• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

SISTIM PENDUKUNG NEGOSIASI;

III. METODE PENELITIAN

3.3 Teknik Pengambilan Responden

Pengambilan responden dilakukan secara bertahap dengan rangkaian sebagai berikut:

1) Tahap kesatu: Dalam tahap ini responden diambil secara tertuju (purposive sampling) yaitu mereka/masyarakat yang melakukan klaim atas status dan kepemilikan lahan serta akses pengelolaan lahan di dalam kawasan.

Pada kasus konflik akses pengelolaan lahan di kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis, pada tahun 2000 terdapat 2000 kepala keluarga yang berada di dalam kawasan (Dinas Kehutanan Lampung Barat, 2000). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh ICRAF selama tahun 2001, dari jumlah tersebut yang hanya bertani tapi tidak menetap di dalam kawasan sebanyak 75 kepala keluarga berasal dari Desa Gunung Terang Kecamatan Way Tenong, 402 kepala keluarga berasal dari Desa Simpang Sari, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat. Sedangkan berdasarkan studi Watala tahun 2003, terdapat 150 kepala keluarga berasal dari Desa Sukapura yang bertani dan tinggal menetap secara permanen di dalam kawasan. Total populasi calon responden dari ketiga desa adalah 627 kepala keluarga.

Berdasarkan sebaran populasi responden tersebut, maka penarikan responden contoh dilakukan dengan teknik proportional random sampling (PSRS). Total calon responden contoh yang diteliti adalah sebanyak 100 kepala keluarga. Jumlah dan sebaran contoh yang diambil seperti ditayangkan dalam Tabel 3.2. Responden yang dipilih di dalam tabel tersebut adalah responden yang menjadi subjek tujuan penelitian yang kedua.

Tabel 3.2. Pengambilan Responden Contoh untuk Tujuan Penelitian yang Kedua

Kawan hutan dan desa Yang Berbatasan Desa Asal

Responden N n=100

Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis, Lampung Barat

Gunung Terang 75 12

Simpang Sari 402 64

Sukapura 150 24

TOTAL 627 100

Keterangan: n = jumlah responden

2) Tahap Kedua: Selain responden yang terdapat di dalam Tabel 3.2, juga diambil responden yang berasal dari pihak/kelompok/institusi lain yang bersengketa dengan responden Tabel 3.2. Pengambilan responden diambil dengan memakai teknik snowball sampling. Menurut Bernard (1998), teknik tersebut amat membantu peneliti terutama; (1) ketika belum memperoleh

gambaran yang pasti mengenai pihak-pihak mana saja terlibat dalam konflik, (2) belum mengetahui pihak mana yang paling tepat untuk diwawancarai mengingat meminta informasi tentang konflik merupakan sesuatu yang sensitif dan memerlukan kehati-hatian. Responden Table 3.2 diwawancarai untuk dimintai keterangannya tentang siapakah pihak lawan (orang dan/atau lembaga) yang menurut mereka memiliki perbedaan-perbedaan yang menimbulkan konflik kepentingan dengan mereka dalam pengelolaan kawasan hutan. Hasil kunjungan pendahuluan, untuk sementara terdapat tiga komunitas yang saling berbeda kepentingan di lokasi yaitu:

(1) kelompok masyarakat yang mengelola lahan kawasan (2) aparat pemerintah Kabupaten Lampung Barat, dan

(3) aparat desa/kecamatan dan pihak swasta yang berdomisili di DAS Way Besay.

3) Tahap Ketiga: Dengan menggunakan teknik serupa (snowball sampling), kepada masing-masing pihak yang bersengketa diwawancarai siapakah (jika ada) menurut mereka pihak-pihak indipenden yang pernah dan/atau sedang berinisiasi membantu penanganan konflik yang mereka hadapi.

Dengan menggunakan teknik tersebut pada Tahap Kedua dan Ketiga, kemudian ditentukan sebanyak 30 responden dari lokasi konflik secara proporsional tertuju (purposive proporsional sampling). Penentuan sebanyak 30 responden didasarkan kepentingan studi dalam menjawab tujuan ketiga penelitian ini. Selanjutnya dengan responden yang sama, tujuan keempat penelitian ini dijawab dengan mempergunakan Metode. Metode tersebut merupakan metode analisis sistem lunak yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja dan merupakan modifikasi dari teknik brainwriting dan survey (Marimin, 2004). Dalam metode ini panel dipergunakan dalam pergerakan komunikasi melalui beberapa kuesioner yang tertuang dalam tulisan. Objek metode ini adalah untuk memperoleh konsensus yang paling reliable (dapat dipercaya) dari sebuah kelompok ahli atau sekumpulan orang yang dianggap mengetahui tentang sesuatu. Adapun prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut (Marimin, 2004):

1) Mengembangkan pertanyaan Delphi 2) Memilih dan kontak dengan responden 3) Memilih ukuran contoh

4) Mengembangan kuesioner dan menguji 5) Analisis kuesioner (1)

6) Pengembangan kuesioner dan tes (2) 7) Analisis kuesioner (2)

8) Mengembangkan kuesioner dan tes (3) 9) Analisis kuesioner (3)

10) Menyiapkan laporan akhir.

Tentunya metode Delphi memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahan tersebut seperti ditayangkan dalam Tabel 3.3 berikut. Kelemahan Metode Delphi akan mendapat perhatian selama penelitian dilaksanakan.

Tabel 3.3. Keunggulan dan Kelemahan Metode Delphi

Keunggulan Kelemahan

1) Delphi mengabaikan nama dan mencegah pengaruh yang besar satu anggota terhadap anggota lainnya. 2) Kemungkinan untuk menutupi sebuah

area geografi yang lebih sempit dan grup besar yang heterogen sehinhgga dapat berpartisipasi pada basis yang sama

3) Adanya langkah diskrit

4) Masing-masing responden memiliki waktu yang cukup untuk mempertimbangkan masing-masing bagian dan jika perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi kuesioner

5) Menghindari tekanan social psikologi 6) Perhatian langsung pada masalah 7) Memenuhi kerangka kerja

8) Menghasilkan catatan dokumen yang tepat

1) Lambat dan menghabiskan waktu 2) Tidak mengijinkan untuk kemungkinan

komunikasi verbal melalui pertemuan langsung perseorangan

3) Responden dapat salah mengerti terhadap kuesioner atau tidak memenuhi keterampilan komunikasi dalam bentuk tulisan

4) Konsep Delphi adalah ahli. Para ahli akan mempresentasikan opini yang tidak dapat dipertahankan secara ilmiah dan melebih-lebihkan.

5) Sistematikan Delphi menghalang- halangi proses lawan dan mendiami eksplorasi pemikiran

6) Tidak mengijinkan untuk kontribusi prospektif yang berhubungan dengan masalah

7) Mengasumsikan bahwa Delphi dapat menjadi pengganti untuk semua komunikasi manusia di berbagai situasi Sumber: Marimin, 2004.

Sebanyak 30 responden yang dijadikan sebagai subjek penelitian diasumsikan sudah memenuhi jumlah minimal. Hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh Marimin (2004), bahwa suatu penelitian yang mempergunakan Metode Delphi memerlukan ukuran panel responden yang bervariasi dengan kelompok homogen dengan 10-15 partisipan mungkin sudah cukup, akan tetapi dalam sebuah kasus dimana rujukan (reference) yang bervariasi diperlukan, maka dibutuhkan jumlah partisipan yang lebih besar. Sebaran responden tersebut ditayangkan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Pengambilan Responden Contoh Untuk Tujuan Penelitian yang Ketiga dan Keempat.

Kawan Hutan dan Desa Yang Berbatasan Kelompok Responden n=30

Kawasan Hutan Lindung Register 45B Bukit Rigis Lampung Barat Masyarakat 8 Aparat desa/kecamatan dan PLTA 8 Aparat Kabupaten 7 Aktivis independen 7 TOTAL 30 Keterangan: n = jumlah responden