• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi dan Efek Anti-Aging Masker Bioselulosa yang Mengandung Vitamin E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi dan Efek Anti-Aging Masker Bioselulosa yang Mengandung Vitamin E"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aging atau penuaan adalah proses alamiah pada kehidupan manusia,

karena adanya radikal bebas yang secara terus menerus terbentuk baik melalui proses metabolisme maupun akibat dampak negatif lingkungan (Ardhie, 2011). Seiring dengan bertambahnya usia, seluruh aspek dalam tubuh kita menunjukkan efek dari penuaan. Perubahan tersebut terjadi secara alami.Penuaan dini bisa terjadi pada siapa saja. Terutama di Indonesia yang merupakan daerah beriklim tropis dengan intensitas sinar matahari yang tinggi (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Tanda-tanda penuaan dini dapat terjadi disemua organ tubuh manusia dan yang paling tampak adalah pada kulit (Jaelani, 2009). Beberapa gejala terlihat jelas pada kulit yang mengalami penuaan, yaitu: adanya keriput, kulit kering dan kasar serta timbul noda-noda gelap. Tubuh kita memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas (Vinski, 2012).

Salah satu sumber antioksidan adalah vitamin E. Vitamin E memiliki fungsi perlindungan yang dianggap penting untuk menjaga stabilitas membran biologis yang mengandung sejumlah besar asam lemak tak jenuh ganda karena membran sel lipid di kulit selalu mengalami serangan konstan dari radikal bebas yang terbentuk baik dalam reaksi normal biologis maupun dari berbagai faktor eksternal. Kosmetik yang mengandung vitamin E digunakan sehari-hari untuk memperkuat potensi antioksidan alami kulit dan mengatasi stres oksidatif.

(2)

2

Vitamin E juga membantu dalam mencegah gejala kerusakan kulit akibat sinar UV seperti kerutan dan pigmentasi yang tidak teratur (Barel, et al., 2001).

Sediaan masker sheet adalah salah satu bentuk sediaan masker wajah terbaru yang mulai banyak dijumpai di pasaran. Umumnya, masker sheet yang merupakan produk lembaran berbentuk wajah, mengandung emulsi atau zat aktif yang dapat memberikan efek pelembab dan pembersihan lebih baik pada kulit dari pada emulsi kosmetik yang biasa. Efek Occlusive Dressing Treatment (ODT) yang mendukung peningkatan penetrasi bahan aktif ke kulit, sehingga menghasilkan profil absorbsi dan penetrasi yang baik dibandingkan dengan bentuk sediaan masker yang lain, selain itu kemasan yang lebih efisien dan higienis (sekali pakai) dan tidak perlu melakukan proses pembersihan seusai penggunaan masker (Lee, et al., 2013).

Material masker sheet biasanya terbuat dari bahan non woven yang terbuat dari serat selulosa tanaman (terutama berasal dari kapas atau pulp) atau serat sintetis. Selain serat kain non woven, terdapat berbagai jenis material unik yang dapat digunakan untuk mengganti material masker sheet dari serat non woven. (Lee, 2013). Penelitian pada berbagai material untuk mencari bahan pengganti serat non woven telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari sensasi rasa dan efek saat pemakaian masker, yang salah satunya sedang mendapat perhatian khusus adalah serat bioselulosa yang diperoleh dari hasil fermentasi bakteri (Lee, et al., 2013).

Masker bioselulosa yang diperoleh dari sumber alami yaitu bakteri, sangat menarik karena toksisitas rendah dan sifat biodegradable terhadap lingkungan. Bakteri Acetobacter xylinum menghasilkan asam dari glukosa dan mensintesis selulosa. Bakteri ini menciptakan selulosa dari glukosa dan substrat terkait melalui

(3)

3

siklus pentosa. Penelitian terbaru menunjukan bahwa selulosa yang didapat dari bakteri Acetobacter xylinum mempunyai fibril yang panjang dan halus, dan menunjukan stabilitas terhadap panas yang baik (Amnuakit, et al., 2011). Membran ini menunjukkan struktur tridimensional mikro dan nano fibrillar, dengan tebal fibril 3-4 nm dan panjang 70-80 nm (yaitu sekitar seratus hingga seribu kali lebih tipis dari serat selulosa tanaman). Hal ini memberikan bioselulosa sifat mekanik yang unik seperti daya tahan akan tarikan dan sifat fisik menyerupai kulit manusia (Silva, et al., 2014).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang efek anti-aging dari formulasi sediaan masker bioselulosa yang menggunakan vitamin E.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

a. Apakah masker bioselulosa yang mengandung vitamin E dapat diformulasikan menjadi sediaan masker?

b. Apakah perbedaan konsentrasi vitamin E dalam sediaan masker bio selulosa mempengaruhi efektivitas anti-aging?

c. Apakah penggunaan sediaan masker bioselulosa yang mengandung vitamin E menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat minggu perawatan?

1.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

(4)

4

a. Masker bioselulosa yang mengandung vitamin E dapat diformulasikan menjadi sediaan masker.

b. Perbedaan konsentrasi vitamin E dalam sediaan masker bioselulosa mempengaruhi efektivitas anti-aging.

c. Penggunaan sediaan masker bioselulosa yang mengandung vitamin E menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat minggu perawatan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah bioselulosa yang mengandung vitamin E dapat diformulasikan menjadi sediaan masker.

b. Untuk mengetahui perbedaan kosentrasi vitamin E pada sediaan masker bioselulosa terhadap efektivitas anti-aging.

c. Untuk mengetahui kemampuan masker bioselulosayang menggunakan vitamin E dapat menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat minggu perawatan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah menggunakan masker bioselulosa sebagai alternatif pengganti bahan dasar masker yang terbuat dari kertas dengan tujuan inovasi dan pengembangan sediaan kosmetik berbahan alam khususnya untuk masker wajah agar lebih bervariatif dan mempunyai daya saing dengan produk yang ada di pasaran.

Referensi

Dokumen terkait

Masker minyak biji buah anggur yang diaplikasikan pada wajah dapat menyebabkan suhu kulit wajah menjadi meningkat sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar dan

Pemulihan kulit yang paling baik adalah konsentrasi vitamin B3 5% dengan kadar air kulit meningkat (26,8%), kulit semakin halus (29,3%), pori-pori yang semakin mengecil

Pemulihan kulit yang paling baik adalah konsentrasi vitamin B3 5% dengan kadar air kulit meningkat (26,8%), kulit semakin halus (29,3%), pori-pori yang semakin mengecil

Jenis kulit memiliki karakteristik bersisik, kasar, dan kusam yang dapat menyebabkan kulit tegang dan gatal.Kulit kering sering mengarah pada penuaan dini dan lebih

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi dan

The Effect of pH, Sucrose and Ammonium Sulfate on The Production of Bacterial Cellulose (Nata-de-coco) by Acetobacter xylinum.. Cosmetic

Oleh karena itu, putih telur di formulasikan dalam sediaan masker sheet sehingga dapat bermanfaat sebagai anti-aging. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk memformulasi putih

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi dan