• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular a.Pelaksanaan Program

Dalam dokumen BAB IV LKPJ ATA 2014 (Halaman 48-54)

(1) Kegiatan Pencegahan Penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 235.000.000, realisasi anggaran sebesar Rp. 231.630.000 (98,06%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen pertemuan LP/LS dalam rangka peningkatan Universal Child Immunization (UCI) di Provinsi Jawa Barat; 1 dokumen pertemuan dengan kepala seksi/pengelola program imunisasi dalam rangka evaluasi Tahun 2013 dan desiminasi informasi program imunisasi Tahun 2014; tersedianya 1 laporan fasilitasi program imunisasi dalam rangka peningkatan Universal Child Immunization (UCI) Desa (GAIN-UCI) di 20 kabupaten/kota; tersedianya 4 dokumen kasus Kejadian Ikutan Paska Imunisasi di Jawa Barat dapat di Audit oleh KOMDA PP KIPI Jawa Barat; tertanggulanginya 20 kasus Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) di Jawa Barat dapat dikaji dan ditanggulangi; tersedianya 31 unit Lemari Es Vaksin akibat kerusakan Thermostat dan Heater; teranalisanya cakupan dan pemantauan wilayah setempat (PWS) dapat difeedbackkan ke kabupaten/kota setiap bulan selama 12 bulan; tersedianya 1 dokumen pertemuan pengelola Cold Chain dalam rangka meningkatkan kualitas vaksin program imunisasi. Outcome kegiatan adalah adanya peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mencapai target Universal Child Immunization (UCI).

(2) Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 547.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 529.206.285 (96,75%).

Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan 27

kabupaten/kota dalam peningkatan upaya STBM; 1 dokumen laporan pengawasan kualitas kesehatan lingkungan di embarkasi haji dan sasaran di 27 kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan kabupaten/kota dalam mengembangkan (MFR). Outcome kegiatan adalah terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standar kesehatan di daerah prioritas provinsi dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit.

(3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Prima dan Komprehensif yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 193.325.000 (96,66%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen inisiasi pos UKK; tersedianya 1 dokumen sertifikasi ISO 9001 : 2008; tersedianya 1 dokumen surveilans kesehatan kerja; serta tersedianya pelayanan radiologi oleh dokter spesialis radiologi. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengendalian dan penemuan penyakit akibat kerja/ penyakit akibat hubungan kerja (PAK/PAHK) di BKKM Provinsi Jawa Barat.

(4) Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 150.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp.84.026.285 (56,22%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen

laporan pertemuan koordinasi Tim Penanggulangan Bencana; tersedianya 1 dokumen Rapid Health Assesment (RHA) di Daerah saat terjadi bencana di kabupaten/kota; tersedianya 4 dokumen pemantauan penyakit dan masalah kesehatan pasca bencana di kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen fasilitasi pelayanan arus mudik lebaran dan tahun baru; tersedianya 1 dokumen pertemuan dalam rangka rekruitmen petugas TKHI; tersedianya 1 dokumen pertemuan persiapan embarkasi; tersedianya 1 dokumen rapat koordinasi bidang kesehatan; serta tersedianya 1 dokumen hasil rapat koordinasi bidang kesehatan dalam persiapan pengamanan arus mudik Hari raya Idul Fitri 1434 H/ Tahun 2014. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kesiapan tim penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (SK Tim Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan); Terbantunya kabupaten/kota dalam pemenuhan logistik bencana; tidak terjadi KLB penyakit di lokasi bencana; meningkatnya kesiapan Kabupaten/kota dalam pelayanan kesehatan dalam rangka arus mudik Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru; meningkatnya pemahaman pengelola program kesehatan haji kabupaten/kota terhadap peraturan dalam proses rekruitmen petugas TKHI;

Seluruh calon jemaah haji memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar; meningkatnya kesiapan Kabupaten/kota dalam pelayanan kesehatan dalam rangka arus mudik Hari Raya Idul Fitri dan Tahun Baru; Terbantunya kabupaten/kota dalam menanggulangi masalah kesehatan pasca haji.

(5) Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan tidak Menular yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 569.292.780 (94,88%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 dokumen

laporan sosialisasi HIV AIDS bagi kader PKK; tersedianya laporan triwulan P2 HIV AIDS sebanyak 3000 lembar; tersedianya laporan pertemuan TB terpadu 1 kegiatan; terbinanya TIM DOTS TB di kabupaten/kota terpilih; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan sosialisasi Semi Aktif Surveilans (SAS) bagi wasor kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan tatalaksana kasus kusta di kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan P2

ISPA; tersedianya 1 dokumen pembinaan manajemen P2 ISPA di kabupaten/kota terpilih; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan P2

Diare; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan manajemen P2 Diare di kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan evaluasi P2

DBD; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan manajemen DBD di kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan review program

P2 malaria; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan manajemen P2 malaria dan konsultasi teknis malaria ke pusat; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan pengendalian program zoonosis di kabupaten/kota; tersedianya bahan laboratorium Mikroslide dan Jarum Tusuk sebanyak 3 botol; tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan manajemen peningkatan pengendalian filariasis di kabupaten/kota; tersedianya 1 dokumen laporan pertemuan evaluasi program penyakit tidak menular (PTM); tersedianya 1 dokumen laporan pembinaan pengendalian PTM di kabupaten/kota terpilih. Outcome kegiatan adalah kader PKK mengetahui tentang program HIV AIDS & IMS di 27 kabupaten/kota, keberhasilan terapi layanan ART dari rumah sakit pemberi ARV di 14 kabupaten/kota, angka kesembuhan penyakit TB meningkat di 27 kabupaten/kota, wasor kusta mengetahui tentang SAS untuk mencegah kecacatan di 27 kabupaten/kota, peningkatan cakupan pneumonia balita di 13 kabupaten/kota, peningkatan cakupan pelayanan diare di 13 kabupaten/kota, menekan angka kematian akibat KLB Zoonosis sebesar 0%, menurunkan angka kesakitan DBD di 17 kabupaten/kota, menurunkan indigeneous malaria di 4 kabupaten/kota endemis, meningkatkan tatalaksana kasus dan pencatatan dan pelaporan kasus surveilans migrasi di kabupaten/kota non endemis.

(6) Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 228.922.360 (76,31%). Output kegiatan adalah tersedianya 2 dokumen hasil rapat koordinasi Tim Epidemiologi Provinsi; tersedianya 1 dokumen review penanggulangan KLB Tk. Provinsi Jawa Barat; tersedianya 14 dokumen

penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB PD3I; tersedianya 1 dokumen hasil fasilitasi peningkatan sistem surveilans SKD KLB; tersedianya

1 dokumen review sistem surveilans AFP dan PD3I; tersedianya 84 vial Anti Diteri Serum. Outcome kegiatan adalah kelengkapan laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) kabupaten/kota sebesar >90%, kelengkapan laporan Surveilans Terpadu Penyakit Kejadian Luar Biasa sebesar >90%, Konfirmasi penanggulangan dan investigasi KLB penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) sebesar >90%, penemuan kasus AFP (AFP rate) sebesar 100% (2/100.000 anak umur <15 Tahun).

(7) Kegiatan Koordinasi dan Fasilitasi Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular yang dilaksanakan oleh Bagian Kesehatan Biro Pelayanan Sosial

Dasar Setda Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 100.000.000 realisasi sebesar Rp. 100.000.000 (100%). Output kegiatan

adalah terselenggaranya Rapat Koordinasi Pengendalian Penyakit Tidak Menular tingkat Provinsi Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya koordinasi antar OPD kabupaten/kota dan OPD Provinsi dalam pengendalian penyakit tidak menular.

b. Permasalahan dan Solusi a) Permasalahan

(a) Permasalahan Kegiatan Pencegahan penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) diantaranya banyaknya masyarakat yang tidak membawa bayinya untuk diimunisasi disebabkan kurangnya informasi yang diterima atau tidak mendapatkan informasi yang benar tentang imunisasi, bermunculannya kelompok yang menolak imunisasi terkait dengan isu kehalalan vaksin yang digunakan dalam program imunisasi serta berbagai isu negative tentang dampak imunisasi, dengan kemajuan teknologi informasi kelompok ini semakin cepat dan mengkhawatirkan bagi keberlang sungan program imunisasi, beberapa kabupaten/kota tidak mengalokasikan anggaran untuk mencetak buku pencatatan dan pelaporan program imunisasi seperti pencatatan hasil imunisasi, buku stock vaksin dan pencatatan suhu yang mengakibatkan

pencatatan dan pelaporan belum optimal, berdasarkan hasil inventori banyak puskesmas yang masih menyimpan vaksin pada lemari es rumah tangga dan banyak lemari es yang sudah umurnya lebih dari 20 Tahun, adanya Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang menyebabkan keresahan atau masyarakat tidak mau membawa anaknya kembali untuk diimunisasi.

(b) Permasalahan Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Lingkungan diantaranya kurangnya komitmen dari pemerintah daerah untuk melakukan program STBM, kurangnya koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program di tingkat kabupaten/kota dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan.

(c) Permasalahan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Prima dan Komprehensif yakni masih kurangnya koordinasi dengan pihak lain yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan sehingga pelaksanaannya memerlukan waktu lebih lama.

(d) Permasalahan Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan Kesehatan Matra diantaranya, kejadian bencana tidak bisa diprediksi sehingga sub kegiatan rapid health assessment (RHA) dalam penilaian cepat saat terjadi bencana dan pemantauan masalah kesehatan pasca bencana yang sudah direncanakan tidak dapat terealisasi dengan baik, tidak tersedianya logistik bencana di provinsi, mitigasi bencana ditingkat kabupaten dan puskesmas belum optimal. (e) Permasalahan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Menular dan Tidak Menular yakni adanya peningkatan prevalensi beberapa penyakit menular serta rendahnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat, kemampuan kabupaten/kota dalam penganggaran untuk program penyakit menular masih belum optimal, logistik untuk program penyakit menular di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota belum Optimal.

(f) Permasalahan Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa yakni, kejadian luar biasa tidak bisa diprediksi sehingga sub kegiatan penyelidikan epidemiologi kejadian luar biasa (KLB) yang sudah direncanakan tidak dapat terealisasi dengan baik.

b) Solusi

(a) Solusi Kegiatan Pencegahan Penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) diantaranya meningkatkan desiminasi, informasi dan promosi pentingnya imunisasi dalam rangka

meningkatkan imunitas pada Bayi, Balita, Anak Sekolah dan Ibu Hamil, memberikan informasi bahwa imunisasi adalah satu-satunya usaha pencegahan yang spesifik untuk mencegah penyakit menular dengan instansi terkait kepada kelompok-kelompok yang menolak imunisasi, Provinsi dan kabupaten/kota harus mengalokasikan anggaran untuk pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan imunisasi untuk mengetahui riwayat/status imunisasi yang diberikan serta adanya Feedback Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), adanya alokasi anggaran untuk pengadaan lemari es standar WHO untuk penyimpanan vaksin di tingkat Provinsi, kabupaten/kota dan Puskesmas, tertanggulanginya semua kasus KIPI oleh KOMDA KIPI Provinsi atau POKJA KIPI kabupaten/kota sesuai Permenkes No. 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraaan Imunisasi di Indonesia.

(b) Solusi Kegiatan Peningkatan Upaya Kesehatan Lingkungan meningkatkan advokasi kepada para pemegang kebijakan di tingkat pemerintah daerah.

(c) Solusi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Prima dan Komprehensif Untuk mengantisipasi kegiatan selanjutnya, waktu pelaksanaan lebih diperpanjang untuk lebih meningkatkan koordinasi. (d) Solusi Kegiatan Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini Bencana dan

Kesehatan Matra yakni revitalisasi Tim Gerak Cepat (TGC) dalam penanggulangan bencana di kabupaten/kota dan puskesmas, provinsi mengusulkan permintaan logistik ke pusat penanggulangan krisis kementerian kesehatan sebagai buffer stock di provinsi, mendorong kabupaten/kota dalam advokasi penyediaan logistik untuk penanggulangan bencana.

(e) Solusi Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular yakni meningkatkan usaha promotif dan preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan kemitraan dalam manajemen penyakit menular, advokasi ditingkat kabupaten/kota untuk meningkatkan anggaran masing-masing baik untuk kegiatan program maupun untuk logistik.

(f) Solusi Kegiatan Surveilans Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa yakni revitalisasi tim gerak cepat (TGC) dalam penanggulangan kejadian luar biasa (KLB), optimalisasi early warning alert response system (EWARS) dalam deteksi penyakit potensial wabah di Puskesmas, revitalisasi District Surveillance Officers (DSO) dalam

melaksanakan surveilans aktif rumah sakit untuk deteksi dini penyakit potensial wabah di Rumah Sakit.

4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

Dalam dokumen BAB IV LKPJ ATA 2014 (Halaman 48-54)