Mimpi Yakub tentang Masa Depan
3. Sekalipun semuanya berubah secara drastis, Yusuf tetap beriman kepada Allah. Apakah yang
membuat Yusuf untuk tetap berpengharapan? (Jawaban murid-murid.)
4. Yusuf tunjukkan banyak sifat baik selama naik-turun kehidupannya. Dapatkah kalian menye-butkan sifat-sifat itu? Lihatlah dalam Kej. 41:14-16,33-40.
(KEBERANIAN – sekalipun Yusuf adalah seorang Ibrani dan seorang narapidana di antara orang Mesir, tetapi ia tetap berdiri dengan berani, berkata dan lakukan apa yang sepatutnya di hadapan Firaun; RENDAH HATI – Yusuf katakan bahwa hanya Allahlah yang sanggup mengartikan mimpi; BERWAWASAN LUAS – Yusuf mempunyai sebuah rencana baik untuk menolong Firaun.)
Kesimpulan:
Ketika sedang hadapi suatu masalah, seringkali kita mengeluh atau merasa kecewa, karena memang tidak ada seorangpun yang ingin menderita. Tetapi bila dapat tatap masa depan dan tahu akan diberkati setelah melewati penderitaan, mungkin kita tidak akan mengeluh, bahkan menjalaninya dengan tenang. Mengapa perilaku kita dapat berubah? Karena kita tahu bahwa segalanya akan berakhir. Bila kita selalu dapat melihat apa yang akan terjadi kemudian, bukankah itu sesuatu yang luar biasa? Sesungguhnya, kita telah punya janji itu dan Allah telah berjanji untuk lindungi kita. Tetapi ketika telah hadapi kesulitan, kita mungkin mengira, ”Mengapa Allah biarkanku alami semuanya ini, bukankah Ia seharusnya melindungiku?” Bukanlah suatu penghiburan untuk tahu bahwa Allah harapkan kita dapat lewati masa-masa sulit agar dapat menerima berkat-Nya yang berlimpah, tetapi kita harus ingat bahwa Ia melakukannya untuk suatu alasan yang baik. Mungkin Ia ingin kita belajar suatu hal atau ingin menyatakan kuasa-Nya. Apapun alasannya, kita dapat
merasa yakin bahwa kita akan diberkati pada akhirnya. Yusuf percaya akan hal ini dan tidak menyusahkan dirinya dengan merasa kuatir atau mengeluh. Pada kenyataannya, ia hadapi hidup dengan keberanian, kekuatan dan kerendahan hati. Ia dapat lakukan ini karena menempatkan hidupnya secara penuh di tangan Allah. Ia tahu Allahlah pengharapannya yang terbaik dalam segala hal.
Lembar Kerja # 2 Percaya atau Tidak…
Siapakah yang mengatakan ini?
Bacakan kutipan ayat Alkitab yang terkenal ini:
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghiburkan aku."
(Mzm. 23:4 – Yang berkata: Daud)
Ringkasan Daud: Ia diurapi oleh Samuel untuk menjadi raja Israel yang kedua. Tetapi jalan yang harus ia tempuh tidaklah mulus. Pertama, ia mengalami kesuksesan, yaitu mengalahkan Goliat, bersahabat dengan Yonatan dan menikahi anak perempuan Saul. Kemudian, semuanya berubah menjadi bencana. Ia dikejar-kejar oleh Saul yang menginginkan kematiannya, karena Daud menjadi semakin kuat dan terkenal di antara banyak orang, maka iapun kerap merasa takut ke manapun ia pergi.
“Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku.”
(1 Raj. 19:4 – Yang berkata: Elia)
Ringkasan Elia: Ia adalah seorang nabi yang penuh iman. Ia berkata dan berlaku seperti yang Allah kehendaki, sekalipun yang dikerjakan bukanlah tugas yang mudah. Pertama, ia harus beritahukan raja Ahab yang jahat bahwa akan ada kekeringan dan kelaparan yang berkepanjangan. Ketika tinggal di sebuah sungai, ia kehabisan air dan harus kembali ke wilayah musuh serta mencari seorang janda yang akan menyediakan makanan baginya. Setelah beberapa tahun hidup
(Sebelum diskusikan setiap karakter, ajaklah murid-murid untuk menebak tokoh yang dimaksud dengan
bacakan ayat-ayat yang merupakan kutipan langsung dari kata-kata tokoh ini.
Anda dapat bacakan semua atau terpisah sebelum memulai setiap bagiannya. Kutipan ini tidak tercatat
dalam Lembar Kerja. Tetapi dalam Lembar Kerja itu,
ada satu baris tersedia untuk mencatat
setiap nama tokoh sebelum mereka menjawab pertanyaan
untuk hadapi 800 nabi palsu dan menantang mereka di atas puncak suatu gunung. Melalui kuasa Allah, Elia memenangkan pertarungan itu, tetapi tidak lama setelah itu, hidupnya berada dalam ancaman ratu Izebel. Sungguh bukanlah suatu hidup yang biasa! Jadi pada saat itu, ia begitu ketakutan hingga melarikan diri. Seperti pada ayat yang telah disebutkan di atas, Elia mohon agar Allah mencabut nyawanya karena ia merasa hidupnya telah tidak berarti lagi. Pada pandangannya, ia sedang hadapi masa yang begitu sulitnya. Sekalipun ia mengalami kesuksesan sebelumnya, tetapi ancaman kali ini telah mematahkan semangatnya.
“Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui ya Raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”
(Dan. 3:17-18 – Yang berkata: Sadrakh, Mesakh dan Abednego)
Ringkasan dari ketiga sahabat ini: Mereka adalah teman Daniel. Ketika raja Nebukadnezar menyerang dan menaklukkan Yerusalem, ia mengangkut penduduk Yahudi ke Babel. Ketiga sahabat ini berada di antara sekian banyaknya orang buangan pada saat itu. Sungguh suatu masa yang sulit dalam hidup mereka, ketika harus meninggalkan rumah dan tinggal di negeri asing, di mana penduduknya tidak ada yang menyembah Allah. Tetapi tidak lama setelah mereka tiba, Sadrakh, Mesakh dan Abednego dipilih untuk bekerja bagi raja. Semuanya terlihat membaik bagi mereka hingga suatu hari, raja memutuskan untuk membangun sebuah patung dari emas, yang mana seluruh orang di Babel pada saat itu haruslah menyembahnya. Tentu saja orang-orang yang takut kepada raja segera menyembah patung emas itu, tetapi ketiga sahabat ini tidaklah berlaku demikian, karena mereka adalah orang yang takut akan Allah.
“Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
Ringkasan Stefanus: Ia adalah salah seorang dari ketujuh diaken yang dipilih oleh para rasul untuk membantu gereja di Yerusalem; seorang yang benar dan penuh iman, menyatakan banyak mujizat; banyak orang menghormatinya. Ia bersyukur karena dapat melayani Yesus Kristus. Tetapi suatu hari, sekelompok orang menjadi murka, karena tidak suka mendengar apa yang ia katakan, sehingga mereka merajamnya hingga mati.
Lembar Kerja Murid Pendahuluan:
Kadang kita beranggapan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memahami apa yang kita alami. Setiap orang merasakan hal ini, kecuali bila orang itu menjadi seperti kita, tentu ia dapat memahami apa yang kita rasakan. Tetapi, dalam Alkitab terdapat beberapa tokoh yang begitu memahami apa yang kita alami, bahkan selama masa-masa tersulit dalam hidup kita sekalipun. Lihatlah teladan tokoh-tokoh tersebut dan bagaimana ketaatan dalam Allah selamatkan mereka. Siapakah yang berkata? (Daud)
l1 Sam. 26:5-8: Apakah masalah yang ia hadapi?
Ia dikejar-kejar oleh Saul, yang ingin membunuh-nya. Tetapi sekarang, ia justru berkesempatan untuk membunuh sang raja.
l 1 S a m . 2 6 : 9 - 11 : A p a k a h y a n g i a lakukan?
Ia tidak berlaku menurut k e h e n d a k n y a t e t a p i menyerahkan segalanya kepada Allah. Ia dapat saja menjadi raja orang Israel berikutnya lebih cepat bila membunuh Saul saat itu, tetapi ia tahu bahwa Allah mempunyai waktu untuk segalanya dan keputusan bukanlah di tangannya. Dalam Mzm. 23, Daud menulis bahwa
43
Mimpi Yakub tentang Masa Depan pla r e ja a n
10
Lembar Kerja # 2 Pemahaman AlkitabKadang kita beranggapan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat memahami apa yang kita alami. Setiap orang merasakan hal ini, kecuali bila orang itu menjadi seperti kita, tentu ia dapat memahami apa yang kita rasakan. Tetapi, dalam Alkitab terdapat beberapa tokoh yang begitu memahami apa yang kita alami, bahkan selama masa-masa tersulit dalam hidup kita sekalipun. Lihatlah teladan tokoh-tokoh tersebut dan bagaimana ketaatan dalam Allah selamatkan mereka.
Siapakah yang berkata?
Siapakah yang berkata? 1 Sam. 26:5-8: Apakah masalah yang ia hadapi?
______________________________________________________________________
1 Sam. 26:9-11: Apakah yang ia lakukan?
______________________________________________________________________
1 Sam. 31:1-7; 2 Sam. 2:3-4: Apakah yang terjadi pada akhirnya?
______________________________________________________________________
1 Raj. 19:1-3: Apakah masalah yang ia hadapi?
______________________________________________________________________
1 Raj. 19:11-19: Apakah yang ia lakukan ketika Allah menampakkan diri? ______________________________________________________________________ 2 Raj. 2:11-12: Apakah yang terjadi pada akhirnya? ______________________________________________________________________
l1 Sam. 31:1-7; 2 Sam. 2:3-4: Apakah yang terjadi
pada akhirnya?
Ia diangkat menjadi raja Yehuda dan Saul berakhir hidupnya di medan pertempuran. Sekalipun perlu waktu panjang untuk menantikan janji Allah menjadi kenyataan, tetapi dirinya tahu bahwa harus menantikan Allah untuk melakukan kehendak-Nya, karena semuanya itu adalah rencana terbaik-Nya.
Siapakah yang berkata? (Elia)
l1 Raj. 19:1-3: Apakah masalah yang ia hadapi?
Ia mengalami ancaman kematian dari ratu Izebel dan hidup dalam ketakutan.
l1 Raj. 19:11-19: Apakah yang ia lakukan ketika
Allah menampakkan diri? Ketika Allah datang, Ia yakinkan bahwa Elia tidaklah seorang diri dan beritahukan apa yang harus ia lakukan. Elia tidak melarikan diri dan menaati perintah Allah, sekalipun ia tidak tahu bila harus hadapi lebih banyak bahaya lagi, tetapi ia hanya tahu bahwa harus lakukan kehen-dak Allah.
l2 Raj. 2:11-12:
Apakah yang terjadi pada akhirnya?
Ia diangkat ke surga tanpa mengalami kematian. Tentu saja, tidak pernah terlintas dalam pikiran Elia bila hidupnya akan berakhir secara demikian ketika pertama kali menjadi seorang nabi dan ketika ia meminta agar Allah mengambil hidupnya.Tetapi setelah Allah datang kepada Elia untuk ingatkan pekerjaannya, ia percaya bahwa segalanya akan membaik bila ia biarkan Allah yang mengatur hidupnya. Pengalaman hidup Elia menunjukkan bahwa ketika situasi tampak suram, ternyata di balik semuanya itu tersedia berkat yang lebih besar. Kita hanya perlu percaya bahwa hidup kita berada dalam pengaturan Allah.
44
Mimpi Yakub tentang Masa Depan p e l a r a j a n
10
Lembar Kerja # 2 Pemahaman AlkitabSiapakah yang berkata?
Siapakah yang berkata? Dan. 3:13-15: Apakah masalah yang mereka hadapi?
______________________________________________________________________
Dan. 3:16-18: Apakah yang mereka lakukan?
______________________________________________________________________
Dan. 3:19-30: Apakah yang terjadi pada akhirnya?
______________________________________________________________________
Kis. 6:12-14; 7:51-58: Apakah masalah yang ia hadapi?
______________________________________________________________________
Kis. 7:59-60: Apakah yang ia lakukan? ______________________________________________________________________ Apakah yang terjadi pada akhirnya? ______________________________________________________________________ Kesimpulan: Semua tokoh di atas telah hadapi kematian atau berada di ambang kematian.
Permasalahan kita tampaknya lebih ringan daripada mereka. Sekalipun demikian, mereka tetap percaya kepada Allah. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi terhadap hidup dan harus alami naik dan turunnya kehidupan sebelum rencana Allah menjadi jelas. Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana permasalahan para tokoh ini terselesaikan, karena kita dapat melihat keseluruhan kisah hidup mereka. Bagi kita agak sulit untuk menerapkan perilaku mereka dan percaya penuh kepada Allah, karena kita tidak dapat melihat bagaimana kelanjutan dan akhir hidup kita. Tetapi melalui para tokoh ini jelas memberitahukan bahwa Allahlah yang memegang kendali kehidupan dan tahu apa yang terbaik bagi kita, sekalipun tampaknya tidak pada saat ini. Marilah kita teladani para tokoh ini dengan percaya diri berkata, ”Aku tahu bahwa Allah akan lakukan yang terbaik bagi-ku." Ketika hidup kita sedang turun, seringkali kita bertanya, "Mengapa hal ini terjadi? Sesungguh-nya akan lebih baik bila kita bertaSesungguh-nya, “Apakah yang Allah ingin aku pelajari dari hal ini dan bagai-mana imanku dapat bertumbuh sebagai hasilnya?” Mengapa? Karena pertanyaan tersebut akan dapat mengubah sudut pandang kita yang sebelumnya bagaikan lembah, tetapi sekarang menjadi puncak dalam perjalanan iman kita.
Siapakah yang berkata? (Ketiga sahabat Daniel)
lDan. 3:13-15: Ancaman apakah yang mereka
hadapi?
Sang raja mengancam untuk lemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala bila mereka tidak menyembah patung emas yang raja dirikan.
lDan. 3:16-18: Apakah yang mereka lakukan?
Mereka dengan berani katakan bahwa Allah akan lindungi mereka dari perapian yang menyala-nyala itu, bahkan bila tidak, merekapun tetap tidak akan menyembah patung emas itu. Mungkin banyak orang akan lakukan seperti apa yang raja perintah-kan dan kemudian mohon pengampunan Allah, berharap Allah akan pahami dilema yang mereka sedamg hadapi itu. Tetapi ketiga sahabat ini percaya sepenuhnya kepada Allah. Satu hal yang pasti adalah mereka akan mati kapan saja; mereka tidak tahu bila Allah akan berada dalam perapian itu bersama dengan mereka. Bahkan dalam ketidak-pastianpun, mereka tetap memilih untuk taat kepada Allah.
lDan. 3:19-30: Apakah yang terjadi pada
akhirnya?
Mereka tidak mati karena malaikat Allah selamat-kan mereka! Mereka pun memuliaselamat-kan Allah! Raja Nebukadnezar menyadari bahwa Allah hidup bahkan mengangkat ketiga sahabat ini ke dalam jabatan yang lebih tinggi. Hari ini, banyak orang sedang berada di ambang kematian (sakit parah, bencana); yang kehilangan harapan mengira bahwa inilah akhir hidup mereka. Sesungguhnya, kita tidak tahu apa yang Allah telah rencanakan bagi kita. Kita telah mendengar banyak kesaksian luar biasa, di mana mereka 'hidup kembali' setelah jantungnya berhenti. Oleh karena itu, kita harus senantiasa beriman kepada Allah.
Siapakah yang berkata? (Stefanus)
lKis. 6:12-14; 7:51-58: Apakah masalah yang ia
hadapi?
Ia mengabarkan injil Yesus Kristus dan menegur mereka yang keras hatinya. Tetapi kerumunan
lKis. 7:59-60: Apakah yang ia lakukan?
Stefanus tidak melarikan diri karena ia tahu bahwa bersandar Allah adalah satu-satunya jalan, bahkan bila harus mati sekalipun. Ia begitu berani dan yakin pada imannya. Lagipula, bila ada yang dapat menyelamatkan dirinya, pastilah itu Yesus Kristus. Sebelum kerumunan orang itu melemparinya dengan batu, Stefanus memohon agar Allah mengampuni mereka yang merajamnya.
lApakah yang terjadi pada akhirnya?
Stefanus mati sebagai seorang martir. Ia memahami bahwa Allah mempunyai suatu rencana bagi setiap orang dan inilah saat baginya untuk meninggalkan dunia. Bagi kebanyakan orang, mati secara tidak terduga atau pada usia muda merupa-kan hal terburuk yang terjadi pada setiap orang. Kita seringkali berdoa agar keajaiban Allah dapat dinyatakan pada saat-saat terakhir. Tetapi, tidak seperti ketiga tokoh sebelumnya, Allah tidak 'selamatkan' Stefanus. Yang pasti, Allah tahu apa yang terbaik bagi kita. Mungkin Stefanus akan lebih menderita lagi bila ia tetap hidup. Apapun alasannya, Stefanus telah diselamatkan karena ia berada di suatu tempat yang lebih baik, yaitu di surga bersama dengan Allah, yang adalah keajaiban terbaik dari semuanya.
Kesimpulan:
Semua tokoh di atas telah hadapi kematian atau berada di ambang kematian. Permasalahan kita tampaknya lebih ringan daripada mereka. Sekalipun demikian, mereka tetap percaya kepada Allah. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi terhadap hidup mereka dan harus alami naik dan turunnya kehidupan sebelum rencana Allah menjadi jelas. Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana permasalahan para tokoh ini terselesaikan, karena kita dapat melihat keseluruhan kisah hidup mereka. Bagi kita agak sulit untuk menerapkan perilaku mereka dan percaya penuh kepada Allah, karena kita tidak dapat melihat bagaimana kelanjutan dan akhir hidup kita. Tetapi melalui para tokoh ini jelas memberitahukan bahwa Allahlah yang memegang kendali kehidupan dan tahu apa yang terbaik bagi kita, sekalipun tampaknya tidak pada saat ini. Marilah kita teladani para tokoh ini
dengan percaya diri berkata, ”Aku tahu bahwa Allah akan lakukan yang terbaik bagiku." Ketika hidup kita sedang turun, seringkali kita bertanya, "Mengapa hal ini terjadi? Sesungguhnya akan lebih baik bila kita bertanya, “Apakah yang Allah ingin aku pelajari dari hal ini dan bagaimana imanku dapat bertumbuh sebagai hasilnya?” Mengapa? Karena pertanyaan tersebut akan dapat mengubah sudut pandang kita, yang sebelumnya bagaikan lembah, tetapi sekarang menjadi puncak dalam perjalanan iman kita.
Lembar Kerja # 3
Tolonglah Aku untuk Percaya Yesus...!
Mintalah murid-murid untuk ilustrasikan hidup mereka yang terjadi sejauh ini pada selembar kertas, amatilah puncak dan lembah kehidupannya seperti ketika pindah ke tempat baru, ketika temui t e m a n b a r u , k e t i k a mereka hendak percaya Yesus, ketika harus alami suatu perubahan besar atau transisi dalam hidup mereka, ketika harus sesuaikan diri dengan keadaan sekolah dan lain sebagainya. Mereka dapat gunakan garis waktu bila dipandang tepat dengan cara itu. Lalu, mintalah murid-murid untuk berpasangan dan ceritakan kepada pasangan mereka apa yang telah diilustrasikan itu. Kemudian, diskusikan beberapa pertanyaan berikut: 1. Bagaimana Yesus telah bekerja dalam hidup
mereka sejauh ini? Dapatkah mereka melihat bahwa Ialah yang memang mengendalikan, sehingga segala sesuatu terjadi karena suatu alasan?
Aplikasi
Kehidupan
Lembar Kerja # 3
45
Mimpi Yakub tentang Masa Depan p e la ja ra n
10
Aplikasi KehidupanTolonglah Aku untuk Percaya Yesus...!
Ilustrasikan kehidupan kalian yang terjadi sejauh ini pada selembar kertas, amatilah puncak dan lembah kehidupannya seperti ketika pindah ke tempat baru, ketika temui teman baru, ketika mereka hendak percaya Yesus, ketika harus alami suatu perubahan besar atau transisi dalam hidup kalian, ketika harus sesuaikan diri dengan keadaan sekolah dan lain sebagainya. Kalian dapat gunakan garis waktu bila dipandang tepat dengan cara itu.
Diskusikan beberapa pertanyaan berikut:
1. Bagaimana Yesus telah bekerja dalam hidup mereka sejauh ini? Dapatkah kalian melihat bahwa Ialah yang memang mengendalikan, sehingga segala sesuatu terjadi karena suatu alasan?
2. Sekalipun kita belum tahu berapa banyak puncak atau lembah yang terjadi dalam hidup, tetapi apakah yang kalian rasakan dalam hidup ini? 3. Seberapa yakinkah kalian bahwa Yesus tahu yang terbaik bagi mereka? Piilihlah sebuah angka dengan skala 1-10, di mana angka 10 sebagai ungkapan keyakinan yang pasti. Jelaskan alasan dalam memilih angka tersebut.
Pilihlah satu dari antara ayat Alkitab yang mengingatmu pada penyertaan dan tuntunan Yesus. Tuliskanlah itu.
(Mzm. 9:10-11, Mzm. 27:13-14, Mzm. 42:12, Mzm. 62:9, Ams. 3:5-6)
2. Sekalipun kita belum tahu berapa banyak