BAB II LANDASAN TEORI
B. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian mengenai penerjemahan istilah yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut dijadikan referensi oleh peneliti untuk mencari celah (gap) penelitian dan melakukan penelitian mengenai penerjemahan istilah yang lebih lengkap dan mendalam. Pertama, Indah Fajar Wahyuni (2003) melakukan penelitian berjudul “Analisis Penerjemahan Istilah-istilah Politik dalam Buku The Clash of Civilization and The Remaking of World Order Karya Samuel P.
Huntington”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan hasil terjemahan istilah-istilah politik dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan menjelaskan alasan penggunaan istilah-istilah politik tersebut dalam teks politik, mengetahui perubahan makna yang terjadi dalam terjemahan istilah-istilah tersebut, dan mengetahui jenis penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan istilah-istilah politik dalam teks-teks politik. Data penelitian ini adalah istilah-istilah politik dan terjemahannya yang terdapat dalam buku The Clash of Civilization and The Remaking of World Order dan Benturan Antarperadaban dan Masa Depan Politik Dunia. Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat istilah-istilah politik yang diterjemahkan dengan beberapa kriteria, yaitu istilah serapan penuh, istilah terjemahan sebagian, dan istilah terjemahan total. Kemudian, perubahan atau pergeseran makna dalam penerjemahan istilah-istilah politik terjadi apabila konsep istilah dalam BSu dan BSa berbeda. Pergeseran tersebut juga bisa terjadi jika BSa tidak memiliki padanan yang sesuai dengan istilah dalam BSu, sehingga penerjemah cenderung melakukan penerjemahan bebas. Selain itu, terdapat tiga jenis penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan istilah-istilah politik dalam buku tersebut, yaitu terjemahan kata-demi-kata, terjemahan literal, dan terjemahan bebas.
Kedua, penelitian Harris Setiajid (2006) yang mengangkat judul “Perbandingan Terjemahan Istilah Gerejawi dalam Novel The Name of The Rose karya Umberto Eco oleh Ani Suparyati-Sobar Hartini dan Nin Bakdi Soemanto: Kajian Keakuratan, Keberterimaan, dan Keterbacaan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan perbandingan strategi yang digunakan oleh penerjemah Ani Suparyati-Sobar Hartini dan Nin Bakdi Soemanto dalam menerjemahkan istilah gerejawi dalam novel The Name of The Rose karya Umberto Eco. Data dalam penelitian ini adalah istilah gerejawi yang terdapat dalam novel The Name of The Rose. Hasil penelitiannya memperlihatkan kedua penerjemah menerjemahkan istilah gerejawi tersebut dengan menggunakan strategi naturalisasi, transliterasi, zero translation, dan obstrusive, yaitu dengan cara membuat catatan kaki atau glossary untuk beberapa istilah yang tidak diketahui padanannya dalam bahasa sasaran. Selain itu, peneliti menemukan bahwa terjemahan Nin Bakdi Soemanto lebih akurat, berterima, dan lebih terbaca dibandingkan terjemahan Ani Suparyati.
Ketiga, Asri Handayani (2009) menulis penelitian berjudul “Analisis Ideologi Penerjemahan dan Penilaian Kualitas Terjemahan Istilah Kedokteran dalam Buku Lecture Notes on Clinical Medicine dan Istilah Kedokteran Lecture Note Kedokteran Klinis”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan teknik, metode, ideologi, tingkat keakuratan, keberterimaan serta keterbacaan terjemahan istilah kedokteran pada teks bahasa sasaran Lecture Note Kedokteran Klinis.
Data penelitian berupa dokumen istilah kedokteran dari buku subjek dan informan yang akan memberikan informasi tentang keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan istilah kedokteran pada buku subjek. Hasil penelitian menunjukkan teknik yang banyak berkontribusi terhadap tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan istilah kedokteran dalam buku subjek adalah teknik calque dan teknik peminjaman (alamiah, murni, Inggris-Latin, Inggris-Yunani). Keakuratan seluruh teknik yang digunakan sejumlah 80,6%, keberterimaan 90,2% dan keterbacaan sangat mudah 39,2%, mudah 53,3%, dan hanya 4,5% saja keterbacaan sulit.
Keempat, Endang Werdiningsih (2009) mengangkat penelitian berjudul “Kajian Terjemahan Istilah Ekonomi dalam Buku Why We Want You To Be Rich: Two Men•
One Message Karya Donald J. Trump dan Robert T. Kiyosaki yang Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh July Susanto”. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bentuk terjemahan istilah bidang ekonomi dalam buku Why We Want You To Be Rich: Two Men•One Message, menjelaskan teknik penerjemahan yang digunakan penerjemahan untuk menerjemahkan istilah bidang ekonomi, menentukan tingkat keberterimaan terjemahan istilah bidang ekonomi, dan menentukan keakuratan terjemahan istilah bidang ekonomi pada buku tersebut. Data dalam penelitian ini adalah istilah ekonomi yang ada dalam buku Why We Want You To Be Rich: Two Men•One Message dan terjemahannya dalam bahasa sasaran Why We Want You To Be Rich: Dua Pria satu Pesan baik yang berupa kata maupun frasa.
Hasil penelitiannya menunjukkan hal-hal berikut: pertama, ada dua bentuk terjemahan istilah bidang ekonomi, yaitu kategori kata dan frasa. Kategori kata terdapat sebanyak 47 data dan frasa sebanyak 60 data. Untuk kategori kata yang paling dominan muncul adalah nomina dan verba. Sementara frasa nomina adalah kategori yang dominan. Kedua, hasil penelitian mengenai teknik penerjemahan menyebutkan terdapat tujuh teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan istilah di bidang ekonomi. Sebuah teknik yang berkaitan dengan struktur adalah teknik transposisi.
Untuk enam teknik penerjemahan yang lain berkaitan dengan makna, di antaranya teknik borrowing (baik naturalized maupun pure borrowing), harfiah, addition, deletion, compensation, dan teknik couplets. Selanjutnya, hasil penelitian mengenai keberterimaan dan keakuratan terjemahan ekonomi mengindikasikan bahwa hasil terjemahan istilah ekonomi termasuk kategori terjemahan yang baik dan mempunyai keakuratan terjemahan yang baik pula.
Kelima, Sakut Anshori (2010) menulis penelitian yang berjudul “Teknik, Metode, dan Ideologi Penerjemahan Buku Economic Concepts of Ibn Taimiyah ke dalam Bahasa Indonesia dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi penerjemahan, serta melihat dampaknya terhadap kualitas terjemahan istilah religi dan ekonomi syariah dari aspek keakuratan (accuracy), keberterimaan (acceptability) serta keterbacaan (readability) terjemahan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 14 jenis teknik penerjemahan dari 593 teknik yang digunakan penerjemah dalam 165 data.
Berdasarkan teknik yang dominan muncul, buku ini cenderung menggunakan metode terjemahan harfiah dengan ideologi foreignisasi. Dampak dari penggunaan teknik penerjemahan ini terhadap kualitas terjemahan cukup baik dengan skor rata-rata
keakuratan terjemahan 2,53, keberterimaan 2,73, dan keterbacaan 2,91. Hal ini mengindikasikan terjemahan memiliki kualitas keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan yang baik. Teknik yang banyak memberi kontribusi positif terhadap tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan adalah teknik penerjemahan harfiah, peminjaman murni, dan padanan lazim. Sementara, teknik penerjemahan yang banyak mengurangi tingkat keakuratan dan keberterimaan adalah modulasi, penambahan, dan penghilangan.
Terakhir, Mohammad Yahya (2012) melaksanakan penelitian bertopik “Analisis Terjemahan Kata-kata Kultural dalam Novel Pride and Prejudice dan Novel Terjemahannya Keangkuhan dan Prasangka”. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis kata kultural, teknik penerjemahan, dan kualitas terjemahan dari kata-kata kultural tersebut. Dari penelitian ini didapat bahwa kategori organisasi, tradisi, aktifitas, prosedur dan konsep adalah kategori istilah budaya yang paling sering dijumpai. Dari segi teknik penerjemahan penerjemah cenderung memilih teknik penerjemahan komunikatif dan berideologi domestikasi. Hal inilah yang membuat terjemahan ini lumayan berkualitas.
Berdasarkan sejumlah review penelitian di atas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang lebih lengkap. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan analisis terhadap terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dengan menggunakan lokasi penelitian berupa film The Social Network. Fokus penelitian terdiri dari pengidentifikasian istilah komputer dan teknologi informasi yang terkandung dalam tuturan tokoh-tokoh dalam film The Social Network, analisis teknik penerjemahan yang digunakan oleh subtitler untuk menerjemahkan istilah komputer dan teknologi informasi dalam film The Social Network, analisis kualitas terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi yang meliputi tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan, dan pengaruh penggunaan teknik serta dampaknya terhadap kualitas terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam film The Social Network diuraikan pula dalam penelitian ini. Selanjutnya, penelitian ini mengkaji satuan lingual dalam tataran mikro, yaitu kata dan frasa. Kata dan frasa yang dianalisis berupa istilah komputer atau teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang diidentifikasi dari skrip orisinal film berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia yang diperoleh dari subtitle film The Social Network. Apabila dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang menggunakan buku atau novel sebagai sumber data penelitian, maka pemilihan film sebagai sumber data dalam penelitian ini merupakan pertimbangan tersendiri dari peneliti mengingat subtitle terikat dengan aturan-aturan baku subtitling sehingga terdapat kemungkinan subtitler luput untuk menerjemahkan istilah komputer dan teknologi informasi yang terdapat dalam film The Social Network walaupun asumsi tersebut perlu diuji lebih lanjut secara empiris dalam penelitian ini. Singkatnya, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu gambaran mengenai model penerjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam subtitling.