

b. Pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi pembelajaran individual yang didesentralisasikan.

Sistim pendidikan di dunia sekarang ini, fasilitas-fasilitas perangkat keras dibangun terlebih dahulu dan para dosen (tenaga pengajar) direkrut, sebelum mahasiswa dari berbagai tempat dikumpulkan di perguruan tinggi untuk mengikuti pelajaran. Ini disebut pembelajaran yang disentralisasikan. Di masa depan ketika teknologi komputer sudah mencapai tingkatan tertentu para mahasiswa tidak lagi berkumpul di perguruan tinggi, cukup dengan tinggal di rumah dengan menggunakan akses internet mereka mengikuti pelajaran, sehingga dosen (tenaga pengajar) dapat menghemat energi dan waktu untuk menertibkan mahasiswa. Namun diperlukan kesadaran orang tua untuk di setiap rumah memiliki sebuah fasilitas komputer dan internet serta biaya akses internet sehingga pembelajaran dapat dilakukan setiap saat dan tergantung minat dari mahasiswanya. Sedangkan jumlahnya mahasiswanya tidak terbatas ratusan namun bisa ribuan atau jutaan dengan mengakses lewat internet. Inilah yang disebut pembelajaran individual yang didesentralisasikan.

c. Pembelajaran yang terbatas pada tahapan pendidikan menjadi pembelajaran seumur hidup.

Sekarang ini, di Indonesia terdapat pendidikan wajib belajar sembilan tahun yaitu 6 tahun berada di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menegah tingkat pertama dan setelah tamat melanjutkan ke SLTA lalu ke perguruan tinggi. Kemudian setelah lulus bekerja di masyarakat sampai akhirnya pensiun. Kalau kita hitung jenjang pendidikan sekitar 12-17 tahun, apakah sudah cukup padahal perubahan di masyarakat sangat cepat? Pengetahuan yang diperoleh sudah tidak memadai untuk sisa penghidupan mereka, sehingga apa yang kita pelajari bisa menjadi usang oleh karena itu kita harus senantiasa belajar hal-hal baru kalau tidak kita menghadapi risiko tersingkir dari pasar kerja.

d. Pengakuan diploma/sarjana menjadi pengakuan kekuatan nyata.

Di masyarakat sekarang ini dapatlah dikatakan bahwa yang terpenting adalah diploma/sarjana atau gelar. Di dalam dunia kerja sering kali gelar dijadikan standar untuk mengukur kemampuan seseorang, namun kenyataan di dalam dunia kerja tidak hanya memperhitungkan hal tersebut, tetapi juga memperhitungkan universitas, jurusan dan fakultas apa ia belajar, dan apakah penuh waktu atau paruh waktu. Seringkali kita keliru dalam penentuan kemampuan, misalnya seseorang hanya lulusan SLTA tetapi kemampuannya sama dengan yang memperoleh gelar. Seseorang dapat diketahui kemampuannya apabila diuji dengan keahliannya, kefasihan Bahasa Inggris dan kemampuan komputer sehingga dapat diketahui kompetensi nyata seseorang, ketimbang mengandalkan diploma atau gelar.

2. Peran Dosen, Mahasiswa, Materi Pendidikan

1. Peran Dosen (tenaga pengajar)

Dosen (tenaga pengajar) tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Dosen (tenaga pengajar) akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar. 2. Peran Mahasiswa

Mahasiswa tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan prinsip tapi akan berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat strategi.

3. Peran Materi Pendidikan

Materi tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tapi mahasiswa akan mempelajari hubungan antar informasi.

B. FAKTOR PENDUKUNG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI

Pendidikan merupakan penggerak utama (before to move) bagi pembangunan. Negara-negara sedang berkembang memandang pembangunan yang telah terjadi di dunia barat seakan-akan merupakan cermin bagi diri mereka. Pendidikan modern yang telah berhasil mengantarkan negara-negara maju (developped countries) dari kemiskinan dan keterbelakangan pada masa lampau sehingga mencapai tingkat seperti yang bisa disaksikan dewasa ini, sudah barang tentu akan berhasil pula mengantarkan negaranegara yang sedang berkembang mencapai tingkat pembangunan sebagaimana yang telah dicapai negara- negara maju.

Empat pilar pendidikan

1. Belajar untuk mengetahui (Learning to know) 2. Belajar untuk berbuat (Learning to do)

3. Belajar untuk hidup bersama (Learning to life together) 4. Belajar untuk menjadi diri sendiri (Lerning to be)

Ciri-ciri Pendidikan Masa Depan

1. Berfokus pada pemupukan potensi unggul setiap peserta didik.

2. Keseimbangan beragam kecerdasan (intelektual, emosional, sosial, spritual, kinestetis, dst.) 3. Mengajarkan life skills.

4. Sistem penilaiannya berbasis portofolio dari hasil karya mahasiswa. 5. Pembelajaran berbasis kehidupan nyata dan praktik di lapangan.

6. Dosen (tenaga pengajar) lebih berperan sebagai motivator dan fasilitator agar peserta didik mengembangkan minatnya masing-masing.

7. Pembelajaran didasarkan pada kemampuan, cara/gaya belajar, dan perkembangan psikologis masing masing peserta didik.

Untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dengan baik, maka dari itu pendidikan masa depan setidaknya memiliki ciri, sebagai berikut:

1. Peserta didik secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya. 2. Peserta didik secara aktif terlibat di dalam mengelola pengetahuannya.

3. Penguasaan materi dan juga mengembangkan karakter peserta didik (life-long learning). 4. Penggunaan multimedia.

5. Dosen (tenaga pengajar) sebagai fasilitator, evaluasi dilakukan bersama dengan peserta didik. 6. Terpadu dan berkesinambungan.

7. Menekankan pada pengembangan pengetahuan. Kesalahan menunjukkan proses belajar dan dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar.

8. Iklim yang tercipta lebih bersifat kolaboratif, suportif, dan kooperatif.

9. Peserta didik dan dosen (tenaga pengajar) belajar bersama dalam mengembangkan, konsep, dan keterampilan.

10. Penekanan pada pencapaian target kompetensi dan keterampilan. 11. Pemanfaatan berbagai sumber belajar yang ada di sekitar.

Untuk memantapkan ciri pendidikan masa depan yang diuraikan sebelumnya, maka dengan demikian pendidikan masa depan harus mengarahkan pembelajarannya terfokus pada beberapa keterampilan yang harus ditanamkan pada pembelajar.

Dalam dokumen Arah Perkembangan Pendidikan TINGGI INDO (Halaman 55-57)