• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urusan Sosial

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA (Halaman 162-165)

BAB III URUSAN DESENTRALISASI

A. Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan

22. Urusan Sosial

Selain melaksanakan kewenangan urusan wajib tenaga kerja dan urusan pilihan transmigrasi. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga melaksanakan urusan wajib sosial. Dimana tolok ukur pelaksanaan program dan kegiatan urusan sosial tahun 2013 terjabarkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2013.

Secara khusus, untuk capaian program dan kegiatan prioritas yang dilaksanakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait Urusan Sosial, antara lain :

a. Program dan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2013 :

1) Program pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya, dengan kegiatan ;

a) Peningkatan kemampuan (capacity building) petugas dan pendamping sosial pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya. Target terlaksananya insentif bagi pendamping/operator PKH 27 LK3 KUBE FM. Realisasi fisik berupa pemberian intensif sebanyak 27 orang (100%).

2) Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, dengan kegiatan ;

a) Peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS. Target terlaksananya pendataan lansia rawan sosial, monev bantuan pemberdayaan keluarga dan bantuan bedah rumah di 17 Kecamatan. Realisasi 100%.

3) Program pembinaan anak terlantar, dengan kegiatan ;

a) Pelatihan Ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar. Target terlaksananya pengiriman anak terlantar mengikuti pelatihan dan keterampilan sebanyak 40 orang. Realisasi sebanyak 40 orang (100 %). b) Pengembangan bakat dan ketrampilan anak terlantar. Target terlaksananya

pelatihan ketrampilan dan praktek belajar bagi anak terlantar sebanyak 92 orang. Realisasi 92 orang (100%)

4) Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial, dengan kegiatan ; a) Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial

masyarakat. Target terlaksananya penilaian KTI, PSM,ORSO berprestasi tk Propinsi, dan pengiriman sosialisasi/bintek KTI. Sosialisasi/bintek PSM, monitoring, kemah bakti dll sebanyak 170 orang. Realisasi 100%.

b) Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat. Target terlaksananya kegiatan kemah bhakti karang taruna sebanyak 500 orang. Realisasi 100%

5) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam, dengan kegiatan ;

a) Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam. Target tersedianya biaya operasional bagi TAGANA 12 bln, terlaksananya pengambilan&pendistribusian buffer stock bagi korban bencana 17 kec, terwujudnya pemulangan orang terlantar 35 org selama 256 orang. Realisasi 256 orang (100%).

b. Realisasi Kegiatan Urusan Sosial

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan subtantif terkait kinerja Urusan Sosial Pemerintah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 dapat digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 31 Data Subtantif

Penyelenggaraan Urusan Wajib Sosial

No. Data Subtantif Data Indikatif CapaianTotal

1 2 3 4

1. Sarana sosial 1. Jumlah sarana sosial (panti asuhan/panti

rehabilitasi/panti jompo)

4

2. Kelembagaan sosial 1. Jumlah organisasi sosial &

keagamaan 6

3. Bantuan sosial 1. Jumlah GAKIN yg

memperoleh pelayanan KUBE 370 2. Jumlah PMKS 16.938 3. Jumlah PMKS yg menerima bantuan sosial 2.178

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pelaksanaan urusan sosial tidak terlepas dari upaya pemenuhan ketersediaan sarana sosial, kelembagaan sosial dan dana sosial dalam bentuk bantuan sosial. Berdasarkan tabel hasil pelaksanaan kegiatan subtantif urusan sosial yang telah dilaksanakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut ;

1) Dikabupaten Barito Kuala terdapat 4 (empat) buah sarana sosial berupa panti asuhan. Pengembangan kebijakan tentang ketersediaan sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia masih dalam pengembangan tata kebijakan. Pada bulan Mei 2013 telah dilaksanakan survey kebutuhan sarana dan prasarana panti sosial. Adapun panti sosial/asuhan dimaksud yakni :

a) Panti Asuhan Harapan Mulia Kec. Marabahan b) Panti Asuhan Hidayatullah Kec. Tabunganen c) Panti Asuhan Ahsanul Huda, Kec. Bakumpai d) Panti Asuhan Harapan Kita, Kec. Tamban.

2) Dari segi kelembagaan sosial, telah terdaftar 6 (enam) buah organisasi yang berbasis sosial kemasyarakatan. Namun demikian kemampuan operasional organisasi sosial masih terkendala pada kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat.

3) Jumlah penyandang masalah kesejahteraan keluarga (PMKS) di Kab. Barito Kuala hingga bulan Desember 2013 berjumlah 16.938 orang, data ini berdasarkan hasil pemutakhiran data tahun 2010 sebelumnya. Artinya hingga saat ini masih belum dilakukan pemuktahiran data baru PMKS, hal ini tentu saja akan berdampak pada sulitnya evaluasi terhadap keberhasilan capaian kinerja program dan kegiatan yang diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, selama tahun 2011 hingga 2012.

Disamping itu perubahan kondisi ekonomi masyarakat akan sangat menentukan kebijakan teknis yang harus diambil Pemerintah Daerah untuk membantu meningkatkan tarap kesejahteraan masyarakat.

4) Dari data jumlah penyandang masalah kesejahteraan keluarga (PMKS) tahun 2010 yang berjumlah 16.938 orang, sejak tahun 2010 hingga bulan Desember 2013 tercatat telah ada 2.178 orang PMKS yang mendapat bantuan sosial maupun pemberian pelatihan keterampilan kerja.

HIngga Desember tahun 2013 sebagian PMKS sudah dikirim untuk mengikuti pelatihan kerja ke PSBR, PSKW dan PSBD.

Program Perlindungan Sosial (PPS) tahun 2011, dan direncanakan di up date tahun 2013 oleh bappeda.

c. Permasalahan dan Solusi : a) Permasalahan

1. Pada tataran kinerja, bahwa program dan kegiatan urusan sosial yang dilaksanakan oleh dinas Sosial Kab. Barito Kuala sudah terpenuhi dan dinilai baik, namun pada program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial di kegiatan pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia masih dalam pengembangan tata kebijakan, dan ini karena rencana pembuatan panti rehabilitasi lansia atau penyandang cacat yang belum dapat direalisasikan dengan baik

2. Pada tataran Penanganan dan penanggulangan bencana alam, dirasakan beberapa sarana dan prasarana masih dirasa kurang memadai, namun semangat petugas tetap siap dalam melaksanakan tugasnya

b). Solusi

1. Diupayakan peningkatan kinerja pelaksanaan pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia dengan pembuatan panti rehabilitasi lansia dan atau penyandang lansia. 2. Sarana dan prasarana senantiasa terus ditingkatkan sehingga penanganan

dan penanggulangan bencana alam dapat sesegera mungkin diatasi, dibarengi dengan pelatihan-pelatihan masalah menajemen sosial yang diikuti oleh aparatur yang ada.

Dalam dokumen PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA (Halaman 162-165)