• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uyun Ni’mah SMAN 1 Purwoasri, Kedir

Dalam dokumen MENYELAMATKAN MASA DEPAN GENERASI EMAS B (Halaman 135-141)

Generasi muda merupakan representasi penerus kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tangan merekalah nasib bangsa Indonesia ditentukan. Sebagai pilar pembangunan di masa mendatang kiprah mereka dinanti untuk melanjutkan perjuangan bangsa. Jika mereka unggul, tentu harapan untuk kemajuan bangsa akan muncul. Namun jika sebaliknya, masa depan bangsa akan semakin hancur. Narkoba adalah ancaman yang sangat serius khususnya bagi generasi muda penerus bangsa. Mereka menjadi objek yang potensial untuk merusak keutuhan negara Indonesia. Jika mereka sudah lemah, maka secara otomatis nasib bangsa Indonesia akan rusak, serta dengan mudah dapat dihancurkan oleh orang-orang yang ingin mengusik keutuhan NKRI.

Saat ini berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi bahaya ancaman narkoba. Bentuk upaya yang dilakukan Pemerintah antara lain dengan memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba melalui penegakan hukum. Selain itu, upaya- upaya lain yang diwujudkan pemerintah yaitu melalui program- program yang bersifat preventif, repsresif maupun rehabilitatif. Secara umum dapat diamati bahwa upaya-upaya tersebut belum sepenuhnya optimal. Nampaknya upaya penaggulangan penyalahgunaan narkoba hanya sampai pada permukaannya saja. Hal ini dapat diibaratkan seperti fenomena “gunung Es.” Begitu banyak kasus penyalahgunaan narkoba yang dapat diatasi, namun di sisi lain jauh lebih banyak lagi yang belum terkuak ke permukaan. Kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba seringkali kita dengar, bahkan tidak sedikit para pengedar dan penyalahgunaan narkoba terjaring oleh petugas keamanan. Mereka terdiri dari golongan pelajar, mahasiswa, masyarakat, bahkan aparatur pemerintah sendiri. Bukan berarti dengan tertangkapnya para pengedar

dan pemakai urusan menjadi selesai. Diperlukan upaya-upaya kongkrit dan tindakan yang tegas bagi para pengedar dan penyalahgunaan narkoba.

Sepanjang tahun 2015 BNN telah mengungkap sebanyak 102 kasus narkotika dan TPPU yang merupakan sindikat jaringan nasional dan internasional. Di mana sebanyak 82 kasus telah P21. Kasus-h WNA. Berdasarkan seluruh kasus narkotika yang telah diungkap, BNN telah menyita barang bukti sejumlah 1.780.272,364 gram sabu kristal; 1.200 mililiter sabu cair; 1.100.141,57 gram 606.132 butir ekstasi; serta cairan

precursor sebanyak 32.253 mililiter, dan 14,8 gram. Dalam kasus TPPU total aset yang berhasil disita oleh BNN senilai Rp 85.109.308.337. Selain itu, pada tahun ini BNN juga menemukan 2 jenis zat baru (new psychoactive substances) yaitu CB-13 dan 4-klorometkatinon,sehingga total NPS yang telah ditemukan BNN hingga akhir tahun.

Waspada Ancaman Narkoba

Ancaman narkoba di Indonesia patut mendapatkan perhatian khusus. Isu ancaman ini bukan hanya isapan jempol belaka. Jaringan narkoba di tingkat Internasional membidik Indonesia sebagai sasaran yang empuk. Mayoritas pemasok narkoba berasal dari negara-negara asing. Mereka terus berupaya memasarkan narkoba di Indonesia. Meski berbagai upaya telah dilakukan untuk menghentikan masuknya narkoba ke Indonesia, seribu satu cara tetap mereka tempuh untuk mencapai pasar perdagangan narkoba di Indonesia. Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nugroho Aji pada tahun 2012 menyampaikan bahwa ada dua modus pelaku untuk mengirimkan paket-paket narkoba tersebut, sehingga dapat masuk bebas ke Indonesia. Modus pertama, dulu mereka pakai pesawat yang di koper, dalam jumlah kecil dan banyak terungkap di bea cukai. Modus yang kedua dalam jumlah besar. Pelaku dari Malaysia memakai kapal laut, ada yang lewat Medan, Aceh, Dumai, Jambi melalui pelabuhan kecil.

Generasi muda Indonesia menjadi sasaran yang sangat memiliki prospek untuk peredaran narkoba di Indonesia. Di usia yang masih labil dalam mencari jati diri, mereka mudah sekali terpengaruh. Jika mereka sudah mengenal, memakai, hingga pada tahap kecanduan tentunya hal ini sangatlah menguntungkan pihak-pihak yang memiliki kepentinngan untuk merusak generasi muda Indonesia. Untuk melancarkan aksi peredaran narkoba di Indonesia, kini narkoba juga dikemas semakin

111

Menangkal Narkoba di Kalangan Pelajar

menarik sehingga konsumsinya dapat meluas ke berbagai kalangan. Berbagai bentuk variasi olahan yang patut diwaspadai dari peredaran narkoba dapat berupa makanan (seperti kue & permen) dan minuman (seperti blue safir, snow white, dan red top) yang dipasarkan di tempat- tempat hiburan malam. Selain itu, ada pula yang berbentuk tisyu. Berikut contoh makanan yang terindikasi mengandung narkoba.

Gambar 1. Petugas BNN menunjukkan kue ganja dan

bahan olahannya

(Sumber: Hafidz Mubarak, 2015)

Ancaman narkoba kian hari kian terasa semakin dekat. Di lingkungan sekitar kita banyak ditemukan kasus narkoba di kalangan pelajar. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis sebagai seorang guru BK di sebuah lembaga pendidikan, peta kerawanan siswa yang berkaitan dengan narkoba patut menjadi catatan yang harus diwaspadai. Narkoba sudah mulai merambah di dunia pendidikan. Sasarannya jelas para pelajar. Sebagian dari pelajar tersebut bahkan ada yang sudah terjun menjadi pengedar di lingkungan sekolah. Sungguh sangat ironi jika narkoba berkeliaran di sekolah yang semestinya digunakan sebagai tempat pencetak generasi emas bangsa. Sebuah data yang diungkap oleh BNN Surabaya menunjukkan bahwa tes urine yang dilakukan kepada 400 siswa di 10 SMA memberikan hasil 41 sampel positif pengguna narkoba. Indikasi tersebut bahkan menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan narkoba sejak SMP.

Mewujudkan Sekolah Bebas Narkoba

Sebagian aktivitas pelajar banyak dihabiskan di sekolah. Sebagai rumah kedua, sekolah memberikan andil yang sangat besar dalam proses pendidikan dan perkembangan anak. Dalam rangka mewujudkan program sekolah bebas narkoba perlu diupayakan pengembangan yang komprehensif dan terpadu dari seluruh komponen sekolah yang meliputi siswa, personel sekolah, orangtua siswa serta tokoh masyarakat. Disamping itu diperlukan dukungan dari lembaga pelayanan kesehatan, sosial, agama, dan penegak hukum, sehingga akan terwujud lingkungan sekolah yang bebas narkoba. Program ini dapat diwujudkan dengan membangun budaya anti narkoba, anti kekerasan, dan penegakan

disiplin untuk mencegah serta menanggulangi penyalahgunaan narkoba serta kekerasan. Dalam upaya mewujudkan sekolah bebas narkoba, penegakan hukum yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mengadakan razia secara berkala mengenai penyimpanan dan pemilikan narkoba atau benda-enda terlarang lainnya.

2. Merujuk kasus pelanggaran hukum yang dilakukan siswa kepada pihak kepolisian.

3. Memberikan informasi kepada polisi tentang kasus peredaran gelap narkoba dan tindakan pelanggaran hukum lain di sekolah serta lingkungan sekitar.

Bijak dalam Bertindak

Sebagai generasi yang bertekad kuat terbebas dari narkoba, beberapa upaya untukmencegah penyalahgunaan narkoba yang dapat dilakukan para remaja antara lain:

1. Mencintai dan mensyukuri hidup sebagai aanuerah Tuhan YME 2. Menemukan dan mengenali daya, minat, serta hobi.

3. Dengan mengenali kelemahan serta kelebihan diri, fokus pada hal-hal yang bersifat positif.

4. Menghadapi masalah hidup sebaik mungkin, bukan justru lari pada narkoba.

5. Membuat mindmap bahwa penyalahgunaan narkoba bukanlah solusi, namun justru memperparah kondisi.

6. Memiliki komunitas pertemanan yang mendorong pada aktivitas positif. 7. Memperkuat kepercayaan diri yang tinggi serta keberanian untuk

mengatakan tidak pada narkoba.

Sikap dan perilaku diatas diharapkan dapat menjadikan para pelajar bijak dalam setiap tindakan yang direncanakan. Mengingat remaja yang sedang mencari jati diri sangat rentan mendapatkan pengaruh negatif dari berbagai arah.

Peran Strategis Guru BK

Keberadaan guru BK menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan sekolah bebas narkoba. Guru BK dituntut untuk dapat mengawal segala bentuk perkembangan siswa. Kepala Badan Narkotika Nasional Sumatera Selatan Brigjen Polisi Bontor Hutapea, dalam acara focus group discussion dengan 40 guru BK yang bertajuk

113

Menangkal Narkoba di Kalangan Pelajar

“Apa yang Bisa Diperbuat Guru BK dalam pencegahan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba” menyampaikan bahwa guru BK bisa memberikan nasihat dan saran atas persoalan siswa. Hal ini dikarenakan kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar kian memprihatinkan. Melalui pelatihan ini, diharapkan para guru memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba kepada siswa. Konseling yang diartikan sebagai layanan profesional konselor terhadap klien diharapkan dapat membantu klien dalam memahami dirinya dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah. Unit layanan bimbingan siswa memiliki tugas dalam memberikan bantuan kepada siswa bermasalah. Bimbingan tersebut dapat berupa:

1. Melakukan deteksi dini dan dalam penyalahgunaan narkoba.

2. Merujuk kepada tenaga profesi di sekolah (konselor, dokter UKS, psikolog).

3. Memberikan layanan konseling di sekolah.

4. Merujuk kasus ke profesi lain di luar sekolah/lembaga pendidikan (psikolog, dokter, psikolog, rohaniawwan) atau ke pusat rehabilitasi. 5. Mengadakan tindak lanjut.

Menangkal Narkoba

Bahaya ancaman narkoba bagi generasi muda Indonesia memerlukan penanganan yang efisien dan efektif. Untuk mewujudakan hal tersebut perlu kerjasama dari seluruh elemen.Baik Pemerintah, masyarakat maupun tokoh agama. Diantara upaya preventif yang dapat dilakukan tindakan sebagai berikut.

1. Penguatan tingkat keimanan diperlukan untuk menumbuhkan religiusitas anak, sehingga mereka akan tahu bahwa narkoba menjadi sesuatu yang dilarang oleh agama.

2. Menjalin keharmonisan hubugan keluarga, sehingga anak memiliki kedekatan emosi yang baik dengan keluarga tercinta. Hal ini dapat menghindarkan anak melakukan penyimpangan perilaku.

3. Sosialisasi dari pemerintah maupun sekolah serta pihak-pihak terkait harus dilakukan secara massif, sehingga masyarakat semakin tahu dan sadar informasi tentang bahaya narkoba serta dampaknya.

4. Pembinaan generasi muda perlu dilakukan sejak dini. Dalam hal ini diperlukan pendidikan narkoba bagi para pelajar mulai dari tingkat dasar hingga tingkat atas.Pembinaan ini juga dapat dilakukan melalui

beberpa pendekatan seperti pendekatan informatif (pemberian informasi tentang bahaya narkoa dan ancamannya), pendekatan afektif

(pendekatan kebutuhan mental dan emosional anak), sehingga dapat mengurangi alasan pemakaian narkoba. Pendidikan yang berorientasi pada situasi penawaran, sehigga anak dapat menolak jika ada penawaran penggunaan narkoba, kegiatan alternatif yang bersifat positif, latihan peningkatan keepercayaan diri dalam kompetensi sosial dsb.

5. Aparat Pemerintah perlu menindak tegas pelaku pengedar narkoba tanpa pandang bulu. Hal ini dilakukan demi menyelamatkan masa depan generasi bangsa.

6. Pemerintah harus menjalankan Clean Governance (Pemerintahan yang bersih) anti suap dimana para pejabat betul-betul amanah terhadap segala bentuk penyuapan. Penulis yakin jika cara ini diterapkan Indonesia dapat terhindar dari ancaman bahaya narkoba.

DAFTAR PUSTAKA

Martono, Lydia Harlina dan Setya Joewana. 2006a. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.

Martono, Lydia Harlina dan Setya Joewana. 2006b. Menangkal Narkoba dan Kekerasan Jakarta: Balai Pustaka.

Nurhayati, Eti. 2011. Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatif. Jakarta:

115

Dalam dokumen MENYELAMATKAN MASA DEPAN GENERASI EMAS B (Halaman 135-141)