• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan a.Pelaksanaan Program

Dalam dokumen BAB IV LKPJ ATA 2014 (Halaman 193-199)

(1) Kegiatan Fasilitasi Penguatan Cadangan Pangan Pokok dan Analisis Ketersediaan Pangan di Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Ketahanan

Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.595.520.104 realisasi anggaran sebesar Rp. 2.569.366.569 (98,99%).

Output kegiatan adalah Penyediaan dan penyaluran cadangan pangan

pemerintah sebanyak 206.400 kg, Penyaluran bantuan Hibah Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) sebanyak 500Lumbung, Outcome kegiatan adalah tersedianya cadangan pangan pemerintah sebanyak 477.776 kg dan Tersalurkannya bantuan hibah Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) sebanyak 454 Kelompok.

(2) Kegiatan Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan dan Lembaga Akses Pangan Masyarakat yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 490.666.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 476.902.620 (97,19%). Output kegiatan adalah Pertemuan Verifikasi LDPM, LAPM sebanyak 1 kali, Rapat penyusunan juklak LDPM dan LAPM sebanyak 2 kali, Rapat pertemuan enumerator LAPM sebanyak 2 kali, Rapat Teknis LDPM, LAPM sebanyak 1 kali, dan Bimtek LDPM, LAPM sebanyak 1 kali, Penyaluran bantuan hibah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 64 Kelompok dan Lembaga Akses Pangan Masyarakat (LAPM) sebanyak 16 kelompok Outcome kegiatan adalah Tersalurkannya bantuan hibah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 64 Kelompok dan Lembaga Akses Pangan Masyarakat (LAPM) sebanyak 16 kelompok.

(3) Kegiatan Lingkungan Bebas Rawan Pangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.992.110.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 1.930.860.010 (96,93%). Output kegiatan adalah Apresiasi Tenaga Pendamping Lingbasrangan sebanyak 1 kali, Implementasi kegiatan lingbasrangan sebanyak 2 kali, Evaluasi kegiatan lingbasrangan sebanyak 1 kali, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemberian bibit tanaman, dan bibit ternak kepada 180 kelompok di 17 Kabupaten.Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas Gizi masyarakat di daerah sasaran sebanyak 180 kelompok.

(4) Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 907.297.000 (90,73%). Output kegiatan adalah Fasilitasi Kesekretariatan DKP Jawa Barat sebanyak 2 kali, Rapat Pleno DKP Provinsi dan Kab./Kota sebanyak 100 0rang, Rapat Kelompok Kerja DKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 4 kali, FGD Pengembangan Ketahanan Pangan Jawa Barat sebanyak 2 kali, Fasilitasi Penghargaan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi dan Adhikarya

Pangan Nusantara untuk 4 Kategori, Advokasi DKP Jawa Barat sebanyak 5 Kabupaten dan Peringatan Hari Pangan Se-Dunia Tingkat Provinsi sebanyak 1 kali. Outcome kegiatan adalah Terbentuknya Kelembagaan Ketahanan Pangan di 5 Kab (Kab. Kuningan, Kab. Bekasi, Kab. Purwakarta, Kab. Pangandaran dan Kab. Cianjur).

(5) Kegiatan Pengembangan Manajemen Kelembagaan dan Infrastruktur Pangan Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 200.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 196.132.000 (98,07%). Output kegiatan adalah Pertemuan teknis peningkatan sumber daya aparatur ketahanan pangan sebanyak 1 kali, dan Partisipasi kegiatan promosi ketahanan pangan sebanyak 3 kali. Outcome kegiatan adalah terlaksananya partisipasi kegiatan promosi ketahanan pangan sebanyak 3 kali (Pekan Nasional Petani Nelayan, Hari Pangan Sedunia, Hari Krida Pertanian).

(6) Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Optimalisasi Lahan Pekarangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp. 796.830.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 794.735.790 (99,74%). Output kegiatan adalah Fasilitasi, sosialisasi dan bimtek intensifikasi lahan pekarangan sebanyak 6 kali, dan Lokakarya piloting penanggulangan kemiskinan melalui optimalisasi lahan pekarangan sebanyak 100 orang. Outcome kegiatan adalah terfasilitasinya bantuan sarana untuk penanggulangan kemiskinan di 6 Desa (yang termasuk kabupaten/kota miskin, perbatasan dengan hutan dan keterbatasan akses pangan).

(7) Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 996.382.500 realisasi anggaran sebesar Rp.988.951.382 (99,25%).

Output kegiatan adalah Bimtek manajemen desa mandiri pangan bagi tenaga

pendamping, LKD dan pengurus kelompok afinitas sebanyak 2 kali, Fasilitasi pendampingan desa mandiri pangan pertahapan sebanyak 44 orang, Evaluasi Demapan sebanyak 106 orang, Bimtek SKPG bagi Tim SKPG kabupaten/kota se Jabar sebanyak 110 org, dan FGD Kerawanan pangan sebanyak 200 orang.

Outcome kegiatan adalah Tertanganinya kerawanan pangan di daerah rawan

pangan sebanyak 60 kelompok yang berada di 30 Desa.

(8) Kegiatan Pemantauan Distribusi, Harga Pangan dan Akses Pangan yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat

dengan anggaran sebesar Rp. 500.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 491.021.338 (98.20%). Output kegiatan adalah Rapat Persiapan Kegiatan

pangan sebanyak 11 kali, Rapat persiapan HBKN antar OPD Provinsi sebanyak 2 kali, Rapat Stabilitas Distribusi, harga dan pasokan menjelang HBKN 2014 sebanyak 1 kali, Evaluasi Distribusi, harga dan akses pangan sebanyak 1 kali,

dan Pertemuan enumerator panel harga pangan sebanyak 1 kali.

Outcome kegiatan adalah tersedianya informasi harga, pasokan pangan dan

akses pangan sebesar 134,6%.

(9) Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan di Jawa Barat yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 985.044.862 realisasi anggaran sebesar Rp. 978.517.140 (99.34%). Output kegiatan adalah Sosialisasi P2KP bagi anak sekolah sebanyak 14 kali, Sosialisasi One Day No Rice sebanyak 10 bulan, Promosi P2KP sebanyak 10 bulan, Gerakan pangan lokal sebanyak 1 paket, Model Vertikultur Hydroponik dan Apresiasi untuk anggota PKK Prov. Jabar sebanyak 200 orang, dan Model kawasan rumah pangan lestari (KRPL) dan

diversifikasi pangan di kawasan ATP kec. Cikadu Kab. Cianjur di 2 lokasi. Outcome kegiatan adalah terlaksananya Model Vertikultur

Hydroponik sebanyak 3 paket dan Model KRPL di 2 lokasi.

(10)Kegiatan Fasilitasi Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 499.440.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 498.354.450 (99.78%). Output kegiatan adalah Sertifikat Prima 3 sebanyak 35 produk, Pengawasan keamanan pangan sebanyak 5 paket,

Pengadaan Kit Tes Formalin di 26 Kab./Kota, dan Mengikuti bulan mutu / promosi OKKP-D di 26 Kab./Kota. Outcome kegiatan adalah terlaksananya Sertifikasi Prima 3 sebanyak 35 produk.

(11)Kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di DAS Citarum yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 580.000.000 realisasi anggaran sebesar Rp. 528.472.000 (91,12%). Output kegiatan adalah Sosialisasi dan Apresiasi KRPL di DAS Citarum sebanyak 2 kali, dan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Model Hidroponik sebanyak 10 Lokasi.

Outcome kegiatan adalah terlaksananya Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari dan Model Hidroponik sebanyak 10 Lokasi dab 12 sertifikat prima 3. b. Permasalahan dan Solusi

a) Permasalahan

(a) Belum seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat, memiliki Kelembagaan Ketahanan Pangan yang memadai (setingkat eselon II) sehingga pelaksanaan program belum berjalan secara sinergis dan optimal.

(b) Belum semua kabupaten/kota membentuk Dewan Ketahanan Pangan sebagaimanan di amanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 Tentang Dewan Ketahanan Pangan, sementara yang sudah terbentukpun belum berfungsi sebagaimana mestinya.

b) Solusi

(a) Mengoptimalkan kelembagaan yang ada di kabupaten/kota melalui koordinasi yang lebih intensif sehingga sinergitas program dan kegiatan Bidang Ketahanan Pangan antara Provinsi dan kabupaten/kota dapat berjalan secara berkesinambungan.

(b) Melakukan advokasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi terhadap kabupaten/kota melalui Bupati/Walikota yang bersangkutan agar segera membentuk Dewan Ketahanan kabupaten/kota serta memfungsikannya secara optimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.1.14 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

Pencapaian indikator kinerja daerah pada Misi Kesatu terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan Provinsi Jawa Barat untuk Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak adalah diperolehnya angka Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebesar 67.57 poin. Jika dibanding dengan target 70 poin maka tercapai sebesar 96,53%. Angka IDG diperoleh dari perhitungan 3 komposit IDG yaitu keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional dan sumbangan perempuan dalam pendapatan.

Indikator kinerja tersebut dicapai melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut: 1)Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender Dalam

Pembangunan

a. Pelaksanaan Program

1)

Jejaring Kelembagaan dan Kerjasama Potensi Jawa Barat dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.000.000.000. realisasi sebesar Rp. 899.510.592 (89,95%).

Output kegiatan adalah Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

(SIGA); Penjajagan Kerjasama Organisasi Perempuan. Outcome kegiatan adalah terselenggaranya Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

(SIGA), terselenggaranya Penjajagan Kerjasama Organisasi Perempuan dengan 3 Negara (Jepang, Belanda dan Turki).

2)

Gerakan Pengarusutamaan Gender dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.380.000.000 realisasi sebesar Rp. 1.228.165.000 (88,99%). Output kegiatan adalah terselenggaranya Pelatihan Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) bagi OPD Provinsi dan kabupaten/kota, terfasilitasinya Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka teraihnya Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE).

Outcome kegiatan adalah meningkatnya Kemampuan Aparatur Pemerintah

Provinsi, kabupaten/kota dalam Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) sebanyak 350 orang, terevaluasinya 8 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dalam Pelaksanaan Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

3)

Gerakan Pengarusutamaan Keluarga dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.050.000.000 realisasi sebesar Rp. 1.032.510.000 (98,33%).

Output kegiatan adalah terselenggaranya Sosialisasi Gerakan

Pengarusutamaan Keluarga bagi Aparatur Pemerintah kabupaten/kota; tersusunnya Kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Jawa Barat; terselenggaranya Sosialisasi Gerakan Pengarusutamaan Keluarga melalui Media Elektronik. Outcome kegiatan adalah meningkatnya Pengetahuan Aparatur Pemerintah kabupaten/kota tentang Gerakan Pengarusutamaan Keluarga sebanyak 180 orang; tersedianya satu buah Draft Raperda Pengarusutamaan Gender di Jawa Barat; terinformasikannya Pengetahuan Gerakan Pengarusutamaan Keluarga (PUK) kepada masyarakat Jawa Barat.

b. Permasalahan dan Solusi Program a) Permasalahan:

(a) Masih diperlukan upaya peningkatan peran koordinasi diantara semua OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan kabupaten/kota dalam membangun kinerja POKJA PUG dalam menerapkan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG).

b) Solusi :

(a) Melalui upaya-upaya penguatan komitmen dan kebijakan; penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia; peningkatan Anggaran Responsif Gender; penerapan Alat Analisis Gender (GAP), pemutakhiran data terpilah

Gender dan Anak, penguatan partisipasi masyarakat, serta inovasi-inovasi strategis OPD di lingkungan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat. (b) Salah satu upaya percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui

Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) antara lain dengan membuat Surat Edaran tentang penyusunan Anggaran Responsif Gender (ARG) di Provinsi Jawa Barat serta dibentuknya Sekretariat Bersama Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (Sekber PPRG) Provinsi Jawa Barat.

2)Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

Dalam dokumen BAB IV LKPJ ATA 2014 (Halaman 193-199)