BAB III METODE PENELITIAN
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini secara khusus menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu mengkaji dokumen (content analysis), kuesioner, dan wawancara mendalam.
1. Mengkaji Dokumen (Content Analysis)
Mengkaji dokumen dilakukan dengan menggunakan teknik simak catat. Mencatat dokumen ini oleh Yin (dalam Sutopo, 2002) disebut sebagai content analysis, dan yang dimaksudkan bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk menyimak dan mencatat segala keterangan mengenai data yang berasal dari para informan.
Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk mendalami penerjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dengan menganalisis teknik yang digunakan dalam menerjemahkan istilah tersebut dan menemukan alasan mengapa teknik yang digunakan dapat mempengaruhi tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan hasil terjemahan dalam film. Intinya, berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah yang dilalui peneliti dalam melakukan pengkajian dokumen (content analysis):
a. Menonton dan menyimak film The Social Network dengan memfokuskan perhatian pada terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi.
b. Mengunduh skrip orisinal film The Social Network dari internet untuk dicocokkan dengan tuturan para tokoh dalam film.
c. Membaca dan menggarisbawahi kata dan frasa yang tergolong istilah komputer dan teknologi informasi dalam bahasa Inggris (BSu) dari skrip orisinal film The Social Network untuk digunakan sebagai data.
d. Mencatat dan mengumpulkan terjemahan kata dan frasa yang merupakan istilah komputer dan teknologi informasi dalam bahasa Indonesia (BSa) yang ditayangkan melalui subtitle film untuk digunakan sebagai data.
e. Memberi kode untuk semua temuan (data) yang berupa istilah komputer dan teknologi informasi dalam bahasa Inggris (BSu) yang diperoleh dari skrip orisinal film The Social Network dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia (BSa) yang diperoleh dari subtitle film.
f. Membuat tabel data terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi yang terdiri dari tiga kolom, yaitu kolom Nomor Data, kolom Teks BSu, dan kolom Teks BSa.
2. Kuesioner
Sutopo (2002) mendefinisikan kuesioner sebagai daftar pertanyaan (atau pernyataan) bagi pengumpulan data dalam penelitian. Teknik pengumpulan datanya atau cara mengajukan pertanyaan (atau pernyataan) tersebut kepada informan, bisa dilakukan baik secara lisan atau secara tertulis. Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kualitas terjemahan yang terdiri tiga elemen utama, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam film The Social Network. Penelitian ini menggunakan dua jenis kuesioner yaitu pertama, kuesioner untuk menilai keakuratan
dan keberterimaan terjemahan yang diperuntukkan bagi tiga orang raters dan kedua, kuesioner untuk menilai keterbacaan terjemahan yang diperuntukkan bagi tiga orang informan (responden). Baik raters maupun informan telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
Kuesioner ini bersifat terbuka (open-ended questionnaire), artinya pada setiap pertanyaan (atau pernyataan) selalu disediakan ruang yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada para informan (raters dan responden) untuk menulis alasan atau komentar atas jawaban yang diberikannya (Sutopo, 2002). Dengan demikian, peneliti dapat menggali lebih dalam informasi yang dibutuhkan dari para informan terkait dengan pokok permasalahan sehingga informasi yang diperoleh terasa lebih obyektif.
Adapun, kuesioner ini menggunakan instrumen penilai kualitas terjemahan yang meliputi tiga aspek, yaitu tingkat keakuratan, tingkat keberterimaan, dan tingkat keterbacaan terjemahan yang dirumuskan oleh Nababan dkk (2012). Bentuk instrumen penilai kualitas terjemahan yang meliputi ketiga aspek tersebut telah dipaparkan sebelumnya pada subbab penilaian kualitas terjemahan pada Bab II. Para informan diminta untuk memilih salah satu skala penilaian yang tercantum (dari skala 1 sampai dengan 3) kemudian menuliskan alasan atau komentarnya perihal skala yang telah dipilihnya pada kolom yang tersedia.
Bentuk kuesioner untuk menilai kualitas terjemahan terdiri dari dua jenis, yaitu kuesioner untuk mengukur tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan untuk diberikan kepada raters dan kuesioner untuk mengukur tingkat keterbacaan untuk diberikan kepada informan (responden). Seluruh kuesioner diberikan kepada raters dan informan (responden) dalam bentuk hardcopy. Peneliti menyediakan informasi berupa tuturan-tuturan yang mengandung istilah komputer dan teknologi informasi dalam bahasa sumber dan tuturan-tuturan yang mengandung terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam bahasa sasaran pada kuesioner penilaian keakuratan terjemahan; tuturan-tuturan yang mengandung terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam bahasa sasaran pada kuesioner penilaian keberterimaan dan keterbacaan terjemahan. Untuk menyediakan informasi secara lebih jelas mengenai konteks situasi, peneliti juga menyertakan film The Social Network agar raters dan responden dapat menyaksikan secara langsung konteks situasi yang terjadi saat tuturan-tuturan yang mengandung istilah komputer dan teknologi informasi diucapkan oleh para
tokoh film. Masing-masing bentuk kuesioner yang digunakan oleh peneliti dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Bentuk kuesioner penilaian keakuratan terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam film The Social Network
No. Data : 080/TSN/MARK/VA00:25:54 BSu
Why not build a website that offers that? Friends, pictures, profiles, whatever you can...visit, browse around, maybe it’s somebody you just met at a party.
BSa
Jadi, kenapa kita tak membuat situs yang menawarkan teman, foto, profil. Apapun yang bisa kau kunjungi. Meramban. Mungkin yang baru kau temui di pesta.
Keakuratan
Skor Komentar
3 2 1 ...
Tabel 3.2 Bentuk kuesioner penilaian keberterimaan terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam film The Social Network
No. Data : 080/TSN/MARK/VA00:25:54 BSa
Jadi, kenapa kita tak membuat situs yang menawarkan teman, foto, profil. Apapun yang bisa kau kunjungi. Meramban. Mungkin yang baru kau temui di pesta.
Keberterimaan
Skor Komentar
3 2 1 ...
Tabel 3.3 Bentuk kuesioner penilaian keterbacaan terjemahan istilah komputer dan teknologi informasi dalam film The Social Network
No. Data : 080/TSN/MARK/VA00:25:54 BSa
Jadi, kenapa kita tak membuat situs yang menawarkan teman, foto, profil. Apapun yang bisa kau kunjungi. Meramban. Mungkin yang baru kau temui di pesta.
Keterbacaan
Skor Komentar
3 2 1 ...
3. Wawancara Mendalam (In-depth Interview)
Pelaksanaan kegiatan wawancara mendalam (in-depth interview) diperlukan untuk memperoleh kemantapan data yang sebelumnya telah diperoleh peneliti melalui teknik pengkajian dokumen (content analysis) dan kuesioner. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan (atau pernyataan) itu (Moleong, 2006: 186). Hal senada juga diungkapkan oleh Sutopo (2002: 58) yakni sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan.
Kegiatan wawancara mendalam (in-depth interview) ini melibatkan peneliti dan raters atau peneliti dan informan (responden) yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mendetail dan mendalam mengenai penilaian kualitas terjemahan yang telah dilakukan oleh para rater dan informan. Wawancara mendalam dilakukan jika peneliti menemukan penilaian kualitas terjemahan yang sangat jauh berbeda antara satu rater dengan rater yang lain atau antara satu informan dengan informan yang lain. Hal itu diperlukan untuk mendapatkan data yang lebih valid berkaitan dengan kualitas terjemahan.