BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tingkat eksplanasi. Pada tingkat
eksplanasi, penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel
atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti
(Kuncoro Mudrajat, 2009:12). Oleh karena itu penelitian ini akan menjelaskan
pengaruh service qualiy (X1), trust (X2), customer satisfaction ( X3) terhadap
customer loyalty (Y) pada pelanggan Telkomsel yang berkunjung di Grapari
Gedung Selecta, Medan
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Grapari Gedung Selecta, Jl.Listrik No.2
Gedung Selecta Lt.1, Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November
2011 sampai dengan Februari 2012.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini:
a. Variabel bebas (independent variable) yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi loyalitas pelanggan Telkomsel yang berkunjung ke Grepari
Service Quality (X1), Trust (X2), dan Customer Satisfaction (X3
b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Customer Loyalty (Y) pada
pelanggan Telkomsel yang berkunjung ke Grapari Gedung Selecta,
Medan.
).
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang bersifat memberikan arti kepada
suatu variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang
perlu untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional ini akan memberikan
batasan, ciri atau indikator suatu variabel dengan merinci hal-hal yang harus
dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.
Defenisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independent variable)
Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat
dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel
terikat nantinya. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah service
quality (X1), trust (X2), dan customer satisfaction(X3
a. Service quality
).
Kualitas Layanan (service quality) merupakan atribut produk yang
dipertimbangkan dari segi manfaatnya dan tingkat baik buruknya
b. Trust
Kepercayaan (Trust) adalah sesuatu yang timbul ketika konsumen
yakin/percaya dengan reliabilitas/keandalan dan integritas exchange
partner-nya (Morgan dan Hunt dalam Deliana, 2007:16)
c. Customer satisfaction
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) merupakan tingkat
perasaan konsumen setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2009:177)
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen dan
menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah customer loyalty. Loyalitas konsumen (customer loyalty)
merupakan suatu perilaku yang ditunjukkan konsumen dengan pembelian
Tabel 3.1 berikut menyajikan operasionalisasi variabel yang digunakan
dalam penelitian:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Sumber : Tjiptono dan Chandra (2007), Kertajaya (2009), Kotler (2009), Hasan (2008) Morgan dan Hunt ( dalam Deliana,2007), Griffin (2002) diolah oleh peneliti
Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala pengukuran
Service quality (X1
Service quality merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi manfaatnya, tingkat baik buruknya barang dan jasa
)
timbul ketika salah satu kelompok yakin/percaya
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala Likert yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Kriteria pengukurannya disajikan pada
Tabel 3.2 berikut :
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Pertanyaan Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2008: 132)
3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek
penelitian (Kuncoro, 2009:118).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini pengguna kartu Telkomsel
yang berkunjung ke Grapari Gedung Selecta dan telah menggunakan
Telkomsel minimal satu tahun. Jumlah populasi tidak diketahui.
b. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
Sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan GSM seluler Telkomsel
yang berkunjung ke Grapari Gedung Selecta Medan yang jumlahnya tidak
diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus yang
dikutip dari buku Supramono (2003:62).
n =
Keterangan:
n = Jumlah sampel
(Zα)2
bila α = 0,05 Z = 1,96
= Nilai standard normal yang besarnya tergantung α,
p = Estimasi proporsi populasi
q = 1 – p
d = Penyimpangan yang ditolerir
Hasil riset awal yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang respoden,
diketahui 28 orang memenuhi kriteria sampel. Maka responden yang sesuai
dengan kriteria sampel ada sebesar 93% (q=7%). Dengan penetapan jumlah
sampel dengan tingkat signifikan 5% dan kesalahan yang ditolerir sebesar 5%
maka jumlah sampel :
n =
n =
Berdasarkan uraian ini maka jumlah responden yang akan dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik accidental.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis untuk menganalisis masalah dan
menguji hipotesis, yaitu:
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara (interview) dan memberikan
daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden yang terpilih.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai
tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan informasi dari internet untuk
mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:
a. Daftar Pertanyaan (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu pelanggan Kartu
Telkomsel yang berkunjung di Grapari Gedung Selecta, Medan.
b. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan
tanya-jawab dengan responden yaitu mahasiswa pengguna kartu Telkomsel yang
c. Studi Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data melalui buku,
jurnal, majalah, serta internet yang dapat menjadi referensi pendukung.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu
kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan
seberapa nyata suatu pengujian dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Skala pengukuran dikatakan valid jika skala tersebut digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan
konsistensi dari pengukurannya yaitu instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama menghasilkan data yang sama. Reliabilitas
menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. (Situmorang dan Lufti,
2011:76). Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada 30 orang responden
yang berkunjung di Gerai Halo Plaza Medan Fair.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 17,00 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel,,
2. Jika r
maka pertanyaan dinyatakan valid.
hitung < rtabel,
b. Uji Reliabilitas
maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17,00
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas
1. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel
2. Jika r
maka pertanyaan
reliabel.
alpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak
reliabel.
3.10. Metode Analisis Data 1. Analis Deskriptif
Analisis deskriptif (Sugiyono,2008:206) adalah metode yang
penganalisaannya dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
2. Uji asumsi klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak
bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria
persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi. Persyaratan asumsi klasik yang
harus dipenuhi adalah:
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal, metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov terhadap nilai standar residual hasil
persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Kolmogorov Smirnov lebih
besar dari 0,05 (5%), maka data berdistribusi normal dan sebaliknya. Selain
pada sumbu diagonal dari grafik normalitas. Tetapi jika data menyebar di
setiap garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Namun jika data menyebar jauh dari data garis diagonal atau titik tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji model regresi, apakah terjadi ketidaksamaan
atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika residual dari
suatu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model
yang paling baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi
maka bisa dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.
Tolerance mengukur variabilitas variabel yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai
tolerance >0,1 atau nilai VIF <5, maka tidak terjadi multikolinearitas.
3. Persamaan Struktural
Struktur : Y = pyx1X1 + pyx2X2 + pyx3X3 + py€
Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang dihitung
dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score yakni data yang
diset dengan nilai yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan
untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel
lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Variabel-variabel yang
diikutsertakan dalam penelitian ini juga harus diuji untuk melihat dan menguji
suatu model yang termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian melalui
uji asumsi klasik (Suwarno, 2007:116).
1
4. Uji Hipotesis
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai
uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
dimaan H0
a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
diterima. Dalam analisis regresi ada 3 (tiga) jenis kriteria ketepatan,
yaitu :
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
H0 : pyx1 = pyx2 = pyx3
H
= 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari
service quality, trust, dan customer satisfaction secara serentak tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu customer
loyalty.
a : pyx1 = pyx2 = pyx3
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
≠ 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari
service quality, trust, dan customer satisfaction secara serentak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu customer
loyalty.
a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
sig, maka H0 diterima dan Ha
b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig, maka H
ditolak, artinya tidak signifikan
0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
b. Uji signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk
pengujiannya yaitu:
H0 : bi = 0 (variabel bebas yang terdiri dari service quality, trust, dan
customer satisfaction secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan
Ha : bi
Nilai T
≠ 0 (variabel bebas yang terdiri dari service quality, trust, dan
customer satisfaction secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat yaitu customer loyalty).
hitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel
Ho diterima bila T
. Kriteria pengambilan
keputusan yaitu:
hitung < Ttabel
Ha diterima bila T
, atau Ho diterima bila nilai signifikansi
t>(α)
hitung > Ttabel, atau Ha diterima bila nilai signifikansi
t<(α)
5. Pengujian Koefisien Determinan (R2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisiensi determinasi (R
)
2
)
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien
determinasi (R2) adalah dengan persentasi pengkuadratan nilai koefisien yang ditemuka n. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1
(satu), (0 ≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2, dan X3) adalah besar
terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadp variabel terikat.
Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, dan X3) terhadap variabel terikat (Y)
semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
6. Nilai Koefisien Korelasi
Korelasi ditujukan untuk pasangan pengamatan data rasio yang
menunjukkan hubungan yang linear koefisien korelasi adalah suatu angka indeks
yang melukiskan hubungan antara dua rangkaian data yang dihubungkan. Dengan
kata lain, koefisien korelasi adalah ukuran atau indeks dari hubungan antara dua
variabel. Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Tanda positif dan
negatif menunjukkan arti atau arah dari hubungan koefisien korelasi tersebut.
Korelasi positif nilainya berada antara nol sampai +1, nilai menjelaskan
bahwa apabila suatu variabel naik, maka akan menyebabkan kenaikan pada
variabel yang lainnya dan sebaliknya. Korelasi negatif nilainya berada antara -1
sampai 0, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel naik, maka
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel)
PT. Telkomsel didirikan pada tanggal 26 Mei 1995 yaitu sebagai salah
satu operator GSM (Global System for Mobile Communication) di Indonesia dan
tidak lepas dari peranan PT. Telkom sebagai salah satu perusahaan komunikasi
terbesar di Indonesia. Dalam bulan Oktober 1993, PT. Telkom ditugaskan oleh
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) untuk membangun sebuah
pilot project system telekomunikasi.
PT. Telkomsel bergerak dibidang komunikasi selular GSM di Batam dan
Bintan. Penugasan ini direalisasikan oleh PT. Telkomsel pada bulan November
1993. Satu bulan kemudian tepatnya pada tanggal 31 Desember 1993, proyek
GSM ini sekaligus sebagai tonggak dimulainya era komunikasi selular pertama di
Indonesia. Tidak lama dari masa pengoperasian tersebut, wilayah pelayanannya
pun berkembang ke Pekanbaru dan Medan. Pada tanggal 28 Maret 1994, PT.
Telkom resmi terdaftar sebagai anggota organisasi operator GSM dunia yang
bermarkas di Dublin, Irlandia. Langkah PT. Telkom tidak berhenti sampai disitu
berikutnya. Pada tanggal 24 Agustus 1994 izin prinsip sebagai operator GSM
berskala nasional pun turun dari pemerintah.
PT. Telkom dan PT. Indosat menandatangani pembentukan perusahaan
patungan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) pada tanggal 01 November 1994.
Perpaduan inilah yang membidangi lahirnya secara resmi PT. Telkomsel
Indonesia (Telekomunikasi Indonesia) pada tanggal 26 Mei 1995.
Dalam rangka pengembangan diri menjadi operator bertaraf internasional,
PT. Telkomsel mengajak kerjasama KPN TELECOM NETHERLAND dan PT.
MEGACELL ASIA yang terpilih setelah melalui seleksi dan proses tender yang
ketat. Dengan masuknya dua mitra tersebut pada tanggal 11 Maret 1996, status
PT. Telkomsel berubah dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi
Penanaman Modal Asing (PMA) dengan persentase kepemilikan seperti yang
disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Instrumen Kepemilikan
PT. TELKOM 42,72 %
PT. INDOSAT 35%
PT. TELECOM NETHERLANDS 17,28%
PT. SETDCO MEGACELL ASIA 5%
Sumber :
Akan tetapi, pada tahun 2001 persentase kepemilikan saham berubah
Sumber :
Gambar 4.1 Shareholder Telkomsel
Shareholders Telkomsel adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
(TELKOM) dan Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile). Telkom,
yang memiliki 65 % saham dari Telkomsel, merupakan operator telekomunikasi
layanan penuh terbesar di Indonesia. Telkom terdaftar pada The Jakarta Stock
Exchange (JSX), The New York Stock Exchange (NYSE) dan The London Stock
Exchange (LSE) dan dimiliki secara mayoritas oleh pemerintah Indonesia.
SingTel Mobile memiliki 35% saham dari Telkomsel dan merupakan operator
layanan telekomunikasi terkemuka di Asia. SingTel terdaftar di Singapore
Exchange (SGX) dan Australian Stock Exchange (ASX). SingTel dimiliki
mayoritas oleh Pemerintah Singapura.
Telkomsel sebagai pemimpin pasar dalam industri telekomunikasi seluler
layanan memiliki lebih dari 52% market share dan total jumlah pelanggan
Telkomsel mencapai 100 juta. Jaringan Telkomsel berjalan di teknologi 3G dan
3,5 G sebagai platform teknologi. Teknologi 3,5G (HSDPA) Telkomsel mampu
melayani layanan mobile broadband hingga kecepatan 3,2 Mbps.Telkomsel juga
telah membuka kerjasama internasional video call 3G dengan lebih dari 20 negara
Belgia, Perancis, Arab Saudi, Italia, Yunani, Belanda, Jepang, Swedia, Brunei,
Korea Selatan, Polandia, dan Inggris.
Cakupan dan teknologi Telkomsel memiliki jangkauan jaringan yang
tersebar di 95% populasi di Indonesia. Telkomsel didukung lebih dari 27.000 BTS
(Base transceiver Station) dan menggunakan teknologi GSM 900, DCS dan 1800
(dual band), GPRS, Wi-Fi, EDGE dan 3G untuk dapat mendukung tiga (3) produk
utama Telkomsel yaitu kartu HALO, SIMPATI, dan kartu AS. Jalinan
International Roaming Partner Telkomsel telah bekerjasama dengan 330 mitra
operator selular GSM di berbagai belahan dunia untuk layanan roaming
internasional berbasis suara (voice), dan Telkomsel memiliki 176 operator mitra
roaming internasional untuk layanan data.
4.1.2 Arti Lambang Telkomsel
Lambang Telkomsel dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Sumber:
Gambar 4.2 Logo Telkomsel
Setiap bagian dan warna dari Logo Telkomsel memiliki maksud dan arti
a. Lingkaran elips horizontal
Lingkaran yang membelah heksagon tersebut melambangkan penyelenggara
jasa telekomunikasi domestik (PT. Telkom).
b. Lingkaran elips vertikal
Melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional di Indonesia
(PT. Indosat) sebagai salah satu “the founding father”.
c. Heksagon merah
Heksagon itu sendiri melambangkan seluler, sedangkan warna merah
memiliki makna Telkomsel berani dan menyongsong masa depan dengan
segala kemungkinan.
d. Heksagon abu-abu kehitaman
Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggan,
sedangkan warna abu-abu adalah warna logam yang berarti kesejukan, luwes,
dan fleksibel.
e. Pertemuan dua lingkaran elips berwarna putih
Kedua lingkaran elips tersebut berpotongan di atas heksagon merah yang
membentuk huruf “t” yang merupakan huruf awal dari Telkomsel. Warna
putih mengandung makna keberanian, keterbukaan, dan transparansi.
Visi Telkomsel adalah “Telkomsel penyedia solusi telekomunikasi
nirkabel terkemuka di Indonesia”. Visi tersebut kemudian dijabarkan lebih
luas lagi menjadi:
a. Mempertahankan dan meningkatkan posisi sebagai Leading Mobile
Network and Service provider dan salah satu operator terbaik di Asia.
b. Penyedia jasa seluler seluas-luasnya.
c. World Class Quality dalam memenuhi keunggulan usaha kepada klien.
d. Memuaskan kebutuhan pelanggan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Misi Telkomsel
Misi Telkomsel adalah “Menjadi pilihan utama sebagai penyedia solusi
telekomunikasi nirkabel di Indonesia yang bekerjasama dengan para pemegang
saham dan mitra usaha lainnya untuk menghasilkan nilai tambah bagi investor,
karyawan, dan negara”.
Komitmen PT. Telkomsel untuk terus memperluas wilayah cakupan
Indonesia tidak mengundurkan komitmennya untuk memberi mutu dan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan PT. Telkomsel dengan program
Cybercell bertekad untuk menjadi operator kelas dunia sehingga mencapai
status operator GSM Indonesia yang berstandar internasional dengan
menggabungkan pelayanan handal dan professional, teknologi pengelolaan
usaha dan pemasaran yang efisien. PT. Telkomsel bertekad untuk melayani
cakupan (Coverage), kapasitas sambungan (Capacity), biaya (Cost), jaringan
(Quality), dan pelayanan (Service), yang disingkat menjadi 3C + QS.
4.1.4 Motto Telkomsel
Motto Telkomsel adalah “So Close, So Real” (“Begitu Dekat, Begitu
Nyata”) menjadikan Telkomsel sebagai perusahaan jasa telekomunikasi yang
menvisualisasikan keinginannya untuk jangka pendek dan jangka panjang. Selain
memperlihatkan mutu, PT. Telkomsel juga selalu memperhatikan kebutuhan
pelanggannya dengan menyediakan jasa pelayanan yang baik dan prima serta
menjadikan jarak dalam berkomunikais menjadi tidak berarti (tidak bermasalah).
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Telkomsel
Struktur organisasi PT. Telkomsel telah mengalami penyesuaian tahun
2005 melalui restrukturisasi posisi manajemen puncak sebagai salah satu usaha
meningkatkan perfomansi perusahaan di masa depan. Secara umum bentuk
organisasi PT. Telkomsel adalah Matriks, dimana Direktur Utama dibantu oleh
empat direktur lain, yaitu Direktur Niaga, Direktur Perencanaan dan
Pembangunan, Direktur Keuangan, serta Direktur Operasi, dan Direktur Utama
yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
PT. Telkomsel secara nasional dibagi menjadi 4 (empat) area, yaitu:
a. Area I, meliputi Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Sumatera
Bagian Selatan (Sumbagsel), dan Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng).
c. Area III, meliputi Regional Jateng, Jatim dan Nusa Tenggara
d. Area IV, meliputi Regional Pamasutra, Kalimantan, dan Sumakirja.
Adapun masing-masing Regional dipimpin oleh seorang General Manager
Sales & Customer Service yang mengawasi serta mengelola kegiatan penjualan
regional untuk Grapari dan Corporate Account Management (CAM)
Departement, dan seorang General Manager Network Operation yang mengawasi
serta mengelola jaringan. Sedangkan untuk departemen-departemen yang lain,
pengawasan serta pengelolaannya dilakukan oleh masing-masing Departement
Manager yang berada di Kantor Pusat Jakarta.
4.1.6 Budaya perusahaan
Budaya perusahaan yang diberlakukan oleh PT. Telkomsel adalah
mewujudkan kedekatan dengan pelanggan melalui profesionalisme dan kerjasama
yang berintegritas, yang terdiri dari :
1. Customer Intimacy
a. Mengutamakan keakraban dan kepedulian untuk pemenuhan
kebutuhan pelanggan
b. Pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan
c. Pemberian solusi
d. Mengatasi keluhan
2. Profesonalism
Mengutamakan keahlian, komitmen, dedikasi, objektivitas dan orientasi
a. Tanggung jawab terhadap tugas
b. Tanggung jawab terhadap aset perusahaan
c. Manajamen waktu dan kualitas
d. Kontribusi pribadi
3. Team Work
Kemampuan bekerjasama secara sinergis untuk mencapai tujuan, terdiri
dari:
a. Menghormati perbedaan
b. Komitmen terhadap tujuan tim
c. Umpan balik yang konstruktif
d. Keterlibatan dan partisipasi
e. Kepercayaan
4. Integrity
a. Konsistensi antara nurani dan tindakan dengan aturan dan standar
kebenaran yang berlaku
b. Berperilaku baik dan benar
c. Jujur dan disiplin
4.1.7 Produk Yang Ditawarkan Oleh Perusahaan a. Kartu Halo
Adalah subscriberidentity module card GSM Telkomsel, kartu Halo
pendaftaran untuk berlangganan Kartu Halo dengan melampirkan
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan. Dalam Kartu Halo inilah tertampung data
pelanggan, fasilitas/jasa yang dapat dinikmati pelanggan serta PIN guna menjaga
kerahasiaan data yang tersimpan didalamnya. Selain itu dalam Kartu Halo juga
mampu menyimpan 200 nomor telepon beserta nama serta menyimpan 40 pesan
singkat yang tidak ingin dihapus pelanggan. Penomoran kartu Halo sesuai dengan
HLR (Home Location Register), dengan ketentuan sebagai berikut : 0811 XX
YYYY, 0812 XX YYYY dan 0813 XX YYYY.
Sumber :
Gambar 4.3 Kartu Halo
b. simPATI
Kartu simPATI adalah kartu pra-bayar (prepaid) dari Telkomsel yang
terdiri atas paket perdana (starter pack) dan voucher isi ulang. Kartu simPATI
memiliki daya jelajah yang bisa menjangkau sebagian besar wilayah di penjuru
nusantara. Apalagi, ditambah dengan tarif yang masuk akal, pengisian ulang yang
Kartu simPATI memiliki 12 (dua belas) digit nomor, yaitu: 0813 XX XXXXX
dan 0812 XX XXXXX.
Sumber :
Gambar 4.4
Kartu simPATI
c.Kartu As
Merupakan kartu prabayar (Prepaid) yang dikeluarkan Telkomsel. Kartu
AS dapat diisi ulang seperti halnya dengan kartu Prabayar yang ada di Indonesia.
Kartu As dapat dipergunakan di seluruh Indonesia. Kartu AS hampir sama dengan
kartu simPATI, hanya tarif dan penomorannya saja yang berbeda, yaitu 0852XX
XXXX.
Gambar 4.5 Kartu AS
4.1.8GraPARI
Graha Pari Sraya atau disingkat dengan GraPARI berasal dari Bahasa
Sansekerta yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk nama
kantor pelayanan Telkomsel sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya
kantor pelayanan Telkomsel di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996.
Sejak itu seluruh kantor pelayanan Telkomsel ditetapkan dengan nama
GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel.
Selain sebagai kantor pelayanan yang memfokuskan diri untuk melayani
pelanggannya, GraPARI juga menyediakan penjualan produk sendiri seperti
kartu HALO dan SimPATI.
4.2 Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik
dan bermutu. Uji validitas dilakukan terhadap alat penelitian, dalam hal ini adalah
kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat
(instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian. Instrumen penelitian (kuesioner)
diberikan pada responden awal yang berjumlah 30 orang pelanggan kartu
Telkomsel yang berkunjung ke Gerai Halo Plaza Medan Fair. Pengujian validitas
dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.00 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel
2. Jika r
maka pertanyaan dinyatakan valid
3. r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item – total correlation
Hasil uji validitas pertama dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Uji Validitas 1 (pertama) Butir Pertanyaan Butir
Pertanyaan
Corrected item -
total correlation r tabel Keterangan
Butir 1 .634 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS versi 17.00, (2012)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 29 butir pertanyaan kuesioner ada
pertanyaan yang tidak valid dengan nilai Rhitung < Rtabel
Tabel 4.3
yaitu pertanyaan butir 6,
9, 10, 11, 15, 23, 28. Maka pertanyaan tersebut harus dibuang. Peneliti
melakukan uji validitas yang kedua dengan 22 pertanyaan yang valid. Uji validitas
yang kedua dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
Uji Validitas 2 (kedua) Butir Pertanyaan Butir
Pertanyaan
Corrected item - total correlation
rtabel Keterangan
Butir 1 .616 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS versi 17.00, (2012)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 22 butir pertanyaan kuesioner ada
sebanyak 20 butir pertanyaan yang valid dengan nilai Rhitung > Rtabel dan 2 butir
pertanyaan yang tidak valid dengan nilai Rhitung < Rtabel yaitu pertanyaan butir 3
yang ketiga dengan 20 pertanyaan yang valid. Uji validitas yang ketiga dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Uji Validitas 3 (ketiga) Butir Pertanyaan Butir
Pertanyaan
Corrected item -
total correlation rtabel Keterangan
Butir 1 .580 0.361 Valid
Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS versi 17.00, (2012)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 20 butir pertanyaan valid dengan nilai r
hitung > r tabel dan butir pertanyaan yang memiliki nilai tertinggi adalah butir 26
(0.622) dan nilai terendah adalah pertanyaan butir 2 (0.372). Berdasarkan data
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan tersebut valid dan
layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas akan dapat
menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada
kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan
pertanyaan yang sudah valid.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17,00. Butir
pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai cronbach alpha > 0,60 atau nilai cronbach alpha > 0,80 maka
dinyatakan reliabel.
2. Jika nilai cronbach alpha < 0,60 atau nilai cronbach alpha < 0,80 maka
dinyatakan tidak reliabel.
Hasil uji reliabilitas berdasarkan data yang diolah peneliti dengan bantuan
Software SPSS versi. 17.00 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Reliabilitas Kuesioner Cronbach’s Alpha N of Items
0.884 20
Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 17.00, (2012) Tabel 4.5 menunjukkan bahwa r hitung (0.884) > r tabel (0.60). Reliabilitas
suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha >
dari 0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan yang terdapat pada
4.4. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari
hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden
penelitian.
4.4.1 Deskriptif Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Kartu Telkomsel yang
berkunjung di Grapari Gedung Selecta, Medan. Sampel yang diambil sebanyak
100 orang.
a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah %
Laki-laki 41 orang 41
Perempuan 59 orang 59
Total 100 orang 100
Sumber: Data primer yang diolah, (2012)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih
banyak yaitu sebanyak 59 orang atau sebesar 59% sedangkan responden
laki-laki sebanyak 41 orang atau sebesar 41%.
b. Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase (%)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berusia
21-25 tahun sebanyak 37 orang (37%), 26 orang (26%) berusia 26-30 tahun,
19 orang (19%) berusia 16-20 tahun, 13 orang (13%) berusia 31-35 tahun,
3 orang (3%) berusia 36-40 tahun dan 2 orang (2%) berusia 41-45 tahun.
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel
4.8 berikut :
Tabel 4.8
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki pekerjaan
sebagai karyawan swasta memiliki persentase sebesar 29% atau berjumlah
29 orang, responden yang memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa memiliki
persentase sebesar 29% atau berjumlah 29 orang, responden yang memiliki
pekerjaan dalam kategori lain-lain memiliki persentase sebesar 27% atau
berjumlah 27 orang, responden yang memiliki pekerjaan sebagai PNS
sebesar 12% atau berjumlah 12 orang dan responden yang memiliki
pekerjaan sebagai pelajar sebesar 3% atau 3 orang.
d. Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian
Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian dapat dilihat pada
Tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian Lama
Pemakaian
Jumlah Persentase (%)
1-3 Tahun 26 Orang 26%
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa jumlah responden dengan lama pemakaian
4-6 tahun memiliki persentase sebesar 39% atau berjumlah 39 orang,
responden dengan lama pemakaian 1-3 tahun memiliki persentase sebesar
26% atau berjumlah 26 orang, responden dengan lama pemakaian 7-9
tahun memiliki persentase sebesar 21% atau berjumlah 21 orang,
berjumlah 13 orang dan responden dengan lama pemakaian lebih dari 12
tahun sebesar 1% atau 1 orang.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Masalah yang Dikeluhkan
Karakteristik responden berdasarkan masalah yang dikeluhkan dapat
dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10
Karakteristik responden berdasarkan masalah yang dikeluhkan
Masalah Jumlah Persentase (%)
Aktivasi Internet 14 Orang 14%
Jaringan 23 Orang 23%
Tarif 23 Orang 23%
Sim Card 32 Orang 32%
Lain-Lain 8 Orang 8%
TOTAL 100 Orang 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, (2012)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa jumlah responden dengan masalah
aktivasi internet memiliki persentase sebesar 14% atau berjumlah 14
orang, responden dengan masalah jaringan memiliki persentase sebesar
23% atau berjumlah 23 orang, responden dengan masalah tarif memiliki
persentase sebesar 23% atau berjumlah 23 orang, responden dengan
masalah sim card sebesar 32% atau berjumlah 32 orang dan responden
dengan keluhan lainnya sebesar 8% atau 8 orang.
Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang
mempengaruhi customer loyalty pada pelanggan GSM seluler Telkomsel di
Grapari Telkomsel Gedung Selecta, Medan. Dengan tanggapan sebagai berikut:
Sangat setuju : diberi skor 5
Setuju : diberi skor 4
Kurang setuju : diberi skor 3
Tidak setuju : diberi skor 2
Sangat tidak setuju : diberi skor 1
1. Dimensi Service Quality sebagai variabel X
Dimensi service quality sebagai variabel X
1
1
Tabel 4.11
ditampilkan pada Tabel 4.11
berikut:
Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner), (2012)
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa:
a. Pada pertanyaan butir 1 (Telkomsel memberikan pelayanan yang tepat pada
responden menjawab tidak setuju, 12% responden menjawab kurang setuju,
68% responden menjawab setuju dan 18% responden menjawab sangat setuju.
b. Pada pertanyaan butir 2 (Telkomsel dapat membantu saya mengatasi masalah
yang saya alami atas layanan yang disediakan oleh Telkomsel), 1% responden
menjawab sangat tidak setuju, 2% responden menjawab tidak setuju, 7%
responden menjawab kurang setuju, 21% responden menjawab setuju dan 69%
responden menjawab sangat setuju.
c. Pada pertanyaan butir 3 (Karyawan Telkomsel selalu bersedia membantu
saya), 2% responden menjawab tidak setuju, 9% responden menjawab kurang
setuju, 67% responden menjawab setuju dan 22% responden menjawab sangat
setuju.
d. Pada pertanyaan butir 4 (Karyawan Telkomsel memberikan pelayanan yang
tepat), 19% responden menjawab kurang setuju, 45% responden menjawab
setuju dan 36% responden menjawab sangat setuju.
e. Pada pertanyaan butir 5 (Karyawan Telkomsel mempunyai pengetahuan yang
cukup untuk menjawab pertanyaan saya), 3% responden menjawab tidak
setuju, 13% responden menjawab kurang setuju, 64% responden menjawab
setuju dan 20% responden menjawab sangat setuju.
f. Pada pertanyaan butir 6 (Karyawan Telkomsel bersifat sopan kepada saya saat
memberi layananan), 7% responden menjawab kurang setuju, 54% responden
menjawab setuju dan 39% responden menjawab sangat setuju.
2. Dimensi Trust sebagai variabel X
Dimensi Trust sebagai variabel X
2
Tabel 4.12
Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner), ( 2012)
a. Pada pertanyaan butir 1 (Saya percaya pada informasi yang diberikan
Telkomsel), 1% responden menjawab sangat tidak setuju, 3% responden
menjawab tidak setuju, 11% responden menjawab kurang setuju, 70%
responden menjawab setuju dan 15% responden menjawab sangat setuju.
b. Pada pertanyaan butir 2 (Saya percaya bahwa Telkomsel dapat diandalkan
untuk melayani saya dengan baik), 1% responden menjawab sangat tidak
setuju, 5% responden menjawab tidak setuju, 17% responden menjawab
kurang setuju, 57% responden menjawab setuju dan 20% responden
menjawab sangat setuju.
c. Pada pertanyaan butir 3 (Telkomsel dapat diandalkan karena memperhatikan
kepentingan saya), 1% responden menjawab sangat tidak setuju, 3%
responden menjawab tidak setuju, 26% responden menjawab kurang setuju,
51% responden menjawab setuju dan 19% responden menjawab sangat setuju.
d. Pada pertanyaan butir 4 (Saya percaya bahwa Telkomsel bertanggung jawab
pada setiap layanan yang disediakan), 3% responden menjawab sangat tidak
setuju, 2% responden menjawab tidak setuju, 13% responden menjawab
kurang setuju, 62% responden menjawab setuju dan 20% responden
3. Dimensi Customer Satisfaction sebagai variabel X
Dimensi customer satisfaction sebagai variabel X
3
3 ditampilkan pada Tabel
4.13 berikut : Sumber: Pengolahan Data Primer (kuesioner), (2012)
a. Pada pertanyaan butir 1 (Telkomsel memenuhi semua apa yang saya harapkan
dibandingkan dengan operator lain), 2% responden menjawab sangat tidak
setuju, 5% responden menjawab tidak setuju, 24% responden menjawab
kurang setuju, 55% responden menjawab setuju dan 14% responden
menjawab sangat setuju.
b. Pada pertanyaan butir 2 (Mutu layanan sesuai dengan harapan saya), 1%
responden menjawab sangat tidak setuju, 6% responden menjawab tidak
setuju, 17% responden menjawab kurang setuju, 56% responden menjawab
setuju dan 20% responden menjawab sangat setuju.
c. Pada pertanyaan butir 3 (Layanan yang disediakan Telkomsel membantu saya
dalam berinteraksi), 10% responden menjawab kurang setuju, 56% responden
d. Pada pertanyaan butir 4 (Fasilitas yang disediakan Telkomsel membantu saya
dalam beraktivitas), 1% responden menjawab tidak setuju, 9% responden
menjawab kurang setuju, 69% responden menjawab setuju dan 21%
responden menjawab sangat setuju.
e. Pada pertanyaan butir 5 (Saya puas dengan layanan yang diberikan
Telkomsel), 2% responden menjawab sangat tidak setuju, 4% responden
menjawab tidak setuju, 18% responden menjawab kurang setuju, 54%
responden menjawab setuju dan 22% responden menjawab sangat setuju.
4. Dimensi Customer Loyalty sebagai variabel Y
Dimensi customer loyalty sebagai variabel Y ditampilkan pada Tabel 4.14
berikut :
a. Pada pertanyaan butir 1 (Saya akan merekomendasikan Telkomsel kepada
orang lain), 3% responden menjawab sangat tidak setuju, 9% responden
menjawab tidak setuju, 15% responden menjawab kurang setuju, 56%
responden menjawab setuju dan 17% responden menjawab sangat setuju.
b. Pada pertanyaan butir 2 (Saya mendorong teman-teman yang berencana
menjawab sangat tidak setuju, 11% responden menjawab tidak setuju, 17%
responden menjawab kurang setuju, 43% responden menjawab setuju dan
25% responden menjawab sangat setuju.
c. Pada pertanyaan butir 3 (Saya akan tetap menggunakan Telkomsel), 1%
responden menjawab sangat tidak setuju, 2% responden menjawab tidak
setuju, 12% responden menjawab kurang setuju, 66% responden
menjawab setuju dan 19% responden menjawab sangat setuju.
d. Pada pertanyaan butir 4 (Saya tetap menggunakan layanan yang disediakan
Telkomsel untuk mempermudah aktivitas saya), 1% responden menjawab
sangat tidak setuju, 2% responden menjawab tidak setuju, 13% responden
menjawab kurang setuju, 57% responden menjawab setuju dan 27%
responden menjawab sangat setuju.
e. Pada pertanyaan butir 5 (Jika saya akan membeli kartu GSM baru, saya
akan membeli kartu Telkomsel), 5% responden menjawab sangat tidak
setuju, 6% responden menjawab tidak setuju, 23% responden menjawab
kurang setuju, 54% responden menjawab setuju dan 12% responden
4.5. Model Struktural
Kerangka hubungan kausal empiris antara jalur dapat dibuat melalui
persamaan struktur pada Gambar 4.6 berikut:
Pyx1 1
Sumber : diolah oleh peneliti, (2012).
Gambar 4.6
Hubungan Struktur X1, X2 dan X 3 terhadap Y
Diagram jalur ini terdiri atas dua sub-struktur, persamaan strukturalnya dapat
r
Hubungan sub-struktur 1 variabel X1 dan X2 terhadap X3
b. Sub-struktur 2
Sumber : diolah oleh peneliti, (2012)
yx2
Gambar 4.8
Hubungan sub-struktur 2 variabel X1, X2, X3 terhadap Y
4.6. Uji sub-struktur 1 4.6.1. Uji asumsi klasik a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data
mengikut i atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan X1
X3
Y
uji statistik. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal peneliti menganalisis
grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang
membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang
didapat dari sampel (sumbu y).
1. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada
grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data
tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan.
2. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear (dapat didekati oleh garis
lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar
normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot
masih berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang
dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data (dalam hal ini
residual) adalah menyebar normal.
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Histogram
Interpretasi dari Gambar 4.9, menunjukkan bahwa grafik histogram menunjukkan
pola distribusi normal.
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Gambar 4.10
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.10 tersebut dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik)
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena
itu, berdasarkan Gambar 4.10 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa telah
memenuhi uji normalitas.Untuk memastikan apakah data disepanjang garis
diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (1 Sample
KS) dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal (Syafrizal,dkk,
2008: 105).
Menentukan kriteria keputusan:
1. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan
2. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan
distribusi normal.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test ditampilkan pada Tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.07906350
Most Extreme Differences Absolute .113
Positive .039
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z 1.131
Asymp. Sig. (2-tailed) .155
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Pengambilan Keputusan :
a. Pada tabel terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.351. dan
diatas nilai signifikan (0,05). Dengan kata lain variabel residual
berdistribusi normal.
b. Nilai kosmogorov-smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada
perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiris atau dengan kata
lain data dikatakan normal.
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji hoteroskedatisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada hoteroskedastisitas. Jika
varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang,dkk
2008:63).Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan metode formal yaitu melalui pendekatan grafik dan metode informal yaitu
melalui uji statistik yang salah satunya melalui uji Glejser.
a. Pendekatan Grafik
Melalui pendekatan grafik, hasil pengolahan dapat di lihat pada Gambar 4.11
dibawah ini :
Sumber :Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00), (2012)
Gambar 4.11
Scatterplot
Pengambilan Keputusan :
Dari grafik scatterplot yang disajikan dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi dapat dipakai
untuk memprediksikan keputusan konsumen berdasarkan masukan variabel
independennya.
a. Pendekatan statistik
Melalui pendekatan statistik dapat dilakukan melalui uji Glejser. Hasil
pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.16
a. Dependent Variable: absut
Sumber :Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa semua nilai signifikansi diatas 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak mengarah pada adanya
heteroskedastisitas.
C. Pengujian Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas ini berarti
adanya hubungan yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dari model regresi (Situmorang,dkk 2008:63). Hasil
Sumber :Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa VIF <5 maka dapat tidak terdapat
multikolineritas dan tolerancenya lebih besar dari 0,1 dan diduga tidak terdapat
multikolineritas.
4.6.2. Model koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan
Model regresi untuk persamaan ini yaitu :
Sumber : diolah oleh peneliti (2012)
x3x2
Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
a. Dependent Variable: customer satisfaction
X3 X1
Gambar 4.12
Model koefisien regresi sub-struktur 1
Dari model koefisien regresi sub-struktur 1 diatas dapat dirumuskan persamaan
struktural sebagai berikut :
X3 = px3x1X1 + px3x2X2 + px31
4.6.3. Pengujian Koefisien Determinan (R2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisiensi determinasi (R
)
2
)
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien
determinasi (R2) adalah dengan persentasi pengkuadratan nilai koefisien yang
ditemuka n. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2 semakin besar (mendekati satu), maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2, dan X3
Hasil koefisien determinan (R
) adalah besar
terhadap variabel terikat (Y).
2
) dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut :
Tabel 4.18
a. Predictors: (Constant), trust, service quality
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
a. R = 0,544 berarti hubungan antara service quality dan trust terhadap customer
satisfaction pada pelanggan GSM Seluler Telkomsel yang berkunjung ke
b. Besarnya angka Adjusted square adalah 0,281. Berarti 28,1% faktor-faktor
customer satisfaction pada pelanggan GSM Seluler Telkomsel yang
berkunjung ke Grapari Gedung Selecta dapat dijelaskan oleh service quality
dan trust. Sedangkan sisanya 71,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
c. Koefisien residu px31 = 1 – 0,281 = 0,719
4.6.4. Pengujian secara individu (uji thitung
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.19
)
a. Dependent Variable: customer satisfaction
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
1. Pengaruh antara service quality dan customer satisfaction
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
berikut :
Ha = px3y1
H
> 0
0 = px3x1
Hipotesis bentuk kalimat : = 0
Ha : service quality berkontribusi secara signifikan terhadap customer satisfaction
H0 : service quality tidak berkontribusi secara signifikan terhadap customer
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai
probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig
atau (0,05 ≤ sig), maka H0
b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig
atau (0,05 ≥ sig), maka H
diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
o
Keputusan :
ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Variabel service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer
satisfaction pada pelanggan GSM Seluler Telkomsel yang berkunjung ke Grapari
Gedung Selecta, Medan. Hal ini terlihatdari kolom sig (signifikan) pada Tabel
4.19 Coefficients didapat nilai signifikan 0,000. Kemudian nilai sig 0,000 lebih
kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Artinya, koefisien analisis jalur adalah signifikan, dan nilai thitung(4,995) >
ttabel(1,660) artinya jika ditingkatkan variabel service quality sebesar satu satuan,
maka customer satisfaction akan meningkat sebesar 0,477 satuan.
2. Pengaruh antara trust dan customer satisfaction
Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.19 Coefficients. Hipotesis statistik
sebagai berikut :
Ha : px3x2
H
> 0
0 : px3x2
Ha : Trust berkontribusi secara signifikan terhadap customer satisfaction
H0 : Trust tidak berkontribusi secara signifikan terhadap customer satisfaction
Keputusan :
Variabel trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer
satisfaction pada pelanggan GSM Seluler Telkomsel yang berkunjung di Grapari
Gedung Selecta. Hal ini terlihat dari kolom sig (signifikan) pada Tabel 4.19
Coefficients didapat nilai sig 0,002. Nilai sig 0,002 lebih kecil dari nilai
probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,002, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Artinya, koefisien analisis jalur adalah signifikan, dan nilai thitung(3,181) > ttabel(1,660)
Hasil analisis membukt ikan bahwa nilai koefisien jalur pada sub-struktur 1 adalah
signifikan.
artinya jika ditingkatkan variabel service quality sebesar satu satuan, maka
customer satisfaction akan meningkat sebesar 0,146 satuan.
4.6.5. Uji Korelasi
Koefisien korelasi adalah ukuran atau indeks dari hubungan antara dua
variabel. Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Tanda positif dan
negatif menunjukkan arti atau arah dari hubungan koefisien korelasi tersebut.
Korelasi positif nilainya berada antara 0 sampai +1, nilai menjelaskan bahwa
apabila suatu variabel naik, maka akan menyebabkan kenaikan pada variabel yang
lainnya dan sebaliknya. Korelasi negatif nilainya berada antara -1 sampai dengan
yang lainnya akan turun, dan sebaliknya. Korelasi antar variabel dapat dilihat pada
Tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20
Correlations
service quality Trust
service quality Pearson Correlation 1 .150
Sig. (2-tailed) .137
N 100 100
Trust Pearson Correlation .150 1
Sig. (2-tailed) .137
N 100 100
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Dari hasil pengolahan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa korelasi
antar variabel adalah positif karena berada diantara 0 sampai +1. Nilai korelasi
menjelaskan bahwa apabila variabel service quality naik, maka akan
menyebabkan kenaikan pada variabel trust dan sebaliknya. Korelasi antara service
quality dan trust sebesar 0,150.
4.6.6. Model Koefisien Sub-Struktur 1
Model koefisien sub-struktur 1 dapat digambarkan seperti Gambar 4.13 berikut :
Sumber : Hasil pengolahan data primer, (2012)
Gambar 4.13
Hubungan kausal Empiris Sub-Struktur 1 Variabel X1 dan X2 terhadap X3
Dari model koefisien regresi sub-struktur 1 diatas dapat dirumuskan persamaan
struktural sebagai berikut :
X3 = px3x1X1 + px3x2X2 + px3
X
1 3 = 0,430X1 + 0,274X2 + 0,719X
Dari hasil analisis diatas, maka dapat disimpulkan :
3
a. Pengaruh variabel service quality terhadap customer satisfaction sebesar
0,430 atau 43,0%
b. Pengaruh variabel trust terhadap customer satisfaction sebesar 0,274 atau
27,4%
c. Pengaruh variabel service quality dan trust secara gabungan terhadap
customer satisfaction sebesar 0,281 atau 28,1%
d. Pengaruh variabel-variabel lain diluar model analisis jalur ini sebesar
0,719 atau 71,9%
e. Korelasi antara variabel service quality dan trust sebesar 0,150
4.7. Uji Sub-Struktur 2 4.7.1. Uji Asumsi Klasik
a. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data
mengikut i atau mendekati distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
uji statistik. Untuk melihat apakah data berdistribusi normal peneliti menganalisis
grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang
membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang
didapat dari sampel (sumbu y).
a. Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada
grafik histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data
tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan.
b. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear (dapat didekati oleh garis
lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar
normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot
masih berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang
dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data (dalam hal ini
residual) adalah menyebar normal.
Gambar 4.14 Histogram
Interpretasi dari Gambar 4.14, menunjukkan bahwa grafik histogram
menunjukkan pola distribusi normal.
Sebaran data pada uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut :
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Gambar 4.15
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Pada Gambar 4.15 tersebut dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik)
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena
itu, berdasarkan Gambar 4.15 tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa telah
memenuhi uji normalitas. Untuk memastikan apakah data disepanjang garis
diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov Smirnov (1 Sample
KS) dengan melihat data residual apakah berdistribusi normal (Syafrizal,dkk,
2008: 105).
Menentukan kriteria keputusan:
a. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak mengalami gangguan
b. Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 maka mengalami gangguan
distribusi normal.
Hasil uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut :
Tabel 4.21
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.24760400
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .066
Negative -.093
Kolmogorov-Smirnov Z .931
Asymp. Sig. (2-tailed) .351
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Pengambilan Keputusan :
a. Pada tabel terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.351. dan
diatas nilai signifikan (0,05). Dengan kata lain variabel residual
berdistribusi normal.
b. Nilai kosmogorov-smirnov Z lebih kecil dari 1,97 berarti tidak ada
perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiris atau dengan
kata lain data dikatakan normal.
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji hoteroskedatisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama
varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang,dkk
2008:63).Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan metode formal yaitu melalui pendekatan grafik dan metode informal yaitu
melalui uji statistik yang salah satunya melalui uji Glejser.
b. Pendekatan Grafik
Melalui pendekatan grafik, hasil pengolahan dapat di lihat pada Gambar 4.6
dibawah ini :
Sumber :Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00), (2012)
Gambar 4.16
Scatterplot
Pengambilan Keputusan :
Dari grafik scatterplot yang disajikan dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas
maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi dapat dipakai
untuk memprediksikan keputusan konsumen berdasarkan masukan variabel
b. Pendekatan statistik
Melalui pendekatan statistik dapat dilakukan melalui uji Glejser. Hasil
pengolahannya dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut ini:
Tabel 4.22
a. Dependent Variable: absut
Sumber :Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.0, 2012)
Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa semua nilai signifikansi diatas 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak mengarah pada adanya
heteroskedastisitas.
C. Pengujian Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas ini berarti
adanya hubungan yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dari model regresi (Situmorang,dkk 2008:63). Hasil
Tabel 4.23
Sumber :Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, 2012)
Dari Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa VIF <5 maka dapat tidak terdapat
multikolineritas dan tolerancenya lebih besar dari 0,1 dan diduga tidak terdapat
multikolineritas.
4.7.2. Model koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan
Model regresi persamaan sub-struktur 2 dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut:
Pyx1Y
Sumber : diolah oleh peneliti, (2012)
Gambar 4.17
Model Koefisien Regresi Sub-Struktur 2
Dari model koefisien regresi sub-struktur 1 diatas dapat dirumuskan persamaan
struktural sebagai berikut :
a. Dependent Variable: customer loyalty
X1
X3
Y
Y= pyx1X1 + pyx2X2 + pyx3X3 +py
4.7.3. Pengujian Koefisien Determinan (R 2 2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisiensi determinasi (R
)
2
)
digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas. Uji koefisien
determinasi (R2) adalah dengan persentasi pengkuadratan nilai koefisien yang
ditemuka n. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤1). Hal ini berarti bila R2 semakin besar (mendekati satu), maka
dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2, dan X3
Koefisien determinan (R
) adalah besar
terhadap variabel terikat (Y).
2
Tabel 4.24
) dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut :
Model Summary
a. Predictors: (Constant), customer satisfaction, trust, service quality
Sumber : data primer yang diolah (2012)
a) R = 0,745 berarti hubungan antara service quality,trust dan customer
satisfaction terhadap customer loyalty pada pelanggan GSM Seluler
Telkomsel yang berkunjung ke Grapari Gedung Selecta sebesar 74,5%.
Artinya hubungannya erat.
b) Besarnya angka Adjusted square adalah 0,541. Berarti 54,1% faktor-faktor
customer loyalty pada pelanggan GSM Seluler Telkomsel yang
berkunjung ke Grapari Gedung Selecta dapat dijelaskan oleh service
quality, trust dan customer satisfaction. Sedangkan sisanya 45,9%
c) Koefisien residu px31 = 1 – 0,541 = 0,541
4.7.4. Pengujian secara individu (uji thitung
Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.25
)
a. Dependent Variable: customer loyalty
Sumber: Hasil pengolahan data primer ( SPSS versi 17.00, 2012)
1. Pengaruh antara service quality dan customer loyalty
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik
berikut :
Ha = pyx1
H
> 0
0 = pyx1
Hipotesis bentuk kalimat : = 0
Ha : service quality berkontribusi secara signifikan terhadap customer loyalty
H0
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai
probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut :
: service quality tidak berkontribusi secara signifikan terhadap customer