1
ANALISA SPESIFIKASI KEMASAN DITINJAU DARI
NOMOR IZIN EDAR (NIE) DAN UNDANG-UNDANG
YANG BERLAKUDI PT. JAMU JAGO SEMARANG
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan
Oleh :
SIANLY KUSUMA DEWI MULYONO 12.70.0055
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2015i
ANALISA SPESIFIKASI KEMASAN DITINJAU DARI
NOMOR IZIN EDAR (NIE) DAN UNDANG-UNDANG
YANG BERLAKU DI PT. JAMU JAGO SEMARANG
Disusun Oleh :
Sianly Kusuma Dewi Mulyono 12.70.0055
Program Studi : Teknologi Pangan
Laporan kerja praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal 10 Juni 2015
Semarang, 10 Juni 2015
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata
Pembimbing Lapangan Dekan
Dra. Eva Retnowulan Soewito, Apt Dr. Victoria Kristina Ananingsih, M.Sc.
Pembimbing Akademik
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan bimbingan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik. Laporan Kerja Praktek ini diajukan dengan tujuan untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Selama kurang lebih satu bulan melaksanakan Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang, penulis diharapkan dapat mengenal lebih jauh mengenai kemasan obat tradisional atau jamu menurut Nomor Izin edar (NIE) dan Undang-Undang yang berlaku, serta proses produksi secara langsung di perusahaan yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, saran, petunjuk, data-data dan keterangan yang diberikan sangat penting dan sangat penulis hargai. Karena itu, pada kesempatan ini penulis pengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Victoria Kristina A. ST. MSc. selaku dekan Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu penulis untuk Kerja praktek di PT. Jamu Jago Semarang. 2. Ibu Kartika Puspa Dwiana, STP. Msi. selaku koordinator Kerja Praktek Fakultas
Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu penulis untuk Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang.
3. Ibu Ivone E. Fernandez S.Si. MSc. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu penulis atas kesabaranya memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan dalam pembuatan laporan Kerja Praktek ini.
4. Ibu Dra. Eva Retnowulan selaku kepala bagian produksi PT. Jamu Jago Semarang dan pembimbing lapangan I Kerja Praktek yang telah mengizinkan penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang.
iii
5. Bapak Yehuda Rahmanu selaku pembimbing lapangan II Kerja Praktek PT. Jamu Jago Semarang, yang telah banyak memberikan bimbingan dan membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek.
6. Simon Armando dan Agnes Faradita selaku rekan seperjuangan yang setia menemani dalam Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang.
7. Papa, Mama, Adik dan Setiyo Wiraman Adinata yang telah mendukung, membantu, dan memberi semangat selama pelaksaan serta pembuatan laporan Kerja Praktek PT. Jamu Jago Semarang.
8. Segenap dosen dan karyawan fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dalam perizinan dan pemenuhan syarat untuk Kerja Praktek.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan Kerja Praktek ini.
Akhir kata, penulis berharap bahwa laporan Kerja Praktek yang masih jauh dari sempurna ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan membutuhkannya.
Semarang, 10 Juni 2015 Penulis,
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... PENDAHULUAN... 1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN...1.1.Sejarah Perkembangan Perusahaan... 1.2.Struktur Organisasi... 1.3.Ketenagakerjaan... 1.4.Laboratorium... 2. SPESIFIKASI PRODUK... 2.1.Jenis Produk... 2.2.Kapasitas Produksi... 2.3.Strategi Pemasaran... 3. PROSES PRODUKSI... 3.1.Bahan Baku... 3.2.Alur Proses Produksi... 3.3.Pengawasan Mutu... 3.3.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku... 3.3.1.1.Pengujian Kimia... 3.3.1.1.1. Penetapan Kadar Air... 3.3.1.1.2. Susut Pengeringan... 3.3.1.1.3. Penetapan Kadar Sari... 3.3.1.1.4. Penetapan Kadar Abu... 3.3.1.2.Pengujian Mikrobiologi... 3.3.1.2.1. Uji Angka Lempeng Total... 3.3.1.2.2. Uji Escherichia coli... 3.3.1.3.Pengujian Fisik... 3.3.1.3.1. Parameter Bobot Jenis... 3.3.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi...
ii iv vi vii 1 3 4 6 6 8 9 9 10 10 12 12 15 16 16 17 17 17 17 18 18 18 19 19 19 19
v
3.3.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi... 3.4.Mesin dan Peralatan... 3.5.Proses Pengemasan... 3.6.Penggudangan dan Penyimpanan... 3.7.Pemasaran Produk... 3.8.Sanitasi... 3.9.Limbah... 4. PEMBAHASAN... 4.1.Nomor Izin Edar (NIE) dan Undang-Undang yang Berlaku... 4.2.Mapping Ketidaksesuaian... 5. KESIMPULAN... 6. SARAN... 7. DAFTAR PUSTAKA... 8. LAMPIRAN... 8.1.Foto Kerja Praktek... 8.2.Presensi Kerja Praktek...
19 20 21 22 23 23 24 27 27 51 54 55 56 58 58 58
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Kemasan dengan Nomor Izin Edar (NIE) dan Undang-Undang yang Berlaku.
Tabel 2. Hasil Mapping Kemasan Jamu Jago.
31 52
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. (a) Jamu Buyung Upik; (b) Jamu Esha; (c) Jamu Basmingin; (d) Jamu Bandrex; dan (e) Jamu Selasi.
Gambar 2. Proses Penerimaan Bahan Baku sampai ke Gudang Bahan Bersih. Gambar 3. Proses Produksi Produk Buyung Upik dari Bahan Baku Bersih sampai
ke Gudang Produk Jadi.
Gambar 4. Foto dengan Pembimbing Lapangan.
9 13 15 58
1
PENDAHULUAN
Dewasa ini, dunia pangan semakin berkembang pesat baik dari segi teknologi maupun pemahaman masyarakat mengenai pentingnya peranan makanan dalam hubungannya dengan kesehatan. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam industri pangan. Selama di perkuliahan, kami mendapatkan berbagai teori dan ilmu mengenai dunia industri pangan secara garis besar. Akan tetapi, kami menyadari bahwa ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan praktikum belum mencakup semua bidang pada industri pangan yang ada di masyarakat. Ada beberapa hal yang tidak dapat diperoleh hanya melalui perkuliahan dan praktikum. Sehingga, kami memerlukan praktek yang sesungguhnya yaitu dengan melalui Kerja Praktek (KP). Tujuannya untuk dapat mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dan mendapat tambahan pengetahuan baru.
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Teknologi Pangan yang dilakukan pada mulai semester IV selama minimal 20 hari. Dengan Kerja Praktek ini diharapkan segala teori dasar yang sudah didapatkan selama perkuliahan dapat diterapkan secara nyata. Banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi suatu industri pangan, seperti pemilihan bahan baku yang baik, sanitasi selama proses produksi maupun titik kritis bahan makanan yang akan diolah, yang apabila diabaikan akan dapat mengurangi kualitas makanan baik dari segi fisik maupun nutrisi. Pengabaian salah satu tahapan dalam produksi juga dapat memperburuk kualitas bahan mentahyang akan mengakibatkan pada penurunan profit perusahaan. Kami memilih PT. Jamu JagoSemarang sebagai tempat kerja praktek karena PT. Jamu Jago Semarang merupakan salah satu industri skala besar yang bergerak dalam bidang pangan kesehatan dan juga berpengalaman serta masih aktif memproduksi hingga saat ini dengan perkembangan produk yang semakin bervariasi dari waktu ke waktu dan inovatif. Selain itu, kami memiliki ketertarikan tersendiri dengan industri obat tradisional yang menggunakan bahan baku asli warisan leluhur bangsa Indonesia dan produk PT.Jamu Jago yang inovatif dapat diterima oleh semua kalangan. Hal tersebut menjadi alasan utama bagi kami untuk memilih industri ini sebagai tempat untuk kerja
2
praktek, sebab cocok untuk dijadikan pembelajaran dalam teknologi pangan. Selain itu dengan kapabilitas perusahaan yang besar, kami yakin akan memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat dalam Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang.
1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
PT. Jamu Jago merupakan perusahaan yang bergerak dibidang memproduksi dan memperdagangkan obat tradisional atau jamu, minuman kesehatan, dan kosmetika tradisional. Produk obat tradisional PT. Jamu Jago dalam bentuk sediaan berupa serbuk, kapsul, padat, dan cair; untuk minuman kesehatan berupa instant powder; sedangkan untuk produk kosmetika berupa padat dan powder. PT. Jamu Jago memiliki semboyan OJO DUMEH dan mempunyai program 7 UP Sapta Upaya yaitu: standart, efisiensi, kratifitas, citra, mutu, kontrol, dan kemampuan. Selain semboyan, PT. Jamu Jago memiliki visi dan misi. Visi dari PT. Jamu Jago adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia dengan obat tradisional yang aman, alami, mudah, dan terjangkau yang dibuat berdasarkan Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB). Sedangkan misi PT Jamu Jago adalah memproduksi Obat Tradisional dengan bahan baku hasil alam Indonesia yang diproses sesuai Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB) guna meningkatkan kesehatan masyarakat sesuai dengan motto Jamu Jago “ Rakyat Sehat, Negara Kuat”.
1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT. Jamu jago merupakan salah satu perusahaan obat tradisional yang terkenal di Indonesia. Awalnya perusahaan ini adalah perusahaan perseorangan yang dirintis dan didirikan oleh Bapak T.K. Suprana. Beliau memulai usahanya di Wonogiri pada tahun 1918. Sejak muda beliau sudah mempelajari ilmu pengobatan tradisional dan menerima panggilan suara hatinya untuk mengamalkan pengetahuannya di bidang pengobatan demi kepentingan masyarakat yang membutuhkan.
Usaha Bapak T.K. Suprana dimulai dengan membuka sebuah warung jamu yang sederhana. Warung tersebut hanya memiliki dua orang tenaga kerja yang terdiri dari Bapak T.K. Suprana dan istrinya sendiri. Bapak T.K. Suprana memegang bagian keuangan dan penjualan, sedangkan istrinya memegang bagian produksi dengan meramu jamu yang resepnya adalah warisan Ibu Suprana. Salah satu ide revolusioner beliau adalah mengolah jamu dalam bentuk serbuk dengan harapan dapat memproduksi jamu secara masal dalam bentuk yang praktis. Seiring berjalannya waktu usaha Bapak
T.K. Suprana semakin bertambah dan produknya diberi merk Jamu Jago untuk jamu khusus pria dan Jamu Babon untuk jamu khusus wanita. Akan tetapi setelah produk tersebut dipasarkan secara masal, merk tersebut disatukan menjadi merk Jamu Jago.
Pada tahun 1938, Bapak T.K. Suprana meninggal dunia, kemudian kegiatan perusahaan diserahkan kepada empat orang putranya yaitu: Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan Bambang Suprana. Usaha Jamu Jago justru berkembang semakin pesat dibawah pimpinan generasi kedua. Sejak itu logo Jamu Jago mulai dirancang dan proses produksi mulai dengan menggunakan mesin-mesin yang dibuat khusus untuk memproduksi serbuk jamu. Dengan didukung promosi yang gencar mulai dari iklan sampai puluhan unit mobil propaganda, lingkup pemasaran jamu semakin luas. Pada saat itu daerah pemasarannya tidak hanya di Pulau Jawa dan Sumatra tetapi juga sampai ke Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Maluku.
Pada tahun 1949 pusat usaha industri Jamu Jago di Wonogiri dipindah ke Semarang. Alasan pemindahan tersebut karena ditinjau dari segi letak geografis Semarang adalah kota pelabuhan sehingga bahan baku dan bahan penolong bagi kegiatan produksi serta sarana pemasaran cukup terjamin. Pabrik pertama dibangun di Jalan Mataram 852 Semarang dengan dilengkapi peralatan mesin modern menurut ukuran saat itu. Untuk menampung kegiatan administrasi dan reklame yang semakin luas maka dibangun kantor pusat Jamu Jago di Jalan Ki Mangunsarkoro 106 Semarang. Seiring dengan perkembangan zaman, status hukum perusahaan dirasa perlu dirubah. Pada tahun 1960 status hukum perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Dengan bentuk usaha ini kegiatan perusahaan menjadi lebih teratur dan berkembang. Dengan makin kokohnya kedudukan PT. Industri Jamu jago dapat diusahakan kredit bank yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam usaha memperluas jangkauan pemasaran produk.
Pada tahun 1970, pemimpin perusahaan saat itu merasa perlu untuk mengubah struktur teknis di bidang produksi yang juga dianjurkan oleh Depatemen Kesehatan. Alat-alat produksi tradisional diganti dengan menggunakan alat baru yang lebih modern. Kemudian didirikan lokasi baru sebagai kebun penanaman bahan mentah sekaligus dilengkapi sebuah laboratorium modern yang menjadi pusat segala kegiatan penelitian 4
obat tradisional dibawah para ahli yang terletak di Jalan Setiabudi Srondol. Pendirian tersebut guna memenuhi Surat keputusan Departemen Kesehatan tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang menyatakan bahwa dalam usaha pembuatan obat-obatan harus berada dalam satu atap. Sekarang ini lokasi perusahaan ada di dua tempat yaitu jalan Ki Mangunsarkoro 106 Semarang untuk kantor dan jalan Perintis Kemerdekaan 275 Semarang untuk bagian produksi dan pengemasan.
Adanya perubahan dalam struktur produksi kemudian diikuti perubahan kepemimpinan. Puncak pimpinan berganti dari putra Bapak T.K. Suprana hingga dijabat oleh Bapak Jaya Suprana. Dengan makin kuatnya PT. Industri Jamu Jago memenuhi segala kewajiban terhadap bank sebagai kreditur, maka PT. Industri Jamu Jago mendapat pengakuan internasional. Penghargaan tingkat dunia yang diperoleh PT. Industri Jamu Jago antara lain: penghargaan International Asia Award hingga dua kali dan
International Trophy for Quality.
Lalu dalam mendapatkaan bantuan kredit yang semakin mudah dan pinjaman dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Dalam perkembangannya, pada tahun 1979 didirikan Pusat Pameran Jamu Jago (mengenai produksinya, prosedur, serta bahan yang digunakan) di Srondol. Secara bertahap dilengkapi dengan mesin dan peralatan kuno menjadi Museum Jamu. Selain itu terdapat Peragaan Bahan yang digunakan saat ada kunjungan, Kebun Jamu yang berada di Bandung, perpustakaan, audiovisual yang dapat digunakan ketika kunjungan, kedai jamu dapat minum jamu gratis, dan laboratorium Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Pada tahun 1984, PT. Jamu Jago Semarang memperoleh penghargaan Uji Mutu Standard Internasional (ISO 9001). Saat ini, PT. Jamu Jago dipimpinan oleh Bapak Vincent Suprana.
1.2.Struktur Organisasi
Di PT. Jamu Jago menggunakan struktur organisasi garis atau dengan kata lain pimpinan memerintah bawahan secara langsung dan bertanggung jawab kepada pimpinan sebagai atasannya.Di PT.Jamu Jago Presiden Direktur membawahi Direksi, dan Direksi membawahi Manager Produksi, Manager Finance, Manager Marketing, Manager Internal Audit, Manager SDM. Direktur Pabrik membawahi tujuh manager, 5
yaitu: Manager Produksi, Manager Product Planning Inventory Control (PPIV), Manager QC (Pengawasan Mutu), Manager R & D, manager Teknisi Penunjang, dan Manager Registrasi, Rumah Tangga.
1.3.Ketenagakerjaan
Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Jamu Jago Semarang sebanyak 1200 orang. Sebagian besar tenaga kerja berada dibagian produksi dan pengemasan. Untuk bagian staf berasal dari tingkat pendidikan perguruan tinggi sedangkan tenaga kerja harian bagian produksi dan pengemasan sebagian besar lulusan Sekolah Dasar (SD). Setiap karyawan mempunyai hak cuti yaitu Sabtu, Minggu, hari besar, dan ditambah 12 hari per tahun serta cuti hamil selama 3 bulan 10 hari dan cuti haid selama 2 hari. Sistem penilaian gaji ditentukan oleh nilai kerja. Masalah pembayaran kompensasi karyawan, PT. Jamu Jago menerapkan 2 keputusan yaitu:
1. Dibayar bulanan, biasanya sistem pembayaran ini diterapkan untuk staf.
2. Dibayar harian, biasanya sistem pembayaran ini diterapkan untuk karyawan biasa.
PT. Jamu Jago memberikan tunjangan kepada para karyawannya yang berguna untuk merangsang kinerja para karyawan. Tunjangan tersebut meliputi:
1. Tunjungann Hari Raya (THR) diberikan 1 bulan gaji ditambah hasil sisa laba perusahaan selama 1 tahun.
2. Tunjungan transpor, tunjungan disesuaikan dengan tarif angkutan.
3. Premi, tunjungan disesuaikan dengan prestasi atau tidaknya karyawan selama 1 tahun.
4. Tunjangan beras, tunjangan disesuaikan dengan harga beras dipasaran. 5. Astek dan Jamsostek.
Jumlah pegawai bagian pengemasan PT. Jamu Jago sebanyak 422 orang yang terdiri dari 6 orang karyawan yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menuang produk olahan ke dalam mesin pengemas kemasan primer menjadi produk berbentuk serbuk. Sebanyak 400 karyawan bertugas pada bagian pengemasan sekunder dan tersier. Para 6
karyawan bekerja secara kelompok yang terdiri dari 10 karyawan tiap kelompoknya dengan satu karywan yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan.
Dibagian Quality Control (QC) terdapat 3 orang karyawan dan 2 orang karyawan bagian administrasi yang bertugas menghitung banyaknya produk yang dikemas setiap harinya. Selain itu juga bertugas menghitung persediaan bahan kemasan dan menghitung gaji tiap karyawan. Terdaapat 5 oarang karyawan sevagai tenaga bantu yang tugasnya mengangkut drum-drum yang berisi produk ke dalam ruang pengemasan, mengangkut produk yang sudah selesai dikemas ke dalam gudang produk jadi. Karyawan bagian rumah tangga satu orang yang bertugas membuat minuman staf QC, staf administrasi dan tamu. Dan satpam yang bertugas menjaga keamanan pabrik pengemasan.
Pada proses pengemasan sekunder, karyawan mampu mengemas ± 120-180 box tiap jamnya. Pada proses pengemasan tersier tiap jam mampu mengemas ± 200-250 karton. Karyawan yang bertugas untuk mengemas bekerja dari pukul 07.30-16.00 dari hari Senin hingga Jumat. Diberikan waktu istirahat selama 30 menit dari pukul 12.00. Apabila permintaan pasar terhadap produk PT. Jamu Jago sedang tinggi maka diberlakukan jam kerja tambahan yang dilaksanakan setelah jam kerja normal selesai yaitu pada hari Sabtu dan Minggu.
Baik karyawan bagian pengemasan primer, sekunder, maupun tersier diwajibkan menggunakan pakaian kerja dan penutup kepala yang sudah disediakan oleh perusahaan selama jam kerja berlangsung. Pakaian yang dikenakan selama kerja berupa wear peak. Akan tetapi, para karyawan tidak menggunakan masker dan tidak memakai sarung tangan dengan alasan sudah terbiasa dan bahan-bahan yang diproduksi bukan bahan yang berbahaya.
1.4.Laboratorium
PT. Jamu Jago Semarang memiliki empat laboratorium dengan fungsi yang berbeda, yaitu:
Laboratorium Kimia
Digunakan untuk melakukan kegiatan dalam pengawasan mutu secara kimiawi meliputi pengujian kadar air, susut pengeringan, kadar abu, dll.
Laboratorium Formulasi
Digunakan untuk melakukan pembuatan formula baru yang nantinaya akan dibuat suatu produk baru.
Laboratorium Mikrobiologi
Digunakan untuk melakukan kegiatan pengawasan mutu secara mikrobiologis yang meliputi pengujian angka lempeng total, pengujian ada tidaknya Escherichia coli. Laboratorium Uji Stabilitas
Digunakan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengujian stabilitas produk.
9 2. SPESIFIKASI PRODUK
Banyak perkembangan yang terjadi di PT. Jamu Jago sejak didirikan pada tahun 1918. Seiring dengan pergantian pimpinan di PT. Jamu Jago dan perkembangan teknologi, sudah banyak jenis produk jamu yang diproduksi. Jenis produknya yang beragam dan didukung dengan penggunaan teknologi yang berkembang membuat produk-produk PT. Jamu Jago berkualitas. Sekarang ini, PT. Jamu Jago memiliki beberapa produk unggulan yang sangat diminati masyarakat.
2.1. Jenis Produk
Produk PT. Jamu Jago tidak terbatas digunakan untuk dewasa saja namun juga untuk perawatan anak, remaja baik pria maupun wanita. Produk yang beredar lebih dari 200 jenis yang sebagian besar memenuhi kebutuhan kesehatan manusia dengan berbagai kategori yaitu: sebagai jamu, minuman, makanan kesehatan (food supplement), dan kosmetik. PT. Jamu Jago memiliki berbagai produk unggulan seperti: “Buyung Upik” yang merupakan produk jamu serbuk untuk menambah nafsu makan anak dan mengobati cacingan; “Esha” merupakan produk jamu untuk menjaga stamina pria; “Basmingin” merupakan produk jamu untuk mencegah serta mengobati masuk angin, “Selasi” dan “Bandrek” merupakan produk minuman kesehatan. Produk PT. Jamu jago yang menjadi perhatian dalam Kerja Praktek ini adalah produk jamu serbuk terutama produk Buyung Upik.
Berikut merupakan produk unggulan dari PT. Jamu Jago:
10
(c) (d) (e)
Gambar 1. (a) Jamu Buyung Upik; (b) Jamu Esha; (c) Jamu Basmingin; (d) Jamu Bandrex; dan (e) Jamu Selasi.
11
Produk jamu seduh yang diproduksi oleh PT. Jamu Jago sangatlah beragam. Ada produk yang khusus untuk pria, khusus wanita, tetapi ada juga yang diperuntukkan bagi pria dan wanita. Dengan produk yang beragam tentu saja memiliki khasiat yang beragam pula. Ada yang berkhasiat untuk menciptakan suasana bahagia, kesehatan wanita, menambah nafsu makan anak, menyembuhkan berbagai penyakit, menjaga kesehatan pria, dan jamu khusus pria. Jamu seduh biasanya dikemas dalam bentuk
sachet dengan produk berbentuk serbuk. Setiap jenis produk dikemas dalam rupa yang
beragam untuk kemasan primer dan sekundernya. Namun untuk kemasaan tersier dalam kemasan sama berupa karton.
2.2. Kapasitas Produksi
Dalam waktu satu bulan, PT. Jamu Jago mampu memproduksi sebanyak ± 1 ton ekstrak kapsul dan ± 120 ton produk serbuk. Jumlah masing-masing produk disesuaikan dengan permintaan pasar. Dalam satu drum produk olahan dapat menghasilkan ± 1000
sachet dengan isi tiap sachet sesuai dengan masing-masing produk yaitu 5 g, 7 g, dan 35
g. Tiap 10 sachet dikemas dalam satu box, 20 box kemudian dikemas dalam satu karton.
2.3. Strategi Pemasaran
Sistem pemasaran dan distribusi ditangani oleh tim pemasaran. Semua hasil produksi PT. Jamu Jago dipasarkan secara tidak langsung kepada konsumen melalui agen yang sudah bekerja sama. Dari para agen tersebut, produk PT. Jamu Jago kemudian dipasarkan kepada para konsumen melalui pedagang-pedagang kecil. Produk Jamu Jago dipasarkan menggunakan alat tranportasi darat yaitu bus untuk pengiriman di pulau Jawa, sedangkan untuk luar pulau jawa dengan menggunakan kapal laut maupun pesawat terbang.
Selain mengandalkan para agen, khusus di kota besar seperti halnya Jakarta dengan melalui perwakilan seperti supermarket dengan sistem titip jual. Sistem ini dilaksanakan untuk daerah pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri. Daerah pemasaran dalam negeri dibagi menjadi empat daerah utama yaitu:
1. Jakarta dan Jawa Barat, meliputi: Jakarta, Bandung, Bogor, garut, bekasi, Ciamis.
12
2. Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meliputi: Semarang, Solo, Yogyakarta, Kudus, Pati, Blora, dan Magelang.
3. Jawa Timur, meliputi: Surabaya, Malang, Madiun, Mojokerto, dan Blitar.
4. Daerah luar pulau Jawa, meliputi: Palembang, Pekan Baru, Padang, Pontianak, Banjarmasin, Bali, Lombok, dan Papua.
Untuk pemasaran diluar negeri meliputi: Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan Vietnam.
13
3. PROSES PRODUKSI
Produk-produk unggulan yang diproduksi oleh PT. Jamu Jago hingga kini masih selalu diminati masyarakat. Produk menjadi unggulan tidak lepas dari kualitasnya yang baik ketika sampai ke konsumen. Kualitas produk jamu selalu menjadi perhatian dan ditingkatkan oleh PT. Jamu Jago. Kualitas produk jamu yang baik dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya: bahan baku yang digunakan, proses produksi yang baik, pengawasan mutu, dan sanitasi yang baik hingga ke tangan konsumen.
3.1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu PT. Jamu Jago sekitar 80% terdiri dari simplisia. Pengertian simplisia sendiri adalah rempah-rempah baik basah maupun kering yang belum mengalami proses pengolahan. Contoh dari simplisia yaitu rimpang, daun-daunan, buah-buahan, dan akar-akaran. Bahan baku tersebut berasal dari daerah di sekitar Semarang seperti Solo dan Ambarawa. Sedangkan untuk bahan baku Pasak bumi berasal dari Kalimantan. Bahan baku untuk Jamu Buyung Upik adalah Temulawak dengan gula rafinasi.
Bahan baku tersebut disimpan dengan memperhatikan kebersihan dan kebenarannya. Hal tersebut dilakukan guna menjamin produk jamu yang akan dibuat. Oleh karena itu, dilakukan penggawasan bahan baku atau standarisasi bahan baku. PT. Jamu Jago melakukan tiga macam standarisasi bahan baku, yaitu:
a. Kebenaran Bahan
Cek kebenaran bahan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jenis dari bahan baku, seperti jenis dan varietas. Cek kebenaran ini dilakukan dengan cara visual, fisik dan juga melalui laboratorium Quality Control.
b. Bahan yang digunakan harus dalam bentuk kering
Pemilihan simplisia kering dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan baku sehingga dapat digunakan setiap saat. Simplisia basah akan menimbulkan banyak masalah seperti kontaminasi dan umur simpan yang pendek. Simplisia kering memiliki kadar air sebesar 10%.
14
c. Kebersihan bahan
Kebersihan bahan dilakukan dengan menghilangkan kotoran maupun cemaran mikroorganisme yang berasal dari tanah tempat bahan baku dipanen. Standarisasi untuk kebersihan bahan baku telah ditetapkan oleh perusahaan dan pengecekan selalu dilakukan oleh Quality Control.
Salah satu produk dari PT. Jamu Jago adalah Buyung Upik. Bahan baku Buyung Upik terdiri dari Curcumae Rhizoma atau temu lawak, Zingeberis aromaticae Rhizoma atau jahe, Myristicae Semen atau pala, Burmanni Cortex atau kulit kayu manis, dan bahan-bahan lain. Sebelum dilakukan pembuatan jamu serbuk instan ini, awalnya bahan-bahan baku dilakukan sortasi untuk membebaskan dari tanah, bahan asing, kotoran, dan bagian-bagian tanaman yang tidak dikehendaki. Kemudian bahan baku diletakkan dalam wadah khusus yang tahan karat. Langkah selanjutnya, dilakukan pencucian dengan cara merendam dan mengaduk-aduk bahan baku dalam bak berisi air bersih. Proses pencucian ini dilakukan pembilasan sebanyak 3 hingga 4 kali lalu ditiriskan. Setelah itu dilakukan proses pengeringan dengan cara dimasukkan dalam bak pengering atau oven pengering dengan suhu 50OC. Dalam proses ini, dilakukan pemeriksaan setiap 2 jam dengan tujuan untuk memastikan kadar air sudah mencapai 10%. Bahan baku yang sudah memenuhi standar kekeringan dimasukkan dalam kantong plastik dan dilakukan penimbangan. Proses penerimaan bahan baku Buyung Upik sampai ke gudang bahan bersih adalah sebagai berikut:
15
Gambar 2. Proses penerimaan bahan baku sampai ke gudang bahan bersih.
Pada proses penerimaan bahan baku, awalnya bahan baku dalam bentuk rempah-rempah (simplisia), dimasukkan dalam gudang bahan baku. Penyimpanan ini bertujuan untuk menunggu proses selanjutnya yaitu prosess sortasi, pencucian, pengeringan dan penyimpanan dalam gudang bahan bersih. Tujuan dari proses sortasi untuk memisahkan kotoran dan bahan asing dari bahan simplisia. Sortasi dilakukan pada simplisia kering maupun basah. Proses pencucian dilakukan untuk memisahkan kotoran dan bahan asing lainnya dari bahan simplisia seperti tanah yang mengandung bermacam-macam mikro. Proses pengeringan untuk mengurangi kadar air sehingga dapat disimpan dalam waktu lebih lama dan menghentikan reaksi enzimatik untuk mencegah penurunan mutu. Kadar air yang dikehendaki dalam simplisia maksimal 10%. Gudang bahan bersih digunakan untuk menyimpan sementara bahan baku sebelum digunakan ke proses pembuatan jamu berikutnya.
Pencucian
Pengeringan Sortasi
Bahan baku disimpan di gudang bahan bersih Penerimaan bahan baku simplisia dari pemasok
16
3.2. Alur Proses Produksi
Berikut merupakan alur produksi PT. Jamu Jago pada produk Buyung Upik dan merupakan proses kelanjutan dari proses penerimaan bahan baku diatas.
Gambar 3. Proses produksi produk Buyung Upik dari bahan baku bersih sampai ke gudang produk jadi.
Penimbangan bahan baku
Pengemasan
Penerimaan bahan baku dari gudang bahan baku
Ekstraksi bahan segar
Peracikan bahan baku
Ekstraksi bahan kering
Produk disimpan dalam gudang produk jadi
Mixing I
Mixing II
17
Dalam produksi jamu serbuk Buyung Upik, bahan baku yang telah disimpan dalam gudang bahan baku ditimbang dan diracik sesuai dengan formulasi. Bahan segar dipisahkan dengan bahan kering lalu dilakukan proses ekstrasi secara terpisah.Tujuan dari proses ekstraksi ini adalah untuk mendapatkan sari dari bahan. Alat Disini terjadi proses maserasi dan evaporasi. Hasil dari proses ekstraksi lalu dilakukan proses mixing atau pencampuran dalam dua tahap. Selesai mixing tahap I dilakukan pengujian mikrobiologis dan kadar air. Setelah dinyatakan lolos, dilanjutkan proses mixing tahap II dan dilakukan uji homogenitas oleh Quality Control (QC). Proses selanjutnya yaitu pengisian dan dilakukan pengujian keseragaman bobot, kebocoran dan kerapian, serta mikrobiologi. Proses berikutnya adalah pengemasan dengan uji kontrol isi (kebenaran dan jumlah) serta kebenaran dan kelengkapan penandaaan. Produk Buyung Upik untuk tiap sachet dilakukan pengisian 7 gram. Setelah diisi lalu dilakukan pengemasan di dalam plastik dan karton, dan terakhir dimasukkan dalam kardus.Terakhir disimpan di gudang produk jadi menunggu dipasarkan.
3.3. Pengawasan Mutu
3.3.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku
Pengawasan mutu jamu Buyung Upik dilakukan untuk menjamin kualitas dari jamu yang dihasilkan. Pengawasan mutu ini dilakukan dari awal saat penerimaan bahan baku atau simplisia. Pengawasan mutu bahan baku dilakukan bertujuan untuk meminimalkan adanya resiko produk akhir yang tidak sesuai standart. Tujuan dari pengawasan mutu bahan baku adalah untuk memastikan bahan baku sesuai dengan spesifikasi bahan baku. Yang bertanggung jawab pada penanganan bahan baku dan alat kemas adalah bagian gudang dan pengolahan. Pengujian yang dilakukan yaitu: bahan baku simplisia yang diuji dengan spesifikasi bahan baku simplisia, bahan baku non simplisia yang diuji dan dibandingkan dengan spesifikasi bahan baku non simplisia, serta alat kemas diuji dan dibandingkan dengan spesifikasi alat kemas. Simplisia diterima dari supplier dalam keadaan segar. Dalam penyiapan bahan baku terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti kesesuaian pemesanan. Kemudian dalam penyiapan bahan baku juga dilakukan pengawasan meliputi ada atau tidaknya bahan lain yang tercampur.
18
Pengawasan mikrobiologis dilakukan saat bahan baku datang, bagian Quality Control (QC) akan mengambil sampel bahan baku secara acak lalu memeriksa ketercemaran terhadap mikroorganisme yang berbahaya atau tidak. Hal yang berhubungan dengan mikroorganisme yaitu kadar air. Hal terpenting kadar air harus tercapai sebesar 10%. Pemeriksaan kadar air ini dilakukan sebelum pengeringan. Lalu dilakukan uji secara organoleptis yang terdiri dari bentuk bahan, bau bahan, warna, dan rasa dari bahan. Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan ketidakcocokan dengan kriteria pada standar bahan baku maka bahan baku langsung dikembalikan pada supplier. Akan tetapi, bila sesuai standar maka langsung dimasukkan ke gudang bahan baku untuk disimpan sementara waktu sambil menunggu proses selanjutnya.
3.3.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi
Tujuan dari pengawasn mutu proses produksi adalah untuk memantau dan mengetahui perubahan yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Bagian QC akan mengamati dan menganalisa sampel pada setiap tahap produksi dengan cara mengambil sejumlah sampel pada setiap tahapan yang dilakukan pengawasan mutu kemudian dilakukan beberapa pengujian, perubahan yang terjadi dan dicari solusi terbaik untuk mengurangi kekurangan. Pada proses produksi, pengawasan mutu dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan mikrobiologi, kadar air, derajat kehalusan, dan homogenisitas. Tujuannya untuk menjadi kualitas produk.
3.3.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi
Pada pengawasan mutu produk jadi lebih dititikberatkan pada pengawasan terhadap pengewasan, pengawasn mutu ini dilakukan saat pengisian dalam kemasan 7 gram yang meliputi: kontrol isi (kebenaran dan jumlah), cek kebenaran dan kelengkapan penandaan, pengawasan keseragaman bobot, kebocoran dan kerapian, mikrobiologi.
a. Kontrol isi (kebenaran dan jumlah)
Digunakan untuk mengecek kebenaran dari isi tiap kemasan dan jumlahnya supaya tepat dan sesuai dengan jumlah yang diset di mesin.
b. Cek kebenaran dan kelengkapan penandaan
Tujuannya untuk mengecek benar atau tidaknya suatu kelengkapan penandaan yaitu label kemasan dan informasi yang tertera.
19
c. Keseragaman bobot
Tujuannya untuk mengecek keseragaman bobot antar satu sachet dengan sachet yang lainnya.
d. Kebocoran dan kerapian
Digunakan untuk mengecek kemasan mengalami kebocoran atau tidak. Apabila terdapat kebocoran maka kemasan akan dibuang.
3.4. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan dalam proses pembuatan jamu harus diperhatikan dari awal hingga akhir supaya dapat berjalan dengan lancar. Mesin yang digunakan ditekankan pada jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat tanpa mengurangi kualitas yang dihasilkan. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan jamu Buyung Upik yaitu: mesin pemeras simplisia segar, mesin ekstraksi, mesin pencampur granulasi dan gula, mesin kristalisasi jadi serbuk, mesin pencampur produk antara dan rasa, serta, mesin pengemas. Dari bahan baku yang telah dicuci bersih lalu dimasukkan ke mesin pemeras. Disini didapatkan hasil dari simplisia segar menjadi bentuk cair. Lalu dimasukkan ke dalam mesin ekstraksi agar diperoleh ekstrak dari bahan baik bahan segar maupun bahan kering. Hasil dari ekstraksi bahan segar dan bahan kering kemudian dicampur dengan menggunakan mesin pencampur granulasi. Disini juga dilakukan penambahan gula rafinasi. Selanjutnya dikristalisasi menggunakan mesin kristalisasi dengan evaporasi dan pengadukan. Setelah menjadi produk antara dilakukan pencampuran dengan ras menggunakan mesin mixing yang selanjutnya dimasukkan mesin pengemas.
Pembersihan mesin selalu dilakukan setelah proses selesai di sore hari untuk proses yang sama. Akan tetapi jika dalam hari yang sama terdapat bahan yang berbeda, maka sebelum digunakan mesin dibersihkan terlebih dahulu. Untuk pengolahan bahan cair, pembersihan mesin menggunakan air bersih. Pembersihan dilakukan pada mesin secara menyeluruh sehingga benar-benar tidak mencemari proses produksi selanjutnya. Pada pengolahan bahan padat, pembersihan mesin dengan menggunakan tekanan blower sehingga dapat terhembus keluar dari bagian-bagian mesin. Tidak itu saja, ketika terdapat mesin yang diperbaiki, kebersihan mesin selalu diperhatikan dengan
20
dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Jadi, dengan proses pembersihan mesin ini diharapkan produk jamu yang dihasilkan benar-benar sesuai standart baik fisik, kimia, dan mikrobiologis.
3.5. Proses Pengemasan
Dalam proses pengemasan di PT. Jamu Jago disesuaikan dengan sifat dari produk yang dibuat. Seperti jamu serbuk yang mempunyai sifat higroskopis (menyerap air). Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan benar maka dapat menurunkan kualitas dari jamu. Oleh karena itu, diperlukan pembungkus yang memiliki daya penahan terhadap uap air yang tinggi.
Sebelum dilakukan proses pengemasan jamu Buyung Upik perlu dilakukan proses awal pada alat kemas agar dapat berjalan baik. Pada dasarnya dalam penggunaan alat kemas perlu dilakukan pembersihan. Dalam penggunaan alat kemas perlu di-setting supaya berat setiap sachet selama pengisian sama. Pengisian dilakukan kontrol rutin setiap 1 jam agar berat tiap sachet tetap sama dan mengontrol kemasan rusak atau tidak terisi. Sachet yang telah diisi lalu dimasukkan dalam kantong plastik dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder yang berisi 10 kantong plastik dan dimasukkan lagi dalam kemasan tersier/ dos berisi 200 secara manual. Selanjutnya diberi tanggal pengemasan, kode produksi dan expired date.
Kemasan yang dipakai untuk mengemas Buyung Upik terdiri dari tiga macam, yaitu: kemasan primer, sekunder, dan tersier. Kemasan primer pada umumnya langsung bersentuhan dengan produk. Kemasan sekunder berguna untuk lebih memantapkan barier dan membuat produk lebih menarik. Kemasan tersier berguna untuk mempermudah dalam transportasi dan penyimpanan. Kemasan primer Buyung Upik terdiri dari tiga lapisan yaitu: plastik PP, aluminium foil, dan PE. Untuk kemasan sekunder menggunakan plastik dan karton sedangkan kemasan tersier menggunakan kardus.
Dalam proses pengemasan Buyung Upik setiap sachet dilakukan pengisian sebanyak 7 gram. Setelah semua diisi dilakukan pengemasan didalam plastik dan dus, lalu terakhir
21
didalam kardus. Kemudian produk disimpan dalam gudang produk jadi dan menunggu untuk dipasarkan.
3.6. Penggudangan dan Penyimpanan
Terdapat beberapa gudang penyimpanan yang dimiliki oleh PT. Jamu Jago. Gudang penyimpanan tersebut meliputi gudang alat kemas, gudang bahan non simplisia, gudang hasil ayak, gudang bahan baku, gudang bahan kemas, dan gudang produk jadi yang mendukung dalam proses produksi. Bahan baku yang datang dari supplier sebelum mengalami sortasi dan pencucian, langsung dimasukkan ke dalam gudang bahan baku. Pada penyimpanan dalam gudang bahan baku, bahan-bahan tersebut disimpan dengan cara ditumpuk untuk menunggu proses pembersihan. Untuk bahan baku basah, ketika bahan baku datang langsung dilakukan pembersihan. Pada saat dilakukan pengambilan dari gudang bahan baku dilakukan sistem First In First Out (FIFO), dimana bahan yang pertama kali masuk akan pertama kali dilakukan pemrosesan.
Pada bahan baku yang telah mengalami penanganan pencucian, sortasi, dan pengeringan, bahan akan ditimbang sesuai kebutuhan dan disimpan dalam gudang bersih. Dalam penyimpanan dilakukan penataan sesuai dengan batch dan keseragaman produk. Bahan-bahan tersebut diitumpuk dan cara pengmabilannya juga berdasarkan metode FIFO. Pada bahan-bahan seperti madu dan gula sebelum disimpan terlebih dahulu dilakukan pengujian mutu, setelah itu baru disiman dalam gudang non simplisia sesuai dengan batch dan cara pengambilan juga berdasarkan metoode FIFO. Lama penyimpanan bahan baku di gudang maksimal tiga bulan.
Gudang produk jadi digunakan untuk menyimpan produk-produk yang sudah jadi dan yang akan dipasarkan. Produk-produk ini sudah dikemas dalam kemasan primer dan sekunder yaitu di dalam plastik kemudian dimasukkan dalam dos yang menjadi kemasan kemasan tersier. Selanjutnya diberi label untuk memudahkan pengambilan. Sistem FIFO juga diterapkan hingga produk jadi akan didistribusikan.
22
3.7.Pemasaran Produk
Pemasaran produk dari Jamu Jago ini dilakukan melalui:
1. Above the Line
Above the line adalah suatu strategi pemasaran yang dilakukan melalui pemasangan
iklan baik di televisi maupun di koran.
2. Below the Line
Below the line adalah suatu strategi pemasaran yang dilakukan melalui pembicaraan
dari masyarakat.
Pemasaran produk-produk PT. Jamu Jago saat ini telah sampai ke mancanegara. Produk dari Jamu Jago ini juga banyak di ekspor ke luar negeri antara lain negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Cina, dan sudah merambah ke Amerika dan Australia. Produk-produk yang diekspor ini mencapai 10-20% dari seluruh hasil produksi. Pendistribusian produk Jamu Jago dilakukan melalui toko-toko meilik Jamu Jago yang tersebar di Semarang. Selain itu, PT. Jamu Jago juga mendistribusikan produknya ke warung-warung kecil yang ada di Semarang. Toko-toko tersebut menrima stok barang secara rutin dan berdasarkan permintaan, dari keterangan yang diterima, pedagang besar yang menjual secara partai besar dan juga partai kecil (eceran) dan pedagang besar yang lain menjual hanya secara grosir. Pengecekan tanggal kadaluarsa tidak dilakukan oleh pihak penjual. Jika produk Jamu Jago ada yang melewati tanggal kadaluarsa, maka penjual akan melakukan retur kepada produsen.
3.8. Sanitasi
Penanganan sanitasi yang ada di PT. Jamu Jago sudah baik. Dari karyawan sudah dilengkapi oleh baju kerja khusus, sarung tangan, penutup rambut, dan masker. Hal itu bertujuan untuk menghindari kontaminasi produk dari pelaku produksi seperti: rambut rontok, debu, kotoran yang menempel ditanan, dan sebagainya. Dari bahan baku, sebelumnya dilakukan proses pencucian hingga bersih kemudian baru dilakukan pengolahan. Mesin dan peralatan yang digunakan juga dijaga kebersihannya. Setiap selesai digunakan dibersihkan menggunakan air bersih untuk mesin produk cair, menggunakan tekanan dan hembusan untuk produk serbuk. Sehingga ketika mesin dan peralatan digunakan sudah dalam keadaan bersih. Sanitasi ruangan dilakukan setelah
23
proses produksi selesai yaitu sore hari. Prosesnya dengan mengumpulkan jadi satu produk terbuang (tidak layak pakai) kemudian ditangani sesuai prosedur pengolahan limbah.
Untuk menjaga kualitas dari produk, tidak hanya kebersihan selama proses produksi yang perlu dijaga, namun juga kebersihan pabrik, mulai dari bangunan pabrik hingga barang-barang kecil yang harus diperhatikan dengan baik agar tidak menyebabkan kontaminasi pada produk. Bangunan PT. Jamu Jago Semarang terdiri dari gedung persiapan bahan baku, gedung pengolahan, laboratorium, WC, dan juga gudang. Gudang terbagi menjadi 3, yaitu gudang bahan baku, gudang barang jadi, gudang bahan kemas. Gudang telah dilengkapi dengan pallet-pallet sehingga barang yang bersentuhan dengan lantai tidak mengalami kerusakan. Semua ruangan dalam bangunan pabrik ini dipisahkan oleh sekat, sehingga tidak dapat berhubungan langsung. Semua lantai bangunan menggunakan semen plester. Selain itu, semua bangunan telah dilengkapi dengan penerangan dan juga ventilasi yang cukup, serta disediakan exhaustfan untuk memperlancar pertukaran udara dalam gedung. Sanitasi dibagian gudang untuk menghindari hewan pengerat dan serangga, dilakukan pengaturan tata letak gudang dan pemberian jarak antara lantai dengan bahan yang disimpan. Selain itu juga diberi perangkap tikus untuk meminimalkan hewan pengerat.
Semua ruangan dibersihkan setiap hari secara rutin, dan untuk ruang produksi dibersihkan sebelum dan setelah proses produksi berlangsung. Peralatan yang digunakan antara lain: sapu ijuk, sapu lidi, tempat sampah tertutup, ember, jaringan pipa air setiap ruangan, lubang pembuangan air, kamar mandi dan WC yang letaknya berjauhan dari proses produksi, serta loker untuk meletakkan barang-barang karyawan selama bekerja.
3.9. Limbah
Limbah yang dihasilkan dari pabrik PT. Jamu Jago ini berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah yang terbanyak dihasilkan adalah limbah cair. Limbah cair dihasilkan dari proses pencucian bahan baku, pencucian mesin dan peralatan, serta sisa produksi. Dalam penanganan limbah khusus cair ini dengan ditampung dalam suatu tempat dan
24
dilakukan proses treatment sebelum dibuang di lingkungan. Tujuannya agar limbah tersebut dapat dibuang ke lingkungan dengan aman dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi lingkungan. Proses penanganan limbah cair, pada awalnya seluruh limbah cair dilakukan proses filtrasi dan pengendapan dengan tujuan untuk menurunkan
Total Suspended Solid (TSS). Prinsipnya bahwa berat jenis yang besar akan tenggelam
tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali. Hal ini dilakukan pada bak pertama dengan kapasitas 30 m3 dan debit 3 m3. Selanjutnya, limbah akan masuk ke bak II untuk dilakukan aerasi anerob sehingga bak tertutup. Di bak II ini dilakukan penambahan isolat untuk mendegradasi bakteri. Selalu ada pengecekan rutin untuk mengontrol nilai COD maksimal 0,5 mg/l, nilai BOD maksimal 3 mg/l, pH 6-8, dan fenol. Limbah kemudian masuk ke bak III yang bersifat aerob sehingga bak terbuka. Disini diberi penambahan aerasi dari blower. Tujuannya untuk menambah oksigen. Nilai BOD dan COD diharapkan sudah memenuhi standar dengan pengaturan isolat, dan debit. Lalu masuk ke Bak IV yaitu bak kimia dengan proses overflow. Disini menggunakan bahan kimia yaitu kaporit. Penambahan kaporit ini digunakan ketika konsidi masih asam dengan pH sekitar 6 untuk membuat pH limbah menjadi 7-8. Jumlah kaporit yang diberikan sebanyak 30% dari jumlah volume. Limbah yang sudah sesuai dengan standar kemudian dibuang ke lingkungan. Limbah tersebut dapat dipakai kembali akan tetapi harus izin ke pemerintah dan perizinan tersebut susah. Dilakukan proses pembersihan setiap 3 bulan sekali dengan cara dipompan dari awal tahapan. Limbah padat yang ada di PT.Jamu Jago terdiri dari 2 macam, yaitu: B3 dan non B3. Limbah B3 terdiri dari oli bekas, baterai bekas, lampu, aki. Seluruh limbah akan masuk ke TPS khusus B3 dengan izin Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) kota Semarang. Jadi limbah padat B3 ini diserahkan ke pihak ketiga disesuaikan dengan kapasitas dan keuangan. Dengan pertimbangan tersebut maka di PT.Jamu Jago melakukan penyimpanan selama 6 bulan kemudian diserahkan ke pihak ketiga. Pihak ketiga ini bertugas untuk mengumpulkan, membawa, dan memusnahkan limbah padat. Pemusnahan tersebut menggunakan alat insenerator dengan tinggi 50 meter dan suhu 1200oC. Untuk penanganan limbah padat non B3, semua limbah padat yang berupa akar, batang, daun, limbah domestik maupun plastik pengemas yang sudah tidak dipakai lagi (produck reject) dibuang langsung ke TPA biasa karena tidak membahayakan lingkungan. Untuk limbah berupa gas atau yang disebut emisi udara dengan
25
menggunakan 2 macam alat, yaitu: cerobong genset dan cerobong boiler. Cara kerja pada cerobong boiler dilakukan pengambilan sampel pada 3 titik dengan memasukkan alat untuk menangkap CO2, H2S, CO. Sampel yang sudah diambil kemudian dilakukan
pengujian di laboratorium. Apabila cerobong kotor maka dilakukan pembersihan dengan menyemprotkan blower besar pada cerobong.
26
4. PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragaman flora. Tidak hanya itu, flora dapat tumbuh begitu subur di tanah Indonesia. Diantara flora tersebut, ada yang disebut sebagai tamanan obat karena manfaatnya. Pemanfaat tanaman obat yang sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang ini kemudian dikenal dengan obat tradisional (Anonim, 2015). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional pasal 1 tahun 2005, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhann, bahan hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman.
Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim, dan tingkat khasiat pembuktian, obat tradisional dibagi menjadi tiga macam, yaitu: jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Yang diisebut sebagai jamu adalah obat tradisional Indonesia. Jamu juga harus memenuhi mutu dan keamanan, khasiatnya dibuktikan secara empiris/nyata, serta klaim penggunaan sesuai jenis pembuktian tradisional.berdasarkan defini tersebut, makan produk yang diproduksi (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012). PT.Jamu Jago sebagian besar termasuk dalam kategori jamu. PT. Jamu Jago merupakan pabrik yang memproduksi jamu.
Produk-produk jamu PT. Jamu Jago sudah diedarkan di seluruh wilayah di Indonesia dan beberapa negara di Asia. Jangkauan pemasaran produk jamu yang luas maka waktu produk jamu sampai konsumen akan semakin lama. Produk jamu berfungsi untuk menyehatkan konsumen yang meminumnya. Oleh karena itu, kualitas produk jamu harus benar-benar diperhatikan. Waktu distribusi yang lama dapat menurunkan kualitas dari produk jamu karena sangat mudah mengalami kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Salah satu cara mengatasi turunnya kualitas jamu ketika sampai ke konsumen adalah penggunaan kemasan untuk produk jamu. Tujuan dari penggunaan kemasan untuk
27
melindungi produk dari kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Selain itu, kemasan berfungsi sebagai wajah dari produk jamu yang dapat menarik konsumen untuk membeli dan mencantumkan berbagai informasi (spesifikasi) terkait dengan produk jamu didalamnya. Oleh karena fungsi kemasan yang sangat penting bagi produk jamu, maka spesifikasi kemasan produk jamu diatur oleh pemerintah melalui Nomor Izin Edar (NIE) dan Undang-Undang.
4.1. Nomor Izin Edar (NIE)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI (2012), jamu hasil produksi pabrik harus dikemas sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan oleh pemerintah sehingga mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) Obat Tradisional. Izin Edar merupakan bentuk persetujuan pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka yang diberikan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) untuk dapat diedar di wilayah Indonesia. Izin Edar ini menjadi penandaan yang harus ada pada kemasan jamu.
Jamu dengan adanya kemasan membuat kualitasnya tetap baik dan menurunkan resiko rusaknya produk saat diterima oleh konsumen. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 2 bahwa obat tradisonal yang akan dipasarkan wajib memiliki Nomor Izin Edar. Izin Edar ini dikeluarkan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dengan masa berlaku selama 5 tahun. Izin edar ini dapat diperpanjang jika masih memenuhi syarat ketentuan yang berlaku.
Sebelum mengedarkan produk baru, PT. Jamu Jago mendaftarkan kemasan produk baru tersebut ke BPOM untuk mendapatkan Nomor Izin Edar. PT. Jamu Jago mengirimkan ke BPOM berupa form yang berisi hardcopy dan softcopy spesifikasi lengkap kemasan dari produk baru. BPOM kemudian mengirimkan form ke PT. Jamu Jago berisi Nomor Izin Edar dan spesifikasi kemasan yang telah disetujui dan disahkan oleh Kepala BPOM. Nomor Izin Edar tersebut harus tertera dalam kemasan yang dicetak dan digunakan pada produk.
28
Dalam pemberian Nomor Izin Edar tidak diberikan secara sembarang dan acak. Terdapat arti dan maksud pada setiap nomor. Nomor Izin Edar (NIE) obat tradisional terdiri dari 2 kode huruf lalu diikuti 9 digit angka. Kode huruf tersebut menandakan jenis obat tradisional, yaitu sebagai berikut:
Obat tradisional
TR: Obat tradisional lokal TI: Obat tradisional Impor TL: Obat tradisional Lisensi HT: Obat tradisional Terstandar FF: Fitofarmaka
Obat Kuasi
QD: Obat Kuasi Lokal QI: Obat Quasi Impor QL: Obat Kuasi Lisensi Suplemen Makanan
SD: Suplemen makanan lokal SI: Suplemen makanan import SL: Suplemen Makanan Lisensi
Setelah 2 kode huruf tersebut diikuti dengan 9 digit angka dengan arti sebagai berikut:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Digit ke- Arti
Digit 1,2 Tahun produk tersebut mulai terdaftar Departemen Kesehatan dan/atau Badan POM.
Digit 3 Bentuk perusahaan. 1 . Pabrik Farmasi 2. Pabrik Jamu (IOT) 3. Perusahaan Jamu (IKOT) Digit 4 Bentuk sediaan.
1. bentuk rajangan 2. bentuk serbuk
29
3. bentuk kapsul
4. bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang. 5. bentuk dodol, majun, tablet, kaplet 6. bentuk cairan
7. bentuk salep, cream 8. bentuk plester, koyok
9. bentuk lain, dupa, ratus, mangir, permen. Digit 5, 6, 7, 8 Nomor urut jenis produk yang terdaftar. Digit 9 Jenis macam kemasan yang keberapa.
1. -15 ml (-15 gr) 2. – 30 ml (-30 gr) 3. – 45 ml (-45 gr) (Herusasongko, 2012).
Sebanyak 161 macam sampel kemasan ditemukan dalam gudang bahan kemas PT. Jamu Jago. Dari 161 macam sampel kemasan, lalu dilakukan pencocokan dengan data
form Nomor Izin Edar baru (tahun 2013) yang dimiliki perusahaan. Disini ditemukan
141 macam sampel kemasan yang terdapat pada form Nomor Izin Edar. Selanjutnya dilakukan pencocokan kode Nomor Izin Edar (NIE) dan spesifikasi kemasan pada form NIE.
Dari kode huruf diatas, pada PT. Jamu Jago paling banyak ditemui pada pembungkus kode TR yaitu obat tradisional lokal. Lalu juga ditemukan beberapa obat kuasi (obat untuk meredakan sakit yang ringan dan efek yang ringan) dan suplemen makanan dengan kode QD dan SD. Dari pengkodean NIE Obat Tradisional yang diproduksi di PT. Jamu Jago semuanya sudah sama dan tidak ada kesalahan. Digit ketiga menunjukkan bentuk pabrik jamu dengan kode 2, digit keempat menunjukkan bentuk sediaan yang sebagian besar yaitu bentuk serbuk dengan kode 2, serta digit sembilan menunjukkan sebagian besar kemasan berisi kurang dari 15 ml untuk bentuk cair dan bentuk serbuk kurang dari 15 gram dengan kode 1. Sedangkan digit 5 hingga 8 diperoleh dari BPOM sesuai dengan nomor urut jenis produk yag terdaftar.
30
Spesifikasi sampel kemasan pada gudang bahan kemas, kemudian dicocokkan dengan spesifikasi kemasan pada form NIE. Dari 141 sampel kemasan ditemukan sebanyak 27 macam sampel kemasan yang spesifikasinya tidak sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada form NIE. Ketidaksesuaian spesifikasi kemasan pada gudang bahan kemas dengan spesifikasi pada form NIE dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ketidaksesuaian spesifikasi kemasan pada gudang bahan kemas dengan spesifikasi pada form NIE.
Nama Produk (Sampel kemasan) Bentuk Sediaan &Kemasan
Ketidaksesuaian Spesifikasi Form NIE
Sakit Pinggang POM TR 072 271 581 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Khasiat dan kegunaan: membantu meredakan pegal-pegal, linu, dan sakit otot pinggang.
- Khasiat dan kegunaan: secara tradisional digunakan untuk membantu meredakan pegal-pegal, linu, dan sakit otot pinggang. Sehat Pria POM TR 072 271 611 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Tulisan Berat Bersih 7 gram dengan line hitam.
- Tulisan Berat Bersih 7 gram tanpa line hitam.
Tujuh Angin POM TR 072 271 621 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Tulisan Berat Bersih 7 gram dengan line hitam.
- Tulisan Berat Bersih 7 gram tanpa line hitam.
- Warna dasar biru gelap. - Warna dasar biru lebih muda. Sehat Wanita POM TR 072 271 631 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Tulisan Berat Bersih 7 gram berwarna hitam.
- Tulisan Berat Bersih berwarna putih. Gadung Klingsir POM TR 072 271 641 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Tulisan Berat Bersih 7 gram dan
“JAMU” dengan line hitam. - Tulisan Berat Bersih 7 gram dan “JAMU” tanpa line hitam. Sehat Ginjal POM TR 082 281 371 Serbuk Dus, 10 sachet @ 7 gram
- Tulisan Berat Bersih 7 gram dengan line merah.
- Tulisan Berat Bersih 7 gram tanpa line merah. - Tidak ada tulisan UH di dalam
lingkaran pada sebelah kanan nama produk.
- Terdapat tulisan UH di dalam lingkaran pada sebelah kanan nama produk. Pegel Linu UH POM TR 082 281 391 Serbuk Dus, 10 sachet @ 7 gram
- Gambar depan berwarna merah muda.
- Gambar depan berwarna merah tua. Sari Rapat UH POM TR 082 281 381 Serbuk Dus, 10 sachet @ 7 gram
- Pada komposisi : Graniti Percapium.
- Pada komposisi : Granati
31 Panas Dalam (Rastung) POM TR 072 273 721 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Khasiat: sakit tenggorokan. - Khasiat: kering tenggorokan. Sri Angin POM TR 082 281 431 Serbuk Dus, 10 sachet @ 7 gram
- Warna dasar merah dan orange tua.
- Warna dasar lebih muda (pucat).
- Terdapat tulisan registered sign (huruf R dalam lingkaran) berwarna merah pada ujung atas nama produk.
- Tidak ada tulisan registered
sign (huruf R dalam lingkaran) berwarna merah pada ujung atas nama produk. Sayuri POM SD 072 232 741 Serbuk Dus, sachet @ 8 gram
- Manfaat: memelihara kesehatan dibagian kiri atas dan dibawahnya bertuliskan indication: to maintain health.
- Kegunaan/Indication
terdapat dibagian kiri atas. Dibagian bawahnya terdapat Perhatian /Caution: tidak dianjurkan untuk bayi. - Komposisi: Saccharium album
(gula pasir), flavour.
- Komposisi: Saccharium album, flavour Tutti Frutti.
- Terdapat tulisan “ Minuman Ekstrak Sayuran + Curcuma” berwarna putih dengan line hijau pada bagian bawah gambar depan kemasan.
Terdapat tulisan “ Suplemen Makanan” berwarna putih dengan line hijau pada bagian bawah gambar depan kemasan. Sawanan POM TR 072 273 711 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Komposisi: Parkie Semen 0,56 gr. - Komposisi: Parkie Semen 0,42 gr.
Tapel Cap Jago POM TR 082 982 411 Tapel Sachet @ 6 biji @ 1,5 gram
- Nama produk : TAPEL dengan warna merah serta tanpa line dan tulisan CAP JAGO.
- Nama produk : TAPEL dengan warna putih dan line berwarna hitam serta tulisan CAP JAGO berwarna hitam.
- Warna dasar kuning dan hijau. - Warna dasar kuning oranye dan hijau.
- Gambar foto ibu dan bayi serta bunga disebelah kanan dan kiri.
- Gambar kepala ibu dan bayi serta bunga dengan vektor
format.
- Komposisi dalam bentuk persentase.
- Komposisi dalam bentuk Gram dan lebih terperinci lengkap.
- Khasiat: mengembalikan otot-otot perut yang kendor agar menjadi kencang kembali, menjaga kesehatan perut, mengobati sakit perut dan mulas sehabis melahirkan.
- Khasiat: membantu meredakan sakit perut daan memelihara kesehatan ibu sehabis bersalin. Basmingin POM TR 022 617 401 Cairan obat dalam dalam sachet @ 15
- Tulisan nama produk dengan line putih lebih tebal.
- Tulisan nama produk dengan line putih lebih tipis.
32
ml - Pada komposisi terdapat Etil Alkohol 0,8%.
- Pada komposisi tanpa Etil Alkohol 0,8%. Tujuh Keliling cap Jago UH POM TR 082 282 381 Serbuk Dus, 10 sachet @ 7 gram
- Ukuran lambang ranting dan tulisan JAMU lebih kecil.
- Ukuran lambang ranting dan tulisan JAMU lebih besar.
- Tidak ada lambang registered
sign (Huruf R dalam lingkaran)
dibagian ujung nama produk.
- Terdapat lambang
registered sign (Huruf R
dalam lingkaran) dibagian ujung nama produk.
- Bagian dasar bawah berwarna hijau muda.
- Bagian dasar bawah berwarna kuning.
- Tidak terdapat tulisan UH didalam lingkaran pada belakang nama produk.
- Terdapat tulisan UH didalam lingkaran dengan warna dasar putih pada belakang nama produk. - Pada bagian bawah nama produk
bertuliskan “ Tonic for Women”. - Pada bagian bawah nama produk bertuliskan “ Healthy for Women”. - Komposisi dalam bentuk
persentase.
- Komposisi dalam bentuk gram dan lebih terperinci lengkap.
- Khasiat dan kegunaan: Memelihara dan menambah kesehatan dan kesegaran tubuh kaum wanita. Mencegah masuk angin, rasa malas dan lesu serta mempertinggi daya tahan tubuh.
- Khasiat dan kegunaan: membantu memelihara kesehatan wanita dan menyegarkan badan. Selokarang POM TR 072 273 671 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Tulisan JAMU dan berat bersih berwarna hitam.
- Tulisan JAMU dan berat bersih berwarna putih.
Basmurat POM TR 032 225 221 Serbuk Dus, 10 bungkus @ 7 gram
- Indication : Fast relief of
muscular aches and pains, swelling and also inflammation..
- Indication : Helps reliexe
pain to arthritic aches and pains in the pints.
Basmingin Flu POM TR 082 695 081 Cairan Obat Dalam Dus, 10 sachet @ 15 ml
- Ada logo Pilihan Keraton Surakarta Hadiningrat.
- Tidak ada logo Pilihan Keraton Surakarta Hadiningrat. Esha Plus UH POM TR 082 281 641 Serbuk Sachet @ 8 gram
- Tulisan gingseng & royal jelly ada line hitam.
- Tulisan gingseng & royal jelly tidak ada line hitam. - Tulisan POM TR 082 281 641
ada line hitam.
- Tulisan POM TR 082 281 641 tidak ada line hitam. - Tulisan JAMU JAGO ada line
berwarna merah.
- Tulisan JAMU JAGO tanpa
line merah.
- Tulisan dibawah nama produk Slendering Herbs.
- Tulisan dibawah nama produk Slim Herbs.
33
- Tidak ada tulisan UH dalam lingkaran pada ujung nama produk.
- Terdapat tulisan UH dalam lingkaran pada ujung nama produk.
- Khasiat dan Kegunaan: Memelihara kesehatan dan kecantikan badan, mengurangi lemak dalam tubuh serta menyingsetkan badan. Tubuh akan menjadi padat berisi, sehat, dan awet muda.
- Khasiat dan Kegunaan: membantu mengurangi lemak badan dan membantu memlihara kesehatan wanita
- Indication: to maintain health
and physical beauty. To elimanate fat and to reduce weight.
- Indication: help to reduce
body fat and helps maintain the health of women.
- Komposisi dalam persentase. - Komposisi dalam bentuk gram.
- Dibagian bawah nama produk “ Sehat lelaki- Tonic for men”.
- Dibagian bawah nama produk “ Healthy for men”. - Komposisi dalam bentuk
persentase.
- Komposisi dalam bentuk gram dan terepinci lebih lengkap.
- Khasiat dan kegunaan: memelihara dan menambah kesehatan serta kesegaran tubuh kaum pria. Mencegah rasa malas, badan lemah, muka pucat dan sering masuk angin serta mempertinggi daya tahan tubuh.
- Khasiat dan kegunaan: memelihara kesehatan pria dan menyegarkan badan.
Kuat Pria POM TR 092 299 711 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Komposisi: Retrofracti fructus 0,14 gr.
Komposisi: Retrofracti fructus 0,7 gr. Esha POM TR 082 284121 Serbuk Bungkus @ 7 gram
- Terdapat tulisan UH didalam lingkaran pada samping kanan nama produk.
- Tidak terdapat tulisan UH didalam lingkaran pada samping kanan nama produk.
- Gambar celana yang dipakai lebih panjang dan berbentuk persegi.
- Gambar celana yang dipakai lebih pendek.
- Cara pemakaian: sebungkus 1 bungkus jamu diseduh dengan ½ gelas (±100 ml) air matang panas lalu diminum seluruhnya.
- Cara pemakaian: Sebungkus jamu diseduh dengan ½ gelas (±100 ml) air matang panas lalu diminum seluruhnya. Purwoceng Plus POM TR 082 676 221 Cairan Obat Dalam Dus, 10 sachet @ 15 ml - Tulisan POM TR 082 676 221 berada dibagian kanan bawah.
- Tullisan POM TR 082 676 221 berada dibagian kiri bawah.
- Khasiat dan kegunaan: Secara tradisional Purwoceng dan Pasak Bumi berkhasiat sebagai
- Khasiat dan kegunaan: membantu memelihara kesehatan dan membantu
34
tumbuhan untuk membantu memelihara stamina pria, menambah gairah kehidupan serta memelihara kesehatan.
memelihara stamina pria.
Anik POM TR 082 281 621 Serbuk Sachet @ 7 gram
- Tulisan “anik” dengan line putih. - Tulisan “anik” tanpa line putih. Param Pusaka POM QD 082 908 141 Parem Bungkus @ 12 gram
- Kemasan berwarna ungu dan kuning.
- Kemasan berwarna biru tua dan kuning tua.
- Tidak ada saran penyimpanan. - Penyimpanan: Simpan dibawah suhu 30o C. Anak jago Instan rasa Jeruk POM TR 062 257 871 Serbuk Sachet @ 5 gram
- Warna dasar kemasan kuning muda.
- Warna dasar kemasan kuning tua.
- Berat bersih 7 gr. - Berat bersih 5 gr. - Komposisi:
Curcumae Rhizoma 25 mg. Brassica Folia 70 mg
Bahan-bahan lain hingga 5000 mg. - Terdiri dari: Flavour Jeruk dan
Saccharum Album.
- Komposisi:
Curcumae Rhizoma
(Temulawak) 35 mg.
Brassica Fibrum (sawi) 98
mg
- Bahan-bahan lain hingga 7000 mg.
- Tulisan “Jamu untuk Anak” dibagian kiri atas.
- Tulisan “Jamu untuk Anak” dibagian tengah dibawah nama produk.
- Cara pemakaian: dapat dimakan langsung atau diseduh dengan 3-5 sendok air matang panas/dingin, 3 kali sehari.
Anak umur 3-5 tahun : ½ bungkus.
Anak umur 6-12 tahun : 1 bungkus.
- Cara pemakaian: dapat dimakan langsung atau diseduh dengan 3-5 sendok air matang panas/dingin, 3 kali sehari satu bungkus. - Bandrex POM TR 062 256 531 Serbuk Dus, 10 bungkus 10 dan 25 gram. Sachet @ 250 gram. Plastik @ 1 kg
- Tidak terdapat logo jamu pilihan Keraton Surakarta Hadi-ningrat.
- Terdapat logo jamu pilihan Keraton Surakarta Hadi-ningrat.
- Indication: Help ease symptoms
of the common cold such as flatulence and nausea.
- Indication: To help ease
symptoms of the common cold such as flatulence and nausea. Sarimadu rasa Jeruk Nipis POM TR 062 666 241 Cairan Obat Dalam Dus, 10 bungkus @
- Gambar lebah dan bunga lebih kecil dari nama produk.
- Gambar lebah dan bunga lebih besar dan tinggi dari nama produk.
35
20 ml orange dan terdapat sarang lebah serta putih.
orange dan terdapat sarang lebah.
- Gambar 2 buah jeruk nipis dengan ukuran sama besar.
- Gambar 2 buah jeruk nipis dengan ukuran besar dan kecil. Jeruk nipis kecil dengan warna isi orange. - Nomor Izin Edar diatas dibagian
kanan bawah serta vertikal.
- Nomor Izin Edar diatas tulisan Jamu Jago.
- Line pada tulisan Sarimadu tipis. - Line pada tulisan Sarimadu lebih tebal.
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 27 sampel kemasan dari gudang bahan kemas yang spesifikasinya tidak sama dengan dengan spesifikasi di form NIE. Ketidaksesuaian tersebut sebagain besar ditemukan dalam hal penulisan. Kemudian ditemukan pula sebagian kecil ketidaksesuaian perbedaan letak, gambar dan logo.
4.2. Undang-Undang yang Berlaku
Kemasan jamu diberi penandaan dengan tujuan untuk memudahkan konsumen maupun penjual mengetahui informasi dari produk didalamnya. Penandaan ini menjadi sangat penting oleh karena itu harus berisi informasi yang objektif, lengkap, dan tidak menyesatkan (Permenkes RI No.007 tahun 2012 pasal 6 ayat 1). Sesuai dengan Keputusan Kepala BPOM RI nomor HK. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alami Indonesia pasal 5 bahwa kemasan produk jamu wajib mencantumkan logo dan tulisan “ JAMU”. Logo yang dimasukkan berbentuk ranting daun didalam lingkaran diletakkan dibagian kiri atas kemasan. Logo tersebut dicetak dengan warna hijau dengan dasar berwarna putih atau warna lain yang kontras. Tulisan JAMU harus jelas, mudah dibaca dicetak dengan warna hitam dengan dasar berwarna putih atau warna lain yang kontras. Tinggi tulisan JAMU sekurang-kurangnya 5 mm dan tebal ½ mm. Sedangkan untuk logo ranting daun dengan tinggi dan lebar sekurang-kurangnya 10 mm.