• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN MELAYU PADA TEPAK SIRIH DI KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN MELAYU PADA TEPAK SIRIH DI KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN ORNAMEN MELAYU PADA

TEPAK SIRIH DI KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

M. RULLY AGUSTIAN. LUBIS NIM. 209151014

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

MUHAMMAD RULLY AGUSTIAN LUBIS, : Nim. 209151014. “ANALISIS

PENERAPAN ORNAMEN MELAYU PADA TEPAK SIRIH DI KABUPATEN LANGKAT”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa S1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan ornamen Melayu yang terdapat pada tepak sirih di Kabupaten Langkat. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Mei 2014 sampai dengan Agustus 2014. Lokasi penelitian di Kabupaten Langkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang karakter subjek, hal subjek, atau menggambarkan situasi atau frekwensi kejadian sesuatu. Penelitian ini terdiri dari satu variabel. Populasi penelitian ini adalah seluruh tepak sirih yang biasa digunakan dalam acara adat melayu di Kabupaten Langkat dengan teknik pengumpulkan data menggunakan instrumen wawancara pada salah seorang budayawan asal Kabupaten Langkat

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tepak sirih berfungsi sebagai jamuan tamu pada acara penyambutan tamu terhormat. Komponen-komponen tepak sirih antara lain adalah sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Ditinjau dari segi ornamennya, terdapat 5 (lima) jenis tepak yang memiliki bentuk ornamen yang berbeda yang sering digunakan pada acara adat di Kabupaten Langkat. Adapun kelima tepak sirih itu adalah (1) tepak sirih menggunakan ornamen kaluk pakis yang memiliki makna simbolik keindahan, (2) tepak sirih menggunakan ornamen lilit kangkung yang memiliki makna simbolik semangat yang tak berujung padam, (3) tepak sirih menggunakan ornamen pucung rebung yang memiliki makna simbolik kesuburan, (4) tepak sirih menggunakan ornamen tampok manggis yang memiliki makna simbolik kemegahan, dan (5) tepak sirih menggunakan ornamen bunga hutan yang memiliki makna simbolik kehidupan bermasyarakat.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya yang senantiasa melindungi, menyertai, membimbing dalam setiap langkah penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Shalawat berangkaikan salam atas junjungan kita nabi Muhammad SAW, semoga kita dapatkan syafaatnya di akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan yang sangat besar dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

 Dr. Daulat Saragi, M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Mesra, M.Sn selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Azmi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

 Drs. Brisman Silaban, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik  Drs. Misgiya, M.Hum dan Dra. Chairani, M.Pd selaku Dosen Penguji

(8)

iii

 Mama, kakak, keluarga yang telah memberikan segenap kasih sayang perhatian dan dukungan serta doa yang setiap saat dilantunkan pada Ananda.  Teman-teman di Jurusan seni rupa 2009 Joy, Ruhut, Nurul, Antoni, Latifah,

serta kakak, abang dan adik stanbuk, dan juga teman-teman PPLT 2012 SMP Negeri 3 Tanjung pura.

 Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun Skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Seni Rupa

Medan Maret 2015 Penulis,

(9)
(10)
(11)
(12)

vii

1. Ornamen-ornamen Melayu pada Tepak Sirih ... 59

2. Fungsi dan Makna Simbolik Ornamen Tepak Sirih (Pinang) 64

a. Ornamen Bentuk Kalus Pakis... 64

b. Ornamen Bentuk Lilit Kangkung ... 67

c. Ornamen Bentuk Pucuk Rebung ... 70

d. Ornamen Bentuk Tampok Manggis/Bunga Manggis ... 73

e. Ornamen Bentuk Bunga Hutan ... 75

C. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

A. Kesimpulan ... 80

(13)

viii

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...

(14)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 Jenis-jenis Tepak Sirih Berdasarkan Adat ... 12

2. Tabel 3.1 Rinci Kegiatan Penelitian ... 46

3. Tabel 4.1 Hasil Penelitian ... 48

4. Tabel4.2 Tepak Sirih (Adat) ... 64

5. Tabel 4.3 Tepak Sirih (Pinang) ... 67

6. Tabel4.4 Tepak Sirih (Adat) ... 70

7. Tabel4.5 Tepak Sirih (Puan) ... 73

(15)

iv

18. Gambar 2.18 Ornamen BungaMatahari... 30

19. Gambar 2.19 Pucuk Rebung 1 ... 31

25. Gambar 2.25 Ornamen Bintang-bintang ... 34

26. Gambar 2.26 Ornamen Jala-jala ... 35

27. Gambar 2.27 Ornamen Terali Biola ... 35

(16)

v

29. Gambar 2.29 Macam-macam Garis ... 37

30. Gambar 2.30 Garis Pada Ornamen ... 39

31. Gambar 2.31 Macam-macam Bidang ... 40

32. Gambar 2.32 Bidang Pada Ornamen Gorga Ipon-ipon Batak Toba .. 41

33. Gambar 2.33 Macam-macam Bentuk ... 41

34. Gambar 2.34 LingkaranWarna ... 43

35. Gambar 2.35 Macam-macam Tekstur ... 44

36. Gambar 4.1 Tepak Sirih Adat ... 59

37. Gambar 4.2 Tepak Sirih Pinang ... 60

38. Gambar 4.3 Tepak Sirih Adat ... 61

39. Gambar 4.4 Tepak Sirih Puan ... 62

(17)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seni merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Keindahan seni akan

terus diciptakan, dipertahankan dan dikembangkan dalam masyarakat

pendukungnya. Perkembangan seni akan selalu sejalan dan selaras dengan

perkembangan kebutuhan dan kehidupan manusia dari dulu sampai masa yang

akan datang. Baik itu seni rupa, seni tari, seni musik, seni drama dan seni teater.

Hal ini disebabkan oleh peranan penting manusia sebagai pendukung utama dalam

mengembangkan seni dari masa ke masa dan mengakibatkan keberadaan seni

dengan kebutuhan kehidupan manusia sangat sulit untuk dilepaskan atau di

hilangkan.

Tumbuh dan berkembangnya kesenian dipengaruhi oleh kondisi setempat

sehingga kesenian berbeda-beda di setiap tempat atau wilayah. Kesenian pun

menggambarkan budaya setempat dan memberi warna pada masyarakat ditempat

itu, serta memberi gambaran umum tentang wujud suatu bangsa.

Manusia Melayu bagian terpenting di dalam sejarah manusia Indonesia.

Sebab manusia Melayu ada karena adanya manusia yang terlebih dahulu walau

belum disebut Suku Melayu. Bila dilihat dari sejarah berdasarkan golongan

suku-suku yang ada, maka suku-suku Melayu memang telah ada sejak zaman manusia yang

ada di Indonesia ini. Walaupun pada zaman dahulu belum ada disebut suku-suku

seperti suku Melayu. Yang ada adalah golongan manusia berdasarka pada tingkat

(19)

2

Suku Bangsa Melayu tersebar di dunia ini, namun di Sumut ada etnis

Melayu yang asli yakni Melayu Langkat, Melayu Deli dan Serdang, Melayu

Asahan dan Melayu Labuhan Batu. Negeri Langkat terletak di barat propinsi

Sumatera Utara berbatasan dengan propinsi Aceh. Nama “Langkat” berasal dari

nama sebuah pohon yang buahnya kelat. Pada zaman dahulu pohon ini banyak

sekali di sekitar kawasan dalam kampong Secanggang Langkat.

(Sumber:http://melayuonline.com/13723/keramik-langkat-melanglang-buana)

Saat ini adat istiadat tradisional masyarakat Melayu masih tetap

dilestarikan, terlihat misalnya pada penyelenggaraan upacara perkawinan yang

semakin megah dan mewah. Setiap unsur tradisi yang ditampilkan biasanya

mengandung makna simbolis dengan muatan nilai filosofis yang tinggi.

Sebagai acuan sikap dan tingkah laku, terutama ditujukan sebagai bekal hidup

bagi mempelai yang akan membangun mahligai rumah tangga.

Ragam hias Melayu ada yang menyebutkan motif dan ornamen Melayu

karena memang demikian melihat keindahan hasil karya manusia Melayu.

Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional Sumut yang diterbitkan

Pemda Propinsi Sumatera Utara bahwa dalam kesenian menghias sesuatu benda

tertentu yang lazim disebut ornamen. Ornamen Melayu biasanya bermotifkan

tumbuh-tumbuhan seperti bentuk daun, bunga, dan ornamen yang bermotifkan

geometris. Ornamen ini terdapat dirumah, tempat ibadah, senjata seperti keris,

alat-alat pakaian seperti tenunan dan alat upacara adat seperti tempat sirih dan

(20)

3

Dari dahulu hingga pada saat ini, Tepak Sirih sangat berperan aktif di

dalam acara pertemuan adat Melayu. Acara tidak akan sempurna, apabila dalam

acara tersebut tidak ada Tepak Sirih, walaupun pada saat ini masyarakat itu sendiri

sudah banyak yang tidak lagi mengkonsumsi Sirih tersebut beserta dengan

perencahnya. Bagi masyarakat Melayu memakan daun sirih beserta dengan

perencahnya adalah satu kebiasaan/ tradisi yang sudah membudaya sejak dahulu

kala hingga saat ini. (Sumber:http://wikipedia.com/melayu/15739/melayu-budaya)

Tepak sirih berisi daun sirih, kapur, pinang, gambir dan tembakau, bagi

orang Melayu merupakan suguhan yang paling utama, tetap diberikan ketika

menyambut tamu, dalam upacara-upacara maupun makanan sehari-hari.

Kebiasaan makan sirih ini mungkin didapat dari pengaruh Hindu, tetapi kegunaan

sirih kemungkinan telah ada di zaman animisme, oleh karena sirih selalu dibuat sebagai “penangkal” yaitu saat mengusir hantu, atau untuk menambah semangat

dan keberanian seseorang yang telah memakannya.

Kesempurnaan dan keindahan Tepak Sirih oleh masyarakat Melayu tepak

sirih di tata indah sedemikian rupa sesuai dengan seni budaya Melayu dan di

sulam dengan bunga-bunga yang indah, disebut dengan nama tepak sirih bunga

bertekat. Tepak sirih bunga bertekat itu di lapiskan kain sungkit untuk dibungkus,

seperti banyak yang kita lihat pada saat ini, sebab Tepak Sirih tersebut sudah

cukup ditata dengan hiasan menurut seni budaya yang bernilai tinggi di bidang

seni melayu.

Berdasarkan dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tepak sirih

(21)

4

sebagai pembuka kata untuk menyampaikan pesan atau hajat yang hendak

diutarakan, baik dalam acara peminangan maupun dalam acara pengobatan. Tepak

sirih juga merupakan suatu lambang yang sakral dalam kebudayaan Melayu.

Tepak sirih dihiasi dengan berbagai macam Ragam Hias. Dan hiasan atau

ornamen yang terdapat pada tepak sirih memiliki bentuk yang berbeda-beda

sehingga memiliki makna yang berbeda antara tepak sirih yang satu dengan tepak

sirih yang lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Ornamen Melayu pada Tepak Sirih di

Kabupaten Langkat”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasi

beberapa masalah :

1. Bagaimana penerapan ornamen Melayu pada Tepak Sirih di Kabupaten

Langkat?

2. Bagaimana bentuk-bentuk ornamen Melayu pada Tepak Sirih di Kabupaten

Langkat?

3. Apa hubungan makna simbolik dari Ornamen Melayu Tepak Sirih dengan

fungsi tepak sirih di Kabupaten Langkat?

4. Apa saja nama Tepak Sirih yang digunakan di Kabupaten Langkat?

(22)

5

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan teoritis. Untuk itu penulis perlu mengadakan pembatasan masalah,

untuk mempermudah pemecahan masalah, perlu dibuat pembatasan masalahnya

yaitu sebagai berikut :

1. Jenis dan bentuk ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada tepak sirih

di Kabupaten Langkat.

2. Bagaimana fungsi tepak sirih tersebut berdasarkan bentuk ornamennya di

Kabupaten Langkat.

3. Bagaimana makna simbolik dari ornamen Melayu pada tepak sirih di

Kabupaten Langkat.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah

1. Jenis dan bentuk ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada tepak sirih

di Kabupaten Langkat.

2. Bagaimana fungsi tepak sirih tersebut berdasarkan bentuk ornamennya di

Kabupaten Langkat.

3. Bagaimana makna simbolik dari ornamen Melayu pada tepak sirih di

(23)

6

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui jenis dan bentuk Ornamen Melayu apa saja yang

diterapkan pada tepak sirih di Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi tepak sirih tersebut berdasarkan bentuk

ornamennya di Kabupaten Langkat.

3. Untuk mengetahui bagaimana makna simbolik dari Ornamen Melayu pada

tepak sirih di Kabupaten Langkat.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi para mahasiswa jurusan seni

rupa untuk menggunakan ornamen tradisional Langkat sebagai konsep

berkarya.

2. Sebagai bahan referensi bagi pemerintah daerah Langkat setempat dalam

sektor kesenian pariwisata.

3. Sebagai tambahan literasi bagi jurusan seni rupa

4. Sebagai bahan masukan buat masyarakat Melayu umumnya dari peminat

khususnya seni rupa.

5. Sebagai bahan pengenalan bagi masyarakat secara khusus generasi muda

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa fungsi tepak sirih bagi

masyarakat Melayu langkat adalah sebagai salah satu upacara penyambutan,

salah satunya adalah acara adat Melayu pada pernikahan dan bentuk dari

tepak siri di Kabupaten Langkat ada 2 macam yaitu berbentuk kotak dan

cerana atau yang disebut dengan lingkaran..

2. Bentuk ornamen atau hiasan pada tepak sirih ada banyak. Karena dasar dari

pembuatan ornamen tepak sirih adalah ornamen Melayu. Tetapi dalam

penelitian ini didapat 5 jenis tepak sirih dengan bentuk ornamen tepak sirih

yang paling sering ditemui yaitu ornamen bentuk kaluk pakis, lilit

kangkung, pucuk rebung, tampok manggis atau bunga manggis, dan bunga

hutan.

3. Bahan dan cara pembuatan Ornamen tepak sirih dalam penelitian ini ada

dua macam yaitu ornamen langsung diukir di tepak sirih menggunakan alat

pahat dan semacamnya, dan ornamen dalam bentuk kain (tekat) di

(25)

B.Saran

Saran dari penelitian ini adalah :

1. Untuk tempat dan budayawan yang diteliti agar tepak sirih yang di miliki

atau di koleksi tetap dijaga kelestariannya supaya salah satu budaya Melayu

ini tidak hilang termakan jaman.

2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang ornamen tepak sirih

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT Rineka Cipta

Ali, Lukman. 2007. Kamus Istilah Sartra, Jakarta, Balai Pustaka.

Apriyatno, Veri, 2007, Cara Mudah Menggambar dengan pensil, Jakarta: PT

A.N.J. Tha.Th. Van Der Hoop. 1949. Indonesiace Siermotieven Ragam- ragam

perhiasan Indonesia, Bandung: H.Z. V/H.A.C.

Bahari, Nooryan, 2008, Kritik Seni, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Fahrizal N dan Br.Sembiring A. 2007. Budaya Melayu. Medan.

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Fakultas Bahasa dan Seni. 2012. Buku Pedoman Standar Operasional Prosedur

(SOP) Penyelesaian Tugas Akhir (Skripsi). Medan. Fakultas Bahasa dan

Seni.

Gustami.1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia,Yoyakarta: Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia ASRI

Kartika, Sony Dharsono, 2007, Estetika, Bandung: Rekayasa Sains Bandung

Kartini, Ayu, 2014, Skripsi Analisa Penerapan Ornamen Bernuansa Melayu

Ditinjau Dari Bentuk Dan Warna Kota Medan., Medan Unimed.

Laporan Penelitian Pengumpulan dan dokumentasi Ornamen Tradisional Di Sumatera Utara. 1977 / 1980. Pemerintah Daerah tingkat I Propinsi

Sumatera Utara.

Luckman Sinar, Tengku. 2006. Motif dan Ornamen Malayu. Medan. Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya Melayu.

Naibaho, Torgama dan Murwonugroho, Wegig. 1998. Metodologi Riset Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Universitas Trisakti.

Nasution, Farizal dan Sembiring, Asli. 2007. Budaya Melayu. Medan: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Nugroho, eko, 2008, Pengenalan Teori Warna, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET

(27)

Sinar Luckman, Tengku. 1993. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Lembaga Pembinaan & Pengembangan Seni Budaya Melayu (SATGAS-MABMI).

Sitorus, Tamrin dan Atmojo, Wahyu, 2012, Analisa Penerapan Ornamen

Tradisional Batak Toba Pada Alat Musik Tradisional Batak Toba di Kabupaten Samosir, Jurnal Seni Rupa FBS Unimed.

Soepratno. (1983). Ornamen Ukir Kayu Tradisional .Semarang: Effhar.

Susanto, Mikke, 2011,Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa, Yogyakarta: DictiArt Lab

Setiadi, Nugroho J. 2003, Perilaku Konsumen. Kencana. Jakarta.

http://pendidikansenivisual02.wordpress/2009/07/isi-kandungan/proses-seni-tekat

http://aquilasociety.blogspot.com/2009/06/bunga-telur-tepak-sirih-apa-simboliknya

http://estyna.blogspot.com/2008/11/tepak-sirih-melayu.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_hias

http://melayuonline.com/ind/news/read/13723/keramik-langkat-melanglang-buana

http://resammelayu.blogspot.com/2008/08/arti-tepak-sirih.html

http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/18/mengenal-ornamen

Referensi

Dokumen terkait

Seharusnya gedung MABMI yang dibangun dengan tujuan sebagai identitas keberadaannya masyarakat Melayu di Kabupaten Langkat lebih memperhatikan kesesuaian dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna, motif, dan fungsi ornamen pada usaha batik tulis adinda di Gebang Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan lebih

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis Jenis- jenis ornamen tradisional Karo yang terdapat pada gapura di perbatasan Kabupaten Karo dengan

Penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan warna ornamen Melayu apa saja yang diterapkan pada setiap sisi bangunan khas Melayu yang ada di kota Medan.. Populasi yang diambil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan ornamen Gayo yang terdapat pada kantor Pemerintah di Takengon kabupaten Aceh Tengah yang ditinjau dari bentuk,

Masjid, diantaranya terdapat beberapa ornamen pada kaligrafi Arab yang sangat. indah pada

Penelitian ini berjudul “Makna Simbolik Pada Prosesi Perkawinan Adat Melayu Langkat (Suatu Penelitian tentang Simbol-simbol Yang Mengandung Makna pada Acara Makan

Penggunaan warna ornamen mandailing pada sopo godang paradaton raja najungal ini berbeda dari penerapan warna ornamen pada bangunan adat lainnya, dimana penerapan warna ornamen