• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

65 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini telah dilakukan di Stadion Sepakbola UNS Surakarta dan kampus UTP Surakarta

2. Waktu Penelitian

Berdasarkan beberapa pertimbangan terkait waktu, tempat, dan biaya penelitian ini telah dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei dan minggu pertama bulan Juni tahun 2015. Proses pengambilan data dilaksanakan pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Sepakbola Kota Surakarta.

Tabel 3.1. Tempat dan Tanggal Penelitian

No. Tanggal Tempat Jumlah Atlet

1 12 -19 Mei 2015 Stadion Sepakbola UNS 73 2 2 - 9 Juni 2015 Kampus UTP Surakarta 52

Jumlah 125

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:115) populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Sedangkan Sugiyono (2008:117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(2)

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra pembinaan prestasi sepakbola UNS dan mahasiswa pembinaan prestasi sepakbola UTP yang berjumlah 163 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto, Suharsimi (1996 : 117) Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Sebagai sampel sebaiknya memiliki ciri-ciri yang sama dengan populasi sehingga dapat menggambar keadaan populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul representatif (mewakili), (Sugiyono, 2008 : 118). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa putra pembinaan prestasi sepakbola UNS dan UTP Surakarta.

Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100 hingga 200 sampel atau 5 kali estimated parameter yang digunakan (Hair et al., 1998: 637). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa putra pembinaan prestasi sepakbola UNS dan UTP Surakarta dengan jumlah 125 orang.

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan rancangan Analisis Faktor Konfirmatori (Emzir, 2008: 48). Analisis faktor adalah salah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah perubahan-perubahan yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau lebih kumpulan perubahan yang lebih sedikit dari jumlah perubahan awal. Analisis faktor

(3)

digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah (http://www.slideshare.net/ganuraga/analisis-faktor).

Metode satistik multivariat banyak digunakan. Salah satu multivariat digunakan dalam bidang olahraga untuk mengukur variabel dominan anthropometri dan fisik dalam karate dimana variabelnya yaitu (sembilan variabel bebas dan satu variabel terikat) yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisa menggunakan Program Statistik Komputerisasi dengan sistem SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 11.5 dan menggunakan uji Kaiser-Meyer-Olkin and Bartlett’s Test. Satistik multivariat membutuhkan banyak perhitungan matematis

yang tidak memungkinkan dilakukan secara manual.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 9 (sembilan) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu:

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah sebagai variabel atributif, yang terdiri dari:

a. Kecepatan

b. Kekuatan otot tungkai c. Power otot tungkai d. Daya tahan e. Kelincahan f. Fleksibilitas togok g. Koordinasi mata-kaki h. Waktu reaksi i. Keseimbangan

(4)

E. Definisi Operasional

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap faktor kondisi fisik dominan pada sepakbola, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel kondisi fisik dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kecepatan, dalam penelitian ini adalah kecepatan bergerak yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan lari pemain sepakbola sejauh 50 meter dalam satuan detik.

2. Kekuatan otot tungkai adalah tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot tungkai pada mahasiswa dengan menggunakan leg dynamometer. Angka yang di peroleh dari hasil pengkurun, dengan satuan kilogram (kg)..

3. Power otot tungkai merupakan kemampuan otot-otot tungkai untuk dikerahkan secara maksimal dalam waktu yang singkat. Power otot tungkai diukur dengan standing broad jump test. Jarak yang dicapai merupakan kemampuan power otot tungkai yang diukur dengan satuan centimeter.

4. Daya tahan adalah kapasitas mahasiswa dalam melakukan gerakan-gerakan dalam jangka yang lama atau durasi panjang tanpa merasa lelah yang berlebih. Pengukuran dengan beep test atau multistage fitness test.

5. Kelincahan dalam penelitian ini adalah kelincahan dalam merubah posisi atau arah,kemampuan bergerak keberbagai arah dalam upayanya menempatkan posisi ke arah datangnya bola dalam permainan sepakbola. Pengukuran kelincahan dengan lari 4x5m, dengan cara mengukur kecepatan perubahan posisi atau arah , satuannya detik

6. Fleksibilitas togok adalah jangkauan terjauh yang diraih oleh mahasiswa saat meluncurkan tangan ke depan pada posisi duduk, kaki diregangkan dibuka selebar bahu dan lutut tidak ditekuk. Mengukur jarak jangkauan dalam satuan centimeter (cm).

(5)

7. Koordinasi mata-kaki didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dan hubungan saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditujukan dengan berbagai tingkat ketrampilan. Pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall volley.

8. Waktu reaksi, adalah waktu diantara penerimaan rangsang dan permulaan gerakan. Penelitian ini menggunakan ruller test dengan satuan sntimeter (cm).

9. Keseimbangan dinamis merupakan kemampuan mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan bergerak. Untuk mengukur keseimbangan dinamis dengan modifikasi bass test. Jumlah total nilai yang dicapai menunjukkan kemampuan keseimbangan dinamis.

10. Keterampilan bermain sepakbola merupakan hasil tes kecakapan atau kemampuan seorang pemain sepakbola dalam memainkan teknik dasar sepakbola secara efektif dan efisien menurut kebutuhan dalam bermain sepakbola. Dalam penelitian ini menggunakan Tes keterampilan bermain sepakbola dari Plooyer yang dikutip Soekatamsi meliputi “ menimang-nimang bola, keterampilan dalam lapangan bujur sangkar, menggiring dan menendang bola ke dalam sasaran, menembak ke sasaran dalam gawang, dan tes keterampilan lari sambil menendang bola ke dalam sasaran yang berada di sebelah kanan dan kiri “

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan pengukuran. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan : Tes Lari 50 meter

(6)

Perlengkapan : Lintasan, Stopwatch

Pelaksanaan : - Tester bersiap berdiri dibelakang garis start dengan sikap start berdiri.

- Dengan aba-aba “ya”, tester berlari secepat-cepatnya dengan menempuh jarak 30 meter sampai garis finish. - Kecepatan lari dihitung pada saat aba-aba “ya”. - Tes dilakukan dua kali pengulangan.

Penilaian : Dari dua kali pengulangan diambil waktu terbaik (dalam 0,01 detik).

2. Kekuatan Otot Tungkai

a. Tujuan : Untuk mengukur kekuatan otot tungkai b. Alat & Fasilitas : Leg dynamometer, formulir, dan alat tulis. c. Petugas : Pemberi aba-aba merangkap catat hasil. d. Pelaksanaan :

1) Mahasiswa bertumpu di atas leg and back dynamometer. 2) Kedua tangan memegang bagian tengah tongkat pegangan.

3) Punggung dan kedua lengan lurus, sedangkan lutut ditekuk dengan membuat sudut lebih kurang 120 derajat.

4) Tongkat dipegang dengan kedua tangan.

5) Tumit tidak boleh diangkat dan tongkat tetap lurus.

e. Penilaian : Hasil tarikkan dalam satuan kilogram (kg) 3. Power Otot Tungkai

a. Tujuan untuk mengukur kekuatan eksplosif otot tungkai. Tes power otot tungkai dengan standing broad jump test.

b. Perlengkapan: - Pita pengukur

(7)

- Tempat datar dan rata kalau bisa tidak keras. c. Prosedur:

- Peserta berdiri di belakang garis batas yang telah dibuat dengan kaki sedikit merenggang.

- Lakukan gerakan melompat dengan dua kaki, dan mendarat dengan kedua kaki.

- Dilakukan tiga kali dan skor adalah jarak lompatan terjauh.

d. Penilaian: nilai diukur jarak dari garis batas melompat sampai titik mendarat terdekat.

Gambar 3.1 Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test (Sumber: PPLP/SKO/PPLM, 2013: 43)

4. Daya Tahan (Multistage Fitness Test)

a. Tujuan : Untuk mengukur kapasitas daya tahan seseorang b. Perlengkapan :

1) Halaman, permukaan datar dan tidak licin, panjang sekurang-kurangnya 22 meter.

2) Mesin pemutar kaset 3) Pita pengukur/meteran

4) Kerucut sebagai tanda batas jarak. 5) Lebar lintasan kurang lebih 1,5 meter 6) Stopwatch

(8)

c. Pelaksanaan :

1. Mulai menghidupkan tape recorder. Pada bagian permulaan pita tersebut, jarak antara dua tanda “tut” menandai suatu interval 1 menit yang telah terukur secara tepat. Pergunakan saat permulaan ini untuk memastikan bahwa pita dalam kaset itu belum mengalami peregangan (molor), dan juga bahwa kecepatan mesin pemutar kaset bekerjanya dengan benar. Ketelitian sekitar 0.5 detik ke arah manapun dianggap cukup memadai.

2. Testi harus terus berlari mengikuti bunyi “tut” pada tape recorder dan tidak boleh telat dengan bunyi tersebut selama 2 kali. Jika terjadi maka testi dinyatakan selesai.

d. Penilaian : Dihitung berapa banyak level yang diperolah testi 5. Kelincahan

a. Tujuan : Untuk mengukur kelincahan seseorang mengubah posisi atau arah

b. Perlengkapan :

1) Stopwatch sesuai kebutuhan

2) Lintasan lari datar panjang minimal 10 meter dengan garis batas jarak 5 meter dengan setiap lintasan lebar 1,22 meter.

c. Pelaksanaan :

Pada aba-aba "bersedia" setiap testi berdiri di belakang garis atau garis pertama di tengah lintasan. Pada aba-aba "siaap" testi dengan start berdiri slap lari, dengan aba-aba "yaak" testi segera lari menuju ke garis kedua dan setelah kedua kaki melewati garis kedua segera berbalik dan menuju ke garis start. Lari dari start atau garis pertama menuju ke garis kedua dan kembali ke garis start dihitung 1 kali. Pelaksanaan lari dilakukan sampai

(9)

ke empat kalinya bolak-balik sehingga nempuh jarak 40 meter. Setelah melewati garis finish stopwatch dihentikan. Kelincahan lari dihitung sampai dengan 0,1 atau 0,01 detik. Perhatian : Testi berbalik setelah kedua kaki melewati garis kedua ataupu garis start.

d. Penilaian : Dihitung waktu raihan lari 4x5m. 6. Fleksibilitas Togok

a. Tujuan : untuk mengukur fleksi pinggul dan punggung, juga elastisitas otot-otot hamstring.

b. Alat dan fasilitas : lantai yang bersih dan rata, penggaris, alat tulis dan blanko.

c. Petugas : pengamat sekaligus sebagai pengukur hasil dan pencatat hasil.

d. Pelaksanaan :

1) Mahasiswa duduk dengan kedua kaki diterjulur ke depan dan di buka selebar bahu.

2) Badan dibungkukkan, kedua lengan dijulurkan ke depan dengan posisi telapak tangan tengkurap/ menghadap ke bawah dan menahan jangkauan selama 2 detik kemudian pngukuran dilakukan.

3) Pelaksanaan dilakukan dengan dua kali pengulangan.

e. Penilaian : Skor akhir adalah jarak jangkauan terjauh yang dicapai oleh mahasiswa, diukur dalam cm.

7. Koordinasi Mata-Kaki

a. Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan koordinasi mata-kaki. b. Alat & Fasilitas : Lapangan berdinding, stopwatch, formulir, bola sepak c. Petugas : Pengamat waktu merangkap mencatat hasil dan menghitung

(10)

d. Pelaksanaan :

1) Testi berdiri di daerah tendangan, siap menendang bola.

2) Dengan diberi aba-aba “ya” testi mulai menendang sebanyak mungkin, boleh menggunakan kaki yang manapun. Sebelum menendang kembali bola harus diblok atau dikontrol dengan kaki yang lain.

3) Setiap menendang bola harus diawali dengan sikap menendang yang benar. 4) Testi melakukan 3 kali ulangan, masing-masing 20 detik.

5) Tidak boleh menghentikan atau mengontrol bola dengan tangan.

6) Sebelum melakukan tes, testi boleh mencoba terlebih dahulu sampai merasa terbiasa.

e. Penilaian : Skor yang dihitung dari semua tendangan yang berhasil dilakukan oleh testee dan ambil skor yang terbaik dari 3 kali kesempatan. Tes ini memiliki tingkat realibilitas sebesar 0.61 dan validitas diasumsikan dengan face validity.

8. Waktu Reaksi

a. Tujuan untuk mengukur kecepatan kaki bereaksi merespon rangsangan. Tes kecepatan reaksi kaki dengan the nelson reaction test dari Barry L. Johnson & Jack K. Nelson (1986: 257).

b. Perlengkapan:

- Nelson Reaction Timer/Penggaris - Meja dan dinding yang rata - Stopwatch

- Blangko dan alat tulis c. Pelaksanaan:

- Testi duduk rileks di atas meja, salah satu kaki rileks dengan kaki 1 inci (2, 54 cm) dan tumit kaki 2 inchi (5cm) dari permukaan dinding di depan.

(11)

- Testi memegang ujung atas Nelson Reaction Timer/penggaris tergantung dengan ujung berada di antara dinding dan telapak kaki. Garis dasar skala penggaris harus berada tepat di atas permukaan ibu jari testi.

- Testi memfokuskan pandangannya pada tanda khusus yang terdapat pada penggaris, dan testi tidak boleh melihat tangan tester.

- Setelah aba-aba “siap” tester melepaskan penggaris dengan rentang waktu  10 detik. Telapak kaki testi berusaha menjepit penggaris dengan cara merapatkan ke dinding secepat mungkin.

- Dua belas (12) kali kesempatan diberikan kepada setiap testi.

- Penilaian adalah skor akhir rata-rata dari 10 kali kesempatan yang dicatat dari 5 kali tercepat dan 5 kali terlambat.

Gambar 3.2. Tes Kecepatan Reaksi Kaki

(Sumber: Barry L. Johnson & Jack K. Nelson, 1986: 253). 9. Keseimbangan Dinamis

a. Tujuan untuk mengukur keseimbangan dinamis b. Peralatan:

- Lantai datar

- Selotip untuk menandai lantai - Pita pengukur

(12)

- Alat tulis c. Prosedur:

- Testi berdiri bertumpu pada kaki kanan di persegi awal.

- Testi kemudian melompat ke tanda persegi pertama dengan kaki kiri dan langsung mempertahankan posisi statis selama lima detik.

- Setelah itu, kemudian melompat ke tanda persegi kedua dengan kaki kanan dan langsung mempertahankan posisi satatis selama lima detik. - Hal ini berlanjut sampai persegi kesepuluh.

- Pada setiap titik, telapak kaki harus benar-benar menutup setiap persegi sehingga tidak bisa dilihat.

d. Penilaian:

- Hasil tes dicatat yang berhasil atau gagal.

- Sebuah kinerjayang berhasil adalah melompat ke setiap persegi (tanda persegi tertutup penuh oleh telapak kaki) tanpa menyentuh lantai dengan tumit atau bagian lain dari tubuh, dan mempertahankan posisi statis semala lima detik.

Gambar 3.3. Tes Keseimbangan Dinamis dengan Modifikasi Bass Test (Sumber: PPLP/SKO/PPLM, 2013: 22)

(13)

10. Tes Keterampilan Bermain Sepakbola Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi (1985 : 269-280)

a. Tes Keterampilan menimang-nimang bola.

1) Tujuan : Untuk mengukur kemampuan mengontrol bola. 2) Perlengkapan : Bola, meteran, tiang pancang atau bendera. 3) Pelaksanaan :

- Pemain berdiri di dalam bujur sangkar (ukuran 3x3 meter) dengan bola diletakkan di atas tanah.

- Bola dicungkil dengan ujung kaki, diangkat ke atas untuk ditimang-timang.

- Menimang-nimang bola boleh dengan kaki, paha atau kepala. - Bila keluar dari lapangan bujur sangkar dianggap selesai.

- Yang dihitung jumlah pantulan bola dengan kaki, paha, atau kepala terahir bola lepas kemudian jatuh di tanah.

4) Penilaian :

- Setiap pantulan bola mendapat nilai 5 - Nilai maksimum 200

Gambar 3.4 Tes Keterampilan menimang-nimang bola. ( Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi 1985 : 270 )

(14)

b. Tes keterampilan pada lapangan bentuk bujur sangkar.

1) Tujuan : Untuk mengukur kecepatan, kelincahan dan keterampilan menggiring bola.

2) Perlengkapan : - Bola sepak

- Lapangan bujur sangkar berukuran 15 x 15 meter.

- Pancang atau tiang bendera 9 buah dengan tinggi 1,5 meter. - Gawang dengan tinggi 50 cm dan lebar 75 cm.

- Stopwatch

- Blangko penilaian dan alat tulis. 3) Pelaksanaan :

- Start, bola ditendang dari A ke arah sudut C, diusahakan agar bola berhenti di sudut C, setelah menendang bola pemain segera lari cepat (sprint) ke sudut B dengan melompati dua buah gawang. - Setelah melewati sudut B segera rol depan, segera lari ke sudut C. - Sampai di sudut C segera mengontrol bola kemudian bola digiring

berliku-liku melalui tiang pancang sampai ke sudut D.

- Setelah sampai di sudut D bola di pungut kemudian ditimang-timang menggunakan kepala sambil berlari ke arah sudut A finish. 4) Penilaian :

- Waktu yang dicapai mulai start hingga finish, dicatat dalam detik. - Nilai : 500 - ( waktu yang dicapai x 10)

(15)

Gambar 3.5 Tes keterampilan pada lapangan bentuk bujur sangkar ( Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi 1985 : 272 )

c. Tes keterampilan menggiring bola melalui tiang pancang dan menendang bola ke dalam sasaran.

1) Tujuan : Untuk mengukur keterampilan menggiring bola dan menendang bola ke sasaran.

2) Lapangan :

- Jarak garis start samapai garis batas menendang bola ke sasaran 12 meter dipasang 6 buah pancang dengan jarak antara masing-masing 1,5 meter,jarak antara tiang pancang pertama dengan garis start 1,5 meter dan jarang tiang pancang ke enam dengan garis batas menendang bola 3 meter.

- Jarak garis menendang bola dengan sasaran 7,5 meter. - Tiga buah sasaran dengan lebar masing-masing satu meter. 3) Pelaksanaan :

(16)

- Segera setelah start, pemain mulai menggiring bola berliku-liku (zig-zag) melalui tiang pancang.

- Setelah sampai pada garis batas menendang bola, bola ditendang kearah sasaran, setelah menendang segera lari cepat cepat lurus kembali kebelakang garis start mengambil bola.

- Menggiring bola kedua berliku-liku sampai garis batas menendang bola kearah sasaran, segera lari cepat mengambil bola ketiga dan seterusnya hingga dalam batas waktu 1,5 menit yang disediakan habis.

4) Penilaian :

- Jumlah nilai yang dicapai dalam waktu 1,5 menit.

Gambar 3.6 Tes keterampilan menggiring bola melalui tiang pancang dan menendang bola ke dalam sasaran ( Siem Plooyer

(17)

d. Tes keterampilan menembakkan bola ke sasaran di dalam gawang. 1) Tujuan : Untuk mengetahui keterampilan menembakkan bola ke

sasaran dalam gawang. 2) Perlengkapan :

- Gawang ukuran normal lebar 7,32 meter dan tinggi 2,44 meter. Dibagi menjadi 6 bidang sasaran yang sama luasnya dengan batas tali, masing-masing sasaran di beri nilai.

- Jarak antara garis batas menembakkan bola dengan gawang 17 meter - 5 Bola sepak

- Blangko pencatat hasil dan alat tulis. 3) Pelaksanaan :

- Pemain berdiri di belakang garis batas menendang bola, disediakan lima buah bola.

- Dengan ancang-ancang menembakkan bola ke sasarn pada gawang, kesempatan menembakkan bola lima kali.

4) Penilaian :

- Setiap tembakkan yang masuk bidang sasaran mendapat nilai sesuai dengan sasaran, tembakan yang stidak masuk ke dalam gawang nilai 0.

(18)

Gambar 3.7 Tes keterampilan menembakkan bola ke sasaran di dalam gawang. ( Siem Plooyer yang dikutip Soekatamsi 1985 : 277 )

e. Tes keterampilan lari dengan menendang bola ke dalam sasaran di sebelah kiri dan kanan.

1) Tujuan : Untuk mengetahui keterampilan lari dengan menendang bola ke dalam sasaran disebelah kanan dan kiri.

2) Lapangan :

- Jarak antara A dan B = 50 meter ( merupakan garis tengah ).

- A merupakan tempat garis batas start dan B merupakan tempat garis batas finish.

- Pada garis AB, 12,5 meter dari titik A diletakkan bola nomor 1, selanjutnya setiap jarak 5 meter diletakkan bola. Jumlah bola 6 buah, bola nomor 6 terletak pada jarak 12,5 meter dari titik B. - Disebelah kanan dan kiri garis tengah AB dengan jarak 10 meter

(19)

sasaran masing garis 3 buah sasaran dengan lebar masing-masing sasaran 2 meter.

- Jarak titik-titik tengah semua sasaran terhadap garis start, dan kaki yang digunakan menendang bola ke arah sasaran adalah sebagai berikut :

3) Pelaksanaan :

Pemain berdiri dibelakang garis start, segera setelah tanda start lari cepat ( sprint) dengan menendang bola ke arah sasaran hingga 6 buah bola selesai segera lari melampaui garis finish.

4) Penilaian :

- Waktu tiap detik diberi nilai 10.

- Tiap bola yang tidak masuk ke dalam sasaran diberi nilai 15. - Dasar nilai maksimum 350.

- Nilai : 350 – ( waktu yang dicapai x 10 ) – ( bola tidak masuk x 15)

Nomor Sasaran

Jarak titik tengah sasaran dari garis start

Nomor bola Kaki yang digunakan menendang 1 2 3 4 5 6 17,5 meter 22,5 meter 27,5 meter 32,5 meter 37,5 meter 42,5 meter 1 2 3 4 5 6 Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan kiri

(20)

Gambar 3.8 Tes keterampilan lari dengan menendang bola ke dalam sasaran di sebelah kiri dan kanan. ( Siem Plooyer yang dikutip

Soekatamsi 1985 : 277 )

G. Teknik Analisis Data

Metode statistik yang dapat mempertimbangkan sekian banyak faktor untuk menjelaskan hubungan yang terjadi dalam sebuah fenomena sosial atau alam yang kompleks. Metode itu dinamakan statistik multivariat. Kata “multi” menunjukkan kemampuan metode tersebut, sekaligus juga ciri metode itu, untuk mengolah sekian variabel secara bersama-sama dalam menjawab persoalan statistik tertentu.

Menurut JR. Hair Joseph F, dkk (1995: 364-417) analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur interrelationship atau korelasi diantara sejumlah variabel. Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis faktor dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 dengan KMO and Bartlett’s Test, untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural yang diusulkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan

(21)

sebelum melakukan pengujian model struktural dengan menggunakan program program SPSS versi 11.5 dengan KMO and Bartlett’s Test.

Data yang terkumpul selanjutnya diverifikasi dan ditabulasi untuk kemudian diolah secara kuantitatif dengan metode analisis faktor konfirmatori, tahapan yang harus dipenuhi yaitu :

1. Pada tahap pertama menilai apakah semua sub-variabel atau item atau indikator pembentuk faktor layak untuk diikutkan pada analisis faktor atau tidak dengan melihat nilai MSA pada Anti-image correlation test. Apabila tidak layak maka sub-variabel tersebut tidak diikutkan atau dieliminasi pada analisis faktor, dan sebaliknya apabila sub-variabel tersebut layak maka diikutkan pada analisis faktor.

2. Pada tahap kedua, variabel-variabel yang tidak layak untuk difaktorkan maka dilakukan faktoring atau mereduksi item dengan jalan sub-variabel yang tidak layak difaktorkan dikeluarkan atau dieliminasi dari analisis faktor. Selanjutnya dilakukan analisis faktor ulang sehingga terbentuk satu faktor yang dapat mewakili sub-variabel dengan pembentuk faktor yang baru.

3. Pada langkah selanjutnya, setelah faktornya terbentuk maka dapat dilakukan analisis data lanjutan dengan menggunakan nilai skor faktor pada Communalities untuk menjelaskan persentase peranan atau sumbangan masing-masing dimensi atau sub- variabel penyusun faktor secara individual dan nilai komponen faktor pada Componen matrixa untuk menjelaskan sub-variabel utama atau anggota faktor dominan yang terbentuk, apabila nilai komponen faktornya ≥ 0.5 berarti bahwa dimensi atau sub-variabel pengukuiran faktor tersebut merupakan anggota faktor utama atau faktor dominan yang terbentuk, sebaliknya jika nilai komponen faktor < 0.5 berarti dimensi atau sub-variabel pengukuran bukan anggota faktor utama tersebut.

Gambar

Gambar  3.1 Tes Power Otot Tungkai dengan Standing Broad Jump Test                        (Sumber: PPLP/SKO/PPLM, 2013: 43)
Gambar 3.2. Tes Kecepatan Reaksi Kaki
Gambar 3.3. Tes Keseimbangan Dinamis dengan Modifikasi Bass Test                                      (Sumber: PPLP/SKO/PPLM, 2013: 22)
Gambar 3.4 Tes Keterampilan menimang-nimang bola.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bila kita mencermati pola pada Tari Gambyong secara keseluruhan, kita akan mendapatkan bahwa dalam pola Tari Gambyong terdapat unsur matematika yaitu di antaranya

Menurut Seksyen 8(3) Ordinan Juruukur 1960, Lembaga Juruukur Sabah telah mengeluarkan lesen kepada Juruukur-Juruukur berikut untuk menjalankan praktis di Sabah sepanjang tahun

Menurut Scott (2009) alasan apapun yang dapat digunakan manajer dalam memilih suatu kebijakan akuntansi dari sekumpulan akuntansi agar dapat meraih tujuannya

Berdasarkan data pada hasil penelitian, maka yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penambahan variasi sari kacang tanah (Arachis

Dibuku mengenai Gorontalo Moderen yang ditulis oleh Basri Amin mengemukakan tentang arsitektur Kolonial Belanda yang mengungkapkan bahwa selain itu, diluar lokasi Kota,

Meskipun telah mendapatkan pengakuan dari UUPA, sertifikat belum menjamin kepastian hukum kepemilikkannya karena dalam peraturannya sendiri memberi peluang dimana

Perkembangbiakan makhluk hidup dapat terjadi secara kawin (seksual) dan tak kawin (aseksual), ciri makhluk hidup yang berkembangbiak secara aseksual adalah..... Melibatkan 2

Faktor lain yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu need for achievement, yang mana seorang wirausahawan harus memiliki keinginan yang kuat dalam suatu bisnis