• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Air Zam Zam Terhadap Pertumbuhan Ikan Tawes (Cyprinidae; Barbonymus gonionatus Blkr.)

Astuti Kusumorini1,a), Ina Suriyani1,b), Bahiyah1)

1

Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

a)

astutikusumorini@gmail.com

b)

suriyaniina@gmail.com, c)bahiyah@gmail.com

Abstrak. Secara empirik zamzam merupakan air yang memiliki kelebihan bagi

kehidupan, layaknya seperti mengandung obat karena didalamnya terkandung zat yang efektif mampu membunuh kuman. Perbedaan air zamzam dibandingkan dengan air sumur adalah pada kandungan mineralnya. Ikan tawes merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain itu ikan tawes dapat dijadikan pengganti protein hewani selain ikan mas dan ikan lele. Pola pertumbuhan ikan tawes sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti media air yang diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh air zamzam terhadap pola pertumbuhan ikan tawes. Metode yang digunakan adalah metode pengamatan secara langsung dengan analisis data menggunakan tabulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata bobot mutlak pada konsentrasi zamzam 100% (AzA) sebesar 3,32 (gr/ekor) pada konsentrasi zamzam 50% sebesar 3,26 (gr/ekor) pada air sumur (Ak) sebesar 2,59 (gr/ekor ) dan pada air kolam (Ak) sebesar 3,35 (gr/ekor ). Sedangkan hasi rata-rata panjang mutlak pada AzA sebesar 6,44 cm pada AzB sebesar 6.26 cm pada As sebesar 5.28 cm dan pada Ak sebesar 6,32 cm. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa ikan tawes memiliki pola pertumbuhan isometrik dimana hasil pertambhan bobot lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertambahan panjangnya. Hal ini membuktikan bahwa air zamzam mampu meningkatkan bobot pada ikan tawes tersebut.

Kata kunci: Air zamzam, Ikan tawes (B. goniunatus), Pertumbuhan

Abstract. Empirically Zamzam is water that has advantages for life, just like

containing a drug because it contains substances that are able to effectively kill germs. The difference compared to the Zamzam water well water is the mineral content. Tawes fish is a fish that has a fairly high economic value. In addition Tawes fish can be used as a substitute for animal protein other than carp and catfish. Tawes fish growth pattern is influenced by external factors such as water supplied media. The purpose of this study was to determine the effect of Zamzam water to fish growth patterns Tawes. The method used is the method of direct observations with data analysis using tabulation. The results showed that the average value of the absolute weight of Zamzam at a concentration of 100% (AZA) of 3.32 (g / head) at a concentration of Zamzam 50% of 3.26 (g / head) in water wells (AS) of 2, 59 (g / head) and the pool water (AK) of 3.35 (g / head). While hasi absolute average length of 6.44 cm at Aza on AzB at 6:26 cm on As of 5:28 cm and at Ak amounted to 6.32 cm. From the results, it disimpulakan that fish Tawes has isometric growth pattern which results pertambhan higher weight when compared with the increase in length. This proves that Zamzam water is able to increase the weight on the Tawes fish.

170

Keywords: zam zam water, fish tawes (B. goniunatus), growth

Pendahuluan

Zamzam secara bahasa berarti banyak atau melimpah. Pada air zamzam terkandung zat fluorida yang mempunyai daya efektif membunuh kuman, layaknya seperti sudah mengandung obat. Air zamzam mempertahankan rasa dan memiliki pH lingkungan yang agak basa, sehingga bakteri tidak bertahan hidup didalamnya (Yahya., 1983 dalam Ghani [1]). Ikan tawes merupakan salah satu ikan yang ditemukan di perairan Indonesia dengan nama ilmiah Puntius javanicus Blkr. Menurut Suryanto dkk. [2], laju pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar, atau pengaruh biotik dan abiotik. Faktor dalam seperti keturunan, seks, umur, berat, dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang berpengaruh adalah suhu, oksigen, pH, CO2, amoniak, makanan, dan kepadatan.

Penelitian air zam-zam dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kehidupan pernah dilakukan oleh Hamed dkk. [3] terhadap kualitas hasil dari tanaman kacang dan gandum. Hasil menyatakan bahwa yang dialiri dengan air zamzam dapat menghasilkan panen yang lebih tinggi kandungan karbohidrat, protein dan nitrogen dibandingkan dengan air laut yang didesalinisasi dan air sumur yang lain. Sampai saat ini penelitian air zamzam terhadap kehidupan hewan air belum pernah dilakukan, kandungan mineral yang tinggi dari air zamzam diduga mampu meningkatkan kualitas hasil dan pertumbuhan makhluk hidup tidak hanya pada tumbuhan tetapi juga pada biota air salah satunya ikan tawes (B.goniunatus Blkr)

Ikan tawes merupakan salah satu hewan dari jenis ikan yang sulit untuk dibudidayakan, karena ikan tawes sangat terpengaruhi oleh keadaan habitatnya. Dengan banyaknya kandungan mineral pada air zamzam yang baik untuk pertumbuhan, maka perlu dilakukannya penelitian mengenai pengaruh air zamzam terhadap pola pertumbuhan dan kelulushidupan ikan tawes (B. goniunatus Blkr.). Sehingga didapatkan informasi yang tepat mengenai pengaruh air zamzam terhadap pertumuhan hewan dalam hal ini ikan tawes (B. goniunatus Blkr.).

Bahan dan Metode

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: Benih ikan Tawes (B.goniunatus Blkr.) sebagai hewan uji dengan panjang ± 5-8 cm dengan jumlah ikan sebanyak 120 ekor dengan kondisi ikan yang sehat. Pakan yang digunakan adalah jenis pakan apung atau pakan buatan. Aquarium dibersihkan dengan menggunakan PK (Kalium permanganat) sebagai antiseptik untuk menghilangkan penyebab penyakit. Air zamzam, air kolam dan air sumur secukupnya sebagai media penyimpanan hewan uji.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah pengamatan langsung dengan 4 pelakuan 3 kali ulangan. AzA = Air zamzam 100%

AzB = Air zamzam 50% Air sumur 50% As = Air sumur 100%

Ak = Air kolam100%

Parameter yang diamati mencangkup 3 aspek yaitu pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan kualitas air. Parameter tersebut diamati setiap 7 hari sekali secara berkala selama 56 hari.

Pertumbuhan bobot mutlak

Rumus menghitung pertumbuhan bobot mutlak menurut Effendie [4], yaitu: Keterangan:

Wm = Pertumbuhan bobot mutlak rata-rata (g) Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir penelitian (g) Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal penelitian (g)

171 Pertumbuhan panjang Mutlak

Panjang mutlak adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung terakhir bagian sirip terpanjang [4].

Keterangan:

Lm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)

Lt = Panjang rata-rata ikan pada akhir penelitian (cm) Lo = Panjang awal ikan pada awal penelitian (cm)

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji ANOVA Univariate dengan bantuan program SPSS versi 16. Sebelumnya, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data untuk memenuhi asumsi ANOVA dan uji lanjut Duncan. Adapun parameter kualitas air yang diamati adalah suhu air, kandungan oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH). Parameter kualitas air di analisis selama 7 hari sekali secara berkala selama penelitian yang dianalisis di Lab Ekologi Akuatik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Hasil

Penelitian dilakukan selama 56 hari dengan pengukuran setiap parameter dilakukan selama 7 hari sekali secara berkala. Pengamatan dilakukan dengan menghitung panjang dan bobot ikan tawes dari setiap perlakuan. Kondisi hewan uji yang diamati dalam keadaaan sehat dan masih hidup (Gambar 1).

Gambar 1. Ikan tawes (B. goniunatus Blkr.)

Adapun hasil yang didapat pada penelitian ini adalah berdasarkan perhitungan dan pengamatan mengenai panjang dan bobot mutlak ikan tawes (B. goniunatus) menggunakan rumus diatas menunjukan hasil bahwa nilai panjang mutlak paling tinggi yaitu pada perlakuan AzA sebesar 6,44 cm tidak berbeda jauht dengan hasil yang diperoleh pada perlakuan Ak sebesar 6,32 cm dan teredah pada perlakuan As sebesar 5,78 cm (Gambar. 2). Sedangakan nilai pertumbuhan bobot mutlak pada perlakuan Ak memiliki nilai yang paling tinggi sebesar 3,35 gr/ ekor, pada perlakuan Aza sebesar 3,32 gr/ ekor dan AzB sebesar 3,26 gr/ekor dan yang teredah yaitu pada perlakuan As sebesar 2, 69 gr/ekor (Gambar. 3).

172

Gambar 2. Grafik pertumbuhan rata-rata Gambar 3. Grafik pertumbuhan rata-rata panjang mutlak bobot mutlak

Keterangan : AzA (Air zamzam 100%), AzB (Air zamzam 50%), As (Air sumur), dan Ak (Air kolam)

Pertumbuhan rata-rata panjang harian yang unggul dari setiap perlakuan adalah pada perlakuan AzA sebesar 7,5 ± 1,19 pada perlakuan AzB panjang harian yan diperoleh sebesar 6,6 ± 0,73 pada perlakuan Ak sebesar 6,5 ± 0,44 dan rata-rata panjang harian terendah yaitu pada perlakuan As sebesar 6,5 ± 0,44 selanjutnya peningkatan panjang harian pada setiap perlakuan selama penelitian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pertumbuhan Rata-Rata Panjang Harian

Kelompok Perlakuan

Pertumbuhan Panjang Harian (cm)

Rata-Rata ± SD Hari Ke- 0 7 14 21 28 35 42 49 56 AzA 5,5 6,0 7,2 7,2 8,0 8,0 8,3 8,7 9,0 7,5 ± 1,19 AzB 5,4 5,8 6,2 6,3 6,6 6,9 7,1 7,3 7,7 6,6 ± 0,73 As 5,5 5,8 5,7 5,7 6,1 6,1 6,3 6,4 6,6 6,0 ± 0,36 Ak 6,0 6,2 5,8 6,1 6,6 6,8 6,8 6,9 7,0 6,5 ± 0,44 Keterangan : AzA (Air zamzam 100%), AzB (Air zamzam 50%), As (Air sumur), dan Ak (Air kolam)

Pertumbuhan rata-rata bobot harian pada penelitian menunjukan nilai yang berbeda nyata (P< 0,05) dan terlihat perlakuan yang unggul adalah pada perlakuan AzA yaitu dengan hasil sebesar 4,9 ± 1,90 serta pada perlakuan AzB sebesar 3,8 ±1,31 pada perlakuan As menunjukan hasil yang palig rendah yaitu sebesar 3,2 ± 0,72 berbeda dengan hasil dari perlakuan Ak yang lebih tinggi sebesar 3,5 ± 0,45. Untuk melihat nilai pertumbuhan bobot harian selama penelitian disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pertumbuhan Rata- Rata Bobot Harian

Kelompok Perlakuan

Pertumbuhan Bobot Harian (g/ekor)

Rata-Rata ± SD Hari Ke- 0 7 14 21 28 35 42 49 56 AzA 1,9 2,5 3,6 4,4 5,5 5,8 6,2 6,7 7,4 4,9 ± 1,90 AzB 1,9 2,5 2,9 3,4 3,7 4,0 4,7 5,3 5,9 3,8 ±1,31 As 2,1 2,4 2,7 3,2 3,4 3,5 3,7 3,7 4,4 3,2 ± 0,72 Ak 2,9 3,1 3,1 3,5 3,5 3,5 3,7 3,9 4,4 3,5 ± 0,45 Keterangan : AzA (Air zamzam 100%), AzB (Air zamzam 50%), As (Air sumur), dan Ak (Air kolam)

Kualitas air yang diamati selama penelitian berlangsung adalah suhu, oksigen terlarut, pH, dan ammonia. Dari hasil pengamatan menunjukkan kualitas air yang masih layak untuk pemeliharaan ikan tawes (B. goniunatus Blkr). Untuk mengetahui kisaran parameter kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada (Tabel 3).

173

Tabel 3. Kisaran Parameter Kalitas Air Selama Penelitian

Parameter Kisaran Pengukuran Kualitas Air

AzA AzB Ak As Optimum

Amonia (mg/l) 0 - 0,3 0 - 0,5 0-0,5 0-1 <1a DO (mg/l) 5,6 - 6 5,4 - 6,2 5,3- 6,9 4,9 - 5,6 >4b Suhu (c ) 25-26 26-26 25-26 26-26 20-33a

PH 8 7 7 7 6.7-8.6c

Keterangan: (a)Boy [5]; (b) Swingle (1969); (c) Boyd dan Kopler [6]

Pembahasan

Pertumbuhan dapat dirumusakan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah (Effendie, 1997). Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan adalah bobot mutlak, panjang mutlak, bobot harian dan panjang harian ikan. Setelah dipelihara selama 56 hari dengan 4 perlakuan yang berbeda, secara umum ikan tawes (B. goniunatus Blkr) mengalami peningkatan dalam hal bobot maupun panjang. Data yang diperoleh pada saat penelitian yaitu sebagai berikut.

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa pertambahan panjang mutlak tertinggi adalah pada perlakuan AzA. Namun peningkatannya tidak berbeda nyata dengan perlakuan Ak (P>0,05). Pertambahan panjang mutlak AzA sangat berbeda nyata dengan perlakuan As dan AzB (P<0,05). Hal ini membuktikan bahwa ikan tawes dapat hidup pada media air zamzam dengan peningkatan panjang mutlak paling tinggi. Peningkatan yang tidak jauh berbeda anatara air zamzam 100% denga air kolam karena air kolam sebagai kontrol dimana habitat asli ikan tawes. Gambar 3 menunjuakan grafik rata-rata penambahan bobot mutlak ikan selama pemaliharaan. Dimana peningkatan bobot mutlak tertinggi yaitu pada perlakuan Ak dan terendah pada perlakuan As. Namun meskipun peningkatan Ak lebih tinggi tetapi hasilnya tidak menujukan perbedaan yang nyata dengan perlakuan AzA dan AzB (P>0,05). Sehingga peningkatan bobot mutlak yang terjadi pada perlakan Ak sama halnya dengan peningkatan pada perlakuan AzA dan AzB. Ketiga perlakuan sangat jauh perbedaanya dengan peningkatan bobot mutlak pada perlakuan As. Hal ini membuktikan bahwa air sumur sangat tidak efektif untuk media ikan tawes.

Gambar 4 dan gambar 5 menunjukan peningkatan panjang dan bobot harian ikan selama pemeliharaan. Peningkatan panjang maupun bobot harian yang efektif terlihat pada perlakuan AzA (air zamzam 100%) dan peningkatan tertinggi kedua pada perlakuan AzB (air zamzam 50%) serta perlakuan Ak (air kolam sebagai kontrol). Peningkatan terendah terdapat pada perlakuan As (air sumur). Rata-rata peningktan panjang dan bobot harian terjadi mulai hari ke-14. Namun, pertambahan panjang harian lebih kecil peningkatannya bila dibandingkan dengan pertamabahn bobot harian pada ikan.. Hal ini dikarenakan pertumbuhan panjang pada ikan akan sangat lama bila dibandingkan dengan pertambhan bobot pada pertumbuhan ikan. Pertambahan panjang sangat dipengaruhi oleh gaya berenang pada ikan. Selain itu pemanfaatan energi dari pemberian pakan selama penelitian dan penyediaan media air yang berbeda pada ikan mempengaruhi penambahan panjang dan bobot harian ikan. Menurut Nurdawati [7], faktor kondisi ikan sangat dipengaruhi oleh pola pertumbuhannya, ikan-ikan yang memiliki pola pertumbuhan alometrik, jika semakin besar panjang dan bobotnya maka semakin kecil faktor kondisinya. Pada ikan yang memiliki pola pertumbuhan isometrik jika semakin besar bobot tubuhnya maka semakin besar pula faktor kondisinya.

Selama penelitian kualitasa air diukur setiap 7 hari sekali secara berkala. Pengecekan kualitas air dilakukan untuk mengetahui apakah faktor kondisi lingkunag mempengaruhi laju pertumbuhan pada ikan tawes. Pengukuran kualitas air dilakuan setiap pagi hari untuk mendapatkan kisaran yang representatif. Selama penelitian pada setiap perlakuan suhu berkisar antara 25-26oC. Menurut Boyd dan Kopler [6], suhu perairan yang diperoleh masih mendekati suhu yang optimum untuk pertumbuhan ikan pada umumnya yaitu 25-30oC. Sedangkan nilai pH yang terukur selama penelitian pada setiap perlakuan bernilai sama yaitu 7 namun berbeda

174

halnya pada air zamzam 100% yang memilik nilai pH 8. Namun dalam hal ini ikan masih tetap bisa bertahan hidup pada pH 8. Menurut Boyd dan Kopler [6], pH perairan yang masih dianggap optimum untuk pertumbuhan ikan yaitu berkisar 6,7-8,6. Kisaran oksigen berbeda pada setiap perlakuan, hal ini dikarenakan perbedaan kondisi fisik perairan. Oksigen terlarut yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 4,9-5,6 mg/L. Oksigen terlarut paling tinggi yaitu pada perlakuan Air zamzam dan terendah pada air sumur. Swingle (1969) dalam Effendi [8] menyatakan bahwa semua organisme akuatik termasuk ikan tawes menyukai kondisi oksigen terlarut > 4.0 mg/L. Ikan membutuhkan oksigen terlarut dalam jumlah cukup untuk melakukan aktifitas fisiologi. Kisaran oksigen terlarut yang ditemukan selama penelitian dipandang mampu mendukung kehidupan ikan tawes. Salmin (2005) dalam Rumondang [9] menyatakan bahwa oksigen terlarut merupakan salah satu parameter perairan yang menentukan kualitas suatu perairan. Effendi [8] menyatakan bahwa kebutuhan oksigen sangat dipengaruhi oleh suhu dan aktivitas organisme. Adapun kandungan ammonia pada semua perlakuan 0,5-1 mg/L. Menurut Boyd dan Kopler [6] ammonia yang optimum di suatu perairan berkisar < 1 mg/L. Namun pada perlakuan air sumur ammonia mencapai 1 mg/L dalam hal ini air sumur tidak cocok untuk media ikan tawes.

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa ikan tawes memiliki pola pertumbuhan isometrik dimana hasil pertambhan bobot lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertambahan panjangnya. Hal ini membuktikan bahwa air zamzam mampu meningkatkan bobot pada ikan tawes tersebut.

Ucapan Terimaksih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Departemen Agama Indonesia yang telah membiayai penelitian hingga selesai serta kepada Balai Perairan Perikanan Umum (BPPU) Cianjur yang menyediakan benih ikan tawes sebagai bahan penelitian.

Daftar Pustaka

[1] Ghani, R. M. A. 2012. Effect of Zamzam Water Intake During Labor On Maternal And Neonatal Outcome: A Randomized Controlled Trial. Academic Research International. Vol. 2, No. 3.

[2] Suryanto, A. M & Budi, S. 2007. Pengaruh Umur yang Berbeda Pada Larva Ikan Nila (Oreochromis sp.) Terhadap Tingkat Keberhasilan Pembentukkan Kelamin Jantan dengan Menggunakan Metil Testosterone. Jurnal Protein. Vol. 15 No. 1 Hal :48-5.

[3] Hamed, B.A., H.M.A. Mutwally and S.A.M. Omar, 2009. Some Physiological Parameters of the Yields of ViciafabaL. and TriticumvulgareL. Irrigated with Zamzam, Desalinized and Well Water. World J. Agri.Sci., Vol. 5. hl. 480-486.

[4] Effendi. 1997. Metode Biologi Perikanan Bagian Perikanan Bagian I. Yayasan Dwi Sri Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[5] Boyd CE. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Birmingham Publishing Co, Alabama.

[6] Boyd C E dan Kopler.1979. Water Quality Management in Warm Water Fish Pond. Craft : Master Printer, Inc Opelika. Alabama.

[7] Nurdawati, Syarifah. 2010. Pola Pertumbuhan dan Faktor Kondisi Ikan Tilan (Mastacembelus erythrotaenia Bleeker 1850) Sehubungan dengan Perubahan Musim dan Tipe Habitat di Sungai Musi Bagian Hilir. Balai Riset Perikanan Perairan Umum Jalan Beringin 308 Mariana Palembang.

[8] Effendi H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

[9] Rumondang. 2013. Kajian Makanan Dan Pertumbuhan Ikan Brek(Barbonymus Balleroides Val. 1842) Di Sungai SerayuKabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor.

175 FH-7