• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Pertanian

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA (Halaman 181-191)

BAB III URUSAN DESENTRALISASI

B. Prioritas Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan

2. Urusan Pertanian

2.1. URUSAN PERTANIAN SUB SEKTOR PETANIAN TANAMAN PANGAN Urusan pilihan pertanian dalam pelaksanaan kinerjanya menjadi kewenangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dalam hal melaksanakan kinerja terukur atas program dan kegiatan yang terkait penyelenggaraan urusan pertanian tahun 2013, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2013.

Pada tahun 2013, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura melaksanakan sebanyak 10 Program kerja terdiri dari 41 kegiatan dengan 61 indikator Kegiatan. Adapun hasil capaian program dan kegiatan prioritas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang terkait langsung dengan pelaksanaan kinerja urusan pertanian Tahun 2013, sebagai berikut ;

a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 :

1) Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan); dengan kegiatan :

a) Penyusunan data base potensi produksi pangan. Target terlaksananya peramalan dan pencatatan iklim sebanyak 192 OB, dengan realisasi fisik 176 OB (71,67%).

b) Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil pertanian. Target terlaksananya pengadaan peralatan pasca panen (power thtesher) sebanyak 117 unit, dengan realisasi fisik 106 unit (90,60%).

c) Pengembangan intensifikasi padi dan palawija. Target tersedianya demplot varietas baru padi kerjasama dengan IPB seluas 3 ha, dengan realisasi fisik 3 ha (100 %).

d) Pengembangan diversifikasi tanaman. Target terlaksananya peremajaan/rehabilitasi tanaman jeruk sebanyak 6.000 pohon, dengan realisasi fisik sebanyak 6000 pohon (100 %).

e) Pengembangan pembenihan/pembibitan. Target terlaksananya penangkaran benih padi seluas 15 ha, dengan realisasi fisik seluas 15 ha (100 %).

f) Pengembangan sistem informasi pasar. Target tersedianya informasi bulanan rantai distribusi pemasaran hasil pertanian Tk. Kecamatan, Tk. Propinsi sebanyak 12 laporan, dengan realisasi fisik 10 laporan (83,33 %). g) Peningkatan mutu dan keamanan pangan. Target terlaksananya

pengendalian tikus dan siput murbei sebanyak 20 kali kegiatan, dengan realisasi fisik 100 %.

h) Penelitian dan pengembangan sumberdaya pertanian. Target tersedianya peta lahan pertanian pangan oleh pihak ke-3 sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi fisik 100 %.

i) Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian. Target terlaksananya pembinaan UPJA sebanyak 29 UPJA dan pengadaan hand traktor sebanyak 100 unit, dengan realisasi fisik terbinanya UPJA sebanyak 29 UPJA (4,73 %) sedangkan realisasi fisik untuk pengadaan hand traktor masih 100 %.

2) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan; dengan kegiatan :

agroklinik dan pengembangan trecoderma sebanyak 1 unit/demplot. Realisasi sebanyak 1 unit (100 %).

3) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan;

a) Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan. Target terlaksananya pengadaan dan penyebaranbibit jeruk bermutu sebanyak 30.000 pohon, dengan realisasi 22,52%.

4) Program pengembangan lahan dan air, dengan kegiatan ;

a) Perluasan cetak sawah. Target tersedianya dokumen perencanaan SID perluasan cetak sawah seluas 300 ha (1 dokumen), dengan realisasi seluas 300 ha (1 dokumen) (100 %).

b) Peningkatan jalan usaha tani (APBD dan DAK). Target terlaksananya peningkatan jalan usaha tani sepanjang 40.000 m2, dengan realisasi 32,400 (81.00) %.

c) Pengembangan tata guna air (DAK). Target terlaksananya pengadaan pompa air dan jaringan sebanyak 1 paket (100 unit), dengan realisasi 100 %.

Secara umum untuk capaian nilai rata-rata realisasi fisik (berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura sebesar 89,86%.

Sedangkan dari segi realisasi anggaran hingga bulan Desember 2013, dari total anggaran yang dialokasikan tahun 2013 sebesar Rp. 15.217.640.921,-, telah terealisasi anggaran sebesar Rp.

11.283.790.166,-b. Realisasi Kegiatan Subtantif Urusan Pertanian

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Pertanian Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 37 Data Subtantif

Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian Tahun 2013

No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian

1 2 3 4

1. Lahan 1. Luas lahan pertanian 120.094

2. Luas tanam 108.649

3. Luas tanam bibit unggul 19.779

4. Luas panen 93.715,55

5. Luas lahan pertanian abadi -6. Jaringan irigasi (TAM) (ha) 1.250

No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian

1 2 3 4

2. Produksi 1. Jumlah sentra produksi 17

2. Jumlah produksi 40.090

3. Jumlah Produktivitas 226,57

3. Sarana pertanian 1. Jumlah alsintan 251

2. Panjang jalan usaha tani 2000 3. Pengembangan sumber air -4. Kelembagaan 1. Jumlah lembaga usaha tani 129

2. Jumlah kelompok tani 1.584

3. Jumlah GAPOKTAN 209

4. Jumlah PPAH

-5. Jumlah UPJA 29

Sumber : Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura

Dari data yang terdapat pada table 37 di atas, dapat dijelaskan beberapa capaian kegiatan subtantif berikut data indikatif pelaksanaan urusan Pertanian, antara lain ;

1) Pada bulan Agustus - Desember sudah masuk pada masa panen padi tahunan bagi para petani, sehingga untuk luas panen padi mengalami peningkatan seluas 42.977 ha, dengan tambahan luas panen padi ini, maka untuk tahun 2013 hingga bulan Desember luas panen padi menjadi 89.086 ha (target luas panen padi tahun 2013 seluas 93.882 ha). Adanya peningkatan luas panen ini masih belum didukung dengan data peningkatan produksi dan produktifitas komoditi padi . Secara keseluruhan total luas panen untuk seluruh komoditi pertanian tahun 2013, hingga bulan sebesar 93.715,55 ha.

2) Luasnya lahan pertanian di Kabupaten Barito Kuala masih tidak sebanding dengan ketersediaan alsintan terutama hand traktor yang ada/yang dipunyai petani/kelompok tani/gapoktan/UPJA (± 420 unit termasuk milik Pemda 63 unit), jumlah tersebut di atas masih belum cukup jika dibandingkan dengan luas tanam padi hingga bulan Maret seluas 37.335 ha. Jika setiap 1 (satu) unit hand traktor mampu mengolah tanah seluas 20 ha setiap musimnya, maka untuk luas tanam ± 13.019 ha diperlukan hand traktor sebanyak ± 1.866 unit (jika masuk masa tanam).

3) Untuk kelembagaan kelompok tani, sekarang telah terdapat 1.584 kelompok tani, sedangkan kelompok tani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani berjumlah 209 gapoktan. Pada bulan Maret 2013 khusus anggaran 2013 hanya

19 gabungan kelompok tani yang mendapat bantuan dari Program Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).

4) Dalam hal pemenuhan prasarana dan sarana pendukung perkembangan pertanian hingga bulan Desember 2013 telah tersedia jalan usaha tani (JUT) dengan panjang 2000 m2dan Alsintan sebanyak 298 unit, terdiri dari ;

a) Traktor tangan (hand tractor) sebanyak 63 unit,

b) Alat perontok padi (power thresher) sebanyak 88 unit, dan c) Mesin pompa air sebanyak 100 unit.

Pada tahun 2013 ini pula telah dianggarkan pengadaan traktor tangan (hand tractor) sebanyak 100 unit dan peningkatan jalan usaha tani sepanjang 40.000 m2, namun demikian, hingga bulan Desember belum dapat terealisasi masih dalam proses lelang.

2.2. URUSAN PERTANIAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi, melaksanaan kinerja urusan perkebunan merupakan kewenangan Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013, Dinas Kehutanan dan Perkebunan berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan DPPA Dinas Kehutanan dan Perkebunan Tahun 2013.

Pada tahun 2013 Dinas Kehutanan dan Perkebunan melaksanakan 10 program yang terdiri dari 44 kegiatan. Adapun untuk hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang terkait langsung dengan pelaksanaan urusan perkebunan yang dilaksanakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, sebagai berikut :

a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 :

1) Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) ; dengan kegiatan :

a) Pengembangan deversifikasi tanaman. Target terlaksananya pemeliharaan kebun diversifikasi di Kec. Wanaraya) dan pengembangan tanaman komoditas unggul daerah Purun total seluas 29,5 ha, dengan realisasi fisik seluas 20 ha (67.80%).

b) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan, produk pertanian. Target terlaksananya pendampingan pengembangan tanaman karet 100 ha, tanaman sawit 150 ha dan tanaman kelapa dalam 50 ha dan laporan hasil verifikasi RUP total 3 kegiatan (300 ha), dengan realisasi fisik (78,74)

2) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan :

a) Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah. Target diikutinya pameran promosi hasil pertanian/perkebunan sebanyak 3 kegiatan dengan realisasi fisik sebanyak 3 kegiatan (100%).

3) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan :

a) Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Target terlaksananya monitoring verifikasi plasma cpcl sawit dan penilaian usaha perkebunan terhadap PBS yang memiliki IUP sebanyak 1 dokumen, dengan realisasi fisik 9,11 %. b) Pengawasan dan pembinaan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Target

tersedianya data/laporan perkembangan KRT PBS perkebunan sawit wilayah Batola sebanyak 1 laporan, realisasi fisik sebesar 100%.

Sedangkan untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Kehutanan dan Perkebunan pada bulan Desember 2013 sebesar 91,30

Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp. 6.970.712.106,-. telah direalisasikan anggaran belanja sebesar Rp.5.716.241.801,-.

b. Realisasi Kegiatan Urusan Pertanian-Perkebunan

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Pertanian-Perkebunan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 38 Data Subtantif

Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian-Perkebunan

No. Data Subtantif Data Indikatif Total Capaian

1 2 3 4

1. Perkebunan 1. Jumlah sentra

perkebunan 22

2. Komoditas perkebunan 5 3. Luas area perkebunan

(Ha) 30.304,90

4. Produksi perkebunan

(ton) 13.851,53

5. Produktivitas perkebunan

(kg/ha) 1580,7

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Dari tabel 38 di atas dapat dicermati bahwa beberapa data indikatif yang menjadi urusan perkebunan secara umum hingga bulan Agustus 2013, antara lain ; a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 :

1). Sentra perkebunan secara umum meliputi 17 kecamatan yang ada di Kab. Barito Kuala, hanya saja jika dipilah berdasarkan komoditi, maka hanya terdapat 5 (lima) sentra pengembangan perkebunan, yakni ;

c) Sentra pengembangan perkebunan komoditas kelapa dalam, d) Sentra pengembangan perkebunan komoditas karet

e) Sentra pengembangan perkebunan komoditas kelapa sawit f) Sentra pengembangan perkebunan komoditas purun

g) Sentra pengembangan perkebunan komoditas sagu

2) Untuk luasan area perkebunan hingga bulan Agustus 2013 seluas 30.304,9 Ha, yang terdiri dari 16.266 Ha perkebunan rakyat dan 14.038,9 Ha perkebunan industri. Secara umum untuk area perkebunan rakyat didominasi oleh ;

a) Perkebunan kelapa dalam dengan luas 11.191 Ha b) Perkebunan karet dengan luas 2.316 Ha

c) Perkebunan kelapa sawit sekala kecil dengan luas 1.479 Ha d) Perkebunan purun dengan luas 1.118 Ha

e) Perkebunan sagu dengan luas 162 Ha

Sedangkan untuk perkebunan industri secara umum didominasi oleh 5 (lima) perusahaan perkebunan besar, yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit. Adapun luas tanam masing-masing perusahaan hingga bulan Agustus 2013, yakni ;

a) PT. ABS luas tanam 6.025 Ha, dengan luas izin lokasi 10.000 Ha, b) PT. PBB luas tanam 4.616 Ha, dengan luas izin lokasi 10.000 Ha, c) PT. TAL dengan luas 1.057 Ha

d) PT. TDK luas 1.690 Ha, dengan luas izin lokasi 9.000 Ha, e) PT. BPP luas 650,6 Ha, dengan luas izin lokasi 10.000 Ha,

3) Secara umum hingga bulan Agustus 2013 untuk jumlah perusahaan industri perkebunan, yang telah memiliki izin lokasi di Kab. Barito Kuala sebanyak 6 Perusahaan dengan total izin lokasi sebanyak 11 (sebelas) buah yang telah dikeluarkan mulai tahun 2006. Adapun rincian perusahaan dan izin lokasi yang telah diterbitkan meliputi ;

Tabel 39

Luas Lahan Perusahaan Perkebunan Industri

Berdasarkan Luas Lahan Perkebunan Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013

No Perusahaan PerkebunanJenis Luas(Ha) TahunIzin

1 2 3 4 5

1. PT. Putra Bangun Bersama Kelapa Sawit 5.000 2006 2. PT. Putra Bangun Bersama Kelapa Sawit 5.000 2007

3. PT. Agri Bumi Sentosa Kelapa Sawit 10.000 2007

4. PT. Putra Bangun Bersama Kelapa Sawit 4.200 2007

5. PT. Tiga Daun Kapuas Kelapa Sawit 9.000 2009

6. PT. Barito Putra Plantation Kelapa Sawit 15.017 2009 7. PT. Tasnida Agro Lestari Kelapa Sawit 7.900 2009

8. PT. Anugrah Wattiendo Kelapa Sawit 3.745 2010

9. PT. Anugrah Wattiendo Karet 5.499 2010

10. PT. Anugrah Wattiendo Kelapa Sawit 23.635 2010

11. KSU Mutiara Alam Sejahtera Kelapa Sawit 1.891 2011

Total 90.887

Sumber : Bag. Ekonomi dan Pembangunan, Setda

Dari tabel di atas dapatlah diketahui bahwa total luasan lahan perkebunan kelapa sawit perusahaan yang telah memiliki ijin lokasi di Kab. Barito Kuala seluas 90887 Ha, yang tersebar di 16 Kecamatan (Kecuali Kecamatan Alalak).

4) Dalam hal hasil produksi perkebunan pada bulan Agustus mengalami peningkatan sebesar 245,96 ton dari bulan Juli, peningkatan produksi ini terjadi untuk komoditi kelapa sawit industri. Hingga bulan Desember 2013 total produksi perkebunan di Kab. Barito Kuala Tahun 2013 sebanyak 13.851,53 ton, dengan produktivitas 1580,7 kg/ha meningkat (1,02 %) dibandingkan produksi bulan Juli sebesar 13.605,57 ton, dengan produktifitas 1576,98 kg/ha.

5) Dari segi produksi, kontribusi perkebunan terbesar adalah perkebunan kelapa dalam (rakyat) dengan produksi 10.913 ton dan produktifitas 975,16 kg/ha. Produktivitas kelapa dalam ini paling tinggi dibanding dengan produktivitas komoditi perkebunan lainnya.

6) Hingga bulan Agustus 2013 khusus perkebunan kelapa sawit industri yang baru berproduksi dari 5 (lima) perusahaan, hanya 2 (dua) perusahaan, yakni ;

a) PT ABS dengan produksi 2063,53 ton b) PT PBB dengan produksi 348 ton

Berikut ditampilkan grafik perkembangan luas tanam, produksi dan produktivitas lahan perkebunan rakyat dan industri Tahun 2013.

2.3. URUSAN PERTANIAN SUB SEKTOR PETERNAKAN

Pelaksanaan kinerja urusan Pertanian sub sektor Peternakan menjadi kewenangan Dinas Peternakan. Dalam hal pelaksanaan kinerja terukur atas program dan kegiatan tahun 2013, Dinas Peternakan berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBD Perubahan 2013, khususnya Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Peternakan Tahun 2013.

Pada tahun 2013 Dinas Peternakan melaksanakan 8 program yang terdiri dari 29 kegiatan. Adapun untuk hasil capaian program dan kegiatan prioritas yang terkait langsung dengan pelaksanaan urusan perkebunan yang dilaksanakan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, sebagai berikut :

a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 :

1) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak; dengan kegiatan : a) Pendataan masalah ternak. Target tersedianya data statistik peternakan

kabupaten sebanyak 1 laporan, dengan realisasi fisik 100 %. 2) Program peningkatan produksi hasil peternakan; dengan kegiatan :

a) Pembangunan sarana prasarana pembibitan ternak. Target tersedianya sarana dan prasarana pembibitan ternak sebanyak 10 unit, dengan realisasi fisik 4 unit (40%).

b) Pembibitan dan perawatan ternak. Target terlaksananya pengadaan itik 750 ekor, ayam buras 100 ekor dan pembangunan demplot VBC 1 unit total 3 kegiatan, dengan realisasi fisik 35,96%.

c) Pengembangan Agribisnis Peternakan. Target terlaksananya pengadaan dan penggemukan ternak sapi bakalan (114 ekor) dan puyuh (2.000 ekor) total 2.114 ekor, dengan realisasi fisik 20.30 ekor (96,03%).

3) Program peningkatan pemasaran produksi hasil peternakan; dengan kegiatan : a) Fasilitasi kerjasama regional/nasional/internasional penyediaan hasil

produksi peternakan komplementasi. Target Terlaksananya kerjasama pemasaran antara sesama daerah pemurnian sapi bali sebanyak 2 ok, dengan realisasi fisik 100 %.

b) Promosi atas hasil produk unggulan daerah. Target terlaksananya promosi dan lomba bidang peternakan/kontes dan pameran sebanyak 4 kali, dengan realisasi fisik 3 kali (75 %).

c) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana pasar produksi peternakan. Target tersedianya pasar hewan yang refresentatif 1 buah selama 12 bulan, dengan realisasi fisik 12 bulan (100%).

a) Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan tepat guna. Target terlaksananya pelatihan teknologi peternakan tepat guna sebanyak 50 peserta, dengan realisasi fisik 78,00 %.

Sedangkan untuk nilai rata-rata realisasi fisik ( berdasarkan jumlah prosentasi realisasi out put seluruh kegiatan ), Dinas Peternakan pada hingga bulan sebesar 82,14 Dari total anggaran tahun 2013 yang dialokasikan sebesar Rp. 4.478.383.458,-. telah direalisasikan anggaran belanja sebesar

Rp.2.795.165.771,-b. Realisasi Kegiatan Urusan Pertanian-Peternakan

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Pertanian-Peternakan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 40 Data Subtantif

Penyelenggaraan Urusan Pilihan Pertanian-Peternakan

No. Data Subtantif Data Indikatif CapaianTotal

1 2 3 4

1. Peternak 1. Jumlah peternak 4.287

2. Ternak 1. Populasi ternak mamalia 15.630

2. Populasi ternak unggas 1.792.891 3. Produksi ternak (kg) 172.461 4. Sentra produksi ternak (kec) 5

5. Sentra bibit ternak (Kec.) 3 3. Kelembagaan 1. Jumlah kelompok agribisnis 3 2. Kelompok budi daya ternak 80

4. Petugas 1. Penyuluh peternakan 9

2. Dokter hewan 3

5. Sarana 1. Pusat kesehatan hewan 4

2. Pos layanan inseminasi buatan 4

3. Pasar hewan 1

Sumber : Dinas Peternakan

Berdasarkan tabel 39 di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan terkait capaian data indikatif yang menjadi urusan pertanian-peternakan, sebagai berikut ;

1) Perkembangan ternak mamalia di Kab. Barito Kuala telah mencapai 15.630 ekor, yang terdiri dari 8.880 ekor ternak besar (Sapi dan Kerbau) dan 6.750 ekor ternak kecil (Kambing). Sedangkan untuk ternak unggas (ayam, itik, burung puyuh) berjumlah 1.792.891 ekor. Ketersediaan ternak besar yang cukup banyak di Kab. Barito Kuala memungkinkan dikembangkannya energi alternatif Biogas dengan memanfaatkan kotoran binatang ternak, hingga bulan Desember 2013 terdapat 39 unit peralatan Biogas yang berasal dari APBD Kab., hibah dari Propinsi dan Pemerintah Pusat.

Grafik 32

Perkembangan Kondisi Pertenakan Di Kab. Barito Kuala Tahun 2013

Sumber : Dinas Peternakan

2) Mendukung ketersediaan bibit ternak di Kab. Barito Kuala Pemerintah Daerah mengembangkan sentra pembibitan ternak di 3 kecamatan yakni Kec. Wanaraya, Kec. Barambai dan Kec. Marabahan. Sedangkan untuk sentra pembibitan ternak kerbau rawa di arahkan pada Kec. Kuripan.

3) Untuk pengembangan sentra produksi unggas meliputi ;

a) Sentra itik petelur terdiri dari Kec. Tabunganen dan Kec. Alalak dengan 6 kelompok tani ternak itik.

b) Sentra puyuh petelur terdiri dari Kec. Jejangkit, Kec. Mandastana dan Kec. Alalak dengan 7 kelompok teni ternak puyuh.

4) Dalam mendukung pengembangan Kabupaten Barito Kuala sebagai sentral agribisnis peternakan, maka pada tahun 2013 telah dianggarkan peningkatan jumlah ternak melalui pengadaan sebanyak 2.114 ekor ternak yang terdiri dari 114 ekor ternak sapi bakalan dan 2.000 ekor ternak unggas puyuh yang akan dihibahkan kepada kelompok tani ternak. Hingga bulan Desember 2013 telah tersalurkan sebanyak 572 ekor ternak (27,06 %) kepada masyarakat.

5) Dari segi sumberdaya petugas teknis hingga saat ini masih kurang memadai, terutama untuk petugas pengawas mutu bibit ternak dan pangan ternak yang secara teknis berkompeten untuk melakukan itu masih belum ada. Untuk tenaga Dokter hewan sendiri dari 4 tahun orang pada awal t kini hanya tersisa 3 orang ( 1orang mengundurkan diri ).

6) Dalam hal pengembangan peternakan dan penambahan nilai manfaat hasil ternak maka di Kab. Barito Kuala telah dikembangkan teknologi biogas sebanyak 39 unit reaktor biogas, dengan memanfaatkan kotoran sapi. Terkait itu pula telah dikembangkan rumah kompos sebanyak 15 unit.

c. Permasalahan dan Solusi : a). Permasalahan

1. Lahan rawa pasang surut rentan terhadap pengaruh perubahan iklim ekstrim terutama La Nina dan El Nino

2. Tata kelola air lahan pasang surut umumnya kurang memadai, menghambat introduksi/penerapan teknologi

3. Alih fungsi lahan pasang surut, terutama mulai banyaknya pengembangan diluar bidang pertanian

4. Keterbatasan kelembagaan pendukung penyaluran input produksi, modal/krediat dan pemasaran hasil

5. Dalam bidang peternakan, Kurangnya ketersediaan bibit sapi bali

6. Pemasukan ternak dari luar kabupaten dan Pengeluaran ternak ke luar daerah masih sulit dikendalikan.

b). Solusi

1. Meningkatkan fasilitasi prasarana dan sarana usaha tani dalam upaya perluasan dan pengelolaan lahan serta perlindungan lahan pangan berkelanjutan untuk budidaya dan pengembangan padi

2. Meningkatkan fasilitasi agar petani dapat lebih mudah mengakses permodalan, sarana produksi, teknologi, informasi dan alat mesin pertanian

3. pengembangkan system pemasaran gabah/beras dengan harga yang menguntungkan petani

4. Meningkatkan pearn masyarakat, swasta, BUMN dan stakeholders dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas gabah/beras

5. Penambahan bibit melalu inseminasi buatan (IB)/ kawin suntik juga membangun sarana dan prasarana pembibitan ternak.

6. Perlu ada regulasi yang mengatur antar kabupaten dan provinsi yang berkaitan dengan keluar masuknya ternak sapi.

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA (Halaman 181-191)