• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Alokasi Dana

Dalam dokumen | Badan Penjaminan Mutu Borang ED AIPT (Halaman 128-132)

Tabel 5. 2 Analisis SWOT Komponen Kurikulum, Proses Pembelajaran dan Suasana Akademik

KOMPONEN F: PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA, SERTA SISTEM INFORMASI

F.1 Sistem Alokasi Dana

Sistem Alokasi dana di Unnes telah mengacu asas akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi. Pengelolaan pendanaan Unnes juga menganut prinsip penganggaran partisipatif, yakni sistem penganggaran yang melibatkan secara aktif semua jenjang manajemen, mulai dari jurusan, fakultas, satuan-satuan kerja, sampai rektorat12. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rencana Strategis Bisnis (Renstra Bisnis) Unnes 2010-2014, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Unnes, dan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang disusun setiap tahun. RBA ini menjadi rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL) dan penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Pada akhir tahun setiap program dievaluasi melalui dokumen Sistem Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Keuangan dengan menggunakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK).

Sumber keuangan Unnes yang diperoleh dari PNBP mengacu UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP. Sedangkan jenis PNBP untuk Perguruan Tinggi didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 115/KMK.06/2001 tanggal 7 Maret 2001 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Perguruan Tinggi Negeri. Jenis penerimaan PNBP yang dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut terdiri atas:

a. Sumbangan Pembinaan Pendidikan; b. Biaya seleksi ujian masuk perguruan tinggi;

c. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi perguruan tinggi; d. Hasil penjualan produk yang diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan tinggi; e. Sumbangan dan hibah dari perorangan, lembaga Pemerintah atau lembaga non

Pemerintah, dan

f. Penerimaan dari masyarakat lainnya.

Pelaporan PNBP dilakukan secara sentral, dikelola, dan diadministrasikan bendahara penerimaan, sedangkan sistem penggunaannya secara terdesentralisasi dikelola setiap unit kerja sesuai besaran alokasi dana yang diterima dan dikoordinasikan dengan bendahara pengeluaran dalam suatu tatanan bentuk pertanggungjawaban sesuai peraturan yang berlaku. Sumber keuangan yang diperoleh Unnes setiap tahun dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar dalam melaksanakan anggaran. Perkembangan DIPA Unnes dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 6.1 Perkembangan DIPA Unnes Tahun 2008 – 2011

No Jenis Anggaran Tahun 2008 2009 2010 2011 1. Rupiah Murni 95.479.357.000 132.652.531.000 231.421.060.000 280.391.417.000 2. PNBP 72.647.387.000 106.400.752.000 128.611.930.000 131.334.554.000 3. Pinjaman/Hibah luar Negeri 4.340.371.000 8.506.634.000 20.039.028.000 4. Penerimaan pembiayaan BLU Jumlah 168.126.744.000 160.562.463.000 368.539.624.000 368.539.600.000

Dari tahun 2009 sampai 2011 penerimaan Unnes mengalami perkembangan dapat dilihat dalam tabel 6a.Untuk mencapai peningkatan jumlah anggaran yang diterima, terus dikembangkan upaya melalui perencanaan, pelaksanaan, maupun pertanggungjawaban yang tidak lepas dari peraturan yang ada. Realisasi PNBP kegiatan operasional diperoleh dari pembayaran mahasiswa yang secara administratif masih aktif kuliah.Jika dibandingkan PTN lain, Unnes memungut dana pendidikan relatif lebih rendah dari mahasiswa PT lain. Dana pendidikan dari mahasiswa per semester berkisar antara Rp.2.250.000,-.Realisasi penerimaan menunjukan bahwa untuk pendapatan masyarakat-non Tri Darma perguruan tinggi belum maksimal. Oleh karena itu, Unnes berkomitmen dalam peningkatan pengelolaan pendanaan dari kemampuan Unnes adalah:

1. Penentuan biaya pendidikan pada era mendatang diharapkan justru mengurangi tingkat ketergantungan sumber dana yang berasal dari masyarakat, melalui peningkatan sumber pendapatan dari pengelolaan kekayaan Unnes

2. Memberdayakan Unit sebagai pusat Income Generating.

3. Dalam rangka mendukung terwujudnya universitas bertaraf internasional, proporsi pendanaan yang digunakan pada program akademik.

4. Upaya penggalangan dana dari pihak eksternal untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Unnes agar mencapai 50% dari total kebutuhan.

Dengan tata kelola BLU diproyeksikan dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan dalam hal pendapatan. Sumber pendapatan BLU Unnes diproyeksikan berasal dari 4 sumber, yaitu PNBP akademik, PNBP Non Akademik, Rupiah Murni, hibah/donasi/kerjasama dengan mitra/institusi dari dalam dan luar negeri. PNBP dikelola Unnes dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar:

a. Penerimaan yang terkait pelaksanaan kegiatan operasional (akademik) (eks. PP 47 Tahun 2004)

b. Penerimaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan non operasional (diluar dari ketentuan PP 47 tahun 2004), yaitu: penerimaan dari UPT Perpustakaan, UPT Unnes Press, UPT Pengelola Aset Unnes (PAU)dan lainnya.

PNBP akan dikelola secara profesional yang ditujukan kepada peningkatan pelayanan mutu pendidikan tinggi sesuai dengan standar pelayanan minimum yang telah ditetapkan. Pengelolaan pendidikan dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan sumber daya secara ekonomis, efisien, dan efektif dengan pertimbangan praktik bisnis yang sehat.

Tabel Tabel 6.2 Realisasi Pendapatan PNBP Non Operasional Tahun 2009 – 2011 TS-2 TS-1 TS (1) (2) (3) (4) (5) (6) Unnes Press 155 390 390 935 PAU 300 46 46 392 Labschool 17 226 226 469 Pusat Bahasa 46 414 414 874 Unit Bisnis Lainnya 152 152 304 Pendapatan Kerjasama

Penelitian dan Pengabdian 6.564 6.564 13.128 Pendapatan Kerjasama 469 4.980 4.980 10.429 Pendapatan Usaha Lainnya 1.561 3.030 3.230 7.821

Sumber Dana Jenis Dana Jumlah (juta

rupiah) Jumlah Dana (juta rupiah)

Pendapatan Usaha Bisnis

Penguatan Badan Layanan Umum pada kemampuan Universitas mengoptimalkan pendapatan pada pusat bisnis yang dimiliki melalui efisiensi, optimalisasi penggunaan sumber daya secara holistic. Realisasi PNBPyang bersumber pendapatan dari masyarakat Non Tri Dharma PT pada tahun 2008 sampai 2011 diperlihatkan pada Tabel diatas.

Unit Bisnis, merupakan usaha andalan Unnes yang diprediksi menjadi penopang pendapatan Unnes. Penerimaan dari UPT Pengelolaan Aset Unnes (PAU) diprediksi mengalami peningkatan sebesar 10% per tahun. Peningkatan ini bersumber dari optimalisasi aset yang dimiliki Unnes yang tersebar di Jl. Kelud Raya, Jl. Menoreh, Jl. Bendan Ngisor, Karanganyar dan Rejosari di Semarang, Suwakul Ungaran, Kemandungan Tegal. Sumber pendapatan yang digunakan untuk membiayai kegiatan BLU Unnes yang berasal dari Pinjaman, Hibah/donasi dan Rupiah murni pada Tabel diatas

Tabel 6.3 Realisasi Pendapatan Pinjaman/Hibah Luar Negeri Kerjasama Tahun 2008 – 2011

TS-2 TS-1 TS

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Labschool 17 226 226 469 Sumber lain

(dalam dan luar negeri)

Pinjaman/Hibah Luar Negeri

(PLN) 8.506 20.039 113.201 141.746

Sumber Dana Jenis Dana Jumlah (juta

rupiah) Jumlah Dana (juta rupiah)

Proyeksi penerimaan diprediksi meningkat setiap tahun sehingga dibutuhkan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang baik untuk merealisasikan target penerimaan sesuai dengan yang ditetapkan. Kondisi proporsi dana PNBP relative semakin meningkat dibandingkan dengan dana yang bersumber dari APBN, menuntut para pimpinan dan jajaran manajemen Unnes untuk berupaya menggali sumber dana.

Guna menjamin keandalan sumber pendanaan dan pemanfaatannya sesuai dengan perencanaan program dan penganggarannya, Unnes telah memiliki Tim Auditor Internal yang bekerja secara profesional sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya. Tim Auditor Internal bidang keuangan dan aset memeriksa kesesuaian antara penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan dari setiap satuan kerja. Secara periodik, tim ini melaporkan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan lembaga (rektor) sebagai dasar evaluasi, pembenahan di masa mendatang dan dasar pengambilan keputusan. Laporan periodik hasil monitoring dan evaluasi disusun oleh Tim Auditor Internal. Sub bagian yang menangani monitoring dan evaluasi di Unnes secara periodik juga melaporkan perkembangan daya serap setiap unit kerja kepada pimpinan universitas dan pimpinan di setiap unit kerja secara rutin.

Sistem monitoring dan evaluasi selama ini masih berbasis pada sistem manual. Ke depan perlu dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi berbasis web, yang dapat diintegrasikan dengan SIKADU yang sudah ada, SIMAWA,SIANGGAR, SIKEU,

SIAKUN, SIMPEG, dan lainnya..

Jumlah anggaran yang senantiasa meningkat setiap tahunnya memerlukan pengelolaan yang senantiasa ditingkatkan melalui penyempurnaan sistem pengelolaan keuangan sehingga Unnes kedepan juga perlu mengembangkan system informasi perencanaan dan penganggaran. Selain itu, Unnes juga perlu merencanakan pengembangan merit system dalam bidang keuangan. Upaya tersebut dilakukan untuk mencapai tata kelola yang bersih dan akuntabel. Upaya-upaya yang telah dilakukan sampai saat ini guna menuju upaya tersebut, antara lain:

1. Mengajukan usulan perubahan tata kelola keuangan dari pengelolaan keuangan satker instansi pemerintah, menjadi pengelola keuangan BLU ini telah diterima dan disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, sehingga sejak tanggal 17 Desember 2008, Unnes telah menerapkan Pola Pengelolaan BLU

2. Menyusun sistem akuntansi dan sistem akuntansi biaya pengelolaan keuangan. Penyusunan ini bertujuan memberikan pedoman pelaksanaan dan pertanggung jawaban anggaran menuju Good University Governance. Kegiatan penyusunan sistem akuntansi pengelolaan keuangan ini didanai oleh Program Hibah Kompetisi Institusi Tema A, mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dan Imhere tahun 2010-2011.

3. Menyesuaikan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) melalui pengajuan usulan revisi OTK yang disusun dengan senantiasa memperhatikan aspek pengendalian internal organisasi yang sehat dan baik. Sampai saat ini, proses pembahasan usulan perubahan OTK masih berlangsung, dan diprediksi pada akhir tahun 2012, Unnes dapat menerapkan dan menjalankan organisasi berdasarkan OTK yang baru. Revisi OTK memiliki kontribusi yang signifikan dalam upaya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan penguatan unit untuk penggalian sumber sumber keuangan non akademik. Beberapa hal yang dilakukan dalam revisi antara lain:

a. Menata struktur pengelola keuangan dengan memisahkan secara tegas antara fungsi pembayar, fungsi operasi/belanja, dan fungsi pencatat.

b. Meningkatkan peran dan fungsi Audit Internal.

c. Meningkatkan peran dan fungsi Satuan Pengembang Bisnis.

d. Meningkatkan peran Badan Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi. e. Meningkatkan peran Badan Pengembang Konservasi

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tata kelola keuangan difokuskan pada ketercapaian visi, misi, dan tujuan Unnes. Hal ini dapat dilihat dari alokasi PNBP yang sebagian besar untukaktifitas operasi perguruan tinggi, pengunaan dana tersebut seharusnya didukung oleh kegiatan yang melibatkan unit-unit bisnis dan laboratorium. Dana-dana tersebut dikelola secara transparan dan akuntabel digunakan untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang lebih berkualitas.

Dalam dokumen | Badan Penjaminan Mutu Borang ED AIPT (Halaman 128-132)