• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar-mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar-mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta."

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DAN XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA. Penulis memilih judul ini untuk mengetahui sejauh mana kreativitas guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur dalam proses belajar mengajar, sehingga memberi pengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMA Sang Timur. Motivasi belajar adalah suatu kebutuhan yang muncul dalam diri yang membuat siswa senang belajar, mampu mengatasi masalah dalam belajar demi mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kreativitas guru. Kreativitas guru adalah kemampuan seorang guru untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang sudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Kreativitas guru mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa yakni dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kreativitas berdampak pada motivasi, sehingga dikembangkan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa SMA Sang Timur Yogyakarta, Ha: terdapat pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa SMA Sang Timur Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk regresi. Penelitian ini bersifat populatif, artinya seluruh siswa SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 kelas XI dan XII yang berjumlah 98 orang hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa kelas X adalah siswa baru. Instrumen yang digunakan ialah skala sikap yang dikembangkan dalam 25 pernyataan yang berkaitan dengan kreativitas guru dan 25 pernyataan motivasi belajar siswa. Dari 98 responden, data yang bisa diolah sebanyak 93, sedangkan 5 data tidak ada karena siswanya sakit dan ijin tidak masuk sekolah. Dari hasil uji validitas pada taraf signifikansi 5%, N 93 orang dengan nilai kritis 0,205 diperoleh 0,42-0,72 yang menyatakan semua item adalah valid. Sedangkan dari uji reliabilitas diperoleh alpha sebesar 0,595, dengan demikian dinyatakan bahwa butir-butir instrumen dinyatakan reliabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (mean) kreativitas guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 79,64 adalah tergolong sering dan rata-rata (mean) motivasi belajar siswa 79,35 tergolong sangat termotivasi. Dari hasil uji regresi linier sederhana dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai r² sebesar 0,251 (25,1%) yang berarti terdapat pengaruh positif dari

(2)

ABSTRACT

The title of this small writing research is: THE EFFECT OF TEACHER’S CREATIVITY IN LEARNING PROCESS TO MOTIVATE THE STUDENT CLASS XI AND XII TO STUDY THE SUBJECT OF CATHOLIC RELIGION LESSON IN SANG TIMUR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA. The purpose of this writing is to know the creativity of teacher in learning process in order to motivate the students of Sang Timur high school. The motivation of learning is needed. It arises in the life of student which make them enjoy to learn and help them to cope with the problems of learning. The tmotivation of learning is influenced by various aspects. One of them is the creativity of the teacher. Teacher’s creativity is the ability of a teacher to innovate and transfer the knowledge to the student in the school. The creativity of teacher have an effect to the learning motivation of student. It can help the student to have an achievement. The creativity is affected on the motivation of student. It influenced the author to developed the following hypothesis: Ho: There is no effect of teacher’s creativity to the student’s motivation Sang Timur high school Yogyakarta. Ha: There is the impact of teacher’s creativity on student’s motivation Sang Timur high school Yogyakarta.

The type of research is a quantitative form of regression. The research is populatif, meaning that all high school student of Sang Timur in the school year of 2014/2015, class XI and XII, which amount 98 student. It is based on the consideration that the class X is a new student. The tools for research is the attitude scale which developed in 25 statements related to the creativity of teacher and 25 student’s motivation statement. Out of 98 respondent, the data can be processed is 93, mean while 5 data could not be processed for the student were sick and absent. The validity of test is 5% significance level, N 93 student with the critical value of 0,205. It was obtained 0,42 to 0,72 which stated that all items are valid. While the reliability of the test ‘alpha’ is 0,595. Thus the tools are reliable.

(3)

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DAN

XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Margaretha Dhone NIM: 101124021

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DAN

XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Margaretha Dhone NIM: 101124021

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

P E R S E M B A H A N

Skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota Kongregasi Suster Sang

Timur yang telah memberikan kesempatan untuk menjalani tugas perutusan studi

di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Kepada para dosenku yang dengan setia membimbing dan menuntun saya selama

studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

PendidikanKekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Kepada siapa saja yang telah ikut membantu dan mendukung saya dengan penuh

(8)

v

MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

(Filipi, 4: 13)

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 November 2014

Penulis,

(10)

vii

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Margaretha Dhone

Nomor Mahasiswa : 101124021

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada pepustakaan

Univesitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR- MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DAN XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 27 November 2014

Yang menyatakan,

(11)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM

PROSES BELAJAR-MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DAN XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA. Penulis memilih judul ini untuk mengetahui sejauh mana kreativitas guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur dalam proses belajar mengajar, sehingga memberi pengaruh terhadap motivasi belajar siswa SMA Sang Timur. Motivasi belajar adalah suatu kebutuhan yang muncul dalam diri yang membuat siswa senang belajar, mampu mengatasi masalah dalam belajar demi mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kreativitas guru. Kreativitas guru adalah kemampuan seorang guru untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal-hal yang sudah ada untuk memberikan sejumlah pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Kreativitas guru mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa yakni dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kreativitas berdampak pada motivasi, sehingga dikembangkan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa SMA Sang Timur Yogyakarta, Ha: terdapat pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa SMA Sang Timur Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk regresi. Penelitian ini bersifat populatif, artinya seluruh siswa SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 khususnya siswa kelas XI dan XII yang berjumlah 98 orang hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa siswa kelas X adalah siswa baru. Instrumen yang digunakan ialah skala sikap yang dikembangkan dalam 25 pernyataan yang berkaitan dengan kreativitas guru dan 25 pernyataan motivasi belajar siswa. Dari 98 responden, data yang bisa diolah sebanyak 93, sedangkan 5 data tidak ada karena siswanya sakit dan ijin tidak masuk sekolah. Dari hasil uji validitas pada taraf signifikansi 5%, N 93 orang dengan nilai kritis 0,205 diperoleh 0,42-0,72 yang menyatakan semua item adalah valid. Sedangkan dari uji reliabilitas diperoleh alpha sebesar 0,595, dengan demikian dinyatakan bahwa butir-butir instrumen dinyatakan reliabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata (mean) kreativitas guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 79,64 adalah tergolong sering dan rata-rata (mean) motivasi belajar siswa 79,35 tergolong sangat termotivasi. Dari hasil uji regresi linier sederhana dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai r² sebesar 0,251 (25,1%) yang berarti terdapat pengaruh positif dari

(12)

ix

ABSTRACT

The title of this small writing research is: THE EFFECT OF TEACHER’S

CREATIVITY IN LEARNING PROCESS TO MOTIVATE THE STUDENT CLASS XI AND XII TO STUDY THE SUBJECT OF CATHOLIC RELIGION LESSON IN SANG TIMUR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA. The purpose of this writing is to know the creativity of teacher in learning process in order to motivate the students of Sang Timur high school. The motivation of learning is needed. It arises in the life of student which make them enjoy to learn and help them to cope with the problems of learning. The tmotivation of learning is influenced by various aspects. One of them is the creativity of the teacher. Teacher’s creativity is the ability of a teacher to innovate and transfer the knowledge to the student in the school. The creativity of teacher have an effect to the learning motivation of student. It can help the student to have an achievement. The creativity is affected on the motivation of student. It influenced the author to developed the

following hypothesis: Ho: There is no effect of teacher’s creativity to the student’s motivation Sang Timur high school Yogyakarta. Ha: There is the impact of

teacher’s creativity on student’s motivation Sang Timur high school Yogyakarta.

The type of research is a quantitative form of regression. The research is populatif, meaning that all high school student of Sang Timur in the school year of 2014/2015, especially class XI and XII, which amount 98 student. It is based on the consideration that the class X is a new student. The tools for research is the attitude scale which developed in 25 statements related to the creativity of teacher and 25

student’s motivation statement. Out of 98 respondent, the data can be processed is 93, mean while 5 data could not be processed for the student were sick and absent. The validity of test is 5% significance level, N 93 student with the critical value of 0,205. It was obtained 0,42 to 0,72 which stated that all items are valid. While the

reliability of the test ‘alpha’ is 0,595. Thus the tools are reliable.

The results of research is shown that the everage (mean) of the teacher’s creativity in learning process of the Catholic Religion lesson is about 79,64 and the motivated student is about 79,35. The results of simple linear regression test in the significance level of 5%, the value of r² is 0,251 (25,1%) which means that there is

a positive influence of teacher’s creativity in learning process of Catholic Religion

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan yang telah membimbing,

mendampingi, menyertai, menerangi, dan menuntun penulis dengan rahmat dan

kesetiaan-Nya dan kemurahan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES

BELAJAR-MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI DAN XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA. Penulis menulis skripsi ini karena penulis menemukan bahwa perkembangan dunia pendidikan saat ini

menuntut para guru untuk lebih kreatif dan produktif.

Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk menempuh ujian Program Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu

Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat

keterlibatan banyak pihak yang dengan setia membimbing, mendampingi dengan

penuh kesabaran, rela berbagi ilmu, pengalaman dan kemurahan hati untuk

menyumbangkan gagasan dan saran, masukan serta kritikan yang membangun.

Selain itu dukungan spiritual dalam bentuk doa dari para suster dan teman-teman

yang semakin memotivsi penulis untuk meyelesaikan skripsi ini dengan setia. Maka

(14)

xi

1. F.X. Dapiyanta, SFK, M. Pd., selaku dosen utama, yang telah menyediakan diri

untuk membimbing, mendampingi, memperhatikan, menuntun, mendengarkan

dengan penuh kesabaran, memberi semangat, menyumbangkan ide, masukan,

dalam seluruh proses penulisan skripsi ini.

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku dosen penguji II dan sekaligus dosen

pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu untuk mendampingi,

membimbing, memberi masukan dalam proses penulisan skripsi ini.

3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si., selaku dosen penguji III yang telah memberi

semangat dan motivasi kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan

skripsi ini.

4. Kaprodi IPPAK-USD, Drs. F.X.Heryatno Wono Wulung SJ.,M.Ed., yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan melakukan

penelitian dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik, membimbing, dan

mendampingi penulis selama belajar hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Segenap staf karyawan IPPAK-USD khususnya bagian sekretariat pengajaran

yang telah memberikan arahan bagi penulis selama melakukan penyusunan

skripsi.

7. Suster Provinsial beserta staf Dewan Pimpinan Provinsi Kongregasi Suster

Sang Timur yang telah memberi kepercayaan dalam perutusan studi di

(15)

xii

8. Para Suster, Bapak dan Ibu segenap organ Yayasan Karya Sang Timur yang

telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Prodi

IPPAK Universitas Sanata Dharma sampai selesai.

9. Sr. Natalia, PIJ sebagai Kepala Sekolah, guru, dan karyawan SMA Sang Timur

Yogyakarta yang telah memperkenankan penulis melakukan penelitian dan

memberi kelancaran dalam pengumpulan data penelitian.

10.Siswa-siswi kelas XI dan XII SMA Sang Timur Yogyakarta angkatan

2013/2014 yang telah bersedia memberikan waktu dan kesempatan kepada

penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian dari awal hingga akhir

dengan baik.

11.Para Suster Kongregasi Suster Sang Timur yang telah memberikan dukungan

dalam mengikuti pendidikan.

12.Teman-teman angkatan 2010/2011 yang telah memberikan perhatian,

dukungan, masukan, sumbangan ide, saran, dan kerjasama yang baik selama

menjalani studi di Prodi IPPAK ini.

13.Orang tua, segenap anggota keluarga, dan sahabat yang selalu setia

memberikan kasih, dukungan dan motivasi sehingga penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung

memberi motivasi dan peneguhan kepada penulis dalam menempuh dan

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma program studi IPPAK dan

(16)

xiii

Semoga kasih Tuhan senantiasa melimpah kepada setiap orang yang telah

berbuat baik dan berkat-Nya mengalir kepada mereka yang telah memberikan diri

untuk kemajuan hidup sesamanya. Penulis menyadari keterbatasan dan pengalaman

sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritikan para pembaca demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca, khususnya bagi para guru yang menaruh perhatian pada bidang

pendidikan di zaman ini.

Yogyakarta, 26 Nopember 2014

Penulis

(17)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..………...………....i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …...…….………...ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...……….…….iii

HALAMAN PERSEMBAHAN …...………...……..…..iv

MOTO …...………..…………...…………...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …...……….………...……...vi

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …...………...…vii

ABSTRAK .…...………...……….viii

ABSTRACT ………...…………...ix

KATA PENGANTAR………..x

DAFTAR ISI………...………...………...xiv

DAFTAR SINGKATAN .………...………..….xix

DAFTAR TABEL ….………..xx

BAB I. PENDAHULUAN ...…..………...1

A. Latar Belakang ….……….1

B. Identifikasi Masalah .……….7

C. Pembatasan Masalah ….……….……...8

D. Rumusan Masalah …….………...….9

E. Tujuan Penelitian ……….……….…....9

F. Manfaat Penelitian ……….……….…10

(18)

xv

H. Sistematka Penulisan ………...11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ………..…………....13

A. Kreativitas Guru Pada Umumnya ……..……….…....….13

1. Arti dan Makna Kretivitas …………..……….….….14

a. Pengertian Kreativitas ….…………..……….…………..14

b. Ciri-ciri Kreativitas ……….……..16

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas .……...………..18

2. Hakikat Guru ….………...19

3. Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar ……….…24

a. Pengertian ……….24

b. Ciri-ciri Guru yang Kreatif ………...25

c. Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar ….…………....30

B. Motivasi Belajar ……….……….………33

1. Arti dan Makna Belajar .………33

2. Arti dan Makna Motivasi ……….……….36

3. Jenis-Jenis Motivasi ………..……….………...39

a. Motivasi Intrinsik ……...……….…….40

b. Motivasi Ekstrinsik ……….……..41

4. Pengertian Motivasi Belajar ……….……….42

a. Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Motivasi Belajar ……...46

b. Peranan Motivasi dalam Belajar ………...47

c. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ………..…………50

C. Pendidikan Agama Katolik ……….……….………...52

1. Arti dan Makna Pendidikan Agama Katolik ………...52

2. Guru Pendidikan Agama Katolik ……….……….…53

D. Penelitian Relevan ………...….56

E. Kerangka Pikir ……….……….…..57

F. Hipotesis Penelitian ………....59

(19)

xvi

a. Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar ……….……....64

b. Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAK ………...64

3. Denifinisi Operasional Variabel …..………...64

a. Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar ……….……....65

b. Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAK ……….……..65

4. Teknik Pengumpulan Data ………65

b. Variabel Motivasi Belajar Siswa ………..75

G. Uji Persyaratan Analisis ………..75

1. Uji Normalitas Data ………..76

2. Uji Linearitas Regresi ………76

3. Uji .Homokedastisitas .………..………....…76

H. Uji Hipotesis ……….……..……77

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………...………….78 A. Hasil Penelitian ……….……..78

(20)

xvii

a. Uji Normalitas ………...78

b. Uji Linearitas ………82

c. Uji Homokedastisitas ………84

2. Deskripsi Data ……….………..85

a. Kreativitas Guru dalam PBM ………...85

b. Motivasi Belajar Siswa ……….94

B. Uji Hipotesis ……….106

C. Hasil Wawancara ………..112

1. Hasil wawancara dengan para siswa ………...112

2. Hasil wawancara dengan guru ………...114

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………....117

5. Aspek Kateketis dalam Kreativitas Guru ………...………….128

6. Aspek Kateketis dalam Motivasi Belajar Siswa ………..131

F. Keterbatasan Peneliti ………..………...133

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………..……….…………134

A. Kesimpulan ………..……….134

B. Saran ………...………..137

DAFTAR PUSTAKA ………..…………...………..140

LAMPIRAN ……….………142

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian ………(1)

Lampiran 2 : Hasil analisis Variabel Kreativitas Guru ………..…(7)

Lampiran 3 : Hasil analisis Variabel Motivasi Belajar ………....(10)

(21)

xviii

Lampiran 5 : Hasil analisis SPSS ………...….(17)

(22)

xix

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

GE : Gravissimum Educationis, Dokumen Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang

katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

B. Singkatan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia

Yoh : Yohanes

Gal : Galatia

C. Singkatan lain

Bdk : Bandingkan

PBM : Proses Belajar Mengajar

(23)

xx PIJ : Pauperis Infanti Jesus

Art : Artikel

D. Singkatan dalam Penelitian

ANOVA : Analysis of Variance

Dev : Deviasi

Ho : Hipotesis nol

Ha : Hipotesis alternatif

r/R : Relations

SPSS : Statistical Product and Service Solution

Std : Standard

(24)

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Responden ………..………...……..62

Tabel 2 Skor Alternatif Jawaban Variabel X dan Y …...…….….……….…….66

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kreativitas Guru ………..………....…….67

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Belajar ……….……..68

Tabel 5 Hasil Uji Reliability Statistics……….73

Tabel 6 Kriteria Kategori Variabel X ………..74

Tabel 7 Kriteria Kategori Variabel Y ………..75

Tabel 8 Test of NormalityKreativitas Guru ………80

Tabel 9 Test of Normality Motivasi Belajar …………...………..82 Tabel 10 Anova ………..…….83

Tabel 11 Rangkuman Statistik Deskripsi Kreativitas Guru ……...………..85

Tabel 12 Statistik Rasa Ingin Tahu Tentang PAK ………..…….87

Tabel 13 Deskripsi Rasa Ingin Tahu Tentang PAK ………...……..88

Tabel 14 Statistik Mengadakan yang Belum Ada ………...……….89

Tabel 15 Deskripsi Mengadakan yang Belum Ada ………..90

(25)

xxii

Tabel 17 Deskripsi Menambah yang Sudah Ada …………...………..92

Tabel 18 Rangkuman Statistik Deskripsi Motivasi Belajar ……….94

Tabel 19 Statistik Semangat dalam Belajar ………...……….95

Tabel 20 Deskripsi Semangat dalam Belajar ………...…………...……96

Tabel 21 Statistik Senang Belajar PAK ………...98

Tabel 22 Deskripsi Senang Belajar PAK ……….…99

Tabel 23 Statistik Perhatian dalam Mengikuti Pelajaran PAK ………..100

Tabel 24 Deskripsi Perhatian dalam Mengikuti Pelajaran PAK ………...…101

Tabel 25 Statistik Menggerakkan ………..102

Tabel 26 Deskripsi Menggerakkan ………..………103

Tabel 27 Statistik Prestasi Belajar ………..………..104

Tabel 28 Deskripsi Prestasi Belajar ………...………105

Tabel 29 Descriptive Statistics……….107

Tabel 30 Model Summaryb………107

Tabel 31 Anovab………108

Tabel 32 Coefficients………...………..110

(26)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kualitas diri seseorang sangat dipengaruhi oleh keberadaannya dalam

memperoleh pendidikan. Sesungguhnya pendidikan sangat berperan penting dalam

peningkatan dan pertumbuhan diri seseorang. Dengan kata lain, upaya

meningkatkan kualitas manusia sesungguhnya dibutuhkan suatu proses

pembelajaran melalui pendidikan. Pendidikan merupakan modal bagi peserta didik

dalam menghadapi tantangan global dan menyiapkan masa depannya maupun masa

depan bangsa. Untuk itu perlu kita sadari bahwa pendidikan memiliki peran yang

sangat besar dalam menghadapi tantangan global baik itu dalam bersaing, maupun

dalam berprestasi. Pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat (Syah, 2004: 21).

Melalui proses pendidikan, seorang anak manusia akan mengalami suatu

perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Bahkan melalui pendidikan pula

karakter seorang anak manusia terbentuk menjadi lebih baik. Di zaman sekarang

ini, pendidikan menjadi suatu hal yang amat penting yang harus ditata, disiapkan,

(27)

dikatakan penting karena sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Hal ini

diakui oleh semua orang baik sebagai pribadi atau individu maupun kelompok

bahkan suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Bangsa Indonesia pun

menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam membangun masa depan bangsa

ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus

dibentuk.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah memegang peranan penting

dalam menyiapkan generasi penerus. Peran guru sangat besar dalam keseluruhan

kegiatan pembelajaran. Tugas guru bukan hanya untuk menyampaikan materi

pembelajaran, tetapi hendaknya guru dapat menanamkan konsep-konsep yang

benar dari materi pembelajaran tersebut, sehingga ilmu yang dipelajari siswa dapat

bermanfaat dalam kehidupan siswa, di waktu sekarang dan yang akan datang.

Selain persiapan dari guru, yang paling penting adalah bagaimana kesiapan siswa

dalam menerima pembelajaran di sekolah. Jika siswa siap baik fisik maupun

mental, maka pelajaran yang diberikan guru dapat masuk dengan baik oleh siswa,

serta memperoleh hasil belajar yang bagus.

Tidak hanya dari peserta didik, guru dan lingkungan belajar siswa juga

mempunyai peranan yang sangat besar bagi keberhasilan belajar siswa. Di

lingkungan sekolah pastinya siswa akan menemui masalah baik dengan

teman-teman ataupun dengan guru. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses belajar siswa,

siswa cenderung merasa malas dan tidak berkonsentrasi menerima pelajaran dari

guru. Agar peserta didik semangat mengikuti pelajaran dan memperoleh nilai yang

(28)

Menurut Aunurrahman (2009: 114) “Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi

seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh

semangat”.

Sardiman (2011:73) dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar mengatakan bahwa kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu

kondisi intern (kesiapsiagaan). Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak

yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila

kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.

Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi

tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada

pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar

(Anurrahman, 2010: 180). Siswa perlu memiliki motivasi belajar. Dengan memiliki

motivasi belajar siswa dapat memperoleh hasil yang lebih baik dalam belajar serta

dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh dan berkualitas sehingga

mampu menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang.

Guru hendaknya selalu membuat peserta didiknya selalu semangat dan

menumbuhkan motivasi dalam diri siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Segala

sesuatu yang berada dalam individu yang menjadi tenaga pendorong dalam

melakukan suatu kegiatan atau aktivitas merupakan motivasi yang bersifat internal.

(29)

dilakukan dengan rasa senang. Conny R. (2000: 297) menjelaskan bahwa motivasi

yang bersifat internal memiliki peranan yang sangat besar bagi terciptanya kegiatan

pembelajaran yang efektif dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Motivasi

yang bersifat internal dalam kaitannya dengan kegiatan belajar siswa, misalnya

siswa mempelajari Pendidikan Agama Katolik karena siswa tersebut menyukai

mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Siswa tersebut merasa senang dan

bersungguh-sungguh ketika mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Katolik, hal

tersebut pasti mempengaruhi hasil belajar siswa.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan menampakkan kesungguhannya

untuk terlibat dalam kegiatan belajar seperti aktif bertanya, aktif mengemukakan

pendapatnya, rajin membuat catatan dalam setiap guru menjelaskan materi,

kesungguhan dalam menyimak isi materi yang dipelajari, mampu mempraktikkan

sesuatu yang telah ia terima, mengerjakan tugas-tugas yang diterima dengan

semangat dan kesungguhan hati, dan lain sebagainya. Siswa tersebut akan

mengalami peningkatan pada hasil belajarnya. Segala sesuatu atas dasar suka, pasti

akan menghasilkan sesuatu yang baik. Motivasi belajar yang ada dalam diri siswa,

perlu didukung dengan adannya situasi lingkungan sekolah yang kondusif, kondisi

tubuh yang sehat, relasi yang harmonis antara guru dan siswa, orang tua, serta

faktor-faktor lain yang mendukung motivasi belajar siswa sehingga siswa tetap

semangat dalam belajar demi meraih tujuan dan cita-cita yang mereka harapkan.

Motivasi erat kaitannya dengan kebutuhan, sehingga guru senantiasa harus

(30)

manfaatnya bagi siswa. Dengan hasil belajar yang memuaskan maka akan tercapai

sukses yang dicita-citakan siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XI, XII dan

Kepala Sekolah SMA Sang Timur Yogyakarta khususnya pada proses

belajar-mengajar pelajaran Pendidikan Agama Katolik, diperoleh kesan bahwa guru sudah

cukup kreatif dalam proses belajar-mengajar yakni dalam merancang dan

menyiapkan materi pelajaran, kreatif dalam pengelolaan kelas, kreatif dalam

pemanfaatan waktu, kreatif dalam penggunaan metode pembelajaran, kreatif dalam

penggunaan media pembelajaran, serta kreatif dalam mengembangkan alat evaluasi

sehingga siswa antusias dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Katolik.

Ada juga yang mengatakan: “kurang senang mengikuti pelajaran

Pendidikan Agama Katolik karena merasa sulit untuk merefleksikan pengalaman

hidupnya berdasarkan ayat-ayat Kitab Suci yang berkaitan dengan tema/materi

yang disampaikan pada hari itu.” Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap

guru, beliau mengatakan bahwa, ”siswa kurang antusias dengan pelajaran

Pendidikan Agama Katolik karena siswa kurang berminat untuk membaca dan

merenungkan Kitab Suci. ” Hal ini tampak ketika diminta untuk membaca teks

Kitab Suci, ada siswa yang sibuk sendiri entah menggambar, menulis, dan lain

sebagainya.

Menghadapi realita yang demikian, pendidikan membutuhkan

tenaga-tenaga yang kreatif dan profesional dalam dunia pendidikan, maka guru yang kreatif

sangatlah dibutuhkan untuk merangsang dan meningkatkan daya pikir siswa serta

(31)

guru adalah komponen penting dalam membangun kreativitas siswa. Seorang guru

harus kreatif agar mampu membangkitkan kreativitas pada diri anak-anak didiknya.

Umumnya, guru yang kreatif adalah orang-orang yang terdidik, tentu oleh

pendidik-pendidik yang kreatif dan dalam lingkungan yang mendukung pula.

Konsep lama yang mengatakan bahwa pendidikan itu suatu sistem, dimana

faktor-faktor yang telah terdahulu terkumpul, dipelihara dan disistimatisasikan harus

diubah oleh kreativitas (Dadang Suhardan, 2010: 43).

Dalam proses belajar mengajar, kreativitas dalam pembelajaran merupakan

bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan terdidik dan pendidik.

Peranan kreativitas guru tidak sekedar membantu proses belajar mengajar dengan

mencakup satu aspek dalam diri manusia saja, akan tetapi mencakup aspek-aspek

lainnya yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Secara umum kreativitas guru

memiliki fungsi utama yaitu membantu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat

dan efisien (Hamalik, 2010: 56).

Faktor penting dalam meningkatkan kreativitas di sekolah adalah peran

guru. Guru adalah kunci dalam proses belajar mengajar. Betapa pun baiknya

prasarana pendidikan, kurikulum, gedung, laboratorium dan lain sebagainya apabila

guru tidak menggunakan sebagaimana mestinya, dapat menyimpang dari tujuan

yang telah ditentukan. Kreativitas itu bukan hanya mengacu pada hal-hal yang

berkaitan dengan proses pembelajaran semata seperti pemberian materi pelajaran,

penggunaan metode atau media, tetapi juga perwujudan perilaku guru sendiri yang

(32)

Guru mempunyai kewajiban untuk mengembangkan motivasi pada siswa

saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Harapannya lambat laun siswa semakin

menyadari akan kebutuhan dirinya untuk terus belajar agar cita-citanya dapat

tercapai dengan baik. Maka seorang guru diharapkan mampu membantu siswa

untuk berkembang secara menyeluruh dalam semua segi kehidupan baik dari segi

intelektual, sosial, moral, spiritual, dan lain sebagainya (Suparno, 2005: 5).

Berdasarkan uraian atau latar belakang tersebut, maka penulis berupaya

untuk mengkaji lebih dalam terhadap permasalahan tersebut dan dituangkan dalam

bentuk skripsi yang berjudul “PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM

PROSES BELAJAR-MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI DAN XII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA KATOLIK DI SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA”. Besar

harapan kajian ini dapat dipakai bahan pemikiran untuk kegiatan dalam

pembelajaran untuk membangun motivasi belajar siswa kelas XI dan XII SMA

Sang Timur Yogyakarta.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan identifikasi

masalah tentang pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi siswa belajar sebagai

berikut:

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas XI dan XII di SMA Sang Timur

(33)

2. Apakah siswa kelas XI dan XII SMA Sang Timur Yogyakarta memiliki

semangat, minat, perhatian, ketekunan dalam belajar dalam Pendidikan Agama

Katolik?

3. Apakah siswa kelas XI dan XII SMA Sang Timur Yogyakarta memiliki

keinginan untuk berprestasi dalam dalam belajar?

4. Apakah SMA Sang Timur Yogyakarta memiliki guru Pendidikan Agama

Katolik yang kreatif?

5. Bagaimana kreativitas guru di SMA Sang Timur Yogyakarta?

6. Apakah guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

membuat persiapan dalam mengajar?

7. Sejauh mana guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

memiliki dan mengembangkan kompetensinya dalam mengajar?

8. Apakah guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

memiliki pengaruh pada motivasi belajar siswa kelas XI dan XII?

10 Seberapa besar pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas

XI dan XII SMA Sang Timur Yogyakarta?

C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu dan supaya penelitian lebih mendalam, perlu

dipilih masalah yang akan diteliti. Sehubungan dengan pertimbangan tersebut,

masalah yang akan diteliti adalah kreativitas guru dan motivasi belajar siswa kelas

XI dan XII dalam Pendidikan Agama Katolik.

(34)

1. Kreativitas guru merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi

motivasi belajar siswa sehingga mengembangkan motivasi siswa untuk

semangat, berminat, perhatian, ketekunan agar keberhasilan dalam belajar

semakin meningkat. Kreativitas sangat dibutuhkan bagi seorang guru, karena

bila seorang guru kreatif maka akan memberikan dampak yang positif pula pada

siswa. Seorang guru yang kreatif mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar

siswa, sehingga guru memiliki pengaruh besar dalam memotivasi siswa untuk

belajar. Dengan demikian hasil belajar siswa pun semakin meningkat.

2. Motivasi belajar dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan yang ia harapkan

sehingga siswa senang belajar dan memiliki minat dalam belajar, memiliki

kemandirian, dan perhatian dalam belajar sehingga mampu membentuk dirinya

untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh.

D.Rumusan Masalah

Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin dicermati lebih lanjut oleh

penulis yang pada akhirnya menjadi titik awal dari penulisan ini. Untuk itu penulis

akan memberikan perhatian khusus pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kreativitas guru Pendidikan Agama Katolik SMA Sang Timur dalam

proses belajar-mengajar Pendidikan Agama Katolik di kelas XI dan XII?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas XI dan XII SMA Sang Timur

Yogyakarta pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik?

3. Seberapa besar pengaruh kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas

(35)

Agama Katolik?

E.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Menguraikan pengertian kreativitas guru Pendidikan Agama Katolik dan

motivasi belajar siswa kelas XI dan XII SMA Sang Timur Yogyakarta.

2. Memaparkan motivasi belajar siswa kelas XI dan XII SMA Sang Timur

Yogyakarta.

3. Memaparkan kreativitas guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur

Yogyakarta.

4. Mendeskripsikan pengaruh kreativitas guru Pendidikan Agama Katolik terhadap

motivasi belajar siswa kelas XI dan XII SMA Sang Timur Yogyakarta.

F. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu alternatif

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Katolik melalui kreativitas guru.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi Guru Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

(36)

tentang motivasi belajar bagi para siswa dalam proses pembelajaran pelajaran

Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta yang

dipengaruhi oleh kreativitas guru. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi sumbangan bagi guru Pendidikan Agama Katolik SMA Sang Timur

Yogyakarta mengetahui pengembangan kreativitasnya, sehingga dapat

memotivasi para siswa dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Sekolah

Sekolah dapat mengetahui bahwa kreativitas guru merupakan faktor yang

penting dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas

pengetahuan, yang berkaitan dengan masalah pengajaran, agar guru lebih

mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan efisien

dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.

d. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi atau minat belajar

siswa melalui berpikir secara kreatif dan kritis, dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

G. Metode Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis menggunakan bentuk penelitian kuantitatif

(37)

Agama Katolik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis

akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan.

1. BAB I memuat pendahuluan

2. BAB II memuat kajian pustaka dan hipotesis

3. BAB III mengenai metodologi penelitian Pengaruh kreativitas guru dalam

proses belajar-mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

yang meliputi desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan

sampel, variabel penelitian, teknik penelitian, instrumen penelitian, teknik

analisis data, teknik pengolahan data, hasil analisis validitas, uij reliabilitas,

deskripsi data, uji persyaratan dan uji hipotesis.

4. BAB IV memuat hasil penelitian dan pembahasan ”Pengaruh kreativitas guru

dalam proses belajar-mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan

XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur

Yogyakarta” berdasarkan hasil analisis pada Bab III.

(38)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan tentang kreativitas guru dan motivasi belajar.

Kreativitas guru terdiri dari arti dan makna kreativitas, pengertian kreativitas,

ciri-ciri kreativitas, faktor yang mempengaruhi kreativitas, hakikat guru, ciri-ciri-ciri-ciri guru

kreatif, faktor yang mempengaruhi guru kreatif, kreativitas guru dalam proses

belajar mengajar. Motivasi belajar terdiri dari arti dan makna belajar, arti dan makna

motivasi, jenis-jenis motivasi, pengertian motivasi belajar, faktor yang

mempengaruhi timbulnya motivasi, peranan motivasi dalam belajar, upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa.

A. Kreativitas Guru pada Umumnya

Perkembangan dunia pendidikan senantiasa menuntut para pendidik untuk

lebih kreatif dan produktif. Sesuai kemajuan dan tuntutan zaman, guru harus

memiliki kemampuan untuk memahami setiap peserta didik dengan keunikannya

masing-masing dan membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. Guru

mempunyai peran yang cukup besar di dalam memotivasi, memberikan contoh

ide-ide kreatif di dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Guru yang kreatif

adalah guru yang tidak pernah puas dengan apa yang disampaikannya kepada

(39)

1. Arti dan Makna Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas berarti kemampuan untuk mencipta atau perihal kreasi (KBBI,

1994: 530). Kreativitas berasal dari kata kreatif yang berarti mempunyai

kemampuan untuk mencipta dan mengandung daya cipta (Fakhruddin, 2012: 164).

Hal senada dipertegas oleh M. Amin bahwa kreatif adalah pola pikir atau ide yang

muncul secara spontan dan imajinatif yang mencirikan hasil artistik, penemuan

ilmiah, dan penciptaan mekanis (Fakhruddin, 2012: 164). Artinya, kreatif

merupakan suatu kondisi di mana seseorang memiliki kemampuan daya cipta atau

suatu yang dimiliki seseorang yang memungkinkannya menemukan

pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu

yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau

unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya. Utami Munandar pun

menegaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi

yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,

di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman

jawaban. Kreativitas merupakan upaya membangun berbagai terobosan yang

memungkinkan pemberdayaan dan penguatan bagi pengembangan bakat

(Fakhruddin, 2012: 164).

Bill Fritzpatrick dalam (Naim, 2011: 244) mengartikan kreativitas sebagai

suatu dorongan untuk mencoba bermacam-macam cara dalam melakukan sesuatu.

Kreativitas merupakan ketrampilan, artinya siapa saja yang berniat untuk menjadi

(40)

kreatif. Kreativitas sebagai suatu kemampuan seseorang untuk mewujudkan hal

baru, struktur kognitif baru dan produk baru, yang bersifat fisikal misalnya

teknologi (Naim, 2011: 245). Sedangkan Maslow (Mulyasa, 2011: 175)

menerangkan bahwa kreativitas merupakan salah satu kreasi manusia dengan

berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan dirinya itu termasuk

salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Sama halnya dengan Romer

bahwa kreativitas adalah suatu ekspresi dari pikiran yaitu kemampuan untuk

memproduksi ide-ide baru seperti penciptaan dan inovasi (Ananda, 2014: 5).

Hakikat kreativitas sesungguhnya diimplementasikan dalam berbagai

bidang kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam bidang pendidikan, kreativitas

menjadi salah satu aspek prioritas dalam mengembangkan proses pembelajaran di

kelas. Kreativitas dalam pembelajaran lebih diprioritaskan pada pendidik atau guru

yang mengajar dan memfasilitasi proses pembelajaran. Karena itu, kreativitas

adalah kemampuan guru dalam meninggalkan gagasan/ide dan perilaku yang dinilai

mapan, rutinitas, usang dan beralih untuk menghasilkan atau memunculkan

gagasan/ide dan perilaku baru itu terwujud ke dalam pola pembelajaran yang di

nilai kreatif dan adaptif terhadap perubahan (Agung, 2010: 12).

Hal yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang

belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu

merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu

yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang guru

(41)

b. Ciri-ciri Kreativitas

Naim (2011: 138-139) menguraikan aspek berpikir kreatif yaitu:

1) Berpikir fleksibel, yakni (a) menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan

yang bervariasi, (b) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang

berbeda-beda, (c) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, (d)

mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

2) Berpikir divergen/menyebar, yakni (a) mencetuskan lebih dari satu

kemungkinan jawaban atau pemecahan masalah, (b) memberikan banyak cara

atau saran untuk melakukan berbagai hal.

3) Berpikir orisinal, yakni (a) mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik,

(b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, (c) mampu

membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau

unsur-unsur.

4) Keterampilan menilai (mengevaluasi), yakni (a) menentukan patokan penilaian

sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat,

atau suatu tindakan bijaksana, (b) mampu mengambil keputusan terhadap

situasi yang terbuka, (c) tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga

melaksanakannya.

5) Sikap rasa ingin tahu yakni: (a) selalu terdorong untuk mengetahui lebih

banyak, (b) mengajukan banyak pertanyaan, (c) selalu memperhatikan orang,

objek, dan situasi, (d) peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau

(42)

6) Bersedia mengambil resiko yakni: (a) berani memberikan jawaban meskipun

belum tentu benar, (b) tidak takut gagal atau mendapat kritik, (c) tidak menjadi

ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional, atau yang

kurang berstruktur.

7) Merasa tertantang oleh kemajemukan yakni: (a) terdorong untuk mengatasi

masalah yang sulit, (b) merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, (c)

lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.

8) Imajinatif yakni: (a) mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang

tidak atau belum pernah terjadi, (b) menggunakan khayalan, tetapi mengetahui

perbedaan antara khayalan dan kenyataan.

Sedangkan Sund (1975) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif

dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: (1) Hasrat

keingintahuan yang cukup besar, (2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru,

(3) Panjang akal, (4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti, (5) Cenderung

lebih menyukai tugas yang berat dan sulit, (6) Cenderung mencari jawaban yang

luas dan memuaskan, (7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam

melaksanakan tugas, (8) Berpikir fleksibel, (9) Menanggapi pertanyaan yang

diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak, (10) Kemampuan

membuat analisis dan sintesis, (11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti, (12)

Memiliki daya abstraksi yang cukup baik, (13) Memiliki latar belakang membaca

yang cukup luas (Daryanto, 2010: 116).

Demikian halnya dengan ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang

(43)

oleh Munandar (1999: 36) sebagai berikut: (1) Berani dalam pendirian/keyakinan,

(2) Ingin tahu, (3) Mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, (4)

Menyibukkan diri terus-menerus dengan kerjanya, (5) Intuitif, (6) Ulet, (7) Tidak

bersedia menerima pendapat dan otoritas begitu saja. Berbagai macam karakteristik

di atas jarang sekali tampak pada seseorang secara keseluruhan, akan tetapi

orang-orang yang kreatif akan lebih banyak memiliki ciri-ciri tersebut.

Berbagai macam karakteristik di atas jarang sekali tampak pada seseorang

secara keseluruhan, akan tetapi orang-orang yang kreatif akan lebih banyak

memiliki ciri-ciri yakni punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal

mungkin, fleksibel/luwes, elaborasi, dinamis, respek, penuh inovasi/gagasan dan

daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dan pengalaman

yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, mampu mengembangkan

strategi pembelajaran, disiplin, mudah bergaul, sikap terbuka.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Setiap orang pada dasarnya mempunyai potensi kreatif, tetapi dibutuhkan

kondisi-kondisi tertentu eksternal (dari lingkungan) maupun kondisi internal

(pribadi) agar dapat muncul, tumbuh dan terwujud menjadi karya-karya kreatif

yang bermakna untuk individu dan masyarakatnya. Kreativitas dapat

ditumbuhkembangkan melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa faktor yang

dapat mempengaruhinya yakni faktor internal (pribadi) maupun faktor eksternal

(44)

minat yang positif dan tinggi terhadap bidang pekerjaan yang ditekuni, serta

kecakapan melaksanakan tugas-tugas.

Renanda (2014: 19-21) menguraikan cara menjadi orang yang kreatif yaitu

(1) Menggunakan semua panca indera dan mencari komunitas yang suportif, (2)

Mempunyai integritas serta selalu berpikir untuk menciptakan sesuatu yang

bermanfaat bagi banyak orang, (3) Selalu bergaul dengan orang yang kita anggap

kreatif dan jangan pernah berhenti belajar dan eksplorasi diri, (4) Belajar dan

memperluas wawasan, open-minded, dan berkarya. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa berperilaku dan berbuat sesuatu yang kreatif bukanlah hal yang

asing bagi semua orang, meskipun pada kenyataannya banyak tantangan yang tidak

mudah dijawab oleh cara yang biasa dilakukan orang pada umumnya.

2. Hakikat Guru

Guru berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Gu yang berarti gelap dan Ru

yang berarti menghilangkan. Jadi, “guru” berarti menghilangkan kegelapan (Naim,

2011: 1). Artinya, guru merupakan sosok yang sangat dibutuhkan dalam situasi dan

kondisi “gelap”. Ia hadir untuk menghilangkan “kegelapan” yang dialami oleh

masyarakat secara umum dan pelajar secara khusus. Kegelapan yang dimaksud

adalah keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh para pelajar, kemudian

dilengkapi dan disempurnakan oleh sosok guru. Hal ini bukan berarti guru adalah

figur maha tahu, tetapi lebih sebagai fasilitator, inisiator, dan lain sebagainya

sebagaimana julukan yang diberikan kepada sosok guru. Berbagai julukan yang

(45)

Tanda Jasa”. Hal ini mengindikasikan bahwa betapa besarnya peran dan jasa yang

dilakukan oleh seorang guru. Guru layaknya menerangi bongkahan emas dalam

kegelapan malam, dapat diibaratkan sebagai pelita. Pelita yang berfungsi

mencerahkan dan menerangi kegelapan. Orang-orang yang ada dalam kegelapan,

tentu saja para siswa.

Supriyadi (2011: 11) mengemukakan bahwa secara definisi, sebutan guru

tidak termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional

(Sisdiknas), tetapi kata guru dimasukkan ke dalam genus pendidik. Sesungguhnya

guru dan pendidik merupakan dua hal yang berbeda. Kata pendidik (bahasa

Indonesia) merupakan padanan dari kata educator (bahasa Inggris). Kata educator

berarti educationist atau educationalist yang padanannya dalam bahasa Indonesia

adalah pendidik, spesialis dibidang pendidikan, atau ahli pendidikan. Sedangkan,

kata guru (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata teacher (bahasa

Inggris). Kata teacher bermakna sebagai the person who teach, specially in school

atau guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah. Tentunya,

muncul pertanyaan apakah sosok guru hanya sebagai pengajar di sekolah atau

sekadar pahlawan tanpa tanda jasa?

Guru sebagai salah satu unsur dalam proses belajar-mengajar memiliki

multi peran, tidak terbatas hanya sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of

knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing yang mendorong potensi dan

memobilisasi siswa dalam belajar. Artinya, guru memiliki tugas dan tanggung

jawab yang kompleks terhadap pencapaian tujuan pendidikan, dimana guru tidak

(46)

pengetahuan dan keterampilan tekhnis mengajar, namun guru juga dituntut untuk

menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa-siswi (Hamalik,

2001: 34). Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan yang dilakukan oleh guru

semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung

jawabnya (Sardiman, 2011: 125).

Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang

Guru, sebutan guru mencakup, (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang

studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karir; (2) guru

dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan

pengawas (Isnawati, 2011: 12). Hal ini menyatakan bahwa istilah guru juga

mencakup individu-individu yang melakukan tugas bimbingan dan konseling,

supervisi pembelajaran di institusi pendidikan atau sekolah-sekolah negeri dan

swasta, teknisi sekolah, administrator sekolah, dan tenaga layanan bantu sekolah

(supporting staff) untuk urusan-urusan administratif. Guru juga bermakna lulusan

pendidikan yang telah lulus ujian negara (government examination) untuk menjadi

guru, meskipun belum secara aktual bekerja sebagai guru. Bahkan, Marno dan Idris

menyatakan bahwa dalam wacana yang lebih luas, istilah guru bukan hanya sebatas

pada lembaga persekolahan atau lembaga keguruan semata. Istilah guru sering

dikaitkan dengan istilah bangsa sehingga menjadi guru bangsa. Istilah ini muncul

ketika sebuah bangsa mengalami kegoncangan struktural dan kultural sehingga

hampir-hampir terjerumus dalam kehancuran. Guru bangsa adalah orang yang

dengan keluasan pengetahuan, keteguhan komitmen, kebebasan jiwa dan pengaruh,

(47)

lahir dari ulama atau agamawan, intelektual, pengusaha pejuang, birokrat, dan

lain-lain. Dengan demikian, istilah guru mengandung nilai, kedudukan, dan peran mulia.

Karena itu, di dunia ini banyak orang yang bekerja sebagai guru, akan tetapi

mungkin hanya sedikit yang bisa menjadi guru, yaitu yang bisa digugu dan ditiru.

Kedudukan guru dipertegas dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14

Tahun 2005 Pasal 10 bahwa guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang

mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang

mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai

dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu (Sanjaya,

2008: 19). Hal ini berarti bahwa guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan

sistem pendidikan. Oleh karena itu, kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan

kualitas anak didik perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan

hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa

tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya.

Mulyasa (2011: 48-50) menguraikan bahwa guru merupakan representasi

orang yang ucapan dan tindakannya perlu digugu dan ditiru. Guru sebagai orang

yang siap dicaci-maki dan dibenci, namun tidak pernah membalasnya. Guru adalah

orang yang rela berkorban untuk anak didik dan masyarakat di sekitarnya. Guru

adalah pelopor perubahan masyarakat dengan tanpa membawa implikasi negatif.

Guru merupakan sosok orang yang ingin tahu pada semua hal untuk disampaikan

pada anak didiknya. Guru adalah bentuk manusia yang tidak bangga ketika

disanjung dan tidak sedih ketika dicaci maki. Guru adalah insan moderat, tidak

(48)

tidak pernah putus asa, dan tidak sulit memaafkan anak didiknya. Guru adalah

manusia cinta, pengembang, dan pengamal pengetahuan. Guru adalah sosok orang

yang mempunyai ilmu pengetahuan lebih bila dibanding orang lain.

Lebih dari itu, Mulyasa menjelaskan bahwa guru adalah orang yang selalu

memberi pengaruh secara abadi, tetapi tidak tahu kapan pengaruh itu berhenti. Guru

merupakan sosok manusia pewaris dan penerus berkembangnya ilmu pengetahuan

dan teknologi. Guru adalah mitra belajar siswa tanpa syarat. Guru merupakan

pribadi yang utuh untuk merubah perilaku dan kepribadian siswa. Guru adalah

manusia yang memikul beban penderitaan siswa dalam belajar. Guru adalah

seseorang yang mampu memprediksi sesuatu yang akan terjadi. Guru adalah bentuk

manusia yang berpegang pada prinsip, jika melakukan ia paham. Dan guru adalah

figur manusia yang mampu melihat realitas alam untuk anak didiknya.

Hal senada dipertegas oleh Fanany (2013: 49) bahwa guru adalah sosok

manusia yang harus digugu dan ditiru. Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah

lembaga pendidikan. Guru adalah sales agent dari lembaga pendidikan. Guru juga

merupakan ujung tombak pendidikan. Karena itu, baik buruknya perilaku atau cara

mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan guru adalah seorang pendidik

yang memiliki aneka kemampuan dalam bidang pendidikan, baik secara pedagogis,

sosial, kepribadian, profesional, dan akademis. Artinya, kelima kompetensi tersebut

harus dimiliki oleh guru agar ia mampu berkreativitas dalam pengajaran, mampu

mempersiapkan pengajaran, mampu melaksanakan pengajaran secara jelas, riang,

(49)

menyenangkan, tidak membeda-bedakan siswa, dan mampu membangkitkan

semangat belajar pada siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang bisa memperoleh ilmu,

prestasi, pangkat, kedudukan/jabatan dan lain sebagainya adalah berkat seorang

guru. Orang bisa bekerja dan bisa menguasai pekerjaannya itu juga berkat seorang

guru. Seseorang bekerja, berbisnis, berdagang, semuanya itu perlu guru walaupun

tidak harus guru yang ada di sekolah.

3. Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar

a. Pengertian

Kreativitas sangat dibutuhkan bagi seorang guru, karena bila seorang guru

kreatif maka akan memberikan dampak yang positif pula pada para murid.

Kreativitas guru merupakan hal penting dalam pembelajaran dan bahkan dapat

menjadikan pintu masuk dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa

(Agung, 2010: 23).

Widiasworo (2014: 58) menguraikan bahwa guru kreatif adalah guru yang

selalu menggunakan ide-ide/gagasan-gagasan baru dalam menyajikan

pembelajaran di kelas sehingga lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan.

Guru harus kreatif dalam merancang dan menyiapkan materi pelajaran,

kreatif dalam pengelolaan kelas, kreatif dalam pemanfaatan waktu, kreatif dalam

penggunaan metode pembelajaran, kreatif dalam penggunaan media pembelajaran,

(50)

atas hal-hal tersebut pasti siswa akan semangat dalam belajar, dengan demikian apa

yang diharapkan akan tercapai.

Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan

suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang

merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah

ada. Bila konsep ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan

mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil

(asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi

yang ada sehingga menghasilkan bentuk baru.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

kreativitas guru adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,

baik berupa gaya hidup,gagasan, proses maupun karya nyata yang relatif berbeda

dengan yang telah ada sebelumnya.

b.Ciri-ciri Guru Kreatif

Widiasworo (2014: 69-70) menguraikan ciri-ciri guru kreatif, antara lain:

1. Fleksibel. Guru yang tidak kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak

didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak didik

melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak.

2. Optimistik. Keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan keyakinan

akan perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui proses interaksi

guru-murid yang akan menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak

(51)

3. Respek. Rasa hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik akan

dapat memicu dan memacu mereka untuk lebih cepat tidak sekedar memahami

pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai hal yang

dipelajarinya.

4. Cekatan, dinamis, aktif, eksploratif dan penuh inisiatif. Kondisi ini perlu

diimbangi oleh anda sebagai pengajarnya sehingga anda mampu bertindak

sesuai kondisi yang ada.

5. Humoris. Meskipun tidak semua orang mempunyai sifat humoris, sifat ini

dituntut untuk dimiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak

suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui

dengan humor. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat mengaktifkan

kreativitas otak kanan mereka.

6. Inspiratif. Meskipun ada panduan kurikulum yang mengharuskan semua peserta

didik mengikutinya, guru harus menemukan banyak ide dari hal-hal baru yang

positif di luar kurikulum. Ia dapat membuat anak didik terinspirasi untuk

menemukan hal hal yang baru dan lebih memahami informasi-informasi

pengetahuan yang disampaikan gurunya.

7. Lembut. Di mana pun guru yang bersikap kasar, kaku, atau emosional, biasanya

mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil

dalam proses mengajar kepada anak didik. Pengaruh kesabaran, kelembutan,

dan rasa kasih sayang akan lebih efektif dalam proses belajar mengajar dan lebih

(52)

8. Disiplin. Disiplin disini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup

berbagai hal lain, sehingga, guru mampu menjadi teladan kedisiplinan. Contoh

disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar, dan sebagainya. Dengan

demikian akan timbul pemahaman yang kuat pada anak didik tentang

pentingnya hidup disiplin.

9. Responsif. Ciri guru yang professional antara lain cepat tanggap terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, sosial, ilmu

pengetahuan maupun teknologi dan lain-lain.

10.Empatik. Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar dan

proses penerimaan serta pemahaman terhadap pelajaran pun berbeda-beda.

Oleh karena itu seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam

memahami keberagaman tersebut sehingga biasa lebih memahami

kebutuhan-kebutahan belajar mereka.

11.Menjadi teman. Jangan membuat jarak dengan anak didik hanya karena posisi

anda sebagai guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka akan menghasilkan

emosi yang lebih kuat daripada sekedar hubungan guru-murid. Sehingga

anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam menerima pelajaran dan

bersosialisasi dengan lingkungan.

Selain itu, seorang guru yang kreatif mestilah bersifat ikhlas, cinta, kasih

sayang, selektif, inovatif, objektif, persuasif, sabar, visioner dan missioner, rendah

hati, menghargai proses, menyenangi kegiatan mengajar, konsisten dan komitmen

dalam bertindak, memiliki pengetahuan yang luas, haus akan pengetahuan,

Gambar

Tabel 3 : Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Guru dalam Proses Belajar
Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa kelas XI & XII SMA
Tabel 5 : Hasil Uji Reliability Statistics
Tabel 6 : Kriteria kategori variabel X
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh persepsi mahasiswa tentang keterampilan mengajar dosen dan motivasi belajar terhadap kreativitas belajar pada mata

MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KREATIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn.. PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TULUNG

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Hubungan Kreativitas Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Kelas XI SMK Negeri 1 Binjai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kreativitas mengajar guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fisika. Subjek untuk data

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI

Ada pengaruh yang signifikan antara variasi gaya mengajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 103

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul oo Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Di SMA Negeri I

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas XII SMA Swasta HKBP