• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan a.Pelaksanaan Program

Dalam dokumen BAB IV LKPJ ATA 2014 (Halaman 54-60)

(1) Kegiatan Revitalisasi BKPM yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 148.301.000 (14,83%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 paket pemasangan hotline untuk informasi pelayanan BKPM dan jaringan PABX, tersedianya 1 paket papan nama buat backdrop front office, 3 unit AC untuk ruang laboratorium, tersedianya 10 unit PC Komputer, tersedianya 8 unit Printer untuk pelayanan. Outcome kegiatan adalah Terrevitalisasinya BKPM Provinsi Jawa Barat.

(2) Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan di BKKM yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 586.551.754 (97,76%).

Output kegiatan adalah tersedianya tersedianya kebutuhan alat

kesehatan/alat kedokteran habis pakai; tersedianya kebutuhan bahan kesehatan habis pakai; tersedianya kebutuhan obat-obatan; tersedianya 1 paket kebutuhan alat laboratorium; tersedianya 1 paket kebutuhan alat-alat kedokteran umum. Outcome kegiatan adalah kualitas pelayanan kesehatan kerja di BKKM meningkat.

(3) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasaranna Bapelkes yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.600.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 58.450.000 (2,25%). Output kegiatan adalah tersedianya biaya Jasa Konsultasi Perencanaan . Outcome kegiatan adalah meningkatnya pelayanan kantor Bapelkes. (keterangan : gagal lelang).

(4) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Medis BKPM Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 850.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 360.640.270 (42,43%). Output kegiatan adalah tersedianya 1 paket Obat Generik, tersedianya 1 paket obat lainnya, tersedianya bahan kimia, terlaksananya pengisian tabung gas sebanyak 30 tabung, tersedianya bahan penunjang medis 1 kegiatan, tersedianya mantoux test untuk 1 Tahun sebanyak 10 kit. Outcome kegiatan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas penanganan pasien paru.

(5) Kegiatan peyediaan obat-obatan, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4.611.123.800 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 4.587.037.572 (99,48%) dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah tersedianya obatan Umum dan Obat-obatan Psikotropika Rumah Sakit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kesembuhan pasien jiwa dan Napza.

(6) Kegiatan peyediaan Bahan Pelayanan Terapi, yang dilaksanakan oleh Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 587.950.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 555.560.500 (94,49%)

dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah tersedianya Bahan Farmasi / alkes habis pakai, laboratorium, radiologi dan Elektromedik. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kesembuhan pasien Jiwa dan Napza.

(7) Kegiatan peyediaan Perlengkapan Pasien, yang dilaksanakan oleh Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 300.000.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 293.858.843 (97,95%)

dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah tersedianya alat tulis kantor, tersedianya peralatan kebersihan, tersedianya bahan pembersih, tersedianya peralatan olah raga, pengadaan bahan rehabilitasi pasien keputrian, pengadaan keperluan bahan pasien rawat inap (linen), pengadaan peralatan makan pasien rawat inap, pengadaan bibit tanamam, pengadaan pakaian pasien. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas kebersihan pada pasien jiwa dan Napza.

(8) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman Pasien dan Petugas Khusus yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 4.448.400.000,00-. Realisasi anggarannya sebesar Rp. 3.724.467.460 (83,73%) dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah

tersedianya makanan minuman pasien sebanyak 68985 orang/hr, tersedianya makanan dan minuman petugas di unit beresiko, ship malam, konselor napza, hari raya, bulan puasa sebanyak 64250 or/hr. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas gizi pasien jiwa dan Napza.

(9) Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan Alat Kesehatan/Kedokteran dan Sanitasi Rumah Sakit, yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 348.600.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp.324.653.218 (94,78%). Output kegiatan adalah Pemeliharaan alat Kedokteran/ Kesehatan, sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Pemeliharaan alat Laboratorium, pemeliharaan Bangunan Gedung. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas sarana dan prasarana Alat Kesehatan/Kedokteran dan sanitasi RS.

(10) Kegiatan Penyediaan Alat Kesehatan/Kedokteran yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 500.000.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 334.722.473 (66,94%) dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah tersedianyan USD sebanyak 1 unit, tersedianya Tens sebanyak 1 unit, tersedianya Alat Kedokteran sebanyak/alat Kesehatan, Tersedianaya lat Laboratorium Biologi Fotometer sebanyak 1 unit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas sarana dan prasarana Alat Kesehatan/Keokteran RS.

(11) Kegiatan Membangun Instalasi Pengolahan Air Bersih yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 198.014.552 (99,01%) dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah tersedianya Sarana pengolahan air bersih. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas Air Bersih RS Untuk pelayanan Kesehatan.

(12) Kegiatan Pembangunan Lanjutan Gedung Rawat Jalan Satu Atap yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 5.418.347.800 Realisasi Anggarannya sebesar Rp. 4.943.547.300 (91,24%) dari alokasi anggaran. Output kegiatan adalah

tersedianya gedung pelayanan Rawat Jalan Satu Atap, tersedianya dokumen Pengawasan, tersedianya Dokumen Pengawasan Berkala. Outcome kegiatan adalah tersedianya Gedung Pelayanan Rawat Jalan Satu Atap untuk Peningkatan Pelayanan Kepada Masayarakat.

(13) Kegiatan Membangun Gedung Perawatan Anak Remaja yang dilaksanakan oleh

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran Rp. 1.807.090.000 dengan realisai sebesar Rp. 1.745.401.600 (96,59%)

dengan Output kegiatan adalah tersedianya terbangunnya gedung perawatan anak remaja, tersedianya Alat Tulis Kantor, tersedianya Dokumentasi dan Publikasi sebanyak, fotocopy sebayak 6100 lbr. Outcome kegiatan adalah tersedianya Gedung Perawatan Anak Remaja Untuk peningkatan kualitas layanan RS.

(14) Kegiatan Pengadaan pengembangan Sarana Dan Prasarana SIM RS yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 350.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 114.114.000n (32,60%). Output kegiatan adalah terealisasinya

pengadaan Personal Computer sebanyak 14 buah. Outcome kegiatan adalah tersedianya komputer untuk membantu peningkatan pelayanan administrasi rumah sakit

(15) Kegiatan Pengadaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Rekam Medik RS Al Ihsan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 600.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 0n (0%). Permasalahan yang terjadi sehingga tidak bisa terealisasi adalah belum tersedianya ruang menyimpan lemari rekam medik.

(16) Pembangunan Gedung Utama Thursina yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit

Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 50.000.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 649.045.000 (1,30%).

Output kegiatan adalah Teralisasinya ATK untuk pengadaan fisik konstruksi

gedung thursina dan penyusunan buku / dokumen Analisa Dampak Lingkungan. Outcome kegiatan adalah kelengkapan persyaratan pembangunan gedung thursina

(17) Pembangunan Gedung Maskin Lantai 3 dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al

Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 58.050.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.480.000 (2,55%). Output

kegiatan adalah terealisasinya ATK untuk pengadaan fisik kontruksi gedung maskin lantai 3. Outcome kegiatan adalah adanya dokumen untuk pengadaan fisik konstruksi gedung maskin lantai 3. Permasalahan pembangunan gedung maskin lantai 3 tidak terserap secara maksimal karena terkendala dengan ruang evakuasi pasien belum tersedia.

(18) Kegiatan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pengembangan ICU, Bedah, OK Dan IGD, Lab, Kebidanan dan Anak yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al

Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 17.500.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 12.035.101.000 (68,77%).

Output kegiatan adalah Terealisasinya pengadaan sarana pengembangan

pelayanan bedah. Outcome kegiatan adalah semakin bertambah lengkapnya sarana pelayanan bedah.

(19) Kegiatan Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pelayanan kesehatan, Pengadaan dan Alat Kedokteran RSUD Al Ihsan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 2.492.344.547 (9,97%). Output kegiatan adalah terealisasinya pengadaan alat kedokteran umum dalam peningkatan pengembangan pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap dan intensif serta tempat tidur pasien. Outcome kegiatan adalah terlayaninya pasien yang berobat ke instalasi bedah central, gawat darurat, rawat inap, dan intensif.

(20) Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok (Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengadaan Paket Alat Radioterapi) yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 19.250.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 7.201.445.000 (37,41%). Output kegiatan adalah teralisasiya pengadaan

kontruksi bangunan tahap pertama atau tingkat dasar. Outcome kegiatan adalah bangunan belum berfungsi mengingat pembangunan yang baru dilaksanakan hanya pondasi dan tiang pancang, untuk pengawasan dan konsultasi pembangunan sudah terlaksana.

(21) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Pasien Maskin yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 9.543.750.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.420.985.650 (14,89%). Output kegiatan adalah terealisasinya

pengadaan sarana dan prasarana pasien maskin, antara lain belanja pengadaan mebeleir dan alat kedokteran untuk rawat jalan dan rawat inap.

Outcome kegiatan adalah terwujudnya pengadaan mebeleir (tempat tidur

pasien) dan alat kedokteran

(22) Kegiatan Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Fungsi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 49.644.020.782 realisasi anggaran sebesar Rp. 49.644.020.782 (100%). Output kegiatan adalah terealisasinya pengadaan obat, bahan dan alkes habis pakai, service cost darah, gas medis, bahan makanan basah dan kering untuk pasien.

Outcome kegiatan adalah lancarnya operasional pelayanan RSUD Al Ihsan

terhadap pasien dan masyarakat.

(23) Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok (Peningkatan Sarana dan Prasarana pengadaan paket alat radioterapi) yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Al Ihsan Provinsi Jawa Barat, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 12.273.313.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 4.235.000 (0,03%). Output kegiatan adalah realisasinya harga dan belanja alat tulis kantor untuk persyaratan dokumen lelang. Outcome kegiatan adalah sebagai acuan dalam pembuatan dokumen persyaratan lelang pada tahun berikutnya. Pengadaan alat radiotherapy tidak bisa dilaksanakan karena bangunannya dalam proses pembangunan.

b. Permasalahan dan Solusi a) Permasalahan

(a) Konsultansi SIM RS /MOdul SIM RS tidak dapat dilaksakan dikarenakan waktu pengerjaan tidak mencukupi.

(b) Kegiatan Pengadaan pengembangan Sarana Dan Prasarana Rekam Medik terlambat dikarenakan waktu pengerjaan tidak mencukupi

(c) Pengadaan alat radiotherapy tidak bisa dilaksanakan karena bangunannya dalam proses pembangunan.

(d) Pembangunan Gedung Utama Thursina tidak dapat dilaksanakan dikarenakan belum terbitnya nota kesepakatan Antara Gubernur dengan DPRD Provinsi Jawa Barat.

(e) Pembangunan Gedung maskin lantai 3 tidak terserap secara maksimal dikarena terkendala anggarannya kurang dan evakuasi pasien

(f) Kegiatan Peningkatan kualitas Sarana dan Prasarana Pelayanan kesehatan, Pengadaan alat radiotherapy tidak bisa dilaksanakan karena bangunannya dalam proses pembangunan

(g) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengembangan Pasien Maskin tidak terserap maksimal dikarenakan faktor waktu yang kurang

(h) Kegiatan Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Fungsi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan melampoi target dikarenakan meningkatnya jumlah kunjungan pasien.

(i) Permasalahan Kegiatan Revitalisasi BKPM yakni Pengadaan Alat Laboratorium kultur tidak dilaksanakan karena pembangunan gedung laboratorium kultur mengalami gagal lelang.

(j) Permasalahan Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat terjadi 2 kali gagal lelang dikarenakan : 1) Kesalahan Dokumen Pengadaan di ULP.

2) kurang dari 3 pengusaha yang mengajukan penawaran.

(k)Berdasarkan informasi dari ULP pengadaan alat kedokteran mengalami gagal lelang karena dari 2 (dua) penyedia yang memasukan penawaran tidak ada satupun yang memenuhi persyaratan teknis yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan barang dan jasa.

b) Solusi

(a) Memasukan lagi anggaran pengembangan SIM RS pada Tahun anggaran berikunya

(b) Pengadaan alat radiotherapy tidak bisa dilaksanakan karena bangunannya dalam proses pembangunan

(d) Pematangan perhitungan besaran anggaran pembuatan sarana dan prasarana rekam medik untuk anggaran Tahun berikutnya

(e) Diajukan lagi anggaran untuk pembangunan gedung thursina dan pengembangan gedung maskin lantai 3 di Tahun anggaran berikutnya (f) Penyelesaian gedung radiotherapy

(g) Penambahan anggaran Kegiatan Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Fungsi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang disesuaikan denngan prediksi peningkatan kunjungan dan cakupan pelayanan.

(h) Solusi Kegiatan Revitalisasi BKPM yakni Pengadaan Alat Laboratorium sebagian diusulkan kembali pada tahun 2015, masuk pada kegiatan peningkatan sarana dan prasarana BKPM tahun 2015.

(i) Solusi Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Bapelkes diusulkan kembali di tahun 2015.

(j) Solusi Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Medis BKPM Pengadaan Alat Kedokteran sebagian diusulkan kembali pada tahun 2015 masuk pada kegiatan peningkatan sarana dan prasarana BKPM tahun 2015.

5) Program Sumber Daya Kesehatan

Dalam dokumen BAB IV LKPJ ATA 2014 (Halaman 54-60)