PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRANING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM
NEWTON DI KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 B A T A N G K U I S T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6
Oleh : Winda Wikurni
4113121073
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Winda Wikurni lahir di Pagar Merbau, pada tanggal 10 Desember 1992. Ayah
bernama Suwito dan Ibu bernama Sri Hidayati dan merupakan anak pertama dari empat
bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 104230 Batang Kuis, dan lulus
pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1
Batang Kuis dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah
di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
H U K U M N E W T O N KELAS X SEMESTER I SMA N 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016
WINDA WIKURNI (NIM: 4112131073) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P.2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester ganjil SMA N 1 Batang Kuis yang terdiri dari sembilan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-6 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-8 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 siswa yang ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes essay,jumlah soal 10 item yang telah divalidkan oleh validator.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,05 dengan standar deviasi 6,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol 37,58 dengan standar deviasi 6,85. Pada pengujian normalitas untuk pretes kelas eksperimen Lhitung =0,1009 dan Ltabel=0,1566 untuk kelas kontrol Lhitung = 0,1132, dan Ltabel=0,1566 seehingga Lhitung< Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Berdasarkan uji t dua pihak diperoleh thitung = 0,28 dan ttabel= 1,999 sehingga thitung < ttabel, maka kemampuan awal kedua kelas sama atau homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas, nilai rata-rata postet kelas eksperimen 75,85 dengan standar deviasi 7,53 dan kelas kontrol 61,64 dengan standar deviasi 6,49. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 74,44 termasuk dalam kriteria aktif. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol maka dilakukan uji t satu pihak, hasil uji t diperoleh thitung = 4,9 dan ttabel= 1,699 sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh model inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya. Skripsi berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015/2016.” Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penuiis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Ibu Rita Juliani, M.Si, Bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd, dan Bapak
Purwanto,S.Si., M.Pd sebagai penguji I, II, dan III yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ibu Dr.Derlina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam
perkuliahan. Kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar M.Si selaku Ketua Jurusan
Fisika.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Darwin MM, sebagai
Kepala Sekolah dan Ibu Dameria, Spd sebagai guru mata pelajaran fisika SMA
Negeri 1 Batang Kuis yang telah banyak membantu selama penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Suwito dan Ibunda
tercinta Sri Hidayati yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang
yang tak pernah henti, dan adik (Mhd. Deni Syahputra, Andi Alfa Ridho dan Bayu
Nurrasyid) yang cukup banyak berperan dalam memberikan motivasi dan doa
v
selesainya skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat
seluruh teman- teman Dik A 2011 khususnya sahabatku Dira Gustika, Dara Tri
Wardani, Mufida Aziziah dan Sri Tuti mereka yang telah menjadi tempat curahan
hati selama perkuliahan serta sahabat yang lain Sri Mahdaniar, Nurul, dan Tika
yang berjanji untuk membuat senyum terindah di bibir dan hati kedua orang tua
kami. Begitu juga dengan saudara (kak Yuriza, kak Dewi, kak Lisna dan kak Siti
Widarti) yang telah memberikan bantuan moril kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Surya
Darma seseorang yang spesial dalam hidup penulis yaitu beliau yang selalu
memberikan semangat, dukungan, dan doa serta cinta kasihnya yang begitu tulus
kepada penulis .
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Maret 2016
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7 Defenisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
2.1. Kerangka teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Aktivitas Belajar 10
2.1.3. Hasil Belajar 11
2.1.4 Model Pembelajaran 11
2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 12 2.1.5.1. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Inquiry Training 16 2.1.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Model pembelajaran
Inquiry Training 17
2.1.5.3. Teori Yang Mendukung Model Pembelejan
Inquiry Training 18
2.1.6. Pembelajaran Konvensional 20
2.1.6.1. Ciri- ciri Pembelajaran Konvensional 20 2.1.6.2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran konvensional 21
2.1.7. Materi Pokok Hukum Newton 21
2.1.8. Hasil Penelitian Sebelumnya 24
2.2 Kerangka Konseptual 25
2.3. Hipotesis Penelitian 25
BAB III METODE PENELITIAN 27
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 27
3.2.1. Populasi Penelitian 27
vii
3.3. Variabel Penelitian 27
3.3.1. Variabel Bebas 27
3.3.2. Variabel Terikat 28
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 28
3.4.1. Jenis Penelitian 28
3.4.2. Desain Penelitian 28
3.5. Prosedur Penelitian 28
3.6. Instrumen Penelitian 29
3.6.1 Tes Hasil Belajar 29
3.6.2 Observasi Aktivitas Siswa 30
3.6.3. Validitas Perangkat Instrumen Validator 31
3.7 Teknik Analisis Data 32
3.7.1 Tes Hasil belajar 32
3.7.1.1. Menghitung Nilai Rata-rata Simpangan Baku 32
3.7.1.2. Uji Normalitas 33
3.7.1.3. Uji Homogenitas 34
3.7.1.4. Uji Kesamaan Rata-rata Postes (Uji Satu Pihak 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36
4.1 Hasil Penelitian 36
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 36
4.1.2 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 36 4.1.3 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 37
4.1.4 Uji Persyaratan Analisis Data 38
4.1.4.1 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 39
4.1.4.2 Uji Normalitas 39
4.1.4.3 Uji Homogenitas 40
4.1.5. Uji Hipotesis Data 40
4.1.5.1 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Pretes 41 4.1.5.2 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Postes 42 4.1.6 Observasi Aktivitas Siswa 42
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 45
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 47
5.1 Kesimpulan 47
5.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 49
ix
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 2.1. Tahapan dalam Model Pembelajaran Inquiry Training 16 Tabel 2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya 24 Tabel 3.1. Two Group Pretes-Postes Design 28 Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 30
Tabel 3.3. Tabel Pedoman Penskoran Hasil Belajar 30 Tabel 3.4. Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 31
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 36 Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 38 Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata Simpangan Baku 39
Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 40 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan
Kontrol 41
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes 41 Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes 42
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 51 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 53 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 64
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I 74
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 76
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III 78
Lampiran 7 Tes Hasil Belajar 80
Lampiran 8 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 82 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Eksperimen 90 Lampiran 10 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa 91 Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pretes Kelas Eksperimen 92 Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Postes Kelas Eksperimen 94 Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pretes Kelas Kontrol 96 Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Postes Kelas Kontrol 98 Lampiran 15 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 100 Lampiran 16 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 101 Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 102
Lampiran 18 Uji Normalitas 105
Lampiran 19 Uji Homogenitas 109
Lampiran 20 Uji Hipotesis 112
Lampiran 21 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa 116 Lampiran 22 Data Observasi Aktivitas Siswa 123
Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian 125
Lampiran 24 Angket 128
Lampiran 25 Wawancara kepada Guru Fisika 132 Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 134 Lampiran 27 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 135
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam penyediaan sumber daya
manusia yang berkualitas bahkan sangat menentukan keberhasilan pembangunan.
Dengan demikian pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping itu harus memiliki budi
pekerti yang luhur dan moral yang baik. Dalam rangka mewujudkan potensi diri
menjadi manusia yang berkualitas harus melewati proses pendidikan yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. “Menurut Undang-Undang No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara”. (Sagala, 2009: 3)
Sehingga pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan
dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani siswa dalam
melakukan kegiatan belajar.
Proses pembelajaran yang terjadi itu ditandai dengan adanya perubahan
perilaku bagi individu yang terlibat didalamnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan guna meninjau tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang
dilakasanakan adalah dengan mengadakan evaluasi pembelajaran. Adapun
indikator yang dijadikan sebagai acuan dalam menentukan keberhasilan suatu
proses pembelajaran pada pendidikan formal adalah tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Namun kenyataan lapangan menunjukkan bahwa hasil yang dicapai
belum memuaskan. Salah satu mata pelajaran yang sering dihadapkan pada
2
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah
dalam prosesnya. Dengan demikian maka proses pembelajaran fisika bukan hanya
memahami konsep–konsep fisika semata, melainkan juga mengajarkan siswa
berfikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains. Dalam
pembelajaran fisika yang harus diperhatikan adalah bagaimana siswa
mendapatkan pengetahuan (learning to know), konsep dan teori melalui
pengalaman praktis dengan cara melaksanakan observasi atau eksperimen
(learning to do), secara langsung sehingga dirinya berperan sebagai ilmuan.
Telah diketahui bersama bahwa di kalangan siswa menengah, berkembang
kesan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan
kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi
untuk mempelajari fisika dengan senang hati. Selain itu, penggunaan model
pembelajaran yang cenderung monoton dan kurangnya keterlibatan siswa dalam
menemukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar lebih
bersifat teacher centered.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Batang Kuis dengan
instrumen observasi angket dan wawancara yang disebarkan ke 35 orang siswa
SMA Negeri 1 Batang Kuis diperoleh, 62,9% (22 orang siswa) berpendapat fisika
adalah pelajaran yang sulit dipahami, dan kurang menarik. 25,7% (9 orang siswa)
berpendapat fisika biasa-biasa saja, dan hanya 11,4% (4 orang siswa) yang
berpendapat fisika menyenangkan dan mudah dimengerti. Data angket juga
menunjukkan bahwa sebanyak 31,4% (11 orang siswa) menyatakan mereka
senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan dengan cara berdiskusi
atau berkelompok. Serta sebanyak 65,7% (23 orang siswa) tidak pernah
mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga
akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja dan membuat
siswa menjadi pasif. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh
guru kurang bervariasi.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika SMA
Negeri 1 Batang Kuis yaitu Ibu Dameria, S.Pd mengatakan bahwa hasil belajar
3
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70..
Selain dari itu, guru juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran
beliau masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Dimana pola
mengajar yang digunakan masih menggunakan metode ceramah dan penugasan,
dan pembelajaran sering kali dilakukan satu arah (teacher centered). Pada proses
pembelajaran, guru jarang melakukan demonstrasi pada materi yang sedang
diajarkan. Selain itu, guru juga belum memanfaatkan sarana dan prasarana yang
ada di sekolah sehingga siswa jarang melakukan praktikum di dalam laboratorium
sekolah. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa seperti melakukan
pengamatan, merumuskan hipotesis, menggunakan alat, mengumpulkan data,
mengidentifikasi variabel, membuat kesimpulan dan kegiatan yang lain dapat
mengembangkan keterampilan proses ilmiah yang ada pada diri siswa tidak
tampak.
Menurut Joyce (2011) untuk menyingkapi masalah di atas, perlu adanya
upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa lebih tertarik mempelajari
fisika, mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses
pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori. Perlu diterapkan
model pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories.
Pembenahan dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training,
permasalahan tersebut diharapkan dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model
pembelajaran inquiry training ini diarahkan untuk mengajarkan siswa dalam
proses mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Tujuannya adalah
membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk
mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin
tahunya.
Melalui model pembelajaran inquiry training ini siswa diharapkan aktif
mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan
mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya
mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan
4
menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki atau pengetahuan bersifat
tentative (tidak pasti) kepada siswa.
Salah satu konsep yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai
aktivitas dan membuat siswa lebih aktif adalah konsep suhu dan kalor. Dimana
pada konsep suhu dan kalor siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada permasalahan bagaimana api
membengkokkan strip logam. Dalam hal ini siswa mulai menyelidikinya lebih
dalam. Awalnya siswa hanya berpikir, bahwa biasanya benda yang dipanaskan
tidak bengkok, tetapi mungkin terbakar. Lalu mengapa logam tersebut justru
membengkok saat dipanaskan? Hal tersebut mulai menunjukkan peristiwa yang
aneh, tetapi siswa tidak bisa menyimpulkan begitu saja. Mereka harus bekerja
menjelaskan situasi dan hasil dari kerja ini akan berbentuk wawasan, konsep, dan
teori baru bagi mereka.
Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi
menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki. Hal ini
sesuai dengan teori Suchman (dalam Joyce, 2011) yang menerapkan model
pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories. Selain itu, guru
juga dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inquiry training.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurhaidah (2009) diperoleh nilai
rata-rata pretes 5,92 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran
inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 7,4,
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya kelas VII Semester I di MTS
Negeri 3 Medan T.P. 2009/2010”. Dalam pelaksanaanya peneliti mengalami
kesulitan ketika membimbing siswa untuk melakukan percobaan sendiri dan
mencari fakta yang relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan percobaan
secara mandiri. Untuk mengatasi itu, peneliti akan menambah fasilitator untuk
membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah dan efektif. Dengan adanya
fasilitator yang mengecek dan mengarahkan siswa dalam percobaan akan
5
Dari hasil penelitian Harahap (2012) dengan judul ”Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Suhu dan Pengukuran di Kelas VII Semester 1 MTs N 2 Medan T.A 2012/2013”,
diperoleh nilai rata-rata pretes 34,87 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model
pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai
rata-rata 70,37. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah kurang fahamnya
siswa membuat pertanyaan. Selain itu, kesulitan yang dihadapi peneliti adalah
adanya siswa yang tidak serius dan ribut pada saat melakukan percobaan karena
siswa kurang terbiasa dalam melakukan percobaan. Untuk memperbaiki
kelemahan tersebut peneliti akan menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan
yang digunakan dalam belajar dengan model inquiry training dan membuat
perencanaan terlebih dahulu dalam pengorganisasian kelompok dengan
mempersiapkan 6 kelompok dan berusaha membimbing serta mengarahkan situasi
belajar yang kondusif sehingga siswa menjadi terbiasa saat melakukan percobaan
dan diskusi .
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas X Semester I SMA Negeri 1Batang Kuis T.P 2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Batang Kuis masih tergolong
rendah.
2. Model pembelajaran yang digunakan guru fisika di SMA Negeri 1 Batang
Kuis kurang bervariasi.
3. Banyak siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang tidak menarik
dan tidak menyenangkan.
6
5. Metode yang digunakan cendrung menggunakan metode ceramah, mencatat
dan penugasan.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan keterbatasan
waktu penelitian serta keterbatasan kemampuan dari penulis sendiri, maka
masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training.
2. Materi pelajaran yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Hukum Newton.
3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P
2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Hukum Newton di
kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton di
kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton dengan hasil
belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton di kelas X
Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 ?
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training materi Hukum
7
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton selama
pembelajaran dengan model Inquiry Training di kelas X Semester I SMA
Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton selama
pembelajaran dengan model Konvensional di kelas X Semester I SMA Negeri
1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
3. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton
dengan hasil belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton di
kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
4. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan
model Inquiry Training di kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P
2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitiaan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalah :
1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan
model pembelajaran inquiry training dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton.
3. Sebagai bahan infprmasi alternative pemilihan model pembelajaran pada
materi Hukum Newton
4. Sebagai masukan untuk peneliti dalam menambah wawasan tentang model
8
1.7.Definisi Operasional
Model pembelajaran inquiry training adalah model pembelajaran yang
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan - latihan yang bertujuan mengembangkan disiplin dan mengembangkan
keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training
pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1
Batang Kuis memiliki rata-rata 75,85 dengan kategori tuntas
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional di
kelas X semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis memiliki nilai rata-rata
sebesar 61,64 dengan kategori tidak tuntas.
3. Rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis sebesar 74,44% tergolong aktif dan
meningkat disetiap pertemuan. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas
siswa kelas eksperimen sebesar 68% dan meningkat pada pertemuan II
menjadi 72,50% dan lebih meningkat pada pertemuan III menjadi 78%.
4. Berdasarkan perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel yaitu
4,9>16,99 maka Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton di kelas X semester I SMA
Negeri 1 Batang Kuis.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Kepada peneliti selanjutnya agar mampu menyampaikan kepada siswa jenis
pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran
inquiry training. Sebab jangan sampai pertanyaan yang diajukan siswa,
peneliti yang menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya meyakinkan jawaban
48
2. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih
baik pada pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap
kelompok cukup 2-3 orang saja agar semua aktif dalam melakukan
praktikum.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan
mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa
49
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Damanik, D.P dan Bukit, N., (2013), Analisis Kemampuan Berfikir Kritis dan
Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
Pembelajaran Inquiry Training dan Direct Instruction., Jurnal,
Pascasarjana Unimed, Medan.
Dimyati dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, S. B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar
Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Harahap, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran di Kelas
VII Semester 1 MTs N 2 Medan T.P 2012/2013., Skripsi, FMIPA Unimed,
Medan.
Joice, B., Weil, M.,dan Calhoun, E., (2009), Models Of Teaching; Model-Model
Pengajaran Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2007), Fisika Untuk SMA kelas X B, Jakarta, Erlangga
Nurhaidah, (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII di
MTs Negeri 3 Medan T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta
Sardiman., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,
Jakarta.
Sirait, R dan Sahyar., (2013) Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil
50
Training Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal, Pascasarjana Unimed,
Medan.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana. N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sugiyono., (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid I, Erlangga, Jakarta
Tim Dosen., (2011), Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, FMIPA Unimed, Medan.
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Kencana, Jakarta.
Uno,H.B., (2010) Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan