BAHAN SEMINAR
PENETAPAN KADAR PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
OLEH : FITRIANA
NIM : 081524081
PROGRAM S-1 FARMASI EKSTENSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
PENETAPAN KADAR PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
OLEH: FITRIANA NIM :081524081
Medan, Desember 2010
Disetujui oleh: Disahkan oleh : Pembimbing I, Dekan,
(Drs. Muchlisyam, MSi., Apt) (
NIP 195006221980021001 NIP: 195311281983031003 Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.)
Disetujui oleh: Pembimbing II,
NIP: 195306191983031001
PENETAPAN KADAR PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
Abstrak
Dalam perdagangan sediaan tablet propranolol dijumpai dengan nama
dagang dan nama generik. Obat nama generik harganya jauh lebih murah daripada
obat dengan nama dagang. Sementara masyarakat cenderung menilai bahwa
kualitas obat identik dengan harganya, dengan anggapan obat yang lebih mahal,
mutunya lebih baik daripada obat yang murah harganya (Depkes, 1989). Sehingga
perlu dilakukan penetapan kadar dari kedua jenis obat tersebut. Tujuan penelitian
adalah menetapkan kadar obat secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) dan USP edisi 30 (2007) ,
penentuan kadar propranolol hidroklorida dalam sediaan tablet dilakukan secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) menggunakan fase gerak dodesil
natrium sulfat dalam asam fosfat 0,15 M, asetonitril, metanol dan air. Pada
penelitian ini dilakukan penetapan kadar Propranolol HCl tablet menggunakan
modifikasi fase gerak yaitu metanol-air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
modifikasi fase gerak metanol-air yang terbaik adalah 75:25 dengan laju alir 1
ml/menit dan waktu retensi 2,86 menit.
Berdasarkan hasil uji linieritas dari kurva kalibrasi diperoleh koefisien
korelasi 0,9998 dengan persamaan regresi Y=12035,4657X – 1178,5952. Dari
hasil uji validasi metode yang digunakan memberikan hasil akurasi dan presisi
yang dapat diterima dengan persen perolehan kembali Propranolol HCl =
100,3037 % (RSD = 0,6538%).
Hasil penetapan kadar dari ketiga sampel dengan nama dagang dan
generik, memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope Indonesia edisi
IV (1995) yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah
yang tertera pada etiket.
DETERMINATION OF PROPRANOLOL HCl TABLETS IN STOCKS WITH GENERIC NAME OF COMMERCE AND HIGH PERFORMANCE
LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
Abstract
In trading stocks encountered with propranolol tablets trade names and
generic names. Drug generic name much cheaper price than the drug under the
trade name. While society tends to judge the quality of drugs is identical to the
price, assuming the drug is more expensive, better quality than the cheap drugs
(Depkes, 1989). So that needs to be done determining the levels of both types of
drugs. The purpose of this research is to determine the drug concentration by High
Performance Liquid Chromatography.
According to the Indonesian Pharmacopoeia IV edition (1995) and USP 30
edition (2007), determination of propranolol hydrochloride in tablets made by
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) using a mobile phase of
sodium dodecyl sulfate in 0.15 M phosphoric acid, acetonitrile, methanol and
water. In this study conducted determination of propranolol HCl tablets using a
modified mobile phase of methanol-water. The results showed that the
modification of mobile phase methanol-water is best to 75:25 with a flow rate of 1
ml/min and retention time 2,86 minutes.
Based on test results obtained linearity of the calibration curve correlation
coefficient of 0.9998 with regression equation Y = 12035.4657 X - 1178.5952.
From the results of the validation test methods provide results of accuracy and
precision that is acceptable to the percent recovery of propranolol HCl = 100,3037
% (RSD = 0.6538%).
Results of determination of the three samples with the trade name and
generic, meet the requirements specified levels of Indonesian Pharmacopoeia IV
edition (1995) that is not less than 90.0% and not more than 110.0% of the
amount listed on the label.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ... 5
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 5
2.2 Alat-alat ... 5
2.3 Bahan-bahan ... 5
2.4 Pengambilan sampel ... 5
2.5 Prosedur Penelitian ... 6
2.5.1 Uji Identifikasi Baku Propranolol HCl ... 6
2.5.2 Pembuatan Fase Gerak Metanol-Air ... 6
2.5.3 Pembuatan Pelarut ... 6
2.5.4 Pembuatan Larutan Induk Baku BPFI ... 7
2.5.5 Penyiapan Alat KCKT ... 7
2.6.1 Penentuan Kualitatif... 7
2.6.1.2 Penentuan Waktu RetensiPropranolol HCl BPFI .... 8
2.6.1.3 Identifikasi Sampel ... 8
2.6.2 Penentuan Kuantitatif Propranolol HCl ... 8
2.6.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Propranolol HCl BPFI 8
2.6.2.2 Penetapan Kadar Sampel ... 9
2.6.2.3 Penentuan Uji Validasi ... 10
2.6.2.3.1 Uji Akurasi ... 10
2.6.2.3.2 Uji Presisi ... 10
2.6.2.3.3 Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) ... 11
2.6.2.3.4 Analisis Data Secara Statistik ... 11
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 21
4.1 Kesimpulan ... 21
4.2 Saran ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 22
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Optimasi Fase Gerak dengan Parameter Data Waktu Retensi, Theoretical Plat dan Faktor Asimetris ... 16
Tabel 2. Perhitungan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi Propranolol
HCl ... 18
Tabel 3. Data Kadar Propranolol HCl dalam Sediaan Tablet ... 19
Tabel 4. Data Statistik Propranolol HCl dalam Sediaan Tablet ... 20
Tabel 5. Data Hasil Perolehan Kembali Propranolol HCl dengan Metode
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Spektrum Inframerah Propranolol HCl Baku (PT. Kimia
Farma) ... 13
Gambar 2. Spektrum UV-Vis Propranolol HCl Baku (PT. Kimia Farma) ... 15
Gambar 3. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Propranolol HCl BPFI dengan konsentrasi 20 mcg/ml, fase gerak Metanol-Air (75:25) ... 17
Gambar 4. Kurva kalibrasi Propranolol HCl BPFI ... 18
Gambar5. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. ... 24
Gambar 6. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Propranolol HCl (PT. Kimia Farma)... 28
Gambar 7. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Propranolol HCl (PT. dexamedica)……….. 33
Gambar 8. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Farmadral (PT. Fahrenheit)... 38
Gambar 9. Kromatogram hasil penyuntikan dari larutan tablet propranolol HCl (PT. Kimia Farma dan bahan baku, pada persen perolehan kembali pada rentang 80 %, 100 % dan 120% ... 44
Gambar 10. Spektrum Inframerah Sulfadoksin pada literatur Pharmaceutical Sub stance (UV/IR)... 58
Gambar 11. Alat KCKT (Hitachi)... 62
Gambar 12. Vial Autosampler 10 µl ... 62
Gambar 13. Sonifikator (Branson 1510) ... 63
Gambar 14. Pompa vakum ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju
Alir yang Optimal untuk Analisis ... 25
Lampiran 2. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Propranolol
HCl ... 27
Lampiran 3. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Propranolol HCl ... 27
Lampiran 4. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet
Propranolol HCl (PT. Kimia Farma) ... 28
Lampiran 5. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari penyuntikan larutan tablet generik Propranolol HCl
(PT. Kimia Farma) ... 31
Lampiran 6. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet
Propranolol HCl (PT. dexamedica)... 33
Lampiran 7 Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari penyuntikan larutan tablet generik Propranolol HCl
(PT. Dexamedica) ... 36
Lampiran 8. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Farmadral
(PT. Fahrenheit) ... 38
Lampiran 9. Analisa data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikan larutan tablet Farmadral (PT. Fahrenheit) ... 41
Lampiran 10. Hasil pengolahan data dari sediaan tablet Propranolol HCl... 43
Lampiran 11. Kromatogram hasil penyuntikkan dari larutan tablet Propranolol HCl (PT. Kimia Farma) dan bahan baku, pada persen perolehan kembali pada rentang 80, 100 dan 120 % ... 44
Lampiran 12. Analisis data statistik persen perolehan kembali pada
tablet Propranolol HCl (PT. Kimia Farma) ... 49
Lampiran 13. Data hasil perolehan kembali Propranolol HCl pada tablet
(PT. Kimia Farma) ... 50
Lampiran 14. Contoh perhitungan persen perolehan kembali ... 51
Lampiran 15. Perhitungan berat sampel dari lampiran 21 setelah penimbangan
Lampiran 16. Contoh Perhitungan % Recovery dengan Metode Penambahan Bahan Baku (Standard Addition Method) dari Tablet Propranolol
(PT. Kimia Farma)……… 53
Lampiran 17. Contoh perhitungan penimbangan sampel ... 54
Lampiran 18. Contoh perhitungan mencari kadar Propranolol HCl ... 55
Lampiran 19. Tabel Hasil Analisa Kadar Propranolol HCl dalam Sampel…. 56
Lampiran 20. Daftar Spesifikasi sampel ... 57
Lampiran 21. Spektrum Inframerah Sulfadoksin pada literatur Pharmaceutical Sub stance (UV/IR)... 58
Lampiran 22. Sertifikat pengujian Propranolol HCl BPFI ... 59
Lampiran 23. Sertifikat bahan baku Propranolol HCl pabrik dari PT. Kimia Farma ... 60
Lampiran 24. Nilai Distribusi t ... 61
Lampiran 25. Alat KCKT dan vial autosampler... 62
PENETAPAN KADAR PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA
KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)
Abstrak
Dalam perdagangan sediaan tablet propranolol dijumpai dengan nama
dagang dan nama generik. Obat nama generik harganya jauh lebih murah daripada
obat dengan nama dagang. Sementara masyarakat cenderung menilai bahwa
kualitas obat identik dengan harganya, dengan anggapan obat yang lebih mahal,
mutunya lebih baik daripada obat yang murah harganya (Depkes, 1989). Sehingga
perlu dilakukan penetapan kadar dari kedua jenis obat tersebut. Tujuan penelitian
adalah menetapkan kadar obat secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) dan USP edisi 30 (2007) ,
penentuan kadar propranolol hidroklorida dalam sediaan tablet dilakukan secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) menggunakan fase gerak dodesil
natrium sulfat dalam asam fosfat 0,15 M, asetonitril, metanol dan air. Pada
penelitian ini dilakukan penetapan kadar Propranolol HCl tablet menggunakan
modifikasi fase gerak yaitu metanol-air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
modifikasi fase gerak metanol-air yang terbaik adalah 75:25 dengan laju alir 1
ml/menit dan waktu retensi 2,86 menit.
Berdasarkan hasil uji linieritas dari kurva kalibrasi diperoleh koefisien
korelasi 0,9998 dengan persamaan regresi Y=12035,4657X – 1178,5952. Dari
hasil uji validasi metode yang digunakan memberikan hasil akurasi dan presisi
yang dapat diterima dengan persen perolehan kembali Propranolol HCl =
100,3037 % (RSD = 0,6538%).
Hasil penetapan kadar dari ketiga sampel dengan nama dagang dan
generik, memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope Indonesia edisi
IV (1995) yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah
yang tertera pada etiket.
DETERMINATION OF PROPRANOLOL HCl TABLETS IN STOCKS WITH GENERIC NAME OF COMMERCE AND HIGH PERFORMANCE
LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC)
Abstract
In trading stocks encountered with propranolol tablets trade names and
generic names. Drug generic name much cheaper price than the drug under the
trade name. While society tends to judge the quality of drugs is identical to the
price, assuming the drug is more expensive, better quality than the cheap drugs
(Depkes, 1989). So that needs to be done determining the levels of both types of
drugs. The purpose of this research is to determine the drug concentration by High
Performance Liquid Chromatography.
According to the Indonesian Pharmacopoeia IV edition (1995) and USP 30
edition (2007), determination of propranolol hydrochloride in tablets made by
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) using a mobile phase of
sodium dodecyl sulfate in 0.15 M phosphoric acid, acetonitrile, methanol and
water. In this study conducted determination of propranolol HCl tablets using a
modified mobile phase of methanol-water. The results showed that the
modification of mobile phase methanol-water is best to 75:25 with a flow rate of 1
ml/min and retention time 2,86 minutes.
Based on test results obtained linearity of the calibration curve correlation
coefficient of 0.9998 with regression equation Y = 12035.4657 X - 1178.5952.
From the results of the validation test methods provide results of accuracy and
precision that is acceptable to the percent recovery of propranolol HCl = 100,3037
% (RSD = 0.6538%).
Results of determination of the three samples with the trade name and
generic, meet the requirements specified levels of Indonesian Pharmacopoeia IV
edition (1995) that is not less than 90.0% and not more than 110.0% of the
amount listed on the label.
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Propranolol adalah suatu obat penghambat adrenoreseptor beta, yang
sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi ringan dan
hipertensi sedang. Pada hipertensi berat, propranolol terutama berguna dalam
mencegah terjadinya reflex takikardia yang sering timbul pada pengobatan dengan
vasodilator (Katzung B.G, 1998).
Menurut undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada
ayat 1 pasal 105, dinyatakan bahwa sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan
baku obat harus memenuhi syarat Farmakope Indonesia atau baku standar lain.
Salah satu persyaratan parameter obat tersebut dikatakan mutunya bila obat
tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang
berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapeutik yang diharapkan.
Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang dikandung harus memenuhi
persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya (Depkes RI, 1979).
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) dan USP 30 (2007)
penentuan kadar propranolol hidroklorida dalam sediaan tablet dilakukan secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) menggunakan fase gerak dodesil
Menurut Clark’s (2005) Propranolol HCl dapat ditentukan dengan kromatografi
lapis tipis, kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, spektropotometri
UV.
Berdasarkan sifat Propranolol HCl dan fase gerak yang digunakan polar
maka penelitian ini menggunakan sistem kromatografi fase balik, yakni suatu
sistem kromatografi dimana fase geraknya bersifat polar dan fase diamnya bersifat
non polar. Maka peneliti melakukan penetapan kadar Propranolol HCl tablet
dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan
mempergunakan fase gerak metanol-air.
Untuk menguji validitas dari metode ini dilakukan pengujian antara lain
uji akurasi dengan parameter % recovery ; uji presisi dengan parameter Koefisien
variasi (RSD); uji sensitifitas dengan parameter limit deteksi (LOD) dan limit
kuantitasi (LOQ) (WHO, 1992).
1.2 Perumusan Masalah
- Apakah fase gerak metanol - air dapat diterapkan pada penetapan kadar
Propranolol HCl dalam sediaan tablet dengan metode kromatografi cair
kinerja tinggi menggunakan kolom C18 (250 x 4,60 mm) dan memberikan
uji validasi metode yang memenuhi syarat?
- Apakah Propranolol HCl dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan
generik memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope
Indonesia edisi IV (1995)?
1.3Hipotesis
- Fase gerak metanol – air dapat diterapkan pada penetapan kadar
kinerja tinggi menggunakan kolom C18 (250 x 4,60 mm) dan memberikan
uji validasi metode yang memenuhi syarat.
- Kadar propranolol HCl dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan
generik memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope
Indonesia edisi IV (1995).
1.4Tujuan Penelitian
- Penetapan kadar Propranolol HCl dalam sediaan tablet dengan metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom C18 (250 mm x
4,60 mm) dengan fase gerak metanol - air dan melakukan uji validasi dari
metode tersebut.
- Mengetahui kesesuaian kadar tablet propranolol HCl dengan nama dagang
dan generik dengan persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia edisi
IV (1995)
1.5 Manfaat
Sebagai metode sederhana dalam Industri Farmasi pada penetapan kadar
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Medan pada tanggal 20 Oktober 2010 sampai tanggal
15 Nopember 2010.
2.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat
KCKT lengkap (Hitachi) dengan pompa (L-2130), degasser (DGU 20 AS),
injektor Autosampler L-2200, kolom C18 (250 mm x 4,60 mm), detektor UV-Vis
L-2420, wadah fase gerak, vial Autosampler, Sonifikator (Branson 1510), pompa
vakum (Gast DOA - P604 – BN), neraca analitik (mettler Toledo), membran filter
PTFE 0,5 µm dan 0,2, cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, Spektrofotometer
UV-Vis (Shimadzu Mini 1240). Spektrofotometer FTIR (Shimadzu IR
Prestige-21) DRS 8000 ( Diffuse Reflecttance measuring).
2.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu metanol untuk
HPLC(Baker Analyzed®), aquabidestilata (PT. Ikapharmindo Putramas),
Propranolol HCl BPFI (Badan POM RI), Propranolol HCl baku pabrik (PT. Kimia
Farma), Tablet generik Propranolol HCl (PT. Kimia Farma), Propranolol HCl
2.4 Pengambilan sampel
Pengambilan sampel secara purposif yaitu tanpa membandingkan antara
satu tempat dengan tempat yang lain, karena tempat pengambilan sampel
dianggap homogen. Menurut Sudjana (1989), Sampling purposif dikenal juga
sebagai sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel berdasarkan
atas pertimbangan peneliti. Sampel yang digunakan adalah tablet generik
(PT.Kimia Farma dan PT. Dexamedica), tablet Farmadral (PT. Fahrenheit).
2.5 Prosedur Penelitian
2.5.1 Uji Identifikasi Baku Propranolol HCl Menggunakan FTIR
Uji identifikasi baku Propranolol HCl dapat dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer FTIR, yaitu dengan cara dicampur 1 mg serbuk
Propranolol HCl dengan 100 mg serbuk KBr dalam lumpang, digerus hingga
halus dan homogen, campuran tersebut diletakkan pada sampel pan kemudian
dipasangkan pada DRS 8000 dan dianalisa pada bilangan gelombang 4000-500
cm-1.
2.5.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Sejumlah lebih kurang 50 mg Baku Pembanding Propranolol HCl
ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan
metanol lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan metanol dan dikocok
homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg/ml, larutan
induk baku I (LIB I). Dipipet sebanyak 5 ml LIB I, dimasukkan ke dalam labu
tentukur 25 ml, dilarutkan dengan metanol lalu dicukupkan sampai garis tanda
dengan metanol dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan
Kemudian dipipet sebanyak 0,2 ml LIB II, dimasukkan ke dalam labu
tentukur 10 ml, dilarutkan dengan metanol lalu dicukupkan sampai garis tanda
dengan metanol dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi 20 mcg/ml.
2.5.3 Pembuatan fase gerak Metanol – Air
Metanol 500 ml disaring dengan menggunakan membran filter PTFE 0,5
µ m dan diawaudarakan selama 20 menit.
Aquabidestilata 500 ml disaring dengan menggunakan sellulosa nitrat
membran filter 0,45 µm dan diawaudarakan selama 20 menit.
2.5.4 Pembuatan pelarut
Pelarut dibuat secara kuantitatif dari larutan metanol dan akuabidestilata
dengan perbandingan yang sama seperti perbandingan fase gerak hasil optimasi.
Pelarut lalu disaring dengan penyaring membran sellulosa nitrat 0,45 µ m dan
diawaudarakan selama ± 20 menit.
2.5.5 Pembuatan Larutan Induk Baku Propranolol HCl BPFI
Menurut Farmakope Indonesia (1995), Sejumlah 50 mg Baku Pembanding
Propranolol HCl ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml,
ditambah pelarut aduk hingga homogen, lalu dicukupkan sampai garis tanda,
maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg/ml (LIB )
2.5.6 Penyiapan alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Masing-masing unit diatur, kolom yang digunakan kolom C18 (250 x 4,60
mm), detektor UV-Vis L-2420, dengan laju alir 1 ml/menit, sensitifitas 1.000
Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak
dibiarkan mengalir selama 30 menit sampai diperoleh garis alas yang datar,
menandakan sistem tersebut telah stabil.
2.6 Penentuan Kualitatif dan Kuantitatif Propranolol HCl menggunakan KCKT
2.6.1 Uji Kualitatif Propranolol HCl menggunakan KCKT 2.6.1.1 Penentuan perbandingan fase gerak
Dipipet 2 ml Larutan Induk Baku Propranolol HCl dan masukkan dalam
labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda, kocok
sehingga diperoleh larutan Propranolol HCl dengan konsentrasi 20 mcg/ml,
disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µl dan diawaudarakan selama 20 menit,
kemudian diinjeksikan ke dalam sistem KCKT menggunakan vial autosampler
sebanyak 10 µ l, menggunakan fase gerak metanol - air dengan perbandingan
(60:40), (70:30), dan (75:25), laju alir 1 ml/menit dan dideteksi pada panjang
gelombang 290 nm. Kemudian dipilih perbandingan fase gerak yang memberikan
data yang terbaik.
2.6.1.2 Menentukan waktu tambat Propranolol HCl BPFI
Larutan Induk Baku Propranolol HCl dipipet 2 ml masukkan dalam labu
50 ml, ditambah dengan pelarut dan dikocok hingga homogen lalu dicukupkan
sampai garis tanda. Maka diperoleh larutan Propranolol HCl dengan konsentrasi
20 mcg/ml.
Larutan disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µl dan diawaudarakan
selama 20 menit, diinjeksikan ke dalam sistem KCKT menggunakan vial
yang memberikan pemisahan yang terbaik, kemudian dicatat masing-masing
waktu tambatnya.
2.6.1.3 Identifikasi sampel
Larutan sampel Propranolol HCl sediaan tablet dengan konsentrasi 20
mcg/ml, disuntikkan kesistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10
µ l pada kondisi kromatogafi yang sama dengan BPFI. Kemudian waktu tambat
masing-masing tablet dibandingkan dengan waktu tambat Propranolol HCl BPFI.
Apabila waktu tambat sampel hampir sama dengan waktu tambat BPFI, maka
sampel tablet mengandung Propranolol HCl.
2.6.2 Penentuan Kuantitatif Propranolol HCl menggunakan KCKT 2.6.2.1 Pembuatan Kurva Kalibras Propranolol HCl BPFI
Larutan Induk Baku Propranolol HCl dipipet sebanyak 1 ml, 1,5 ml, 2 ml,
2,5 ml dan 3 ml, dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml, ditambah pelarut, kocok
hingga homogen dan dicukupkan sampai garis tanda. Maka diperoleh konsentrasi
10 mcg/ml, 15 mcg/ml, 20 mcg/ml, 25 mcg/ml, 30 mcg/ml. Kemudian
masing-masing larutan disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm dan diawaudarakan
selama 20 menit, diinjeksikan kesistem KCKT menggunakan vial autosampler
sebanyak 10 µ l pada kondisi kromatogafi yang sama dengan BPFI, dengan laju
alir 1 ml/menit dan dideteksi pada panjang gelombang 290 nm. Selanjutnya dari
luas area yang diperoleh dibuat kurva kalibrasi, dihitung persamaan regresi dan
faktor korelasinya.
2.6.2.2 Penetapan kadar sampel
Menurut Rohman (2007), penetapan kadar sampel dilakukan dengan cara
ditimbang sejumlah serbuk tablet setara dengan 50 mg Propranolol HCl (sebanyak
6 kali perlakuan). Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml,
dilarutkan dengan pelarut sampai garis tanda. Maka diperoleh larutan dengan
konsentrasi 500 mcg/ml Propranolol HCl, kemudian saring dengan kertas saring
10 % filtrat pertama dibuang. Dari keenam larutan masing-masing dipipet 2 ml
dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, kocok hingga homogen dan
dicukupkan sampai garis tanda. Maka diperoleh larutan dengan konsentrasi 20
mcg/ml Propranolol HCl. Masing-masing larutan tersebut disaring dengan
membran filter PTFE 0,2 µl dan diawaudarakan selama 20 menit, kemudian
diinjeksikan ke sistem KCKT menggunakan vial autosampler sebanyak 10 µ l.
dideteksi pada panjang gelombang 290 nm dengan laju aliran 1 ml/menit dan
dihitung kadarnya.
Kadar dapat dihitung dengan mensubtitusikan luas area sampel pada Y dari
persamaan regresi : Y = aX + b.
2.6.3 Penentuan Uji Validasi dengan Parameter Akurasi dan Presisi 2.6.3.1 Uji akurasi dengan persen perolehan kembali (% Recovery)
Menurut Meyer (2004), Uji akurasi dengan parameter persen perolehan
kembali (% Recovery) dilakukan secara Standard Addition Method dengan
membuat 3 konsentrasi analit Propranolol HCl dan baku pembanding dengan
rentang spesifik 80%, 100%, 120%, setiap rentang mengandung 70% analit
sampel dan 30% bahan baku, pada perlakuan yang sama dengan perlakuan
sampel.
Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus:
% Perolehan kembali x100%
Keterangan :
A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku
B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku
C = Konsentrasi baku yang ditambahkan.
2.6.3.2 Uji Presisi
Menurut Rohman (2009), Uji presisi ditentukan dengan parameter Relatif
Standar Deviasi (RSD) merupakan ukuran ketepatan relatif dan umumnya
dinyatakan dalam persen. RSD dirumuskan dengan persamaan :
%
2.6.3.3 Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Menurut Miller (2005), Batas deteksi didefenisikan sebagai konsentrasi
analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu
dapat dikuantifikasi. Batas kuantifikasi didefenisikan sebagai konsentrasi analit
terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang
dapat diterima pada kondisi metode yang digunakan. Untuk menentukan batas
deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) digunakan rumus:
Slope
LOQ = Batas Kuantitasi.
2.6.3.4 Analisis Data Secara Statistik
Menurut Jones, S.D (2002), Untuk menghitung Standar Deviasi (SD)
digunakan rumus:
X = Kadar rata-rata sampel
n = Jumlah perlakuan
Kadar dapat dihitung dengan persamaan garis regresi dan untuk
menentukan data diterima atau ditolak digunakan rumus:
t hitung
Dengan dasar penolakan apabila t hitung ≥ t tabel
Keterangan:
μ = Kadar sebenarnya
X = Kadar sampel
n = Jumlah perlakuan
t = Suatu harga tergantung pada derajat kebebasan dan tingkat kepercayaan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Uji Identifikasi Menggunakan Spektrofotometer FTIR
Hasil Identifikasi Propranolol HCl baku menggunakan Spektrofotometer
FTIR pada rentang bilangan gelombang 4000 – 500 cm-1.
Spektrum Inframerah Baku Propranolol HCl PT. Kimia Farma dapat dilihat pada
gambar bawah ini :
Gambar 1. Spektrum Inframerah Propranolol HCl Baku (PT. Kimia Farma).
Nama Data Peak (cm-1)
Data Clarke’s 1103 1270 772 1580 795 1240
Data BPFI 1107 1267,23 769,6 1579,7 798 1242,16
Dari hasil pengukuran diperoleh bentuk spektrum Propranolol HCl baku
hampir sama dengan bentuk spektrum Propranolol HCl BPFI. Pada daerah sidik
jari diperoleh data bilangan gelombang Baku Propranolol HCl yang hampir sama
dengan bilangan gelombang yang terdapat di bilangan gelombang Propranolol
HCl BPFI seperti pada tabel di atas.
Pada daerah gugus fungsi terdapat bilangan gelombang 3321,42 cm-1,ini
menunjukkan adanya gugus amin sekunder, dan pada daerah sidik jari terdapat
bilangan gelombang 1107,14 cm-1 yang menunjukkan adanya gugus karbonil
(C=O). Dari data spektrum yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa baku
yang diidentifikasi adalah Propranolol HCl.
3.2 Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Analisis yang Optimum
3.2.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Sebelum dilakukan penentuan kadar propranolol HCl dalam sampel
terlebih dahulu kondisi kromatografi dioptimasi yaitu meliputi panjang
gelombang analisis dan komposisi fase gerak. Panjang gelombang analisis
ditentukan dengan membuat kurva serapan baku propranolol HCl menggunakan
spektrofotometer UV. Spektrum hasil pengukuran baku propranolol HCl dapat
Gambar 2. Spektrum UV-Vis larutan Propranolol HCl
Menurut Moffat (2004), propranolol HCl memiliki serapan maksimum
pada panjang gelombang 290 nm. Dari hasil penentuan panjang gelombang
dengan konsentrasi pengukuran 1,8 mcg/ml diperoleh panjang gelombang
maksimum 290 nm dengan serapan 0,36835.
3.2.1 Penentuan Perbandingan Fase Gerak dan Laju Alir
Menurut Munson (1991), kepolaran pelarut merupakan ukuran kekuatan
pelarut atau kemampuan untuk mengelusi suatu senyawa. Zat terlarut yang kuat
berinteraksi dengan fase gerak akan terelusi lebih cepat. Pada penelitian ini
kromatografi dimana fase geraknya bersifat polar dan fase diamnya bersifat non
polar. Pelarut yang dapat bercampur dengan air seperti metanol ditambahkan untuk
mengatur kepolaran fase gerak.
Penentuan fase gerak dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan 20
mcg/ml Propranolol HCl baku pembanding ke dalam sistem KCKT dengan variasi
perbandingan fase gerak Metanol - Air (60:40), (70:30) dan (75:25), dideteksi
pada panjang gelombang 290 nm, dengan laju alir 1 ml/menit. Adapun parameter
yang perlu diperhatikan yaitu waktu retensi, theoritical plate, dan Asymetris.
Hasil dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar pada lampiran 1.
Tabel 1. Hasil optimasi fase gerak dan laju alir dengan parameter data waktu
retensi,
Theoretical Plate, dan asymetris.
NO Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air
Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan fase gerak yang terbaik
adalah 75 : 25 dengan laju alir 1 ml/menit, waktu tambat yang diberikan relatif
lebih cepat (2,86) tetapi memberikan theoritical plate yang lebih besar (261426)
dan asymetris yang relatif kecil (1,21).
3.3Uji Identifikasi Propranolol HCl Menggunakan KCKT
Hasil uji kualitatif Propranolol HCl BPFI diperoleh kromatogram dengan
waktu tambat Propranolol HCl 2,86 menit dan laju alir 1 ml/menit dapat dilihat
pada gambar 3. Waktu tambat yang diperoleh dari pengujian BPFI dibandingkan
No Nama RT Area k’ Asym N (USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2,87 257506 287,67 1.42* 1439* ---
Gambar 3. Kromatogram hasil penyuntikan larutan 20 mcg/ml Propranolol HCl
BPFI, dengan perbandingan metanol-air (75:25), laju alir 1 ml/menit
Hasil pengujian untuk sampel diperoleh waktu tambat yang hampir sama
dengan Propranolol HCl BPFI. Waktu tambat rata-rata Propranolol HCl (PT.
Kimia Farma) 2,92 menit, Propranolol HCl (PT. Dexamedica) 2,87 menit dan
Farmadral (PT. Fahrenheit) 2,95 menit. Berarti sampel yang digunakan
mengandung Propranolol HCl.
3.4. Penentuan linieritas kurva kalibrasi
Linieritas merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang
menghubungkan antara respon (Y) dengan konsentrasi (X). Penentuan linieritas
kurva kalibrasi Propranolol HCl BPFI ditentukan berdasarkan luas puncak pada
konsentrasi 10, 15, 20, 25, 30 mcg/ml, diperoleh hubungan yang linier dengan
koefisien korelasi (r) = 0,9998 dan persamaan regrasi Y = 12035, 4657 X –
berarti ada hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi sehingga
konsentrasi Propranolol HCl dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan
regresi dengan mensubsitusikan luas puncak terhadap Y.
Tabel 2. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Propranolol HCl
Data
X (Konsentrasi
/ C) Y (Area / A) X2 Y2 X × Y
1 0 0.0000 0 0.0000 0.0000
2 10 119183.6667 100 14204754345.6900 1191837.0000 3 15 175370.3333 225 30754742122.0900 2630554.5000 4 20 239697.6667 400 57454987385.2900 4793954.0000 5 25 304221.3333 625 92550599373.6900 7605532.5000 6 30 358002.0000 900 128165432004.0000 10740060.0000 Total 100 1196475.0000 2250 323130515230.7600 26961938.3330 Rataan 16.6667 199412.5000 375 53855085871.7933 4493656.3333
Dengan memplot konsentrasi versus luas area yang terdapat pada tabel 2
maka diperoleh kurva kalibrasi yang ditampilkan dalam gambar 4.
Gambar 4. Kurva kalibrasi Propranolol HCl BPFI
Kadar dapat dihitung dengan mensubtitusikan luas puncak pada Y dari
persamaan regresi Y=12035.4657X −1178.5952
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Snyder dan Kirland (1979) yaitu
pengukuran kadar lebih baik dengan cara pengukuran luas puncak dibandingkan
dengan pengukuran tinggi puncak. Maka dalam hal ini yang digunakan adalah
nilai dari luas puncak.
Hasil pengolahan data dari sediaan tablet Propranolol HCl yang terdapat di
perdagangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data kadar Propranolol HCl dalam sediaan tablet
No Nama sampel Perlakuan Luas Area Kadar (%)
1 Tablet Propranolol
(PT. Kimia Farma)
1 258967 107,58
2 Tablet Propranolol
(PT. Dexamedica)
3 Tablet Farmadral
(PT. Fahreinheit)
Berdasarkan data pada Tabel 3 yang diolah menggunakan perhitungan
statistik diperoleh kadar Propranolol HCl dalam sediaan tablet dengan nama dagang
Tabel 4. Data Statistik Propranolol HCl dalam sediaan tablet
NO Tablet
Rentang Kadar Propranolol HCl tablet
(%)
1. Propranolol HCl (PT. Kimia Farma ) 106,86 ± 2,61
2. Propranolol HCl (PT. Dexamedica) 107,88 ± 0,47
3. Farmadral (PT. Fahreinheit) 107,54 ± 0,56
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari ketiga sampel yang diteliti semuanya
memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia (1995)
yaitu mengandung Propranolol HCl tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
3.6. Hasil uji validasi
Hasil uji validasi metode, dengan metode penambahan bahan baku
(Standard Addition Method) terhadap sampel tablet Propranolol (PT. Kimia
Farma). Uji ini meliputi uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali
(% recovery) dan uji presisi dengan parameter RSD (Relatif Standar Deviasi),
batas deteksi (LOD) dan batas quantitasi (LOQ).
Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali dilakukan dengan
membuat 3 konsentrasi analit dengan rentang spesifik 80%, 100%, 120%,
masing-masing dengan 3 replikasi dan setiap rentang spesifik mengandung 70% analit dan
30% baku pembanding. Data hasil pengujian perolehan kembali tablet Propranolol
HCl (PT. Kimia Farma) dengan metode penambahan bahan baku (Standar
Tabel 5. Data hasil perolehan kembali Propranolol HCl dengan metode
penambahan
bahan baku (Standard Addition Method)
No Konsentrasi (%)
Luas Area
Konsentrasi Baku ditambahkan
Dari data diatas diperoleh persen perolehan kembali propranolol HCl
100,31 % dengan Relatif Standar Deviasi (RSD) 0,6802 %. Nilai RSD yang
diizinkan adalah ≤ 2% dan batas rata – rata yang diperoleh adalah 98 – 102 %.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai akurasi dan presisi yang memenuhi syarat (Harmita, 2004). Batas
deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) yang diperoleh dari penelitian ini
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Penetapan kadar Propranolol HCl dalam sediaan tablet dapat dilakukan
secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi menggunakan kolom C18 (250 x 4,60
mm), dengan fase gerak metanol-air dengan perbandingan (75 : 25), laju alir 1
ml/menit, pada panjang gelombang 290 nm. Metode ini memberikan uji validasi
dengan parameter akurasi dan presisi yang memenuhi syarat.
Hasil penetapan kadar Propranolol HCl dari ketiga sampel, semuanya
memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam FI edisi IV (1995).
5.2 Saran
Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut kadar Propranolol HCl
DAFTAR PUSTAKA
De Lux Putra, E. (2007). Dasar-dasar Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Fakultas Farmasi USU-Medan. Hal 82-88.
Depkes RI (1989). Informasi Tentang Obat Generik. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI Jakarta Hal 709-710.
Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian Vol I(3). Hal 117-135.
Johnson, E.L. dan Stevenson, R. (1991). Dasar Kromatografi Cair. Bandung: Penerbit ITB. Hal 236.
Jones, S.D. (2002), Pharmaceutical Statistic. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. Hal 30-32.
Katzung G.B. (1994). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ESG Hal 158-245.
Meyer, V.R. (2004). Practical High-Performance Liquid Chromatography. Fourth Edition. Chichester: John Wiley and Sons Inc. Page 4.
Miller, J.N. and J.C. Miller (2005). Statistics and Chemometrics for Analytical
Chemistry. 5th Edition. Pearson Education, Ltd. Page 116.
Moffat, A.C., M.D. Osselton., B. Widdop. (2005). Clarke’s Analysis Of Drug And
Poisons. Thirth edition. London: Pharmaceutical Press. Electronic
version.
Munson, J. W. (1991). Analisis Farmasi Metode Modern. Parwa B. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 46.
Rohman, A. dan Gandjar, I.G. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 381.
Rohman, A. (2009). Kromatografi untuk Analisis Obat. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 225-226.
United States Pharmacopoeia. (2007). The National Formulary. 30th Edition .The United States Pharmacopoeial Convention. Page 1407.
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk
Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang
Optimal untuk Analisis.
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 3.61 248236 359.67 2.32* 1410* ---
Perbandingan fase gerak metanol-air (60:40) dengan laju 1 ml/menit
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP) Res (USP) 1 Propranolol HCl 3.07 257066 305.67 1.74* 1332* ---
Lampiran 1. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.87 258913 285.67 1.20* 1530* ---
Lampiran 2. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Propranolol HCl
Data
X (Konsentrasi
/ C) Y (Area / A) X2 Y2 X × Y
1 0 0.0000 0 0.0000 0.0000
2 10 119183.6667 100 14204754345.6900 1191837.0000 3 15 175370.3333 225 30754742122.0900 2630554.5000 4 20 239697.6667 400 57454987385.2900 4793954.0000 5 25 304221.3333 625 92550599373.6900 7605532.5000 6 30 358002.0000 900 128165432004.0000 10740060.0000 Total 100 1196475.0000 2250 323130515230.7600 26961938.3330 Rataan 16.6667 199412.5000 375 53855085871.7933 4493656.3333
b
Jadi Persamaannya didapat :
Lampiran 3. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)
Propranolol HCl
No Consentrasi Luas Puncak Yi Y – Yi ( Y - Yi )²
X (mcg/ml) Y
1 10 119183.6667 119176.0618 7.6049 5783450401
2 15 175370.3333 179353.3903 -3983.057 15864743.07
Lampiran 4. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Propranolol
HCl (PT. Kimia Farma).
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.92 258967 291.00 1.54* 1398* ---
A
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res
(USP)
1 Propranolol HCl 2.92 250515 291.00 1.61* 1393* ---
Lampiran 4. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.92 259612 305.00 1.64* 1357* ---
C
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP) Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.92 251546 291.00 1.71* 1381* ---
Lampiran 4. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.93 256904 291.67 1.79* 1374* ---
E
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.92 258722 291.00 1.77* 1373* ---
F
Lampiran 5. Analisis Data Statistik untuk Mencari Kadar Sebenarnya dari
Penyuntikkan Larutan Tablet Propranolol HCl (PT. Kimia Farma)
No Luas Area Kadar (%) X (X-Xrata) (X-Xrata)2
(semua data diterima)
µ = X ± t(1-1/2α)dk x n SD
= 106,33 ± 4,0321 x 6 6327 , 1
Lampiran 6. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Propranolol
HCl (PT. dexamedica).
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP) Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.87 258037 285.67 1.18* 1509* ---
A
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.87 258217 285.67 1.21* 1445* ---
Lampiran 6. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 2.87 258847 285.67 1.23* 1445* ---
C
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol
HCl
2.86 258132 285.00 1.27* 1421* ---
Lampiran 6. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.86 256655 285.00 1.32* 1485* ---
E
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.86 259328 285.00 1.33* 1497* ---
F
Lampiran 7. Analisis data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikkan larutan tablet Propranolol (PT. Dexamedica)
1
(semua data diterima)
Jadi kadar sebenarnya terletak antara :
µ = X ± t(1-1/2α)dk x n SD
= 107,34 ± 4,0321 x 6 4198 , 0
Lampiran 8. Kromatogram Hasil Penyuntikkan dari Larutan Tablet Farmadral
(PT. Fahrenheit).
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.95 257357 293.67 2.75* 1047* ---
A
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.95 257033 293.67 2.82* 1022* ---
Lampiran 8. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.95 257396 293.67 2.86* 1010* ---
C
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.95 258753 293.67 2.88* 1001* ---
Lampiran 8. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.95 256904 293.67 2.85* 1001* ---
E
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP) Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.94 258722 293.00 2.88* 1000* ---
F
Lampiran 9. Analisis data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari
penyuntikkan larutan tablet Farmadral (PT. Fahrenheit)
1
(Semua data diterima)
Jadi kadar sebenarnya terletak antara :
µ = X ± t(1-1/2α)dk x n SD
= 106,93 ± 4,0321 x 6 3580 , 0
Lampiran 10. Hasil pengolahan data dari sedian tablet Propranolol HCl
No Nama sampel Perlakuan Luas Area Kadar (%)
1 Tablet Propranolol
(PT. Kimia Farma)
1 258967 107,58
2 250515 104,17
3 259612 107,76
4 251546 104,35
5 256904 106,90
6 258722 107,23
2 Tablet Propranolol
(PT. Dexamedica)
1 258037 107,25
2 258217 107,39
3 258847 107,60
4 258132 107,36
5 256655 106,59
6 259328 107,83
3 Tablet Farmadral
(PT. Fahreinheit)
1 257357 107,03
2 257033 106,83
3 257396 106,92
4 258753 107,39
5 256904 106,82
Lampiran 11. Kromatogram hasil penyuntikan dari larutan tablet propranolol
HCl
(PT. Kimia Farma dan bahan baku, pada persen perolehan kembali pada rentang 80 %, 100 % dan 120%.
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.87 200201 286.33 1.48* 1365* ---
A
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.88 201021 287.00 1.54* 1479* ---
Lampiran 11. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP) 1 Propranolol HCl 2.87 200436 286.33 1.46* 1138* ---
C
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 2.60 251760 259.00 1.63* 1556* ---
Lampiran 11. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 2.60 251443 259.00 1.63* 1539* ---
E
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 2.60 251452 259.00 1.60* 1529* ---
Lampiran 11. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 3.02 300389 289.00 1.53* 1450* ---
G
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 3.00 300812 293.67 1.55* 1427* ---
Lampiran 11. (lanjutan)
No Nama RT Area k’ Asym N
(USP)
Res (USP)
1 Propranolol HCl 3.00 3001212 293.33 1.53* 1450* ---
I
a,b,c adalah hasil penyuntikan 3 kali dari persen perolehan dengan rentang 80 % ,
d,e,f adalah kromatogram hasil penyuntikan 3 kali dari persen perolehan dengan
rentang 100% dan g,h,I adalah kromatogram hasil penyuntikan 3 kali dari persen
perolehan dengan rentang 120% dari tablet Propranolol HCl (PT. Kimia Farma)
yang dianalisis secara KCKT pada kolom C18 (250 mm x 4,60 mm), fase gerak
metanol-air (75:25), laju alir 1 ml/menit, dideteksi pada panjang gelombang 290
Lampiran 12. Analisis data statistik persen perolehan kembali pada tablet
Propranolol HCl (PT. Kimia Farma)
No Propranolol (%) (X-Xrata) (X-Xrata)²
Relatif Standar Deviasi (RSD)
Lampiran 13. Data Hasil Perolehan Kembali Propranolol HCl (PT. Kimia Farma) No Konsentrasi
(%)
Luas Area
Konsentrasi Baku ditambahkan 201330 16,8260 11,9481 4,7842 101,9583
201021 16,8003 11,9481 4,7842 101,1642
2 100 251760 21,0161 14,9505 6,0656 100,1100
251443 20,9898 14,9505 6,0656 99,5658
251452 20,9905 14,9505 6,0656 99,5781
3 120 300496 25,0655 17,9406 7,1159 100,1261
300205 25,0413 17,9406 7,1159 99,7862
301085 25,1144 17,9406 7,1159 100,8138
Lampiran 14. Contoh perhitungan persen perolehan kembali
Berat 20 tablet = 4.0082 gram
Berat 1 tablet = 0,2015 gram
Kandungan zat berkhasiat = 40 mg
Rentang 80%
Sampel yang ditimbang = x mg mg
mg
Sampel yang ditimbang = x mg mg
mg
Sampel yang ditimbang = x mg mg
Lampiran 15. Perhitungan Berat Sampel dari Lampiran 14 Setelah Penimbangan
Perolehan 80%
- Propranolol HCl :
Analit = xkandunganzatkhasiatx kadarrata rata
tablet
Perolehan 100%
- Propranolol HCl :
Analit = xkandunganzatkhasiatx kadarrata rata
tablet
Perolehan 120%
- Propranolol HCl :
Analit = xkandunganzatkhasiatx kadarrata rata
Lampiran 16. Contoh Perhitungan % Recovery dengan Metode Penambahan
Bahan Baku (Standard Addition Method) dari Tablet Propranolol (PT. Kimia Farma)
A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku
B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku
C = Konsentrasi baku yang ditambahkan
Lampiran 17. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel
Berat 20 tablet : 400,82 g = 4008,2 mg
Kandungan Propranolol HCl dalam tablet : 40 mg
Ditimbang serbuk setara dengan 50 mg Propranolol HCl, maka berat sampel yang
ditimbang adalah :
Berat penimbangan sampel x mg
mg
Sampel yang ditimbang seberat 250,51 mg, dimasukkan ke dalam labu tentukur
100 ml, dilarutkan dengan pelarut sampai garis tanda.
Kadar larutan uji : Propranolol HCl x mcg ml
Kemudian disaring, 10% filtrat pertama dibuang. Filtrat dipipet 2 ml dimasukkan
ke dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda.
Kadar larutan uji : Propranolol HCl x mcg ml mcg ml
Lampiran 18. Contoh Perhitungan untuk Mencari Kadar Propranolol HCl
Y = 12035,4657 X – 1178,5952
Misalnya diambil data 1 dari Tablet Propranolol HCl (PT. Kimia Farma)
Luas puncak = 258967
Konsentrasi perolehan : X = 21,6149mcg /ml
Tiap tablet mengandung 40 mg Teofilin
Kesetaraan serbuk = mg
mg
Ditimbang setara 50 mg serbuk tablet Propranolol HCl dimasukkan ke dalam labu
tentukur 100 ml, dilarutkan dengan pelarut sampai garis tanda. Kemudian
disaring, 10% filtrat pertama dibuang. Filtrat dipipet 2 ml dimasukkan ke dalam
labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan pelarut sampai garis tanda.
Konsentrasi teoritis : X = x mcg ml
Kadar baku Propranolol HCl yang tertera dalam sertifikat = 99,67 %
Lampiran 19. Tabel Hasil Analisa Kadar Propranolol HCl dalam Sampel
1. Tabel Hasil Analisa Kadar Propranolol HCl Tablet generik (PT. Kimia
Farma)
Luas Area Konsentrasi Perolehan
2. Tabel Hasil Analisa Kadar Propranolol HCl Tablet generik (PT. dexamedica)
No Berat
Luas Area Konsentrasi Perolehan
3. Tabel Hasil Analisa Kadar Farmadral Tablet dagang (PT. Fahrenheit)
No Berat
Lampiran 20. Daftar Spesifikasi sampel
1. Tablet Propranolol 40 mg No. Batch : 21856
Produsen : PT. Kimia Farma No. Registrasi : -
Tgl. Kadaluarsa : Oktober 2012
2. Tablet Propranolol 10 mg
No. Batch : 4104116
Produsen : PT. Dexamedica No. Registrasi : GKL9005008510A1 Tgl. Kadaluarsa : April 2015
3. Tablet Farmadral 10 mg No. Batch : -
Lampiran 21. Spektrum Inframerah Propranolol HCl pada literatur
Pharmaceutica Sub stance (UV/IR)
Lampiran 25. Alat KCKT dan vial autosampler
Gambar 4. Alat KCKT (Hitachi)
Lampiran 26. Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring
Pompa Vakum (Gast DO A-PG04-BN) dan alat penyaring fase gerak.
Lampiran 26. (lanjutan)