• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyalur Kredit Tani (KUT, BRI dan KUD)

3.4. Lembaga/Organisasi Pendukung pembangunan Pertanian

3.4.2. Penyalur Kredit Tani (KUT, BRI dan KUD)

Kredit Usaha Tani (KUT) diberikan melalui Bank dimaksudkan untuk membantu mengatasi permasalahan dalam keterbatasan modal kerja petani.

Karena modal merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi. Tujuan penyaluran perkreditan adalah mempercepat laju hasil produksi padi melalui penerapan berbagai teknologi baru, dengan kredit Bimas, Insus, dan Operasi Khusus serta diharapkan mampu membuka pasar uang di pedesaan agar suku

bunga dapat terkendali dan berputar demi mencegah terjadinya monopoli pasar uang.121

Pada masa Orde Baru terdapat Bank yang memberikan kredit kepada petani yaitu Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia). Mosher menyebutkan pada Bab sebelumnya, bahwa syarat–syarat dalam pembangunan pertanian juga memasukkan unsur perkreditan disamping adanya faktor pendidikan, begitu pula adanya kelembagaan, rehabilitasi lahan dan perencanaan pembangunan.

Tugas dan usaha yang diberikan kepada Bank bertujuan untuk perbaikan ekonomi rakyat serta mengedepankan pembangunan ekonomi nasional. Kemudian dengan melakukan instruksi langsung kepada Bank umum untuk memberikan pelayanan utama uaitu pemberian kredit kepada sektor koperasi, tani dan nelayan, tugas dan wewenang itu selanjutnya yang melingkupi:

1. membantu mengembangkan perkoperasian, terutama pada bidang pertanian dan perikanan;

2. membantu kaum tani dan nelayan yang belum masuk menjadi anggota dalam koperasi, untuk mengembangkan usaha-usahanya dalam bidang pertanian dan perikanan, serta mendorong dan membimbing kearah usaha bersama atas azas sendi perkoperasian.122

Petani diperbolehkan mentukan sendiri penyalur-penyalur misalnya dengan penyedia pupuk wajib membayar hutang dengan bunga 1% dan di kembalikan dengan bentuk uang dan paling lama waktu 7 bulan123. Meskipun begitu, bagi masyarakat di Simalungun dan daerah lain, kekhawatiran tentang

121 Faisal Kasryno. (peny), Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. (Jakarta:

YOI, 1984), hlm. 307

122UU No. 21 tahun 1968 (21/1968) Tentang Bank Rakyat Indonesia 7,Ayat 1, poin a dan b

123Surat Keputusan Menteri Pertanian/Ketua Badan Pengendali Bimas No. 380/ KPTS/ UM /7/1970. Pasal 4 tentang perkreditan ayat 1-5

ketidak mampuan membayar kredit karena gagal panen akan dapat teratasi oleh sistem yang sudah disiapkan sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan peran dan kesungguhan Bank Indonesia dalam mendukung program bantuan kredit tercermin dengan cara ikut menanggung resiko kegagalan. maka pemerintah akan menanggung sebanyak 50% dengan kalkulasi pembagian Bank penyalur dana menanggung sebesar 25% sedangkan Bank Indonesia menanggung sebanyak 25%.124 Kebijakan ini menjadi solusi bagi masyarakat Simalungun atas kekhawatiran petani untuk menggunakan program kredit dari pemerintah jika terjadi kegagalan panen.

Guna mendukung program swasembada pangan khususnya padi yang telah dicapai pada tahun 1984 dan pengembangan koperasi, pada tahun 1985 skim kredit Bimas yang telah diberikan kepada masyarakat disempurnakan oleh KUT selanjutnya disalurkan melalui Koperasi Usaha Desa (KUD). Masalah yang mulai muncul yaitu adanya pemberian kredit yang tidak terawasi dengan baik, baik itu penyaluran melalui BRI, Bulog maupun PN Pertani sama-sama menawarkan kredit dalam bentuk tunai maupun sarana produksi.

Koperasi Unit Desa dalam struktur pembangunan ekonomi sosial merupakan wahana penghimpun potensi ekonomi masyarakat di pedesaan.

Sebagai organisasi yang bergerak di bidang ekonomi, KUD dibina dan dikembangkan agar mampu melayani seluruh kebutuhan anggotanya, dan KUD juga diharapakn menjadi organisasi pedesaan yang mandiri dan mampu bergerak

124 Hasan Basri Serio Lago. Analisis Keterkaitan Produksi dan Pendapatan petani dengan Koperasi Usaha Tani di Kabupaten Deli Serdang. Laporan Penelitian. (Medan: Pascasarjana USU, 1998), hlm. 31

sendiri. maka partisipasi kelompok petani dalam organisasi ini merupakan syarat mutlak yang harus terjalin bagi pertumbuhan dan kembangnya KUD.

Pembinaan KUD berdasarkan lnstruksi Presiden No. 4 Tahun 1984 yang mengharapkan agar KUD mampu menjadi wadah penghimpun potensi ekonomi masyarakat perdesaan. Khusus untuk sektor pertanian, Menteri Pertanian menetapkan pokok pokok pembinaan berupa:

(a) mengarahkan kegiatan penyuluhan kepada intensifikasi dari berbagai cabang usaha tani secara berkelompok sebagai basis pengembangan KUD;

(b) mengarahkan dan membimbing para kontak tani/nelayan dan anggotanya untuk menjadi anggota KUD yang aktif;

(c) membina, membimbing dan memberikan kesempatan kepada KUD untuk mcmegang peran utama dalam pengadaan dan penyaluran sarana produksi, pengelolaan pasca panen dan pemasaran.

Gambar 7. Koperasi yang Tersebar di Setiap Desa di Kabupaten di Simalungun

Sumber: Dokumentasi Penulis,2020

Salah satu fungsi didirikan KUD adalah untuk memberikan terminal akhir bagi para anggota dalam memenuhi kebutuhan usaha tani maupun konsumsi yang meliputi kebutuhan pokok ataupun penunjang serta memnuhi kebutuhan

masyarakat umum, tentunya dengan harga yang terjangkau. KUD sebagai badan usaha yang berwatak Sosial, atau lebih mengutamakan sifat gotong royong.

khusus wilayah kabupaten Simalungun hampir keseluruhan yang menjadi petani memanfaatkan pelayanan yang diberikan KUD untuk turut menjadi anggota koperasi.125 hampir setiap kecamatan di daerah pedesaan (Nagori) di Simalungun dibentuk KUD tentunya agar semakin mempermudah dan terjangkau setiap anggotanya. (Lihat Lampiran 5 dan tabel 5). keberadaan KUD diharapkan semakin maju dan memberikan pelayanan yang baik bagi petani. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya petani yang menjadi anggota koperasi, bahkan semakin meningkat setiap tahunnya.

Tabel 5. Jumlah anggota Koperasi Di daerah TK. II Kab. Simalungun No Tahun Jumlah KUD Jumlah Anggota

Sumber: BPS Kab. Simalungun, data diolah dari berbagai Tahun

Dari data diatas dapat diklasifikasikan bahwa koperasi di KUD yang mempunyai manajerial sendiri anggotanya terus meningkat dari 7.749 anggota ditahun 1977 menjadi 29.844 anggota ditahun 1994 dan lebih dari 67 % telah berdiri sejak tahun 1974. Beberapa alat yang dijual dan dikreditkan biasanya

125 Mhd. Buhari Sibuea, Analisis Pelayanan Koperasi Unit Desa Terhadap Petani Anggota Di Kabupaten Simalungun, Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, volume 10, no. 1, april 2012, hal.

berupa bahan dan peralatan pertanian, seperti pupuk, pestisida maupun alat-alat pemerantas hama.

Dibeberapa lokasi di Simalungun terdapat pula berbagai fasilitas penjemuran dan penggilan padi yang disediakan KUD. Fasilitas ini selain menjadi penyedia jasa, koperasi juga berfungsi untuk membeli hasil panen demi menjaga kestabilan harga.

3.5. Mekanisasi dan Modrenisasi Pertanian