• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS KELAS XI SEMSTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS KELAS XI SEMSTER II SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Oci Siadari NIM 4113121048

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK FLUIDA STATIS KELAS XI SEMSTER II SMA NE GE RI 10 MEDAN T.P 2014/2015

Oci Siadari (4113121048)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas XI SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 10 Medan yang terdiri dari 4 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA 2 dengan menggunakan model Pembelajaran Inquiry Training dan kelas XI IPA 1 dengan menggunakan Pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pre-test dan post-test yang dibuat sebanyak 15 soal dan terdiri dari 5 pilihan jawaban dan lembar observasi aktivitas siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda, setelah uji prasyarat dilakukan , yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Dari analisis data diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 45,33 dengan standar deviasi 14,08 dan rata-rata postes 82,67 dengan standar deviasi 10,25, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes kelas kontrol 44,51 dengan standar deviasi 13,06 dan rata-rata nilai postes 76,40 dengan standar deviasi 11,83. Kedua kelas menunjukkan berdistribusi normaldan varians kedua

kelas homogen. Hasil pengujian menggunakan uji t, diperoleh thitung = 2,38 dan

ttabel =1,996, sehingga thitung > ttabel (2,38> 1,996) artinya bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas XI semester II SMA Negeri 10 Medan TP. 2014/2015. Aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan juga meningkat. Jadi, aktivitas sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul ”Pengaruh

Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, Bapak Winsyahputra Ritonga, M.Si dan Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd selaku dosen penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan masukan agar skripsi ini menjadi lebih baik, dan kepada Bapak Drs. Togi Tampubolon, M.Si selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing penulis selama menjalankan perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika terkhususnya kak Nana yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan

(6)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta, Ayahanda Bistok Tampubolon dan Ibunda Jetty Br. Simanjuntak yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih sayang, bantuan, spiritual, materi dan penguatan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada kakak dan adik saya tersayang dan tercinta yaitu Sondang Naomi Siadari, Dessi Siadari, Argaria Tampubolon dan Graceita Juliana Tampubolon serta Pak Gembala Pdt. Yabes Manalu yang selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih khusus kepada teman–teman Fisika Dik B 2011 telah

bersama–bersama menjalankan perkuliahan yang tidak dapat disebutkan satu per

satu terima kasih untuk kebersamaannya selama ini. Terkhusus untuk sahabat-sahabat terdekat Nissi Riahta Halawa, Endang Junita Manik, Rani Panggabean, Moses Simamora, Ridho Sianturi, Andryani Hutabarat, Roniati Sinaga, Rinaldo Sihole, Sarles Sihombing yang telah melewati banyak suka dan duka dalam perkuliahan, sukses untuk kita semua

Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Penulis juga menyadari bahwa masih begitu banyak kekurangan yang ada, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini mampu bermanfaat dalam memperkaya khasana ilmu pendidikan.

Medan, Januari 2016 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 10

2.1.2.1. Ranah Kognitif 10

2.1.2.2. Ranah Afektif 12

2.1.2.3. Ranah Psikomotorik 13

2.1.3. Aktivitas Belajar 13

2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 15

2.1.5. Pembelajaran dengan Model Pembelajaran inquiry training 16

2.1.5.1. Keunggulan Model Pembelajaran inquiry training 19

2.1.5.2. Kelemahan Model Pembelajaran inquiry training 19

2.1.6. Pembelajaran Konvensioanal 20

2.2. Materi Pembelajaran 21

2.2.1. Tekanan Hidrostatis 21

2.2.2. Hukum Pascal 24

2.2.3. Hukum Archimedes 26

2.2.4. Tegangan Permukaan Zat Cair 28

2.3. Kerangkas Konseptual 29

2.4. Hipotesis 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32

(8)

vii

3.2.1. Populasi 32

3.2.1. Sampel 32

3.3. Variabel Penelitian 32

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 33

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6. Instrumen Penelitian 36

3.6.1. Tes 36

3.6.2. Lembar Observasi 37

3.7. Teknik Analisis Data 38

3.7.1. Uji Normalitas 39

3.7.2. Uji Homogenitas 40

3.7.3. Pengujian Hipotesis 40

3.7.3.1.Uji Kesamaan Rata-rata Pretes 41

3.7.3.1. Uji Kesamaan Rata-rata Postes 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 44

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 44

4.1.2 Hasil Uji Persyaratan Analisis Data 47

4.1.2.1 Hasil Uji Normalitas Data 47

4.1.2.2 Hasil Uji Homogenitas Data 48

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 48

4.1.4 Observasi 49

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 55

5.2. Saran 56

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gaya yang bekerja pada volume V dalam arah x,y,z 22

Gambar 2.2. Total gaya pada sumbu z 23

Gambar 2.3. Tekanan zat cair P pada kedalaman h 24

Gambar 2.4. Pembuktian Hukum Pascal 25

Gambar 2.5. Prinsip kerja sebuah dongkrak hidrolik 25

Gambar 2.6. Susunan kawat yang dicelupkan dalam larutan sabun 28

Gambar 2.7.a Serangga di atas permukaan air 29

Gambar 2.7.b Klip kertas terapung di atas permukaan air 29

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 35

Gambar 4.1. Diagram batang data pretest kelas kontrol 45

Gambar 4.2. Diagram batang data pretest kelas eksperimen 45

Gambar 4.3. Diagram batang data postest kelas kontrol 46

Gambar 4.4. Diagram batang data postest kelas eksperimen 47

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Eksperimen 59

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Kontrol 82

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 102

Lampiran 4. Tes Penilaian 118

Lampiran 5. Tes Kisi-Kisi soal 124

Lampiran 6. Tes Instrumen Soal 142

Lampiran 7. Kunci Jawaban 148

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 149

Lampiran 9. Deskriptor Observasi AktivitasBelajar Siswa 151

Lampiran 10. Data Hasil Belajar Siswa 154

Lampiran 11. Perhitungan rata-rata, varians, dan standar deviasi 157

Lampiran 12. Perhitungan Normalitas Data 160

Lampiran 13. Perhitungan Homogenitas Data 164

Lampiran 14. Uji Hipotesis 166

Lampiran 15. Tabel Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 172

Lampiran 16. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 180

Lampiran 17. Distribusi Skor dan Nilai 182

Lampiran 18. Dokumentasi 190

Lampiran 19. Daftar nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 194

Lampiran 20. Tabel Wilayah Luas di Bawah kurva normal 0 ke Z 195

Lampiran 21. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 196

(11)

1

Usaha pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan memang selalu dilakukan, namun pendidikan Indonesia masih sangat memprihatinkan. Sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam. Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. (Kompas, 2012).

Selaras dengan hasil Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. Indonesia mengikuti dua tes internasional, yaitu studi Trends in International Mathematics and Science Studies dan Progress in

Internatioal Reading Literacy Studi untuk murid sekolah dasar. Indonesia juga

berada di ranking terendah dalam kedua studi tersebut. (Tempo, 2013)

Melihat semua kenyataan tersebut berarti ada yang harus di benahi dalam pendidikan Indonesia, dimana komponen utama dalam dunia pendidikan ialah guru. Guru dituntut harus mampu mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sehingga guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. (Slameto, 2010:97)

(12)

2

pembelajaran guru menjelaskan materi, menjelaskan rumus, memberi contoh soal dan memberikan PR, sehingga siswa dalam pembelajaran menjadi penerima informasi pasif dengan kata lain keterlibatan dan keaktifan siswa masih rendah. Siswa lebih banyak belajar dengan menerima, mencatat dan menghafal pelajaran. Hal inilah yang membuat siswa kurang berminat belajar fisika, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa tidak maksimal.

Fisika sudah melekat di pikiran siswa merupakan pelajaran yang sulit, di penuhi rumus-rumus dan soal-soal yang sulit. Fisika merupakan mata pelajaran yang sangat tidak menarik untuk di pelajari. Pernyataan ini diperoleh oleh peneliti pada saat melakukan Program Pengalamaan Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pegajahan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang sejalan dengan hasil studi pendahuluan di SMA Negeri 10 Medan pada tanggal 06 Januari 2015 yaitu bahwa siswa menganggap fisika itu sulit, membosankan, tidak menarik. Bahkan jarang diminati oleh siswa. Terbukti dari 40 angket yang disebarkan pada siswa 40 siswa hanya 4 siswa atau 10% saja yang menggemari pelajaran fisika. Dan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada bapak Drs. Henri Jannu, M.Si selaku guru fisika di SMA Negeri 10 Medan, beliau mengatakan bahwa hasil ujian fisika masih jauh dari yang diharapkan. Hanya beberapa siswa saja yang mampu mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika adalah 72.

Melihat minat siswa terhadap pelajaran fisika dapat menjadi faktor rendahnya hasil belajar. Menurut Slameto (2010:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tariknya baginya.

(13)

siswa secara langsung diajak mengkontruksi pengetahuan tersebut, selain itu untuk membina kerjasama antara siswa yang pandai dan kurang pandai, siswa dituntut bergabung dalam kelompok bersifat heterogen.

Ada tiga macam hasil belajar dari proses kognitif, (1) tidak ada aktivitas belajar (2) belajar menghafal (3) belajar yang bermakna, dimana dari ketiga proses belajar yang bermakna yang hasilnya paling baik. Proses belajar bermakna menghadirkan pengetahuan dan proses-proses kognitif yang siswa butuhkan untuk menyelesaikan masalah. Dalam menyelesaikan masalah ini terdapat dua komponen pokok, pertama gambaran masalah, siswa menggambarkan masalah dalam mentalnya. Kedua solusinya, siswa membuat rencana penyelesaian masalah dan melaksanakannya. (Longman, 2010:97)

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di sekolah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training. Menurut Joice, et al., (2009:201) model pembelajaran inquiry training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu relatif singkat. Maka model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini didasarkan karena rangkaian kegiatan pembelajaran inquiry training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari

dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran ini juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar karena seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Pembelajaran fisika dengan model inquiry training merupakan suatu pembelajaran yang mengaitkan materi yang sedang

dikaji dengan objek nyata. Jika siswa sudah terbiasa dengan model ini mereka memperoleh hasil belajar berupa produk fisika (konsep, teori, hukum, dll), keterampilan proses, berpikir dan betindak kritis, dan bersikap ilmiah.

(14)

4

dilakukan oleh Arisa (2014) pada Materi Pokok Fluida Statis di kelas X SMA Panca Budi Medan dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen (Model Pembelajaran Inquiry Training) 14 siswa yang tuntas (66,67%) sedangkan kelas kontrol (Model Pembelajaran Konvensional) 9 siswa yang tuntas (31,03%). Penelitian juga dilakukan oleh Setiawan (2014) pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I SMP Daya Cipta

Medan. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen

(dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah 73,4

sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran

Konvensional) adalah 59,2. Begitu juga dengan peneliti Uly (2014) Pada Sub Materi Pokok Besaran Dan Satuan di kelas X semester I SMAN 11 Medan. Dari penelitiannya di peroleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah 70,3 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 62,3. Peningkatan hasil hasil belajar juga diperoleh oleh peneliti Mawar Siregar (2012) pada sub materi Pemantulan Cahaya di SMA Teladan Indrapura. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah 71,53 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 63,04.

(15)

Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan tersebut adalah peneliti akan lebih menciptakan suasana kelas yang efektif yaitu dengan cara melakukan pemantauan pada setiap kelompok ketika proses diskusi/praktikum sedang berlangsung, agar peneliti dapat mengontrol dan dapat memperhatikan aktivitas siswa maka peneliti akan membentuk kelompok dengan jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 4-5 orang saja. Jika diperlukan peneliti akan membawa 2 observer lain untuk membantu memperhatikan aktivitas siswa.

Dari semua uraian latar belakang di atas, penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas XI Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah atau masih

dibawah KKM.

2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.

3. Penerapan model pembelajaran yang belum bervariasi dan masih bersifat

konvensional.

4. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran fisika.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 10

Medan pada semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Materi Pokok

Fluida Statis.

3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada

(16)

6

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian di Kelas XI Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015 adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan model

pembelajaran inquiry training?

4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok pokok fluida statis?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian di Kelas XI Semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015 adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok pokok fluida statis .

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan model

pembelajaran inquiry training.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran inquiry training

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:

1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk

(17)

2. Sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran inquiry training dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada

materi pokok fluida statis.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model ini.

1.7Definisi Operasional

 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto,2010:2).

 Hasil belajar yaitu informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif,

sikap dan keterampilan. Jadi, hasil belajar adalah melukiskan tingkat (kadar) pencapaian siswa atas tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil belajar merupakan indikator yang mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar.(Dimyati,1999:11-12)

Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para

pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan

siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif. Model pembelajaran inquiry training memiliki lima tahap yaitu sebagai berikut : menghadapkan pada masalah,

pengumpulan data – verifikasi, pengumpulan data – eksperimen,

mengolah, merumuskan suatu penjelasan, dan analisis proses inquiry (Joyce et al, 2009).

 Model pembelajaran konvensional merupakan sebuah sistem pengajaran

(18)

8

metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Model pembelajaran konvensional adalah interaksi antara guru dan siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai yang mengetahui sesuatu apapun. Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi; kegiatan inti pembelajaran, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; dan

kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk

(19)

55

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida statis kelas XI semester II SMA Negeri 10 Medan T.P 2014/2015 dinyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar ditinjau dari nilai rata-rata postest yaitu 82,67 dengan kategori tuntas.

2. Hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan menggunakan Pembelajaran

Konvensional pada materi pokok fluida stais kelas XI semester II SMA Negeri 10 Medan T.P. 2014/2015 dinyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar ditinjau dari nilai rata-rata postest yaitu 76,40 dengan kategori tuntas.

3. Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry

training pada materi pokok fluida statis kelas XI semester II SMA Negeri 10

Medan T.P. 2014/2015 dinyatakan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ditinjau dari hasil rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 75,57% dengan kategori aktif.

(20)

56

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya perlu meningkatkan sintaks model pembelajaran ini

terutama pada tahap menghadapkan pada masalah disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mengemas permasalahan itu sehingga menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan. Sehingga hasil hipotesis pada LKS sesuai dengan masalah yang diberikan.

2. Bagi peneliti selanjutnya perlu meningkatkan sintaks model pembelajaran ini

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Arisa, Y., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas X SMA Panca Budi Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Bloom, B.Samuel, dkk, (2010), Kerangka Landasan Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (1999), Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hamruni, (2012), Strategi Pembelajaran, Penerbit Insan Madani, Yogyakarta. Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,

Medan.

Joyce et al., (2009), Models of Teaching, Model-model Pembelajaran, Edisi Delapan. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Kompas, (2012), http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem. Pendidikan.Indonesia.Terendah.di.Dunia (Diakses pada 25 Januari 2015 Pukul 11.25 WIB)

Margono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Riduwan, M.B.A., (2010), Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit ALFABETA, Bandung.

Ritonga, R.R.U., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok Besaran Dan Satuan Di Kelas X Semester Ganjil SMAN 11 Medan T.A 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

(22)

58

Sagala, S., (2009), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Penerbit ALFABETA, Bandung.

Sanjaya, Wina, (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Penerbit Kencana Prenada Media, Jakarta.

Setiawan, R., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri (Inquiry Training Model) Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Kelas VII Semester I SMP Daya Cipta Medan T.P 2013/2014, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Siregar, M., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada sub materi Pemantulan Cahaya di Kelas X Semester II SMA Teladan Indrapura T.P 2012/2013, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Sunardi dan Indra, (2012), Fisika Untuk SMA/MA kelas XI , Penerbit PT SEWU, Bandung.

Surya, Y., (1996), Olimpiade Fisika, Penerbit PT. Primatika Cipta Ilmu, Jakarta.

Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Tempo, (2013), http://www.tempo.co/read/news/2013/12/06/173535256/Mutu-Pe ndidikan-Indonesia-Terendah-di-Dunia (Diakses pada 25 Januari 2015 Pukul 11.35 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

Format basisdata yang digunakan dalam Sistem lnforrnasi DAS Citanduy adalah sistem basisdata relasional yaitu sistem basisdata yang didaiamnya terdiri dari kumpulan tabel

Selain sebagai langkah pengurangan penggunaan plastik, pelaku bisnis laundry dapat menggunakan tas Lacaca ini sebagai media promosi untuk menarik pelanggan

diajarkan dengan model pembelajaran kontekstual (baik menggunakan animasi komputer maupun media charta) secara keseluruhan diperoleh rata-rata sebesar 82,94 lebih besar

Efek tersebut diamati, melalui hubungan faktor- faktor personal dengan materi yang diperagakan lewat video, meliputi : hubungan persepsi tentang daya tarik video,

Stres adalah merupakan kondisi dinamis dimana seseorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau tuntunan sesuai dengan harapan dari hasil yang ingin dia capai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pertumbuhan sektor- sektor ekonomi dalam menunjang pembangunan daerah Kabupaten Lahat pada masa otonomi daerah tahun

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang