(1) Kegiatan Pemeriksaan Sarana Kesehatan dalam Rangka Sertifikasi Tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 175.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 165.618.940 (94,64%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen
laporan pertemuan kajian teknis hasil pemeriksaan sarana dalam rangka sertifikasi; tersedianya 1 dokumen monitoring dan evaluasi perizinan sarana kesehatan dengan 27 kab./kota; serta 1 dokumen penyelenggaraan software database sertifikasi dan akreditasi sarana kesehatan. Outcome kegiatan adalah sarana kesehatan yang mengajukan perizinan/ sertifikasi/ rekomendasi memenuhi syarat.
(2) Kegiatan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 532.584.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 246.290.971 (46,20%). Output kegiatan adalah 3 dokumen koordinasi optimalisasi puskesmas berfungsi PONED dengan LP/LS, kab./kota/provinsi, organisasi profesi, RS PONEK dan jejaring Puskesmas PONED; serta tersedianya 1 dokumen sistem rujukan terstruktur. Outcome kegiatan adalah tersedianya puskesmas berfungsi PONED yang optimal dan berkualitas.
(3) Kegiatan Pengembangan Pelayanan Laboratorium Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 4.000.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 3.742.638.486 (93,57%). Output kegiatan adalah terpenuhinya 172.329
test pemeriksaan laboratorium selama 1 Tahun; serta terpenuhinya bahan kimia dan bahan penunjang habis pakai untuk pemeriksaan selama 1 Tahun.
Outcome kegiatan adalah terlayaninya pemeriksaan laboratorium yang berkualitas.
(4) Kegiatan Peningkatan Kualitas Manajemen Puskesmas DTP yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 134.825.000 (33,71%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen koordinasi pengelolaan puskesmas DTP kab./kota untuk menunjang keberlangsungan Sistem Jaminan sosial Nasional (SJSN) Tahun 2014; tersedianya 2 dokumen workshop tentang fasilitasi kesehatan dan layanan primer di 5 wilayah BKPP.
Outcome kegiatan adalah optimalisasi fungsi puskesmas dengan tempat
perawatan (DTP) dalam pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional.
(5) Kegiatan Peningkatan Kapasitas BLK sebagai Center of Excellent (CoE) Pelayanan Penunjang Diagnostik dan Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 93.462.395 (93,46%).
Output kegiatan adalah 3 dokumen status akreditasi ISO; terjaganya
kesetiaan pengguna jasa melalui bina konsumen; tersedianya cinderamata bagi pengguna jasa. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan lab.
(6) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 450.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 433.649.075 (96,37%).
Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pelayanan kesehatan ibu dan
bayi; terpenuhinya makan minum petugas Call Center Sistem Penanganan Kegawatdaruratan Terpadu - Sehari-hari (SPGDT-S); tersedianya 1 dokumen pertemuan pemantapan pelaksanaan JKN di Rumah Sakit; tersedianya 1 dokumen pertemuan penguatan sistem rujukan; tersedianya 1 dokumen pertemuan penguatan tim Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Rumah Sakit; tersedianya 1 dokumen pembuatan instrumen monitoring sistem rujukan; tersedianya 1 dokumen Penyusunan Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Provinsi; serta 1 dokumen persiapan klinik lansia. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit.
(7) Kegiatan Fasilitasi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan
alokasi anggaran sebesar Rp. 999.099.932 realisasi anggaran sebesar Rp. 845.708.177 (84,65%). Output kegiatan adalah 1 Dokumen Rapat Kerja
kesehatan; terlaksananya pertemuan Mitra Praja Utama (MPU); tersedianya 1 dokumen fasilitasi penyusunan perencanaan; tersedianya 1 dokumen koordinasi lintas program dan lintas sektor bidang kesehatan serta tersedianya 1 dokumen sinergitas perencanaan provinsi dan kab./kota. Outcome kegiatan adalah terjalinnya kerjasama bidang kesehatan.
(8) Kegiatan Monitoring Evaluasi bantuan Keuangan Pembangunan Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 182.780.625 (91,39%). Output kegiatan adalah 1 Dokumen evaluasi bantuan keuangan. Outcome kegiatan adalah terevaluasinya kegiatan bantuan keuangan bidang kesehatan Tahun 2014.
(9) Kegiatan Penyusunan Regulasi dan manajemen Pengelolaan JPKN dan Penyusunan Renstra 2013-2018 yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar Rp. 264.800.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 249.776.300 (94,33%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pedoman pelaksanaan bantuan keuangan bidang kesehatan Tahun 2014; tersedianya 1 dokumen pengembangan regulasi bidang kesehatan; tersedianya 1 dokumen renstra; tersedianya 1 dokumen sosialisasi regulasi bidang kesehatan; serta 1 dokumen pedoman bidang kesehatan. Outcome kegiatan adalah tersedianya regulasi bidang kesehatan. (10)Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan, Kefarmasian
dan Alkes yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 487.200.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 390.278.980 (80,11%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pemeliharaan sistem mutu pada Lembaga Sertifikasi Sarana Kesehatan (LSSK); tersedianya 1 dokumen fasilitasi akreditasi persalinan di 5 kab./kota; tersedianya 1 dokumen sosialisasi instrumen akreditasi laboratorium; tersedianya 1 dokumen peningkatan kompetensi Tim LSSK; tersedianya 1 dokumen orientasi peningkatan kompetensi dokter di fasilitas pelayanan primer menyongsong JKN 2014. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kompetensi tim LSSK serta meningkatnya kemampuan petugas provinsi dalam melaksanakan akreditasi.
(11)Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.294.500.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.099.845.438 (84,96%).
Output kegiatan adalah 1 dokumen Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014; 1 dokumen Buku Visualisasi Data Kesehatan; 1 dokumen Workshop Validasi Data Kesehatan; 1 dokumen pertemuan koordinasi teknis
pengelola data dan informasi kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; tersedianya 1 laporan pertemuan review pembahasan pencatatan pelaporan puskesmas provinsi Jawa Barat; tersedianya dokumen laporan hasil konsultasi ke pusat; tersedianya dokumen laporan hasil pengumpulan dan fasilitasi data kesehatan ke kabupaten/kota; tersedianya dokumen laporan pertemuan review pencatatan dan pelaporan Rumah Sakit; tersedianya 1 dokumen pendataan puskesmas Mampu PONED; tersedianya 1 dokumen pengelolaan data dan analisa pendataan puskesmas mampu poned (jasa profesi); tersedianya 1 dokumen pertemuan diseminasi informasi pendataan puskesmas mampu poned (jasa akomodasi), tersedianya 1 dokumen rapat sosialisasi pendataan puskesmas mampu poned di 27 Kabupaten Kota; tersedianya 1 dokumen rapat pembahasan puskesmas mampu poned; tersedianya 1 laporan hasil pengumpulan dan fasilitasi data kesehatan ke kabupaten/kota. Outcome kegiatan adalah tersedianya data dan informasi hasil pembangunan kesehatan secara spasial dan a-spasial.
(12)Kegiatan Peningkatan Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.000.000.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 1.900.724.552 (63,36%) dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah terlayaninya pasien miskin Rawat Jalan/UGD, Gelandangan serta pasien Pasung dan Terlayaninya Pasien Rawat Inap Jiwa. Gelandangan serta Pasien Pasung.
Outcome kegiatan adalah meningkatnya pelayanan kesehatan terhadap
pasien miskin.
(13)Kegiatan Peningkatan penyebarluasan informasi keswamas dan NAPZA, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 100.000.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 93.277.800 (93,28%) dari alokasi anggaran tersebut. Output kegiatan
adalah tersedianya ATK 1 kegiatan, X-BANNER 4 bh, Promosi/Iklan RS di Media Elektronik TV sebanyak 1 paket, Penayangan di Media Cetak sebanyak 4 kegiatan, dialog Interaktif sebanyak 4 kegiatan, spanduk sebanyak 6 buah, kalender Dinding sebanyak 50 buah, kalender meja sebanyak 50 buah, fotocopy sebanyak 18000 lbr, Mamin Rapat sebanyak 180 ok, Stiker sebanyak 600 buah. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa dan Napza.
(14)Kegiatan peningkatan kualitas standar pelayanan RS berstandar internasional, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran Rp. 350.000.000 realisasi sebesar Rp. 308.116.800 (88,03%).
sebanyak 1 paket, terpenuhinya sertifikasi OHSAS sebanyak 1 paket. Outcome kegiatan adalah meningkatnya standar mutu pelayanan Rs Jiwa Prov. Jawa Barat sesuai dengan Standar Akreditasi.
(15)Kegiatan Pembiayaan Pemeliharaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa
Barat dengan anggaran sebesar Rp. 1.504.240.000 realisasi sebesar Rp. 502.763.383,00. (33,43%). Output kegiatan adalah Jumlah Kunjungan
Pasien Berstatus SKTM atau Pasien Jamkesda sebanyak 632 orang. Outcome kegiatan adalah Pasien Pulang izin dokter sebanyak 501 orang.
(16)Kegiatan Meningkatkan Status Rumah Sakit menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 159.200.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 120.000.000 (75.38%). Output kegiatan adalah terdapatnya 5 dokumen BLUD diantaranya Dokumen RSB,RBA,SPM,Tata kelola dan Laporan Keuangan. Outcome kegiatan adalah Produktivitas kerja pegawai meningkat, ditandai dengan disiplin yang tinggi,ramah dalam pelayanan, Responsip dalam keluhan pasien, efisien, efektip dan ekonomi dalam bertindak. (17)Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi untuk Mendukung Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu Terpadu Provinsi JAwa Barat yang dilaksanakan oleh Bagian Kesehatan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000 realisasi anggaran sebesar 150.000.000 (100%). Output kegiatan adalah terlaksananya rapat koordinasi pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu di 4 wilayah BKPP Provinsi Jawa Barat dan terlaksananya fasilitasi ke 10 (sepuluh) kabupaten/kota untuk mendukung revitalisasi Posyandu. Outcome kegiatan adalah meningkatnya koordinasi antar OPD kabupaten/kota anggota pokjanal posyandu dalam upaya pengintegrasian layanan social dasar di Posyandu. (18) Kegiatan Koordinasi, Fasilitasi TP-UKS kabupaten/kota di Jawa Barat yang
dilaksanakan oleh Bagian Kesehatan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan anggaran sebesar Rp. 545.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 545.000.000 ( 100% ). Output kegiatan adalah terlaksananya fasilitasi penilaian Lomba Sekolah Sehat di 26 Kabupaten/kota di Jawa Barat serta mendapatkan 4 sekolah untuk mewakili Jawa Barat ke Tingkat Nasional, Outcome kegiatan adalah meningkatnya sinergitas Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah dalam menciptakan dan mengembangkan sekolah sehat di Jawa Barat, melalui Rapat Koordinasi TP-UKS dan pelaksanaan Lomba Sekolah Sehat di Jawa Barat.
(19) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS ( KPA) dalam rangka Pengendalian HIV% ) AIDS di Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Bagian Kesehatan Biro Pelayanan Sosial Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 99.280.000 (99,28%). Output kegiatan adalah terlaksananya Orientasi program HIV & AIDS Pasca HCPI dan Global Fund ke Provinsi Bali Output terwujudnya peningkatkan Kapasitas dan Kinerja serta Koordinasi antara Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa Barat dengan Komisi Penanggulangan AIDS kabupaten/kota se-Jawa Barat.
(20) Kegiatan Pemasaran Pelayanan Kesehatan dan Medikal Cek Up kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 687.262.700 realisasi anggaran sebesar Rp. 390.426.000 (56,81%). Output kegiatan adalah meningkatnya jumlah kunjungan pasien ke RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat. Serta terealisasinya pengadaan marka/ papan informasi dan petunjuk arah tentang lokasi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan.
Outcome kegiatan adalah tersosialisasikannya jenis pelayanan kesehatan
yang ada di rumah sakit kepada masyarakat
(21) Kegiatan Pengelolaan kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 858.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 813.627.991 (94,83%). Output kegiatan adalah Pengelolaan
penyehatan lingkungan, Pemeriksaan Air limbah dan air bersih serta laporan Pengolahan sampah Medis dan Sampah Umum, pengendalian serangga dan binatang, Pengolahan air limbah serta Uji Mutu. Outcome kegiatan adalah tercapainya Kebersihan dan kesehatan lingkungan di sekitar RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
(22) Kegiatan Promosi dan Informasi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 452.468.580 realisasi anggaran sebesar Rp. 172.975.400 (38,23%). Output kegiatan adalah meningkatnya jumlah kunjungan pasien ke RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat. Serta terealisasinya pengadaan WiFi , marka/ papan informasi dan petunjuk arah tentang lokasi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan. Outcome kegiatan adalah terealisasinya pengadaan marka internal dan eksternal serta WiFi untuk melengkapi pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit kepada masyarakat.
b. Permasalahan dan Solusi a) Permasalahan
(a) Pertemuan Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pertemuan Koordinasi Optimalisasi Puskesmas Berfungsi PONED dengan LP/LS kabupaten/kota/Provinsi, Organisasi Profesi, RS PONEK dan Jejaring Puskesmas PONED di 5 Wilayah BKPP Provinsi hanya terlaksana 3 wilayah BKPP, Monitoring dan Evaluasi Terintegrasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas PONED tidak terlaksana sehubungan dengan keterbatasan SDM dan waktu yang kurang memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan.
(b) Program Manajemen Pelayanan Kesehatan, Kegiatan Meningkatkan Kualitas Manajemen Puskesmas DTP, dengan sub kegiatan Pertemuan Koordinasi dan Evaluasi Manajemen Puskesmas untuk Optimalisasi Puskesmas DTP dalam Menunjang Keberlangsungan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tahun 2014, Pertemuan Koordinasi Pengelolaan Puskesmas DTP kabupaten/kota untuk Menunjang Keberlangsungan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tahun 2014, Workshop tentang Fasilitas Kesehatan dan Layanan Primer di 5 Wilayah BKPP, hanya terlaksana 2 wilayah BKPP Bandung Raya dan Kota Cirebon disebabkan karena keterbatasan SDM dan waktu yang tidak mencukupi untuk melaksanakan.
(c) Permasalahan kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan pada sub kegiatan pemenuhan makan minum petugas call center sistem Penanganan kegawatdaruratan Terpadu-Sehari-hari (SPGDT-S) mempunyai permasalahan sebagai berikut : 1) Tenaga SDM SPGDT-S belum merupakan tenaga tetap, masih
melibatkan tenaga dari Rumah Sakit dan Dinas kesehatan dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kab Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kab Sumedang sehingga seringkali terjadi ketidak sesuaian antara jadwal yang sudah ditetapkan dengan realisasi kehadiran jaga.
2) Dalam pelaksanaan SPGDT-S belum tersedianya aplikasi terkait Call Centre 119
Pada sub Kegiatan persiapan klinik Lansia terdapat permasalahan yaitu : belum tersedianya klinik Lansia di 6 RS Rujukan Regional.
(d) Permasalahan Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Sarana Pelayanan Kesehatan diantaranya ada revisi keseluruhan prosedur dan dokumen pada Lembaga Sertifikasi Sarana Kesehatan, sehinggauntuk hasil uji coba audit tahun sebelumnya harus ada beberapa penyesuaian dan perlu ada persiapan lainnya untuk persyaratan daftar ke Komite Akreditasi Nasional (KAN) sehingga untuk kegiatan Survailans Audit kepada Klien ditunda hingga tahun depan, Kegiatan Rapat Komite Imparsialitas dapat dilaksanakan jika sudah dilaksanakan Audit pada Lembaga Sertifikasi Sarana Kesehatan, karena adanya perubahan beberapa prosedur dan dokumen sehingga belum dapat dilaksanakan audit pada Lembaga Sertifikasi Sarana Kesehatan.
(e) Realisasi anggaran tidak mencapai 100% berkenaan adanya efisiensi anggaran dari besaran uang saku, fasilitasi dan satu kegiatan pertemuan tidak dilaksanakan disebabkan secara teknis pedoman pelaporan dari Kementerian Kesehatan sedang dalam proses revisi, adanya kesulitan dalam singkronisasi jadwal kegiatan dengan lintas program, mengingat kegiatan pengembangan sistem informasi kesehatan banyak melibatkan lintas program dalam melaksanakan kegiatannya.
b) Solusi Program
(a) Meningkatkan koordinasi program manajemen pelayanan PONED dengan kabupaten/kota, meningkatkan Koordinasi dengan Lintas program, lintas sektor serta organisasi profesi dalam peningkatan puskesmas berfungsi PONED, Melaksanakan monitoring dan evaluasi program pelayanan dasar dan khusus termasuk di puskesmas mampu PONED.
(b) Meningkatkan koordinasi dengan BPJS dalam pelaksanaan manajemen pelayanan Kesehatan primer puskesmas DTP, meningkatkan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan primer teermasuk swasta, meningkatkan melanjutkan monitoring dan evaluasi program pelayanan dasar dan khusus.
(c) Solusi Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan pada Pemenuhan makan minum petugas call center sistem Penanganan kegawatdaruratan Terpadu-Sehari-hari (SPGDTS):
1) Perencanaan untuk menyediakan tenaga tetap di Tahun 2016.
3) Usulan Pergub untuk melengkapi pemenuhan sub sistem SPGDT-S Call Center Prov Jawa Barat yaitu : Sub sistem SDM dan sub Sistem aplikasi IT.
4) Perlunya pengkajian lebih lanjut untuk pemenuhan klinik lansia di 6 RS Rujukan Regional.
(d) Solusi Kegiatan Akreditasi dan Sertifikasi Saranan Pelayanan Kesehatan yaitu survailans audit kepada klien akan dilaksanakan pada tahun 2015/2016 setelah ada penyesuaian dokumen dan prosedur, melaksanakan Audit pada Lembaga Sertifikasi Sarana Kesehatan agar dapat melaksanakan Rapat Komite Imparsialitas. (e) Mengusulkan kembali pada kegiatan 2015 tentang pertemuan
sistem pelaporan Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Melakukan desk penjadwalan kegiatan dengan lintas program.
3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular