• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN BASAH KARET MENJADI KARET REMAH ( CRUMB RUBBER ) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI PANGKALAN LIMA PULUH KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN BASAH KARET MENJADI KARET REMAH ( CRUMB RUBBER ) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI PANGKALAN LIMA PULUH KOTA"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN BASAH KARET MENJADI KARET

REMAH ( CRUMB RUBBER ) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI PANGKALAN LIMA PULUH KOTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :

IRFAN TASMAL NBP. 1201353011

PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH

2015

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN BASAH KARET MENJADI KARET REMAH ( CRUMB RUBBER ) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI

PANGKALAN LIMA PULUH KOTA

Oleh :

IRFAN TASMAL NBP. 1201353011

Laporan ini merupakan satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( A. md )

PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIANNEGERI PAYAKUMBUH

2015

(3)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN BASAH KARET MENJADI KARET REMAH ( CRUMB RUBBER ) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI

PANGKALAN LIMA PULUH KOTA

Oleh : IRFAN TASMAL NBP. 1201353011 Menyetujui: Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

Ir. Elvin Hasman, M.P NIP. 196306261992031002

Dosen Pembimbing

Ir. Irwan A, M.Si NIP. 196703271994031002

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Ir. Gusmalini, M.Si NIP. 195711101987032001

(4)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN BASAH KARET MENJADI KARET REMAH ( CRUMB RUBBER ) DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI

PANGKALAN LIMA PULUH KOTA

PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA ( PKPM )

Oleh :

IRFAN TASMAL NBP. 1201353011

Laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( PKPM ) ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dosen Penguji Program Studi Mesin dan Peralatan

Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Tanjung Pati, 10 Juli 2015

No NAMA PENGUJI JABATAN TANDA

TANGAN

1 Perdana Putera, S.T, M. Eng KETUA 1

2 Ir. Rildiwan, M.P ANGGOTA 2

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, nikmat serta karunianya kepada penulis. Karena dengan rahmat, nikmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( PKPM ) dengan judul “ Proses Produksi Pengolahan Basah Karet Menjadi Karet Remah ( Crumb Rubber ) “ yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VI ( Persero ) yang bertempat di Pangkalan Lima Puluh kota.

Penulisan Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada semester VI ( enam ) di Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan sebagai persyaratan untuk mengikuti wisuda serta nilai yang diperoleh dari kegiatan PKPM akan dikalkulasi dengan nilai lainnya untuk memperoleh nilai semester VI. Adapun tujuannya agar mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dibangku kuliah serta merupakan suatu pengalaman dan pengenalan akan dunia industri. Mahasiswa memperoleh pendidikan tentang sikap dan pola tindakan yang baik di lapangan.

Sehubungan dengan selesainya penyusunan Laporan PKPM ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen Pembimbing Bapak Ir. Irwan, A, M. Si

2. Bapak Indra Laksmana, S. Kom, M. Kom koordinator dalam pelaksanaan PKPM ini. 3. Ibu Sri Aulia Novita, S.T.P. M.P selaku Ketua Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian. 4. Bapak Ir. Elvin Hasman, M.P selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian.

(6)

5. Ibu Ir. Gusmalini, M. Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

6. Seluruh Karyawan dan Karyawati ( Staf ) yang ada di PT. Perkebunan Nusantara VI ( Persero )

7. Bapak M. Irfan, S.T selaku Pembimbing PKPM dan Asisten Teknik/Pengolahan. 8. Bapak Delvi, S.T selaku Kepala Pabrik.

9. Bapak Rahmat Saefudin, S.T.P selaku Meneger di PT. Perkebunan Nusantara VI ( Persero ).

10. Orang tua yang telah memberikan cinta, semangat, do’a serta dukungan moril dan materil sehingga laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ini dapat diselesaikan dengan baik.

11. Semua rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penulisan Laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari dalam penulisan, penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan untuk itu penulis minta saran pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.

Tanjung Pati, Juni 2015

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Dia memberikan hikmah (ilmu yang berguna) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mendapat hikmah itu

Sesungguhnya ia telah mendapat kebajikan yang banyak. Dan tiadalah yang menerima peringatan

melainkan orang- orang yang berakal”. (Q.S. Al-Baqarah: 269)

“...kaki yang akan berjalan lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan menatap lebih lama, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali

lebih keras dari baja, dan hati yang

akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa... Ungkapan Hati Sebagai Rasa Terima Kasihku

Alhamdulllahirabbil’alamin…. Alhamdulllahirabbil ‘alamin…. Alhamdulllahirabbil alamin…. Akhirnya aku sampai ke titik ini,

sepercik keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada_Mu ya Rabb

Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW dan para sahabat yang mulia Semoga sebuah karya mungil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggaan

bagi keluargaku tercinta Ku persembahkan karya mungil ini…

untuk belahan jiwa ku bidadari surgaku yang tanpamu aku bukanlah siapa-siapa di dunia fana ini Ibundaku tersayang ( Murniati )

serta orang yang menginjeksikan segala idealisme, prinsip, edukasi dan kasih sayang berlimpah dengan wajah datar menyimpan kegelisahan ataukah perjuangan yang tidak pernah ku ketahui,

namun tenang temaram dengan penuh kesabaran dan pengertian luar biasa Ayahandaku tercinta ( Alm. Asril )

yang telah memberikan segalanya untukku My Sister And Brather

Untuk kakakku Nora Wilda dan Suaminya Febi Yendri, adikku Al hadid, Nur Aini Ramadona Keponakanku tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering

(8)

bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas

doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi saya akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian

semua...

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku...

Bapak Ir. Irwan A. M. Si selaku dosen pembimbing akademik saya, terima kasih banyak pak..., saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas

bantuan dan kesabaran dari bapak.

Terima kasih banyak pak...., bapak adalah dosen favorit saya.. Dosen Polteknik pertanian negeri payakumbuh

Bapak dan ibu dosen yang selama ini telah mengajari ku segalanya, tidak terasa tiga tahun telah berlalu terima kasih atas pengajaran yang telah ibu dan bapak berikan kepada ku semoga ilmu ini

bermanfaat bagi ku untuk dunua dan akhirat ku

Terima kasih banyak pak….. buk….., Aku tidak akan pernah melupakan bapak dan ibuk.. Kepada teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan MPP “2012” yang tak bisa

disebutkan namanya satu persatu terima kasih yang tiada tara ku ucapakan Kepada Sahabat setiaku selamanya (MUSPIKA,RIDWAN ZAIN,SAMSUL,AL

KARIM,ZAKI,JUN EFENDI,DEVI,SYAFNEL,DERI,REFKI,ADE MAIZUL,BIMA,REGI,WINGGA,SULLEY,EGAL,RIKI,EDO,EKO)

My Sweet Heart “Novita Yolanda”

Sebagai tanda cinta kasihku, Aku persembahkan karya kecil ini buatmu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam mneyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga engkau pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku.

Terima kasih Sayang....

Terakhir, untuk keluarga besar Irfan Tasmal yang telah memberi dukungan baik itu secara materil maupun moril selama ini, terima kasih untuk semuanya….

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini membawa kebermanfaatan. Jika hidup bisa kuceritakan di atas kertas, entah berapa banyak yang dibutuhkan hanya untuk kuucapkan terima

kasih... :) by: Irfan Tasmal A.md

(9)

DAFTAR ISI Halaman LEMBARAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

1.3. Manfaat ... 4

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.1. Sejarah Ringkas Dan Perkembangan Perusahaan ... 5

2.2. Lokasi dan Tata Letak Perkebunan ... 7

2.3. Struktur Organisasi Dan Job Description ... 9

2.4. Ruang Lingkup Bidang Usaha Perusahaan ... 16

2.5. Standart Mutu Bahan Produk ... 16

III. PELAKSANAAN PKPM ... 19

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 19

3.2. Metode Pelaksanaan ... 19

3.3. Proses Pengolahan Karet ... 20

3.3.1. Proses Pembelian Dan Penimbangan Bahan Baku (Bokar) 20 3.3.2. Proses Pengolahan Basah ... 21

(10)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1. Proses Produksi Pengolahan Karet ... 29

4.1.1. Bahan Baku Pembuatan Karet Remah ( Crumb Rubber ) . 29 4.1.2. Proses Pembelian Bahan Baku... 30

4.1.3. Bahan Pendukung ... 32

4.1.4. Bahan Tambahan ... 33

4.2. Proses Karet Menjadi Karet Remah ( Crumb Rabber ) ... 34

4.2.1. Proses Penimbangan, Pembongkaran dan Sortir karet ... 34

4.3. Proses Pengolahan Basah ... 39

4.3.1. Proses Pencacahan Pertama ( Slab Cutter ) ... 40

4.3.2. Proses Pencacahan Ke dua ( Sizer ) ... 43

4.3.3. Bak Blending ... 46

4.3.4. Proses Penggilingan ( Macerator ) ... 47

4.3.5. Prose Pembutiran atau Peremahan ( Shredder ) ... 51

4.3.6. Proses Penggilingan ( Crepper ) ... 54

4.3.7. Proses Penirisan ( Gudang Maturasi ) ... 57

V. KEIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1. Kesimpulan. ... 60

5.2. Saran. ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Struktur Operasional PTP. Nusantara VI ... 5

2. Jam Kerja pada PT. Perkebunan Nusantara VI Pangkalan 50 Kota ... 8

3. Standar Kualitas Produk SIR 20 ... 17

4. Proses Produksi Pengolahan Basah ... 24

(12)

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Getah Slap ... 31 2. Getah Lump ... 32 3. Penimbangan ... 35 4. Pembongkaran ... 35 5. Penyortiran karet ... 36 6. Penimbangan ... 36

7. Gudang Bahan Baku ... 37

8. Forklift ... 38

9. Loading Rump ... 38

10. Slab Cutter ... 41

11. Padle ... 43

12. Bucket Elevator I... 43

13. Sizer... 44

14. Bak Sizer ... 46

15. Bucket Elevator II ... 47

16. Bak Blending ... 47

17. Bucket elevator III... 48

18. Macerator ... 49 19. Conveyor ... 51 20. Shredder ... 52 21. Bak Shredder ... 54 22. Bucket elevator IV ... 54 23. Crepper ... 55 24. Blanket basah ... 58 25. Gerobak dorong ... 58

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Diagram Alir Olah Basah ... 63 2. Diagram Pengolahan SIR 20 ... 64 3. Sruktur Organisasi Perusahaan ... 65

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mendidik mahasiswa/i untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kopetensi keilmuan dan keterampilan pada bidang pertanian. Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh telah menjadi sebuah perguruan tinggi yang diperhitungkan dalam berbagai aspek termasuk dalam berkontribusi memenuhi kebutuhan tenaga kerja terdidik siap pakai diberbagai instansi dan perusahaan yang ada di Indonesia ( Deni Sorel, 2012 )

Kegiatan kampus seperti kuliah di laboratorium, praktikum di lapangan dan di bengkel masih dianggap masih belum siap untuk terjun ke lapangan atau ke dunia Industri, karna belum adanya kegiatan yang berkaitan langsung ke area dunia kerja atau turun langsung ke dunia Industri.

Pada dunia Industri dan perusahaan pengolahan dilakukan dengan berbagai macam alat-alat dan mesin pengolahan yang sangat beraneka ragam, seperti pada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VI Pengolahan karet menjadi karet remah SIR 20 dilakukan melalui beberapa tahapan proses dengan menggunakan mesin - mesin dan peralatan khusus, dimana terdapat standar mutu berdasarkan Standard Indonesian Rubber ( SIR ) yang harus dipenuhi dalam proses pembuatan bahan baku menjadi produk setengah jadi.

(15)

Karet remah merupakan proses pengolahan karet melalui tahap peremahan yang mana bahan baku berasal dari lateks yang diolah koagulum ( pengumpalan ). Bahan baku yang paling dominan adalah slap dan lump karena pengolahan karet menjadi karet remah SIR 20 bertujuan untuk mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadi produk yang lebih bermutu. Karet remah merupakan hasil olahan karet alam menjadi produk setengah jadi. ( Naim, Khairul. 2008 )

Pada pabrik karet ( industri ) pengolahan karet remah terdapat dua proses pengolahan yaitu proses pengolahan basah dan pengolahan kering. Proses pengolahan basah yaitu proses penbersihan dan pencucian karet yang terdiri dari banyak kotoran dan proses kering yang merupakan proses yang dilalui oleh karet olahan setelah melalui proses basah.

Untuk mengetahui proses pengolahan dan pekerjaan yang ada di dunia industri maka dari itu politeknik pertanian negeri payakumbuh memandang perlu adanya Pengalaman kerja praktek mahasiswa ( PKPM ) supaya mahasiswa dapat mengerti serta memahami fungsi, prinsip kerja, perawatan alat, mesin pengolahan karet dan belajar melatih diri untuk berinteraksi dalam dunia Industri. Sehinnga mahasiswa/I memiliki pengetahuan, pengalaman tentang dunia industri serta mempunyai bekal untuk kerja nanti.

Dalam melaksanakan pengalaman kerja praktek mahasiswa di dunia industri penulis mengambil suatu topik yang akan di bahas dalam laporan ini, yaitu tentang

Proses Produksi Pengolahan Basah Karet Menjadi Karet Remah ( Crumb Rubber ) di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VI PANGKALAN LIMA

(16)

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pengalaman kerja praktek mahasiswa di PT. Perkebunan Nusantara VI ini adalah :

 Tujuan Umum

Tujuan umum Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dibidang teknologi/kejuruan melalui keterlibatan langsung dalam berbagai kegiatan di Perusahaan/Industri tempat dilaksanakannya PKPM tersebut. Selama pelaksanaan PKPM, mahasiswa diharapkan dapat melatih diri dan mengumpulkan informasi untuk menulis laporan tentang kegiatan dengan menggunakan landasan teori yang ada dan mahasiswa belajar mengembangkan kreatifitas dan imajinasinya.

 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan PKPM, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui : 1. Proses kerja pada pengolahan karet.

2. Menambah dan menerapkan ilmu yang diperoleh pada proses pengolahan karet serta memahami secara detail proses pengolahanya.

3. Mengetahui langkah-langkah kerja, prinsip kerja dan spesifikasi mesin pengolahan karet.

4. Mendapatkan ilmu lebih mengenai pengolahan karet setelah PKPM dilaksanakan.

(17)

1.3. Manfaat

 Bagi Mahasiswa

1. Mendapatkan pengetahuan baru dibidang pengolahan karet yaitu bagaimana proses pengelolaan karet menjadi bahan setengah jadi.

2. Mengetahui bagaimana prinsip kerja alat dan mesin pengolahan yang ada di pabrik karet.

3. Mendapatkan pengetahuan tentang perawatan (maintenance) dan perbaikan (repairing) alat dan mesin pengolahan karet yang ada di pabrik.

 Bagi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

1. Mendapatkan informasi baru tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di Industri

2. Menjalin kerjasama dengan pihak Industri. 3. Sebagai bahan evaluasi.

 Bagi Industri

1. Mendapat masukan dari mahasiswa praktek untuk pengembangan yang lebih baik.

2. Dapat mengenalkan perusahaan dengan dunia pendidikan melalui mahasiswa yang melakukan PKPM.

3. Sebagai salah satu wujud pengabdian pada Negara dalam menunjang kemajuan dunia pendidikan Indonesia.

(18)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara VI adalah badan usaha milik negara yang berkantor di jln. Zainir Haviz No. 1 Jambi dan di Khatib Sulaiman no. 45 Padang Sumatera Barat. PTP. Nusantara VI terbentuk tanggal 14 februari 1996 berdasarkan peraturan pemerintah no. 11 tahun 1996 yang merupakan hasil liquidasi dari PTP. 3, PTP. 4, PTP. 8 daerah kerja PTP. Nusantara VI mencakup dua provinsi yaitu sumbar dan Jambi dengan beberapa komoditi seperti sawit, karet dan teh. Kebun Pangkalan 50 Kota adalah merupakan unit kebun dan pabrik yang terletak di Kabupaten 50 Kota sekitar 185 km dari kota Padang di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kecematan kapur IX. Pabrik diresmikan oleh bapak menteri pertanian Syarifuddin Baharsa, SE pada tanggal 16 september 1995 ( Safitri, Charia. 2005 )

Kegiatan PTP. Nusantara VI kebun Pangkalan 50 kota memproduksi SIR 20 dengan kapasitas 21 ton/hari. Jumlah tenaga kerja 328 orang, terdiri dari 8 orang karyawan pimpinan dan 320 orang karyawan pelaksana. Untuk pabrik 1 orang karyawan pimpinan dan 95 orang karyawan pelaksana. Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Struktur Operasional PTP. Nusantara VI

No Jabatan Jumlah

1 Manajer 1 orang

2 Karyawan pimpinan 8 orang

3 Karyawan pelaksanan pabrik 95 orang

4 Karyawan pelaksana lapang 320 orang

(19)

Adapun luas lahan yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara VI Pangkalan yang terdiri dari 1.397 Ha kebun inti 2.922 Ha kebun plasma.

Sistem manajemen mutu PTP. Nusantara VI kebun pangkalan 50 kota pada ISO 9001:2000/SNI 19-2001 ini dikembangkan dan dilaksanakan serta memeragakan kemampuannya untuk konsisten dan memberikan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dengan meningkatkan mutu produk untuk kepuasan pelanggan melalui penerapan pada seluruh karyawan secara efektif dan tindakan perbaikan sistem untuk menjamin kesesuain produk sesuai persyaratan standar.

Sasaran mutu PTP Nusantara VI pangkalan 50 kota melalui penerapan sistem manajemen mutu secara efektif dan proses perbaikan secara terus menerus yang mencangkup :

1. Mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku ( teknik spesifikasi SLR/SNI-1903-2000 ).

2. Persyaratan tepat waktu sesuai kontrak, maksimal 120 hari.

3. Hasil produksi pengolahan basah dan pengolahan kering dengan kegagalan menjadi 2%.

PTP. Nusantara VI pangkalan 50 kota mengolah karet alam menjadi karet setengah jadi hasil produksi di ekspor ke luar negeri. Pengeksporan ini dilakukan melalui jalan darat ke pelabuhan teluk bayur dan dari pelabuhan teluk bayur karet tersebut dengan kapal laut menuju negara pesanannya.

(20)

2.2. Lokasi dan Tata Letak Perkebunan

Pabrik diresmikan oleh Bapak menteri pertanian, pada tanggal 16 September 1995. Pabrik pengolahan karet PT. Perkebunan Nusantara VI yang berlokasi di Pangkalan Kabupaten 50 Kota.

Penentuan lokasi pabrik dalam mendirikan suatu industri sangat penting karena dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan danpersaingan sebagaimana tindakan langsung dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan untuk masa yang akan datang. Dalam pemilihan lokasi PT. Perkebunan Nusantara VI yang berada di Kabupaten 50 kota ini dipengaruhi oleh faktor utama yang penting dalam proses produksinya yaitu :

1. Faktor Penyediaan Bahan Baku

Faktor bahan baku sangat menentukan demi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Lokasi pabrik yang direncanakan harus dekat dengan bahan baku dalam hal ini untuk mengurangi biaya transportasi dan waktu dalam pengangkutan bahan baku ke lokasi pabrik. Bahan baku dari pabrik pengelolaan karet PT. Perkebunan Nusantara VI yaitu berasal kebun karet sendiri dan sebagiannya lagi milik masyarakat setempat.

2. Faktor Penyediaan Air

Ketersediaan air sangat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan seperti halnya pabrik pengolahan karet PT.Perkebunan Nusantara VI, air digunakan dalam proses mengantarkan karet menuju mesin pengelolaan karet dan dalam proses pencucian karet dan juga dalam pengolahan limbah industri.

(21)

3. Faktor Domisili Penduduk

Dalam hal ini lokasi pabrik pengolahan karet harus jauh dari lingkungan tempat tinggal penduduk dengan tujuan untuk menghindari pencemaran lingkungan. Disamping itu juga lokasi pabrik harus dekat dengan jalan raya dengan tujuan untuk mempermudah dan memperlancar transportasi dalam pengangkutan bahan baku dan hasil produksi.

4. Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Struktur organisasi yang dipakai pada pabrik pengolahan karet PT. Perkebunan nusantara VI adalah struktur garis dan staf.

5. Jenis dan Pemasaran Produksi

Pabrik pengolahan karet PT. Perkebunan Nusantara VI adalah suatu industri yang mengolah karet menjadi bahan setengah jadi.

6. Sistem Kerja

Sistem kerja karyawan pada pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara VI ini mempunyai pembagian jam kerja yang dapat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Sistem Jam Kerja Karyawan Pada Pabrik Karet PTP. Nusantara VI

No. Hari Jam Kerja Aktif Istirahat Jam Kerja Aktif

1 Senin 07:00 - 12:00 12:00 - 13:30 13:30 - 16:00 2 Selasa 07:00 - 12:00 12:00 - 13:30 13:30 - 16:00 3 Rabu 07:00 - 12:00 12:00 - 13:30 13:30 - 16:00 4 Kamis 07:00 - 12:00 12:00 - 13:30 13:30 - 16:00 5 Jumat 07:00 - 12:00 12:00 - 13:30 13:30 - 16:00 6 Sabtu 07:00 - 13:00 - -

(22)

 Kesejahteraan Karyawan

Pabrik pengolahan karet PT. Perkebunan Nusantara VI ini disamping memberikan gaji, juga diberikan tunjangan makan, perlengkapan kerja, dan peralatan keselamatan kerja. Perlengkapan keselamatan kerja yang diberikan itu antara lain: pakaian seragam, sepatu kerja, masker, dan perlengkapan kerja lainnya yang dibutuhkan.

Di samping itu, perusahaan juga memberikan fasilitas untuk karyawannya, seperti :

1. Poliklinik pengobatan bagi karyawan 2. Perumahan karyawan

3. Training ( pendidikan ) 4. Tempat ibadah

5. Sarana olah raga 6. Cuti tahunan

7. Jaminan sosial tenaga kerja

2.1.2. Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur organisasi adalah badan yang menggambarkan hubungan kerja antara dua orang atau lebih pada tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas-tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian pada suatu organisasi. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungannya satu sama lain pada pokoknya dapat digambarkan pada suatu struktur

(23)

organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan dapat dengan jelas mengetahui apa yang menjadi tugasnya, darimana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab, sehingga akan tercipta suasana kerja yang baik dan terhindar dari tumpang tindih pada perintah dan tanggung jawab. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pada PT. Perkebunan Nusantara VI dipimpin oleh seorang Manager dan di bantu oleh Asisten Manager, Tenaga kerja diperkebunan PT. Perkebunan Nusantara VI terdiri dari staff bulanan tetap, buruh harian tetap, buruh harian lepas. Buruh harian lepas bekerja berdasarkan sistem target atau borongan. Pada PT. Perkebunan Nusantara VI tenaga kerja terdiri dari karyawan bulan tetap dan karyawan harian.

Adapun wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada organisasi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VI sebagai berikut:

1. Administratur

1. Mengelola unit usaha dikebun dalam upaya mencapai tujuan perusahaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan tanggung jawab terhadap kinerja unit.

2. Memimpin rapat tinjauan manajemen.

3. Mengesahkan pedoman mutu,prosedur sistem unit dan standar pendukung internal.

4. Menetapkan pemasokan bahan baku.

(24)

2. Kepala pabrik dan pusat pengendalian dokumen.

1. Menetapkan, menerapkan dan menjaga sistem mutu sesuai dengan standar. 2. Menyiapkan perencanaan mutu yang konsisten terhadap sistem mutu. 3. Mengendalikan semua dokumen dan data.

4. Mengesahkan instruksi kerja dan melegalisir standar-standar acuan dari ruang lingkup kebun PLK.

5. Bertanggung jawab menyeluruh atas pengendalian proses yang menghasilkan. 6. Menetapkan proses perencanaan produksi.

7. Memberi masukan atas identifikasi dan perencanaan pelatihan internal. 3. Petugas umum dan asisten petugas umum

1. Membantu administratur dalam mengelola sumber daya manusia meliputi : penerimaan, pembinaan, penempatan dan pemberhentian karyawan serta melakukan kegiatan sosial di perusahaan.

2. Melaksanakan identifikasi, penempatan standar perencanaan dan permintaan pelatihan internal kepada atministratur berdasarkan masukan dari bagian. 3. bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelatihan internal.

4. Mendokumenkan riwayat personil uraian pekerjaan dari penyimpanan rekaman pelatihan yang telah dilaksanakan.

4. Asisten pabrik

1. Membantu kepala pabrik menyelenggarakan proses pengawasan di pabrik dari penerimaan bahan baku hingga pengiriman produk sesuai dengan standar. 2. Menjamin bahwa semua bahan baku dan persedian secara jelas diberi tanda

(25)

3. Melaksanakan pengendalian proses produksi sesuai dengan yang telah

direncanakan

4. Bertanggung jawab atas kelengkapan dan keabsahan catatan mutu. 5. Melakukan koreksi terhadap ketidak sesuain yang ditemukan. 5. Asisten teknik

1. Membantu kepala pabrik, penyelenggaraan pekerjaan dibidang sipil, transportasi perawatan bangunan, alat-alat di dalam dan diluar pabrik.

2. Bertanggung jawab peralatan produksi untuk mendukung proses produksi dan membuat program pemeliharaan alat-alat mesin.

3. Memberikan masukan kepada labor tentang kondisi alat inspeksi untuk dikalibrasi.

4. Mengisi jam kerja alat/mesin pabrik. 6. Asisten laboratorium

1. Menetapkan hasil inspeksi yang dilaksanakan di laboratorium.

2. Bertanggung jawab atas kelengkapan dan keabsahan catatan mutu yang berkait dengan laboratorium.

3. Bertanggung jawab dalam penggunaan teknik statik yang digunakan.

4. Melaksanakan pengujian dan inspeksi terhadap bahan persedian jika dibutuhkan.

5. Melaksanakan pelatihan internal di bidang laboratorium.

7. Asisten tata usaha

(26)

2. Bertanggung jawab merekam pesanan sesuai dengan informasi dari direksi. 3. Bertanggung jawab menyimpan persedian bahan baku dan berperan dalam

penyerahan produk jadi. 8. Krani produksi

1. Melaksanakan atministrasi pabrik mulai dari penerimaan bahan olah hingga pengiriman produk jadi.

2. Memberikan masukan kepada asisten pabrik tentang penanganan dan penyimpanan bahan baku

3. Bertanggung jawab terhadap penagan, penyimpanan dan perawata produk jadi.

9. Mandor pabrik

1. Membantu asisten pabrik melaksanakan pengoperasian pabrik dari bahan olah hingga produk jadi sesuai dengan standar yang berlaku.

2. Melaksanakan proses produksi mulai komposisi bahan baku, pencacahan, penggilingan, maturasi, maturasi, peremahan, pengiringan, pengempaan, pengemasan dan perawatan .

3. Memberikan informasi kepada wakil manajemen melalui asisten pabrik tentang ketidak sesuaian yang harus segera ditanggulangi.

(27)

10. Mandor teknik

1. Membantu asisten teknik melakukan perawatan alat/mesin dan istalasi yang ada dalam pabrik.

2. Mengendalikan produksi dan menerapkan jadwal perawatan yang telah dibuat.

11. Krani gudang material

1. Membantu asisten tata usaha dalam menyelenggarakan pergudangan bahan dan secara fisik.

2. Melaksanakan ferivikasi terhadap persedian bahan baku dan jumlah

3. Bertanggung jawab atas kelengkapan dan ketersedian catatan mutu yang berhubungan dengan gudang material dan penyimpanan.

12. Petugas sortasi

1. Melaksanakan penerimaan bahan olah mulai dari penimbangan, sortasi penyimpanan hingga siap olah.

2. Melaksanakan penanganan, penyimpanan dan perawatan bahan baku dan pserawatan bahan baku.

3. Menentukan hasil inspeksi dan pengujian bahan olah meliputi sortasi,bahan-bahan kontaminan dan menetapkan statusnya.

(28)

13. Petugas gudang pallet

1. Melaksanakan pengepakan, penyimpanan, perawatan dan pengiriman produk jadi.

2. Melaksanakan identifikasi bahan berupa tanggal terima, nama barang dan jumlah.

3. Bertanggung jawab dan ketersediaan catatan mutu yang berhubungan dengan gudang pallet.

14. Mandor olah basah

1. melaksanakan pengoperasian alat/mesin oleh basah mulai dari pencacahandi prebreaker hingga penyusunan blanket dari rak maturasi.

2. Melaksanakan identifikasi blanket berupa tanggal produk, jumlah gulungan, jumlah kilogram, dan no, or rak.

3. Melaksanakan pencacahan terhadap produk dalam proses basah yang sesuai dan melaporkan kepada asisten pabrik dan tebusan kepada kepala pabrik. 15. Mandor olah kering

1. Melaksanakan pengeporasian alat-alat olah kering mulai dari proses peremahan di shereder hingga menjadi ballet.

2. Melakasanakan intifikasi barang jadi berupa tanggal produksi, shif, berat, ball, dan jumlah produksi.

(29)

16. Teknisi

1. Melaksanakan perawatan rutin,mingguan dan harian terhadap instalasi mesin atau alat produksi.

2. Bertanggung jawab menambah dan pelumasan sesuai jadwal.

3. Melakukan perbaikan dan reperasi sesuai dengan perintah asisten teknik. 17. Petugas pengambil contoh

1. Melaksanakan pengambilan contoh produksi blanket dan produksi jadi untuk dianalisa di laboratorium secara sampling sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Melaksanakan identifikasi contoh uji.

( Tim Penulis ps. 1999. Karet. Penebar swadaya. Jakarta ) 2.4. Ruang Lingkup Bidang Usaha Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara VI yang di maksud merupakan pabrik pengolahan karet, beroperasi awalnya di tahun 1995 mengolah getah latex dari kebun sendiri dengan hasil produksi dengan standar mutu SIR 3 WF, SIR 10 dan SIR 20. Namun pada saat ini pabrik hanya memproduksi SIR 20 dengan sumber bahan baku dari karet rakyat dan dari milik kebun perusahaan.

2.5. Standard Mutu Bahan Produk

Spesifikasi produk jadi pada PT. Perkebunan Nusantara VI adalah sesuai dengan jenis mutunya yang disebut sebagai produk utama yaitu SIR. Untuk mendapatkan produk utama dibuat skema mutu SIR ( Standar Indonesia Rubber ).

(30)

A. Adapun spesifikasi produk jadi PTP. Nusantara VI adalah :

Dimana SIR harus bebas dari segala kotoran dan gelembung-gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik dan tidak melekat. Tabel 3 berikut :

Tabel 3. No. Jenis Standar Mutu Bahan Produk SIR 20

Spesifikasi SIR 20

Kadar kotoran ( % berat maks ) 0,20 %

Kadar abu (% berat maks) 1 %

Kadar zat menguap (% berat maks) 0,80 %

Initial Wallace Plasticity/Po ( batas min ) 30

PRI – Min 50

Nitrogen 0.60 %

Adapun spesifikasi teknis karet alam PT. Perkebunan Nusantara VI adalah sebagai berikut :

1. Kadar kotoran

Yang dimaksud kadar kotoran adalah kadar keikutsertaan bahan-bahan lainnya yang tidak diinginkan pada produk akhir karet. Dalam hal ini, yang termasuk kotoran dalam produk crumb rubber adalah berupa bahan-bahan logam dan metal yang dapat secara tidak sengaja terikut ke dalam produk jadi.

2. Kadar abu

Yang dimaksud kadar abu adalah kandungan abu yang terikut ke dalam produk karet remah ( crumb rubber ) yang dihasilkan.

(31)

3. Kadar zat menguap

Yang dimaksud kadar zat menguap adalah jumlah kandungan zat yang dapat menguap pada produk jadi. Kadar kandungan zat menguap dalam suatu produk jadi harus seminimal mungkin untuk menjaga kualitas, elastisitas, dan berat dari karet itu sendiri.

4. Initial Wallace Plasticity

Yang dimaksud Initial Wallace Plasticity adalah bilangan plastis Wallace pada produk crumb rubber yang dihasilkan. Produk karet yang memiliki mutu yang baik dengan sifat elastisitas tertentu harus memenuhi nilai/batas minimum dari tetapan Wallace yang telah ditentukan berdasarkan standar mutunya.

5. Plasticity Retention Index (PRI)

Yang dimaksud Plasticity Rentention Index adalah indeks rentangan plastis dari karet dimana karet dengan kualitas yang baik harus memenuhi batas minimum indeks rentangan plastis yang telah distandarisasi.

6. Kadar Nitrogen

Yang dimaksud kadar nitrogen adalah jumlah maksimum kandungan nitrogen yang diperbolehkan dalam produk crumb rubber yang dihasilkan.

(32)

BAB III

PELAKSANAAN PKPM

3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Waktu Pengalaman Kerja Praktek Masahasiswa ( PKPM ) ini dimulai tanggal 16 maret sampai dengan 30 mei 2015 yang bertempat di PT. Perkebunan Nusantara VI, Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota.

3.2. Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan dan penambahan wawasan selama kegiatan PKPM yaitu sebagai berikut :

 Bekerja Sama Dengan Karyawan

Mahasiswa ikut mengerjakan beberapa kegiatan bersama karyawan yang memungkinkan untuk dilakukan dan tidak membahayakan. Proses ini dilakukan mulai dari apel pagi jam 07.00 WIB sampai jam 16.00 WIB.

• Diskusi

Melaksanakan pengamatan secara langsung serta konsultasi dengan pembimbing PKPM dan kegiatan – kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan atau kegiatan lain yang dianggap perlu oleh mahasiswa untuk diketahui.

• Pengumpulan data

Kegiatan ini sangat diperlukan bagi mahasiswa sebagai bahan dalam penyusunan laporan seperti data - data yang perlukan serta ditambah dengan studi kepustaka agar pelaksanaan program PKPM sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(33)

3.3. Proses Pengolahan Karet

Pada kegiatan PKPM ini penulis memilih tempat di PT. Perkebunan Nusantara VI pada pengolahan karet, maka bidang yang dipelajari secara khusus adalah hal - hal yang berkaitan dengan kelangsungan proses produksi, mulai dari proses pengolahan sampai dengan kegiatan pendukung lainnya yang ada di industri tersebut.

Proses produksi adalah suatu kegiatan atau proses pengolahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi ( SIR ) sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pada pengolahan karet mentah mulai dari bahan baku sampai produk setengah jadi.

Karet remah ( crumb rubber ) adalah karet kering yang proses pengolahanya melalui tahap peremahan. Proses pengolahan karet remah ( cumb rubber ) yang berada pada PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Pangkalan Lima puluh Kota terbagi menjadi dua proses yaitu proses basah dan proses kering, sebelum proses ini dilaksanakan ada proses penimbangan seperti berikut :

3.3.1. Proses Penimbangan Dan pembelian Bahan Baku ( Bokar )

Proses penimbangan dan pembelian bahan baku dari petani yang dilakukan di area pabrik. Dimana akan dilakukan pembongkaran, pembelian sampel, penimbangan dan penumpukan. Untuk proses pembongkaran satu mobil truck dengan berat 11 sampai 12 ton dibutuhkan waktu 60 sampai 70 menit. Dalam satu kali penimbangan mencapai 500 kg. Bahan baku yang masuk dalam 1 (satu) hari dibatasi hingga ± 200 ton.

(34)

Setelah bahan baku karet yang sudah ditimbang dari truck kemudian bahan baku karet di bawa ke gudang bahan baku untuk di bongkar dan di timbang kembali serta melakukan pemotongan karet - karet tersebut yang bertujuan untuk memudahkan pencacahan dan melihat kualitas bahan olah karet bagus atau tidaknya, apabila kurang bagus bahan olah karet akan dipisahkan dari bahan olah karet yang bagus. Pemotongan bahan olah karet yang akan dicuci di potong berkisaran 5 - 3 kg dengan menggunakan pisau CL Saw ( pisau pemotong ).

Setelah pemotongan bahan baku karet dapat terlihat kualitas karet yang mana karet yang bagus dan karet yang tidak bagus memiliki kotoran contoh seperti ada kayu - kayu di dalam bongkahan, plastik dan lain-lain.

3.3.2. Proses Pengolahan Basah

Proses olah basah adalah proses pengelolaan bahan olah karet ( Bokar ) dengan menggunakan air yang bertujuan untuk mencuci karet yang akan diolah. Dalam pengolahan basah harus melalui tahap - tahap yang sesuai prosesnya dengan menggunakan mesin - mesin seperti berikut ini :

 Mesin Slab Cutter

Setelah karet tadi di potong - potong lalu diletakkan di atas loading ramp, supaya lebih memudahkan pekerja memasukkan karet ke dalam mesin slab cutter dangan bantuan forklift. Setelah diletakkan diatas loading ramp selanjutnya dilakukan pencacahan awal dengan cara memasukkan bahan baku bokar ke dalam mesin dan jatuh ke dalam bak pencucian ( bak slab cutter ) dengan fungsi sebagai pencucian dari kotoran yang terdapat pada karet.

(35)

 Bucket Elevator I dan Mesin Sizer

Setelah bongkahan bokar di cuci dalam bak slab cutter, bokar di masukkan ke dalam mesin sizer dengan menggunakan bucket elevator 1. Pada mesin sizer bahan baku tadi akan di cacah ( remah ) untuk di jadi ukuran - ukuran yang lebih kecil. Pencacahan ( remahan ) ini bertujuan untuk memperluas bidang permukaan sehingga pencucian menjadi lebih efektif. Pada saat proses pencacahan ini juga akan terjadi “ tekanan” terhadap bahan baku yang akan memaksa kontaminasi memisahkan diri dari bahan baku.

Cacahan ( remahan ) yang keluar dari mesin sizer selanjutnya masuk ke dalam bak sizer. Bak sizer berfungsi sebagai pencampur seluruh cacahan ( remahan ) bahan olah karet akan diaduk sehingga di harapkan bahan baku karet menjadi bersih. Air yang ada dalam bak sizer yang menjadi media pencampur.

 Bucket Elevator II

Kemudian bucket elevator II akan memindahkan cacahan ( remahan ) yang telah menjadi butiran tadi dari bak sizer ke bak blending. Bak blending juga berfungsi sebagai pencampur dan pencuci untuk mengurangi kontaminasi yang masih ada pada bahan olah karet.

 Macerator

Setelah dicampur dan dicuci di bak blending selanjutnya dilakukan proses penggilingan. Dengan bantuan bucket elevator III cacahan ( remahan ) bahan olah karet yang telah menjadi butiran tadi diangkut ke dalam mesin macerator.

(36)

Selanjutnya ke mesin mecerator untuk proses pembentukan lembaran berbentuk selendang. Roll gilingan macerator dibuat bermotif bunga spiral agar efek pemerasan terjadi pada bahan baku. Setelah dari macerator dengan ketebalan kira-kira 15 mm dan conveyor akan membawa dan masuk ke dalam mesin shredder basah.

 Shredder Basah

Setelah di jadikan lembaran di mesin macerator shredder basah akan melakukan pencacahan ( peremahan ) menjadi bentuk butiran kembali, setelah dari mesin Shredder basah kemudian bahan baku tadi di jatuhkan ke dalam bak Shredder.

 Bucket Elevator IV

Kemudian bucket elevator IV akan memindahkan cacahan ( remahan ) yang telah menjadi butiran tadi dari bak shredder ke crepper. Crepper juga berfungsi dilakukan proses penggilingan untuk membentukan lembaran berbentuk selendang.

 Mesin Crepper I ,II dan III

Prinsip kerja mesin Crepper I, II dan III ini adalah menggiling butiran yang di hasilkan shredder dan memperkecil ketebalan dari karet yang di cacah atau di remahkan tersebut.

Hasil akhir dari penggilingan remahan – remahan ( cacahan ) yang telah menjadi butiran tadi akan diperoleh lembaran dengan lebar lebih kurang 60 cm dengan ketebalan 7 mm dan setelah itu lembaran tadi digulung sehingga membentuk gulungan yang di sebut blangket dengan cara tenaga manusia, blangket memiliki berat ± 8 - 10 kg untuk di bawa ke gudang maturasi.

(37)

 Gudang Maturasi

Setelah itu blangket akan dimasukkan ke dalam gudang maturasi untuk proses penirisan. Bahan olah karet akan menjadi lebih cepat kering kemungkinan terjadinya cacat (white spot) lebih sedikit. Penambahan umur maturasi tentunya akan berpengaruh kepada kebutuhan luas gudang maturasi. Tabel 4 berikut :

Tabel 4. Proses Olah Basah

No Peralatan Jumlah Fungsi

1 CL Saw ( Pisau Pemotong )

1 unit Memotong dan untuk melihat kualitas karet yang di pasok dan melihat kotoran pada karet

2 Slab Cutter 1 unit Untuk pencacah pertama pada karet

bokar ( bahan olah karet ) menjadi

potongan-potongan karet yang

berukuran lebih kecil

3 Sizer 1 unit Untuk untuk mecacah hasil olah karet

dari Slab Cutter menjadi ukuran yang lebih kecil

4 Macerator 1 unit Untuk melakukan penggilingan I pada

proses karet

5 Sheredder Basah 1 unit Untuk melakukan proses pencacahan

( peremahan ) dalam bentuk butiran pada bahan olah karet

6 Creeper I, II dan III

3 unit Untuk melakukan proses penggilingan pada cacahan atau remahan yang di hasilkan shredder.

3.3.3. Proses Olah kering

Proses olah kering adalah proses lanjutan blanket menjadi Standard Indonesian Rubber ( SIR ). Proses kering merupakan proses yang dilalui oleh karet olahan setelah melalui proses basah, setelah penjemuran secara alami maka karet akan mengalami proses kering. Tahap-tahap yang dilalui pada proses kering yaitu melalui proses dryer, press sampai pengepakan dan menjadi bahan setengah jadi ( SIR ) siap ekspor.

(38)

Proses olah kering di olah dengan menggunakan mesin - mesin seperti berikut ini : Crepper VI, Crepper V, Mesin Shredder II, Crumb Pump, Tempat pengisian trolley, Dryer, penimbangan, Balling Press, Metal Derector, Packing.

 Crepper IV dan V

Setelah maturasi kemudian blanket tadi dimasukkan kedalam mesin crepper IV dimana blanket di bentuk lembaran kemudian di bawa melalui belt conveyor menuju mesin crepper V setelah itu di bawa kembali dengan menggunakan belt conveyor menuju mesin shredder kering.

 Shredder II dan Crumb Pump

Blanket dimasukkan ke dalam mesin shredder kering untuk mencacah ( meremahkan ) blanket menjadi butiran karet dengan ukuran 1 mm yang bertujuan untuk memperkecil ukuran ( dipotong-potong ). Pada proses ini karet olahan ini di semprot dengan air bersih agar karet olahan saat di potong tidak lengket. Kemudian di jatuhkan ke dalam bak shredder kering. Di dalam bak ini cacahan kembali bercampur dan dilanjutkan oleh crumb pump yang berfungsi sebagai pompa untuk menghisap butiran karet ke trolley, dimana crumb pump terdapat saringan untuk menyaring kotoran - kotoran yang masih tersisa.

 Crumb Pump dan Trolley

Selanjutnya cacahan atau remahan bahan olah karet di hisap oleh crumb pump. Dari crumb pump bahan olah karet akan di masukkan ke dalam trolley yang mana di dalam trolley sudah ada semacam cetakan yang ukurannya kira - kira 30 cm x 70 cm x 40 cm. Dalam satu buah trolley ini mempunyai cetakan berjumlah 28 kemudian trolley

(39)

di masukkan ke dalam mesin dryer dengan rel yang fungsinya sebagai tempat mengurangi kadar air dan untuk pemanggangan. Dengan jumlah trolley yang dimasukkan ke dalam dryer sebanyak 18 trolley, diantaranya 10 trolley diruang pemanasan, 2 di tempat untuk memasukan trolley, 4 trolley diruang pendingin dan 2 trolley di tempat keluar hasil pemanggangan dan masakan.

 Dryer

Proses pemanggangan dan pemasakan ini berlangsung selama 15 menit dengan suhu barnel I : 120 °C dan II: 112 °C dengan penguapan yang berasal dari dapur yang dinamakan Thermal Oil dengan menggunakan bahan bakar cangkang sawit dan arang kayu yang juga dikolaborasikan dengan minyak dan perataan panas yang berlandaskan pasir api. Thermal Oil merupakan dapur pemasakan karet yang baru yang mana dapat menghasilkan 18 pallet karet setengah jadi per harinya.

Trolley yang keluar dari dryer yang berisi cacahan atau remahan yang telah di panggang dan di masak, maka selanjutnya akan di dinginkan sampai 40 °C, pendinginan ini dibutuhkan untuk menghindari :

1) Tumbuhnya jamur pada hasil akhir. Hasil akhir akan dibungkus dengan plastik. Suhu yang panas akan berakibat mengembun nya udara yang ada di dalam plastik. Embun ini dapat memicu timbulnya penjamuran.

2) Plastik pembungkus produk dapat meleleh sehingga produk akan menjadi lengket satu sama lain.

3) Nilai Plasticity Retention Index ( PRI ) akan turun akibat panas yang tertahan dalam kemasan.

(40)

 Penimbangan

Keluar dari dryer, bahan yang telah menjadi bentukan balle diangkat dengan menggunakan penggait untuk memudahkan pengambilan balle dari trolley kemudian balle ditimbang terlebih dahulu seberat 35 kg untuk kemudian dipress di mesin press balle selama 8 detik untuk pemadatan dan bentuk yang standar sebelum dikemas.

 Press Balle

Sebelum di Packing balle terlebih dahulu di press menggunakan press balle untuk memadatkan butiran karet yang sudah kering menjadi berbentuk persegi panjang yang berwarna kecoklatan.

 Metal Detector

Balle yang sudah di press selanjutnya akan melewati mesin pendeteksi logam yang berfungsi untuk mendeteksi apakah ada logam di dalam balle karet tersebut.

 Packing

Balle yang sudah berbentuk persegi panjang di packing. Kemudian dikemas dengan menggunakan plastik poly dengan ketebalan 0,003 - 0,005 mm dan titik leleh 108 °C, selanjutnya di kemas dan disusun dalam mol pallet yang berisikan 36 balt dengan berat 1260 kg/pallet.

(41)

Setelah bahan sudah di packing bahan yang sudah jadi bisa dipanggil dengan Standard Indonesian Rubber ( SIR ), SIR tersebut di diamkan terlebih dahulu selama 5 jam yang berfungsi sebagai pemadatan Standard Indonesian Rubber ( SIR ) yang tersusun secara sistem batu bata didalam pallet agar lebih rapi dan padat. Setelah ditimpa selama 5 jam kemudian SIR tersebut disimpan digudang penyimpanan dan petugas akan memeriksa tiap pallet pada SIR untuk uji kelayakan dan lulus uji kemudian bisa langsung di ekspor. Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Proses Olah kering

No Peralatan Jumlah Fungsi

1 Ruang Maturasi Untuk Mengeringkan blanket

2 Creeper IV dan V 2 unit untuk melakukan proses penggilingan 4

dan 5 pada proses blanket

3 Shreder 2 1 unit untuk melakukan proses pembutiran II

pada proses blanket

4 Crumb Pump 1 unit sebagai pompa untuk menghisap butiran

karet ke trolley

5 Trolley 1 unit Sebagai wadah butiran - butiran karet

hasil pengolahan mesin shredder yang akan dipanaskan di mesin dryer

6 Dryer 1 unit Untuk mengeringkan dan memasak

butiran karet ( crumb rubber )

7 Timbangan

Digital

1 unit Menimbang balle yang akan dikemas

dengan berat 35 kg/balle

8 Balling Press 1 unit Untuk memadatkan dan membentuk

balle menjadi bongkahan untuk proses packing

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Produksi Pengolahan Basah Karet Menjadi Karet Remah ( Crumb Rubber )

4.1. Proses produksi karet remah ( Crumb Rubber )

Proses produksi karet remah dilakukan melalui beberapa tahapan proses dengan menggunakan mesin-mesin dan peralatan khusus, dimana terdapat standar mutu berdasarkan Standard Indonesian Rubber ( SIR ) yang harus dipenuhi dalam proses pembuatan bahan baku menjadi produk setengah jadi .

Bahan yang digunakan dalam proses produksi karet remah ( crumb rubber ) pada PT. Perkebunan Nusantara VI terdiri dari bahan baku, bahan pendukung dan bahan tambahan.

4.1.1. Bahan Baku Pembuatan Karet Remah ( Crumb Rubber )

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi karet remah ( crumb rubber) di PT. Perkebunan Nusantara VI adalah Karet alam dan lateks kebun yang merupakan pembekuan ( koagulasi ) getah pohon karet ( Hevea brasilienis ) berwarna putih dan berbau segar berupa slab dan lumb yang dihasilkan dari penyadapan pohon karet yang umumnya ditanam secara massal dalam perkebunan milik pemerintah, swasta atau dari perkebunan rakyat. Sebagian besar karet alam diperoleh dari perkebunan rakyat sekitar perusahaan dan daerah Pasisir Selatan ( Sumbar ), Ujung batu, Dumai, Teluk kuantan ( Riau ).

(43)

Keanekaragaman bahan baku karet mengakibatkan mutu produk yang dihasilkan tidak tepat dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan proses pencampuran dan membuang kontaminasi pada bahan baku karet tersebut. Ketetapan mutu produk yang dihasilkan merupakan salah satu faktor penting untuk dapat bersaing merebut pasaran atau konsumen.

4.1.2. Proses pembelian bahan baku

Proses pembelian bahan baku berupa bahan olah karet ( Bokar ) jenis slap dan lump yang di peroleh dari petani - petani karet yang membawa ke pabrik, contohnya seperti perkebunan rakyat sekitar perusahaan dan juga dari petani karet yang berasal dari daerah Pesisir Selatan ( Sumbar ), Ujung batu, Dumai, Teluk Kuantan ( Riau )

Bahan baku yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara VI untuk proses Pembuatan karet remah ( crumb rubber ) yaitu karet yang berjenis getah slap dan Lump.

a) Getah Slap

Getah slap merupakan lateks kebun yang berbentuk empat persegi panjang dan berwarna putih dan luarnya kecoklat-coklatan. Pembekuan slap dilakukan dengan cara pengumpulan getah dengan menggunakan asam semut atau asam format. Slap memiliki kandungan air yang rendah dan kandungan getah yang tinggi. Kadar Karet Kering ( K3 ) dari slap berkisar 40% - 50%. Slab mempunyai ukuran lebih kurang (60 x 30 x 20) cm. Getah Slap dapat dilihat pada Gambar 1.

(44)

Gambar 1. Getah Slap

 Slab yang baik harus memenuhi ketentuan dan kriteria sebagai berikut:

 Kadar kotoran maksimum 0,030%.

 Kadar abu maksimum 0,50%.

 Tidak terkontaminasi dengan tanah, lumpur, tatal, daun, pupuk (TSP), bahan kimia lain selain formid acid, besi, kawat, goni, plastik, dll.

 Selama disimpan tidak boleh terendam dengan air atau terkena matahari secara langsung.

b) Getah Lump

Getah Lump merupakan Bahan olahan karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampungan. Lump memiliki kadar karet kering 60% - 50% yang bersih dari kotoran dengan Tingkat ketebalan pertama 40 mm dan ketebalan kedua 60 mm. Getah Lump dapat dilihat pada Gambar 2.

(45)

Gambar 2. Getah Lump

 Lump yang baik harus memenuhi ketentuan dan kriteria sebagai berikut:

 Tidak terkontaminasi dengan tanah, lumpur, tatal, pasir, besi, dsb.

 Kadar kotoran maksimum 0,20%.

 Kadar abu maksimum 1,0%

 Tidak tercemar dengan pupuk TSP, bahan kimia lainnya 4.1.3. Bahan Pendukung

Bahan pendukung adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Kualitas produk yang dihasilkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh bahan pendukung.

Bahan pendukung yang digunakan pada proses produksi karet remah ( crumb rubber ) adalah :

a. Air

Air sangat diperlukan secara continue dalam kegiatan proses produksi baik dalam proses basah mau pun dalam proses kering. Dalam proses produksi Karet remah penggunaan air mencapai 141,1 m3/Hari berasal dari sungai dan semuanya akan menjadi air buangan.

(46)

Hal-hal yang harus diperhatikan terhadap air dalam bahan baku pendukung adalah :

 Air yang digunakan haruslah bersih dan tidak mengandung zat - zat kimia dan kotoran, hal ini akan mempengaruhi hasil cucian nantinya.

 Persediaan atas suplai air haruslah cukup, karena ketersediaan air yang terbatas akan mempengaruhi kelancaran proses produksi.

 Air digunakan untuk mencuci bahan baku dari kotoran - kotoran yang melekat, mendinginkan motor-motor pembangkit tenaga, dan mencuci alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.

 Pemeriksaan saluran keluar air yang sudah kotor (limbah) dari bak pencucian haruslah dilakukan secara teratur, karena jika tidak dilakukan secara teratur saluran air akan tersumbat dan hal itu akan berdampak terbuangnya air dalam bak pencucian yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor karna tumpukan air tersebut.

4.1.4. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang tidak ikut dalam proses produksi, tetapi ditambahkan ke produk pada saat atau setelah proses produksi untuk meningkatkan citra produk kepada konsumen, serta untuk melindungi produk dalam transportasi. Bahan tambahan yang digunakan pada proses produksi Karet remah ( crumb rubber ) adalah kantong plastik. Kantong plastik digunakan untuk membungkus butiran karet yang sudah dipress.

(47)

4.2. Proses Pengolahan Karet Remah ( Cramb Rubber )

Dalam proses pengolahan karet remah ( crumb rubber ) PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Pangkalan Lima puluh Kota menggunakan bahan baku getah slap dan juga menggunakan getah lump mengingat dari segi ke ekonomisannya.

Proses pengolahan karet remah ( crumb rubber ) merupakan suatu pengolahan karet melalui tahap peremahan. Proses pengolahan karet remah ( crumb rubber ) yang berada pada PT. Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Pangkalan Lima puluh Kota terbagi menjadi dua proses.

Pada pengolahan karet menjadi karet remah ( crumb rubber ) dilakukan 2 tahap pengolahan yaitu :

1. Proses basah 2. Proses kering

Sebelum proses ini dilaksanakan proses olah basah dan proses olah kering terlebih dahulu harus di lakukan proses - proses berikut.

4.2.1. Proses penimbangan, Proses pembongkaran dan Penyortiran bahan baku ( Bokar )

Proses penimbanga bahan baku yang di beli dari petani karet yang dilakukan di area pabrik. Dalam satu kali penimbangan mencapai 500 kg. Bahan baku yang masuk dalam 1 ( satu ) hari dibatasi hingga ± 200 ton. Proses penimbangan dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini :

(48)

Gambar 3. Penimbangan

Proses pembongkaran dilakukan dengan menggunakan ganchu untuk menarik dan mengeluarkan bahan baku dari truk, proses pembongkaran karet yang dari truck menggunakan sistem manual. Bahan baku bokar ( bahan olahan karet ) yang diterima dari supplier diperiksa dan disortir terlebih dahulu. Untuk proses pembongkaran satu mobil truck dengan berat 11 sampai 12 ton dibutuhkan waktu 60 sampai 70 menit. Proses pembongkaran dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini :

(49)

Penyortiran dilakukan untuk memeriksa kualitas getah karet dengan memotong karet menjadi empat bagian yang menggunakan pisau CL saw ( pisau pemotong ) untuk melihat kualitas karet yang di supplier serta melihat kotoran pada karet tersebut seperti kayu, besi, plastik dan sebagainya serta berdasarkan pertimbangan kesegaran dan kelayakan kondisi bokar. Proses penyotiran dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini :

Gambar 5. Penyotiran

Hasil penyortiran kemudian ditimbang kembali dengan memilih karet yang bagus sesuai dengan kualitas masing – masing dan jenis karet. Apabila karet kurang bagus akan dipisahkan dari karet-karet yang bagus. Proses penimbangan dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini :

(50)

Setelah itu barulah karet tersebut dikumpulkan di tempat gudang bahan baku sesuai jenis bahan bakunya dan karet tersebut mengalami pendiaman di gudang bahan baku lebih kurang selama 1 jam agar kandungan air yang terdapat dalam karet keluar menunggu proses berikutnya. Gudang Bahan Baku dapat dilihat pada Gambar 7 dibawah ini :

Gambar 7. Gudang Bahan Baku

Setelah karet ( slap ) tadi di potong - potong dan kandungan air keluar lalu bahan olah karet tersebut akan dibawa dan diletakan oleh forklift ke loading ramp untuk memulai proses pengolahan. Kemudian pekerja akan membongkar dan mengeluarkan bahan olahan karet dari forklift dan menumpuknya untuk memudahkan pekerja memasukan ke mesin pencacah. Forklift dapat dilihat pada Gambar 8 dibawah ini :

(51)

Gambar 8. Forklif

Setelah pekerja selesai memengerluarkah bahan olahan karet dari forklift dan menumpuknya di loading rump kemudian pekerja akan langsung memasukan ke mesin slab cutter untuk proses pencacahan bahan olahan bokar. Loading rump adalah tempat meletakan dan tempat untuk memasukan bahan olahan karet ke mesin pencacah untuk proses pengolahn basah. Loading Ramp dapat di lihat pada Gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Loading Ramp

Selanjutnya proses pengolahan, proses pertama di lakukan proses pengolahan basah dan setelah itu baru di lakukan proses pengolahan kering. Sedangkan penulis akan memabahas topik tentang Proses Produksi Pengolahan Basah.

(52)

4.3. Proses Pengolahan Basah

Proses olah basah adalah sebagai proses penbersihan dan pencucian karet tujuan mencuci karet yang akan diolah, karet mentah yang baru dibeli biasanya terdiri dari banyak kotoran, antara lain potongan kayu , pasir, kotoran ternak, daun-daun dan lain-lain. Pada proses pengolahan basah harus melalui tahap - tahap seperti berikut.  Tahap yang harus dilakukan pada proses olah basah yaitu :

1) Pencacahan dan Peremahan

Proses Pencacahan dan Peremahan ini merupakan proses mengubah bahan olah karet menjadi potongan - potongan kecil pada bahan olah karet yang berbentuk cacahan atau remahan yang bertujuan untuk memisahkan bahan olahan karet dengan kotoran - kotaoran yang terkandung di dalam bahan olahan karet dan menyeragamkan bahan olahan karet dari kualitas dan jenis yang berbeda – beda serta mudah untuk di keringkan sehingga dapat di capai produksi yang tinggi. Proses ini di lakukan dengan menggunakan mesin slab cutter, bucket 1, mesin sizer, padle 1, bucket 2, padle 2, bucket 3, shredder 1.

2) Proses Pencucian

Proses pencucian ini merupakan proses pembersihan kotoran yang terdapat pada bahan olah karet dengan memanfaatkan getaran mekanis yang terdapat pada bak pencucian sehingga air yang ada di dalam bak pencucian menjadi berputar. Proses pencucian ini bertujuan untuk pencampuran seluruh bokar yang telah di cacah dan di remah kemudian di aduk sehingga bahan baku bokar menjadi homogen dan untuk

(53)

mengurangi kontaminasi yang masih ada pada bahan olah karet. Proses ini di lakukan pada bak pencucian ( bak slab cutter, sizer dan shredder ) dan Bak Blending.

3) Proses Penggilingan

Proses penggilingan merupakan proses mengubah cacahan atau butiran ( remahan ) menjadi lembaran - lembaran berbentukan selendang sehingga menyebabkan kotoran-kotoran yang berada di dalam bahan olah karet menjadi terpisah. Proses ini bertujuan untuk menyatukan cacahan atau butiran ( remahan ) agar menyatu dan saling mengikat sehingga membentuk lembaran. Proses penggilingan di lakukan dengan menggunakan mesin macerator, buket 3, compeyor, padle 3, bucket 4, crepper jumbo 1, crepper jumbo 2, crepper jumbo 3

4) Proses Penjemuran

Proses penjemuran merupakan proses penirisan lembaran bahan olahan karet. Proses ini bertujuan untuk meniriskan lembaran (blanket ) yang di hasilkan oleh pengolahan basah. Proses penirisan di lakukan pada gudang maturasi.

4.3.1. Proses Pencacahan Pertama ( Slab Cutter )

 Slab Cutter

Slab Cutter berfungsi untuk pencacahan pertama bahan olahan karet menjadi potongan - potongan karet yang berukuran kecil 7 - 5 cm serta membuang kotoran seperti kayu, plastik dan sebagainya. Pencacahan ini bertujuan untuk memperluas bidang permukaan sehingga pencucian lebih efektif. Slab cutter dapat di lihat pada Gambar 10 berikut.

(54)

Gambar 10. Slab Cutter

 Komponen dan Spesifikasi mesin slab cutter adalah sebagai berikut :

a. Cutter duduk dan putar. Cutter duduk berfungsi untuk meneruskan, mengarahkan dan mencacah karet ke arah cutter putar.

b. Cutter putar berfungsi untuk mencacah karet. Sehingga cutter putar dapat mencacah atau mencincang lalu meneruskan ke bak slap cutter, cutter mempunyai 56 pisau pemotong.

c. Motor adalah alat yang digunakan untuk menggerakan sebuah mesin agar bisa beroperasi. Motor yang digunakan adalah motor 3 phase, kecepatan putaran : 1480 Rpm dan 100 HP.

d. Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan ( poros ). Bearing yang digunakan adalah bearing 32028 sebanyak 4 buah.

e. Kopling berfungsi untuk mengurangi kejutan yang terjadi pada motor.

f. V- belt berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui pully yang berputar. V - belt yang digunkan C – 86.

(55)

g. Pully berfungsi menghantarkan daya, diameter Pully gear box ( Besar ) 15 cm

dan diamaeter pully motor ( kecil ) 10 cm.

h. Gear box adalah komponen suatu mesin yang digunakan untuk memindah tenaga. Gear box yang digunakan Sumitomo Paramax 9055.

i. Kerangka slab cutter berfungsi untuk menjaga dan melindungi bahan luar yang masuk ke dalam proses pencacahan dan juga memudahkan memasukkan karet dalam proses pencacahan.

j. Kapasitas adalah kemampuan maksimal suatu alat untuk mengerjakan bahan. Kapasitas slab cutter lebih kurang 10 ton/jam.

Setelah itu bokar yang selesai dicacah akan dijatuhkan ke dalam bak slab cutter. Bak slab cutter merupakan proses pengolahan pertama yang bertujuan untuk mempermudah pencampuran antara slap dan lump. Bak slab cutter ( bak pencucian ) ini di isi air yang fungsinya untuk proses pencucian supaya kotoran yang terdapat pada karet hilang dan padle hekorik akan memberikan getaran mekanis pada air yang ada di dalam slab cutter ( bak pencucian ). Pencucian ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi. Air pada bak akan diganti secara berkala ( biasanya seminggu sekali ) untuk menjamin efektifitas pencucian pada bahan baku. Kemudian padle hekorik mendorong bahan olah karet ke bucket elevator I untuk mengangkut dan memasukan bahan olah karet ( bokar ) yang telah di cacah ke proses berikutnya., Padle hekorik dapat dilihat pada Gambar 11 dan 12 dibawah ini.

(56)

Gambar 11. Padle

Gambar 12. Bucket elevator 4.3.2. Proses Pencacahan Ke dua ( Sizer )

Setelah itu potongan karet di dorong padle hekorik menuju bucket elevator I akan mengangkut dan memasukan bokar yang telah di cacah ke mesin sizer .

 Sizer

Sizer berfungsi untuk proses mencacah hasil olahan karet dari slab cutter menjadi ukuran yang lebih kecil 3 - 5 cm sehingga kotoran dapat terpisah. Untuk mempermudah proses selanjutnya ukuran cacahan yang dihasilkan slab cutter masih terlalu besar sehingga perlu diperkecil lagi dengan sizer. Sizer juga memiliki tujuan

(57)

yang sama dengan slab cutter untuk menjadikan potongan - potongan lebih kecil dan menyeragamkan getah bokar ( bahan olah karet ) dari SIR yang berbeda - beda untuk memperluas bidang permukaan bahan baku maka bidang kontak air dengan bahan baku juga akan semakin besar sehingga pencucian menjadi lebih efektif dan lebih optimal. Sizer dapat di lihat pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13. Sizer

 Komponen dan Spesifikas pada mesin sizer adalah sebagai berikut :

a. Cutter duduk berfungsi untuk mengarahkan dan mencacah karet ke cutter putar b. Cutter putar berfungsi untuk meneruskan pencacahan karet menjadi ukuran

lebih kecil.

c. Motor adalah alat yang digunakan untuk menggerakan sebuah mesin agar bisa beroperasi. Motor yang digunakan adalah motor 3 phase kecepatan putaran : 1480 Rpm dan 100 HP.

d. Pully berfungsi menghantarkan daya, Diameter Pully gear box (Besar) 15 cm dan Diamaeter pully motor ( kecil ) 10 cm.

(58)

e. V - belt berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang

lain melalui pully yang berputar. v - belt C – 122.

f. Gear box adalah komponen suatu mesin yang digunakan untuk memindah tenaga. Gear box yang digunakan Sumitomo Paramax 9055.

g. Kopling berfungsi untuk mengurangi kejutan yang terjadi pada motor.

h. Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan ( poros ). bearing yang digunakan bearing 29240 = 1 buah, 23040 = 1 buah, 29326E = 1 buah, NJ 2224EC = 1 buah.

i. Kerangka sizer berfungsi untuk menjaga dan melindungi bahan luar yang masuk ke dalam proses pencacahan Sizer.

j. Kapasitas adalah kemampuan maksimal suatu alat untuk mengerjakan bahan Kapsitas sizer 4 ton/jam.

Setelah bokar yang selesai dicacah di jatuhkan ke bak sizer ( bak pencucian ) berfungsi sebagai pencampur seluruh bokar yang telah dicacah kemudian di aduk sehingga bahan baku bokar menjadi homogen ( sama karakter mutu di setiap bagian produk ). Pencucian ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi yang masih ada pada bahan olah karet ( bokar ). Pencucian ini memanfaatkan geteran mekanis yang di hasilkan oleh putaran padle hekorik yang terdapat pada bak sizer ( bak pencucian ). Air pada bak akan diganti secara berkala ( biasanya seminggu sekali ) untuk menjamin efektifitas pencucian pada bahan baku dan didorong lagi oleh padle hekorik ke proses berikutnya. Bak sizer untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 14 di bawah ini.

(59)

Gambar 14. Bak sizer

4.3.3. Bak Blending

Kemudian bucket elevator II akan memindahkan cacahan karet dari bak sizer ke bak blending. Bak Blending juga berfungsi sebagai pencampur dan pencuci untuk seluruh bahan olah karet ( bokar ) yang telah dicacah. Pencucian ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi yang masih ada pada bokar. Air yang ada dalam bak blending yang menjadi media pencampur. Maka bahan baku yang sebelumnya memiliki karakter berbeda akibat adanya slab dan lump. Salah satu proses menghomogenkan tadi terjadi di bak Blending. Di dalam bak blending cacahan atau remahan berbentuk butiran akan di cuci dengan memanfaatkan getaran mekanis yang di hasilkan padle hekorik sehingga kotoran dapat terpisah. Air pada bak blending akan diganti secara berkala ( biasanya seminggu sekali ) untuk menjamin efektifitas pencucian pada bahan baku Bokar yang telah menjadi seperti butiran - butiran setelah itu butiran tersebut didorong lagi menggunakan padle hekorik menuju bucket elevator III dan ke proses berikutnya. Bucket Elevator II, Bak Blending dapat dilihat pada Gambar 15 dan 16 dibawah ini.

(60)

Gambar 15. Bucket Elevator II

Gambar 16. Bak Blending 4.3.4. Proses Pengilingan ( Macerator )

Setelah itu karet akan dimasukan oleh bucket elevator III ke mesin macerator untuk dilakukan proses penggilingan. Dengan bantuan bucket elevator III cacahan karet yang telah menjadi seperti butiran akan diangkut dan dimasukan ke dalam mesin macerator. Bucket elevator III dapat dilihat pada Gambar 17 dibawah ini.

Gambar

Gambar 4. Pembongkaran
Gambar 5. Penyotiran
Gambar 7. Gudang Bahan Baku
Gambar 9. Loading Ramp
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan karet spesifikasi teknis dari karet rakyat bermutu Rendah Ada pabrik yang membuat karet spesifikasi teknis dengan bahan koagulum lateks. yang telah mengalami

Freddy Wahyudi : Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT.. Bridgestone Sumatera

Hasil simulasi perhitungan analisis biaya persediaan bahan baku dengan beberapa skenario jumlah permintaan dan biaya pemesanan terhadap biaya persediaan dan optimum order size

Hasil uji regresi linier berganda antara motivasi dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja seluruh karyawan Pabrik Karet Crumb Rubber (PKCR) Sukamaju

4.2 Jenis Energi Input Setiap Proses Pengolahan Karet Ribbed Smoked Sheet 23 4.3 Konsumsi Energi pada Proses Penerimaan Bahan Baku

&np a d$,0,ftb rdilikd

Limbah Cair Proses bongkar muat bahan baku, penyimpanan bahan baku, proses pengolahan karet basah menjadi blanket dan dari proses pengolahan karet kering (blanket)

Permasalahan yang ingin diselesaikan melalui penelitian ini adalah bagaimana model pengambilan keputusan penilaian pemasok Bahan Olah karet (Bokar) di industri