PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA PADA
TAHUN 2012 TERKAIT PENYAKIT HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Gita Thessa Lonika Putri br. Gultom NIM : 088114133
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2012 TERKAIT
PENYAKIT HIPERTENSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Gita Thessa Lonika Putri br. Gultom NIM : 088114133
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
“Allah tidak hendak men menyucikan kalian dan me bersyukur”
(QS. Al Maidah: 6)
Karya sederhana ini, kupersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada
Allah SWT
dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada :
Papa Togu Gultom dan Mama Nina Kurnia tercinta,
Sebuah karya sederhana yang kususun dengan penuh kesabaran,
perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan hati ini,
kupersembahkan kepada Papa dan Mama yang telah
memberikan kasih sayang, merawat, dan mengajarkanku
kebaikan, serta membantuku meraih mimpi menuju kesuksesan
Adekku tersayang Yayan Christian Gultom,
Yang selalu mendukung, menyemangati, serta mendoakanku
setiap saat
Serta seluruh keluarga besar,
Yang selalu memberi doa terbaik untukku.
Dan ALMAMATERKU yang akan selalu kukenang dan kubanggakan
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
enjadikan kesulitan bagi kalian, akan tetapi Ia menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian agar
(QS. Al Maidah: 6)
Karya sederhana ini, kupersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada
Allah SWT
dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada :
Papa Togu Gultom dan Mama Nina Kurnia tercinta,
Sebuah karya sederhana yang kususun dengan penuh kesabaran,
perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan hati ini,
kupersembahkan kepada Papa dan Mama yang telah
memberikan kasih sayang, merawat, dan mengajarkanku
kebaikan, serta membantuku meraih mimpi menuju kesuksesan
Adekku tersayang Yayan Christian Gultom,
Yang selalu mendukung, menyemangati, serta mendoakanku
setiap saat
Serta seluruh keluarga besar,
Yang selalu memberi doa terbaik untukku.
Dan ALMAMATERKU yang akan selalu kukenang dan kubanggakan
iv
Ia hendak agar kalian
(QS. Al Maidah: 6)
Karya sederhana ini, kupersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada
Allah SWT
dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada :
Papa Togu Gultom dan Mama Nina Kurnia tercinta,
Sebuah karya sederhana yang kususun dengan penuh kesabaran,
perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan hati ini,
kupersembahkan kepada Papa dan Mama yang telah
memberikan kasih sayang, merawat, dan mengajarkanku
kebaikan, serta membantuku meraih mimpi menuju kesuksesan
Adekku tersayang Yayan Christian Gultom,
Yang selalu mendukung, menyemangati, serta mendoakanku
setiap saat
Serta seluruh keluarga besar,
Yang selalu memberi doa terbaik untukku.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Gondokusuman,
Kota Yogyakarta pada Tahun 2012 Terkait Penyakit Hipertensi”. Skripsi ini disusun
untuk melengkapi persyaratan guna meraih gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu hal yang
mudah. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dosen pembimbing, Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Apt., Ph.D
yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, dukungan, kritik, dan saran selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Seluruh responden penelitian atas bantuan dan partisipasi dalam pengisian
kuisioner.
3. Dosen penguji, Ibu Maria Wisnu Donowati, M. Si., Apt. dan Bapak Yosef
Wijoyo, M. Si., Apt. yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi
ini menjadi lebih baik.
4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Bapak Ipang Djunarko,
S.Si., Msc., Apt yang telah memperlancar jalannya penelitian.
5. dr. FX. Purnama, Sp.PD dan dokter jaga poliklinik Universitas Sanata Dharma
vii
6. Walikota Yogyakarta c.q Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, Camat Kecamatan
Gondokusuman, Lurah Baciro, Demangan, Klitren, Kotabaru, dan Terban yang
telah memberikan ijin melakukan penelitian di Kota Yogyakarta.
7. Dinas Kesehatan Provinsi DIY yang telah memberikan ijin dan informasi tentang
penderita penyakit hipertensi di Provinsi DIY.
8. Christiani Oki Moron dan Johana Maria Phinansia Waso Rato, teman
seperjuangan dalam skripsi ini, terima kasih atas dukungan dan persahabatannya
sehingga dapat saling melengkapi dalam penulisan skripsi ini.
9. Aris Prana Setya terima kasih atas perhatian, kasih sayang, dukungan, semangat,
dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
10. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi dukungan yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis menghapakan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada masayarakat terutama mengenai
penyakit hipertensi.
Yogyakarta, Juni 2012
ix
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ...v
x
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...17
B. Variabel Penelitian ...17
5. Masyarakat usia dewasa ...19
6. Tingkat Pendidikan ...19
7. Informasi mengenai penyakit hipertensi ...19
8. Asal informasi mengenai penyakit hipertensi ...20
9. Status pekerjaan...20
D. Subyek Penelitian dan Sampling...20
1. Subyek Penelitian ...20
2. Sampling...21
E. Instrumen Penelitian...23
xi
1. Penentuan Lokasi ...25
2. Pengurusan Ijin Penelitian...25
3. Pembuatan Instrumen Penelitian ...25
a. Penyusunan Kuisioner...25
b. Uji Validitas dan Uji Pemahaman Bahasa ...27
c. Uji Reliabilitas...28
4. Sampling...28
5. Penyebaran Kuisioner ...28
6. Pengolahan Data...30
G. Analisis Hasil Penelitian ...31
H. Kelemahan Penelitian...33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...34
A. Karakteristik Demografi Responden ...34
1. Usia Responden...34
2. Kelurahan sebagai Lokasi Penelitian ...35
3. Jenis Kelamin Responden ...36
4. Status Pernikahan Responden ...37
5. Tingkat Pendidikan Responden...38
6. Status Pekerjaan Responden...39
7. Penderita Hipertensi dan Bukan Penderita Hipertensi ...40
8. Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...41
B. Pengetahuan Responden Terkait Penyakit Hipertensi...43
1. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia ...46
2. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kelurahan...47
3. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...48
4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...49
5. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...50
xii
7. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Penderita Hipertensi
dan Bukan Penderita Hipertensi ...52
8. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...53
C. Sikap...54
1. Sikap Responden Berdasarkan Usia...56
2. Sikap Responden Berdasarkan Kelurahan ...57
3. Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...58
4. Sikap Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...58
5. Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...59
6. Sikap Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ...60
7. Sikap Responden Berdasarkan Penderita Hipertensi dan Bukan Penderita Hipertensi ...61
8. Sikap Responden Berdasarkan Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...62
D. Tindakan...63
1. Tempat Membeli Obat...63
2. Intensitas dalam Mengontrol Tekanan Darah...64
3. Cara Menjaga Kesehatan...65
4. Tindakan yang Dilakukan oleh Responden Apabila Lupa Meminum Obat...66
5. Kebiasaan Responden dalam Mengkonsumsi Makanan...66
6. Tindakan yang Dilakukan Responden pada Waktu Memeriksakan Diri ke Dokter...67
7. Tindakan yang Dilakukan Responden Ketika Merasakan Gejala Hipertensi...68
8. Konsumsi Makanan yang Harus Dihindari...69
xiii
10.Durasi Mengkonsumsi Obat Apabila Menderita Penyakit Hipertensi...71
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...72
A. Kesimpulan...72
B. Saran...74
DAFTAR PUSTAKA ...75
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Penggolongan Hipertensi Menurut JNC VII ...13
Tabel II. Jenis Pernyataan Favourable dan Unfavourable pada Variabel
Pengetahuan dan Sikap ...27
Tabel III. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Penyakit Hipertensi di
Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY Tahun 2012 ..44
Tabel IV. Distribusi Jumlah Responden yang Menjawab Benar dan Salah
pada Variabel Pengetahuan ...46
Tabel V. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Usia ...47
Tabel VI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Kelurahan... ...48
Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Jenis Kelamin...49
Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Status Pernikahan...50
Tabel IX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Tingkat Pendidikan ...51
Tabel X. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Status Pekerjaan ...52
Tabel XI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
xv
Tabel XII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
dan Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...54
Tabel XIII. Distribusi Jawaban Sikap Responden tentang Penyakit Hipertensi
di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY Tahun
2012 ...55
Tabel XIV. Distribusi Jumlah Responden yang Mempunyai Sikap Positif dan
Negatif Berdasarkan Kategori dan Item Pernyataan Sikap ...55
Tabel XV. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Kategori Usia ...56
Tabel XVI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Kelurahan...57
Tabell XVII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Jenis Kelamin...58
Tabel XVIII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Status Pernikahan...59
Tabel XIX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Tingkat Pendidikan ...60
Tabel XX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Status Pekerjaan...61
Tabel XXI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
xvi
Tabel XXII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi...63
Tabel XXIII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Tempat
Membeli Obat ...64
Tabel XXIV. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Intensitas
Pengontrolan Tekanan Darah ...65
Tabel XXV. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Cara
Menjaga Kesehatan...65
Tabel XXVI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan yang
Dilakukan Seseorang Apabila Lupa Meminum Obat ...66
Tabel XXVII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang
Masakan yang Lebih Sering Dimakan...67
Tabel XXVIII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan
yang Dilakukan Saat Memeriksakan Diri ke Dokter ...68
Tabel XXIX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan
yang Dilakukan Saat Merasakan Gejala Hipertensi ...69
Tabel XXX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang
Konsumsi Makanan yang Dihindari ...69
Tabel XXXI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang
Tindakan yang Dilakukan untuk Menjaga Tekanan Darah dalam
xvii
Tabel XXXII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Usia...35
Gambar 2. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kelurahan sebagai Lokasi Penelitian ...36
Gambar 3. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. ...37
Gambar 4. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 38
Gambar 5. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...39
Gambar 6. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Status Pekerjaan...40
Gambar 7. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Penderita Hipertensi dan Bukan Penderita Hipertensi ...41
Gambar 8. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan yang Sudah dan Belum Pernah Mendapatkan Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...42
Gambar 9. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sumber Informasi ...43
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ...78
Lampiran 2. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Baciro...83
Lampiran 3. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Terban...86
Lampiran 4. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Kotabaru...89
Lampiran 5. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Klitren...92
Lampiran 6. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Demangan...95
Lampiran 7. Surat ijin konsultasi kuisioner dari Fakultas Farmasi...98
Lampiran 8. Surat ijin konsultasi kuisioner dari Rumah Sakit Panti Rapih.. ...99
Lampiran 9. Data rawat inap pasien penyakit hipertensi tahun 2007 – 2010 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY...100
Lampiran 10. Data Monografi Kecamatan Gondokusuman Tahun 2011...101
Lampiran 11. Data Monografi Desa dan Kelurahan Terban Tahun 2011... ...103
Lampiran 12. Data Monografi Kelurahan Kotabaru Tahun 2011...106
Lampiran 13. Data Monografi Kelurahan Baciro Tahun 2011...109
Lampiran 14. Data Monografi Desa dan Kelurahan Demangan Tahun 2011. ...111
Lampiran 15. Data Monografi Kelurahan Klitren Tahun 2011 ...114
Lampiran 16. Uji Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan ...115
Lampiran 17. Uji Reliabilitas pada Variabel Sikap ...116
Lampiran 18. Uji Normalitas Skor Pengetahuan ...117
xx
Lampiran 20. Uji Mann-Whitney Test Status Pernikahan Responden pada
Variabel Pengetahuan...119
Lampiran 21. Uji Mann-Whitney Test Status Pekerjaan Responden pada
Variabel Pengetahuan...120
Lampiran 22. Uji Mann-Whitney Test Penderita Hipertensi dan Bukan
Penderita Hipertensi pada Variabel Pengetahuan...121
Lampiran 23. Uji Mann-Whitney Test Latar Belakang Informasi Responden
pada Variabel Pengetahuan...122
Lampiran 24. Uji Kruskal-Wallis Test Sumber Informasi Responden pada
Variabel Pengetahuan...123
Lampiran 25. Uji Kruskal-Wallis Test Tingkat Pendidikan Responden pada
Variabel Pengetahuan...124
Lampiran 26. Uji Kruskal-Wallis Test Kelurahan Asal Responden pada
Variabel Pengetahuan...125
Lampiran 27. UjiKruskal-Wallis TestKategori Usia Responden pada Variabel
Pengetahuan ...126
Lampiran 28. Uji Normalitas Skor Sikap...127
Lampiran 29. UjiMann-Whitney Test Jenis Kelamin Responden pada Variabel
Sikap ...128
Lampiran 30. Uji Mann-Whitney Test Status Pernikahan Responden pada
xxi
Lampiran 31. Uji Mann-Whitney Test Status Pekerjaan Responden pada
Variabel Sikap...130
Lampiran 32. Uji Mann-Whitney Test Penderita Hipertensi dan Bukan
Penderita Hipertensi pada Variabel Sikap ...131
Lampiran 33. Uji Mann-Whitney Test Latar Belakang Informasi Responden
pada Variabel Sikap ...132
Lampiran 34. Uji Kruskal-Wallis Test Sumber Informasi Responden pada
Variabel Sikap...133
Lampiran 35. Uji Kruskal-Wallis Test Tingkat Pendidikan Responden pada
Variabel Sikap...134
Lampiran 36. Uji Kruskal-Wallis Test Kelurahan Asal Responden pada
Variabel Sikap...135
Lampiran 37. UjiKruskal-Wallis Test Kategori Usia Responden pada Variabel
Sikap... ...136
Lampiran 38. Data Pengetahuan Responden...137
xxii
INTISARI
Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg) secara kronis. Dampak dari penyakit hipertensi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal dan penyakit lainnya. Prevalensi hipertensi terus meningkat yang kemungkinan disebabkan oleh kesadaran masyarakat dalam menyikapi penyakit ini masih rendah sehingga diperlukan pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi.
Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta terkait penyakit hipertensi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Data yang diambil berupa data demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan terkait penyakit hipertensi.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan responden terkait penyakit hipertensi sebesar 26% dikategorikan tinggi, 51,9% dikategorikan sedang, dan 22,1% dikategorikan rendah. Sikap responden terkait penyakit hipertensi sebesar 82,7% dikategorikan baik dan 17,3% dikategorikan sedang. Jenis informasi yang belum diketahui oleh responden adalah dalam hal pencegahan penyakit hipertensi sehingga perlu dilakukan pemberian informasi mengenai hal tersebut. Tindakan sebagian besar responden terkait hipertensi sebagian besar dikategorikan baik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman terkait penyakit hipertensi.
xxiii
ABSTRACT
Hypertension is a condition where a person has chronically elevated blood pressure is blood pressure above 140 mmHg/90 mmHg. The impact of hypertension is very dangerous and harmful because it can lead to stroke, heart failure, kidney damage and other illnesses. The prevalence of hypertension continues to increase due to the possibility of public awareness in dealing with this disease is still low so it requires the measurement of knowledge, attitude and action related to the hypertension disease.
The aim of this study are to know level of knowledge, attitude and action of society in the Gondokusuman sub-dictrict, Yogyakarta related to hypertension. This study is a type of observational study using questionnaires as research instruments. A purposive sampling technique was used to collect the sample of study. The result are analize using statistic descriptive method.
The result research showed that subjects’ level of knowledge related hypertension was categorized high, moderate, lower to the extent of 26%, 51,9%, and 22,1%. The attitude of the respondents related hypertension of 82,7% was categorized good and 17,3% middle. The type of information is not known by the respondents in terms of prevention of hypertension that is necessary to the provision of information about it. Act of the majority of respondents related to hypertension largely categorized properly.
The conclusion of this study is the need for increased knowledge, attitude, and action society in the Gondokusuman sub-dictrict related to hypertension.
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus
meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,
inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi
menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai (Majalah
Farmacia, 2007).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik seseorang lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Sebagian besar penderita hipertensi, tidak
menimbulkan gejala khusus. Karena itu hipertensi juga disebut the silent killer
(Susilo dan Wulandari, 2011). Penyakit ini biasanya baru diketahui apabila seseorang
melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan.
Dampak dari penyakit hipertensi sangat berbahaya dan merugikan karena
dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, serangan jantung, kerusakan ginjal dan
penyakit lainnya. Bahaya dari hipertensi ini jika tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan terjadinya penurunan usia harapan hidup. Di seluruh dunia hipertensi
merupakan masalah yang besar dan serius disamping karena prevalensinya yang
keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak.
(Lany, 2007).
Hasil survei kesehatan daerah tahun 2007 menunjukkan bahwa propinsi DIY
termasuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak. Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2008, hipertensi
menempati urutan tertinggi penyebab kematian di DIY. Jumlah kematian akibat
hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah
penderita penyakit hipertensi dari laporan rumah sakit di DIY.
Angka kejadian yang masih tinggi mungkin disebabkan kurangnya informasi
mengenai penyakit hipertensi sehingga banyak masyarakat kurang tanggap bahaya
hipertensi. Oleh karena itu diperlukan pengukuran terhadap tingkat pengetahuan,
sikap serta tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi, sehingga diharapkan
dapat menjadi acuan dalam pemilihan metode untuk keefektifan dalam melakukan
edukasi serta akhirnya dapat menurunkan resiko penyakit hipertensi.
Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta, DIY karena menurut data dari
Dinas Kesehatan Yogyakarta tahun 2007-2010 bagian rawat inap, dari total 10.538
kasus penyakit hipertensi, sebanyak 4.262 kasus terjadi di Kota Yogyakarta dengan
angka kematian 279 jiwa. Penyakit hipertensi ini banyak ditemukan pada masyarakat
perkotaan yang banyak mengakses gaya hidup modern yang tidak sehat, karena
banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, alkohol, dan merokok (Dalimartha,
2008). Dipilihnya Kecamatan Gondokusuman karena merupakan wilayah dekat
1. Permasalahan
Dari uraian latar belakang tersebut timbul permasalahan sebagai berikut :
a. Seperti apa karakteristik demografi masyarakat Kecamatan Gondokusuman?
b. Seberapa tinggi tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi
di Kecamatan Gondokusuman?
c. Seperti apakah sikap masyarakat terhadap penyakit hipertensi di Kecamatan
Gondokusuman?
d. Seperti apakah tindakan masyarakat terhadap penyakit hipertensi di
Kecamatan Gondokusuman?
e. Informasi terkait penyakit hipertensi apa saja yang belum dipahami oleh
masyarakat Kecamatan Gondokusuman?
f. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap masyarakat
Kecamatan Gondokusuman terkait penyakit hipertensi?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, penelitian ini belum pernah
dilakukan. Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah:
1. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap kepala keluarga dalam upaya
mengontrol hipertensi pada lansia di desa Ngembat Padas kecamatan
Gemolong Sragen. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto (2008) bertujuan
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
Ngembat Padas Kecamatan Gemolong Sragen. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan antara
penelitian yang dilakukan Haryanto (2008) dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terletak pada populasi penelitian. Populasi penelitian yang
dilakukan oleh Haryanto (2008) dengan menggunakan kepala keluarga yang
memiliki anggota lansia yang menderita hipertensi. Sedangkan populasi dari
penelitian yang akan dilakukan masyarakat usia dewasa di Kecamatan
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.
2. Perbedaan edukasi secara CBIA dan ceramah mengenai kanker serviks dan
papsmear terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu-ibu di
kecamatan Mlati dan Gamping ditinjau dari faktor ekonomi oleh Anggayasta
(2010). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental semu
dengan rancangan penelitian pre-post intervention with control grup.
Perbedaan penelitian yang dilakukan olah Anggayasta (2010) dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada tujuan penelitian. Tujuan
dalam penelitian Anggayasta (2010) adalah mengetahui perbedaan pengaruh
edukasi secara CBIA dan ceramah sedangkan tujuan pada penelitian yang
akan dilakukan adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan
3. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan sebagai acuan metode untuk pengukuran pengetahuan, sikap serta
tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi.
b. Manfaat praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan apabila
akan melakukan edukasi mengenai penyakit hipertensi sehingga edukasi akan
berjalan lebih efektif.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta tahun 2012
terkait penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Untuk mencapai tujuan umum maka penelitian ini secara khusus ditujukan
untuk :
a) Mengidentifikasi karakteristik demografi dari masyarakat di Kecamatan
b) Mengukur tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman
tentang penyakit hipertensi.
c) Mengukur sikap masyarakat Kecamatan Gondokusuman terhadap penyakit
hipertensi.
d) Mengidentifikasi tindakan dari masyarakat di Kecamatan Gondokusuman
terkait penyakit hipertensi.
e) Identifikasi informasi terkait penyakit hipertensi yang masih perlu ditingkatkan
pemahamannya.
f) Menguji secara statistik faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2007). Sumber pengetahuan berasal dari tradisi, autoritas,
pengalaman seseorang,trial and error, alasan yang logis, maupun pendekatan ilmiah
(Nursalam, 2003).
Notoatmodjo (2003) membagi tingkat pengetahuan yang tercakup dalam
dominan kognitif menjadi 6 (enam) tingkatan, yaitu : Tahu (know) merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)
memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Memahami
(comprehension) merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar suatu objek
yang dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
Aplikasi (aplication) merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan atau
mengaplikasikan materi yang diketahui pada situasi sebenarnya. Analisis (analysis)
merupakan kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan hubungan
antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. Sintesis (synthesis) merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi (evaluation) merupakan
Menurut Notoadmodjo (2005), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu, usia, bertambahnya usia seseorang maka tingkat
pengetahuannya akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang tepat.
Pengalaman, dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Dari
pengalaman tersebut dapat memperluas pengetahuan seseorang. Tingkat pendidikan,
pendidikan dapat menambah wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum,
seseorang yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Media massa,
adalah sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya
radio, televisi, majalah, koran, dan buku. Penghasilan, sebenarnya tidak berpengaruh
langsung terhadap pengetahuan seseorang. Bila seseorang berpenghasilan cukup
besar, maka dia akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber
informasi.
Selain faktor-faktor diatas, yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut
penelitian yang dilakukan Oktarina (2008) adalah jenis kelamin. Seseorang yang
berjenis kelamin laki-laki umumnya mempunyai tingkat pengetahuan lebih tinggi
karena memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan sumber informasi
kesehatan dari manapun.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
disesuaikan dengan tingkat domain di atas (Notoatmodjo, 2007). Cara mengukur
tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan penilaian yaitu nilai 1
untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada tiap-tiap pertanyaan yang
diajukan (Nursalam, 2008).
Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu tingkat
pengetahuan baik apabila total skor 19–24, tingkat pengetahuan sedang apabila total
skor 14 – 18, dan tingkat pengetahuan pengetahuan rendah apabila total skor <14
(Arikunto, 2006).
B. Sikap
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan. Sedangkan menurut Hutagalung (2007), sikap adalah cara seseorang
mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain, melalui perilaku.
Sikap mengandung tiga komponen terkait yaitu : kognitif, afektif dan perilaku
terhadap suatu objek. Komponen kognitif berisikan informasi yang dimiliki seseorang
tentang suatu objek, berhubungan dengan beliefs, ide dan konsep terhadap suatu
objek. Komponen afektif menyangkut kehidupan emosional seseorang yang berisikan
perasaan-perasaan baik negatif maupun positif seseorang terhadap objeknya.
terhadap objeknya sebagai pengaruh dari komponen kognitif dan afektif (Hutagalung,
2007).
Menurut Sarwono (2007) sikap seseorang dapat berubah dengan adanya
tambahan informasi mengenai suatu objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan
dari kelompok sosialnya. Tingkatan sikap terdiri dari menerima (receiving),
merespon (responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab (responsible)
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Azwar (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah :
Pengalaman pribadi dengan kesan yang kuat dapat membentuk dan mempengaruhi
sikap seseorang. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, seseorang cenderung
memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap
penting. Media massa, menyampaikan informasi yang berisi sugesti dapat
mengarahkan opini yang kuat dalam menilai suatu hal sehingga terbukalah arahan
sikap tertentu. Lembaga pendidikan, sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh
dalam pembentukan sikap seseorang karena meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu.
Selain dari faktor-faktor diatas, yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap
menurut Walgito (2003) adalah faktor pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu, hal ini tejadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu
objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setuju, setuju,
tidak setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2007).
Penilaian sikap dapat dilakukan berdasarkan sistem skoring menurut
Arikunto (2006), yaitu sikap baik apabila total skor 61–80, sikap cukup baik apabila
total skor 45–60, dan sikap buruk apabila total skor <45.
C. Tindakan
Tindakan merupakan bagian dari perilaku yang dapat diamati secara langsung
disebut bentuk aktif perilaku. Secara teoritis, perilaku terbentuk dari stimulus yang
mempengaruhi pengetahuan, sikap serta tindakan. Namun demikian di dalam
kenyataan, stimulus yang diterima dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya
seseorang dapat langsung bertindak tanpa terlebih dahulu menyadari makna dari
stimulus yang diterimanya (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan mempunyai beberapa tingkatan
sebagai berikut: Persepsi (perception), merupakan kemampuan mengenal dan
Respon terpimpin (guided response) merupakan kemampuan dapat melakukan
sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh. Mekanisme
(mechanism) merupakan kemampuan yang dapat melakukan sesuatu secara benar dan
otomatis, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. Adopsi (adoption) adalah suatu
tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan tersebut sudah
dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
D. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau
tekanan diastolik ≥90 mmHg. Penderita hipertensi tidak hanya beresiko menderita
penyakit jantung dapat juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah (Price, 2006).
Hipertensi sering digolongkan sebagai penyakit ringan, sedang, atau berat,
berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-104
mmHg, hipertensi sedang tekanandiastole-nya 105-114 mmHg, sedangkan hipertensi
berat tekanandiastole-nya >115 mmHg (Tambayong, 2000).
2. Klasifikasi
The Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure,yaitu suatu badan peneliti USA
yang lebih dikenal dengan sebutan JNC VII, menentukan klasifikasi tekanan darah
Tabel I. Penggolongan hipertensi menurut JNC VII
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Normal Tinggi 130 - 139 85–89
Hipertensi (+)
Tingkat 1 (ringan) 140 - 159 90–99
Tingkat 2 (sedang) 160 - 179 100–109
Tingkat 3 (berat) ≥ 180 ≥ 110
(Price, S.A., dan Lorraine M. Wilson, 2006).
3. Patofisiologi
Menurut Price (2006) menyatakan bahwa peningkatan tekanan darah sistemik
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga
beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertofi ventrikel untuk
meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi, kemampuan ventrikel untuk
mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui
dan terjadi dilatasi dan gagal jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin
parahnya arterosklerosis koroner. Bila proses arterosklerosis berlanjut, ketersediaan
oksigen miokardium akan berkurang. Peningkatan kebutuhan oksigen pada
miokardium terjadi akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung
sehingga akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar
separuh kematian akibat hipertensi disebabkan oleh infark miokardium atau gagal
jantung.
4. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi
jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 90%
penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu penelitian dan
pengobatan lebih banyak ditujukan untuk penderita hipertensi essensial. Hipertensi
sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain
kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar
adrenal atau pemakaian obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid, simpatomimetik
amin (efedrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), siklosporin, dan eritropoetin
(Susalit, Kapojos dan Lubis, 2001).
5. Faktor resiko
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul karena interaksi berbagai faktor
resiko. Resiko relatif hipertensi tergantung jumlah dan tingkat keparahan dari faktor
resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan seperti stress, obesitas, nutrisi serta
gaya hidup. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan seperti
genetik, usia, jenis kelamin dan etnis (Basha, 2008).
6. Bahaya Hipertensi
Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian.
Dalam jangka panjang, jika hipertensi tidak dikendalikan akan berdampak pada
timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, pendarahan pembuluh darah di otak, dan
kelumpuhan. Komplikasi penyakit yang timbul menyertai hipertensi adalah stroke,
7. Pencegahan
Untuk melakukan pencegahan hipertensi hampir sama seperti pencegahan
dalam berbagai penyakit secara umum, yaitu dengan melaksanakan pola makan dan
pola hidup sehat. Inti dari pola makan sehat adalah makan makanan yang mengandung
kalori serta kebutuhan nutrisi sesuai dengan keperluan kita. Pola hidup sehat dapat
dilakukan dengan mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman
beralkohol dan pola makan yang berlebihan. Untuk itu dianjurkan berolah raga secara
teratur, berhenti merokok, menjalankan terapi antistres, mengubah pola makan dan diet
(Susilo dan Wulandari, 2010).
8. Penanganan
Penanganan hipertensi dapat dilakukan melalui perbaikan pola hidup sehat
serta menggunakan obat-obatan. Perbaikan pola hidup sangat diperlukan oleh para
penderita prehipertensi dan hipertensi. Penggunaan obat anti-hipertensi diperlukan
terutama pada penderita hipertensi tahap 1 dan 2. Penderita prehipertensi belum
memerlukan obat anti-hipertensi, kecuali ada penyakit lain yang dideritanya seperti
gagal ginjal atau diabetes (Cahyono, 2008).
Pola hidup yang sehat wajib diikuti oleh penderita hipertensi. Dengan
melaksanakan pola hidup yang sehat dapat menurunkan tekanan darah, mencegah
atau menunda terjadinya hipertensi, meningkatkan efektivitas obat anti-hipertensi,
Untuk penanganan hipertensi Rekomendasi WHO menganjurkan lima jenis
obat dengan daya hipotensif dan efektivitas kurang lebih sama, yaitu diuretika
tiazida,beta-blockers, antagonis-Ca, ACE-inhibitorsdanATII-reseptorblockers. Efek
melindungi dari semua obat ini terletak pada daya kerja penurunan tekanan darah dan
tidak pada sifat-sifat lain dari obat-obat tersebut. Maka pilihan (jenis) obat terutama
tergantung dari penyakit-penyakit tambahan yang sering menyertai hipertensi (Tjay,
2007).
E. Keterangan Empiris
Hasil penelitian akan menunjukkan tingkat pengetahuan dengan kategori
tinggi, sikap dan tindakan dengan kategori baik pada masyarakat di Kecamatan
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional (non eksperimental)
dengan pendekatan rancangan secara deskriptif. Penelitian observasional merupakan
penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian
(Notoadmojo, 2010). Racangan penelitian bersifat survei deskriptif bertujuan untuk
melihat gambaran karakteristik demografi, tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap penyakit hipertensi serta tindakan yang dilakukan oleh masyarakat di
Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Data yang didapat berupa data
kuantitatif yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel utama
a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan,
umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status pernikahan, dan tempat tinggal
dari masing-masing responden.
b. Variabel tergantung (dependent) dalam penelitian ini adalah tingkat
2. Varibel Pengacau
a. Variabel pengacau terkendali adalah informasi yang diterima responden dari
instansi pendidikan baik formal maupun informal.
b. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah informasi yang
diterima responden dari media massa.
C. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan pemahaman responden mengenai penyakit
hipertensi dan diukur berdasarkan skor jawaban responden pada kuisioner bagian
pengetahuan. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 24 pernyataan dengan skor
maksimal 24 dan skor minimal 0. Pengetahuan responden dikatakan tinggi apabila
skor yang didapat adalah 19-24. Pengetahuan responden dikatakan sedang apabila
skor yang didapat adalah 14-18. Pengetahuan responden dikatakan rendah jika skor
yang didapat kurang dari 14.
2. Sikap
Sikap diukur berdasarkan skor jawaban responden pada kuisioner bagian
sikap. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 20 pernyataan dengan skor
maksimal 80 dan skor minimal 20. Sikap responden dikatakan baik apabila skor yang
yang didapat terdapat pada rentang 45-60. Sikap responden dikatakan buruk apabila
skor yang didapat kurang dari 45.
3. Tindakan
Tindakan merupakan suatu bentuk tindakan nyata yang dilakukan responden
terkait penyakit hipertensi. Tindakan diidentifikasi berdasarkan jawaban yang
diberikan oleh responden pada tiap pernyataan. Jumlah pernyataan pada bagian ini
sebanyak 10 pernyataan.
4. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal secara kronis (dalam waktu yang lama), yaitu tekanan
darah≥140 mmHg/90 mmHg.
5. Masyarakat usia dewasa
Masyarakat usia dewasa adalah seseorang yang mempunyai usia minimal 20
tahun yang tinggal di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY dan
memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) Kecamatan Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, DIY.
6. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan adalah tingkat sekolah terakhir yang diikuti oleh
responden yang dinyatakan lulus SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
7. Informasi mengenai penyakit hipertensi
Informasi mengenai penyakit hipertensi adalah informasi yang didapatkan
8. Asal informasi mengenai penyakit hipertensi
Asal informasi mengenai penyakit hipertensi adalah sumber informasi yang
digunakan responden untuk mendapatkan mengenai penyakit hipertensi, misalnya
surat kabar, majalah, televisi, radio, dan internet.
9. Status pekerjaan
Status bekerja apabila responden mendapatkan upah atas pekerjaannya. Status
tidak bekerja apabila responden tidak mendapatkan upah.
D. Subjek Penelitian dan Sampling
1. Subjek penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua masyarakat usia
dewasa (20 tahun) di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY dengan
jumlah 35.543 orang (Monografi Kecamatan Gondokusuman, 2011). Sampel
penelitian ini adalah sebagian masyarakat usia dewasa yang masuk kriteria inklusi di
Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY. Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan teknik purposive
sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling karena
subyek dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi
sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subyek
penelitian. Penelitian dengan teknik purposive sampling didasarkan pada suatu
sebelumnya (Heru, 2009). Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Masyarakat usia dewasa yang tinggal dan menetap di Kecamatan Gondokusuman,
Kota Yogyakarta, DIY.
b. Bisa membaca dan menulis.
c. Bukan tenaga kesehatan.
d. Bersedia menjadi responden.
Sedangkan kriteria eksklusi yang ditetapkan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Tidak bersedia menjadi responden.
b. Responden yang tidak lengkap mengisi kuisioner.
c. Responden yang tidak mengisi kuisioner sendiri.
2. Sampling
Perhitungan banyaknya sampel minimal (populasi >10.000) pada penelitian
ini menggunakan rumus sampling menurut Notoatmodjo (cit., Nawawi, 2007) yaitu
sebagai berikut:
= ( ) × ( − )
( − 1)
Keterangan:
d = derajat ketepatan yang diinginkan
z = standar deviasi normal
q = 1,0-p
Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapatkan minimal sampel
kecamatan 95,7839 dilakukan pembulatan menjadi 96 responden. Perhitungan sampel
minimal di tiap kelurahan dengan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut
:
Kotabaru = 96 = 8
Baciro = x 96 = 30
Terban = 96 = 19
Klitren = 96 = 20
Berdasarkan perhitungan proporsi, jumlah responden minimal untuk
Kelurahan Baciro sebanyak 30 responden, Kelurahan Demangan sebanyak 19
responden, Kelurahan Klitren sebanyak 20 responden, Kelurahan Kotabaru sebanyak
8 responden dan Kelurahan Terban sebanyak 19 responden.
Jumlah kuisioner yang disebar pada penelitian ini berjumlah 134 dan
kuisioner yang kembali sebanyak 114, namun yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi hanya 104 kuisioner, sehingga yang digunakan dalam penelitian ini adalah
104 kuisioner
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
yang terdiri dari lima bagian, yaitu:
1. Bagian pertama memuat tentang surat pernyataan kesediaan responden mengisi
kuisioner. Pada bagian ini terdapat kolom nama dan tempat untuk tanda tangan
responden yang berarti responden bersedia ikut serta dalam penelitian ini.
2. Bagian kedua kuisioner memuat tentang data karakteristik demografi responden
dengan skala tingkat pengenalan responden mengenai penyakit hipertensi yang
terdiri dari 12 pertanyaan dalam bentuk closed form item. Pertanyaan bagian
status pernikahan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, riwayat penyakit,
informasi mengenai penyakit hipertensi dan asal informasi tersebut.
3. Bagian ketiga kuisioner mengukur pengetahuan responden terkait penyakit
hipertensi dengan pilihan bentuk dichotomous choice. Responden diminta untuk
memilih salah satu dari dua alternatif pilihan jawaban yaitu “ya” apabila setuju
dan “tidak” apabila tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada bagian
pengetahuan ini, diukur pemahaman responden tentang pengertian sebanyak enam
pernyataan, etiologi tiga pernyataan, faktor resiko tujuh pernyataan, patofisiologi
tiga pernyataan, upaya pencegahan sebanyak dua pernyataan dan upaya
penanganan tiga pernyataan. Jumlah pernyataan pada bagian ketiga kuisioner
adalah 24 pernyataan.
4. Bagian keempat kuisioner mengukur sikap responden terkait penyakit hipertensi
dengan menggunakan empat skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam bagian ini, diukur sikap
responden terkait edukasi sebanyak tujuh pernyataan, diet sebanyak lima
pernyataan, exercise sebanyak tiga pernyataan dan farmakologi sebanyak lima
pernyataan. Jumlah pernyataan bagian keempat kuisioner adalah 20 pernyataan.
5. Bagian kelima kuisioner mengidentifikasi tindakan nyata yang dilakukan
responden dalam pemeliharaan kesehatan terkait penyakit hipertensi. Pada bagian
ini terdapat sepuluh pernyataan yang bersifat pernyataan tertutup dengan empat
alternatif jawaban (multiple choice). Responden diminta untuk memilih salah satu
mencakup pernyataan terkait pemeriksaan, pencegahan, pengobatan, dan
penanganan sakit dalam hal ini hipertensi.
F. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan lokasi
Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Gondokusuman karena letaknya di
dekat pusat kota sehingga dengan mobilitas yang tinggi mempengaruhi pola hidup
masyarakat menjadi tidak sehat yang dapat mengakibatkan tumbuhnya penyakit
hipertensi meningkat. Pengambilan data dilakukan di semua kelurahan Kecamatan
Gondokusuman yaitu Kelurahan Baciro, Demangan, Klitren, Kotabaru, dan Terban.
2. Pengurusan ijin penelitian
Pengurusan ijin penelitian dimulai dengan memasukkan permohonan ijin dan
proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Perijinan dilanjutkan ke
pemerintah Kecamatan Gondokusuman, selajutnya ke lima kelurahan yaitu Kelurahan
Baciro, Demangan, Klitren, Kotabaru, dan Terban. Perijinan terakhir adalah pada
RT/RW tempat akan diambil data penelitian dengan meminta ijin pada Ketua RT/RW
setempat serta menanyakan jadwal pertemuan masyarakat yang segera berlangsung
untuk efisiensi waktu, tenaga, dan biaya.
3. Pembuatan instrumen penelitian
a. Penyusunan kuisioner. Pernyataan disusun dan dikelompokkan
sikap, dan tindakan. Selain itu mengenai skala pengenalan responden terkait penyakit
hipertensi dan surat penyataan kesediaan responden.
Pengetahuan responden terhadap penyakit hipertensi menggunakan 24 item
pernyataan dengan alternatif jawaban “ya” atau “tidak” untuk tiap pernyataan. Skor
dalam setiap item pernyataan diberi skor 0 untuk jawaban salah atau tidak diisi, dan
skor 1 untuk jawaban yang benar.
Sikap responden terhadap penyakit hipertensi menggunakan 20 item
pernyataan dengan alternatif jawaban yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”
atau “sangat tidak setuju” untuk tiap pernyataan.
Tindakan responden terhadap penyakit hipertensi menggunakan 10 item
pernyataan yang bersifat pernyataan tertutup dengan alternatif jawaban multiple
choice supaya responden dapat menjawab secara objektif sesuai dengan kenyataan
yang ada. Pada bagian ini jawaban responden dianalisis bagi jawaban yang paling
banyak dipilih oleh responden.
Dalam pembuatan kuisioner ini, peneliti banyak bertanya kepada orang yang
menguasai tata cara pembuatan kuisioner penelitian. Jenis pernyataan pada kuisioner
bagian pengetahuan dan sikap terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable.
Tabel II. Jenis pernyataanfavourabledanunfavourablepada variabel
mengetahui kelayakan item-item pernyataan dalam suatu daftar pernyataan dalam
mendefinisikan pengetahuan, sikap dan tindakan.
Uji validitas kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
validitas konstruk berdasarkan analisis rasional yaitu dengan menggunakan perndapat
dari ahli (professional judgement). Uji validitas tidak melibatkan perhitungan
statistik, melainkan hanya analisis rasional oleh 2 dokter yang memahami penyakit
hipertensi. Salah satu dokter memberikan saran perbaikan bahasa yang digunakan
dalam kuisioner. Dokter yang lain memberikan saran perbaikan pada kuisoner bagian
pengetahuan yaitu dengan menghapus tiga pernyataan dan menyempurnakan dua
pernyataan.
Bersamaan dengan uji validitas juga dilakukan uji pemahaman bahasa kepada
20 masyarakat usia dewasa diluar responden. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk
mengetahui bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dipahami atau tidak oleh
c. Uji reliabilitas. Koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah koefisien Alpha Cronbach pada tingkat kepercayaan 95%. Oleh karena uji
validitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan professional judgement maka
kuisioner tersebut dikatakan reliabel jika nila α > 0,75 (Mustafa, 2009). Uji
reliabilitas kuisioner dilakukan pada 40 responden yang tidak termasuk sampel,
didapatkan hasil α = 0,751 untuk kuisioner bagian pengetahuan dan α = 0,784 untuk
kuisioner bagian sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang
dibuat telah reliabel.
4. Sampling
Jumlah sampel minimal untuk Kelurahan Baciro adalah 30 orang, Kelurahan
Demangan adalah 19 orang, Kelurahan Klitren adalah 20 orang, Kelurahan Kotabaru
adalah 8 orang, dan Kelurahan Terban adalah 19 orang.
Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi. Sehingga dipilih masyarakat
dengan usia minimal 20 tahun, bisa membaca dan menulis, bukan tenaga kesehatan,
tidak memiliki latar belakang pendidikan formal maupun informal mengenai penyakit
hipertensi dalam 2 tahun terakhir, dan bersedia menjadi responden.
5. Penyebaran kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan pada pertemuan ibu-ibu dan warga yang
mempunyai jadwal pertemuan akan segera berlangsung untuk efisiensi waktu, biaya,
serta tenaga. Namun karena jadwal pertemuan ada yang masih berlangsung lama,
door to door dilakukan dengan cara mendatangi tiap rumah, apabila dalam suatu
rumah tidak terdapat masyarakat usia dewasa maka tidak dilakukan pengambilan data
di rumah tersebut.
Pengisian kuisioner dilakukan sendiri oleh responden. Tiap responden
diberikan satu kuisioner dan diberikan kesempatan untuk mengerjakan kuesioner
pada saat itu juga di tempat penelitian. Sebelum responden mengisi kuisioner, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuisioner dan
apabila para responden menyetujui untuk diikutsertakan dalam penelitian maka
responden yang sesuai dengan kriteria inklusi diberikan kuisioner. Selama pengisian
kuisioner, responden akan didampingi oleh peneliti dengan tujuan supaya apabila
responden mengalami kesulitan maka pertanyaan dapat ditanyakan langsung kepada
peneliti. Pertanyaan yang dapat diajukan responden hanya terbatas pada tata cara
pengisian kuisioner, dan responden tidak boleh bertanya mengenai jawaban kuisioner.
Penyebaran kuisioner di Kelurahan Baciro dan Kelurahan Demangan
dilakukan di pertemuan warga dan secara door to door. Pada saat pertemuan
kuisioner yang dibagikan di Kelurahan Baciro yaitu sebanyak 35 kuisioner dan
kembali 25 kuisioner, sedangkan di Kelurahan Demangan dibagikan 15 kuisioner dan
kembali 12 kuisioner. Pada saat door to doorkuisioner yang dibagikan di Kelurahan
Baciro yaitu sebanyak 12 kuisioner dan kembali 11 kuisioner dengan 2 kuisioner
yang di-drop out, sedangkan di Kelurahan Demangan dibagikan 10 kuisioner dan
kembali 10 kuisioner dengan 2 kuisioner yang di-drop out. Penyebaran kuisioner di
yang dibagikan di Kelurahan Klitren yaitu sebanyak 25 kuisioner dan kembali 25
kuisioner dengan 1 kuisioner yang di-drop out, sedangan di Kelurahan Kotabaru
dibagikan 12 kuisioner dan kembali 10 kuisioner dengan 1 kuisioner yang di-drop
out. Penyebaran kuisioner di Kelurahan Terban dilakukan di pertemuan ibu-ibu.
Kuisioner yang dibagikan yaitu sebanyak 25 kuisioner dan kembali 21 kuisioner
dengan 2 kuisioner yang di-drop out.
6. Pengolahan data
a. Manajemen data
1) Editing dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban dari kuesioner.
Juga dilakukan pemilihan kuesioner yang respondennya memenuhi kriteria
inklusi untuk digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Apabila tidak
memenuhi kriteria inklusi sampel maka kuisioner tersebut dikeluarkan (drop
out).
2) Processing dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap item
pertanyaan yang telah dijawab oleh responden. Pengelompokkan item
pernyataan dalam kuisioner didasarkan pengetahuan, sika dan tindakan.
Selanjutnya melakukan pemindahan isi data dari kuisioner ke program
komputer.
3) Cleaning dilakukan dengan mengecek data yang ada di program komputer
responden. Apabila terdapat data yang tidak sesuai dengan data dari
responden, maka data dihilangkan.
G. Analisis Hasil Penelitian
Analisis hasil pada bagian karakteristik demografi responden yang meliputi
usia, kelurahan, jenis kelamin, status pernikahan, status pekerjaan, tingkat pendidikan
dan latar belakang informasi mengenai penyakit hipertensi dilakukan dengan cara
mengelompokkan jawaban yang sama pada masing-masing pernyataan dan kemudian
dipersentasekan dengan total 100%.
Analisis pengetahuan dilakukan dengan cara skoring, yaitu apabila jawaban
responden benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Selanjutnya
menjumlahkan skor dari tiap responden dan mengkategorikan pengetahuan
responden. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 24 pernyataan dengan skor
maksimal 24 dan skor minimal 0. Apabila jumlah skor responden 19-24 dikategorikan
mempunyai pengetahuan tinggi, skor 14-18 dikategorikan sedang, dan bila skor <13
dikategorikan rendah, kemudian menghitung jumlah responden dengan tingkat
pengetahuan yang sama.
Analisis informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan cara menjumlahkan
jawaban pada tiap kategori pernyataan bagian pengetahuan, membagi dengan total
responden (104) dan membuat persentase. Selanjutnya mengurutkan informasi dari
rendah dapat diartikan bahwa informasi mengenai kategori pernyataan tersebut paling
banyak belum diketahui oleh responden, sedangkan pernyataan dengan persentase
tertinggi dapat diartikan bahwa informasi mengenai kategori pernyataan tersebut
paling banyak diketahui oleh responden.
Analisis sikap dilakukan dengan cara skoring. Pada pernyataan positif
(favorable), jika responden menjawab sangat setuju siberi skor 4, setuju diberi skor 3,
tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Pada pernyataan
negative (unfavorable), jika responden menjawab sangat tidak setuju diberi skor 4,
tidak setuju diberi skor 3, setuju diberi skor 2, dan sangat setuju diberi skor 1.
Selanjutnya menjumlahkan skor dari tiap responden dan mengkategorikan sikap
responden. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 20 pernyataan dengan skor
maksimal 80 dan skor minimal 20. Apabila jumlah skor responden 61-80
dikategorikan mempunyai sikap baik, skor 45-60 dikategorikan cukup, dan skor <45
dikategorikan buruk, kemudian menghitung jumlah responden dengan kategori sikap
yang sama dan membuat persentase.
Analisis tindakan dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban yang
sama dari responden pada tiap pernyataan yang diberikan. Kemudian dipersentasekan
dengan total 100%.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dilakukan
dengan cara menggunakan analisis uji statistik secara statistik. Dalam menilai
distribusi data secara analitis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk sampel
menggunakan uji parametrik sedangkan apabila distribusi data tidak normal (p <
0,05) menggunakan uji nonparametrik.
H. Kelemahan Penelitian
Kelemahan pada penelitian ini adalah pada teknik sampling yang digunakan
yaitu purposive sampling. Teknik sampling yang digunakan ini menyebabkan hasil
yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan terhadap total populasi sampling, yaitu
populasi Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dianjurkan
menggunakan teknik sampling acak, dimana setiap anggota populasi memiliki
peluang yang sama untuk menjadi sampel.
Selain itu, juga dilihat dari segi instrumen yang digunakan yaitu kuisioner.
Instrumen yang digunakan ini mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak lebih
mendalam pada tiap responden, dianjurkan juga disertai dengan wawancara pada
bagian tindakan supaya dapat menyempurnakan hasil penelitian yang didapat.
Kelemahan lainnya adalah peneliti melakukan pengambilan data secaradoor
to door yang memungkinkan responden memiliki kesempatan untuk bertanya kepada
peneliti karena pada saat pengambilan data responden didampingi oleh peneliti
sehingga hasil yang diperoleh dapat menimbulkan bias disebabkan seharusnya
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan pada bagian pengantar,
maka pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat bagian pokok, yaitu
mengenai pemaparan karakteristik demografi responden, pemaparan tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan responden di Kecamatan Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, DIY. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 104 responden
yang telah memenuhi kriteria inklusi.
A. Karakteristik Demografi Responden
1. Usia responden
Usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 20-73 tahun. Responden
dikelompokkan dalam enam kategori usia secara rasional dengan rentang 10 tahun.
Usia responden minimal yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 20 tahun
karena pada usia tersebut seseorang dapat dikatakan dewasa yang merupakan usia
awal pada rentang usia dewasa muda (King, 2007). Maksimal usia responden dalam
penelitian ini 75 tahun karena merupakan usia harapan hidup di DIY.
Dari 104 responden, jumlah responden terbanyak pada rentang usia 40-49
tahun (30,8%), rentang usia 30-39 tahun (24,0%), selanjutnya rentang usia 50-59
(6,7%). Sedangkan kelompok
Baciro yaitu sebesar 30,8%
Kelurahan Kotabaru sebesar
hampir sama yaitu 19,2%
Klitren, 18,3% untuk Kelur
sesuai dengan perhitungan
Rangkuman hasil penelitian
21,8% 6,7% 1,9%
pok terkecil berada pada rentang usia 70-79 tahun
an disajikan dalam gambar 1 sebagai berikut.
Distribusi jumlah responden berdasarkan usia
okasi penelitian
am penelitian ini mengambil dari lima kelur
n, Kota Yogyakarta yaitu kelurahan Baciro, De
rban. Responden yang paling banyak berasal dari Ke
8%, sedangkan responden yang paling sedikit ber
sar 8,7%. Jumlah responden di kelurahan lain perse
2% untuk Kelurahan Demangan, 23,1% untuk Ke
Kelurahan Terban. Jumlah responden dalam pene
an proporsi berdasarkan jumlah populasi tiap ke
an disajikan dalam gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2. Distribusi ju
3. Jenis kelamin responde
Menurut penelitian
tingkat pengetahuan dipenga
laki-laki umumnya mempun
memiliki akses yang lebih
Jenis kelamin pada peneliti
dan laki-laki. Dari 104 responde
65,4% sedangkan laki-laki 34,5%
23.1% 8.7%
18.3%
i jumlah responden kelurahan sebagai lokasi pen
onden
ian yang dilakukan oleh Oktarina (2008) menyataka
ngaruhi oleh jenis kelamin. Seseorang yang berjenis
punyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi
bih besar untuk mendapatkan sumber informasi ke
litian ini dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu pe
sponden, lebih banyak berjenis kelamin perempuan
Gambar 3. Distribu
4. Status pernikahan resp
Dalam penelitian
berdasarkan status pernikaha
responden yang sudah meni
menikah sebesar 10,6%. R
sebagai berikut.
65,4%
ibusi jumlah responden berdasarkan jenis kelam
esponden
an ini, responden dikelompokkan dalam dua
kahan yaitu, sudah menikah dan belum menikah.
enikah sebesar 89,4%, sedangkan responden yang
. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam g