1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat saat ini, memiliki kebutuhan yang beragam, bukan hanya kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, namun masyarakat sudah mulai memikirkan kebutuhan lain seperti kebutuhan akan penampilan dan kecantikan.
Berdasarkan data perusahaan Google Indonesia, pada bulan November – Desember 2019 kategori yang paling banyak dicari antara lain produk kecantikan dan personal care. Didukung dengan data perusahaan L’oreal Indonesia, bahwa pada tahun 2017 pasar kecantikan global bertumbuh hingga 5% (Marketeers, 2016). Pertumbuhan pasar kecantikan, membuat fasilitas dan produk perawatan kian berkembang pesat.
Salah satu dampaknya adalah melalui riset produk kosmetik yang dilakukan oleh Dunia Industri pada tahun 2009-2017, produk skincare menduduki peringkat teratas dengan jumlah 36.1% (Dunia Industri, 2017). Bahkan berdasarkan data yang dilansir Euromonitor International bertajuk The Future of Skin Care diperkirakan Indonesia akan menjadi penyumbang terbesar kedua pertumbuhan skincare dunia (Marketeers, 2016). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sianipar (1999), bahwa dengan menggunakan produk skincare dapat menjadikan penampilan fisik wanita lebih menarik. Produk yang digunakan pun beragam, mulai dari produk yang beredar di pasaran, produk lokal, produk klinik kecantikan bahkan beberapa rela membeli produk import dengan harga yang cukup fantastis.
Sejalan dengan tingginya minat pada dunia skincare, munculah penemuan dari 3 mahasiswi STIE Perbanas, Surabaya yaitu Nur Maghfirotul Auliyah, Riska Friki Anggraeni, dan Yusi Ismawati, yang berhasil menoreh prestasi dengan meraih Juara III Business Plan tingkat Nasional di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jember pada Jumat, 21 September 2018. Berawal dari kegelisahan akan banyaknya limbah ikan bandeng, Nur Auliyah kemudian mengolah bahan sisa tersebut menjadi suatu inovasi masker pengganti microbeads dengan kandungan manfaat yang amat besar. Produk yang diberi merek Castlelia ini adalah masker sisik ikan bandeng
(Milkfish Scales Mask). Selain karena bahan dasar yang mudah ditemukan dan merupakan hasil recycle, sisik bandeng juga mudah terdegredasi dan ternyata memiliki banyak dampak tambahan positif bagi kulit. Melalui uji laboratorium yang dilakukan Nur Auliyah, ditemukan bahwa sisik ikan bandeng terbukti mengandung kolagen sebanyak 28% dan chitosan yang artinya dapat berfungsi untuk mengurangi gejala penuaan (N.M. Auliyah, Wawancara Pribadi, Desember 3, 2018). Kandungan alami yang terdapat pada setiap varian masker juga memiliki berbagai manfaat dalam
bidang kecantikan seperti mencerahkan, kaya anti oksidan, mencegah jerawat, dll.
Gambar 1.1 Milkfish Scales Mask Castlelia Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
Produk Castlelia ini juga merupakan salah satu solusi dari masalah produk perawatan, yang ternyata berbahaya bagi lingkungan. Salah satunya adalah scrub atau produk eksfoliasi (pengelupasan) kulit. Menurut penelitian studi tahun 2015 (Napper dan Thompson) memperkirakan bahwa hanya dalam 1 penggunaan produk perawatan yang mengandung microbeads (butiran halus plastik) dapat mencemari 4594 – 94.500 butiran microbeads pada lingkungan. Hasilnya, jumlah sample ikan pasar di Indonesia mengandung serpihan plastik dan fiber pada pencernaan mereka (Rochman, Chelsea M, 2015). Tingginya jumlah persebaran tersebut membawa
berbagai dampak negatif yang mengganggu kehidupan biota laut, lingkungan laut dan kesehatan manusia yang memiliki posisi rantai makanan teratas.
Melalui besarnya manfaat yang terkandung dalam produk merek Castlelia, didukung oleh tingginya minat masyarakat terhadap dunia skincare khususnya produk ber merek lokal sebesar 85%, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Sigma Research pada bulan Mei 2017, pemilik hendak meningkatkan target dari produk masker ini. Namun, walaupun sudah dijual di beberapa kota seperti Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Jember nyatanya Castlelia belum banyak menyita perhatian dan belum banyak dikenal masyarakat. Mengingat distribusi dan penjualan produk hanya dilakukan melalui relasi atau orang-orang terdekat saja. Jumlah penjualan selama ini yang baru mencapai 500 produk hanya didistribusikan pada 4 distributor pada masing-masing kota. (N.M. Auliyah, Wawancara Pribadi, Januari 30, 2019). Menurut Kotler dan Waldemar (2010:16), kurang tepatnya penggunaan brand identity yang belum dapat menarik perhatian konsumen berakibat rendahnya brand awareness.
Citra merekakan berpengaruh langsung terhadap tingginya minat beli terhadap suatu produk atau layanan jasa (Häubl, 1996). Didukung dengan pernyataan (Kapferer, 1997) dalam “A Brand Building Literature Review”, apabila suatu konsep merek yang kuat dapat dikomunikasikan secara baik kepada pasar sasaran yang tepat, maka merek tersebut akan menghasilkan citra merek yang dapat mencerminkan identitas mereka yang jelas. Hasil wawancara yang dilakukan, 5 dari 8 responden enggan membeli produk karena anggapan bahwa citra produk “kurang meyakinkan”.
Membuktikan bahwa Castlelia belum memiliki citra merek yang baik dari segi kemasan maupun visual brand karena tidak adanya identitas produk yang dapat menandakan ciri khas dan kurangnya menonjolkan keunikan manfaat produk sebagai pembangun kekuatan brand.
Gambar 1.2 Gambar Ikan Bandeng Pada Kemasan Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
3 dari 8 responden juga memiliki persepsi bahwa masker akan “berbau amis”
setelah melihat kemasan produk yang mencantumkan foto ikan bandeng yang merupakan bahan dasar masker. Padahal, menurut Stanton (2005) desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Berdasarkan masalah-masalah di atas, maka perancangan branding Castlelia perlu dilakukan terutama untuk mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap produk.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang Branding Castlelia Milkfish Scales Mask agar dapat meningkatkan daya tarik produk?
1.3 Batasan Lingkup Perancangan
a. Objek perancangan: Milkfish Scales Mask merek Castlelia b. Lokasi Perancangan: Surabaya
c. Waktu Perancangan: Februari – Juni 2019 d. Target perancangan:
Geografis: Perkotaan
Demografis:
- Usia: 20-25 tahun
- Jenis Kelamin: Perempuan
- Pendidikan: >SMA
- Pekerjaan: Mahasiswa & pekerja - Kelas Sosial: B
Psikografis:
- Memperdulikan penampilan
- Memiliki awareness akan pentingnya lingkungan
- Memiliki minimal sedikit pengetahuan akan bahan-bahan skincare
- Bersedia membeli produk dengan harga lebih tinggi untuk memperoleh produk dengan kualitas yang lebih baik
Behavioristis :
- Aware akan dunia perawatan wajah (skincare)
- Sering melakukan penelusuran review produk atau membaca blog, berita atau info kecantikan
- Aktif di media sosial
e. Pesan yang disampaikan dalam perancangan ini adalah bagaimana meningkatkan awareness dan citra produk melalui branding.
f. Program yang akan digunakan dalam proses perancangan yaitu Adobe Illustrator, Adobe Photoshop serta Microsoft Word & Excel.
g. Perancangan yang dilakukan meliputi visual brand, packaging, dan promosi singkat produk Castlelia.
1.4 Tujuan Perancangan
Merancang Branding Castlelia Milkfish Scales Mask agar dapat meningkatkan daya tarik produk.
1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi Mahasiswa
Manfaat yang didapatkan dari adanya percangan ini adalah mahasiswa dapat belajar memecahkan sebuah permasalahan yang riil, berdasarkan klien dan produk yang riil pula. Selain itu mahasiswa juga belajar bagaimana membuat branding yang
menarik dan efektif, yang dapat membentuk brand awareness dalam benak masyarakat sehingga dapat meningkatkan citra yang lebih baik dan tentunya meningkatkan penjualan.
1.5.2 Bagi Institusi (Keilmuan DKV)
Bagi Universitas Kristen Petra khususnya Program Studi Desain Komunikasi Visual, perancangan ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pembuatan branding yang dapat membantu mahasiswa-mahasiswa angkatan selanjutnya di masa mendatang.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Dengan adanya perancangan ini diharapkan masyarakat akan lebih aware dan lebih mengenal produk sehingga dapat menikmati produk dengan bahan dasar alami , unik dan berkualitas. Melalui perancangan ini diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan mendukung tindakan penggantian Microbeads dengan Scrub atau eksfoliasi menggunakan bahan alami.
1.5.4 Bagi Usaha Kecil Menengah (UKM)
Melalui perancangan ini, diharapkan dapat lebih mengenalkan produk pada target audience serta mengubah persepsi negatif produk sehingga dapat meningkatkan angka penjualan.
1.6 Definisi Operasional a. Perancangan
Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 39), menyebutkan bahwa : ”Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.”
b. Branding
Branding adalah sebuah proses untuk menciptakan brand (nama atau merek) atau penyimbolan yang digunakan secara langsung untuk menjual sebuah produk barang atau jasa (Miller dan Muir 3). Sedangkan visual branding adalah branding yang berfokus pada visual. unsur visual ini dibentuk untuk mendiferensiasikan suatu brand (Budhiyanto, 2012). Gambaran dan elemen visual yang terbentuk dari karakter dan sifat sebuah brand, inilah yang disebut visual brand (Fox, 2013).
c. Castlelia
Merupakan industri kecil pembuat produk perawatan atau kecantikan dari bahan sisik ikan bandeng. Castlelia dibuat dari 100% bahan-bahan alami dan tanpa pengawet.
Dibentuk oleh 3 mahasiswi STIE Perbanas, Surabaya yakni Nur Maghfirotul Auliyah sebagai founder dan 2 co-founder yaitu Riska Friki Anggareni, dan Yusi Ismawati, Castlelia terlah menjual produknya ke lebih dari 8 kota seperti Surabaya, Lamongan, Jombang, Jember, dll. Produk pertama dan utama saat ini adalah masker sisik ikan bandeng. (N.M. Auliyah, Wawancara Pribadi, Desember 3, 2018).
d. Milkfish Scales Mask
Milkfish Scales Mask adalah produk pertama dan utama dari Castlelia yaitu masker sisik ikan bandeng yang mengandung 28% kolagen dan banyak mengandung Chitosan. Masker ini diekstrak dari 100% sisik ikan bandeng dan dicampur dengan berbagai bahan alami seperti cengkeh, pandan, jeruk nipis dan kayu manis. (N.M.
Auliyah, Wawancara Pribadi, Desember 3, 2018).
1.7 Metode Perancangan
1.7.1 Metode Pengumpulan Data A. Data Primer
Data primer merupakan data yang digunakan sebagai sumber utama dalam penelitian. Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data primer adalah :
Wawancara
Wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data mengenai produk secara lengkap, bagaimana latar belakang produk, kelebihan hingga profil perusahaan langsung dari narasumber terkait yaitu 3 mahasiswa founders Castlelia.
Proses wawancara juga dilakukan pada pelanggan dan target audience untuk mengetahui bagaimana pandangan dan ulasan mereka terhadap produk Castlelia.
Sehingga dari data-data yang nanti diperoleh dapat menjadi arahan untuk proses perancangan branding.
Observasi
Observasi adalah suatu upaya untuk mengamati dan memahami suatu keadaan secara detail. Teknik ini digunakan untuk mengamati konsumen atau target dalam kegiatannya sehari-hari. Observasi ini dilakukan demi mengetahui lebih dalam mengenai target dari produk sehingga perancangan dapat banyak berdampak. Selain itu, observasi juga dilakukan pada beberapa kompetitor mengenai produk, kemasan, visualisasi hingga teknik promosi mereka.
B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini adalah data yang tidak didapatkan secara langsung melainkan diperoleh melalui referensi, literatur, penelitian terdahulu, buku, dokumentasi yang dilakukan untuk memperoleh data melalui pengamatan produk mulai dari tekstur , bau dan kemasan produk serta sumber-sumber lain yang dapat mendukung data primer. Data ini digunakkan sebagai dasar dan arahan perancangan.
1.7.2 Metode Analisis Data
Jenis peracangan branding bagi Castlelia Milkfish Scales Mask ini menggunakan metode kualitatif. Metode analisis yang digunakan pada perancangan ini adalah SWOT, sebagai berikut :
Kekuatan (Strength) : Hal-hal positif atau kekuatan brand
Kelemahan (Weakness) : Hal-hal negatif atau kelemahan brand
Kesempatan (Opportunities) : Peluang atau kesempatan positif dari luar
Ancaman (Threat) : Ancaman atau hambatan dari luar
Metode ini digunakan untuk merinci kekuatan, kelemahan, kesempatan maupun ancaman dari brand Castlelia untuk dapat dianalisis lebih dalam demi menghasilkan solusi dari permasalahan brand.
Alat- alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu kamera digital untuk memotret data-data visual, alat tulis untuk mencatat hasil wawancara maupun observasi serta data-data yang dikumpulkan terkait dengan perancangan melalui jurnal, buku, e-book dan internet. Aplikasi media sosial juga digunakan sebagai salah satu media wawancara yang dilakukan untuk menerima data yang dapat mendukung perancangan.
1.8 Skematika Perancangan
Gambar 1.3 Skematika Perancangan LATAR BELAKANG
MASALAH RUMUSAN MASALAH
BATASAN LINGKUP PERANCANGAN
RUMUSAN MASALAH
PENGUMPULAN DATA TUJUAN PERANCANGAN
MANFAAT PERANCANGAN
KONSEP PERANCANGAN ANALISIS DATA
PERANCANGAN DESAIN
ALTERNATIF DESAIN
EVALUASI / SELEKSI
FINAL ARTWORK
DATA SEKUNDER DATA PRIMER