• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON KELAS X SEMESTER I SMA N 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON KELAS X SEMESTER I SMA N 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRANING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM

NEWTON DI KELAS X SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 B A T A N G K U I S T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Oleh : Winda Wikurni

4113121073

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Winda Wikurni lahir di Pagar Merbau, pada tanggal 10 Desember 1992. Ayah

bernama Suwito dan Ibu bernama Sri Hidayati dan merupakan anak pertama dari empat

bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 104230 Batang Kuis, dan lulus

pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1

Batang Kuis dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah

di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis

diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

H U K U M N E W T O N KELAS X SEMESTER I SMA N 1 BATANG KUIS T.P. 2015/2016

WINDA WIKURNI (NIM: 4112131073) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P.2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester ganjil SMA N 1 Batang Kuis yang terdiri dari sembilan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-6 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-8 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 siswa yang ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes essay,jumlah soal 10 item yang telah divalidkan oleh validator.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,05 dengan standar deviasi 6,5 dan nilai rata-rata kelas kontrol 37,58 dengan standar deviasi 6,85. Pada pengujian normalitas untuk pretes kelas eksperimen Lhitung =0,1009 dan Ltabel=0,1566 untuk kelas kontrol Lhitung = 0,1132, dan Ltabel=0,1566 seehingga Lhitung< Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Berdasarkan uji t dua pihak diperoleh thitung = 0,28 dan ttabel= 1,999 sehingga thitung < ttabel, maka kemampuan awal kedua kelas sama atau homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas, nilai rata-rata postet kelas eksperimen 75,85 dengan standar deviasi 7,53 dan kelas kontrol 61,64 dengan standar deviasi 6,49. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 74,44 termasuk dalam kriteria aktif. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol maka dilakukan uji t satu pihak, hasil uji t diperoleh thitung = 4,9 dan ttabel= 1,699 sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh model inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat

selesai tepat pada waktunya. Skripsi berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015/2016.” Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penuiis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Ibu Rita Juliani, M.Si, Bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd, dan Bapak

Purwanto,S.Si., M.Pd sebagai penguji I, II, dan III yang telah memberikan

masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Ibu Dr.Derlina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam

perkuliahan. Kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar M.Si selaku Ketua Jurusan

Fisika.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Darwin MM, sebagai

Kepala Sekolah dan Ibu Dameria, Spd sebagai guru mata pelajaran fisika SMA

Negeri 1 Batang Kuis yang telah banyak membantu selama penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Suwito dan Ibunda

tercinta Sri Hidayati yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang

yang tak pernah henti, dan adik (Mhd. Deni Syahputra, Andi Alfa Ridho dan Bayu

Nurrasyid) yang cukup banyak berperan dalam memberikan motivasi dan doa

(6)

v

selesainya skripsi ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat

seluruh teman- teman Dik A 2011 khususnya sahabatku Dira Gustika, Dara Tri

Wardani, Mufida Aziziah dan Sri Tuti mereka yang telah menjadi tempat curahan

hati selama perkuliahan serta sahabat yang lain Sri Mahdaniar, Nurul, dan Tika

yang berjanji untuk membuat senyum terindah di bibir dan hati kedua orang tua

kami. Begitu juga dengan saudara (kak Yuriza, kak Dewi, kak Lisna dan kak Siti

Widarti) yang telah memberikan bantuan moril kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Surya

Darma seseorang yang spesial dalam hidup penulis yaitu beliau yang selalu

memberikan semangat, dukungan, dan doa serta cinta kasihnya yang begitu tulus

kepada penulis .

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Maret 2016

Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7 Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 9

2.1.2. Aktivitas Belajar 10

2.1.3. Hasil Belajar 11

2.1.4 Model Pembelajaran 11

2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 12 2.1.5.1. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Inquiry Training 16 2.1.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Model pembelajaran

Inquiry Training 17

2.1.5.3. Teori Yang Mendukung Model Pembelejan

Inquiry Training 18

2.1.6. Pembelajaran Konvensional 20

2.1.6.1. Ciri- ciri Pembelajaran Konvensional 20 2.1.6.2. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran konvensional 21

2.1.7. Materi Pokok Hukum Newton 21

2.1.8. Hasil Penelitian Sebelumnya 24

2.2 Kerangka Konseptual 25

2.3. Hipotesis Penelitian 25

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 27

3.2.1. Populasi Penelitian 27

(8)

vii

3.3. Variabel Penelitian 27

3.3.1. Variabel Bebas 27

3.3.2. Variabel Terikat 28

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 28

3.4.1. Jenis Penelitian 28

3.4.2. Desain Penelitian 28

3.5. Prosedur Penelitian 28

3.6. Instrumen Penelitian 29

3.6.1 Tes Hasil Belajar 29

3.6.2 Observasi Aktivitas Siswa 30

3.6.3. Validitas Perangkat Instrumen Validator 31

3.7 Teknik Analisis Data 32

3.7.1 Tes Hasil belajar 32

3.7.1.1. Menghitung Nilai Rata-rata Simpangan Baku 32

3.7.1.2. Uji Normalitas 33

3.7.1.3. Uji Homogenitas 34

3.7.1.4. Uji Kesamaan Rata-rata Postes (Uji Satu Pihak 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36

4.1 Hasil Penelitian 36

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 36

4.1.2 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 36 4.1.3 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 37

4.1.4 Uji Persyaratan Analisis Data 38

4.1.4.1 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 39

4.1.4.2 Uji Normalitas 39

4.1.4.3 Uji Homogenitas 40

4.1.5. Uji Hipotesis Data 40

4.1.5.1 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Pretes 41 4.1.5.2 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Postes 42 4.1.6 Observasi Aktivitas Siswa 42

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 45

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN 47

5.1 Kesimpulan 47

5.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA 49

(9)

ix

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 2.1. Tahapan dalam Model Pembelajaran Inquiry Training 16 Tabel 2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya 24 Tabel 3.1. Two Group Pretes-Postes Design 28 Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 30

Tabel 3.3. Tabel Pedoman Penskoran Hasil Belajar 30 Tabel 3.4. Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 31

Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 36 Tabel 4.2. Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 38 Tabel 4.3. Nilai Rata-Rata Simpangan Baku 39

Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 40 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan

Kontrol 41

Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Pretes 41 Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Postes 42

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 51 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 53 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 64

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I 74

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II 76

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III 78

Lampiran 7 Tes Hasil Belajar 80

Lampiran 8 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 82 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Eksperimen 90 Lampiran 10 Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa 91 Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pretes Kelas Eksperimen 92 Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Postes Kelas Eksperimen 94 Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Pretes Kelas Kontrol 96 Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Belajar pada Postes Kelas Kontrol 98 Lampiran 15 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 100 Lampiran 16 Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 101 Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 102

Lampiran 18 Uji Normalitas 105

Lampiran 19 Uji Homogenitas 109

Lampiran 20 Uji Hipotesis 112

Lampiran 21 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Siswa 116 Lampiran 22 Data Observasi Aktivitas Siswa 123

Lampiran 23 Dokumentasi Penelitian 125

Lampiran 24 Angket 128

Lampiran 25 Wawancara kepada Guru Fisika 132 Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 134 Lampiran 27 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 135

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam penyediaan sumber daya

manusia yang berkualitas bahkan sangat menentukan keberhasilan pembangunan.

Dengan demikian pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping itu harus memiliki budi

pekerti yang luhur dan moral yang baik. Dalam rangka mewujudkan potensi diri

menjadi manusia yang berkualitas harus melewati proses pendidikan yang

diimplementasikan dalam proses pembelajaran. “Menurut Undang-Undang No.20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara”. (Sagala, 2009: 3)

Sehingga pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan

yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan

dalam bentuk pembelajaran dimana ada pendidik yang melayani siswa dalam

melakukan kegiatan belajar.

Proses pembelajaran yang terjadi itu ditandai dengan adanya perubahan

perilaku bagi individu yang terlibat didalamnya. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan guna meninjau tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang

dilakasanakan adalah dengan mengadakan evaluasi pembelajaran. Adapun

indikator yang dijadikan sebagai acuan dalam menentukan keberhasilan suatu

proses pembelajaran pada pendidikan formal adalah tercapainya hasil belajar yang

maksimal. Namun kenyataan lapangan menunjukkan bahwa hasil yang dicapai

belum memuaskan. Salah satu mata pelajaran yang sering dihadapkan pada

(12)

2

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah

dalam prosesnya. Dengan demikian maka proses pembelajaran fisika bukan hanya

memahami konsep–konsep fisika semata, melainkan juga mengajarkan siswa

berfikir konstruktif melalui fisika sebagai keterampilan proses sains. Dalam

pembelajaran fisika yang harus diperhatikan adalah bagaimana siswa

mendapatkan pengetahuan (learning to know), konsep dan teori melalui

pengalaman praktis dengan cara melaksanakan observasi atau eksperimen

(learning to do), secara langsung sehingga dirinya berperan sebagai ilmuan.

Telah diketahui bersama bahwa di kalangan siswa menengah, berkembang

kesan bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan

kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi

untuk mempelajari fisika dengan senang hati. Selain itu, penggunaan model

pembelajaran yang cenderung monoton dan kurangnya keterlibatan siswa dalam

menemukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar lebih

bersifat teacher centered.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Batang Kuis dengan

instrumen observasi angket dan wawancara yang disebarkan ke 35 orang siswa

SMA Negeri 1 Batang Kuis diperoleh, 62,9% (22 orang siswa) berpendapat fisika

adalah pelajaran yang sulit dipahami, dan kurang menarik. 25,7% (9 orang siswa)

berpendapat fisika biasa-biasa saja, dan hanya 11,4% (4 orang siswa) yang

berpendapat fisika menyenangkan dan mudah dimengerti. Data angket juga

menunjukkan bahwa sebanyak 31,4% (11 orang siswa) menyatakan mereka

senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan dengan cara berdiskusi

atau berkelompok. Serta sebanyak 65,7% (23 orang siswa) tidak pernah

mengemukakan pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung, sehingga

akibatnya proses belajar mengajar hanya terpaku pada guru saja dan membuat

siswa menjadi pasif. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan oleh

guru kurang bervariasi.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika SMA

Negeri 1 Batang Kuis yaitu Ibu Dameria, S.Pd mengatakan bahwa hasil belajar

(13)

3

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70..

Selain dari itu, guru juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran

beliau masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Dimana pola

mengajar yang digunakan masih menggunakan metode ceramah dan penugasan,

dan pembelajaran sering kali dilakukan satu arah (teacher centered). Pada proses

pembelajaran, guru jarang melakukan demonstrasi pada materi yang sedang

diajarkan. Selain itu, guru juga belum memanfaatkan sarana dan prasarana yang

ada di sekolah sehingga siswa jarang melakukan praktikum di dalam laboratorium

sekolah. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa seperti melakukan

pengamatan, merumuskan hipotesis, menggunakan alat, mengumpulkan data,

mengidentifikasi variabel, membuat kesimpulan dan kegiatan yang lain dapat

mengembangkan keterampilan proses ilmiah yang ada pada diri siswa tidak

tampak.

Menurut Joyce (2011) untuk menyingkapi masalah di atas, perlu adanya

upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa lebih tertarik mempelajari

fisika, mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses

pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori. Perlu diterapkan

model pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories.

Pembenahan dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training,

permasalahan tersebut diharapkan dapat teratasi. Hal ini didasarkan karena model

pembelajaran inquiry training ini diarahkan untuk mengajarkan siswa dalam

proses mengkaji dan menjelaskan suatu fenomena khusus. Tujuannya adalah

membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk

mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin

tahunya.

Melalui model pembelajaran inquiry training ini siswa diharapkan aktif

mengajukan pertanyaan mengapa sesuatu terjadi kemudian mencari dan

mengumpulkan serta memproses data secara logis untuk selanjutnya

mengembangkan strategi intelektual yang dapat digunakan untuk menemukan

(14)

4

menyajikan peristiwa yang mengandung teka-teki atau pengetahuan bersifat

tentative (tidak pasti) kepada siswa.

Salah satu konsep yang membutuhkan keterlibatan siswa dalam berbagai

aktivitas dan membuat siswa lebih aktif adalah konsep suhu dan kalor. Dimana

pada konsep suhu dan kalor siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada permasalahan bagaimana api

membengkokkan strip logam. Dalam hal ini siswa mulai menyelidikinya lebih

dalam. Awalnya siswa hanya berpikir, bahwa biasanya benda yang dipanaskan

tidak bengkok, tetapi mungkin terbakar. Lalu mengapa logam tersebut justru

membengkok saat dipanaskan? Hal tersebut mulai menunjukkan peristiwa yang

aneh, tetapi siswa tidak bisa menyimpulkan begitu saja. Mereka harus bekerja

menjelaskan situasi dan hasil dari kerja ini akan berbentuk wawasan, konsep, dan

teori baru bagi mereka.

Siswa-siswa yang menghadapi situasi tersebut akan termotivasi

menemukan jawaban masalah-masalah yang masih menjadi teka-teki. Hal ini

sesuai dengan teori Suchman (dalam Joyce, 2011) yang menerapkan model

pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories. Selain itu, guru

juga dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajarkan prosedur pengkajian

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inquiry training.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurhaidah (2009) diperoleh nilai

rata-rata pretes 5,92 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran

inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 7,4,

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya kelas VII Semester I di MTS

Negeri 3 Medan T.P. 2009/2010”. Dalam pelaksanaanya peneliti mengalami

kesulitan ketika membimbing siswa untuk melakukan percobaan sendiri dan

mencari fakta yang relevan karena siswa kurang terbiasa melakukan percobaan

secara mandiri. Untuk mengatasi itu, peneliti akan menambah fasilitator untuk

membantu siswa agar pembelajaran lebih terarah dan efektif. Dengan adanya

fasilitator yang mengecek dan mengarahkan siswa dalam percobaan akan

(15)

5

Dari hasil penelitian Harahap (2012) dengan judul ”Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok

Suhu dan Pengukuran di Kelas VII Semester 1 MTs N 2 Medan T.A 2012/2013”,

diperoleh nilai rata-rata pretes 34,87 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model

pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai

rata-rata 70,37. Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah kurang fahamnya

siswa membuat pertanyaan. Selain itu, kesulitan yang dihadapi peneliti adalah

adanya siswa yang tidak serius dan ribut pada saat melakukan percobaan karena

siswa kurang terbiasa dalam melakukan percobaan. Untuk memperbaiki

kelemahan tersebut peneliti akan menyampaikan kepada siswa jenis pertanyaan

yang digunakan dalam belajar dengan model inquiry training dan membuat

perencanaan terlebih dahulu dalam pengorganisasian kelompok dengan

mempersiapkan 6 kelompok dan berusaha membimbing serta mengarahkan situasi

belajar yang kondusif sehingga siswa menjadi terbiasa saat melakukan percobaan

dan diskusi .

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas X Semester I SMA Negeri 1Batang Kuis T.P 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Batang Kuis masih tergolong

rendah.

2. Model pembelajaran yang digunakan guru fisika di SMA Negeri 1 Batang

Kuis kurang bervariasi.

3. Banyak siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang tidak menarik

dan tidak menyenangkan.

(16)

6

5. Metode yang digunakan cendrung menggunakan metode ceramah, mencatat

dan penugasan.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan keterbatasan

waktu penelitian serta keterbatasan kemampuan dari penulis sendiri, maka

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry

training.

2. Materi pelajaran yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Hukum Newton.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P

2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Hukum Newton di

kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton di

kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton dengan hasil

belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton di kelas X

Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 ?

4. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training materi Hukum

(17)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton selama

pembelajaran dengan model Inquiry Training di kelas X Semester I SMA

Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton selama

pembelajaran dengan model Konvensional di kelas X Semester I SMA Negeri

1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

3. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton

dengan hasil belajar fisika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional pada materi pokok Hukum Newton di

kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.

4. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan

model Inquiry Training di kelas X Semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P

2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitiaan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan

model pembelajaran inquiry training dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton.

3. Sebagai bahan infprmasi alternative pemilihan model pembelajaran pada

materi Hukum Newton

4. Sebagai masukan untuk peneliti dalam menambah wawasan tentang model

(18)

8

1.7.Definisi Operasional

Model pembelajaran inquiry training adalah model pembelajaran yang

dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui

latihan - latihan yang bertujuan mengembangkan disiplin dan mengembangkan

keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan

(19)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training

pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1

Batang Kuis memiliki rata-rata 75,85 dengan kategori tuntas

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional di

kelas X semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis memiliki nilai rata-rata

sebesar 61,64 dengan kategori tidak tuntas.

3. Rata-rata aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry training pada materi Hukum Newton di kelas X

semester I SMA Negeri 1 Batang Kuis sebesar 74,44% tergolong aktif dan

meningkat disetiap pertemuan. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas

siswa kelas eksperimen sebesar 68% dan meningkat pada pertemuan II

menjadi 72,50% dan lebih meningkat pada pertemuan III menjadi 78%.

4. Berdasarkan perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel yaitu

4,9>16,99 maka Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap

hasil belajar siswa pada materi Hukum Newton di kelas X semester I SMA

Negeri 1 Batang Kuis.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu:

1. Kepada peneliti selanjutnya agar mampu menyampaikan kepada siswa jenis

pertanyaan yang digunakan dalam belajar dengan model pembelajaran

inquiry training. Sebab jangan sampai pertanyaan yang diajukan siswa,

peneliti yang menjawabnya. Seharusnya peneliti hanya meyakinkan jawaban

(20)

48

2. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih

baik pada pengorganisasian kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap

kelompok cukup 2-3 orang saja agar semua aktif dalam melakukan

praktikum.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama

disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan

mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa

(21)

49

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Damanik, D.P dan Bukit, N., (2013), Analisis Kemampuan Berfikir Kritis dan

Sikap Ilmiah Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model

Pembelajaran Inquiry Training dan Direct Instruction., Jurnal,

Pascasarjana Unimed, Medan.

Dimyati dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta,

Jakarta.

Djamarah, S. B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar

Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan,

FMIPA Unimed, Medan.

Harahap, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran di Kelas

VII Semester 1 MTs N 2 Medan T.P 2012/2013., Skripsi, FMIPA Unimed,

Medan.

Joice, B., Weil, M.,dan Calhoun, E., (2009), Models Of Teaching; Model-Model

Pengajaran Edisi Kedelapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kanginan, M., (2007), Fisika Untuk SMA kelas X B, Jakarta, Erlangga

Nurhaidah, (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Training Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII di

MTs Negeri 3 Medan T.P 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta.

Bandung.

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta

Sardiman., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,

Jakarta.

Sirait, R dan Sahyar., (2013) Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil

(22)

50

Training Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal, Pascasarjana Unimed,

Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana. N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono., (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Supiyanto, (2006), Fisika SMA Jilid I, Erlangga, Jakarta

Tim Dosen., (2011), Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, FMIPA Unimed, Medan.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,

Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Kencana, Jakarta.

Uno,H.B., (2010) Model Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Referensi

Dokumen terkait

Karakterisasi daging buah manggis dengan menggunakan plat memperlihatkan sifat; semakin tinggi frekuensi, kapasitansi dan loss coefficient semakin menurun sedangkan konduktansi akan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas bakteri indigenous, serta dominansi bakteri eksogenous terhadap komunitas bakteri indigenous yang terdapat di

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

[r]