• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun Oleh: RINI MULIA SARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Disusun Oleh: RINI MULIA SARI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH

(Studi Pada Konsumen Produk Kosmetik Wardah Di Outlet Wardah Iskandar Muda Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

RINI MULIA SARI 130907035

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

ABSTRAK

Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah (Studi Pada Konsumen Produk Kosmetik

Wardah Di Outlet Wardah Iskandar Muda Medan)

Nama : Rini Mulia Sari

NIM : 130907035

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Ardi Ermawy, MBA

Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan yang ketat. Oleh karena itu, keadaan ini akan mengakibatkan perusahaan setiap kali harus selalu mengikuti perubahan dan melakukan inovasi. Salah satu industri yang tumbuh dengan pesat adalah industri kosmetik. Hal ini terjadi karena tumbuhnya peningkatan kesadaran masyarakat, khususnya wanita tentang gaya hidup. Kenyataan ini merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh produsen kosmetik dengan mengeluarkan berbagai jenis dan merek yang dikeluarkan di Indonesia. Produsen kosmetik berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen untuk membeli produknya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Keputusan Pembelian produk kosmetik Wardah di outlet Wardah Wardah Iskandar Muda Medan).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen produk kosmetik Wardah yang berbelanja di outlet Wardah Iskandar Muda Medan. Data dikumpulkan melalui metode kuesioner sebanyak 100 responden dengan metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sampling. Data dikumpulkan dengan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Instrumen, Uji Normalitas, Uji Analisis Regresi Linear Sederhana, Uji Koefisien Determinasi (R²), Koefisien Korelasi dan Uji Signifikan (Uji-t).

Berdasarkan uji analisis regresi linear sederhana yang dilakukan maka dapat dibuat model persamaan regresi dalam bentuk seperti berikut: Y= 13,460 + 0,875X. Koefisien regresi variabel citra merek adalah sebesar 0,875, artinya citra merek memiliki pengaruh yang searah dengan keputusan pembelian. Pada uji instrumen yang dilakukan didapatkan hasil bahwa indikator-indikator dalam penelitian ini adalah valid dan bersifat reliabel. Selain itu, uji t menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien determinasi diperoleh R Square sebesar 0,408 atau 40,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model regresi ini variabel independen yaitu Citra Merek (Brand Image) berpengaruh sebesar 40,8%.

Kata kunci : Citra Merek (Brand Image), Keputusan Pembelian

(3)

ABSTRACT

Influence of Brand Image to Purchase Decisions Wardah Cosmetic (Studies in Consumer Product Wardah Cosmetic in Wardah Store Iskandar Muda Medan)

Name : Rini Mulia Sari

NIM : 130907035

Department : Business Administration Faculty : Social and Political Science

Advisor : Ardi Ermawy, MBA

The economic development now is increasingly leading to intense competition. Therefore, this situation will result in the company every time should always follow the changes and innovations. One of the fastest growing industry is the cosmetics industry. The happens because of its growing public awareness, especially wome about lifestyle. This fact is an opportunity that is used by manufacturers of cosmetics by issuing various types and brands issued in Indonesia. Cosmetics manufacturers are competing to attract consumers to buy their products.

This study aims to determine the effect of Brand Image on purchasing decisions Wardah cosmetics in Wardah store Iskandar Muda Medan.

Population in this study is a consumers product cosmetics who shop at Wardah store Iskandar Muda Medan. Data were collected through questionnaires of 100 respondents to this reseach method is associative. The sampling technique used in this reseach is purpossive sampling. Data were collected through questionnaires distributed to consumers. Data analysis technique used is the test instrumen, normality test, coefficient determination test (R2), correlation coefficients and significant test.

Based on a simple linear regression analysis test can then be made in the form of regression model as follows: Y= 13,460 + 0,875X. Brand image variable regression coefficient is 0,875, meaning that the brand image has a direct influence in purchasing decisions. The instrument test performed showed that the indicators in this study is valid and are reliable. In addition, t test showed that all independent variables have positive and significant effect on the dependent variable. The result obtained determination coefficient R Square of 0,408 or 40,8%. This case shows that this regression model with independent variables that affect the brand image at 40,8%.

Keywords: Brand Image, Purchase Decision

(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH (Studi Pada Konsumen Produk Kosmetik Wardah Di Outlet Wardah Iskandar Muda Medan)”. Shalawat dan salam peneliti hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Administrasi Bisnis.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penulisan karya ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Peneliti khusus mempersembahkan skripsi ini teruntuk kedua orang tua tersayang: Ayahanda Ruslan dan Mamak ku Sarmi, ananda persembahkan skripsi ini untuk kalian berdua sebagai penguat jiwaku. Terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk peneliti. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ardy Ermawy,SE.MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti serta memberi arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada Bang Farid dan Kak Sis selaku pegawai pendidikan AdministrasiNiaga/Bisnis FISIP USU yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

6. Kepada Mbak Diah Wulandari yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk melakukan penelitian di outlet Wardah Beauty House Medan.

7. Seluruh karyawan Wardah Beauty House yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.

8. Buat sahabat-sahabat ku tersayang dari SMA: Dwi Rahmayani, Uci Irwana, Dini Aisyah, Irma Siagian, Opi Damayana, terimakasih atas segala doa dan dukungannya.

9. Sahabat-sahabat tersayang sekaligus kawan seperjuangan: Je, Tamik, Wishal, Eka, Ema, dan Juwita yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga kita semua kelak menjadi orang sukses, dan jangan lupakan aku, aku sangat menyayangi kalian.

10. Kepada semua teman-teman Administrasi Bisnis stambuk 2013 khususnya teman-teman dikelas A terima kasih atas semua motivasi dan dorongannya,

(6)

tetap semangat dan terima kasih untuk kebersamaannya selama hampir 4 tahun ini. Kalian yang terbaik.

11. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.

12. Seseorang yang telah menemani dan selalu mendukung Peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini, semoga kita dapat segera mewujudkan impian kita.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 13 Maret 2017

Peneliti

Rini Mulia Sari

(7)

DAFTAR ISI

Halaman SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSETUJUAN

ABSTRAK ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Citra Merek (Brand Image) ... 7

2.1.1 Pengertian Citra Merek ... 7

2.1.2 Komponen Citra Merek ... 8

2.1.3 Manfaat Merek ... 12

2.2 Keputusan Pembelian ... 14

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 14

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen ... 14

2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan ... 17

2.2.4 Model Pengambilan Keputusan Konsumen ... 20

2.3 Penelitian Terdahulu ... 21

2.4 Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Bentuk Penelitian ... 25

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Populasi dan Sampel ... 25

3.3.1 Populasi ... 25

3.3.2 Sampel ... 26

3.4 Hipotesis ... 26

3.5 Definisi Konsep ... 27

3.6 Definisi Operasional ... 28

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.8 Teknik Penentuan Skor ... 29

(8)

3.9 Teknik Analisis Data ... 30

3.9.1 Uji Instrumen ... 30

3.9.2 Uji Normalitas ... 32

3.9.3 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ... 32

3.9.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 33

3.9.5 Koefisien Korelasi ... 33

3.9.6 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 35

4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan ... 35

4.1.2 Visi dan Misi ... 37

4.1.3 Struktur Organisasi ... 37

4.1.4 Deskripsi PT. Paragon Technology and Innovation ... 39

4.1.5 Aktivitas PT. Paragon Technology and Innovation ... 40

4.1.6 Penghargaan PT. Paragon Technology and Innovation ... 40

4.2 Penyajian Data ... 41

4.2.1 Identitas Responden ... 41

4.2.2 Analisa Jawaban Responden ... 43

4.2.2.1 Citra Merek (Brand Image) (Variabel X) ... 43

4.2.2.2 Keputusan Pembelian (Variabel Y) ... 47

4.3 Analisis Data ... 52

4.3.1 Uji Instrumen ... 52

4.3.1.1 Uji Validitas... 52

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 54

4.3.2 Uji Normalitas ... 55

4.3.3 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ... 58

4.3.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 58

4.3.5 Koefisien Korelasi ... 59

4.3.6 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 61

4.4 Pembahasan ... 62

4.4.1 Analisis Citra Merek (Brand Image) (Variabel X) ... 63

4.4.2 Analisis Keputusan Pembelian (Variabel Y) ... 64

4.4.3 Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Merek Kosmetik Favorit Wanita ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen ... 7

Gambar 2.2 Nilai Asosiasi Merek ... 8

Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan ... 17

Gambar 2.4 Model Pemrosesan Kognitif ... 20

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ... 24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Paragon Technology And Innovation ... 38

Gambar 4.2 Histogram Uji Normalitas ... 57

Gambar 4.3 Grafik Normal P-Plot ... 57

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 28

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia ... 42

Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42

Tabel 4.4 Apakah Kosmetik Merek Wardah Adalah Kosmetik yang Mudah Dikenali, Dapat Diingat, dan Kemasannya Menarik ... 43

Tabel 4.5 Apakah Anda Menggunakan Kosmetik Wardah Karena MereknyaDapat Dipercaya ... 44

Tabel 4.6 Apakah Anda Menggunakan Kosmetik Wardah Karena Mereknya Menarik Minat Beli ... 44

Tabel 4.7 Apakah Anda Menggunakan Kosmetik Wardah Karena Merek Wardah Memiliki Berbagai Varian yang Menarik ... 45

Tabel 4.8 Apakah Kosmetik Wardah Adalah Merek yang Memiliki Kualitas Baik ... 45

Tabel 4.9 Apakah Kosmetik Wardah Memiliki Harga yang Bersaing ... 46

Tabel 4.10 Apakah Kosmetik Wardah Memiliki Kemasan yang Unik ... 46

Tabel 4.11 Apakah Kosmetik Wardah Memiliki Aroma yang Unik ... 47

Tabel 4.12 Apakah Anda Menyadari Adanya Kebutuhan Untuk Menggunakan Produk Kosmetik Wardah ... 47

Tabel 4.13 Apakah Anda Menyadari Adanya Rasa Ingin Menggunakan Produk Kosmetik Wardah ... 48

Tabel 4.14 Apakah Anda Memperoleh Informasi Produk Kosmetik Wardah Dari Teman, Keluarga, Iklan, dan Media Massa ... 48

Tabel 4.15 Apakah Anda Mencari Informasi Tentang Kosmetik Wardah Sebelum Menggunakannya ... 49

Tabel 4.16 Apakah Anda Menjadikan Kosmetik Wardah Sebagai Pilihan Kebutuhan Kosmetik Anda ... 49

Tabel 4.17 Apakah Anda Mencari Manfaat Tertentu Dari Produk Kosmetik Wardah ... 50

Tabel 4.18 Apakah Anda Memutuskan Untuk Membeli Produk Kosmetik Wardah Karena Citra Merek Wardah ... 50

Tabel 4.19 Apakah Anda Memutuskan Untuk Membeli Produk Wardah Karena Telah Mendapatkan Penghargaan Top Brand ... 51

Tabel 4.20 Apakah Anda Merasa Puas Menggunakan Produk Kosmetik Wardah ... 51

Tabel 4.21 Apakah Anda Memiliki Keinginan Untuk Membeli Kembali Produk Kosmetik Wardah ... 52

Tabel 4.22 Hasil Uji Validitas Variabel X ... 53

Tabel 4.23 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 53

Tabel 4.24 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ... 54

Tabel 4.25 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 55

Tabel 4.26 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ... 56

Tabel 4.27 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 58

Tabel 4.28 Koefisien Determinasi ... 59

Tabel 4.29 Koefisien Correlation ... 60

Tabel 4.30 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment ... 60

(11)

Tabel 4.31 Uji Parsial (Uji-t) ... 61

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan yang ketat. Oleh karena itu, keadaan ini akan mengakibatkan perusahaan setiap kali harus selalu mengikuti perubahan dan melakukan inovasi. Selain itu, perusahaan harus mengikuti pola perilaku pesaing dalam menjalankan bisnisnya.

Hal ini membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat dalam perebutan pangsa pasar. Setiap perusahaan ingin berhasil dalam menjalankan bisnisnya.

Mereka dituntut untuk memiliki suatu keunikan yang dapat memikat konsumen dalam rangka mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada.

Pada zaman modern sekarang ini, salah satu industri yang tumbuh dengan pesat adalah industri kosmetik. Hal ini terjadi karena tumbuhnya peningkatan kesadaran masyarakat, khususnya wanita tentang gaya hidup. Kenyataan ini merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh produsen kosmetik dengan mengeluarkan berbagai jenis dan merek yang dikeluarkan di Indonesia. Produsen kosmetik berlomba-lomba untuk menarik minat konsumen untuk membeli produknya.

Produk industri kosmetik juga sangat kompetitif dalam keunggulan, keunikan, dan kekuatan merek. Merek-merek kosmetik yang beredar di pasaran seperti kosmetik Viva, Sariayu, La Tulipe, Oriflame, Revlon, Pixy,Wardah dan lain sebagainya. Setiap merek menawarkan keunggulan, keunikan dan kekuatan produk tersendiri untuk pelanggannya.

(13)

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan perawatan kecantikannya, wanita yang mengerti akan kegunaan serta efek sampingnya pasti akan sangat hati-hati dalam pemilihan kosmetik untuk mendapatkan kepuasan maksimal dalam penggunaannya. Hal ini tentu menuntut produsen kosmetik untuk terus melakukan inovasi agar dapat memenangkan persaingan dalam industri kosmetik. Wanita modern akan memilih produk yang bukan hanya unggul dalam kualitas dan nama besar merek, tetapi juga mempertimbangkan kelayakan dan kehalalan bahan yang digunakan untuk membuat kosmetik.

Keputusan untuk membeli suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian akan kualitas produk tersebut. Tuntutan permintaan akan sebuah produk barang yang semakin berkualitas membuat perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki demi mempertahankan citra merek (brand image) produk yang mereka miliki. Merek mempunyai sifat khas, dan sifat khas inilah yang membedakan produk yang satu berbeda dengan produk yang lainnya.

Menurut Sangadji dan Sopiah, 2013:327, Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir tentang orang lain.

Menurut Sumarwan (Sangadji dan Sopiah, 2013:322) mendefinisikan merek sebagai simbol dan indikator kualitas dalam sebuah produk. Aaker (Sangadji dan Sopiah, 2013:322) berpendapat bahwa merek adalah nama dan/

(14)

atau simbol yang bersifat membedakan (seperti logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual tertentu yang mampu membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh para kompetitor.

Wardah merupakan salah satu merek kosmetik yang mengusung brand image halal pada produknya. Kosmetik yang diproduksi oleh PT. Paraghon Technology & Innovation ini telah mendapatkan sertifikasi halal dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI). Wardah hadir sebagai jawaban atas keinginan konsumen yang mengkonsumsi produk perawatan yang halal dan aman dari segi kandungan bahan pembuatannya.

Kosmetik halal adalah jawaban bagi wanita muslim yang ingin tampil cantik namun tidak melanggar ajaran agama. Dan wardah muncul sebagai kosmetik jawaban bagi wanita muslim yang menginginkan akan hal tersebut.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Markplus Insight Women Survey 2015 yang menunjukkan bahwa Wardah yang memposisikan diri sebagai merek kosmetik halal, ramah, muslim bernama merek kosmetik yang paling populer untuk wanita.Menurut hasil survey, 37,8% responden mengaku Wardah menjadi merek kosmetik favorit mereka, diikuti oleh Pixy (10,1%) dan Sari Ayu (8,7%). Ponds dan VIVA berada posisi keempat dan kelima, dengan marjin diabaikan. Terlepas dari Wardah, Sari Ayu juga adalah halal bersertifikat.

(15)

Gambar 1.1

Merek Kosmetik Favorit Wanita

Sumber: www.markplusinc.com

Dengan pengalaman lebih dari 28 tahun, PTI telah membawa Wardah sebagai brand lokal terbesar di Matahari, Departemen Store terbesar di Indonesia.

PTI juga terus mengembangkan brand-brand unggulan lainnya (Make Over, Putri, IX, Vivre, Hair Addict, Nusilk). Selama 4 tahun terakhir, perusahaan telah tumbuh lebih dari 80% per tahun, dengan 30 daerah operasional. (http://www.pti- cosmetics.com)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian karena penilitian dianggap menarik dan penting yaitu dengan judul “Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah (Studi Pada Konsumen Produk Kosmetik Wardah Di Outlet Wardah Iskandar Muda Medan)”.

(16)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi masalah- masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Semakin banyak merek kosmetik yang beredar di pasaran, sehingga persaingan antar perusahaan semakin ketat.

2. Setiap merek berupaya mengembangkan pasar dan meningkatkan keloyalan konsumen terhadap produknya.

3. Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian kosmetik, salah satu diantaranya adalah citra merek yang dicitrakan oleh produknya.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti memandang perlu untuk melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Hal ini dimaksud agar penelitian lebih terfokus pada topik yang memang menjadi pokok permasalahan. Masalah yang akan diteliti adalah pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah pada konsumen produk kosmetik wardah di outlet wardah Iskandar Muda Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah?

(17)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kajian ilmu pemasaran, khususnya yang berhubungan dengan perilaku konsumen dan hubungannya dengan keputusan pembelian.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah masukan dan saran yang bermanfaat dan membangun bagi perusahaan.

3. Bagi Program Studi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan bahan bacaan untuk mempelajari permasalahan yang berhubungan dengan keputusan pembelian.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Citra Merek (Brand Image)

2.1.1 Pengertian Citra Merek (Brand Image)

Menurut Simamora (Sangadji dan Sopiah,2013:327), citra adalah konsep yang mudah dimengerti, tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Rangkuti (Sangadji dan Sopiah,2015:327) mengemukakan bahwa “citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.

Menurut Aaker dalam Simamora (Sangadji dan Sopiah,2015:327), “citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar. Asosiasi-asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang dijanjikan kepada konsumen”. Merek merupakan simbol dan dan indikator dari kualitas sebuah produk. Oleh karena itu, merek-merek produk yang sudah lama akan menjadi sebuah citra, bahkan simbol status bagi produk tersebut yang mampu meningkatkan citra pemakainya.

Shimp et al (Sangadji dan Sopiah,2015:327) berpendapat citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain.

(19)

2.1.2 Komponen Citra Merek

Gambar 2.1

Kerangka Ekuitas Merek Berbasis Konsumen

Sumber: Keller dalam Shimp et al (Sangadji dan Sopiah,2013:328)

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa komponen citra merek adalah jenis-jenis asosiasi merek, dukungan, kekuatan dan keunikan asosiasi merek.

1. Asosiasi Merek (Brand Association)

Menurut Aaker dalam Simamora (Sangadji dan Sopiah,2013:328), “asosiasi merek adalah sekumpulan entinitas yang bisa dihubungkan dengan satu merek.” Lebih lanjut, Aaker dalam Rangkuti (Sangadji dan Sopiah,2013:328)

Simbolis KESADARAN

AKAN MEREK

Pengenalan Terhadap Merek Kemampuan untuk Mengingat

PENGETAHUAN AKAN MEREK

CITRA MEREK

Dukungan, Kekuatan, dan Keunikan Asosiasi

Merek

Jenis-Jenis Asosiasi Merek

Atribut

Manfaat

Evaluasi Keseluruhan

(Sikap)

Hal-hal yang tidak berhubungan dengan

produk (contoh:harga, kemasan pemakaian

dan citra merek Hal-hal yangberhubungan

dengan produk (contoh, harga, kemasan pemakai dan

citra Fungsional

Pengalaman

(20)

mendefinisikan asosiasi merek sebagai segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. “Asosiasi itu tidak hanya ada, namun juga mempunyai tingkat kekuatan “Aaker (Sangadji dan Sopiah,2013:328).

Asosiasi merupakan atribut yang ada di dalam merek dan akan lebih besar apabila pelanggan mempunyai banyak pengalaman berhubungan dengan merek tersebut. Berbagai asosiasi yang diingat oleh konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra merek (brand image). Keuntungan asosiasi merek tampak pada gambar berikut.

Gambar 2.2 Nilai Asosiasi Merek

Sumber: Rangkuti (Sangadji dan Sopiah,2013:329)

Durianti (Sangadji dan Sopiah,2013:329) berpendapat bahwa asosiasi terhadap merek ditentukan oleh tiga hal, yaitu nilai yang dirasakan (perceived value), kepribadian merek (brand personality), dan asosiasi organisasi (organizational association).

a. Nilai yang Dirasakan (Perceived Value)

Nilai yang dirasakan diartikan sebagai persepsi kualitasyang dibagi dengan harga. Ada lima unsur pembentuk nilai yang dirasakan, yaitu kualitas, produk, harga, kualitas layanan, faktor emosional, dan kemudahan.

Membantu Proses/Penyusunan Informasi

Diferensiasi/Posisi Alasan untuk Membeli Menciptakan Sikap/Perasaan

Positif Basis Perluas Asosiasi Merek

(21)

1) Kualitas Produk

Kualitas produk terdiri atas enam elemen, yaitu:

a) Kinerja, merupakan elemen kualitas produk yang berkaitan langsung dengan bagaimana suatu produk dapat menjalankan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

b) Reliabilitas, merupakan daya tahan produk selama dikonsumsi.

c) Fitur, merupakan fungsi-fungsi sekunder yang ditambahkan pada suatu produk, misalnnya fitur kendali jauh (remote control) pada televisi.

d) Keawetan (durability), merupakan dimensi kualitas produk yang menunjukkan suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknis maupun waktu.

Produk dikatan awet jika dapat bertahan dalam pemakaian berulang-ulang.

e) Konsistensi, merupakan elemen yang menunjukkan seberapa jauh suatu produk bisa memenuhi standar atau spesifikasi tertentu. Produk yang mempunya konsistensi tinggi berarti sesuai dengan standar yang ditentukan.

f) Desain, merupakan aspek emotional untuk memengaruhi kepuasan konsumen sehinngga desain kemasan ataupun bentuk produk akan turut memengaruhi persepso kualitas produk tersebut.

2) Harga

Unsur harga memberikan pengaruh yang relatif. Ada sebagian konsumen yang sensitif terhadap harga, akan tetapi ada juga yang tidak begitu mempertimbangkan harga dalam pengambilan keputusan pembelian produk.

(22)

3) Kualitas Layanan

Kualitas layanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Dimensi kualitas layanan terdiri atas wujud fisik (tangible), reliabilitas, daya tanggap (responsiveness), kepastian (assurance), dan empati.

4) Faktor Emosional

Dimensi emosional dibagi menjadi tig faktor, yaitu estetika, nilai ekspresif diri (self-expensive value), dan kepribadian merek. Aspek estetika berkaitan dengan bentuk dan warna. Bentuknya meliputi besar kecilnya produk, proporsi, dan kesimetrisan. Aspek ekspresif diri adalah bentuk kepuasan yang terjadi karena lingkungan sosial disekitarnya. Aspek kepribadian merek berkaitan dengan karakter personal.

5) Kemudahan

Konsumen cenderung merasa lebih puas jika bisa mendapatkan produk atau pelayanan secara relatif lebih mudah, nyaman, dan efisien.

b. Kepribadian Merek (Brand Personality)

Kepribadian merek berhubungan dengan ikatan emosi merek tersebut dengan manfaat merek itu sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan hubungan pelanggan. Kepribadian merek akan melibatkan dimensi yang unik untuk sebuah merek.

c. Asosiasi Organisasi (Organizational Association)

Dalam asosiasi organisasi konsumen akan mengaitkan sebuah produk dengan perusahaan yang memproduksinya. Asosiasi organisasi akan menjadi faktor penting jika merek yang ada mirip dalam hal atribut dengan merek lainnya, atau jika organisasi merupakan hal yang penting untuk dilihat.

(23)

2. Dukungan Asosiasi Merek

Dukungan asosiasi merek merupakan respon konsumen terhadap atribut, manfaat, serta keyakinan dari suatu merek produk berdasarkan penilaian mereka atas produk. Atribut disini tidak berkaitan dengan fungsi produk, tetapi berkaitan dengan citra merek. Dukungan asosiasi merek tersebut ditunjukkan dengan persepsi konsumen terhadap produk yang menganggap bahwa produk yang dikonsumsi itu baik dan bermanfaat bagi konsumen.

3. Kekuatan Asosiasi Merek

Setelah mengkonsumsi sebuah produk, konsumen akan mengingat kesan yang ditangkap dari produk tersebbut. Jika konsumen telah merasakan manfaatnya, ingatan konsumen terhadap produk tersebut akan lebih besar lagi daripada konsumen belum menggunakannya. Itulah yang membuat ingatan konsumen semakin kuat terhadap asosiasi sebuah merek. Kekuatan asosiasi merek ditunjukkan dengan reputasi baik yang dimiliki produk tersebut di mata konsumen, produk tersebut dirasa memiliki manfaat ekspresi diri dan menambah rasa percaya diri konsumen.

4. Keunikan Asosiasi Merek

Jika sebuah produk memiliki ciri khas yang membedakannya dari produk lain, produk tersebut akan diingat oleh konsumen. Ingatan konsumen tersebut akan semakin kuat jika konsumen sudah merasakan manfaat dari sebuah produk dan merasa bahwa merek lain tidak akan bisa membuaskan keinginannya tersebut.

2.1.3 Manfaat Merek

Merek sebuah produk dapat membantu para produsen membentuk loyalitas pelanggan. Jika sebuah perusahaan berhasil mengembangkan loyalitas

(24)

konsumennya melalui sebuah merek, perusahaan tersebut dapat menjual produk dengan harga yang lebih tinggi dari pesaingnya. Berikut ini ada beberapa manfaat merek, yaitu:

Menurut Simamora (Sangadji dan Sopiah, 2013:324) merek memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi pembeli, merek bermanfaat untuk mencerikatan mutu dan membantu memberi perhatian terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi merek.

b. Bagi masyarakat, merek memberikan manfaat yaitu:

1) Memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten

2) Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan tempat untuk membelinya

3) Meningkatkan inovsi-inovasi baru karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

c. Bagi penjual, merek memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Memudahkan penjual mengelolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul

2) Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk 3) Memungkingkan menarik sekelompok pembeli yang setia dan

menguntungkan

4) Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

(25)

2.2 Keputusan Pembelian

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Peter dan Olson (Sangadji dan Sopiah,2013:332), pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Inti dari pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan.

Menurut Engel et al dalam Pride dan Ferrel (Sangadji dan Sopiah, 2013:332) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah perilaku pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan produk. Sementara Pride dan Ferrel (Sangadji dan Sopiah, 2013:332) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, mereka yang membeli suatu produk untuk digunakan secara pribadi, bukan untuk tujuan bisnis atau dijual kembali kepada pihak lain.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Pride dan Ferrel (Sangadji dan Sopiah, 2013:335) membagi faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Faktor pribadi

Faktor pribadi merupakan faktor yang unik bagi seseorang. Berbagai faktor pribadi dapat memengaruhi keputusan pembelian. Faktor pribadi digolongkan menjadi tiga, yaitu:

a. Faktor demografi

Faktor demografi berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian. Faktor ini meliputi ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus, kehidupan keluarga, dan pekerjaan.

(26)

b. Faktor situasional

Faktor situasional merupakan keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian.

c. Faktor tingkat keterlibatan

Faktor tingkat ketrlibatan konsumen ditunjukkan dengan sejauh mana konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu keputusannya sebelum membeli suatu produk.

2. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang ada pada diri seseorang sebagian menetapkan perilaku orang tersebut sehingga memengaruhi perilakunya sebagai konsumen. Faktor- faktor psikologis meliputi:

a. Motif adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan kegiatan seseorang ke arah pemenuhan kebutuhan atau pencapaian sasaran.

b. Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterprestasian masukan informasi untuk menghasilkan makna.

c. Kemampuan dan pengetahuan adalah kesanggupan dan efisiensi untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah kemampuan seorang individu untuk belajar di mana proses pembelajaran tersebut merupakan perubahan perilaku seseorang yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman.

d. Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau negatif terhadap sebuah objek atau kegiatan tertentu.

e. Kepribadian adalah semua ciri internal dan perilaku yang membuat seseorang itu unik. Kepribadian seseorang berasal dari keturunan dan pengalaman pribadi.

(27)

3. Faktor sosial

Manusia hidup ditengah-tengah masyarakat. Sudah tentu manusia akan dipengaruhi oleh masyarakat di mana dia hidup. Dengan demikian, perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor sosial yang melingkarinya. Faktor sosial tersebut meliputi:

a. Peran dan pengaruh keluarga dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, keluarga mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian konsumen. Setiap anggota keluarga mempunyai kebutuhan, keinginan, dan selera yang berbeda-beda.

b. Kelompok referensi dapat berfungsi sebagai pertimbangan dan sumber informasi bagi seseorang sehingga perilaku para anggota kelompok referensi ketika membeli suatu produk bermerek tertentu akan dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi.

c. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk para individu yang memiliki tingkat sosial yang serupa. Dalam kelas sosial terjadi pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, ada kelas yang tinggi, ada kelas yang rendah.

d. Budaya dan subbudaya memengaruhi bagaimana seseorang membeli dan menggunakan produk, serta kepuasan konsumen terhadap produk tersebut sebab budaya juga menentukan produk-produk yang dibeli dan digunakan.

(28)

2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Gambar 2.3

The Consumen Decision Process

e.

f.

g.

Sumber: Kotler dan Amstrong (Sangadji dan Sopiah, 2013:36)

Menurut Kotler dan Amstrong (Sangadji dan Sopiah, 2013:36) Proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan membeli terdiri atas lima tahap, yaitu

1. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya masalah tersebut, konsumen termotivasi untuk memilih produk tertentu.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari informasi lebih banyak informasi. Apabila dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang

Post Purchase Evaluation Information Search

Alternative Evaluation

Product Choice Problem Recognition

(29)

memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Namun jika produk yang diinginkan berada jauh dari jangkauan, walaupun konsumen mempunyai dorongan yang kuat, konsumen mungkin akan menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau pencarian informasi.

Pencarian informasi (information search) merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya akan meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh infomasi dari sumber mana pun, misalnya

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan;

b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan;

c. Sumber publik: media massa, organisasi, penilai pelanggan;

d. Sumber pengalaman: menangani, memeriksa, dan menggunakan produk.

3. Evaluasi Berbagai Alternatif

Pemasar perlu mengetahui evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation), yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Bagaimana konsummen mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individu dan situasi pembelian tertentu. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana mereka mengevaluasi alternatif merek. Jika mereka tahu proses evaluasi sedang berjalan, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk memepengaruhi keputusan pembelian.

(30)

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk. Biasanya keputusan pembelian (purchase decision) adalah pembelian merek yang paling disukai. Namun demikian, ada dua faktor yang busa muncul diantara niat untuk membelidan keputusan pembelian yang mungkin mengubah niat tersebut,. Faktor pertama adalah sikap orang lain; faktor kedua adalah situasi yang tidak diharapkan. Jadi, pilihan dan niat untuk membeli tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir ketika produknya sudah dibeli konsumen.

Setelah membeli produk, konsumen bisa puas atau tidak puas, dan akan terlibat dalam perilaku pascapembelian (post purchase behaviour) yang tetap menarik bagi pemasar. Perilaku pascapembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan. Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk merupakan faktor yang menentukan apakah pembeli puas atau tidak. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen akan kecewa; jika harapan terpenuhi, konsumen akan puas; jika harapan terlampaui, konsumen akan sangat puas.

(31)

2.2.4 Model Pengambilan Keputusan Konsumen

Pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan penilaian-penilaian secara evaluatif. Situasi di mana keputusan diambil mendeterminasi sifat eksak dari proses yang bersangkutan. Proses tersebut mungkin memerlukan waktu berbulan- bulan lamanya, dengan suatu seri keputusan-keputusan yang dapat diidentifikasi, yang dibuat pada berbagai tahapan proses pengambilan keputusan yang berlangsung. Berikut ini model pemrosesan kognitif pengambilan keputusan konsumen:

Gambar 2.4 Model Pemrosesan Kognitif Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber : Peter & Olson, 2000 (Sunyoto, 2015:89) Exposure pada

informasi lingkungan

Proses interpretasi

Perhatian Pemahaman Pengetahuan, arti,

dan kepercayaan

Proses

pengintegrasian Sikap dan keinginan

pengambilan keputusan

Perilaku

Proses kognitif

Ingatan Pengetahuan, arti,

dan kepercayaan

(32)

Dari gambar 2.4 ditunjukkan, bahwa semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti, dan kepercayaan yang diaktifkan dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam penerjemahan informasi baru di lingkungan.

Tetapi inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua tau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu di antaranya.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Brian Gumelar (Universitas Negeri Yogyakarta: 2016)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Brand Image Dan Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah (Studi pada Mahasiswa S1 Universitas Negeri Yogyakarta). Dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) brand image berpengaruh terhadap positif terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 4,606 memiliki nilai positif sebesar 0,339; (2) celebrity endorser berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai thitung sebesar 6.273 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi memiliki nilai positif sebesar 0,522, dan brand image dan celebrity endorser secara simultan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dengan hasil Fhitung sebesar 48.089 dengan signifikansi sebesar 0.000.

(33)

2. Muhammad Romadhoni (Universitas Negeri Yogyakarta: 2015)

Penelitian ini berjudul Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Sepatu Nike Pada Mahasiswa FIK UNY.

Dari hasil penelitian ini diperoleh ada pengaruh citra merek (brand image) sepatu Nike terhadap pengambilan keputusan pembelian sepatu Nike pada mahasiswa FIK UNY. Besarnya sumbangan citra merek terhadap diketahui nilai r2 sebesar 0,328, sehingga besarnya sumbangan sebesar 38,2%, sedangkan sisanya sebesar 61,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam variabel penelitian.

3. Fransiska Paramitasari Musay (Universitas Brawijaya

Penelitian ini berjudul Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian (Survey Pada Konsumen KFC Kawi Malang). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari uji F pada penelitian ini menunjukkan nilai sig F adalah sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa brand image yang terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai, dan citra produk secara bersama- sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel citra perusahaan dan citra produk berpengaruh secara signifikan sedangkan variabel citra pemakai berpengaruh positif akan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan. Nilai Adjusted R Square pada penelitian ini adalah sebesar 0,392. Hal ini bahwa sebesar 39,2% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu Citra Perusahaan (X1), Citra Pemakai (X2), dan Citra Produk (X3). Sedangkan sisanya sebesar 60,8% dipengaruhi oleh variabel- variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(34)

4. Praba Sulistyawati (Universitas Diponegoro Semarang:)

Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merk Acer Di Kota Semarang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian konsumen dibandingkan variabel citra merek dengan hasil regresi sebesar 0,559. Selanjutnya pengaruh variabel lainnya citra merek adalah sebesar 0,250.

5. Ahmad Baihakki Zaini (Universitas Islam Negeri Syarif Baihakki Zaini:2013) Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Pasta Gigi Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simulan pada variabel citra merek, kualitas produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh secara signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.

Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 78,3% dari variabel independen (citra merek, kualitas produk, dan promosi) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Sedangkan sebanyak 21,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam analisis regresi ini.

(35)

2.4 Kerangka Berpikir

Dengan adanya citra merek yang sudah terkenal dan dipercaya konsumen, maka secara langsung akan memberikan pengaruh bagi konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Munculnya rasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi produk akan membuat seseorang melakukan keputusan pembelian.

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Sumber: diolah oleh penulis,2017 Citra Merek (X)

1. Asosiasi Merek 2. Dukungan Asosiasi

Merek

3. Kekuatan Asosiasi Merek

4. Keunikan Asosiasi Merek

Keputusan Pembelian (Y) 1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain yaitu dari variabel citra merek ( variabel independen ) terhadap variabel keputusan pembelian (variabel dependen). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sujarweni, 2015:49).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian dan survey untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, penulis melakukan penelitian pada Outlet Wardah Beauty House di Jalan Iskandar Muda Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono, 2012:115, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah seluruh konsumen yang berlanja produk wardah di outlet wardah Jalan Iskandar Muda Medan dalam tiga bulan terakhir (Desember 2016 sampai Februari 2017).

(37)

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono, 2012:116, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purpossive sampling, yaitu merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikaan sampel. Penentuan sampel ini berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan interval penaksiran karena jumlah populasi yang mengunjungi outlet wardah jumlahnya tidak bisa pasti. Untuk menentukan ukuran sampel dapat menggunakan cara menaksir parameter proporsi P:

𝑛𝑛 = [z2α/2pq e2 ]2 n = Jumlah Sampel

p = Proposi sampel yang memiliki ciri spesifik (x/n) q = Selisih Proporsi

e = Kesalahan estimasi

Zα/2 = Nilai dari tabel fungsi normal (berdasarkan tingkat keyakinan.

n = �4(0,10)1,96222

n = 96,04 dibulatkan jadi 100 orang.

Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

3.4 Hipotesis

Menurut Sekaran (Noor, 2013:79), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang

(38)

diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pernyataan penelitian.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada pengaruh antara citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian produk kosmetik wardah pada konsumen produk wardah di outlet wardah Iskandar Muda Medan.

Ha : ada pengaruh antara citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian produk kosmetik wardah pada konsumen produk wardah di outlet wardah Iskandar Muda Medan.

3.5 Definisi Konsep

Peneliti menjelaskan variabel-variabel yang sudah di identifikasi, maka diperlukan definisi konseptual dari masing-masing variable tersebut, antara lain:

1. Citra Merek

Rangkuti dalam (Sangadji dan Sopiah2013:327), citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Peter dan Olson (Sangadji dan Sopiah 2013:332), pengambilan keputusan konsumen adalah proses pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen untuk mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan.

(39)

3.6 Definisi Operasional

Menurut Noor, 2015:97, definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indicator) dari suatu konsep/variabel.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi variabel Indikator Skala 1. Citra Merek

(X)

Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.

1. Asosiasi Merek 2. Dukungan

Asosiasi Merek 3. Kekuatan

Asosiasi Merek 4. Keunikan

Asosiasi Merek

Skala Likert

2 Keputusan Pembelian

(Y)

Keputusan pembelian

adalah proses

pengintegrasian yang mengombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya

1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian

Informasi 3. Evaluasi

Alternatif 4. Keputusan

Pembelian

5. Perilaku Pasca Pembelian

Skala Likert

Sumber: diolah penulis,2017 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sujarweni, 2015:93, teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Menurut Sujarweni, 2015:89, data primer merupakan data yang diperoleh dari responden. Data yang diperoleh dari data primer harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

(40)

penelitian ini data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada konsumen produk wardah yang datang ke outlet Wardah Beauty House Iskankandar Muda Medan.

2. Data Sekunder

Menurut Sujarweni, 2015:89, data sekunder merupakan data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah berupa laporan pemerintah, artikel, buku- buku sebagai teori dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui studi pustaka. Menurut Sujarweni, 2015:157, studi puskata dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data dari literatur dan sumber- sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini.

3.8 Teknik Penentuan Skor

Menurut Noor, 2015:126, skala pengukuran ini menggunakan skala ordinal, yaitu skala yang memberikan informasi tentang jumlah relatif karaktereistik berbeda yang dimiliki oleh objek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Teknik pengukuran nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert untuk mengukur sikap di mana subjek diminta untuk mengindikasikan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan (Noor, 2015:128).

(41)

Adapun penentuan skor dari pernyataan yang ditentukan adalah:

a. Alternatif jawaban “Sangat setuju” diberi skor tertinggi 5;

b. Alternatif jawaban “Setuju” diberi skor tinggi 4;

c. Alternatif jawaban “Ragu-ragu/Netral”diberi skor 3;

c. Alternatif jawaban “tidak setuju” diberi skor rendah 2;

d. Alternatif jawaban “sangat tidak setuju” diberi skor terendah 1.

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Instrumen

Instrumen angket yang telah dirancang perlu diuji validitas dan realibilitasnya agar data yang akan dianalisis memiliki derajat ketepatan dan keyakinan yang tinggi.

Ada 2 bentuk sekala pengujian validitas dan reliabilitas yakni : 1. Uji Validitas

Menurut Noor,2015:169, uji validitas di gunakan oleh peneliti untuk mengukur kelayakan butir-butir dalam daftar pernyataan yang mendefinisikan suatu variabel, kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a) Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.

b) Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variabel tertentu.

c) Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r table df = n-k dengan tingkat kesalahan 5%.

d) Jika r hitung > r tabel , maka pertanyaan dinyatakan valid

(42)

e) Jika r hitung ˂ r tabel , maka pernyataan dinyatakan tidak valid

Data yang diperlukan dalam rumus sebagai berikut : rxy = N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y)

�{N ∑ X2− (∑ X)}�N ∑ Y2− ( N ∑ Y)2

Keterangan :

X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item.

Y = skor yang diperoleh dari seluruh item

∑X = jumlah skor dari distribusi X

∑ Y = jumlah skor dari distribusi Y

∑X² = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y² = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = banyaknya responden

2. Uji Reliabilitas (Keandalan)

Menurut Noor,2015:165, keandalan pengukuran dengan menggunakan alfa cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baiknya item/butir dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain.

Tentang uji reabilitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut : Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk pertanyaan.

a) Uji reabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan b) Jika nilai alpha >0,60, disebut reliable.

(43)

Rumus yang digunakan yaitu rumus alfa cronbach sebagai berikut :

rii = �𝑘𝑘−1𝑘𝑘 � �1 −∑ 𝜎𝜎𝜎𝜎 2

12dimana 𝜎𝜎2 = ∑ X

2(∑ X)2𝑁𝑁 𝑁𝑁

Keterangan :

rii = reabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan ∑𝜎𝜎² = jumlah butir pertanyaan 𝜎𝜎 = Varians total

3.9.2 Uji Normalitas

Menurut Juliandi,2013:174, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kilmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residu al berdistribusi normal.

3.9.3 Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Siregar,2013:284, regresi linear adalah suatu alat untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel tak bebas ( dependent). Regresi linear sederhana hanya digunakan untuk satu variabel bebas dan satu variabel tak bebas.

Y = a + bx

(44)

Di mana :

Y = Keputusan Pembelian X = Citra Merek

a = Nilai intercept (Konstanta) b = Koefisien

Menurut koefisien persamaan a dan b dapat dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu cara yang dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan dari jumlah pangkat dua ( kuadrat) antara titik-titik dengan garis regresi yang dicari yang terkecil.

3.9.4 Koefisien Determinasi (R2)

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi produk moment (rxy) dikalikan dengan 100%.

Adapun rumus koefisien determinasi yaitu : KD =

r ˣʸ ²

x 100%

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi

r ˣʸ

= Koefisien korelasi product moment antara x dan y 3.9.5 Koefisien Korelasi

Koefesien korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui korelasi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan bantuan statistik SPSS 21.0.

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperhatikan kemungkinan, yaitu:

(45)

1. Koefisen korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r =0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif dan apabila koefisien korelasi yang di peroleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel lain.

3.9.6 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Test uji T digunakan untuk menguji setiap variabel bebas atau independen variabel (X), apakah mempunyai pengaruh yang positif serta ignifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel (Y). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Ho : b₁ = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

b. H₁ : b₁ ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 di tentukan sebagai berikut :

a. T hitung > t tabel berarti Ho ditolak atau Ha diterima.

b. T hitung < t tabel berarti Ho diterima atau Ha ditolak.

Uji T juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinta, yaitu : a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak.

b. Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011.

Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah diusahakan dengan tata cara yang baik. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) pada awal berdirinya hanya memproduksi perawatan rambut. Pada tahun 1985, perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan rambut dengan merk Putri yang dipasarkan ke salon-salon yang sampai sekarang masih diproduksi.

Tahun 1985-1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mengalami perkembangan pesat.

Mulai dari Jabotabek, produknya mulai menyebar dan bersaing langsung dengan produk lama yang telah eksis. Mulai tahun 1990, produk salonnya dapat bersaing dengan produk eksis. Survey CIC (2002) menyebutkan bahwa Hair Tonic Putri 71 adalah hair tonic yang paling banyak digunakan di indonesia. Sedangkan produk perawatan rambut lainnya selalu masuk 10 besar. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pada bulan Desember 1990, PT Pusaka Tradisi Ibu mendirikan pabrik

(47)

produksi di Kawasan Industri Cibodas Tangerang. Pendirian pabrik yang baru ini bertujuan untuk menambah kapasitas produksi yang terus meningkat.

Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan merek Wardah. Namun, belum bisa berjalan dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja sama dengan agen dalam pemasarannya. Sejak itu penjualannya mulai menanjak dan PT Pusaka Tradisi Ibu memasuki pasar tata rias (decorative).

Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat.

PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua. Penjualan merk Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake Tangerang didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi perusahaan pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan perubahan dari segi internal.

Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi.

Pada tahun 2005, PT Pusaka Tradisi Ibu sudah menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB). 72 Sampai sekarang, di Indonesia baru 80 pabrik dari keseluruhan 760 pabrik yang sudah menerapkan CPKB. Selain itu, PTI menjadi percontohan pelaksanaan CPKB untuk industri kosmetika yang lainnya. PTI sampai dengan saat ini sudah memiliki 26 Distribution Centre (DC) hampir di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini perusahaan ini telah memiliki DC di Malaysia.

(48)

4.1.2 Visi Dan Misi Visi

Menjadi perusahaan yang terus berkembang diberbagai bidang dengan menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Misi

1. Mengembangkan karyawan yang berkompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.

2. Menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.

3. Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.

4. Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan berinovasi demi kepuasan pelanggan.

5. Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral 4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena struktur organisasi akan memberikan gambaran penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan. Hal ini dimaksudkan agar setiap karyawan dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai dengan posisi tugasnya. Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Paragon Technology And Innovasion

(49)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Paragon Technology and Innovation

Manajer Operasional

Kepala Pabrik

Komisaris

Presiden Direktur

Manajer Marketing

Manajer Finance

Manajer Produk

KDC

Sekretaris Marketing

Pusat

Staff Finance

Admin Finance

Pusat

Purchasing

R & D ARD &

Desain

Produk Development

R & D Proses R & D

Produk DC

DC DC

KBA/KM/BD

TL

Admin Kolektor Sales BA

Driver Gudang

PPIC NDC QC Produksi

(50)

Untuk lebih lengkapnya peneliti akan menguraikan tugas-tugas dan wewenang dari bagian-bagian kerja pada PT. Paragon Technology and Innovation yaitu sebagai berikut:

Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham serta mengawasi segala pelaksanaan kebijakan perusahaan, mengambil segala pelaksanaan kebijakan perusahaan, mengambil segala keputusan berkenaan dengan persoalan dan masalah penting yang dihadapi perusahaan. Direktur Utama bertanggung jawab kepada komisaris. Posisi ini membawahi manajer operasional, manajer produk, manajer keuangan dan manajer marketing.

Manajer operasional membawahi beberapa bagian/departemen yaitu purchasing (pembelian), bagian logistik, bagian QAS (Quality Assurance and Safety), bagian QCL (Quality Control), bagian produksi, INL (Innovation and Lean), MAI (Maintenance), PPIC (Product Planning and Inventory Control), MRE (Management Representative), Business Solution (BSN), Distribution Center (DC), koordinator halal internal, legal dan tim IT (teknologi informasi).

Sedangkan manajer produk membawahi tim Product and Development (Prodev) serta tim Research and Development (R&D), manager marketing membawahi Business Development, tim art, marketing, GIP.

4.1.4 Deskripsi PT. Paragon Technology and Innovation

Produk diproduksi oleh PT. Paragon Technology And Innovation (PTI) dibuat oleh Indonesia. Dalam kegiatan penjualannya, PTI memproduksi produknya sendiri dengan standar nasional Indonesia dan berseertifikat Halal dalam bahan dan pembuatannya dan tidak mengandung bahan berbahaya serta telah memiliki sertifikat 74 halal dari lembaga LP POM MUI dan aman karena

Gambar

Gambar 2.2  Nilai Asosiasi Merek
Gambar 2.4 Model Pemrosesan Kognitif  Pengambilan Keputusan Konsumen
Gambar 2.5   Kerangka Berpikir
Tabel 3.1  Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode multiple linear regression sebagai cara untuk memprediksi hasil dari kedua tim yang akan bertanding.. Dalam

Kewenangan penyidik untuk mengeluarkan SP3 dalam kasus tindak pidana, diberikan kepada tersangka yang kasusnya tidak ditemukan kerugian negara; pada saat

Penerapan VAT Refund ini berkaitan erat dengan pariwisata Indonesia, karena menurut Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 pasal 16E ayat 1 dan Peraturan Direktorat Jenderal

Alasan konsumen merupakan kebiasaan Keluarga sebanyak 56,7% , memilih karena manfaat sebanyak 83,3%, konsumen mendapatkan informasi dari Anggota Keluarga sebanyak 63,3%,

(3) Kepala SKPD dan/atau UKPD Pemrakarsa menyampaikan rencana penyusunan Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepada Sekretaris Daerah melalui Kepala

Regio Urogenital Ceramah/ Kuliah Pakar, dan praktikum LCD, laptop, power point bahan ajar, Buku penuntun praktikum 2 x 60 menit 3 x 60 menit (praktik um) • Ujian

Dengan mendeskripsikan kegiatan usaha yang dilakukan pedagang maka akan mengetahui kesungguhan PKL dalam mengelola usaha yang meliputi tanggungan keluarga, pengalaman

Berdasarkan hasil perhitungan pada hasil jawaban setuju sebesar 67,86%, hal ini menunjukkan bahwa GCG sudah terwujud dan komite GCG berperan serta dalam meningkatkan