• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Iklan, Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sony Xperia Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Iklan, Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sony Xperia Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

57 SKRIPSI

PENGARUH PRODUK, FAKTOR SOSIAL, HARGA, IKLAN, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SONY XPERIA

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH :

RAHMAT HIDAYATULLAH 090502222

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

58 ABSTRAK

PENGARUH PRODUK, FAKTOR SOSIAL, HARGA, IKLAN, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SONY XPERIA

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh produk, faktor sosial, harga, iklan, dan word of mouth terhadap keputusan pembelian Sony Xperia pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini termasuk penelitian eksplanasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Pengujian hipotesis di lakukan dengan menggunakan analisis jalur, dengan variabel bebas, yaitu produk sebagai

�1, faktor sosial sebagai �2, harga sebagai �3, iklan sebagai �4, word of mouth sebagai 5, dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebagai Y.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, faktor sosial, harga, iklan, dan word of mouth secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sony Xperia. Produk, faktor sosial, harga, iklan, dan word of mouth memiliki kaitan yang cukup erat terhadap keputusan pembelian Sony Xperia pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara berdasarkan koefisien determinan (2). Uji parsial menunjukkan faktor sosial adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Pada hasil penelitian ini juga terlihat bahwa faktor sosial memiliki pengaruh secara langsung (0,321)

dan tidak langsung (0,097) pada keputusan pembelian.

(3)

59 ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRODUCT, SOCIAL FACTORS, PRICE, ADVERTISING, AND WORD OF MOUTH ON PURCHASING

DECISION SONY XPERIA ON STUDENT OF NORTH SUMATERA UNIVERSITY

This research aims to know and analyze the influence of product, social factors, price, advertising, and word of mouth on purchasing decision sony xperia on student of north sumatera university.

This research includes explanatory research. The data used in this study are primary and secondary data. Population in this research is student of north sumatera university. Hypothesis testing done by using path analysis, the independent variable is product as 1, social factors as 2, price as 3, advertising as 4, word of mouth as 5 and the dependent variable is purchasing decision as Y.

The results showed that the product, social factors, price, advertising, and word of mouth to simultaneously have a positive and significant influence on purchasing decision Sony Xperia. Product, social factors, price, advertising, and word of mouth are closely enough related with purchasing decision sony xperia on student of north sumatera university, based on the coefficient of a determinant(2). Partial test shows a social factor is the most dominant variable influencing purchasing decision. In the results of this research also shows that the social factors have a direct effect (0.321) and indirect (0.097) on the purchasing decision.

(4)

60 KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena atas berkah, rahmat, dan izinNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Iklan, Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sony Xperia Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak H. Syarbaini dan Ibu Maiyar yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec. Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, MSi selaku dosen pembaca penilai atas saran dan

masukan yang diberikan kepada penulis.

6. Seluruh staf/pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Sahabat-sahabat tercinta, yang telah memberikan masukan dan semangat dalam penyusunan skripsi, Lani Novita Sari, Diantha Rizky, M. Guntur Adiputra, Ivan Saputra, Faisal Fadli, Nofriska Krissanya, Fanni Novianing, Selli Ayu Pratiwi, M. Hafis, Prima Yudha Aditya, Yosico Vita Ningsih, Sufratiwi Evayanti, Rini Masyitah, Herlimiansyah Sitorus, Diastin Yutika, Rahmadina Agusti, M. Ari Risfiansyah, Gufran Yusren, Dr. Isyraqi OF, Krisna Savindo, M. Qaedimas, dan Melisa Zuriani Hasibuan.

(5)

61 Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2015 Penulis

(6)

62

2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga... 18

2.1.4 Iklan ... 19

2.1.4.1 Defenisi Iklan ... 19

2.1.4.2 Jenis-Jenis Iklan ... 20

2.1.4.3 Keputusan Penting dalam Periklanan... 22

2.1.4.4 Fungsi – Fungsi Iklan ... 22

2.1.6.1.1 Pengenalan Masalah ... 30

2.1.6.1.2 Pencarian Informasi ... 30

2.1.6.1.3 Evaluasi Alternatif ... 31

2.1.6.1.4 Keputusan pembelian ... 31

2.1.6.1.5 Perilaku Pascapembelian ... 33

2.1.6.2 Zero Moment of Truth (ZMOT) ... 34

2.2 Penelitian Terdahulu ... 36

(7)

63

3.4 OperasionalisasiVariabel ... 47

3.5 Skala PengukuranVariabel ... 48

3.6 Populasi dan Sampel ... 49

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 52

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

4.1.1 Sejarah Singkat Sony Mobile Communications ... 57

4.1.2 Budaya Perusahaan Sony Mobile Communications ... 61

4.2 Hasil Penelitian ... 61

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 61

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Angkatan ... 62

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Fakultas ... 63

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tipe Sony Xperia yang digunakan ... 64

4.2.1.5 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Penggunaan ... 65

(8)

64

Penggunaan Produk Selain Sony Xperia ... 66

4.2.1.8 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pencarian Informasi Sebelum Membeli Sony Xperia 66 4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 67

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk ... 68

4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Sosial ... 69

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 70

4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklan... 72

4.2.2.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Word of Mouth ... 73

4.2.2.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 74

4.2.3 Analisis Statistik ... 75

4.2.3.1 Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Dan Iklan Terhadap Word of Mouth ... 75

4.2.3.2 Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Dan Iklan serta Word of Mouth Terhadap Keputusan pembe-

4.2.3.2 Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Dan Iklan melalui Word of Mouth Terhadap Keputusan pem- belian Konsumen Pada Sony Xperia ... 85

(9)

65 4.3.1 Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Dan Iklan Terha-

dap Word of Mouth ... 95

4.3.2 Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Dan Iklan serta Word of Mouth Terhadap Keputusan pembelian Konsumen Pada Sony Xperia ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

(10)

66 DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Penjualan Smarthandphonehone di Indonesia Tahun 2013 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 40

3.1 Operasional Variabel ... 47

4.1 Angkatan Crosstabulation... 62

4.2 Jenis Kelamin Crosstabulation ... 62

4.3 Fakultas Crosstabulation... 63

4.4 Tipe Sony XPeria Crosstabulation ... 64

4.5 Lama Penggunaan Crosstabulation ... 65

4.6 Melihat Iklan Crosstabulation ... 65

4.7 Merek Lain Crosstabulation ... 66

4.8 Pencarian Informasi Crosstabulation ... 66

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk ... 68

4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Sosial 69 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 70

4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklan ... 72

4.13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Word of Mouth ... 73

4.14 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 74

4.15 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 77

4.16 Uji Multikolinearitas... 79

4.17 Pengujian Koefisien Determinan (�2) ... 80

4.18 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... 81

4.19 Uji t (Uji Parsial) ... 82

4.20 Analisis Korelasi... 83

4.21 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Hipotesis Satu ... 84

4.22 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 86

4.23 Uji Multikolinearitas... 87

4.24 Pengujian Koefisien Determinan (2) ... 88

4.25 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... 88

4.26 Uji t (Uji Parsial) ... 89

4.27 Analisis Korelasi... 91

4.28 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Hipotesis Dua ... 92

4.29 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Hipotesis Tiga ... 94

(11)

67 DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Kategori Yang Paling Banyak Dibicarakan di Media Sosial ... 8

2.1 Keputusan Penting Dalam Periklanan ... 22

2.2 Proses Word of Mouth ... 23

2.3 Langkah-Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ... 34

2.4 Kerangka Konseptual ... 44

4.1 Histogram ... 76

4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 76

4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas... 78

4.4 Analisis Jalur Hipotesis Satu ... 84

4.5 Histogram ... 85

4.6 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... 86

4.7 Scatterplot Heteroskedastisitas... 87

4.8 Analisis Jalur Hipotesis Dua ... 92

(12)

68 DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(13)

58 ABSTRAK

PENGARUH PRODUK, FAKTOR SOSIAL, HARGA, IKLAN, DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SONY XPERIA

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengaruh produk, faktor sosial, harga, iklan, dan word of mouth terhadap keputusan pembelian Sony Xperia pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini termasuk penelitian eksplanasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Pengujian hipotesis di lakukan dengan menggunakan analisis jalur, dengan variabel bebas, yaitu produk sebagai

�1, faktor sosial sebagai �2, harga sebagai �3, iklan sebagai �4, word of mouth sebagai 5, dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sebagai Y.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, faktor sosial, harga, iklan, dan word of mouth secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Sony Xperia. Produk, faktor sosial, harga, iklan, dan word of mouth memiliki kaitan yang cukup erat terhadap keputusan pembelian Sony Xperia pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara berdasarkan koefisien determinan (2). Uji parsial menunjukkan faktor sosial adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Pada hasil penelitian ini juga terlihat bahwa faktor sosial memiliki pengaruh secara langsung (0,321)

dan tidak langsung (0,097) pada keputusan pembelian.

(14)

59 ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRODUCT, SOCIAL FACTORS, PRICE, ADVERTISING, AND WORD OF MOUTH ON PURCHASING

DECISION SONY XPERIA ON STUDENT OF NORTH SUMATERA UNIVERSITY

This research aims to know and analyze the influence of product, social factors, price, advertising, and word of mouth on purchasing decision sony xperia on student of north sumatera university.

This research includes explanatory research. The data used in this study are primary and secondary data. Population in this research is student of north sumatera university. Hypothesis testing done by using path analysis, the independent variable is product as 1, social factors as 2, price as 3, advertising as 4, word of mouth as 5 and the dependent variable is purchasing decision as Y.

The results showed that the product, social factors, price, advertising, and word of mouth to simultaneously have a positive and significant influence on purchasing decision Sony Xperia. Product, social factors, price, advertising, and word of mouth are closely enough related with purchasing decision sony xperia on student of north sumatera university, based on the coefficient of a determinant(2). Partial test shows a social factor is the most dominant variable influencing purchasing decision. In the results of this research also shows that the social factors have a direct effect (0.321) and indirect (0.097) on the purchasing decision.

(15)

69 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan zaman sudah memasuki era globalisasi. Dimana era globalisasi membuka peluang yang besar bagi perusahaan, disamping itu tantangan bisnis juga semakin besar. Hal ini menyebabkan perusahaan dapat memperluas jaringan produk jauh lebih mudah dibandingkan era yang lalu. Akan tetapi tidak hanya impact positif yang diperoleh oleh perusahaan, tetapi juga impact negatif berupa persaingan yang semakin ketat dalam industri. Oleh karena

itu pemasar harus mampu menghadapi tantangan tersebut untuk memaksimalkan potensi produknya agar perusahaan tidak mengalami kegagalan dalam persaingan.

Menurut Aristoteles, manusia merupakan makhluk zoon politicon yang menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang selalu hidup bermasyarakat (makhluk sosial). Terbentuknya masyarakat karena adanya berbagai hasrat dari manusia itu sendiri. Hal ini menyebabkan perusahaan telekomunikasi menjadi sesuatu yang vital di era globalisasi sekarang. Karena manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya.

(16)

70 pemasaran yang baru. Seperti strategi word of mouth yang sedang berkembang di kalangan pemasar saat ini. Strategi word of mouth cenderung merupakan interpersonal dan komunikasi antar kelompok. Semakin dipercaya orang yang memberikan rekomendasi, semakin cepat terjadi proses pembelian bagi konsumen.

Keputusan pembelian merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh individu yang berbeda untuk membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh perusahaan atau yang ditemukan di pasar. Proses dalam menetapkan keputusan pembelian ini cukup menarik untuk diamati. Pada kebanyakan konsumen, proses pembelian sering kali berasal dari pengaruh luar dirinya, baik itu pemasaran atau pengaruh lingkungan sekitar sehingga menimbulkan keinginan. Kemudian keinginan tersebut diproses dalam diri konsumen sesuai dengan karakteristik pribadi, sehingga nantinya menimbulkan keputusan untuk melakukan pembelian.

(17)

71 dapat menggunakan blog, sosial media, bahkan toko online untuk meningkatkan nilai tawar produk.

Dalam menetapkan keputusan pembelian, sering kali dikaitkan dengan kualitas produk. Apabila konsumen berasumsi bahwa kualitas suatu produk itu positif, maka produk tersebut akan lebih disukai dan dicari. Jaminan atas kualitas produk yang positif akan memberikan kepuasan pada pelanggan dan mampu menjaga hubungan yang baik kepada pelanggan. Sebaliknya, apabila konsumen berasumsi bahwa kualitas suatu produk itu negatif, maka produk tersebut tidak akan disukai. Sehingga dapat diprediksikan tidak akan mampu bertahan lama di pasar.

Kualitas produk tersebut selalu diikuti dengan penetapan harga akan produk. Seringkali konsumen rela mengeluarkan uang yang lebih besar/banyak untuk bisa mendapatkan produk dengan kualitas terbaik. Seperti yang sering kali disebutkan bahwa harga menentukan kualitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga yang tinggi akan menjanjikan kualitas produk yang tinggi. Sebaliknya, harga yang rendah biasanya memiliki kualitas produk yang rendah pula. Namun bukan berarti harga yang lebih murah merupakan produk yang tidak baik.

(18)

72 dari keberhasilan komunikasi. Agar komunikasi efektif dapat mencapai sasaran, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku, serta target audiensnya.

Tidak ada sebuah iklan yang akan mampu meyakinkan konsumen secara persuasif tentang kualitas suatu produk selain seorang teman, kenalan, pelanggan lama, atau ahli yang independen (Kotler, 2003:206). Sehingga perusahaan-perusahaan sangat ingin memicu terjadinya penyebaran dengan word of mouth di seputar peluncuran produk baru mereka. Perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi mengirimkan produk-produk baru mereka pada ahli-ahli yang ternama dan para pembentuk opini masyarakat, serta berharap agar mereka akan memperoleh dukungan editorial yang kuat.

Para tenaga pemasaran memasang iklan tentang keunggulan-keunggulan yang dimiliki produk baru mereka dengan harapan bahwa mereka akan dipercaya dan produk mereka akan disebarluaskan melalui word of mouth. Namun hanya sedikit yang tahu bagaimana cara mempergunakan para ahli dan para pelanggan mereka untuk mengajak lebih banyak pelanggan baru.

(19)

73 Saat ini handphone yang sering disebut juga dengan smartphone memiliki kelebihan tersendiri terlebih ladi dalam dunia internet. Smartphone sendiri kini ditanamkan sebuah sistem operasi yang memang membuat handphone menjadi semakin mudah dalam mengakses dunia internet. Salah satu merek handphone yang menggunakan sistem Android adalah Sony. Sony memiliki jajaran produk Sony Xperia, dimana Sony Xperia merupakan salah satu kategori smartphone atau tablet.

Sony Xperia diproduksi oleh Sony Mobile Communication sejak tahun 2008, dimana versi Tablet diperkenalkan pada tahun 2012. Kata Xperia sendiri berasal dari kata “experience” yang pertama kali digunakan pada model Sony Xperia X1. Sony Mobile Communication memproduksi smartphone perdana mereka yang diberi nama Xperia X1 pada tahun 2008. Xperia X1 (Venus) ini hadir pertama kali diantara pesaingnya masih menggunakan sistem operasi Windows dan dilanjutkan seri X2 (Vulcan) pada tahun selanjutnya.

(20)

74 bagus dan membuktikan bahwa tidak ada smartphone Android yang bagus yang bagus sekecil Xperia Mini dan Xperia Mini Pro.

Pada tahun 2010, Sony Mobile Communication menghadirkan Sony Xperia X10 (Rachael) yang mempunyai fitur sistem operasi Android pertama. Setelah peluncuran pertama smartphone Androidnya, Sony Xperia dikembangkan dan diupgrade sesuai kebutuhan masyarakat saat ini. Sony Mobile Communication menancap gas dengan meluncurkan berbagai tipe Xperia. Mulai dari Android yang beroperasi sistem Éclair, Froyo, Gingerbread, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean bahkan Kitkat juga sudah tersebar luas.

Sony Mobile Communication dapat dikatakan sedikit terlambat dalam memulai ponsel kelas smartphone. Namun, jika dilihat dari kualitas, Sony adalah salah satu Vendor yang sangat memegang kualitas. Sony juga memberikan fitur dan tekhnologi yang canggih dengan menghadirkan smartphone yang mampu memberikan kepuasan bagi pengguna. Sony Xperia didesain sedemikian rupa dengan mikro prosessor dan chip memori agar konsumen dapat menggunakan kreativitas dan imajinasi mereka menuju pengalaman hiburan yang menarik dan membuat konsumen bersemangat.

Smartphone yang bisa mewujudkan keinginan, fantasy, dan menyesuaikan

(21)

75 yang membuka jalan untuk jaman baru handphone yang bisa digunakan di berbagai tempat secara nyaman. Tentunya ini menjadi kelebihan tersendiri bagi pabrikan asal Jepang tersebut.

Tabel 1.1 berikut merupakan data penjualan smartphone Sony dan merek lainnya yang terjual di Indonesia pada tahun 2013:

Tabel 1.1

Data Penjualan Smartphone di Indonesia Tahun 2013 Merek Jumlah Unit yang Terjual

Samsung 1.137.664 Unit

Andromax 581.000 Unit

Lenovo 321.901 Unit

Oppo 254.407 Unit

Sony 198.930 Unit

Blackberry 180.000 Unit

Mito 115.039 Unit

Cross 115.039 Unit

Sumber: www.idc.com

(22)

76 Dilihat dari segi harga, harga smartphone Sony Xperia tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan smartphone lain. Harga yang ditawarkan pun masih sebanding dengan kemampuan yang dimiliki oleh smartphone Sony Xperia. Tabel 1.2 berikut merupakan daftar harga smartphone Sony Xperia pada Januari 2015:

Tabel 1.2

Daftar Harga Smartphone Sony Xperia Pada Januari 2015 Tipe Sony Harga Baru Harga Bekas

Rp. 6.750.000 Rp. 6.100.000

Rp. 5.900.000 Rp. 5.250.000

Sony Xperia Z1 Compact Rp. 5.400.000 Rp. 4.850.000 Sony Xperia Z Ultra Rp. 4.200.000 Rp. 3.600.000 Sony Xperia Z LTE Rp. 5.300.000 Rp. 4.700.000 Sony Xperia Z3 Compact Rp. 6.500.000 Rp. 6.150.000 Tipe Sony Harga Baru Harga Bekas Sony Xperia Z3 Rp. 8.200.000 Rp. 7.700.000 Sony Xperia ZR Rp. 3.800.000 Rp. 3.250.000

Rp. 4.475.000 Rp. 3.950.000

Rp. 5.500.000 Rp. 5.100.000

(23)

77

Rp. 2.650.000 Rp. 3.300.000

Sony Xperia SP Rp. 3.500.000 Rp. 2.900.000 Sony Xperia M2 Aqua Rp. 3.300.000 Rp. 2.950.000 Sony Xperia M2 dual Rp. 2.700.000 Rp. 2.300.000

Rp. 2.600.000 Rp. 2.200.000

Sony Xperia M Dual Rp. 2.100.000 Rp. 1.600.000 Sony Xperia M Rp. 2.000.000 Rp. 1.500.000 Sony Xperia L Rp. 2.500.000 Rp. 2.100.000

Rp. 1.950.000 Rp. 1.400.000

Rp. 1.300.000 Rp. 1.000.000

Tipe Sony Harga Baru Harga Bekas Sony Xperia E3 Rp. 1.900.000 Rp. 1.600.000 Sony Xperia E1 Walkman Rp. 1.325.000 Rp. 1.000.000

Rp. 1.425.000 -

Sumber :

Pada tahun 2012 Sony Mobile Communications meluncurkan sebuah

video yang mengawali kampanye Sony Xperia pertama mereka. Kampanye

tersebut akhirnya masuk di Indonesia melalui iklan di surat kabar dan papan

reklame, kemudian akan dilanjutkan dengan iklan televisi. Iklan ini digarap oleh

Wes Anderson dan Jonsi, musisi asal Islandia, yang mengisi soundtrack iklan

tersebut. Wes mengambil imajinasi anak-anak sebagai inspirasi untuk menggarap

iklan ini dan naskahnya menggambarkan pemikiran anak berusia delapan tahun

(24)

78 animasi stop motion, seperti yang dilakukan Wes dalam film Fantastic Mr.

Fox tahun 2009 lalu.

Kampanye berjudul “Made of Imagination” yang hadir di media cetak

mencerminkan pengalaman hiburan terkoneksi dari Sony Xperia yang

memungkinkan pengguna untuk Play, Watch, Listen, dan Create. Setiap

kemampuan Sony Xperia ditampilkan ke dalam perumpamaan-perumpamaan

yang unik. Konsep “Listen” ditampilkan dalam gambar sebuah gitar berbentuk

smartphone Sony Xperia, “Create” ditampilkan dengan kombinasi gambar kreasi

desain, sedangkan “Play” ditampilkan dengan beragam ikon game.

Melalui iklan ini, Sony Mobile Communications ingin menunjukkan

bahwa smartphone Sony Xperia lebih dari sekadar mikro prosesor dan chip

memori, melainkan perangkat yang didesain untuk mendorong pengguna untuk

menggunakan kreativitas dan imajinasi mereka menuju pengalaman hiburan yang

menarik.

(25)

79 Sumber : Majalah SWA, 2014:52

Gambar1.1

Kategori yang Paling Banyak Dibicarakan di Media Sosial

Hal inilah yang menyebabkan saya cukup tertarik untuk meneliti penjualan smartphone Sony, dimana Sony memiliki visi untuk menguasai pasar smartphone di Indonesia. Banyak tantangan yang harus dilalui oleh Sony karena Samsung sudah menjadi ikon smartphone android di Indonesia, dan merek lain juga memiliki kelebihannya masing-masing sehingga dapat menarik minat konsumen dan menyaingi penjualan Smartphone Sony di Indonesia. Poin penting dari penelitian saya ini adalah, bagaimana Sony mempengaruhi target pasarnya untuk memilih produknya dibandingkan dengan smartpone lain.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Iklan, dan Word Of Mouth

0%

Gadget Otomotif Kosmetik Produk Bayi & Anak

Perawatan Pribadi

(26)

80 Terhadap Keputusan Pembelian Sony XPeria Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah produk, faktor sosial, harga, dan iklan berpengaruh signifikan terhadap word of mouth.

2. Apakah produk, faktor sosial, harga, dan iklan serta word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Sony XPeria.

3. Apakah produk, faktor sosial, harga, dan iklan melalui word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Sony XPeria.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, faktor sosial, harga, dan iklan terhadap word of mouth.

(27)

81 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, faktor sosial, harga,

dan iklan melalui word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen pada Sony XPeria.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan di lapangan.

b. Bagi Akademik

Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang pemasaran, dan diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Perusahaan

(28)

82 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Produk

Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

Produk merupakan bentuk penawaran organisasi yang ditujukan untuk mencapai

(29)

83

ini, produk bisa berupa apa saja yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005:31).

Menurut Kotler (2002:338), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang,

tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.

Menurut Morrisan (2010:75), produk pada dasarnya adalah segala hal yang dapat

dipasarkan yang dapat memuaskan konsumennya ketika dipakai atau digunakan. Suatu

produk tidak saja merupakan objek-objek yang dapat dilihat namun merupakan suatu

gabungan dari berbagai manfaat yang dapat memuaskan kebutuhan konsumn yang tidak

saja bersifat fungsional namun juga kebutuhan sosial dan psikologis.

2.1.1.1 Tingkatan Produk

Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk yang satu

dengan produk lainnya. Hal ini mesti diperlihatkan oleh para pemasar dalam memasarkan

produknya. Suatu jenis produk dapat dibagi menjadi tiga jenis tingkatan (Kotler,

2002:346), yaitu:

1. Core product (produk inti)

Merupakan tingkatan paling dasar dan berisikan manfaat pemecahan masalah

yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. Universitas

2. Actual product (produk aktual)

Merupakan tingkatan kedua setelah produk inti dan bagi setiap pemasar,

(30)

84

Produk aktual minimal harus mempunyai lima sifat, yaitu tingkatan kualitas,

fitur, desain, merek, dan kemasan.

3. Augmented product (produk tambahan)

Merupakan tingkatan produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat

tambahan bagi konsumen.

2.1.1.2 Klasifikasi Produk

Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa tipe pengelompokan

(Kismono, 2001:327-328), diantaranya adalah:

1. Produk konsumen

Merupakan barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual.

Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu tidak akan

digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut

perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi:

a) Convience product

Merupakan barang dan jasa yang harganya relatif tidak mahal, frekuensi

pembelinnya tinggi, dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun

pertimbangan sebelum membuat keputusan pembelian.

b) Shopping product

Merupakan produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan dengan

produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

(31)

85

Merupakan produk yang unik di mata konsumen tertentu dan seringkali

konsumen harus membelinya meski berapapun harganya dan dimanapun lokasi

pembeliannya,

d) Unsought product

Merupakan produk yang belum diinginkan oleh konsumen potensial atau

konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya.

2. Produk industrial

Produk industraial adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih

lanjut atau digunakan untuk menjalankan bisnis. Kategori produk ini meliputi:

1) Installation

Merupakan barang-barang modal yang digunakan dalam jangka waktu yang

lama dan mengalami penyusutan selama beberapa tahun.

2) Accessory equipment

Merupakan barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni

peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor.

2.1.1.3 Indikator Produk

Menurut Mowen dan Minor dalam Sabrina (2012) memberikan beberapa dimensi dari kualitas produk. Adapun dimensi kualitas produk adalah :

1. Kinerja

(32)

86 2. Reliabilitas atau Keandalan

Reliabilitas adalah konsistensi kinerja produk. Bebas dari kerusakan atau tidak berfungsi.

3 Daya Tahan

Rentang kehidupan produk / umur pemakaian produk. 4 Keamanan (Safety)

Produk yang tidak aman merupakan produk yang mempunyai kualitas yang kurang / rendah.

2.1.2 Faktor Sosial

Setiap individu memang merupakan makhluk sosial yang pada dasarnya dipengaruhi oleh orang-orang yang berada disekitar, dan lingkungannya pada saat membeli suatu barang. Menurut Amir (2005:50) ada tiga aspek dalam faktor sosial, yaitu :

a. Kelompok Rujukan (Reference Group)

Kelompok adalah orang-orang disekeliling kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi sikap dan perilaku kita.siapa orang itu ? Bisa teman, bisa teman, saudara, bisa tetangga, artis pujaan, peimpin agama, atau figure-figur public seperti artis dan para pimpinan perusahaan yang terkemuka. Jadi ada kelompok dimana kita langsung berhubungan, atau kita bagian dari kelompok itu.

b. Keluarga

(33)

87 c. Peran dan Status

Peran yang dimainkan seseorang dalam kehidupannya dapat lebih dari satu. Kotler et.al. (dalam Kertajaya, 2010: 104) memisahkan kegiatan sosial perusahaan kedalam beberapa tingkatan yang didasarkan terhadap seberapa dalam mereka memasukkan kegiatan sosial tersebut dalam aktivitas bisnis mereka. Terdapat tiga tipe tingkatan yaitu sebagai berikut :

a. Filantropi

Di dalam filantropi, perusahaan menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk didonasikan kepada sebuah badan amal atau untuk gerakan sosial tertentu. Banyak perusahaan menggunakan filantropi terutama untuk meningkatkan reputasinya untuk mendapatkan pengurangan pajak.

b. Cause Marketing

Cause Marketing merupakan tahapan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan filantropi. Sebuah praktik dimana perusahaan mendukung gerakan sosial tertentu melalui kegiatan pemasaran mereka. Dalam cause marketing, peeusahaan menempatkan energy mereka, bukan hanya uang,

untuk terlibat langsung mengentaskan isu-isu tertentu. c. Socio-Cultural Transformation

(34)

88 2.1.3 Harga

2.1.3.1 Pengertian Harga

Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2005:34). Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, manajer harus mengintegrasikannya dulu dengan keputusan-keputusan sebelumnya, yaitu dalam bidang produksi, distribusi, dan strategi promosi. Penyesuaian ini dibutuhkan agar dapat menciptakan suatu bauran pemasaran yang konsisten, terpadu, dan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

2.1.3.2 Tujuan Penentapan Harga

Menurut Tjiptono (2005:35), ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga,

yaitu:

1. Tujuan berorientasi laba

Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap

perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum.

Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya sangat sulit

untuk dilakukan.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Tujuan ini berorientasi pada volume, di mana harga ditetapkan sedemikian rupa agar

(35)

89

pangsa pasar, misalnya biaya operasional pemasangan jalur telepon untuk satu

rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan

citra perusahaan. Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk

citra nilai tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga

Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan

hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5. Tujuan-tujuan lainnya

Penetapan harga dapat juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.3.3 Indikator Harga

Indikator yang mencirikan harga yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (Stanton, 1998) :

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat

(36)

90

Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang

harus dipertimbangkan (Tjiptono, 2005:38), yaitu:

1. Faktor internal perusahaan

Faktor ini berasal dari dalam perusahaan, terdiri dari:

a) Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran

perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan

kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan

tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b) Strategi bauran pemasaran

Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga

perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya,

yaitu produk, distribusi, dan promosi.

c) Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan

perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan

sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis

biaya lainnya.

2. Faktor eksternal perusahaan

(37)

91

a) Sifat pasar dan permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli,

maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas

permintaan.

b) Persaingan

Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar

yang berbeda-beda.

2.1.4 Iklan

2.1.4.1 Definisi Iklan

Iklan menurut Lee dan Johnson (2007:3) adalah komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke masyarakat luas melalui media dan bersifat massal seperti televise, radio , koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Dalam hal ini peneliti menjadikan pendapat Widyatama (2011:27) sebagai indikator dari iklan, yaitu :

1. Penyampaian 2. Media

2.1.4.2 Jenis – Jenis Iklan

(38)

92 1. Iklan Nasional

Iklan nasional ini biasa dimunculkan pada jam tayang utama (prime time) di jarigan televisi nasional dan juga di media besar nasional dan media lainnya. Iklan ini dipasang dengan tujuan untuk menginformasikan dan mengingatkan kepada konsumen akan merek produk atau jasa yang ditawarkan beserta fitur, manfaat, dan manfaat yang ditawarkan dalam rangka menciptakan dan memperkuat citra produk sehingga konsumen akan cenderung membelinya. 2. Iklan Lokal

Iklan lokal dipasang dengan tujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu. Promosi yang dilakukan iklan lokal sering berbentuk direct action advertising (aksi langsung) untuk memperoleh penjualan secara cepat.

3. Iklan Primer dan Selektif

Iklan primer dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industri. Iklan sejenis ini bertujuan untuk menjelaskan konsep dan manfaat produk secara umum namun sekaligus mempromosikan merek produk bersangkutan.

Iklan selektif lebih fokus pada penciptaan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Iklan jenis ini lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merek produk tertentu.

(39)

93 Iklan antar bisnis merupakan iklan dengan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan memengaruhi pembelian barang atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan dimana individu tersebut bekerja.

5. Iklan Professional

Iklan professional merupakan iklan dengan target kepada para pekerja profesional seperti dokter, pengacara, dokter gigi, ahli teknik, dan sebagainya. Iklan ini digunakan untuk mendorong professional untuk menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan dan merekomendasikannya kepada konsumen.

6. Iklan Perdagangan

Iklan perdagangan menaruh target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran seperti pedagang besar, distributor, serta para pengecer. Iklan ini dilakukan dengan tujuan agar para anggota saluran distribusi untuk memiliki, mempromosikan, serta menjual kembali produk tersebut.

2.1.4.3 Keputusan Penting dalam Periklanan.

Penetapan Strategi pesan

(40)

94 Sumber: Kotler/Amstrong dasar-dasar pemasaran jilid 2 hal 168

Gambar 2.1

Keputusan penting dalam periklanan 2.1.4.4 Fungsi – Fungsi Iklan

Adapun fungsi – fungsi iklan menurut Widyatam (2011:43) sebagai berikut:

1. sebagai media komunikaasi dari pihak produsen atau pembuat pesan kepada konsumen atau khalayak penerima pesan. Fungsi komunikasi tersebut meliputi fungsi memberikan informasi, fungsi persuasi, fungsi pengingat, fungsi pemercepat keputusan, fungsi pembangun citra, dan fungsi peneguh citra; 2. sebagai media pendidikan yang digunakan oleh produsen atau komunikator

terhadap konsumen atau khalayaknya;

3. sebagai media yan berfungsi ekonomi di tengah masyarakat; 4. sebagai media sosial; dan

Keputusan Media Jangkauan, frekuensi,

(41)

95 5. sebagai media penghibur bagi khalayaknya.

2.1.5 Word of Mouth

2.1.5.1 Definisi Word of Mouth

Word of mouth cenderung merupakan komunikasi interpersonal dan

komunikas antar kelompok. Komunikasi ini memiliki kekuatan yang besar karena kemampuannya dalam memberikan rekomendasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Dye dalam Godin (2000:12), bahwa dalam kehidupan sehari-hari seseorang cenderung untuk membagi pengalamannya akan sesuatu. Widyatama (2011:73) berpendapat word of mouth merupakan komunikasi lisan dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.

Menurut Rangkuti (2013:111) word of mouth adalah usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual produk/jasa/merek ke pelanggan lain. Tujuan akhirnya adalah supaya seorang pelanggan tidak hanya mampu membicarakan dan mempromosikan produk yang ia gunakan, tetapi juga mampu menjual kepada pelanggan lainnya secara tidak langsung.

(42)

96 organisasi untuk mempengaruhi bagaimana para konsumen menciptakan dan/atau mendistribusikan informasi yang bersifat pemasaran kepada konsumen-konsumen. Word of mouth memang memiliki nilai peasaran yang lebih tinggi. Sebagai

bagian dari model mikro komunikasi pemasaran, word of mouth memiliki model hirarki respons (Tandjung dkk, 2013:74-76 ), yaitu:

1. Awareness

Pengetahuan atau informasi lebih dalam mengenai sebuah produk harus dimiliki oleh pelanggan potensial. Mereka mungkin memiliki kesadaran, tapi tidak tahu banyak tentang produk. Pengetahuan sangat penting diberikan kepada pelanggan potensial agar informasi tentang produk menjadi lengkap. Untuk itu pesan yang disampaikan oleh komunikator harus jelas agar dimengerti oleh pelanggan potensial. Jangan sampai mereka bingung memahami pesan produk yang disampaikan. Selain itu figure penyampaian pesan harus sesuai dengan pelanggan potensial.

2. Interest

Komunikator harus mampu membangkitkan rasa suka pelanggan potensial terhadap produk. Biasanya untuk menarik perhatian, banyak perusahaan menggunakan selebritis nasional maupun internasional. Selain itu juga menggunakan tokoh – tokoh penting dari kalangan bisnis, politik, pendidikan, dan lain – lain.

3. Desire

(43)

97 harus berusaha membangun keinginan pelanggan potensial dengan membandingkan kualitas, nilai serta fitur – fitur lainnya terhadap produk pesaing. Di Indonesia, strategi ini tidak boleh dilakukan secara terang – terangan dengan membandingkan langsung antara merek produk sendiri terhadap merek produk pesaing. Nama merek pesaing harus dikaburkan sehingga tidak kelihatan jelas jika dibandingkan langsung.

4. Action

Pelanggan potensial memiliki keinginan serta minat yang kuat, namun belum cukup tergerak untuk membeli. Untuk itu, setiap pesan harus bisa emberikan dorongan agar mereka segera melakukan tindakan. Salah satu contohnya adalah memberikan diskon selama jangka waktu tertentu.

5. Advocacy

Komunikator harus berusaha membangun kesetiaan pelanggan potensial terhadap merek produk. Untuk itu, kepuasan pelanggan adalah kunci utama. Jangan sampai program promosi yang disampaikan justru mengecewakan mereka, misalnya staf penjualan kurang siap atau stock produk belum dikirim, dan lain – lain. Pelanggan yang puas bisa menjadi corong promosi bagi rekan – rekan atau keluarga mereka.

(44)

98

Sumber: Kanwar (2002:4)

Gambar 2.2

Proses Word of Mouth

Gambar 2.2 menunjukkan ilustrasi sederhana mengenai hal-hal yang berkenaan dengan proses word of mouth marketing. Ketiga hal tersebut merupakan variabel konstituen dari proses word of mouth marketing yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Content

Content merupakan pesan atau informasi yang menjadi bahan pembicaraan dalam proses interaksi word of mouth marketing yang dapat bersifat positif dan negatif dalam kaitannya dengan merek produk atau jasa yang dibicarakan. 2. Context

Context dalam jenis komunikasi ini adalah jika isi pesan atau content mengalami proses penerimaan (decoding). Context disini juga mengacu pada saluran (channel) yang digunakan dalam proses pesan yang dapat berupa interest groups diinternet dan yang menjadi context-nya adalah tema dari

interest groups tersebut.

(45)

99 Carriers mengacu pada individu-individu yang memelihara dan mempertahankan pesan dan informasi (content) dari suatu pesan.

Menurut Lupiyoadi (2006:238) word of mouth dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

1. Membicarakan hal-hal positif tentang produk/jasa. 2. Rekomendasi produk/jasa dari orang lain

3. Termotivasi teman/relasi untuk melakukan pembelian 2.1.5.3 Indiktor Word of Mouth

Adapun indikator word of mouth yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut (Dede Suryadi dalam Majalah SWA, 2014:54):

1. Dibicarakan (talk) 2. Promosi (promotion) 3. Penjualan (sell)

2.1.6 Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan oleh konsumen berbeda-beda menurut jenis keputusan pembelian. Keputusan yang lebih kompleks mungkin melibatkan partisipasi yang lebih banyak dan kebebasan pembeli yang besar.

(46)

100 adalah suatu proses dimana seseorang rela menukarkan uang atau alat pembayaran lainnya untuk sebuah barang ataupun jasa untuk dapat memuaskan kebutuhannya.

Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan.Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181) keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan yang kedua faktor situasional yang tidak diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pembelian yang aktual.

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Awater (dalam Setiadi, 2003) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai kegiatan mengumpulkan informasi tentang alternatif yang relevan dan membuat pilihan yang sesuai.

(47)

101 Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut Kotler dan Armstrong (2008:179) terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Secara rinci tahap tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah, yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan. Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang di harapkan.

b. Pencarian informasi, yaitu konsumen ingin mencari lebih banyak konsumen yang mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.

c. Evaluasi alternatif, yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif pilihan terbaik yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.

d. Keputusan membeli, yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian yang telah diperoleh dari evaluasi alternatif terhadap merek yang akan dipilih.

Perilaku sesudah pembelian, yaitu keadaan dimana sesudah pembelian terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

2.1.6.1 Model Lima Tahap

(48)

102 memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka.

2.1.6.1.1 Pengenalan Masalah

Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang emmicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. Terutama untuk pembelian fleksibel seperti barang-barang mewah, paket liburan dan pilihan liburan, pemasar mungkin harus meningkatkan motivasi konsumen sehingga pembelian potensial meningkatkan motivasi konsumen sehingga pembelian potensial mendapat pertimbangan serius.

2.1.6.1.2 Pencarian Informasi

Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif; mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untukmempelajari produk tersebut. Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok :

a) Pribadi. keluarga, teman, tetangga, rekan.

b) Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c) Publik. Media masaa, organisasi pemeringkat konsumen.

d) Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

(49)

103 didominasi pemasar. Meskipun demikian, informasi yang paling efektif sering berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan otoritas independen.

2.1.6.1.3 Evaluasi Alternatif

Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi adalah :

1. Konsumen berusaha memuaskan sebuah keputusan. 2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

3. Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.

2.1.6.1.4 Keputusan Pembelian

(50)

104 1. Dengan heuristic konjungtif (conjuctive heuristic)

Konsumen menetapkan tingkat cutoff minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternative pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.

2. Dengan heuristic leksikografis (lexicograohic heuristic)

Konsumen memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting.

3. Dengan heuristic eliminasi berdasarkan aspek (elimination-by-aspects heuristic)

Konsumen membandingkan merek berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistik – dimana probabilitas pemilihan aribut berubungan positif degan arti pentingnya – dan menghilangkkan merek yang tidak memenuhhi batasan minimum yang dapat diterima.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko anggapan. Konsumen dapat menilai banyak jenis resiko dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk : 1. Risiko fungsional – Produk tidak bekerja sesuai harapan.

2. Risiko fisik – Produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna atau orang lain.

(51)

105 6. Risiko waktu – Kegagalan produk menghasilkan biaya peluang untuk

menemukan produk memuaskan lainnya. 2.1.6.1.5 Perilaku Pascapembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oelh pemasar dalam fase ini, yaitu:

1. Kepuasan Pasca Pembelian

Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika memenuhi harapan, konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas.

2. Tindakan Pasca Pembelian

Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali. Pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang lain.

3. Penggunanaan dan penyingkiran Pasca pembelian.

(52)

106 Gambar 2.3

Langkah-Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

2.1.6.2 Zero Moment of Truth (ZMOT)

Istilah ‘Moment of Truth’ sudah lama digunakan untuk menjelaskan moment penting interaksi antara konsumen dengan brand, pada saat brand dicoba (atau dibeli). Bila ternyata janji-janji nya tidak terpenuhi, maka moment ini dianggap gagal. Moment of Truth akan membuka, membeberkan ‘siapa’ diri brand itu sebenarnya. Menurut A.G. Lafley, CEO Procter & Gamble di tahun 2005, Moment of Truth pada saat produk sudah dibeli dan dicoba bukanlah yang

Keputusan Pembelian

Evaluasi alternatif Niat Untuk

Membeli

Sikap orang lain Faktor situasional

(53)

107 terpenting. Moment ini dikenal sebagai Moment of Truth Kedua (The Second Moment of Truth/SMOT).

The First Moment of Truth (FMOT), menurut Lafley, lebih penting lagi

dibandingkan dengan SMOT. FMOT adalah pada saat saat konsumen bertemu langsung dengan brand di rak display. Disana, pada saat ia sedang berada di zona terdekat dengan brand, sedang berada di hadapannya, disitulah kekuatan sebuah brand diuji.

Jim Lecinski dari Google membuat terobosan dengan memperkenalkan istilah baru yang masih berkaitan dengan moment of truth ini dengan nama “Zero Moment of Truth” (ZMOT). ZMOT diyakini jauh lebih penting daripada FMOT

dan SMOT. Menurut Google, saat seseorang akan membeli produk – baik itu sekedar snack, atau tiket konser hingga liburan ke Paris – dunia Internet bisa mengubah cara ia memutuskan brand apa yang akan dipilihnya. Untuk konsumen masa kini, Pre-shopping Moment adalah saat-saat penting. Saat mencari informasi tentang sebuah produk (ZMOT) ternyata bisa lebih penting lagi daripada saat berada di outlet (FMOT) dan saat menggunakannya (SMOT).

Zero Moment of Truth merupakan sebuah konsep pemasaran yang

(54)

108 inilah yang menjadi dasar ZMOT dan semestinya perusahaan cukup jeli pada tahap ini, agar dapat memahami dan membimbing keputusan pelanggan tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Gultom (2010) telah melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penayangan Iklan simPATI freedom Di Televisi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penayangan iklan simPATI freedom di televisi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Koefisien determinasi (R2) 0,565 menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu iklan simPATI freedom di televisi berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan sebesar 56,5% dan sisanya sebesar 43,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel penelitian.

Sabrina (2012) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Sunlight Cair Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas produk, harga dan word of mouth secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(55)

109 Zulkarnain (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Produk, Sosial, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian CDMA-Based Mobile Phone Network (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara produk, sosial, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU memiliki hubungan yang sangat erat. Berdasarkan pengujian secara simultan, variabel independen (produk, sosial, harga, dan promosi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Berdasarkan pengujian secara parsial, faktor sosial merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.

Chen et al. (2010) telah melakukan penelitian dengan judul Online Social Interaction: A Natural Experiment on Word of Mouth versus Observational Learning. Penelitian ini menjelaskan bahwa keputusan pembelian dapat

(56)

110 menunjukkan bahwa dampak penjualan meningkatkan pembelajaran observasional dengan volume yang WOM.

Raheem et al. (2014) telah melakukan penelitian dengan judul Role Of Packaging And Labeling On Pakistani Consumers Purchase Decision. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kemasan dan pelabelan terhadap keputusan pembelian konsumen Pakistan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemasan dan pelabelan adalah faktor yang paling penting. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemasan adalah salah satu faktor yang paling penting dan kuat yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Tabel 2.1 Santo Thomas 1 Medan/

Penayangan iklan simPATI freedom di televisi memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap

keputusan pembelian pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan. Sabun Sunlight Cair Pada

(57)

111

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian sabun Sunlight cair pada

konsumen rumah tangga di Kelurahan Helvetia Tengah Medan dan variabel yang dominan dalam penelitian adalah kualitas produk. 3 Analisis secara simultan, variabel independen (produk, sosial, harga, dan promosi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Berdasarkan pengujian secara parsial, faktor sosial merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian CDMA-based mobile phone network pada Mahasiswa Jurusan S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik USU.

Word of mouth negatif lebih berpengaruh daripada word of mouth positif. Informasi pembelajaran observasional positif secara signifikan meningkatkan penjualan tetapi informasi

pembelajaran observasional negatif tidak berpengaruh. Hasil lain juga

menunjukkan bahwa dampak penjualan

meningkatkan pembelajaran observasional dengan volume yang WOM. 5 Role Of

(58)

112 kemasan adalah salah satu faktor yang paling penting dan kuat yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

2.3 Kerangka Konseptual

Konsumen memiliki kebutuhan maupun keinginan yang akan berubah secara terus menerus. Sehingga seorang manajer pemasaran harus mempunyai pengetahuan yang seksama tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar yang baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten.

Menurut Kotler (2002:338), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya. Sehingga kinerja produk menjadi salah satu perbincangan yang menarik bagi sesame konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Semakin baik kualitas produk maka akan meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian.

(59)

113 membuat keputusan pembelian, bahkan juga dapat menghalangi suatu keputusan pembelian.

Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2005:34). Tingkat harga yang ditetapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian karena faktor harga akan menarik bagi calon pembeli produk yang di tawarkan.

Iklan menurut Lee dan Johnson (2007:3) adalah komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke masyarakat luas melalui media dan bersifat massal seperti televise, radio , koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Tujuan dasar dari semua kegiatan iklan adalah memberikan informasi kepada konsumen potensial tentang produk yang ditawarkan, dimana konsumen dapat membelinya, berapa harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut. Konsumen memerlukan informasi-informasi tersebut dalam pengambilan keputusan pembeliannya. Kegiatan periklanan dilakukan oleh perusahaan dapat membantu membentuk persepsi konsumen tentang produk.

Word of mouth adalah usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk

(60)

114 adalah strategi yang cukup efektif dengan biaya yang relatif rendah jika dibandingkan dengan promosi iklan di media masa. WOM adalah cara terbaik untuk mempengaruhi orang lain untuk membeli produk anda, karenan bisa langsung fokus ke target market. Strategi ini memungkinkan seseorang membeli/menggunakan produk atau jasa anda hanya karena ajakan orang lain dan opini positif yang mereka sampaikan.

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Awater (dalam Setiadi, 2003) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai kegiatan mengumpulkan informasi tentang alternatif yang relevan dan membuat pilihan yang sesuai. Keputusan pembelian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan empat variabel bebas yaitu Produk, Faktor Sosial, Harga dan Iklan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Produk (�1) Faktor Sosial (�2)

Harga ( 3) Iklan (4)

Word of mouth (5)

(61)

115 Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan peneliti, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

4. Produk, faktor sosial, harga, dan iklan diduga mempunyai pengaruh signifikan terhadap word of mouth.

5. Produk, faktor sosial, harga, dan iklan serta word of mouth diduga mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Sony XPeria.

(62)

116 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis eksplanasi, yaitu penelitian yang dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan dan obyek-obyeknya, yang bertujuan untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan, dan menyelidiki hubungan kausalitas antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Juni 2015.

3.3 Batasan Operasional 3.3.1 Variabel Independen (X)

1. Produk (X1), adalah smartphone Sony Xperia yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Adapun indikatornya sebagai berikut :

a. Kinerja

b. Reliabilitas atau keandalan c. Daya tahan

d. Keamanan (safety)

2. Faktor sosial (X2), adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar kita. Adapun indikatornya sebagai berikut :

(63)

117 b. Keluarga

c. Peran dan status

3. Harga (3), adalah sejumlah uang yang dipertukarkan untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Adapun indikatornya sebagai berikut :

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk c. Harga dibandingkan dengan pesaing d. Kesesuaian harga dengan manfaat

4. Iklan (X4), adalah komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai

sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke masyarakat luas melalui media dan bersifat massal seperti televise, radio , koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Dalam hal ini peneliti menjadikan pendapat Widyatama (2007:16) sebagai indikator dari iklan, yaitu :

a. Penyampaian b. Media

5. Word of mouth (X5), adalah usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk/jasa/merek ke pelanggan lain. Adapun indikatornya sebagai berikut :

(64)

118 c. Rekomendasi

3.3.2 Variabel Dependen (Y)

1. Keputusan pembelian (Y), adalah suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut :

a. ZMOT b. FMOT

3.4 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur

Produk

Smartphone Sony Xperia yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, dan dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan.

Faktor Sosial Faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita.

a. Kelompok

(65)

119

Iklan Komunikasi komersil dan nonpersonal mengenai sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke masyarakat luas melalui media dan bersifat massal.

a. Penyampaian b.Media

Interval

Word of Mouth

usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan,

merekomendasikan, dan menjual produk/jasa/merek ke pelanggan lain.

4.Dibicarakan (talk) 5.Promosi

(promotion)

6.Rekomendasi Interval

Keputusan Pembelian

Suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.

a. ZMOT (Zero

Sumber : Amir (2005), Majalah SWA (2014), Sabrina(2012), Stanton (1998), dan Widyatama (2011)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(66)

120 peneliti memberikan sepuluh alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 10.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengguna smartphone Sony XPeria di Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2009:118). Dengan pertimbangan atau kriteria pengguna produk Sony XPeria di Universitas Sumatera Utara. Karena jumlah populasi tidak diketahui maka, digunakan rumus dari Kuncoro (2009:125), yaitu:

�= ��� � �

2

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

Z = Nilai standar normal yang besarnya tergantung S,

S = Deviasi sttandar sampel

(67)

121 bila S = 0,01 → Z = 1,67

E = Tingkat kesalahan yang ditolerir = 10%

Penulis memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p yang belum diketahui maka dapat digunakan S = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

� =�(1,96)(0,05)

10% �

2

�= 96,04 dibulatkan menjadi 97 orang

Adapun teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah snowball sampling. Snowball sampling adalah prosedur pengambilan sampel dimana responden pertama dipilih dengan metode probabilitas dan kemudian responden selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden yang pertama (Kuncoro, 2009:141). Dalam penelitian sampel, pertama-tama dipilih satu-dua orang dengan kriteria mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang menggunakan produk Sony XPeria, kemudian mereka memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya hingga jumlah sampel semakin banyak.

3.7 Jenis Data 1. Data Primer

Gambar

Daftar Harga Smartphone Sony Xperia Pada Januari 2015Tabel 1.2
Gambar1.1 Kategori yang Paling Banyak Dibicarakan di Media Sosial
Gambar 2.1 Keputusan penting dalam periklanan
Gambar 2.3 Langkah-Langkah Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kualitas produk, harga dan word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Pengaruh produksi, Faktor sosial, Harga, Iklan, dan Word of mouth terhadap keputusan pembelian Sony Xperia pada mahasiwa Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera

Program diskon, media iklan dan word of mouth bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian setiap konsumen yang datang di Factory Outlet Rown Division Surakarta

Selanjutnya secara simultan variabel Kualitas Produk, Word Of Mouth dan Lokasi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Merek Senduro Coffee dengan

Hipotesis yang kedua yang menyatakan “kualitas produk, word of mouth dan harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Vans (Studi Pada

Dapat disimpulkan bahwa, kualitas produk, Harga dan Electronic word of mouth memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, jika suatu usaha yang menjual barang atau jasa

Pengaruh Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen

H9: Word of Mouth berpengaruh siginifikan terhadap Keputusan Pembelian H0: Word of Mouth tidak berpengaruh siginifikan terhadap Keputusan Pembelian H10: Kualitas Produk Kinerja