PT ASURANSI JASA INDONESIA MEMO
C. Tuliskan ide pokok tiap paragraf di atas! D. Jelaskan makna ungkapan yang dicetak
tebal pada kalimat berikut!
1. Sejak awal Zuriati memang sudah kecem-plung di “dunia laki-laki”.
2. Padahal, gara-gara kecintaannya pada mate-matika, sosoknya menjadi buah bibir di kala mahasiswa.
3. Keenceran otaknya dalam mengunyah matematika dan ilmu pasti membuatnya lulus dengan cum laude tahun 1993.
4. Kalau beli mobil, kita bisa lepas putus dengan pabrik. Membeli pesawat terbang tidak begitu. Selama ia masih hidup, pabrik terus memoni-tornya.
5. Sebagai ahli struktur pesawat terbang, Tati ha-rus siap siaga tiap waktu.
Di bagian sebelumnya kalian telah menemukan kata kunci, gagasan pokok, dan ungkapan dari teks yang disimak. Kegiatan itu akan membantu kalian dalam kegiatan parafrasa lisan.
6.2.1 Parafrasa Lisan
Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indo-nesia)parafrasaadalah penguraian kembali suatu teks (karangan) dibentuk susunan kata-kata yang lain dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. Memparafrasakan adalah menguraikan kembali suatu teks dalam bentuk lain. Parafrasa lisan adalah mengungkapkan kembali secara lisan uraian tertulis yang telah dibaca atau didengar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memparafrasakan suatu teks adalah:
1. mencermati setiap informasi yang didengar; 2. mencatat inti informasi (ide-ide pokok/kata kunci);
3. membuat kerangka secara induktif/deduktif ber-dasarkan ide-ide pokok yang dicatat; dan 4. menceritakan kembali secara induktif/deduktif isi
informasi dengan kalimat atau bahasa sendiri secara santun.
Kerjakan aktivitas-aktivitas berikut ini da-lam buku tugasmu!
1. Bacalah kembali teks Zuriati: Wanita Montir Pesawat!
2. Parafrasakan teks Zuriati: Wanita Montir Pe-sawat!
3. Ungkapkan secara lisan parafrasa yang su-dah kalian buat!
4. Mintalah tanggapan dari guru dan teman-teman kalian!
Telah disebutkan di atas bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan dalam teknik pembuatan parafrasa adalah membuat kerangka secara induktif atau deduktif. Pada bagian ini kalian akan mem-pelajari kedua teknik ini.
6.3.1 Teks
Bacalah wacana berikut dengan baik dan benar! Hepatitis C Dapat Disembuhkan
Penderita hepatitis C tidak perlu khawatir lagi. Sebab telah ada metode baru penyembuhan pe-nyakit ini. Hanya, metode baru ini bukanlah beru-pa vaksin yang berfungsi mencegah terjangkitnya virus ini. Tapi kombinasi obat-obatan.
Menurut dr. Purnomo Boedi SpPD KGEH, selama ini pengobatan hepatitis C dengan mem-berikan obat jenis interveron saja. Memakai obat tersebut, tingkat keampuhannya hanya 10-15 persen. “Hasil ini kurang maksimal untuk pe-nyembuhan penyakit hepatitis C,” kata spesialis penyakit dalam RSU dr. Sutomo ini. Oleh karena itu dalam pertemuan ilmiah beberapa bulan lalu di Jakarta, dibeberkan dan didiskusikan tentang formula penyembuhan hepatitis C, yaitu dengan
mengkombinasi obat interveron vegilasi,dan riba-virin. “Setelah dilakukan percobaan hasilnya sa-ngat memuaskan. Keampuhannya sekitar 92-93 persen untuk genotipe 2,” lanjutnya.
Genotipe 1 banyak ditemui di Indonesia, ting-kat keberhasilannya mencapai 55-60 persen. Hasil tersebut lanjut, lanjut Boedi, dirasa sangat menggembirakan. Dijelaskan, obat ini tidak bisa langsung terasa khasiatnya seperti minum obat pereda nyeri atau penurun panas. ”Obat ini tergo-longlong acting,” kata ketua IDI Surabaya ini. Maksudnya, perlu dikonsumsi 6 bulan hingga satu tahun.
Meski begitu obat ini ada juga kelemahan. Bila kondisi pasien telah masuk tahap sirosis berat, tidak boleh mengomsumsi obat atau tidak bisa diapa-apakan lagi. Menurut Boedi, kondisi sirosis berat akan bertambah berbahaya bila diberi obat antivirus. “Kita hanya berusaha menjaga agar kondisi lever tidak tambah parah.”
Parafrasa Induktif
6.3.2 Teknik Deduktif dan
Induktif
Untuk menceritakan kembali sebuah berita yang berisi informasi dapat secara deduktif dan induktif.
Disebutdeduktifapabila kita mengungkapkan hal penting yang bersifat umum lebih dahulu, kemudian berangsur-angsur penjelasan khusus berupa fakta-fakta. Di sebut induktifapabila kita uraikan fakta-faktanya (hal khusus) terlebih dahulu baru kita tarik kesimpulan yang bersifat umum.
Sebelum kalian membuat parafrasa, kalian harus menentukan ide pokok/gagasan pokok dari teks yang akan diparafrasa. Berikut ini contoh parafrasa dengan teknik deduktif dan induktif teks Hepatitis C Dapat disembuhkan.
Contoh ide-ide pokok yang ditemukan dari teks adalah sebagai berikut.
1. Hepatitis C tidak perlu dikhawatirkan. 2. Ditemukan metode baru.
3. Ketua IDI Surabaya dr. Purnomo Boedi. 4. Metode lama (vaksin interveron) dan metode baru
kombinasi obat-obatan.
5. Hasil metode lama kurang memuaskan, tingkat keampuhan metode lama 10-15 persen, yang baru 92-93 persen untuk penderita genotipe 2, 55-60 persen untuk genotipe 1.
6. Beberapa bulan lalu di Jakarta ada pertemuan il-miah membahas metode baru dan diujicobakan. 7. Tingkat keampuhan metode baru 92-93 persen untuk penderita genotipe 2, 55-60 persen untuk genotipe 1.
8. Hasilnya memuaskan.
9. Obat ini tidak langsung terasa khasiatnya, perlu waktu 6 bulan sampai satu tahun.
10. Kondisi sirosis berat tidak boleh dengan obat ini.
Berikut ini contohparafrasanya:
Penderita hepatitis C tidak perlu khawatir saat ini, karena telah ditemukan metode baru untuk penyembuhannya. Ketua IDI Surabaya dr. Pur-nomo Boedi menyatakan bahwa metode lama yaitu dengan vaksin interveron kurang ampuh hanya sekitar 10 -15 persen tingkat penyem-buhannya. Akan tetapi metode baru, yaitu kom-binasi obat-obatan (interveron, vegilasi, dan ribavirin) sangat ampuh tingkat penyembuhan-nya, mencapai 92-93 persen untuk genotipe 2, 55-60 untuk persen genotipe 1. Hal ini dibukti-kan setelah beberapa bulan lalu diadadibukti-kan
per-Parafrasa Deduktif
temuan ilmiah di Jakarta yang membahas meto-de baru ini, kemudian metometo-de ini diujicobakan. Pemakaian obat ini baru terlihat hasilnya sete-lah mengonsumsi selama 6 bulan s.d. satu ta-hun. Untuk penderita yang sudah akut (parah) tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini karena akan berbahaya. Dr. Boedi pun mengan-jurkannya, agar hanya menjaga kondisi lever tidak tambah parah.
Ketua IDI Surabaya dr. Purnomo Boedi menyatakan bahwa pengobatan hepatitis C, yaitu dengan vaksin interveron kurang ampuh, hanya sekitar 10 -15 persen tingkat penyem-buhannya. Akan tetapi metode baru, yaitu kom-binasi obat-obatan (interveron, vegilasi, dan ribavirin) sangat ampuh tingkat penyembuhan-nya, mencapai 92-93 persen untuk genotipe 2, 55-60 untuk persen genotipe 1. Hal ini dibuk-tikan setelah beberapa bulan lalu diadakan pertemuan ilmiah di Jakarta yang membahas metode baru ini, kemudian metode ini diuji-cobakan. Pemakaian obat ini baru terlihat hasil-nya setelah mengonsumsi selama 6 bulan s.d. satu tahun. Untuk penderita yang sudah akut (parah) tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini karena akan berbahaya. Dr. Boedi pun mengan-jurkannya, bagi pederita akut hanya menjaga agar kondisi liver tidak tambah parah. Jadi pen-derita hepatitis C tidak perlu khawatir lagi de-ngan penyakitnya karena telah ditemukan me-tode baru untuk penyembuhannya.
Kerjakan aktivitas-aktivitas berikut ini da-lam buku tugasmu!
A. Bacalah teks di bawah ini dengan