• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA"

Copied!
265
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA

Jl. PANGERAN ANTASARI, NO.1 TELP. (0511) 4799041, FAX (0511) 4799039, WEBSITE :

www.baritokualakab.go.id, MARABAHAN

=======================================================

LAPORAN

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

(LPPD)

KABUPATEN BARITO KUALA

TAHUN 2013

(2)

DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Dasar Hukum... 2

B. Gambaran Umum Daerah ... 3

1.Kondisi Geografis Kabupaten Barito Kuala... 3

2.Gambaran Umum Dermografis... 10

3.Kondisi Ekonomi Daerah... 14

a. Aspek Kondisi Fisik Daerah ... 14

b. Potensi Unggulan Daerah ... 15

c. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB ... 16

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)... 36

A. Visi dan Misi ... 37

B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah... 43

C. Prioritas Daerah... 47

BAB III URUSAN DESENTRALISASI... 52

A. Prioritas Urusan Wajib Yang Dilaksanakan... 52

1. Urusan Pendidikan...52

2. Urusan Kesehatan ...58

3. Urusan Lingkungan Hidup...67

4. Urusan Pekerjaan Umum ...72

5. Urusan Penataan Ruang ...76

6. Urusan Perencanaan Pembangunan...80

7. Urusan Perumahan...84

8. Urusan Kepemudaan dan Olahraga ...87

9. Urusan Penanaman Modal ...90

10. Urusan Koperasi dan UKM...92

11. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil...95

12. Urusan Ketenagakerjaan...100

(3)

14 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak ...107

15. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera...111

16. Urusan Perhubungan...114

17. Urusan Komonikasi dan Informatika ...117

18. Urusan Pertanahan...121

19. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri………...123

20. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian Dan Persandian... 128 21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa ...152 22. Urusan Sosial ...157 23. Urusan Kebudayaan ...160 24. Urusan Statistik...163 25. Urusan Kearsipan ...165 26. Urusan Perpustakaan...168

B. Prioritas Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan... 172

1. Urusan Kelautan Dan Perikanan... 172

2. Urusan Pertanian ... 176

3. Urusan Kehutanan ...186

4. Urusan Energi dan SDM... 189

5. Urusan Pariwisata ... 192

6. Urusan Industri... 194

7. Urusan Perdagangan... 197

8. Urusan Ketransmigrasian... 200

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN... 203

A. Tugas Pembantuan Yang Diterima ... 203

B. Tugas Pembantuan Yang Diberikan... 214

BAB V TUGAS UMUM PEMERINTAHAN... 215

A. Kerjasama Antar Daerah... 215

B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga ... 217

C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal Di Daerah... 231

D. Pembinaan Batas Wilayah... 233

(4)

F. Pengelolaan Kawasan Khusus ... 239 G. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum... 243 BAB VI PENUTUP... 253 LAMPIRAN - LAMPIRAN

(5)

B U P A T I B A R I T O K U A L A

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan KaruniaNya maka Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Barito Kuala Tahun Anggaran 2013 beserta Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) berikut Indikator Kinerja Kunci (IKK) LPPD dapat disusun dan disampaikan kepada Pemerintah (Pusat) melalui Biro Pemerintahan Setda Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru yang juga merupakan Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 serta landasan hukum lainnya yang terkait, dengan tujuan sebagai laporan sekaligus tanggungjawab dalam hal penyelenggaraan pemerintahan di Daerah Kabupaten Barito Kuala.

Kapasitas Bupati Barito Kuala yang merupakan Kepala Daerah sekaligus Kepala Pemerintahan, sehingga hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi, dekonsentrasi, pembantuan, tugas umum pemerintahan yang berisi program atau kegiatan dan hasil yang dicapai, manfaat yang didapat dan kendala yang dihadapi dengan solusi yang direncanakan serta keberhasilan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sepanjang kurun waktu tahun anggaran 2013 dijabarkan kedalam LPPD Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 dimaksud.

Oleh karenanya LPPD Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 juga dapat dikatakan sebagai progress report (laporan kemajuan) dalam bentuk laporan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Barito Kuala yang dicapai selama tahun anggaran 2013, sekaligus suatu bentuk nyata upaya menciptakan pemerintahan yang efektif dan akuntabel (bertanggung jawab).

Semoga LPPD ini menjadi referensi dan acuan perbaikan dimasa penyelenggaraan pemerintahan ke depan serta lebih mendapatkan perhatian pemerintah bagi perkembangan berbagai sektor di wilayah Kabupaten Barito Kuala. Demikian disampaikan untuk kemajuan bersama.

Marabahan, Pebruari 2014 BUPATI BARITO KUALA H. HASANUDDIN MURAD

(6)

B

B

A

A

B

B

I

I

P

PE

E

N

N

DA

D

AH

H

U

U

LU

L

UA

AN

N

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 27 ayat (2) tentang Pemerintahan Daerah pada hakikatnya mengamanatkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Perihal tersebut diatur lebih lanjut ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung jawaban (LKPJ) Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Maksud dari PP Nomor 3 Tahun 2007 adalah guna mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih (clean goverment), bertanggungjawab (akuntability) serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien (responsibility up to date) sesuai dengan prinsip tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Kebijakan hukum lainnya yang mengatur dibuatnya LPPD adalah PP Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (P-EPPD) yang kemudian terakhir disempurnakan melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 120/313/OTDA tertanggal 24 Januari 2011 perihal Penysunan LPPD Tahun 2010 dimana selanjutnya menjadi landasan guna penyusunan LPPD tahun-tahun berikutnya.

Selain hal tersebut, LPPD juga dapat dikatakan sebagai bentuk laporan progress report kepada pemerintah, dimana LPPD juga sebagai bahan evaluasi penilaian dan perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintah Daerah yang disampaikan utamanya kepada Pemerintah adalah dalam rangka pembinaan kepada Pemerintah Daerah guna mengukur kemampuan daerah dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja serta indikator-indikatornya dalam upaya meningkatkan effisiensi, effektivitas, produktivitas serta akuntabilitas selama tahun sebelumnya, yang sekaligus sebagai output serta outcomes dalam perbaikan kinerja dan pengambilan kebijakan pada tahun berikutnya. Dan inilah yang menjadi dasar bagi Pemerintah untuk melaksanakan atau melakukan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD).

Format penyampaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) yang disampaikan oleh Pemerintah Kabupaten Barito Kuala kepada Pemerintah disampaikan dengan menggunakan Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebagaimana landasannya merupakan sistem pengukuran evaluasi mandiri (Self Assesment) dari masing-masing SKPD, yang memuat keterangan mengenai penyelenggaraan tugas desentralisasi, tugas dekonsentrasi, serta tugas pembantuan, yang menjadi informasi, baik kepada Pemerintah maupun publik.

(7)

A. DASAR HUKUM

Dasar konstitusional berdirinya Kabupaten Barito Kuala :

1. Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan (resmi) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan. Dan Pada pasal 1 ayat (1) point 1 disebutkan bahwa Kabupaten Banjarmasin yang meliputi Kewedanaan-Kawedanaan : Bakumpai, Barito Kuala, Kayutangi dan Tanah laut; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Noor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 No. 9); dan disebutkan bahwa Daerah Tingkat II Barito Kuala berkedudukan di Marabahan;

3. Pada tanggal 4 Januari 1960, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan (H. Maksid), meresmikan Daerah Tingkat II Barito Kuala di Marabahan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1980 tanggal 10 Juli 1980 tentang

Pembentukan Kecamatan Bakarangan dan Kecamatan Piani di Kabupaten Daerah Tingkat II Tapin, Kecamatan Loksado dan Kecamatan Kalumpang di Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan, Kecamatan Halong di Kabupaten Daerah tingkat II Hulu Sungai Utara, Kecamatan Murung Pudak di Kabupaten Daerah Tingkat II Tabalong, Kecamatan Tabukan di Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Kuala, Kecamatan Kintap dan Kecamatan Panyipatan di Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Laut, Kecamatan Hampang dan Kecamatan Sungai Durian di Kabupaten Daerah Tingkat II Kotabaru dalam Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1986 tanggal 18 September 1986 Tentang Pembentukan Kecamatan Aranio di Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar, Kecamatan Mekarsari dan Kecamatan Barambai di Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Kuala, Kecamatan Bungur dan Kecamatan Lokpaikat di Kabupaten Daerah Tingkat II Tapin, Kecamatan Upau, Kecamatan Jaro, Kecamatan Muara Harus dan Kecamatan Pugaan di Kabupaten Daerah Tingkat II Tabalong Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan. Kecamatan Mekarsari sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Tamban dan Kecamatan Barambai sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Rantau Badauh;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1995 tanggal 23 Agustus 1995 Tentang Pembentukan 8 (delapan) Kecamatan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjar, Hulu Sungai Tengah, Barito Kuala, Hulu Sungai Utara, Tabalong dan Kotabaru dalam Wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Marabahan sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Bakumpai dan Kecamatan Wanaraya sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Belawang;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 23 Tahun 2004 tanggal 30 Maret 2004 tentang Pembentukan Kecamatan Jejangkit di Kabupaten Barito Kuala. Kecamatan Jejangkit sebelumnya merupakan bagian dari Kecamatan Mandastana. Diresmikan oleh Bupati Barito Kuala pada tanggal 21 Nopember 2005;

(8)

8. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pembentukan Desa Karya Maju di Kecamatan Marabahan Kabupaten Barito Kuala (Lembaran Daerah Kabupaten Barito Kuala Tahun 2011 Nomor 8).

Dan berikut tata urutan perundangan yang menjadi landasan / dasar hukum kewajiban membuat laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah, yaitu :

1. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Barito Kuala;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 35 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.

B. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi Geografis Kabupaten Barito Kuala a. Gambaran Geografik Wilayah

Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu dari 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan, Barito Kuala dengan nama ibukotanya Marabahan, secara geografik terletak paling barat dalam wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan luas wilayah mencapai kurang lebih 2.966,96 Km2 atau sekitar 7,98% dari luas wilayah Provinsi

Kalimantan Selatan, dengan posisi geografis berada pada 2 derajat 29’ 50” – 3 derajat 30’ 18” LS dan 114 derajat 20’ 50’ – 114 derajat 50’ 18” BT serta 2 derajat 29’ 50” – 3 derajat 30’ 18” LU dengan batas-batas wilayah meliputi :

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Kabupaten Tapin.

2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Laut Jawa.

3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.

4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar.

Beberapa faktor yang dapat ditinjau di dalam konstelasi hubungan antar wilayah pada posisi geografis Kabupaten Barito Kuala, yakni:

(9)

Faktor Pertama, Kabupaten Barito Kuala dengan ibukotanya Marabahan berbatasan langsung dengan Kota Banjarmasin yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

Faktor Kedua, Kabupaten Barito Kuala berada pada jalur lalu lintas perairan (sungai), sehingga kondisi tersebut menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai jalur arus barang, orang dan jasa yang menuju ke Ibukota provinsi Kalimantan Selatan yakni Kota Banjarmasin, kemudian ke Provinsi Kalimantan Tengah hingga Laut Jawa, serta Kabupaten lain di dalam wilayah provinsi Kalimantan Selatan yang berdekatan dengan Kabupaten Barito Kuala. Hal tersebut karena Kabupaten tersebut berada di posisi yang di apit oleh 2 (dua) buah sungai besar yang sama-sama bermuara di Laut Jawa melalui akses sarana langsung pelabuhan laut Trisakti, yaitu Sungai Barito dan Sungai Kapuas. Selain kedua sungai besar tersebut, terdapat pula 3 (tiga) buah terusan (anjir) buatan yang menghubungkan kedua sungai besar dimaksud (Sungai Barito dan Sungai Kapuas) yakni Anjir Talaran, Anjir Serapat, dan Anjir Tamban, dan disamping itu juga terdapat pula banyak sungai-sungai kecil (rei).

Faktor Ketiga, secara regional, wilayah Kabupaten Barito Kuala dilalui dan berada pada jalur lalu lintas darat antar provinsi, yang menghubungkan langsung dengan kota Banjarmasin (ibukota Provinsi Kalimantan Selatan) dan Kota Palangkaraya (ibukota Provinsi Kalimantan Tengah).

Dan memang Kabupaten Barito Kuala minim akan Sumber Daya Alam di bidang Pertambangan, namun karena kondisi atau letak geografis sebagaimana faktor di atas, hal tersebut tetap dapat menjadikan dan mencirikan Kabupaten Barito Kuala sebagai :

1. Daerah Sentra Produksi Pertanian dan Perkebunan 2. Daerah Perdagangan Perairan dan Darat

3. Daerah Pariwisata

4. Daerah Lintas Barang, Orang, dan Jasa. b. Gambaran Administratif Wilayah

Kabupaten Barito Kuala secara administratif wilayahnya memiliki 17 (tujuh belas) daerah Kecamatan, 6 (enam) Kelurahan dan 195 (seratus sembilan puluh lima) Desa, dengan rincian sebagai berikut :

(10)

Tabel 1 : Wilayah Administratif Kabupaten Barito Kuala :

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

1. TABUNGANEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Kuala Lupak Sei Telan Besar Sei Telan Kecil Tabunganen Muara Tabunganen Tengah Karya Baru

Tabunganen Pemurus Sei Teras Dalam Sei Jingah Besar Tabunganen Kecil Sei Teras Luar Sei Teras Muara Beringin Kencana Tanggul Rejo 30,00 26,00 15,00 15,00 11,00 13,00 31,00 12,00 12,00 3,00 10,00 10,00 25,00 27,00 14 Desa 240,00

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

2. TAMBAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Purwosari II Purwosari I Tamban Bangun Tamban Muara Tamban Kecil Tinggiran II Luar Jelapat I

Tamban Muara Baru Purwosari Baru Sekata Baru Koanda Damsari Sidorejo Jelapat Baru

Tamban Bangun Baru Tamban Sari Baru

9,00 15,75 3,40 20,00 5,40 11,00 18,00 15,00 8,50 8,50 8,00 8,50 5,25 18,00 3,50 6,50 16 Desa 164,30

No. Nama Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

3. ANJIR PASAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Andaman Hilir Mesjid Anjir Pasar Kota Banyiur

Gandaraya Gandaria

Anjir Pasar Kota II Andaman II

Anjir Seberang Pasar II Anjir Seberang Pasar I Anjir Pasar Lama Pandan Sari Mentaren Barunai Baru Danau Karya 8,00 6,50 4,62 16,74 9,25 11,37 8,67 9,50 11,25 11,25 11,00 3,75 3,00 3,50 7,60

(11)

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2) 4. ANJIR MUARA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Anjir Serapat Muara Anjir Muara Kota Patih Muhur Lama Anjir Muara Koteng Anjir Serapat Lama Anjir Serapat Baru Anjir Muara Lama Sungai Punggu Lama Anjir Serapat Baru I Patih Muhur Baru Sungai Pungu Baru Anjir Serapat Muara I Sepakat Bersama Marabahan Baru Beringin Jaya 4,00 5,00 7,50 7,00 10,00 12,00 6,00 4,00 12,00 7,50 6,00 15,00 9,50 5,00 6,25 15 Desa 116,75

No. Kecamatan No Kelurahan/DesaNama Luas (Km2)

5. A L A L A K 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Kel. Berangas Barat Kel. Berangas Kel. Handil Bakti

Pulau Alalak Pulau Sewangi Pulau Sugara Sungai Lumbah Berangas Timur Semangat Bakti Sungai Pitung Balandean Muara Balandean Tanjung Harapan Semangat Dalam Beringin Semangat Karya Panca Karya Tatah Mesjid 6,51 6,61 8,00 1,21 0,55 0,56 7,00 4,00 3,50 11,92 8,63 16,86 7,00 7,50 5,50 3,50 4,50 8,50 3 Kel + 15 Desa 106,85

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

6. MANDASTANA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Terantang Tanipah Puntik Luar Puntik Dalam Tabing Rimbah Pantai Hambawang Tatah Alayung Puntik Tengah Lokrawa Sei Ramania Bangkit Baru 8,00 6,50 10,50 12,05 18,00 11,00 12,00 10,00 8,00 5,00 12,00

(12)

14. Karang Indah 4,92

14 Desa 136,00

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

7. RANTAU BADAUH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sungai Pantai Pindahan Baru Sungai Gampa Asahi Sungai Gampa Sungai Sahurai Simpang Arja Sinar Baru Sungai Bamban Danda Jaya 51,81 31,00 33,00 29,00 47,00 16,00 15,00 15,00 24,00 9 Desa 261,81

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

8. BELAWANG 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Murung Keramat Sungai Seluang Belawang Bambangin Sukaramai

Sungai Seluang Pasar Samuda Parimata Karang Dukuh Patih Salera Karang Buah Binaan Baru Rangga Surya 5,00 6,00 7,00 4,00 5,00 11,00 9,50 10,00 2,50 6,50 2,50 6,00 5,25 13 Desa 80,25

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

9. C E R B O N 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sungai Kambat Sungai Rasau Simpang Nungki Sawahan Bantuil Badandan Sungai Tunjang Sungai Raya 32,00 28,00 19,50 59,05 17,65 20,15 17,50 12,50 8 Desa 206,00

No. Kecamatan No Kelurahan/DesaNama Luas (Km2)

10. BAKUMPAI 1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kel. Lepasan Banua Anyar Murung Raya Palingkau Balukung Banitan Batik Bahalayung Sungai Lirik 22,00 21,00 14,00 55,00 45,00 8,00 59,00 19,00 18,00 1 Kel + 8 Desa 261,00

(13)

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2) 11. KURIPAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jambu Baru Jambu Kabuau Jerenang Tabatan Kuripan Tabatan Baru Asia Baru Rimbun Tulang 36,00 84,00 24,00 25,00 35,00 22,50 70,50 24,00 22,50 9 Desa 343,50

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

12. TABUKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Pantang Raya Tabukan Raya Teluk Tamba Rantau Bamban Tamba Jaya Muara Pulau Karya Indah Bandar Karya Karya makmur Karya Jadi Pantang Baru 14,00 0,13 12,10 12,00 35,50 31,00 5,56 1,58 24,65 15,30 14,00 11 Desa 166,00

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

13. MEKARSARI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Mekarsari Tamban Raya Tinggiran Tengah Tingiran Darat Jelapat II

Tamban Raya Baru Tinggiran Baru Karang Mekar Indah Sari 9,00 16,00 25,00 20,00 30,50 10,00 10,00 14,00 9,00 9 Desa 143,50

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

14. BARAMBAI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Barambai Sungai Kali Pendalaman Handil Barabai Bagagap

Barambai Karya Tani Pendalaman Baru Karya Baru

Barambai Kolam Kiri Barambai Kolam Kanan Kolam Kiri Dalam

20,00 30,00 9,00 10,00 32,00 8,00 7,00 7,00 33,00 27,00 17,00 11 Desa 183,00

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

(14)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penghulu Bagus Baliuk Antar Baru Antar Jaya Antar Raya Sido Makmur Karya Maju 7,50 10,50 5,00 31,00 28,00 30,00 7,00 8,73 2 Kel + 8 Desa 221,00

No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km2)

16. WANARAYA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Kolam Kiri Roham Raya Simpang Jaya Tumih Pinang Habang Waringin Kencana Babat Raya Kolam Kanan Sidomulyo Kolam Makmur Surya Kanta Sumber Rahayu Dwipasari 2,50 2,50 4,50 2,50 2,50 3,50 3,50 2,00 2,50 2,50 2,50 4,00 2,50 13 Desa 37,50

No. Kecamatan No Kelurahan/DesaNama Luas (Km2)

17. JEJANGKIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jejangkit Pasar Jejangkit Muara Sampurna Jejangkit Barat Bahandang Jejangkit Timur Cahaya Baru 12,00 12,00 15,00 16,00 18,00 120,00 10,00 7 Desa 203,00

Total : 17 Kecamatan 6 Kelurahan +195

Desa 2.966,96 Km

2

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kab. Barito Kuala Tahun 2013. c. Gambaran Topografis, Geologis, dan Hidrografis Wilayah

Kabupaten Barito Kuala secara Topografi terletak pada dataran rendah yang berkisar antara 1 – 3 meter (dpl) di atas permukaan laut. Barito Kuala merupakan daerah hamparan tanah daratan dengan sifat datar sedikit landai pada kisaran kemiringan 0 % - 2 % dengan ketinggian lahan berkisar antara 1 – 3 m dpl.

Secara Geologi kondisi dominan tekstur tanahnya rawa lebak gambut (peat) dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi (pH rendah 2 - 4), karena sebagian wilayahnya menjadi bagian dari apa yang disebut pulau petak yakni bentukan delta yang berasal dari endapan alluvial (lumpur tanah) yang terdiri dari Liat Kaolinit dan Debu bersisipan Pasir, Gambut,

(15)

Kerakal dan Bongkahan Lepas endapan sungai di daratan muara yang berada di posisi pinggiran. Litologinya mempunyai struktur berupa pelapisan horizontal dan tersusun oleh endapan Alluvium Muda pada periode Kuarter dan Kala Holosen. Keberadaan tanggul-tanggul sungai dengan deposisi berangsur-angsur yang tidak seragam menyebabkan terbentuknya Cekungan/Depresi, dan pada kondisi ini sering terbentuk endapan gambut dengan ketebalan yang bervariasi sesuai dengan kedalaman cekungan, apalagi daerah ini diapit oleh 2 (dua) buah sungai, yaitu Sungai Barito yang merupakan salah satu sungai terluas dan terpanjang di Indonesia dan Sungai Kapuas.

Dari Jenis Tanah, Kabupaten Barito Kuala terdiri dari Organosol dan Alluvial. Tanah Organosol kebanyakan berwarna Coklat Hitam yang biasa disebut tanah gambut atau Peat. Tanah jenis ini biasanya terbentuk dari serat tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses pembusukan sehingga memiliki tingkat keasaman yang sangat tinggi. Sebagian lain wilayah daerah Kabupaten Barito Kuala terbagi menjadi 16 (enam belas) Daerah Pengairan (DP) Pasang Surut guna mendukung sistem pertanian/ persawahan penduduk di daerah ini.

Pada gambaran Hidrografi Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu daerah yang terletak dibawah Garis Khatulistiwa dalam pemetaan dunia, dan termasuk daerah tropik. Menurut beberapa ahli/peneliti Meteorologi dan Geofisika berkebangsaan asing seperti Schmit dan Ferguson, menyatakan bahwa daerah di maksud termasuk klasifikasi daerah hujan Tipe B yaitu kriteria iklim yang mempunyai kisaran 1- 2 bulan kemarau dalam setahun dengan temperatur rata-rata berkisar antara 250 C – 270 C, dengan suhu

maksimum 27,500 C (sekitar bulan Oktober) dan suhu minimum 26,500 C

(sekitar bulan Juli), kelembaban udara rata - rata antara 64 - 81%, dan panjang penyinaran Matahari ratarata 36 81%. Sedangkan angka rata -rata curah hujan per tahunnya adalah sekitar 2,665 mm3dengan kisaran 107 hari hujan. Untuk kisaran Angin biasanya pada bulan Januari - Februari bertiup Angin Barat, sedangkan pada bulan Juli - September bertiup Angin Tenggara.

2. Gambaran Umum Demografis

a. Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala

Menurut Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Barito Kuala, penduduk Barito Kuala pada Tahun 2013 mengalami kenaikan angka perkembangan jumlah penduduk, dengan kenaikan sekitar 47.816 jiwa dibandingkan tahun lalu. Perbandingan jumlah penduduk tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2 : Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Per Kecamatan Tahun 2012 dan 2013 :

No KECAMATAN 2012TAHUN (Jiwa) 2013

1 Tabunganen 21.730 22670

(16)

4 Anjir Muara 21.339 24271 5 Alalak 48.617 62443 6 Mandastana 15.004 17509 7 Rantau Badauh 15.306 16897 8 Belawang 13.552 14314 9 Cerbon 9.236 10697 10 Bakumpai 12.180 12483 11 Kuripan 5.920 6203 12 Tabukan 8.714 9432 13 Mekarsari 17.059 19772 14 Barambai 15.306 16.942 15 Marabahan 19.937 23743 16 Wanaraya 14.401 15842 17 Jejangkit 6.919 7814 JUMLAH (jiwa) 292.449 340.265

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Barito Kuala (Data Aggregat Kependudukan SIAK, Januari 2014)

Tabel 3 : Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Per Kecamatan Tahun 2013 :

No KECAMATAN Laki-LakiJenis Kelamin (jiwa)Perempuan JUMLAH(Jiwa)

1 Tabunganen 11477 11193 22670 2 Tamban 20114 19256 39370 3 Anjir Pasar 9919 9944 19863 4 Anjir Muara 12323 11948 24271 5 Alalak 31937 30506 62443 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 2012 2013 INDEKS T A H U N (P E R K E C .) JUMLAH PENDUDUK 2012 - 2013 Jejangkit Wanaraya Marabahan Barambai Mekar sari T abukan Kuripan Bakumpai Cer bon Belawang Rantau Badauh Mandastana Alalak Anjir Muara Anjir Pasar T amban T abunganen

(17)

6 Mandastana 8861 8648 17509 7 Rantau Badauh 8523 8374 16897 8 Belawang 7277 7037 14314 9 Cerbon 5450 5247 10697 10 Bakumpai 6439 6044 12483 11 Kuripan 3130 3073 6203 12 Tabukan 4762 4670 9432 13 Mekarsari 10035 9737 19772 14 Barambai 8587 8355 16942 15 Marabahan 11906 11837 23743 16 Wanaraya 8174 7668 15842 17 Jejangkit 4040 3774 7814 JUMLAH (jiwa) 172.954 167.311 340.265

Sumber : Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Barito Kuala (Data Aggegat Kependudukan SIAK, Januari 2014).

b. Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Menurut Kelompok Umur (Struktur Usia), Pendidikan Akhir dan Jenis Pekerjaan.

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Barito Kuala, komposisi penduduk menurut Kelompok Umur (struktur usia), tingkat Pendidikan Akhir dan keadaan penduduk menurut Jenis Pekerjaan masyarakat di Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2013, dapat dilihat pada tabulasi-tabulasi di bawah ini :

(18)

Tabel 4 : Komposisi Penduduk Kabupaten Barito Kuala Menurut Kelompok Umur Tahun 2013 Per Kecamatan :

Kelompok Umur (Tahun)

NAMA KECAMATAN (Jumlah/jiwa)

Tabunganen Tamban PasarAnjir MuaraAnjir Alalak Mandastana BadauhRantau Belawang

0-4 Thn 583 956 465 727 1747 571 472 446 5-9 Thn 1007 1760 835 1053 2997 788 751 659 10-14 Thn 1161 1988 942 1119 3138 833 784 692 15-19 Thn 926 1691 735 917 2477 656 648 672 20-24 Thn 1137 1814 958 1215 2796 821 798 703 25-29 Thn 1181 1860 901 1265 2964 845 759 664 30-34 Thn 1196 1964 997 1263 3190 915 830 715 35-39 Thn 1094 1843 865 1116 3119 787 763 565 40-44 Thn 870 1646 819 974 2817 657 660 558 45-49 Thn 731 1407 706 851 2356 546 606 506 50-54 Thn 570 1094 576 657 1613 410 463 398 55-59 Thn 387 712 395 460 1124 391 368 266 60-64 Thn 280 527 313 284 693 266 253 186 65-69 Thn 142 348 162 170 377 143 154 131 70-74 Thn 95 238 133 140 249 115 96 94 >74 Thn 124 256 129 116 242 101 113 76 Kelompok Umur (Tahun)

NAMA KECAMATAN (Jumlah/jiwa)

Cerbon Bakumpai Kuripan Tabukan Mekarsari Barambai Marabahan Wanaraya Jejangkit

0-4 Thn 292 326 153 250 517 480 646 456 203 5-9 Thn 456 508 248 383 744 753 1.007 632 320 10-14 Thn 450 567 320 443 470 734 1.047 663 387 15-19 Thn 396 450 283 392 748 678 961 560 304 20-24 Thn 538 651 304 456 967 758 1060 736 422 25-29 Thn 467 658 300 495 933 722 1.181 755 355 30-34 Thn 465 613 286 464 867 773 1.122 750 369 35-39 Thn 492 508 244 409 964 757 1.015 661 336 40-44 Thn 405 434 269 345 794 682 939 552 273 45-49 Thn 401 425 197 260 650 606 825 485 207 50-54 Thn 285 269 158 230 478 370 659 413 196 50-59 Thn 229 210 93 179 376 310 483 330 148 60-64 Thn 121 119 66 111 279 198 270 231 96 65-69 Thn 114 126 55 107 249 182 221 188 68 70-74 Thn 63 77 34 66 158 140 176 136 42 >74 Thn 78 110 72 72 155 210 213 122 49

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab. Barito Kuala (Data Adminduk SIAK).

Tabel 5 : Komposisi Penduduk Kabupaten Barito Kuala Yang Tercatat Menurut Tingkat Pendidikan Pada Akhir Tahun 2013 :

No Klasifikasi Pendidikan Akhir Kabupaten (Jiwa)Jumlah Per

1 Tidak / Belum Sekolah 63.401

2 Tidak Tamat SD / Sederajat 46.606

3 Tamat SD / Sederajat 119.151

4 SLTP/ Sederajat 56.786

5 SLTA /Sederajat 43.487

6 Diploma I / II 1.622

7 Akademi / Diploma III / Sarjana Muda 1.810

8 Diploma IV / Strata I 7.074

(19)

0 50 100 150 200 250 300 IN DE KS Jumlah (Jiwa) KLASIFIKASI

KOMPOSISI PENDUDUK KAB. BATOLA MENURUT PENDIDIKAN AKHIR

Tdk/Blm Sklh Tdk Tmt SD Tmt SD Tmt SLTP Tmt SLTA Dplm I/II Akdm/Dplm III/S.Muda Dplm IV/S.1 S.2 S.3

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab. Barito Kuala (Data Adminduk SIAK 2013).

Tabel 6 : Komposisi Yang Termasuk Jenis Pekerjaan Penduduk Kabupaten Barito Kuala Tahun 2013 :

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 Belum / Tidak Bekerja 82.523

2 Mengurus Rumah Tangga 53.751

3 Pelajar / Mahasiswa 52.008

4 Pensiunan 882

5 Pekerja (PNS,TNI,Polri,Pedagang,Petani/ Pekebun,Peternak,Nelayan / Perikanan, Industri,Konstruksi,Karyawan Swasta, Buruh, Petani (pekebun),PRT,Tukang, Wartawan,Dosen,Guru,Pengacara, Notaris,Konsultan,Dokter,Bidan,Perawat, Wiraswasta, dll)

151.101

6 Lainnya 9

Sumber : Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kab. Barito Kuala.

3. Kondisi Ekonomi

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mencari upaya dan solusi permasalahan perekonomian di daerah Kabupaten Barito Kuala, yakni :

(20)

1) Luas wilayah Kabupaten Barito Kuala yang hampir seluruh wilayahnya diliputi lahan rawa gambut (peat), dengan topografi datar dan dengan tingkat keasaman tanah tinggi, serta tekstur tanah sesuai dengan kondisi tipe lahan rawa gambut mempunyai kondisi tekstur tanah poreus dengan agregasi yang labil.

2) Sistem hidrologis rawa yang alamiah merupakan struktur vegetasi hutan yang didominasi tegakan kayu galam.

3) Teridentifikasi potensi sumber daya gas metan (CBM) yang terbukti muncul di wilayah tertentu yang di dalam pemetaan termasuk pada jalur berbahaya semburan gas metan (gas Metan mentah yang saat ini masih pra eksplorasi).

4) Infrastruktur menyangkut prasarana jalan dan jembatan masih terus ditambah dan diperbaiki untuk bisa menghubungkan wilayah antar kecamatan, serta peningkatan ruas-ruas jalan.

5) Infrastruktur menyangkut prasarana pengairan (irigasi) persawahan, pengairan lahan perkebunan, jalan desa dan jembatan desa perlu pengembangan, pemeliharaan dan rehabilitasi lebih lanjut.

6) Infrastruktur dan fasilitas di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan transmigrasi masih perlu peningkatan berbanding dengan gambaran terhadap luas lahan yang masih belum termanfaatkan secara proporsional dan optimal. 7) Sesuai dengan kondisi lingkungan alamnya, mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian disektor pertanian dan perkebunan.

b. Potensi Unggulan Daerah

Gambaran umum potensi unggulan daerah Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut :

1) Letak wilayah yang strategis, sebagai penyangga Kota Banjarmasin (Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan) dan menjadi lintasan Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah), serta merupakan bagian Kawasan Pengembangan Wilayah Kayutangi yang menjadi simpul hubungan dengan Kawasan Pengembangan Banua Lima Plus, baik melalui prasarana air maupun prasarana perhubungan darat.

2) Berada pada kawasan pelayanan Pelabuhan Laut Tri Sakti sehingga menjadi kawasan potensial bagi pengembangan industri dengan luasan pencadangan lahan yang masih cukup baik untuk pengembangan kawasan Industri sendiri maupun untuk pengembangan kawasan pemukiman, terutama pada wilayah kabupaten di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kota Banjarmasin.

3) Memiliki DAS Sungai Barito, yang sangat fungsional dan ekonomis sebagai prasarana dan lintasan perdagangan dan lintasan angkutan hasil sumber daya alam.

4) Merupakan wilayah persawahan pasang surut dengan dengan dukungan 16 DP sehingga menempatkan Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu potensi lumbung pangan di Propinsi Kalimantan Selatan.

(21)

5) Memiliki kompetensi masyarakat dan lahan potensial untuk perkebunan dan pengembangan ternak, pengembangan perikanan. Kedua bidang pembangunan ini sesuai sifat-sifat komoditas yang dikembangkannya.

6) Memiliki potensi ruang lahan sebagai kawasan obyek wisata yang memungkinkan peningkatan pengembangannya di masa depan.

Dengan berbagai potensi unggulan daerah ini Pemerintah Kabupaten Barito Kuala dapat memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat Barito Kuala khususnya dengan meningkatkan produktivitas dan harga hasil-hasil pertanian.

c. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di daerah/wilayah dapat di lihat melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menggambarkan kondisi ekonomi melalui besaran yang dihasilkan oleh nilai tambah seluruh sektor ekonomi pada tahun tertentu. Secara umum, semakin besar angka PDRB menunjukan semakin baiknya kondisi ekonomi disuatu wilayah.

Untuk Kabupaten Barito Kuala, Badan Pusat Statistik (BPS) Kantor Wilayah Kabupaten Barito Kuala memberikan gambaran melalui buku Barito Kuala dalam angka tahun 2013, di dalam Ulasan Ekonomi Regional menerangkan secara umum bahwa Perekonomian Kabupaten Barito Kuala selama beberapa tahun hingga tahun 2012 mengalami kenaikan yang cukup signifikan (estimasi), dibandingkan dengan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan atau peningkatan beberapa sektor penting.

Tabel 7 : PDRB Kabupaten Barito Kuala Tahun 2005 – 2012 (Jutaan rupiah) :

TAHUN Berlaku PDRB Konstan BerlakuPDRB Tanpa IBSKonstan

2005 2.792.751,56 2.010.139,44 1.476.843,07 1.085.509,19 2006 2.704.232,71 1.065.722,94 1.726.626,70 1.138.965,93 2007 2.837.032,22 1.811.671,29 1.962.224,37 1.234.750,45 2008 3.033.436,61 1.829.055,09 2.211.322,10 1.315.551,25 2009 3.264.825,84 1.882.482,94 2.472.047,02 1.390.376,33 2010 3.703.131,69 1.954.890,96 2.920.494,93 1.480.928,95 2011* 4.001.118,18 2.054.547,71 3.125.643,04 1.570.522,39 2012** 4.470.721,63 2.172.952,41 3.527.904,94 1.674.657,74 Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara

Sumber : PDRB Kabupaten Barito Kuala 2012, BPS Kab. Barito Kuala Tahun 2013.

Namun kenaikan atas dasar harga konstan tidaklah sebesar atas dasar harga berlaku. Dari angka PDRB atas dasar harga konstan inilah dapat diketahui kenaikan riil atas PDRB. Hal ini menunjukan pengaruh kenaikan harga sangat

(22)

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barito Kuala pada tahun ini sebesar 6,61 % terhadap tahun sebelumnya. Angka ini ditunjukan oleh kenaikan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya.

Fakta yang ditunjukan lewat angka pertumbuhan ekonomi ini cukup menggembirakan sekaligus menjanjikan bagi keberlangsungan perbaikan perekonomian Kabupaten Barito Kuala di masa mendatang mengingat merosotnya pertumbuhan ekonomi karena dampak yang cukup besar dari degradasi industry besar di beberapa tahun sebelumnya.

Tabel 8 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barito Kuala Tahun 2005 – 2012 :

TAHUN Dengan IBSPertumbuhan Ekonomi (%)Tanpa IBS

2005 3,32 5,67 2006 10,18 6,22 2007 0,34 5,35 2008 0,96 6,54, 2009 2,92 5,69 2010 3,85 6,51 2011* 5,09 6,05 2012** 5,75 6,61 Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara

Sumber : Barito Kuala Dalam Angka 2013 (BPS).

Tabel 9 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barito Kuala Tahun Menurut Sektor Dari Tahun 2010 – 2012 :

No SEKTOR 2010 TAHUN2011 2012

1 Pertanian 4,68 5,90 6,80

2 Pertambangan dan Penggalian -- 3,55 6,21

3 Industri Pengolahan -3,69 2,12 2,95

4 Listrik dan Air Bersih 7,55 8,28 10,06

5 Bangunan 6,26 6,86 7,03

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,86 2,98 3,49

7 Pengangkutan dan Komunikasi 2,20 5,86 6,56

8 Keuangan, Persewaan, dan jasa

Perusahaan 11,02 11,31 12,47 9 Jasa-jasa 9,20 9,17 8,41 Total PDRB 3,85 5,09 5,75 PDRB Tanpa IBS 6,52 6,05 6,61 Keterangan : *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara

(23)

Sektor Pertanian mempunyai peranan yang cukup besar terhadap perekonomian di Kabupaten barito Kuala dengan pertumbuhan 6,80 %, dan merupakan pertumbuhan yang cukup besar ditunjukan pada sub sektor tanaman bahan makanan (padi, jagung, palawija, Hortikultura, dan perkebunan kelapa sawit).

Untuk sektor industri pengolahan, sejak adanya regulasi terhadap eksploitasi kayu dan hasil hutan sebagai bahan baku utama mayoritas industri besar di Kabupaten Barito Kuala, pertumbuhan di sektor ini cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Fakta di lapangan hingga tahun ini menunjukan bahwa beberapa perusahaan pengolahan yang berbahan baku utama kayu masih collapse dan tidak berproduksi lagi.

Sektor industri mengalami pertumbuhan Positiv sebesar 2,95 %, sektor Air dan Listrik mengalami pertumbuhan sebesar 10,06 %. Pertumbuhan yang besar juga ditunjukkan oleh sektor bangunan yaitu sebesar 7,03 % yang masih disokong dari pembangunan infrastruktur jalan, perkantoran, kompleks transmigrasi dan perumahan baru di beberapa wilayah Kabupaten Barito Kuala seperti di Kecamatan Cerbon, Rantau Badauh, Mandastana, Jejangkit dan Alalak.

Sektor perdagangan, restoran dan hotel secara agregat tumbuh sebesar 3,49 %, sektor perdagangan merupakan sektor yang dibentuk oleh sektor pertanian, pertambangan penggalian dan sektor industri, dimana barang-barang yang dihasilkan oleh ketiga sektor tersebut merupakan komoditas utama dalam sektor perdagangan, sehingga kinerja sektor perdagangan ini dipengaruhi ketiga sektor di atas. Akan tetepi komoditas yang diperdagangkan di Barito Kuala masih didominasi komoditas dari luar daerah (commodities inflow), hal ini dapat ditangkap dari tidak balalance nya pertumbuhan antara sektor perdagangan, pertanian dan industri pengolahan.

Pertumbuhan positiv terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 6,56 %, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan mencatat pertumbuhan sebesar 12,47 %. Sub sektor perbankan mengalami pertumbuhan yang baik, hal ini dikarenakan suku bunga kredit sudah menurun menyesuaikan SBI Rate yang turun.

3. Kondisi Ekonomi Daerah

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mencari upaya dan solusi permasalahan perekonomian di daerah Kabupaten Barito Kuala, yakni :

a. Aspek Kondisi Fisik Daerah

Gambaran umum aspek kondisi fisik daerah Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut :

1. Luas wilayah Kabupaten Barito Kuala yang hampir seluruh wilayahnya diliputi lahan rawa gambut (peat), dengan topografi datar dan dengan tingkat keasaman tanah tinggi, serta tekstur tanah sesuai dengan kondisi tipe lahan rawa gambut mempunyai

(24)

2. Sistem hidrologis rawa yang alamiah merupakan struktur vegetasi hutan yang didominasi tegakan kayu galam.

3. Teridentifikasi potensi sumber daya gas metan (CBM) yang terbukti muncul di wilayah tertentu yang di dalam pemetaan termasuk pada jalur berbahaya semburan gas metan (gas Metan mentah yang saat ini masih pra eksplorasi).

4. Infrastruktur menyangkut prasarana jalan dan jembatan masih terus dikembangkan untuk bisa menghubungkan wilayah antar kecamatan, serta peningkatan ruas-ruas jalan.

5. Infrastruktur menyangkut prasarana pengairan (irigasi) persawahan, pengairan lahan perkebunan, jalan desa dan jembatan desa perlu pengembangan, pemeliharaan dan rehabilitasi lebih lanjut.

6. Infrastruktur dan fasilitas di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan transmigrasi masih perlu peningkatan berbanding dengan gambaran terhadap luas lahan yang masih belum termanfaatkan secara proporsional dan optimal. 7. Sesuai dengan kondisi lingkungan alamnya, mayoritas

masyarakatnya bermata pencaharian disektor pertanian dan perkebunan.

b. Aspek Potensi Daerah

Gambaran umum aspek potensi daerah Kabupaten Barito Kuala adalah sebagai berikut :

1. Letak wilayah yang strategis, sebagai penyangga Kota Banjarmasin (Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan) dan menjadi lintasan Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah), serta merupakan bagian Kawasan Pengembangan Wilayah Kayutangi yang menjadi simpul hubungan dengan Kawasan Pengembangan Banua Lima Plus, baik melalui prasarana air maupun prasarana perhubungan darat.

2. Berada pada kawasan pelayanan Pelabuhan Laut Tri Sakti sehingga menjadi kawasan potensial bagi pengembangan industri dengan luasan pencadangan lahan yang masih cukup baik untuk pengembangan kawasan Industri sendiri maupun untuk pengembangan kawasan pemukiman, terutama pada wilayah kabupaten di bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Kota Banjarmasin.

3. Memiliki DAS Sungai Barito, yang sangat fungsional dan ekonomis sebagai prasarana dan lintasan perdagangan dan lintasan angkutan hasil sumber daya alam.

4. Merupakan wilayah persawahan pasang surut dengan dengan dukungan 16 DP sehingga menempatkan Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu potensi lumbung pangan di Propinsi Kalimantan Selatan.

5. Memiliki kompetensi masyarakat dan lahan potensial untuk pengembangan ternak dan pengembangan perikanan. Kedua bidang pembangunan ini sesuai sifat-sifat komoditas yang dikembangkannya, justru menjadi andalan untuk dapat segera melepaskan status sebagai kabupaten daerah tertinggal.

(25)

6. Memiliki potensi ruang lahan sebagai kawasan obyek wisata yang memungkinkan peningkatan pengembangannya di masa depan. c. Potensi Daerah

Gambaran umum mengenai pengembangan aspek potensi daerah Kabupaten Barito Kuala sepanjang tahun 2013 antara lain di beberapa bidang sektor berikut :

1. Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura :

Sebagaimana RPJM Pemerintah kabupaten Barito Kuala, bahwa kebijakan pembangunanpertanian adalah diarahkan untuk menjadi pertanian yang unggul dan berdaya saing tinggi diikuti peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat secara optimal dan proporsional dan tetap mempertahankan keberadaan kabupaten Barito Kuala sebagai daerah penunjang program ketahanan panagan nasional.

Pembangunanpertanian juga mencakup pembangunan sumberdaya manusia pertanian melalui pembinaan managemen dan teknis kelompok tani/gabungan kelompok tani, peninkatan produksi dan produktifitas, penciptaan akses sarana produksi yang antara lain pengadaan pupuk bersubsidi bagi petani, dan sistem permodalan melalui pengembangan perkoperasian, menjadi sasaran dalam pembangunan pertanian dimaksud.

Perkembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura tahun 2013 dihadapkan pada kondisi iklim yang ekstrim, dimana pada saat mulai tanam padi diperlukan air pada beberapa wilayah terjadi kekeringan atau hujan belum turun normal, dan pada saat padi mengurai atau menguning seharusnya curah hujan dibawah normal malah terjadi curah hujan dan hari hujan yang tinggi sehingga kondisi tersebut sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan pertanian pada umumnya.

Komoditas padi tersebar diseluruh kecamatan, perkembangan tahun 2013 angka sementara luas tanam tercapai 99.471 ha, bila dibandingkan dengan luas tahun 2012 luas tanam tercapai 96.318 ha (angka tetap BPS) dan bila dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi peningkatan luas tanam seluas 3.153 ha (3,27%). Perkembangan tahun 2011 luas tanam tercapai 95.348 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi penurunan luas tanam seluas 3.015 ha (3,06%) pada tahun 2010 (angka tetap BPS) luas tanam tercapai 98.363 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas tanam 94.659 ha atau bertambah seluas 689 ha (0,72%) dan bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam 95.869 ha atau berkurang 521 ha (-0,54%)

Luas panen pada tahun 2013 seluas 97.416 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 mencapai luas 93.384 ha, atau terjadi peningkatan luas panen seluas 4.032 ha (4,32%). Pada tahun

(26)

mencapai seluas 95.104 ha (angka tetap BPS), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen seluas 91.197 ha terjadi peningkatan luas tanam 1.024 ha (1,11%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas panen 92.932 ha, maka terjadi penurunan luas panen seluas 711 ha (-0,77%).

Produksi padi pada tahun 2013 (angka sementara kabupaten) tercapai sebanyak 367.610 ton gkg, bila dibandingkan tahun 2012 tercapai sebanyak 365.627 ton gkg (angka tetap BPS), maka terjadi peningkatan produksi sebanyak 1.983 ton (0,54%). Pada tahun 2011 tercapai sebanyak 354.210 ton gkg terjadi kenaikan produksi sebanyak 25.055 ton (7,61%) pada tahun 2010 produksi padi tercapai sebanyak 329.155 ton (angka tetap BPS) terjadi peningkatan sebanyak 11.301 ton (3,56%) bila dibandingkan dengan tahun 2009 (angka tetap BPS) produksi dicapai sebanyak 317.605 ton, maka terjadi peningkatan sebanyak 36.605 ton(10,34%), dan bila dibandingkan dengan tahun 2008 (angka tetap BPS) produksi dicapai sebanyak 312805 ton, maka terjadi peningkatan sebanyak 41.405 ton atau sebesar 11,69%.

Produktifitas padi pada tahun 2013 tercapai 37,74 ku/ha (angka sementara kabupaten), bila dibandingkan dengan produktifitas tahun 2012 tercapai sebesar 39,15 ku/ha (angka tetap BPS), maka terjadi penurunan sebesar 1,41 ku/ha (-3,60%). Pada tahun 2011 tercapai 38,40 ku/ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 tercapai 34,61 ku/ha (angka tetap BPS) maka terjadi peningkatan sebesar 10,95%.

Komoditas jagung dikembangkan di kecamatan Anjir Pasar, Wanaraya, Mandastana, Belawang, Rantau badauh, Cerbon, Barambai dan Marabahan, perkembangan pada tahun 2013 luas tanam tercapai 115 ha, bila dibandingkan dengan luas tanam tahun 2012 luas tanam tercapai seluas 159 ha maka terjadi penurunan luas tanam seluas 44 ha (27,67%). Pada tahun 2011 luas tanam tercapai 100 ha atau menurun seluas 233 ha (69,97%) bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas tanam tercapai seluas 333 ha, atau menurun seluas 112 ha (52,837%) bila dibandingkan dengan tahun 2009 dimana luas tanam tercapai 212 ha, atau menurun seluas 70 ha (41,17%) bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam tercapai 170 ha).

Luas panen jagung pada pada tahun 2013 seluas 109 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 tercapai seluas 127 ha atau terjadi penurunan laus panen sebanyak 18 ha (-14,17%). Pada pada tahun 2011 tercapai 50 ha terjadi penurunan luas panen seluas 103 ha (67,32%) bila dibandingkan dengan tahun 2010 tercapai seluas 153 ha, dan bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 30 ha atau terjadi peningkatan luas panen seluas 20 ha (66,67%) dan bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas panen tercapai 4 ha maka terjadi peningkatan luas panen seluas 46 ha (1.150%), pada umumnya jagung dipanen muda dan langsung dipasarkan.

(27)

Produksi Jagung yang dicapai pada tahun 2013 sebanyak 432 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebanyak 403 ton,maka terjadi peningkatan produksi sebanyak 29 ton (7,20%). Produksi tahun 2011 sebanyak 197 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2010 produksi dicapai 442 ton (angka tetap BPS) maka terjadi penurunan sebanyak 245 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2009 produksi dicapai 116 ton(angka tetap BPS) , terjadi kenaikan sebanyak 81 ton dan bila dibandingkan dengan ntahun 2008 produksi dicapai 6 ha maka terjadi mkenaikan sebanyak 191 ton.

Produktifitas jagung pada tahun 2013 tercapai sebesar 39,65 ku/ha. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 produktifitas tercapai sebesar 31,75 ku/ha maka terjadi kenaikan sebesar 7,90 ku/ha(24,88%). Produktifitas tahun 2011 sebesar 39,40 ku/ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 produktifitas sebesar 28,87 ku/ha maka terjadi peningkatan produktifitas sebesar 10,53 ku/ha.

Perkembangan luas tanam komoditas ubi kayu pada tahun 2013 seluas 264 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 tercapai seluas 279 ha, maka terjadi penurunan luas tanam seluas 15 ha (-5,38%). Luas tanam pada tahun 2011 tercapai seluas 339 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas tanam tercapai 370 ha atau menurun seluas 31 ha (8,37%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas tanam tercapai 275 ha atau meningkat seluas 64 ha (23,27%) bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam tercapai 278 ha atau meningkat 61 ha (22,18%).

Luas panen ubi kayu pada tahun 2013 tercapai seluas 185 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 tercapai seluas 286 ha, atau terjadi penurunan luas panen seluas 101 ha (-35,31%). Pada tahun 2011 tercapai seluas 287 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 tercapai seluas 341 ha, atau menurun seluas 54 ha (15,83%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 297 ha atau menurun 10 ha (3,36%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam tercapai 270 ha maka terjadi peningkatan seluas 17 ha (6,29%).

Produktifitas ubikayu pada tahun 2013 sebesar 146,53 ku/ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 produktifitas tercapai sebesar 146,47 ku/ha, atau terjadi peningkatan produktifitas sebesar 0,06 ku/ha (0,04%). Pada tahun 2011 tercapai 146,20 ku/ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 produktifitas tercapai 142,37 ku/ha (angka tetap BPS), maka terjadi peningkatan produkstifitas sebesar 3,83 ku/ha (2,69%).

Produksi ubi kayu pada tahun 2013 tercapai sebanyak 2.711 ton, bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 tercapai sebanyak 4.189 ton, terjadi penurunan produksi sebanyak 1.478 ton (-35,28%). Produksi pada tahun 2011 tercapai sebanyak 4.196 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2010 produksi dicapai sebanyak

(28)

4.855 ton (angka tetap BPS), maka terjadi penurunan sebanyak 659 ton (13,57%).

Perkembangan produksi tanaman pangan pada tahun 2009 -2013 di Kabupaten Barito Kuala

Komoditas Tahun tanamLuas (Ha)

Luas Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha) Produksi(ton)

Padi Sawah 2009 94.659 91.197 34,83 317.605 2010 98.363 95.104 34,61 329.155 2011 95.348 92.152 37,21 342.869 2012 96.318 93.384 39,15 365.627 2013 99.471 97.406 37,74 367.610 Jagung 2009 212 30 40,00 116 2010 333 153 28,87 442 2011 100 50 39,40 197 2012 159 127 31,75 403 2013 115 109 39,65 432 Ubi kayu 2009 275 297 144,51 4.288 2010 370 341 142,37 4.855 2011 339 287 146,20 4.196 2012 279 286 146,47 4.189 2013 264 185 146,53 2.711

Catatan : Tahun 2009, tahun2010, tahun 2011 dan tahun 2012 merupakan angka tetap BPS Tahun 2013 merupakan angka sementara Kabupaten

Perkembangan komoditas tanaman hortikultura di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012 (angka sementara Kabupaten) dibandingkan dengan tahun 2009, tahun 2010 tahun 2011 dan tahun 2012 (angka tetap) komoditas jeruk yang mengalami penurunan luas tanam yang pada umumnya tanaman dibongkar tanaman sudah tua dan perlu peremajaan, adanya gangguan bencana alam, Fluktuatif luas tanam, luas panen dan produksi tersebut disebabkan oleh kondisi iklim yang ekstrim yang terjadi beberapa tahun terakhir dan kurang bersahabat yang sangat mempengaruhi kondisi pertanian secara keseluruhan.

Komoditas jeruk dikembangkan di Kecamatan Bakumpai, Cerbon, Rantau Badauh, Barambai, Belawang, Mandastana, Jejangkit dan Alalak, dengan sentra di kecamatan Mandastana, Belawang, Cerbon, Rantau badauh dan Barambai. Perkembangan luas tanaman jeruk pada tahun 2013 tercapai seluas 6.627 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 luas tanam tercapai seluas 6.593 ha, maka terjadi peningkatan luas tanam seluas 34 ha (0,51%). Pada tahun 2011 luas tanaman jeruk sebesar 6.545,47 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 mencapai 7.204 ha atau menurun seluas 659 ha (9,14%), pada tahun 2009 luas tanam tercapai 7.094 ha.

Sedangkan luas panen pada 2013 tercapai seluas 5.612,83 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 tercapai seluas 4.677 ha, terjadi peningkatan luas panen seluas 935,83 ha (20,01%). Pada tahun 2011 tercapai 4.653 ha, bila

(29)

(2,95%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 4.024 ha atau meningkat 629 ha (15,63%) bila dibandingkan dengana tahun 2008 luas panen tercapai 2.255 ha atau meningkat 2.398 ha (106,34%).

Produksi jeruk pada tahun 2013 tercapai sebanyak 86.437,6 ton buah segar, bila dibandingkan pada tahun tahun 2012 produksi tercapai sebanyak 70.425 ton, maka terjadi kenaikan produksi sebanyak 16.012,6 ton (22,74%). Produksi tahun 2011 sebanyak 69.817 ton bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebanyak 7.635 ton (9,86%) bila dibandingkan dengan tahun 2009 produksi tercapai sebanyak 74.051 ton atau menurun sebanyak 4.234 ton (5,72%) bila dibandingkan dengan tahun 2008 produksi tercapai 37.815 ton atau meningkat sebanyak 32.002 ton (84,63%).

Produktifitas jeruk pada tahun 2013 tercapai sebesar 154,00 ku/ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 produktifitas tercapai sebesar 150,58 ku/ha, maka terjadi kenaikan produktifitas sebesar 3,42 ku/ha (2,27%). Pada tahun tahun 2011 produktifitas tercapai 150,05 ku/ha (angka sementara kabupaten), bila dibandingkan dengan tahun 2010 produktifitas tercapai 159,18 ku/ha (angka tetap BPS) maka terjadi penurunan produktifitas sebesar 9,13 ku/ha (5,74%).

Komoditas mangga/kuini dikembangkan di Kecamatan Anjir Muara, Rantau Badauh, Tabukan, Marabahan, Belawang dan Barambai, dengan sentra di Kecam,atan Anjir Muara. Perkembangan luas tanam mangga/kuini pada tahun 2013 luas tanam tercapai 733 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 luas tanam tercapai seluas 713 ha atau terjadi peningkatan luas tanam seluas 20 ha (2,80%). Luas tanam pada tahun 2011 seluas 716 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas tanam tercapai 675 ha, maka mengalami peningkatan seluas 41 ha (6,05%) bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas tanam tercapai 715 ha atau meningkat seluas 1 ha (0,13%), dan bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam tercapai 765 ha, maka terjadi penurunan seluas 49 ha (6,40%).

Luas panen mangga/kuni pada tahun 2013 tercapai seluas 430 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 tercapai luas panen seluas 185 ha atau terjadi peningkatan luas panen seluas 245 ha (132,42%). Luas panen tahun 2011 tercapai 479 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas panen tercapai 62 ha, maka terjadi peningkatan luas panen seluas 417 ha (675,08%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 305 ha, maka terjadi peningkatan seluas 174 ha (57,04%), dan bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas panen tercapai 300 ha, maka terjadi peningkatan seluas 179 ha (59,66%).

Produksi mangga kuini pada tahun 2013 tercapai sebanyak 2.580,7 ton buah segar, bila dibandingkan pada tahun 2012 produksi tercapai sebanyak 1.871 ton, maka terjadi peningkatan produksi sebanyak 709,7 ton (37,93%). Produksi pada tahun 2011 tercapai sebanyak 2.192 ton (angka sementara kabupaten), bila dibandingkan dengan tahun 2010 produksi tercapai sebanyak 344 ton, atau mengalami peningkatan sebanyak 1.848 ton (536,91), bila dibandingkan dengan tahun 2009 produksi tercapai 1.600 ton, atau mengalami peningaktan sebanyak 592 ton (37,00%) bila dibandingkan dengan tahun 2008 produksi tercapai 2.850 ton, maka terjadi penurunan sebanyak 658 ton (23,07%).

(30)

Produktifitas mangga kuini pada tahun 2013 tercapaia sebesar 60 ku/ha, bila dibandingkan dengan tahun 2012 produktifitas tercapai sebesar 101,14 ku/ha, amaka terjadi penurunan produktifitas sebesar 41,14 ku/ha (-40,67%). Produktifitas pada tahun 2011 tercapai sebesar 45,75 ku/ha bila dibandingkan dengan tahun 2010 tercapai 55,70 ku/ha (angka tetap BPS) maka terjadi penurunan produktifitas sebesar 9,95 ku/ha (17,86%).

Komoditas nenas dikembangkan di Kecamatan Rantau Badauh, Mekarsari, Wanaraya, Belawang dan Jejangkit, dengan sentra di Kecamatan Mekarsari, Rantau Badauh dan Belawang.

Luas tanam tanaman nenas di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2012 seluas 466 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 tercapai luas tanam seluas 880 ha, maka terjadi penurunan luas tanam seluas 414 ha (-47,04%). Luas tanam tahun 2011 seluas 418 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas tanam tercapai seluas 592 ha, mengalami penurunan seluas 174 ha (29,34%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 900 ha, atau mengalami penurunan seluas 482 ha (53,55%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam tercapai 731 ha maka terjadi penurunan seluas 313 ha (42,81%).

Luas panen nenas pada tahun 2013 seluas 120 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 luas panen tercapai seluas 119,84 ha, maka terjadi peningkatan luas panen seluas 0,16 ha (0,13%). Pada tahun 2011 tercapai 65 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas panen tercapai 126 ha maka terjadi penurunan luas panen 61 ha (48,29%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 550 ha, terjadi penurunan seluas 485 ha (88,18%) dan bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas panen tercapai 324 ha atau mengalami penurunan seluas 259 ha (79,93%).

Produksi nenas pada pada tahun 2013 tercapai sebanyak 1.557,6 ton buah segar, bila dibandingkan pada tahun 2012 produksi tercapai sebanyak 1.556 ton), atau terjadi kenaikan produksi sebanyak 1,6 ton (0,10%). Produksi pada tahun 2011 sebanyak 1.135 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2010 produksi tercapai sebanyak 1.812 ton atau mengalami penurunan sebanyak 677 ton (37,33%) bila dibandingkan dengan tahun 2009 produksi tercapai 4.950 ton atau mengalami penurunan sebanyak 3.815 ton (77,06%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 produksi tercapai 2.362 ton, mengalami penurunan sebanyak 1.227 ha (51,93%).

Komoditas rambutan dikembangkan hampir diseluruh kecamatan dengan sentra di Kecamatan Bakumpai, Rantau Badauh, Belawang, Wanaraya dan Anjir Pasar, perkembangan luas tanam rambutan pada tahun 2013 luas tanam tercapai 1.435 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 luas tanam tercapai seluas 1.385 ha, maka terjadi peningkatan luas tanam seluas 50 ha (3,61%). Luas tanam pada tahun 2011 mencapai seluas 1.413 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas tanam tercapai seluas 1.378 ha , atau meningkat seluas 35 ha (2,54%), bila dibandingkan tahun 2009 luas tanam tercapai 1.559 ha atau menurun seluas 146 ha (9,36%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas tanam tercapai 1.799 ha atau menurun seluas 386 ha (21,45%).

(31)

Luas panen rambutan pada tahun 2013 tercapai seluas 477 ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 luas tanam tercapai seluas 518 ha, atau terjadi penurunan luas panen seluas 41 ha (-7,91%). Luas panen pada tahun 2011 tercapai sebanyak 706 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 luas panen tercapai seluas 315 ha atau meningkat seluas 391 ha (124,36%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 luas panen tercapai 443 ha, atau meningkat seluas 263 ha (59,364%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 luas panen tercapai 749 ha atau menurun seluas 43 ha (5,74%),

Sedangkan produksi rambutan pada tahun 2013 tercapai sebanyak 1.829,4 ton buah segar, bila dibandingkan pada tahun 2012 produksi tercapai sebanyak 2.975 ton, maka terjadi penurunan produksi sebanyak 1145.6 ton (-38,50%). Produksi pada tahun 2011 tercapai 4.246 ton, bila dibandingkan dengan tahun 2010 produksi tercapai 148 ton, atau meningkat sebanyak 4.098 ton (2.770,88%), bila dibandingkan dengan tahun 2009 produksi tercapai sebanyak 4.013 ton, atau meningkat sebanyak 233 ton (5,80%), bila dibandingkan dengan tahun 2008 produksi tercapai 4.843 ton atau menurun sebanyak 597 ton (12,33%) Produktifitas rambutan pada tahun 2013 tercapai sebesar 38 ku/ha, bila dibandingkan pada tahun 2012 tercapai produktifitas sebesar 57,43 ku/ha, maka terjadi penurunan produktifitas sebesar 19,43 ku/ha (-33,83%). Produktifitas pada tahun 2011 tercapaisebesar 60,14 ku/ha, bila dibandingkan dengan tahun 2010 tercapai 4,70 ku/ha, maka mengalami peningkatan sebesar 55,44 ku/ha (1.179,57%), namun bila dibandingkan dengan tahun 2009 produktifitas tercapai 90,59 ku/ha, maka mengalami penurunan sebesar 30,45 ku/ha (33,61%).

Perkembangan produksi hortikultura di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2009 – 2013

Komoditas Tahun tanamLuas (Ha)

Luas Panen

(Ha)

Provitas

(Ku/Ha) Produksi(ton)

Jeruk 2009 7.094 4.024 184,00 74.051 2010 7.204 4.866 159,18 77.452 2011 6.545,47 4.653 150,05 69.817 2012 6.593 4.677 150,58 70.425 2013 6.627 5.612,83 154,00 86.437,6 mangga/kuini 2009 715 305 52,50 1.600 2010 675 62 55,70 344 2011 716 479 45,75 2.192 2012 713 185 101,14 1.l871 2013 733 430 60,00 2.580,7 Nenas 2009 900 550 90,00 4.950 2010 592 126 144,17 1.812 2011 418 65 176,03 1.135 2012 880 119,84 130,00 1.556 2013 466 120 129,80 1.557,6 Rambutan 2009 1.559 443 90,59 4.013 2010 1.378 315 4,70 148 2011 1.413 706 60,14 4.246

(32)

Catatan : Tahun 2009, tahun 2010, tahun 2011dan tahun 2012 merupakan angka tetap BPS Tahun 2013 merupakan angka sementara Kabupaten

2. Sektor Peternakan

Berdasarkan sumber dinas Peternakan Kabupaten Barito Kuala, perkembangan populasi peternakan di Kabupaten Barito Kuala sangat menjanjikan dengan dukungan potensi sumber daya alam yang ada berupa lahan rawa yang potensial bagi tumbuhan rumput/hijauan alam sebagai pakan utama ternak.

Dan berikut tabulasi perkembangan populasi ternak di Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2012 hingga tahun 2013 :

Tabel 9 : Perkembangan Populasi Ternak (Ekor) dari Tahun 2012 – 2013 (Keadaan Terakhir) :

No. JENIS/MACAM TERNAK 2012 (Ekor) 2013 (Ekor)

1. Ternak Besar Sapi Potong 6.569 7.226

Kerbau 1.245 1.314

2. Ternak

Kecil KambingBabi Lokal 9.344203 6.318206

3. Unggas Ayam

Pedaging/Potong 467.605 471.951

Ayam Buras 1.193.269 1.193.622

Itik/Bebek 74.118 74.129

4. Lainnya/Aneka

Ternak Burung Puyuh 54.000 35.244

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Barito Kuala Tahun 2013

Dari tabulasi data di atas, dapat digambarkan secara umum bahwa Pada tahun 2013 terjadi Peningkatan populasi ternak.

Berikut perkembangan pasar akan kebutuhan masyarakat terhadap produksi akan pasokan kebutuhan daging dan telor di Kabupaten Barito Kuala dari tahun 2012 – 2013 seiring dengan kebutuhan penduduk dan faktor pertumbuhan penduduk dapat di lihat pada tabulasi dibawah ini :

Tabel 10 : Peningkatan Produksi Daging Ternak Di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012 – 2013 :

No. JENIS TERNAK 2012 (Kg) 2013 (Kg)

1. Ternak Besar Sapi Potong 120.955 7.226

Kerbau 7.599 1.314

2. Ternak Kecil Kambing 10.214 6.318

Babi Lokal 1.135 206

3. Unggas Ayam Pedaging /

Ayam Potong 307.728 471.951

Ayam Buras 983.870 1.193.622

Itik/Bebek 11.640 74.129

(33)

Tabel 12 : Peningkatan Produksi Pasokan Telur (butir) di Kabupaten Barito Kuala Tahun 2012 – 2013 :

No. Jenis / Macam Telur Ternak 2012 2013

1. Unggas Telur Ayam Buras 976.311 976.600

Telur Itik 381.178 381.235

Sumber : Dinas Peternakan Kab. Barito Kuala Tahun 2013

3. Sektor Perkebunan Dan Kehutanan

Perlu diketahui bahwa kegiatan survey dan pendataan di Sektor Kehutanan dan Perkebunan dilaksanakan melalui sistem periodik oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Barito Kuala sebagaimana waktu yang telah lalu, sehingga kegiatan tersebut dilaksanakan dalam sistem periodik.

Diperkirakan untuk periode tahun 2012/2013 luasan komoditas Perkebunan untuk jenis komoditas unggulan Perkebunan yakni Karet dan Kelapa masih mengalami kenaikan luasan, seperti hampir di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Barito Kuala.

Kenaikan luasan ini menurut pantauan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Barito Kuala adalah dikarenakan animo masyarakat cukup tinggi terhadap perkebunan seperti tanaman Karet.

Namun, di beberapa Kecamatan di Kabupaten Barito Kuala juga terdapat yang mengalami penurunan luasan komoditas perkebunan, dimana menurut sumber bahwa penurunan tersebut dikarenakan faktor bencana kebakaran lahan/hutan yang terjadi pada waktu tertentu, juga alih fungsi lahan oleh investor atau pengusaha di bidang perkebunan Kelapa Sawit.

Hal tersebut juga dikarenakan masyarakat banyak yang membuka lahan perkebunan Plasma Sawit bagi penanam modal (Perusahaan) yang jalur usahanya bergerak di bidang perkebunan Sawit. Diantara beberapa wilayah yang masyarakatnya banyak melakukan hal tersebut seperti di daerah Kecamatan Jejangkit, Wanaraya, Barambai dan Kecamatan Tabukan.

Sementara, untuk jenis komoditas Kehutanan, masih didominasi oleh Pohon Galam di beberapa wilayah, akan tetapi juga terdapat penurunan di sebagian wilayah yang terdapat atau berpotensi perkebunan Karet dan Kepala Sawit.

Gambar

Tabel 1 : Wilayah Administratif Kabupaten Barito Kuala : No. Kecamatan No Nama Desa Luas (Km 2 ) 1
Tabel 2 : Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Kuala Per Kecamatan Tahun 2012  dan 2013 :
Tabel 4 : Komposisi Penduduk Kabupaten Barito Kuala Menurut Kelompok Umur Tahun 2013 Per Kecamatan :
Tabel 9 : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barito Kuala Tahun Menurut Sektor Dari Tahun 2010 – 2012 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

1 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA.. Penyedia Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air

DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Peningkatan kualitas layanan sarana dan prasarana rehab kesejahteraan sosial bagi PMKS Bantuan bedah rumah tak layak huni. JB:

Biaya pencetakan blanko LP2P, Stop Map, Tanda terima LP2P, Kwitansi Amplop dll, Biaya Foto Copy dan Penjilidan. 9 INSPEKTORAT KABUPATEN

Keuangan) Dalam Pengolahan Data Keuangan Pada Organisasi Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada BPKAD Kabupaten Barito Kuala “.

Pada tahun 2012, Dinas Sosial Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan pemutakhiran data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS ), dan

Usulan Program Cipta Karya Kabupaten Barito Kuala Tahun 2014... Usulan Program Sektor

Nomor 4 Tahun 2OlO tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Barito Kuala kepada Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan;.. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959

Indikator Yang Digunakan Untuk Penilaian Kinerja Pegawai di Balai Desa Roham Raya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito Kuala antara lain: 1 Motivasi Motivasi menjadi yang nomer satu