• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2011

Oleh : UCHTI AKBAR

080100019

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : UCHTI AKBAR

080100019

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Status GravidadanHipertensidalamKehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011

Nama : Uchti Akbar NIM : 080100019

Pembimbing Penguji I

dr. DudyAldiansyah, Sp. OG dr. Rina Amelia, MARS NIP 197712142008121001 NIP197604202003122002

Penguji II

dr. EkaRoina Megawati, M. Kes

NIP 197812232003122002

Medan, 19 Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia, khususnya di negara berkembang, termasuk Indonesia cukup tinggi. Program MDGs (Millenium Development Goals) berupaya untuk menurunkan AKI tersebut. Hipertensi dalam kehamilan adalah penyebab kematian ibu ketiga setelah perdarahan dan infeksi. Preeklampsia dan hipertensi gestasional adalah bentuk hipertensi dalam kehamilan. Kejadian preeklampsia dan hipertensi gestasional lebih tinggi pada primigravida dibandingkan dengan multigravida.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gravida dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional dan menggunakan sampel sebesar 60 orang yang diambil secara consecutive sampling selama bulan Agustus dan September 2011 di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUP Haji Adam Malik Medan. Analisis data menggunakan program SPSS versi 17 dengan uji hipotesis Fischer Exact Test.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 27 orang pada kelompok primigravida, 3 orang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan 24 orang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Pada kelompok multigravida, dari 33 orang, 7 orang di antaranya mengalami hipertensi dalam kehamilan sementara 26 orang lainnya tidak. Dari uji hipotesis Fischer Exact Test didapat nilai p sebesar 0,488 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan. Besarnya Rasio Prevalens (RP) adalah 0,523 (RP < 1), berarti status gravida bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Dari hasil penelitian ini disarankan agar dilakukan penelitian lain mengenai hal ini pada sampel dan lokasi yang lebih besar. Selain itu, perlu dilakukan penelitian terhadap faktor risiko lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

(5)

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate (MMR) in the world, particularly in developing countries, including Indonesia is quite high. MDGs (Millennium Development Goals) Programme seeks to reduce the maternal mortality rate. Hypertension in pregnancy is the third cause of maternal death after bleeding and infection. Preeclampsia and gestational hypertension is a form of hypertension in pregnancy. Incidence of preeclampsia and gestational hypertension were higher in primigravid women compared to multigravid women.

The aim of this study was to determine whether there are any relationship between maternal gravida status and the incidence of hypertension in pregnancy. This study was an analytical study with cross sectional design using 60 pregnant women as the sample which was obtained through consecutive sampling. These samples were taken from August 2011 to September 2011 from the Maternity Polyclinic of Haji Adam Malik Medan Hospital. Data was analysed using SPSS version 17 with Fischer's Exact Test hypothesis testing.

The results of this study showed in a group of 27 primigravid women, 3 women have hypertension in pregnancy and 24 women do not have hypertension in pregnancy. In multigravida group, from 33 women, 7 of whom had hypertension in pregnancy while 26 others were not. From the Fischer Exact Test hypothesis test p value obtained was 0.488 (CI 95%) which indicates that there were no relationship between maternal gravida status and hypertension in pregnancy. Prevalence ratio was 0,523 (PR < 1) which means that gravida status was not a risk factor for hypertension in pregnancy’s incidence.

From the result of this study, it is suggested that another research regarding this topic to be carried out on a larger sample and location. In addition, it is advised that more research to be done to explore other risk factors that influence the occurrence of hypertension in pregnancy.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) dengan judul Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011 ini dapat terselesaikan.

KTI ini disusun untuk menyelesaikan progam S-1 pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Besar harapan penulis KTI ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu kedokteran khususnya di bidang Obstetri dan Ginekologi.

Dalam penulisan KTI ini penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dosen pembimbing penulis dr. Dudy Aldiansyah, Sp. OG atas bimbingannya selama ini.

3. Ayah dan Ibunda tercinta, Ir. Rieza El Akbar dan Ir. Arguyani Munda, atas cinta dan kasih sayang serta motivasi untuk menyelesaikan program pendidikan dokter.

4. Nenek dan Alm. Kakek, Ummi Kalsum danAlm. Suryadi Munda, atas semangat yang diberikan kepada penulis untuk masuk Fakultas Kedokteran USU ini.

5. Dosen penguji, dr. Rina Amelia, MARS dan dr. Eka Roina Megawati M. Kes yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun.

6. Pihak RSUP Haji Adam Malik Medan, atas izin penelitian yang diberikan. 7. Para PPDS, perawat, dan dokter muda di Poliklinik Ibu Hamil (PIH)

RSUP Haji Adam Malik yang membantu dalam pengambilan data selama di PIH.

(7)

Seperti peribahasa tak ada gading yang tak retak, KTI ini juga tak luput dari kesalahan ataupun kekurangan disebabkan oleh keterbatasan pengalaman, pengetahuan, dan kepustakaan penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga KTI ini dapat menjadi masukan untuk perkembangan ilmu kedokteran di masa depan.

Medan, 19 Desember 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR ISTILAH………. xii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Gravida………... …... 5

2.1.1. Definisi Gravida ………. 5

2.1.2. Klasifikasi Gravida ……… 5

2.1.3. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan ……… 5

2.2. Hipertensi dalam Kehamilan ………... 6

2.2.1. Definisi Hipertensi dalam Kehamilan ……….. 6

2.2.2. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan ……. 7

2.2.3. Diagnosis Hipertensi dalam Kehamilan ……... 7

2.2.4. Hipertensi Kronik dalam Kehamilan ………… 8

(9)

2.2.6. Hipertensi Kronik dengan Superimposed

Preeklampsia ………. 15

2.2.7. Hipertensi Gestasional ………. 15

2.3. Hubungan Status Gravida dengan Hipertensi dalam Kehamilan ………... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep ... 17

3.2. Definisi Operasional ... 17

3.2.1. Variabel Independen: Status Gravida …………. 17

3.2.2. Variabel Dependen: Hipertensi dalam Kehamilan ……….. 17

3.3. Hipotesis ……… 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1 Jenis Penelitian ... 19

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

4.2.1. Tempat Penelitian ……… 19

4.2.2. Waktu Penelitian ………. 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

4.3.1. Populasi ……… 19

4.3.2. Sampel ………. 20

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 20

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 20

4.5.1. Pengolahan Data ……….. 20

4.5.2. Analisis Data ……….... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 23

(10)

5.2. Pembahasan ... 27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2.Saran ... 32

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa ………... 6

Tabel 2.2. Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat... 11

Tabel 4.1. Variabel Independen dan Dependen ………... 21

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden ... 24

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Paritas Responden ……... 24

Tabel 5.3.Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Responden ... 24

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden... 25

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Status Gravida ... 25

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah ... 26

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Prevalensi Hipertensi ... 26

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Algoritma untuk Membedakan Penyakit Hipertensi

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 KuesionerPenelitian (PanduanWawancara)

Lampiran 3 Lembar Penjelasan

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 5 Ethical Clearance

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Data Induk

(14)

DAFTAR ISTILAH

ACOG American College of Obstetrians and Gynaecologists

AKI Angka Kematian Ibu

ALT Alanin Transaminase

AST Aspartat Transaminase

BMI Body Mass Index

DIC Disseminated Intravascular Coagulation

DM Diabetes Mellitus

HELLP Syndrome Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, and Low Platelet Syndrome

ICAM-1 Intercellular Cell Adhesion Molecule-1

IUGR Intra Uterine Growth Retardation

JOGC Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada

MAP Mean Arterial Pressure

MDGs Millenium Development Goals

NHBPEP National High Blood Pressure Education Program

SDKI Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

SLE Systemic Lupus Erytematosus

UK United Kingdom

VCAM-1 Vascular Cell Adhesion Molecule-1

(15)

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia, khususnya di negara berkembang, termasuk Indonesia cukup tinggi. Program MDGs (Millenium Development Goals) berupaya untuk menurunkan AKI tersebut. Hipertensi dalam kehamilan adalah penyebab kematian ibu ketiga setelah perdarahan dan infeksi. Preeklampsia dan hipertensi gestasional adalah bentuk hipertensi dalam kehamilan. Kejadian preeklampsia dan hipertensi gestasional lebih tinggi pada primigravida dibandingkan dengan multigravida.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gravida dengan kejadian hipertensi dalam kehamilan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional dan menggunakan sampel sebesar 60 orang yang diambil secara consecutive sampling selama bulan Agustus dan September 2011 di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUP Haji Adam Malik Medan. Analisis data menggunakan program SPSS versi 17 dengan uji hipotesis Fischer Exact Test.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 27 orang pada kelompok primigravida, 3 orang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan 24 orang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Pada kelompok multigravida, dari 33 orang, 7 orang di antaranya mengalami hipertensi dalam kehamilan sementara 26 orang lainnya tidak. Dari uji hipotesis Fischer Exact Test didapat nilai p sebesar 0,488 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan. Besarnya Rasio Prevalens (RP) adalah 0,523 (RP < 1), berarti status gravida bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Dari hasil penelitian ini disarankan agar dilakukan penelitian lain mengenai hal ini pada sampel dan lokasi yang lebih besar. Selain itu, perlu dilakukan penelitian terhadap faktor risiko lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

(16)

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate (MMR) in the world, particularly in developing countries, including Indonesia is quite high. MDGs (Millennium Development Goals) Programme seeks to reduce the maternal mortality rate. Hypertension in pregnancy is the third cause of maternal death after bleeding and infection. Preeclampsia and gestational hypertension is a form of hypertension in pregnancy. Incidence of preeclampsia and gestational hypertension were higher in primigravid women compared to multigravid women.

The aim of this study was to determine whether there are any relationship between maternal gravida status and the incidence of hypertension in pregnancy. This study was an analytical study with cross sectional design using 60 pregnant women as the sample which was obtained through consecutive sampling. These samples were taken from August 2011 to September 2011 from the Maternity Polyclinic of Haji Adam Malik Medan Hospital. Data was analysed using SPSS version 17 with Fischer's Exact Test hypothesis testing.

The results of this study showed in a group of 27 primigravid women, 3 women have hypertension in pregnancy and 24 women do not have hypertension in pregnancy. In multigravida group, from 33 women, 7 of whom had hypertension in pregnancy while 26 others were not. From the Fischer Exact Test hypothesis test p value obtained was 0.488 (CI 95%) which indicates that there were no relationship between maternal gravida status and hypertension in pregnancy. Prevalence ratio was 0,523 (PR < 1) which means that gravida status was not a risk factor for hypertension in pregnancy’s incidence.

From the result of this study, it is suggested that another research regarding this topic to be carried out on a larger sample and location. In addition, it is advised that more research to be done to explore other risk factors that influence the occurrence of hypertension in pregnancy.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Upaya meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) telah menjadi topik pembicaraan penting dalam konferensi internasional sejak tahun 1980. Salah satu dari delapan Millennium Development Goals

(MDGs) adalah meningkatkan kesehatan ibu (MDG 5). Komunitas internasional telah berkomitmen untuk menurunkan AKI di negara masing-masing sebanyak 75% antara tahun 1999 sampai tahun 2015 (WHO, 2007).

AKI adalah jumlah kematian ibu selama satu tahun dalam 100.000 kelahiran hidup (Setiyohadi, 2006). Kematian ibu diperkirakan sebesar 358.000 terjadi di seluruh dunia pada tahun 2008. Negara berkembang menyumbangkan 99% (355.000) dari kematian ibu tersebut di mana Afrika Sub-Sahara dan Asia Tenggara berkontribusi sebesar 87% (313.000) dari kematian ibu secara global (WHO, 2010).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, angka tersebut masih tinggi.

(18)

preeklampsia-eklampsia, (3) hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia, dan (4) hipertensi gestasional.

Penyakit hipertensi adalah komplikasi paling umum dari kehamilan yang mempengaruhi 6-8% kehamilan di USA (Leeman, 2008). Penyakit hipertensi dalam kehamilan juga merupakan penyebab utama mortalitas serta morbiditas maternal dan perinatal di Kanada (JOGC, 2008). Prevalensi hipertensi dalam kehamilan di Los Angeles meningkat dari 40,5 kasus per 1.000 pada tahun 1991 menjadi 54,4 kasus per 1.000 pada tahun 2003 (Baraban, 2008).

Preeklampsia-eklampsia sebagai salah satu penyakit hipertensi dalam kehamilan, adalah penyebab mortalitas dan morbiditas tertinggi pada ibu hamil. Angka kejadian preeklampsia berkisar antara 5-15% dari seluruh kehamilan di seluruh dunia. Di United Kingdom (UK), preeklampsia/eklampsia terhitung sebanyak 10-15% dari kematian obstetrik langsung (Duley, 2003). Di Indonesia angka kejadian preeklampsia cukup tinggi, seperti di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ditemukan 400 -500 kasus/4000-5000 persalinan per tahun (Dharma, 2005).

Wanita dengan hipertensi dalam kehamilan berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada preeklampsia berat, perfusi uteroplasenta berkurang sehingga menyebabkan peningkatan insiden Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), hipoksia janin dan kematian perinatal (Gezginc, 2008). Oleh sebab itu, pengenalan awal faktor risiko hipertensi dalam kehamilan sangat penting untuk menghindari dampak buruk pada ibu dan janin.

(19)

adanya riwayat preeklampsia sebelumnya, dan kehamilan multifetus (Wagner, 2004).

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik merupakan salah satu rumah sakit tipe A di kota Medan, yaitu rumah sakit rujukan dan memiliki fasilitas yang lengkap sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di rumah sakit ini dengan melihat apakah ada hubungan antara status gravida dengan hipertensi dalam kehamilan.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah hubungan status gravida dan hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan status gravida dan hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui persentase kejadian hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011.

b. Mengetahui gambaran status gravida pada hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011.

c. Mengetahui besarnya risiko primigravida terhadap kejadian hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik tahun 2011.

(20)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Bagi praktisi kesehatan: memberikan informasi tentang hubungan status gravida dengan hipertensi dalam kehamilan agar dapat digunakan dalam pengenalan awal faktor risiko hipertensi dalam kehamilan dan pengawasan antenatal care yang lebih baik.

2. Bagi masyarakat terutama wanita: memberikan informasi tentang faktor risiko penyakit hipertensi dalam kehamilan.

3. Bagi institusi pendidikan: sebagai sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gravida

2.1.1. Definisi Gravida

Gravida adalah wanita hamil (Dorland, 2002).Gravida merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, di mana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas, dan Ab menyatakan jumlah abortus.

2.1.2. Klasifikasi Gravida

Berdasarkan jumlahnya, kehamilan seorang wanita dapat dibedakan menjadi:

a. Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya (Dorland, 2002). Status paritasnya G1P0Ab0.

b. Multigravida adalah seorang perempuan yang telah hamil beberapa kali. Juga ditulis gravida II, III, dst., bergantung pada jumlah kehamilan (Dorland, 2002).

2.1.3. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

Beberapa perubahan fisiologi selama kehamilan adalah: a. Sistem Kardiovaskular

(22)

sebesar 20% (Heidemann, 2005).Pada minggu ke-5 cardiac outputakan meningkat dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik. Peningkatan cardiac output selama kehamilan tidak akanmenyebabkan kenaikan tekanan darah kecuali jika terjadi preeklampsia (Williams, 2010).

b. Sistem Respirasi

Selama kehamilan, ventilasi meningkat sejak trimester pertama. Total peningkatan adalah 40% (Williams, 2010). Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volum tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan ini mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2008).

c. Sistem Genitourinari

Aliran darah ginjal dan GFR (Glomerulus Filtration Rate) meningkat 10-20% sebelum menstruasi.Jika terjadi kehamilan, corpus luteum menetap dan perubahan hemodinamik ini berlangsung terus. Pada usia 16 minggu gestasi, level GFR 55% di atas ambang wanita tidak hamil (Williams, 2010).

2.2. Hipertensi dalam Kehamilan 2.2.1. Definisi Hipertensi dalam Kehamilan

Berdasarkan JNC VII, hipertensi tingkat 1 adalah jika tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg.

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa (JNC VII, 2003) Klasifikasi

Tekanan Darah

Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

(23)

Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi saat kehamilan.Dalam Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada(JOGC) (2008), hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada office measurement.

2.2.2. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan

Berdasarkan National High Blood Pressure Education Program

(NHBPEP)Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (2000), hipertensi dalam kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Hipertensi kronik b. Preeklampsia-eklampsia

c. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

d. Hipertensi gestasional: (1) hipertensi transien dalam kehamilan jika preeklampsia tidak terjadi pada saat melahirkan dan tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu postpartum (diagnosis retrospektif) atau (2) hipertensi kronik jika tekanan darah tetap tinggi.

2.2.3. Diagnosis Hipertensi dalam Kehamilan

(24)

2.2.4. Hipertensi Kronik dalam Kehamilan

Hipertensi kronik didefinisikan sebagai hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu. Yang dimaksud hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg.Hipertensi yang pertama kali didiagnosis sebelum kehamilan dan tidak menghilang setelah postpartum juga diklasifikasikan sebagai hipertensi kronik (NHBPEP, 2000).

2.2.5. Preeklampsia-eklampsia

a. Definisi Preeklampsia-eklampsia

Preeklampsia adalah penyakit multisistem yang bermanifestasi hipertensi dan proteinuria (Impey, 2008).Berdasarkan NICE Clinical Guideline (2010), preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan dengan proteinuria yang signifikan. Proteinuria yang signifikan adalah jika terdapat ≥ 300 mg protein dalam urin 24 jam atau terdapat lebih dari 30 mg/mmol pada spot urine: sampel kreatinin.Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma (Prawirohardjo, 2008). b. Etiologi Preeklampsia

Etiologi dan patofisiologi preeklampsia masih kurang dimengerti, tetapi diduga ada komponen genetik yang berperan penting dalam terjadinya preeklampsia (Peterson, 2009). Laivuori (2003) dalam Peterson (2009) menyatakan telah mengidentifikasi area pada kromosom 2p25 dan 9p13 yang berhubungan dengan preeklampsia dari hasil penelitiannya terhadap 15

multiplex keluarga Finlandia.

(25)

(ACOG, 2002). Trofoblas adalah sine qua non dari preeklampsia, karena preeklampsia akan menghilang dengan dilahirkannya plasenta (Gant, 1980).

Sharmaet al (2003) menyatakan bahwa preeklampsia masih merupakan “thedisease of theories” dan tidak ada hipotesis tunggal yang dapat menjelaskan etiologinya. Preeklampsia berhubungan dengan spasme pembuluh darah yang luas, lesi patologis pada banyak sistem organ termasuk

uroplacental vascular bed dan peningkatan aktivasi trombosit dengan pemakaian trombosit serta aktivasi lanjutan dari sistem pembekuan darah pada sirkulasi mikrovaskular.

Imunologi telah dihipotesakan berperan penting dalam perkembangan preeklampsia.Bukti yang kuat untuk mendukung hal ini adalah bahwa preeklampsia lebih banyak terjadi pada primipara (Zhang, 2007).Gambaran histologik dari preeklampsia adalah invasi trofoblas yang tidak sempurna, vaskulitis, trombosis, dan iskemi plasenta (Matthiesen, et al., 2005).

c. Faktor Risiko Preeklampsia

Preeklampsia adalah gangguan utama pada kehamilan pertama (primigravida). Faktor risiko lainnya termasuk multiple pregnancy, riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, hipertensi kronik, diabetes pregestasional, penyakit vaskular dan jaringan ikat, nefropati,

antiphospholipid antibody syndrome, obesitas, umur ≥ 35 tahun, dan ras Amerika-Afrika (ACOG, 2002). Rata-rata 40-50% wanita multipara dengan diagnosa preeklampsia memiliki riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya (Pipkin, et al., 2001).

Wanita yang memiliki risiko sedang terjadinya preeklampsia adalah yang memiliki salah satu dari kriteria di bawah ini (NICEClinical Guideline, 2010): 1) Primigravida

2) Umur ≥ 40 tahun

3) Interval kehamilan ≥ 10 tahun

Interval kehamilan yang panjang, lebih dari 7 tahun, berhubungan dengan peningkatan risiko preeklampsia dua kali lipat (Zhang, 2007).

(26)

5) Riwayat keluarga preeklampsia 6) Multiple pregnancies

Wanita yang memiliki risiko tinggi terjadinya preeklampsia adalah yang memiliki salah satu dari kriteria di bawah ini (NICEClinical Guideline, 2010): 1) Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya

2) Penyakit ginjal kronik

3) Penyakit autoimun seperti SLE atau Sindrom Antifosfolipid 4) Diabetes Tipe 1 atau Tipe 2

5) Hipertensi kronik

d. Klasifikasi Preeklampsia

Preeklampsia dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat keparahannya, yaitu:

1) Preeklampsia Ringan

Diagnosa preeklampsia ringan ditegakkan dengan kriteria: a) Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg.

b) Proteinuria: ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstik. 2) Preeklampsia Berat

Preeklampsia berat ditandai oleh satu atau lebih kriteria berikut (ACOG, 2002):

a) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg pada saat dua pemeriksaan setidaknya berjarak 6 jam saat pasien berisitirahat di tempat tidur.

b) Proteinuria > 5 gr dalam spesimen urin 24 jam atau > +3 pada dua kali pemeriksaan urin sewaktu.

c) Oliguria kurang dari 500 ml dalam 24 jam d) Gangguan penglihatan dan serebral e) Edema paru dan sianosis

f) Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran atas abdomen g) Fungsi hati terganggu

h) Trombositopenia

(27)

Tabel 2.2 Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat (Guidotti, 2005)

Gambaran Klinis Ringan Berat

Tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg tapi < 110 mmHg

≥ 110 mmHg

Proteinuria 1+ ≥ 2+

Edema generalisata (termasuk wajah dan tangan)

Tidak ada Ada

Sakit kepala Tidak ada Ada

Gangguan penglihatan Tidak ada Ada

Nyeri perut bagian atas Tidak ada Ada

Oliguria Tidak ada Ada

Hilangnya pergerakan bayi

Tidak ada Ada

e. Patogenesis Preeklampsia

(28)

Gambar 2. Patogenesis Preeklampsia (Impey, 2008)

f. Komplikasi Preeklampsia  

Reduksi aliran arteri spiral

Reduksi aliran darah

uteroplacental

Respon inflamasi yang berlebihan

Rusak sel endotel

Vasokonstriksi Peningkatan

permeabilitas vaskular

Edema Proteinuria Hipertensi Eklampsia

Kerusakan hati

Clotting abnormality Abnormal uterine

artery waveform

Manifestasi Klinis

Artherosis akut Invasi trofoblas

yang tidak sempurna

Reduksi aliran arteri spiral

Abnormal uterine artery waveform

Artherosis akut Invasi trofoblas

(29)

Komplikasi preeklampsia dapat dibagi menjadi komplikasi maternal dan fetal (Impey, 2008).

1) Maternal

Munculnya satu atau lebih dari komplikasi di bawah ini-mungkin muncul bersamaan-adalah indikasi untuk terminasi kehamilan berapa pun umur gestasi.

a) Eklampsia

Eklampsia adalah kejang grand mal akibat spasme serebrovaskular.Kematian disebabkan oleh hipoksia dan komplikasi dari penyakit berat yang menyertai.

b) Perdarahan serebrovaskular

Perdarahan serebrovaskular terjadi karena kegagalan otoregulasi aliran darah otak pada MAP (Mean Arterial Pressure) di atas 140 mmHg.

c) Masalah liver dan koagulasi:HELLP Syndrome

HELLP Syndrome terdiri dari hemolisis (H), peningkatan enzim hati (EL) dan berkurang jumlah trombosit (LP). DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), gagal hati, dan rupture hepar mungkin terjadi.

d) Gagal ginjal

Hemodialisis diperlukan pada kasus yang berat e) Edema paru

f) Kematian maternal

(30)

2) Fetal

Kematian perinatal dan morbiditas fetus meningkat. Pada usia kehamilan 36 minggu, masalah utama adalah IUGR. IUGR terjadi karena plasenta iskemi yang terdiri dari area infark.Kelahiran prematur juga sering terjadi.At-term,

preeklampsia mempengaruhi berat lahir bayi dengan peningkatan risiko kematian dan morbiditas bayi.Pada semua umur gestasi terjadi peningkatan risiko abrupsi plasenta (Impey, 2008).

g. Penatalaksanaan Preeklampsia

Terminasi kehamilan tetap merupakan terapi definitif preeklampsia. Walaupun risiko maternal dan fetal harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan terminasi kehamilan, indikasi yang jelas untuk melakukan terminasi kehamilan ada, yaitu (ACOG, 2002):

1) Indikasi Fetal

a) Restriksi pertumbuhan intrauterin yang berat b) Nonreassuring fetal surveillance

c) Oligohidramnion 2) Indikasi Maternal

a) Usia kehamilan sama atau lebih dari 38 minggu b) Jumlah trombosit di bawah 100.000/mm3

c) Gangguan hati yang progresif d) Gangguan ginjal yang progresif e) Diduga terjadi abrupsi plasenta

f) Sakit kepala berat dan gangguan penglihatan yang menetap g) Nyeri epigastrik yang berat, mual, dan muntah

h) Eklampsia

Magnesium sulfat adalah obat pilihan untuk mencegah eclamptic seizure pada wanita dengan preeklampsia berat dan sebagai terapi pada eklampsia.Regimen magnesium sulfat yang sering digunakan adalah 6 gr

loading dose diikuti dengan continuous infusion 2 gr/jam.

(31)

mmHg.Hidralazin dan labetolol adalah obat antihipertensi yang paling sering digunakan pada preeklampsia berat (Wagner, 2004).Hidralazin bekerja langsung merelaksasi otot polos arteriol dengan mekanisme yang belum dapat dipastikan.Labetolol memiliki efek vasodilatasi karena selain menghambat reseptor β, obat ini juga menghambat reseptor α (Nafrialdi, 2008).

2.2.6. Hipertensi Kronik dengan Superimposed Preeklampsia

Diagnosa hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia jika ditemukan beberapa hal di bawah ini (NHBPEP, 2000):

a. Wanita dengan hipertensi dan tidak ada proteinuria pada awal kehamilan (<20 minggu) mengalami proteinuria, yaitu 0,3 gr protein atau lebih pada specimen urin 24 jam.

b. Wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.

c. Peningkatan proteinuria secara tiba-tiba.

d. Peningkatan tekanan darah pada wanita yang memiliki riwayat hipertensi terkontrol sebelumnya secara tiba-tiba.

e. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000 sel/mm3). f. Peningkatan ALT atau AST ke level abnormal.

2.2.7. Hipertensi Gestasional

Wanita dengan peningkatan tekanan darah yang dideteksi pertama kali setelah pertengahan kehamilan, tanpa proteinuria, diklasifikasikan menjadi hipertensi gestasional.Jika preeklampsia tidak terjadi selama kehamilan dan tekanan darah kembali normal setelah 12 minggu postpartum, diagnosis transient hypertension dalam kehamilan dapat ditegakkan.Namun, jika tekanan darah menetap setelah postpartum, wanita tersebut didiagnosis menjadi hipertensi kronik (NHBPEP, 2000).

(32)

Insiden hipertensi dalam kehamilan pada nullipara 4-5 kali lebih besar daripada multipara. Sekitar 30-50% wanita yang mengalami hipertensi pada kehamilan pertamanya berisiko untuk mengalami hipertensi pada kehamilan selanjutnya (Zhang, 1997).

Preeklampsia, salah satu penyakit hipertensi dalam kehamilan, adalah penyakit utama pada primigravida. Risiko terjadinya preeklampsia adalah 4,1% pada kehamilan pertama dan 1,7% pada kehamilan selanjutnya (Herna´ndez-Dı ´az, 2009).Pakar menginterpretasikan predileksi kejadian preeklampsia lebih sering pada kehamilan pertama sebagai bukti adanya faktor imunologis yang berperan dalam patofisiologi preeklampsia (Gant, 1980).

Teori primipara dan preeklampsia sudah diterima secara luas sebagai inti dari beberapa teori patofisiologi.Sebagai contoh, preeklampsia terjadi sebagai konsekuensi dari reaksi imun maternal melawan antigen paternal yang diekspresikan di plasenta dan reaksi ini menimbulkan defek pada invasi trofoblas dan disfungsi plasenta.Risiko preeklampsia yang lebih rendah pada multipara disebabkan oleh terjadinya desensitisasi setelah paparan antigen paternal di plasenta pada kehamilan pertama.Risiko yang lebih rendah pada multipara juga berkaitan dengan invasi trofoblas yang lebih baik setelah modifikasi arteri spiral selama kehamilan pertama.(Herna´ndez-Dı ´az, 2009).

(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian 3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Independen: Status Gravida a. Definisi

Status gravida adalah status kehamilan wanita sekarang. b. Cara Ukur

Status gravida diukur melalui anamnesa pasien langsung. c. Hasil Ukur

Status gravida dinyatakan ke dalam dua pembagian, yaitu primigravida dan bukan primigravida (multigravida).

d. Skala Pengukuran

Status gravida dinyatakan dengan skala nominal.

3.2.2. Variabel Dependen: Hipertensi dalam Kehamilan a. Definisi

Status Gravida Hipertensi dalam

(34)

Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg saat hamil.

b. Cara Ukur

Tekanan darah diukur dengan cara:

1) Pasien dalam posisi duduk atau berbaring ke sebelah kanan. 2) Posisi lengan kanan sejajar dengan jantung.

3) Melilitkan bagian bladder cuff di medial lengan atas, tepat di atas arteri brakialis, bagian bawah cuff berada 2,5 cm proksimal fossa antekubiti, sejajar dengan letak jantung.

4) Pengukuran tekanan darah dilakukan dua kali dengan selang waktu pemeriksaan 15 menit.

5) Tekanan darah sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi Korotkoff I, sedangkan tekanan darah diastolik adalah Korotkoff V.

c. Alat Ukur

Tekanan darah diukur dengan Sphygmomanometer (tensimeter air raksa) Riester dan Littmann Stethoscope. Yang mengukur tekanan darah satu orang, yaitu peneliti.

d. Hasil Pengukuran

Hasil pengukuran dinyatakan dengan hipertensi dalam kehamilan dan tidak hipertensi dalam kehamilan.

e. Skala Pengukuran

Skala pengukuran hipertensi dalam kehamilan adalah skala nominal.

3.3. Hipotesis

Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain

cross sectional (potong lintang). Dalam studi cross sectional, variable independen (factor risiko) dan variable dependen (efek) dinilai secara simultan pada suatu saat (Ghazali, 2008).

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. RSUP Haji Adam Malik dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan rumah sakit rujukan dan salah satu rumah sakit tipe A di Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2011.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

(36)

Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan selama bulan Agustus dan September 2011.

4.3.2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wanita hamil status primigravida atau bukan primigravida rawat jalan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan selama bulan Agustus dan September 2011 yang memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.

a. Kriteria Inklusi

1. Kehamilan tunggal.

2. Bersedia menjadi sampel penelitian. b. Kriteria Eksklusi

1. Riwayat hipertensi kronik sebelum hamil.

2. Hipertensi pada kehamilan pertama (untuk responden multigravida).

3. Riwayat hipertensi pada keluarga.

Metode pengambilan sampel adalah dengan teknik consecutive sampling

di mana semua ibu hamil yang berkunjung ke Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUP Haji Adam Malik pada bulan Agustus dan September 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi dijadikan sampel penelitian. Nilai α yang dipergunakan adalah sebesar 5% (CI 95%).

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Wahyuni, 2008).

(37)

Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu(Wahyuni, 2008):

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.

2. Coding

Data yang telahterkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

3. Entry

Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer (SPSSVersi 17).

4. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam computer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

5. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis.

4.5.2. Analisis Data

Data kemudian dianalisis melalui perhitungan statistik untuk melakukan uji hipotesis dengan metode uji Chi Square (X2). Metode statistik ini dipilih karena baik variabel independen (status gravida) maupun variabel dependen (hipertensi dalam kehamilan) merupakan data beskala kategori.

Persyaratan uji X2 adalah (Tumbelaka et al, 2008):

1. Jumlah subjek total > 40, tanpa melihat nilai expected, yaitu nilai yang dihitung bila hipotesis nol (H0) benar.

2. Jumlah subjek antara 20 dan 40, dan semua nilai expected > 5.

(38)

Hipertensi dalam

Kehamilan

Status Gravida

Ya Tidak Jumlah

Primigravida a b a+b

Multigravida c d c+d

Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Jika persyaratan untuk uji Chi Square tidak terpenuhi, maka akan digunakan uji Fischer Exact Test. Nilai p (nilai signifikansi) akan dilihat di mana jika p < 0,05 berarti hasil bermakna secara statistik. Selain itu, karena menggunakan desain cross sectional, dapat dihitung Rasio Prevalens (RP). RP menunjukkan peran faktor risiko dalam terjadinya efek pada studi cross sectional

(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) kota Medan Provinsi Sumatera Utara. RSUP Haji Adam Malik berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pemerintah dengan Kategori Kelas A. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

(40)
[image:40.595.117.520.278.371.2]

karakteristik yang diamati adalah umur, paritas, usia kehamilan, dan pekerjaan. Gambaran karakteristik umur responden dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 < 20 2 3,3

2 20 – 29 24 40

3 30 – 39 30 50

4 40 – 49 4 6,7

Total 60 100

[image:40.595.107.526.495.587.2]

Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden terbanyak berada pada rentang umur 30 – 39 tahun yaitu 30 orang (50%). Kelompok responden paling sedikit berada pada rentang umur < 20 tahun, yaitu sejumlah 2 orang (3,3%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Paritas Responden

No Paritas Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Nullipara 29 48,3

2 Primipara 14 23,3

3 Multipara 16 26,7

4 Grande-Multipara 1 1,7

Total 60 100

Gambaran karakteristik paritas responden dapat dilihat pada Tabel 5.2. Distribusi paritas pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah nullipara yaitu sebesar 48,3% (29 orang). Kelompok responden terkecil adalah grande-multipara yaitu sebesar 1,7% (1 orang).

(41)

(%)

1 Trimester I 0 0

2 Trimester II 10 16,7

3 Trimester III 50 83,3

Total 60 100

[image:41.595.108.526.355.491.2]

Gambaran karakteristik usia kehamilan responden dapat dilihat pada Tabel 5.3. Dari Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa usia kehamilan responden paling banyak terletak pada trimester III yaitu sebanyak 50 orang (83,3%), sedangkan pada trimester II sebanyak 10 orang (16,7%). Tidak ada responden yang berada pada trimester I (0%).

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase

(%)

1 Ibu Rumah Tangga 41 68,3

2 Pegawai Negeri Sipil 10 16,7

3 Perawat 4 6,7

4 Bidan 1 1,7

5 Petani 1 1,7

6 Wiraswasta 3 5

Total 60 100

Gambaran karakteristik pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 5.4. Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sejumlah 41 orang (68,3%) responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sementara jenis pekerjaan responden paling sedikit adalah sebagai bidan dan petani yaitu sejumlah masing-masing 1 orang (1,7%).

5.1.3. Hasil Analisis Data a. Status Gravida

(42)
[image:42.595.110.519.134.199.2]

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Gravida

Jumlah (orang) Persentase (%)

Primigravida 27 45

Multigravida 33 55

Total 60 100

Dari Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden paling banyak berada pada kelompok multigravida yaitu sebesar 33 orang (55%). Pada kelompok primigravida, responden berjumlah 27 orang (45%).

b. Hipertensi dalam Kehamilan

[image:42.595.107.518.402.478.2]

Deskripsi tekanan darah responden dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah ini.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Jumlah

(orang)

Nilai Minimum (mmHg)

Nilai Maksimum

(mmHg)

Mean Std. Deviasi

Varian

TDD 60 60 110 75,67 11,255 126,67

TDS 60 80 200 117,50 19,189 368,22

TDS = Tekanan Darah Sistolik TDD = Tekanan Darah Diastolik

Dari Tabel 5.6 terlihat bahwa rata-rata tekanan darah sistolik responden adalah 117,50 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik responden adalah 75,67 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah responden berada pada batas normal.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Prevalensi Hipertensi

Jumlah (orang) Persentase (%)

Hipertensi 10 16,7

Tidak Hipertensi 50 83,3

[image:42.595.109.518.641.707.2]
(43)

Tekanan darah responden diklasifikasikan menjadi dua, yaitu hipertensi dan yang bukan hipertensi. Dari Tabel 5.7 di atas didapatkan bahwa prevalensi responden yang tidak hipertensi lebih besar yaitu 50 orang (83,3%) daripada responden yang hipertensi yaitu sejumlah 10 orang (16,7%).

c. Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan

[image:43.595.104.518.487.584.2]

Hubungan status gravida dan hipertensi dalam kehamilan dapat dilihat pada Tabel 5.8. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 27 orang pada kelompok primigravida, 3 orang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan 24 orang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Pada kelompok multigravida, dari 33 orang, 7 orang di antaranya mengalami hipertensi dalam kehamilan sementara 26 orang lainnya tidak. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Fischer Exact Test diperoleh nilai p (nilai signifikansi) > 0,05 (0,488) (CI 95%). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan.

Tabel 5.8. Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan Status

Gravida

Kelompok Total Nilai

p* Hipertensi Tidak hipertensi

n n n

Primigravida 3 (a) 24 (b) 27 0,488

Multigravida 7 (c) 26 (d) 33

Total 10 50 60 * Hasil uji Fischer Exact Test

Perhitungan Rasio Prevalen (RP) adalah sebagai berikut.

(44)

Dari hasil perhitungan didapatkan RP = 0,523 (RP < 1) yang menunjukkan bahwa status primigravida bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

5.2. Pembahasan

Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang dicetuskan oleh kehamilan. Dikatakan hipertensi dalam kehamilan jika tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih. Preeklampsia adalah salah satu bentuk dari hipertensi dalam kehamilan dan merupakan penyebab kematian maternal ketiga setelah perdarahan dan infeksi. Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan (p > 0,05). Dari 27 orang primigravida, 3 orang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan 24 orang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Pada kelompok multigravida, dari 33 orang, 7 orang di antaranya mengalami hipertensi dalam kehamilan sementara 26 orang lainnya tidak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lydakis, et al., (2001) di mana prevalensi preeklampsia pada kelompok responden normotensive dan

hypertensive tidak dipengaruhi oleh etnis, status gravida (primigravida maupun multigravida), merokok, dan umur. Dalam penelitiannya didapatkan prevalensi preeklampsia lebih tinggi pada penderita hipertensi kronik.

Pada penelitian ini lebih banyak multigravida yang mengalami hipertensi dalam kehamilan (7 orang) dibandingkan dengan primigravida (3 orang). Hal ini disebabkan responden multigravida usianya lebih tua dibandingkan dengan responden primigravida. Pada orang yang lebih tua tekanan darah cenderung lebih tinggi. TDS (tekanan darah sistolik) meningkat sesuai dengan peningkatan usia, sementara TDD (tekanan darah diastolik) meningkat seiring dengan TDS sampai sekitar usia 55 tahun (Suhardjono, 2006).

(45)

selanjutnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Artikasari (2009) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta di mana dari 60 responden primigravida, 35 orang (29,2%) mengalami preeklampsia, sedangkan dari 60 responden multigravida, 24 orang (20,0%) mengalami preeklampsia. Berdasarkan penelitian Sharma, et al., (2003) kejadian hipertensi gestasional adalah 8 – 10% pada nullipara. Hipertensi gestasional lebih cenderung terjadi pada primigravida dibandingkan dengan multigravida (p < 0,004) (Saeed, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa status primigravida berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, baik itu preeklampsia maupun hipertensi gestasional.

Tidak adanya hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan pada penelitian ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah sampel, tingkat pengetahuan ibu hamil yang sudah lebih baik, kejadian hipertensi dalam kehamilan yang rendah di RSUP Haji Adam Malik Medan, faktor risiko lain yang tidak dapat dikendalikan, dan faktor risiko status gravida (primigravida) yang bukan merupakan faktor risiko tinggi terjadinya preeklampsia.

Sedikitnya jumlah sampel menyebabkan sampel yang ada tidak representatif terhadap populasi. Selain itu, jumlah kasus preeklampsia di RSUP Haji Adam Malik Medan tidak tinggi. Pada tahun 2009, kasus preeklampsia adalah sebesar 22 kasus, sedangkan pada tahun 2010 terdapat 28 kasus preeklampsia. Walaupun terjadi peningkatan kasus preeklampsia pada tahun 2010, jumlah kasus tersebut masih tergolong sedikit. Hal ini berdampak kepada sedikitnya kasus preeklampsia yang dapat dinilai faktor risikonya.

(46)

pengetahuan HIV menjadi lebih baik. Dengan demikian, ibu hamil lebih menjaga kesehatan kehamilannya sehingga penyakit dan komplikasi selama kehamilan, salah satunya hipertensi dalam kehamilan, dapat dicegah. Selain itu, kesadaran tentang pentingnya antenatal care akan mendorong ibu hamil tersebut untuk rutin kontrol kehamilan sesuai yang dianjurkan dokter. Tingkat pengetahuan dan kesadaran ibu hamil terhadap kesehatan kehamilannya ini dapat menjadi salah satu faktor sedikitnya kejadian hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Hipertensi dalam kehamilan, khususnya preeklampsia, dipengaruhi oleh banyak faktor risiko, di antaranya nullipara terutama usia < 20 tahun, riwayat hipertensi dan penyakit ginjal, riwayat preeklampsia/eklampsia sebelumnya, kehamilan multifetus, DM, mola hidatidosa, multipara dengan usia > 35 tahun. (Roeshadi, 2006). Beberapa faktor risiko lain yang mempengaruhi kejadian preeklampsia adalah penyakit vaskularmaternal, penyakit autoimun, serta genetik maternal dan paternal (Matthiesen, et al., 2005).

Faktor risiko riwayat hipertensi sebelumnya menunjukkan bahwa ada faktor genetik hipertensi berperan terhadap terjadinya preeklampsia. Berdasarkan penelitian Zhu, et al (2001) dan Angius, et al (2002) terhadap 15 keluarga di Finlandia mendapatkan bahwa ada overlapping lokus pada kromosom 2p25 yang berhubungan dengan preeklampsia dengan lokus gen yang berperan pada hipertensi general.

(47)

pada wanita hamil akan meningkatkan risiko preeklampsia sebesar 2,12 kali (Qiu,

et al, 2009).

Dalam penelitian ini hanya dinilai satu faktor yang diduga sebagai faktor risiko hipertensi dalam kehamilan, sementara faktor-faktor risiko lainnya seperti yang disebutkan di atas tidak dapat dikendalikan. Dapat ditemukan responden yang memiliki faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan sebanyak dua, tiga, dst, sementara di sisi lain lebih banyak responden yang tidak memiliki faktor risiko lebih dari satu. Ketidaksetaraan faktor risiko yang dimiliki oleh responden bisa menjadi salah satu penyebab tidak adanya hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan.

Penyebab tidak adanya hubungan status gravida dan hipertensi dalam kehamilan lainnya adalah faktor risiko status gravida bukanlah merupakan faktor risiko tinggi penyebab preeklampsia. Faktor risiko tinggi dalam menyebabkan preeklampsia adalah riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun seperti SLE atau Sindrom Antifosfolipid, Diabetes Tipe 1 atau Tipe 2, dan hipertensi kronik. Status primigravida merupakan faktor risiko sedang terjadinya preeklampsia di samping faktor risiko lain seperti umur 40 tahun atau lebih, interval kehamilan lebih dari 10 tahun, BMI 35 kg/m2 atau lebih pada kunjungan pertama, riwayat keluarga dengan preeklampsia, dan kehamilan multifetus (NICE Clinical Guideline, 2010).

Penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan akibat yang paling baik adalah dengan desain cohort di mana pengamatan dan follow up

dilakukan sampai periode tertentu di masa depan untuk melihat terjadinya efek atau penyakit yang diteliti. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di mana pengamatan dan pengambilan data hanya dilakukan pada satu waktu saja sehingga sulit untuk menentukan sebab akibat. Selain itu, pada penelitian dengan desain cross sectional dibutuhkan jumlah sampel yang besar, sementara pada penelitian ini jumlah sampel cukup sedikit.

(48)
(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Prevalensi primigravida adalah 45% (27 orang), sedangkan prevalensi multigravida adalah 55% (33 orang).

2. Prevalensi hipertensi dalam kehamilan adalah 16,7% (10 orang) di mana 3 orang di antaranya adalah primigravida.

3. Tidak ada hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011 dengan nilai p 0,488 (CI 95%) menggunakan uji Fisher Exact Test.

4. Pada penelitian ini didapatkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 0,523 (RP < 1) yang berarti status gravida bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

6.2. Saran

Beberapa hal yang direkomendasikan dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Perlu dilaksanakan lebih banyak penelitian yang memperdalam lebih jauh topik tentang status gravida dan hipertensi dalam kehamilan dengan cakupan jumlah responden dan lokasi penelitian yang lebih besar lagi. 2. Banyak faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan,

khusunya preeklampsia. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan lebih banyak penelitian yang meneliti faktor risiko lain seperti riwayat keluarga, obesitas, DM, dll.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Angius, A., et al., 2002. A New Essential Hypertension Susceptibility Locus on Chromosome 2p24-p25 Detected by Genomewide Search. Am J Hum Genet,

71: 893-905.

American College of Obstetrians and Gynecologists. 2002. Diagnosis and Management of Preeclampsia and Eclampsia. ACOG Practice Bulletin No. 33. Obstet Gynecol, 99: 159-167.

Artikasari, K., 2009. Hubungan antara Primigravida dengan Angka Kejadian Preeklamsia/Eklamsia di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode 1 Januari – 31 Desember 2008. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Baraban E., McCoy L., and Simon P., 2008. Increasing Prevalence of Gestational Diabetes and Pregnancy-related Hypertension in Los Angeles County, California, 1991–2003. Prev Chronic Dis, 5 (3): 1-9.

Corwin, Elizabeth, J., 2000. Sistem Kardiovaskular. Dalam: Buku Saku Patofisiologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 358-359.

Dharma, R, Wibowo, N, dan Raranta, H.P., 2005. Disfungsi Endotel pada Preeklampsia. Makara Kesehatan 9 (2): 63-69.

Dorland, W.A., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Ed 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1384,1766.

Duley, L., 2003. Preeclampsia and The Hypertensive Disorders of Pregnancy.

(51)

Gant, N.F., and Richard J.W., 1980. Hypertension in Pregancy: Concept and Management. New York: Appleton-Century-Croft.

Gezginç, K., Acar, A., Peru, H., Karatayli, R., Çelik, Ç., and Çapar, M., 2008. How to Manage Intrauterine Growth Restriction Associated with Severe Preeclampsia at 28-34 Weeks of Gestation?. Eur J Gen Med 5 (4): 212-215.

Ghazali, M.V., Sastromihardjo, S., Soedjarwo, S.R., Soelaryo, T., dan Pramulyo, H.S., 2008. Studi Cross-Sectional. Dalam: Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., editor. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed 3. Jakarta: Sagung Seto, 112-114.

Guidotti R., and Jobson, D., 2005. Detecting Preeclampsia: A Practical Guide. WHO Safe Motherhood, 35.

Heidemann, B.H., 2005. Changes in Maternal Physiology During Pregnancy.

Update in Anesthesia.

Herna´ndez-Dı ´az, S., Toh, S., and Cnattingius, S., 2009. Risk of Preeclampsia in First and Subsequent Pregnancies: Prospective Cohort Study. BMJ. 338(2): 255.

Impey, L., and Child, T., 2008. Hypertensive Disorders in Pregnancies. In: Impey, L., editor. Obsterics & Gynaecology. 3rd ed. Oxford: Blackwell Publishing, 165-169.

(52)

Leeman, L., and Fontaine, P., 2008. Hypertensive Disorders of Pregnancy. Am Fam Physicians 78 (1): 93-100.

Lydakis, C., et al., 2001. The Prevalence of Pre-eclampsia and Obstetric Outcome in Pregnancies of Normotensive and Hypertensive Women Attending a Hospital Specialist Clinic. An Abstract. Int J Clin Pract, 55(6): 361-367.

Matthiesen, L., et al, 2005. Immunology of Preeclampsia. Chem Immunol Allergy. Basel, Karger, 89 : 49–61.

Nafrialdi. 2008. Antihipertensi. Dalam: Gunawan, S.G., editor. Farmakologi dan Terapi. Ed 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 346-351.

National High Blood Preesure Education Program. 2000. Working Group Report on High Blood Pressure in Pregnancy. National Institutes of Health. National Heart, Lung, and Blood Institute.

National High Blood Preesure Education Program. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure. National Institutes of Health. National Heart, Lung, and Blood Institute.

Parisaei, M., Shailendra, A., Dutta, R., and Broadbent, J.A., 2008. Obstetrics and Gynaecology. 2th ed. London: Elsevier.

Peterson, et al, 2009. ROCK2 Allelic Variants are not Associated with Preeclampsia Susceptibility in The Finnish Population. Mol Hum Repro 15 (7): 443-449.

(53)

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Ed 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Qui, C., et al., 2009. Preeclampsia Risk in Relation to Maternal Mood and Anxiety Disorders Diagnosed Before or During Early Pregnancy. An Abstract. Am J Hyp, 22(4): 366.

Roeshadi, H.R., 2006. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap. Universitas Sumatera Utara.

Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. 2010. Hypertension in Pregnancy: The Management of Hypertensive Disorders During Pregnancy.

NICE Clinical Guideline. National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health.

Saeed, F., et al., 2011. Anthropometric Measurements As A Risk for Hypertensive Disorders in Pregnancy: A Hospital Based Study in South Asian Population.

Sejarah RSUP Haji Adam Malik Medan. Dari: http://rsuphadammalik.com/profile/sejarah/ [Accesed 15 December 2011].

Setiyohadi, B., 2006. Kesehatan Keluarga. Dalam: Sudoyo, A.W., editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI Pusat; 112.

(54)

Suhardjono. 2006. Hipertensi pada Usia Lanjut. Dalam: Sudoyo, A.W., editor.

Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam. Ed 4. Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI Pusat; 1451.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2007. Angka Kematian Ibu

Melahirkan. Available from:

http://www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php?option=com. [Accesed 12

April 2011].

Thadhani, R., and Solomon, C.G., 2008. Preeclampsia – A Glimpse into The Future? Editorials.N Eng J Med 359 (8): 859.

Tumbelaka, A.R., Riono, P., Sastroasmoro, S., Wirjodiarjo, M., Pudjiastuti, P., dan Firman, K., 2008. Pemilihan Uji Hipotesis. Dalam: Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., editor. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed 3. Jakarta: Sagung Seto, 292-295.

Wagner, L.K., 2004. Diagnosis and Management of Preeclampsia. Am Fam Physician,70(12): 2317 – 2324.

Wahyuni, A.S., 2008. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Bamboedoea Communication.

Williams, D., Kenyon, A., and Adamson, D., 2010. Physiology. In: Bennett, P. & Williamson, C., editor. Basic Science in Obstetrics and Gynaecology: A Textbook for MRCOG Part 1. 4th ed. London: Elsevier, 174-230.

(55)

World Health Organization, 2010. Trends in Maternal Mortality: 1990 to 2008.

Geneva: WHO Press: 1-2.

Zhang, J., Zeisler, J., Hatch, M.C., and Berkowitz, G., 1997. Epidemiology of Pregnancy-induced Hypertension. Epidemiol Rev 19 (2): 218-230.

Zhang, J., 2007. Partner Change, Birth Interval, and Risk of Preeclampsia: A Paradoxical Triangle. Paediatric and Perinatal Epidemiology, 21(Suppl. 1): 31-35.

Zhi, H.L.Z., 2008. A Comparison of Maternal Psychosocial Adaptation Among Pregnant Women with Different Gravidity. An Abstract. Journal of Nursing

55 (6): 28-36.

(56)

Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Uchti Akbar

Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 19 Februari 1991

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raya Menteng No. 359 Medan Jumlah Bersaudara : 3 orang

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 064028 Medan 1996-2002

2. SLTP Negeri 6 Medan 2002-2005

3. SMA Negeri 1 Medan 2005-2008

Riwayat Pelatihan :

1. Basic Life Support TBM PEMA FK USU 2008 2. Training for Trainer KSQ 2011

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Departemen Humas Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Periode 2008-2009

2. Sekretaris MMAI Panitia Hari Besar Agama Islam (PHBI) FK USU Periode 2011

3. Sekretaris Departemen Kerohanian PEMA FK USU Periode 2011 4. Anggota Departemen Skill Profesi Smart Generation Community (SGC)

USU Periode 2011

5. Anggota Departemen Kadri KAM RABBANI Periode 2011

(57)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2011 I. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Pekerjaan :

Pekerjaan Suami :

No.HP :

II. Pertanyaan Inklusi dan Ekslusi Penelitian :

1. Kehamilan sekarang adalah kehamilan yang ke berapa? Jawab : _______________________

(Jika kehamilan pertama langsung ke pertanyaan 3)

2. Apakah pada kehamilan pertama mengalami penyakit tekanan

darah tinggi? (Ya/Tidak)

3. Apakah kehamilan sekarang kembar? (Ya/Tidak) 4. Apakah ada riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil? Jawab : ____________________________

5. Apakah ada riwayat penyakit tekanan darah tinggi di keluarga? Jawab : ________________________

III.Pertanyaan Penelitian

1. Berapa usia kehamilan Ibu sekarang? Jawab : _______________________

(Jika kehamilan pertama langsung ke pertanyaan 5) 2. Bagaimana kehamilan pertama/kedua/ketiga/dst. ibu?

(58)

c. Hamil anggur d. Abortus spontan

e. Lain-lain : ________________

3. Anak pertama/kedua/ketiga/dst. lahir cukup bulan atau tidak? Jawab : ________________________

4. Usia anak pertama/kedua/ketiga/dst. sekarang? Jawab : I.________ II. ________ III.________

5. Apakah Ibu ada mengkonsumsi obat-obatan baik sebelum maupun saat hamil?

Jawab : Ya/Tidak. Jika Ya, obat ___________

6. Apakah ada penyakit kronis (DM, ginjal, alergi, dll) yang diderita? Jawab : Ya/Tidak. Jika Ya, penyakit ___________

7. Apakah ada riwayat penyakit gula di keluarga? Jawab : ________________________

8. Apakah ada riwayat orang tua/saudara yang mengalami tekanan darah tinggi dalam kehamilan?

Jawab : ________________________

IV.Pemeriksaan Tekanan Darah TD 1 :

(59)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya, Uchti Akbar, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011”.

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui salah satu penyebab penyakit tekanan darah tinggi dalam kehamilan sehingga penyakit tekanan darah tinggi dalam kehamilan dapat diantisipasi lebih dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gravida (kehamilan) dengan penyakit tekanan darah tinggi dalam kehamilan.

Dalam penelitian ini, saya akan menanyakan beberapa hal yang terkait dengan kehamilan Ibu, seperti usia kehamilan, kehamilan keberapa, riwayat persalinan terdahulu, dll. Selain itu, saya juga akan memeriksa tekanan darah Ibu dengan menggunakan alat Sphygmomanometer air raksa Riester dan stetoskop Littman. Prosedur pemeriksaannya adalah Ibu dalam posisi duduk, tangan kanan diletakkan di atas meja, kemudian saya lilitkan alat ditangan ibu dan dipompa. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan dua kali berjarak 15 menit. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Efek yang mungkin Ibu rasakan adalah rasa kebas di tangan yang akan hilang dalam beberapa menit.

Jika selama penelitian ini ada yang ingin Ibu tanyakan, Ibu dapat menghubungi nomor handphone saya, Uchti Akbar (085261139353).

Atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2011

Hormat saya,

(60)

Lampiran 4

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : ______________________

Umur : _______

Alamat : _____________________________

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan pertanyaan yang berkaitan dengan kehamilan saya.

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian ini, dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sebagai subjek penelitian. Apabila di kemudian hari saya ingin mengundurkan diri, maka kepada saya tidak akan dituntut apapun.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, 2011

Yang memberikan Yang membuat pernyataan

penjelasan persetujuan

(Uchti Akbar) (_____________________)

(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Lampiran 7 DATA INDUK No Kode Umur (tahun) Pekerjaan Status Gravida Usia Kehamilan (minggu) TD (mmHg) Paritas

1 AA-A 23

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 20 90/60 Nullipara

2 AA-BP 32 PNS Primigravida 32 150/110 Nullipara

3 AA-C 28 PNS Primigravida 22 110/70 Nullipara

4 AA-D 32 PNS Primigravida 28 120/80 Nullipara

5 AA-E 21

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 29 110/70 Nullipara

6 AA-F 20 Wiraswasta Primigravida 30 120/80 Nullipara

7 AA-G 26 PNS Primigravida 38 130/80 Nullipara

8 AA-H 27

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 36 110/70 Nullipara

9 AA-I 31

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 38 130/80 Nullipara

10 AA-J 34

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 40 110/70 Nullipara

11 AA-K 32 PNS Multigravida 34 110/70 Nullipara

12 AA-L 29

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 40 110/80 Nullipara

13 AA-M 34

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 38 110/60 Nullipara

14 AA-N 29

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 40 120/80 Nullipara

15 AA-O 27 PNS Primigravida 36 130/60 Nullipara

16 AA-P 34

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 30 110/60 Nullipara

17 AA-Q 26

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 30 100/70 Nullipara

18 AA-R 32

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 26 120/60 Nullipara

19 AA-S 21

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 20 100/70 Nullipara

20 AA-TG 25

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 36 140/90 Nullipara

(66)

22 AA-VG 27

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 27 150/100 Nullipara

23 AA-W 25

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 38 110/70 Nullipara

24 AA-X 21

Ibu Rumah

Tangga Primigravida 36 110/80 Nullipara

25 AA-Y 19

Ibu

Gambar

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa (JNC VII, 2003)
Gambar 1. Algoritma untuk Membedakan Penyakit Hipertensi dalam Kehamilan (Wagner, 2004)
Gambar 2. Patogenesis Preeklampsia (Impey, 2008)
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden
+4

Referensi

Dokumen terkait

“Bagaimana gambaran kasus HIV pada kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2008 sampai

Dalam penelitian ini pengetahuan ibu hamil dikategorikan baik dan sikap ibu hamil pun positif terhadap rawat gabung, namun bila dilihat secara rinci didapati pemahaman yang

Hasil : Dari hasil penelitian didapatkan 86 responden yang memenuhi kriteria penelitian dengan tingkat pengetahuan yang baik pada ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi

Deskripsi sampel berdasarkan usia kehamilan ibu saat mengikuti PPIA Distribusi data penelitian yang menunjukkan kejadian ibu hamil dengan HIV dan AIDS yang bersalin saat

Secara defenisi eklamsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi pasien hipertensi di poli ginjal hipertensi RSUP Haji Adam Malik yang menderita gangguan pendengaran

Ibu hamil pada kelompok kasus yang mengalami hipertensi yaitu 22 (51,2%) Sedangkan pada kelompok kontrol, ibu hamil yang tidak mengalami hipertensi yaitu 36 (83,7%).. Ada

Karya tulis ilmiah ini berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.. Dalam penulisan karya