• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2012 TERKAIT PENYAKIT HIPERTENSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2012 TERKAIT PENYAKIT HIPERTENSI"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA PADA

TAHUN 2012 TERKAIT PENYAKIT HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Gita Thessa Lonika Putri br. Gultom NIM : 088114133

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MASYARAKAT KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2012 TERKAIT

PENYAKIT HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Gita Thessa Lonika Putri br. Gultom NIM : 088114133

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

“Allah tidak hendak men menyucikan kalian dan me bersyukur”

(QS. Al Maidah: 6)

Karya sederhana ini, kupersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada

Allah SWT

dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada :

Papa Togu Gultom dan Mama Nina Kurnia tercinta,

Sebuah karya sederhana yang kususun dengan penuh kesabaran,

perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan hati ini,

kupersembahkan kepada Papa dan Mama yang telah

memberikan kasih sayang, merawat, dan mengajarkanku

kebaikan, serta membantuku meraih mimpi menuju kesuksesan

Adekku tersayang Yayan Christian Gultom,

Yang selalu mendukung, menyemangati, serta mendoakanku

setiap saat

Serta seluruh keluarga besar,

Yang selalu memberi doa terbaik untukku.

Dan ALMAMATERKU yang akan selalu kukenang dan kubanggakan

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

enjadikan kesulitan bagi kalian, akan tetapi Ia menyempurnakan nikmat-Nya kepada kalian agar

(QS. Al Maidah: 6)

Karya sederhana ini, kupersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada

Allah SWT

dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada :

Papa Togu Gultom dan Mama Nina Kurnia tercinta,

Sebuah karya sederhana yang kususun dengan penuh kesabaran,

perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan hati ini,

kupersembahkan kepada Papa dan Mama yang telah

memberikan kasih sayang, merawat, dan mengajarkanku

kebaikan, serta membantuku meraih mimpi menuju kesuksesan

Adekku tersayang Yayan Christian Gultom,

Yang selalu mendukung, menyemangati, serta mendoakanku

setiap saat

Serta seluruh keluarga besar,

Yang selalu memberi doa terbaik untukku.

Dan ALMAMATERKU yang akan selalu kukenang dan kubanggakan

iv

Ia hendak agar kalian

(QS. Al Maidah: 6)

Karya sederhana ini, kupersembahkan sebagai ungkapan syukur kepada

Allah SWT

dan sebagai wujud ungkapan terimakasihku kepada :

Papa Togu Gultom dan Mama Nina Kurnia tercinta,

Sebuah karya sederhana yang kususun dengan penuh kesabaran,

perjuangan, pengorbanan, dan kesungguhan hati ini,

kupersembahkan kepada Papa dan Mama yang telah

memberikan kasih sayang, merawat, dan mengajarkanku

kebaikan, serta membantuku meraih mimpi menuju kesuksesan

Adekku tersayang Yayan Christian Gultom,

Yang selalu mendukung, menyemangati, serta mendoakanku

setiap saat

Serta seluruh keluarga besar,

Yang selalu memberi doa terbaik untukku.

(6)
(7)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Gondokusuman,

Kota Yogyakarta pada Tahun 2012 Terkait Penyakit Hipertensi”. Skripsi ini disusun

untuk melengkapi persyaratan guna meraih gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu hal yang

mudah. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dosen pembimbing, Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Apt., Ph.D

yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan,

pengarahan, dukungan, kritik, dan saran selama proses penyusunan skripsi ini.

2. Seluruh responden penelitian atas bantuan dan partisipasi dalam pengisian

kuisioner.

3. Dosen penguji, Ibu Maria Wisnu Donowati, M. Si., Apt. dan Bapak Yosef

Wijoyo, M. Si., Apt. yang telah memberikan banyak masukan sehingga skripsi

ini menjadi lebih baik.

4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Bapak Ipang Djunarko,

S.Si., Msc., Apt yang telah memperlancar jalannya penelitian.

5. dr. FX. Purnama, Sp.PD dan dokter jaga poliklinik Universitas Sanata Dharma

(8)

vii

6. Walikota Yogyakarta c.q Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, Camat Kecamatan

Gondokusuman, Lurah Baciro, Demangan, Klitren, Kotabaru, dan Terban yang

telah memberikan ijin melakukan penelitian di Kota Yogyakarta.

7. Dinas Kesehatan Provinsi DIY yang telah memberikan ijin dan informasi tentang

penderita penyakit hipertensi di Provinsi DIY.

8. Christiani Oki Moron dan Johana Maria Phinansia Waso Rato, teman

seperjuangan dalam skripsi ini, terima kasih atas dukungan dan persahabatannya

sehingga dapat saling melengkapi dalam penulisan skripsi ini.

9. Aris Prana Setya terima kasih atas perhatian, kasih sayang, dukungan, semangat,

dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi dukungan yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis menghapakan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada masayarakat terutama mengenai

penyakit hipertensi.

Yogyakarta, Juni 2012

(9)
(10)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ...v

(11)

x

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...17

B. Variabel Penelitian ...17

5. Masyarakat usia dewasa ...19

6. Tingkat Pendidikan ...19

7. Informasi mengenai penyakit hipertensi ...19

8. Asal informasi mengenai penyakit hipertensi ...20

9. Status pekerjaan...20

D. Subyek Penelitian dan Sampling...20

1. Subyek Penelitian ...20

2. Sampling...21

E. Instrumen Penelitian...23

(12)

xi

1. Penentuan Lokasi ...25

2. Pengurusan Ijin Penelitian...25

3. Pembuatan Instrumen Penelitian ...25

a. Penyusunan Kuisioner...25

b. Uji Validitas dan Uji Pemahaman Bahasa ...27

c. Uji Reliabilitas...28

4. Sampling...28

5. Penyebaran Kuisioner ...28

6. Pengolahan Data...30

G. Analisis Hasil Penelitian ...31

H. Kelemahan Penelitian...33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...34

A. Karakteristik Demografi Responden ...34

1. Usia Responden...34

2. Kelurahan sebagai Lokasi Penelitian ...35

3. Jenis Kelamin Responden ...36

4. Status Pernikahan Responden ...37

5. Tingkat Pendidikan Responden...38

6. Status Pekerjaan Responden...39

7. Penderita Hipertensi dan Bukan Penderita Hipertensi ...40

8. Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...41

B. Pengetahuan Responden Terkait Penyakit Hipertensi...43

1. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia ...46

2. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Kelurahan...47

3. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...48

4. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...49

5. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...50

(13)

xii

7. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Penderita Hipertensi

dan Bukan Penderita Hipertensi ...52

8. Tingkat Pengetahuan Responden Berdasarkan Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...53

C. Sikap...54

1. Sikap Responden Berdasarkan Usia...56

2. Sikap Responden Berdasarkan Kelurahan ...57

3. Sikap Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...58

4. Sikap Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...58

5. Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...59

6. Sikap Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ...60

7. Sikap Responden Berdasarkan Penderita Hipertensi dan Bukan Penderita Hipertensi ...61

8. Sikap Responden Berdasarkan Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...62

D. Tindakan...63

1. Tempat Membeli Obat...63

2. Intensitas dalam Mengontrol Tekanan Darah...64

3. Cara Menjaga Kesehatan...65

4. Tindakan yang Dilakukan oleh Responden Apabila Lupa Meminum Obat...66

5. Kebiasaan Responden dalam Mengkonsumsi Makanan...66

6. Tindakan yang Dilakukan Responden pada Waktu Memeriksakan Diri ke Dokter...67

7. Tindakan yang Dilakukan Responden Ketika Merasakan Gejala Hipertensi...68

8. Konsumsi Makanan yang Harus Dihindari...69

(14)

xiii

10.Durasi Mengkonsumsi Obat Apabila Menderita Penyakit Hipertensi...71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...72

A. Kesimpulan...72

B. Saran...74

DAFTAR PUSTAKA ...75

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penggolongan Hipertensi Menurut JNC VII ...13

Tabel II. Jenis Pernyataan Favourable dan Unfavourable pada Variabel

Pengetahuan dan Sikap ...27

Tabel III. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Penyakit Hipertensi di

Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY Tahun 2012 ..44

Tabel IV. Distribusi Jumlah Responden yang Menjawab Benar dan Salah

pada Variabel Pengetahuan ...46

Tabel V. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Usia ...47

Tabel VI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Kelurahan... ...48

Tabel VII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Jenis Kelamin...49

Tabel VIII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Status Pernikahan...50

Tabel IX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Tingkat Pendidikan ...51

Tabel X. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Status Pekerjaan ...52

Tabel XI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

(16)

xv

Tabel XII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

dan Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...54

Tabel XIII. Distribusi Jawaban Sikap Responden tentang Penyakit Hipertensi

di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY Tahun

2012 ...55

Tabel XIV. Distribusi Jumlah Responden yang Mempunyai Sikap Positif dan

Negatif Berdasarkan Kategori dan Item Pernyataan Sikap ...55

Tabel XV. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Kategori Usia ...56

Tabel XVI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Kelurahan...57

Tabell XVII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Jenis Kelamin...58

Tabel XVIII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Status Pernikahan...59

Tabel XIX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Tingkat Pendidikan ...60

Tabel XX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Status Pekerjaan...61

Tabel XXI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

(17)

xvi

Tabel XXII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan

Latar Belakang Informasi tentang Penyakit Hipertensi...63

Tabel XXIII. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Tempat

Membeli Obat ...64

Tabel XXIV. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Intensitas

Pengontrolan Tekanan Darah ...65

Tabel XXV. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Cara

Menjaga Kesehatan...65

Tabel XXVI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan yang

Dilakukan Seseorang Apabila Lupa Meminum Obat ...66

Tabel XXVII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang

Masakan yang Lebih Sering Dimakan...67

Tabel XXVIII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan

yang Dilakukan Saat Memeriksakan Diri ke Dokter ...68

Tabel XXIX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan

yang Dilakukan Saat Merasakan Gejala Hipertensi ...69

Tabel XXX. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang

Konsumsi Makanan yang Dihindari ...69

Tabel XXXI. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang

Tindakan yang Dilakukan untuk Menjaga Tekanan Darah dalam

(18)

xvii

Tabel XXXII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Usia...35

Gambar 2. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kelurahan sebagai Lokasi Penelitian ...36

Gambar 3. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. ...37

Gambar 4. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 38

Gambar 5. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...39

Gambar 6. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Status Pekerjaan...40

Gambar 7. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Penderita Hipertensi dan Bukan Penderita Hipertensi ...41

Gambar 8. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan yang Sudah dan Belum Pernah Mendapatkan Informasi tentang Penyakit Hipertensi ...42

Gambar 9. Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Sumber Informasi ...43

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ...78

Lampiran 2. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Baciro...83

Lampiran 3. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Terban...86

Lampiran 4. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Kotabaru...89

Lampiran 5. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Klitren...92

Lampiran 6. Surat Ijin dari Dinas Perizinan dan Kelurahan Demangan...95

Lampiran 7. Surat ijin konsultasi kuisioner dari Fakultas Farmasi...98

Lampiran 8. Surat ijin konsultasi kuisioner dari Rumah Sakit Panti Rapih.. ...99

Lampiran 9. Data rawat inap pasien penyakit hipertensi tahun 2007 – 2010 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY...100

Lampiran 10. Data Monografi Kecamatan Gondokusuman Tahun 2011...101

Lampiran 11. Data Monografi Desa dan Kelurahan Terban Tahun 2011... ...103

Lampiran 12. Data Monografi Kelurahan Kotabaru Tahun 2011...106

Lampiran 13. Data Monografi Kelurahan Baciro Tahun 2011...109

Lampiran 14. Data Monografi Desa dan Kelurahan Demangan Tahun 2011. ...111

Lampiran 15. Data Monografi Kelurahan Klitren Tahun 2011 ...114

Lampiran 16. Uji Reliabilitas pada Variabel Pengetahuan ...115

Lampiran 17. Uji Reliabilitas pada Variabel Sikap ...116

Lampiran 18. Uji Normalitas Skor Pengetahuan ...117

(21)

xx

Lampiran 20. Uji Mann-Whitney Test Status Pernikahan Responden pada

Variabel Pengetahuan...119

Lampiran 21. Uji Mann-Whitney Test Status Pekerjaan Responden pada

Variabel Pengetahuan...120

Lampiran 22. Uji Mann-Whitney Test Penderita Hipertensi dan Bukan

Penderita Hipertensi pada Variabel Pengetahuan...121

Lampiran 23. Uji Mann-Whitney Test Latar Belakang Informasi Responden

pada Variabel Pengetahuan...122

Lampiran 24. Uji Kruskal-Wallis Test Sumber Informasi Responden pada

Variabel Pengetahuan...123

Lampiran 25. Uji Kruskal-Wallis Test Tingkat Pendidikan Responden pada

Variabel Pengetahuan...124

Lampiran 26. Uji Kruskal-Wallis Test Kelurahan Asal Responden pada

Variabel Pengetahuan...125

Lampiran 27. UjiKruskal-Wallis TestKategori Usia Responden pada Variabel

Pengetahuan ...126

Lampiran 28. Uji Normalitas Skor Sikap...127

Lampiran 29. UjiMann-Whitney Test Jenis Kelamin Responden pada Variabel

Sikap ...128

Lampiran 30. Uji Mann-Whitney Test Status Pernikahan Responden pada

(22)

xxi

Lampiran 31. Uji Mann-Whitney Test Status Pekerjaan Responden pada

Variabel Sikap...130

Lampiran 32. Uji Mann-Whitney Test Penderita Hipertensi dan Bukan

Penderita Hipertensi pada Variabel Sikap ...131

Lampiran 33. Uji Mann-Whitney Test Latar Belakang Informasi Responden

pada Variabel Sikap ...132

Lampiran 34. Uji Kruskal-Wallis Test Sumber Informasi Responden pada

Variabel Sikap...133

Lampiran 35. Uji Kruskal-Wallis Test Tingkat Pendidikan Responden pada

Variabel Sikap...134

Lampiran 36. Uji Kruskal-Wallis Test Kelurahan Asal Responden pada

Variabel Sikap...135

Lampiran 37. UjiKruskal-Wallis Test Kategori Usia Responden pada Variabel

Sikap... ...136

Lampiran 38. Data Pengetahuan Responden...137

(23)

xxii

INTISARI

Hipertensi merupakan keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg) secara kronis. Dampak dari penyakit hipertensi sangat berbahaya karena dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal dan penyakit lainnya. Prevalensi hipertensi terus meningkat yang kemungkinan disebabkan oleh kesadaran masyarakat dalam menyikapi penyakit ini masih rendah sehingga diperlukan pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi.

Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta terkait penyakit hipertensi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Data yang diambil berupa data demografi, pengetahuan, sikap dan tindakan terkait penyakit hipertensi.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan responden terkait penyakit hipertensi sebesar 26% dikategorikan tinggi, 51,9% dikategorikan sedang, dan 22,1% dikategorikan rendah. Sikap responden terkait penyakit hipertensi sebesar 82,7% dikategorikan baik dan 17,3% dikategorikan sedang. Jenis informasi yang belum diketahui oleh responden adalah dalam hal pencegahan penyakit hipertensi sehingga perlu dilakukan pemberian informasi mengenai hal tersebut. Tindakan sebagian besar responden terkait hipertensi sebagian besar dikategorikan baik.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman terkait penyakit hipertensi.

(24)

xxiii

ABSTRACT

Hypertension is a condition where a person has chronically elevated blood pressure is blood pressure above 140 mmHg/90 mmHg. The impact of hypertension is very dangerous and harmful because it can lead to stroke, heart failure, kidney damage and other illnesses. The prevalence of hypertension continues to increase due to the possibility of public awareness in dealing with this disease is still low so it requires the measurement of knowledge, attitude and action related to the hypertension disease.

The aim of this study are to know level of knowledge, attitude and action of society in the Gondokusuman sub-dictrict, Yogyakarta related to hypertension. This study is a type of observational study using questionnaires as research instruments. A purposive sampling technique was used to collect the sample of study. The result are analize using statistic descriptive method.

The result research showed that subjects’ level of knowledge related hypertension was categorized high, moderate, lower to the extent of 26%, 51,9%, and 22,1%. The attitude of the respondents related hypertension of 82,7% was categorized good and 17,3% middle. The type of information is not known by the respondents in terms of prevention of hypertension that is necessary to the provision of information about it. Act of the majority of respondents related to hypertension largely categorized properly.

The conclusion of this study is the need for increased knowledge, attitude, and action society in the Gondokusuman sub-dictrict related to hypertension.

(25)

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus

meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,

inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

menduduki peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai (Majalah

Farmacia, 2007).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik seseorang lebih dari 120 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Sebagian besar penderita hipertensi, tidak

menimbulkan gejala khusus. Karena itu hipertensi juga disebut the silent killer

(Susilo dan Wulandari, 2011). Penyakit ini biasanya baru diketahui apabila seseorang

melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah ke dokter atau tempat pelayanan

kesehatan.

Dampak dari penyakit hipertensi sangat berbahaya dan merugikan karena

dapat menyebabkan stroke, gagal jantung, serangan jantung, kerusakan ginjal dan

penyakit lainnya. Bahaya dari hipertensi ini jika tidak ditangani dengan baik dapat

menyebabkan terjadinya penurunan usia harapan hidup. Di seluruh dunia hipertensi

merupakan masalah yang besar dan serius disamping karena prevalensinya yang

(26)

keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak.

(Lany, 2007).

Hasil survei kesehatan daerah tahun 2007 menunjukkan bahwa propinsi DIY

termasuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2008, hipertensi

menempati urutan tertinggi penyebab kematian di DIY. Jumlah kematian akibat

hipertensi dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah

penderita penyakit hipertensi dari laporan rumah sakit di DIY.

Angka kejadian yang masih tinggi mungkin disebabkan kurangnya informasi

mengenai penyakit hipertensi sehingga banyak masyarakat kurang tanggap bahaya

hipertensi. Oleh karena itu diperlukan pengukuran terhadap tingkat pengetahuan,

sikap serta tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi, sehingga diharapkan

dapat menjadi acuan dalam pemilihan metode untuk keefektifan dalam melakukan

edukasi serta akhirnya dapat menurunkan resiko penyakit hipertensi.

Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta, DIY karena menurut data dari

Dinas Kesehatan Yogyakarta tahun 2007-2010 bagian rawat inap, dari total 10.538

kasus penyakit hipertensi, sebanyak 4.262 kasus terjadi di Kota Yogyakarta dengan

angka kematian 279 jiwa. Penyakit hipertensi ini banyak ditemukan pada masyarakat

perkotaan yang banyak mengakses gaya hidup modern yang tidak sehat, karena

banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, alkohol, dan merokok (Dalimartha,

2008). Dipilihnya Kecamatan Gondokusuman karena merupakan wilayah dekat

(27)

1. Permasalahan

Dari uraian latar belakang tersebut timbul permasalahan sebagai berikut :

a. Seperti apa karakteristik demografi masyarakat Kecamatan Gondokusuman?

b. Seberapa tinggi tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi

di Kecamatan Gondokusuman?

c. Seperti apakah sikap masyarakat terhadap penyakit hipertensi di Kecamatan

Gondokusuman?

d. Seperti apakah tindakan masyarakat terhadap penyakit hipertensi di

Kecamatan Gondokusuman?

e. Informasi terkait penyakit hipertensi apa saja yang belum dipahami oleh

masyarakat Kecamatan Gondokusuman?

f. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap masyarakat

Kecamatan Gondokusuman terkait penyakit hipertensi?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, penelitian ini belum pernah

dilakukan. Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan adalah:

1. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap kepala keluarga dalam upaya

mengontrol hipertensi pada lansia di desa Ngembat Padas kecamatan

Gemolong Sragen. Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto (2008) bertujuan

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

(28)

Ngembat Padas Kecamatan Gemolong Sragen. Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan antara

penelitian yang dilakukan Haryanto (2008) dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terletak pada populasi penelitian. Populasi penelitian yang

dilakukan oleh Haryanto (2008) dengan menggunakan kepala keluarga yang

memiliki anggota lansia yang menderita hipertensi. Sedangkan populasi dari

penelitian yang akan dilakukan masyarakat usia dewasa di Kecamatan

Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.

2. Perbedaan edukasi secara CBIA dan ceramah mengenai kanker serviks dan

papsmear terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu-ibu di

kecamatan Mlati dan Gamping ditinjau dari faktor ekonomi oleh Anggayasta

(2010). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental semu

dengan rancangan penelitian pre-post intervention with control grup.

Perbedaan penelitian yang dilakukan olah Anggayasta (2010) dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada tujuan penelitian. Tujuan

dalam penelitian Anggayasta (2010) adalah mengetahui perbedaan pengaruh

edukasi secara CBIA dan ceramah sedangkan tujuan pada penelitian yang

akan dilakukan adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan

(29)

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan ilmu

pengetahuan sebagai acuan metode untuk pengukuran pengetahuan, sikap serta

tindakan masyarakat terkait penyakit hipertensi.

b. Manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan apabila

akan melakukan edukasi mengenai penyakit hipertensi sehingga edukasi akan

berjalan lebih efektif.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap

dan tindakan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta tahun 2012

terkait penyakit hipertensi.

2. Tujuan Khusus

Untuk mencapai tujuan umum maka penelitian ini secara khusus ditujukan

untuk :

a) Mengidentifikasi karakteristik demografi dari masyarakat di Kecamatan

(30)

b) Mengukur tingkat pengetahuan masyarakat di Kecamatan Gondokusuman

tentang penyakit hipertensi.

c) Mengukur sikap masyarakat Kecamatan Gondokusuman terhadap penyakit

hipertensi.

d) Mengidentifikasi tindakan dari masyarakat di Kecamatan Gondokusuman

terkait penyakit hipertensi.

e) Identifikasi informasi terkait penyakit hipertensi yang masih perlu ditingkatkan

pemahamannya.

f) Menguji secara statistik faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

(31)

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek tertentu melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya) (Notoatmodjo, 2007). Sumber pengetahuan berasal dari tradisi, autoritas,

pengalaman seseorang,trial and error, alasan yang logis, maupun pendekatan ilmiah

(Nursalam, 2003).

Notoatmodjo (2003) membagi tingkat pengetahuan yang tercakup dalam

dominan kognitif menjadi 6 (enam) tingkatan, yaitu : Tahu (know) merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Memahami

(comprehension) merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar suatu objek

yang dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Aplikasi (aplication) merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan atau

mengaplikasikan materi yang diketahui pada situasi sebenarnya. Analisis (analysis)

merupakan kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan hubungan

antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui. Sintesis (synthesis) merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi (evaluation) merupakan

(32)

Menurut Notoadmodjo (2005), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu, usia, bertambahnya usia seseorang maka tingkat

pengetahuannya akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang tepat.

Pengalaman, dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Dari

pengalaman tersebut dapat memperluas pengetahuan seseorang. Tingkat pendidikan,

pendidikan dapat menambah wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum,

seseorang yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang lebih luas

dibandingkan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Media massa,

adalah sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya

radio, televisi, majalah, koran, dan buku. Penghasilan, sebenarnya tidak berpengaruh

langsung terhadap pengetahuan seseorang. Bila seseorang berpenghasilan cukup

besar, maka dia akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber

informasi.

Selain faktor-faktor diatas, yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut

penelitian yang dilakukan Oktarina (2008) adalah jenis kelamin. Seseorang yang

berjenis kelamin laki-laki umumnya mempunyai tingkat pengetahuan lebih tinggi

karena memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan sumber informasi

kesehatan dari manapun.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

(33)

disesuaikan dengan tingkat domain di atas (Notoatmodjo, 2007). Cara mengukur

tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan penilaian yaitu nilai 1

untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah pada tiap-tiap pertanyaan yang

diajukan (Nursalam, 2008).

Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu tingkat

pengetahuan baik apabila total skor 19–24, tingkat pengetahuan sedang apabila total

skor 14 – 18, dan tingkat pengetahuan pengetahuan rendah apabila total skor <14

(Arikunto, 2006).

B. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003) sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap

stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan. Sedangkan menurut Hutagalung (2007), sikap adalah cara seseorang

mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain, melalui perilaku.

Sikap mengandung tiga komponen terkait yaitu : kognitif, afektif dan perilaku

terhadap suatu objek. Komponen kognitif berisikan informasi yang dimiliki seseorang

tentang suatu objek, berhubungan dengan beliefs, ide dan konsep terhadap suatu

objek. Komponen afektif menyangkut kehidupan emosional seseorang yang berisikan

perasaan-perasaan baik negatif maupun positif seseorang terhadap objeknya.

(34)

terhadap objeknya sebagai pengaruh dari komponen kognitif dan afektif (Hutagalung,

2007).

Menurut Sarwono (2007) sikap seseorang dapat berubah dengan adanya

tambahan informasi mengenai suatu objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan

dari kelompok sosialnya. Tingkatan sikap terdiri dari menerima (receiving),

merespon (responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab (responsible)

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut Azwar (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah :

Pengalaman pribadi dengan kesan yang kuat dapat membentuk dan mempengaruhi

sikap seseorang. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, seseorang cenderung

memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap

penting. Media massa, menyampaikan informasi yang berisi sugesti dapat

mengarahkan opini yang kuat dalam menilai suatu hal sehingga terbukalah arahan

sikap tertentu. Lembaga pendidikan, sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh

dalam pembentukan sikap seseorang karena meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam diri individu.

Selain dari faktor-faktor diatas, yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap

menurut Walgito (2003) adalah faktor pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, hal ini tejadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu

(35)

pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu

objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setuju, setuju,

tidak setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2007).

Penilaian sikap dapat dilakukan berdasarkan sistem skoring menurut

Arikunto (2006), yaitu sikap baik apabila total skor 61–80, sikap cukup baik apabila

total skor 45–60, dan sikap buruk apabila total skor <45.

C. Tindakan

Tindakan merupakan bagian dari perilaku yang dapat diamati secara langsung

disebut bentuk aktif perilaku. Secara teoritis, perilaku terbentuk dari stimulus yang

mempengaruhi pengetahuan, sikap serta tindakan. Namun demikian di dalam

kenyataan, stimulus yang diterima dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya

seseorang dapat langsung bertindak tanpa terlebih dahulu menyadari makna dari

stimulus yang diterimanya (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan mempunyai beberapa tingkatan

sebagai berikut: Persepsi (perception), merupakan kemampuan mengenal dan

(36)

Respon terpimpin (guided response) merupakan kemampuan dapat melakukan

sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh. Mekanisme

(mechanism) merupakan kemampuan yang dapat melakukan sesuatu secara benar dan

otomatis, atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. Adopsi (adoption) adalah suatu

tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan tersebut sudah

dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

D. Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau

tekanan diastolik ≥90 mmHg. Penderita hipertensi tidak hanya beresiko menderita

penyakit jantung dapat juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan

pembuluh darah (Price, 2006).

Hipertensi sering digolongkan sebagai penyakit ringan, sedang, atau berat,

berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-104

mmHg, hipertensi sedang tekanandiastole-nya 105-114 mmHg, sedangkan hipertensi

berat tekanandiastole-nya >115 mmHg (Tambayong, 2000).

2. Klasifikasi

The Seventh of the Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure,yaitu suatu badan peneliti USA

yang lebih dikenal dengan sebutan JNC VII, menentukan klasifikasi tekanan darah

(37)

Tabel I. Penggolongan hipertensi menurut JNC VII

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 130 < 85

Normal Tinggi 130 - 139 85–89

Hipertensi (+)

Tingkat 1 (ringan) 140 - 159 90–99

Tingkat 2 (sedang) 160 - 179 100–109

Tingkat 3 (berat) ≥ 180 ≥ 110

(Price, S.A., dan Lorraine M. Wilson, 2006).

3. Patofisiologi

Menurut Price (2006) menyatakan bahwa peningkatan tekanan darah sistemik

meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga

beban kerja jantung bertambah. Sebagai akibatnya, terjadi hipertofi ventrikel untuk

meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi, kemampuan ventrikel untuk

mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui

dan terjadi dilatasi dan gagal jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin

parahnya arterosklerosis koroner. Bila proses arterosklerosis berlanjut, ketersediaan

oksigen miokardium akan berkurang. Peningkatan kebutuhan oksigen pada

miokardium terjadi akibat hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung

sehingga akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium. Sekitar

separuh kematian akibat hipertensi disebabkan oleh infark miokardium atau gagal

jantung.

4. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi

(38)

jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 90%

penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu penelitian dan

pengobatan lebih banyak ditujukan untuk penderita hipertensi essensial. Hipertensi

sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain

kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar

adrenal atau pemakaian obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid, simpatomimetik

amin (efedrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), siklosporin, dan eritropoetin

(Susalit, Kapojos dan Lubis, 2001).

5. Faktor resiko

Hipertensi merupakan penyakit yang timbul karena interaksi berbagai faktor

resiko. Resiko relatif hipertensi tergantung jumlah dan tingkat keparahan dari faktor

resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan seperti stress, obesitas, nutrisi serta

gaya hidup. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan seperti

genetik, usia, jenis kelamin dan etnis (Basha, 2008).

6. Bahaya Hipertensi

Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian.

Dalam jangka panjang, jika hipertensi tidak dikendalikan akan berdampak pada

timbulnya komplikasi penyakit lain. Komplikasi hipertensi pada organ lain dapat

menyebabkan kerusakan ginjal, pendarahan pembuluh darah di otak, dan

kelumpuhan. Komplikasi penyakit yang timbul menyertai hipertensi adalah stroke,

(39)

7. Pencegahan

Untuk melakukan pencegahan hipertensi hampir sama seperti pencegahan

dalam berbagai penyakit secara umum, yaitu dengan melaksanakan pola makan dan

pola hidup sehat. Inti dari pola makan sehat adalah makan makanan yang mengandung

kalori serta kebutuhan nutrisi sesuai dengan keperluan kita. Pola hidup sehat dapat

dilakukan dengan mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman

beralkohol dan pola makan yang berlebihan. Untuk itu dianjurkan berolah raga secara

teratur, berhenti merokok, menjalankan terapi antistres, mengubah pola makan dan diet

(Susilo dan Wulandari, 2010).

8. Penanganan

Penanganan hipertensi dapat dilakukan melalui perbaikan pola hidup sehat

serta menggunakan obat-obatan. Perbaikan pola hidup sangat diperlukan oleh para

penderita prehipertensi dan hipertensi. Penggunaan obat anti-hipertensi diperlukan

terutama pada penderita hipertensi tahap 1 dan 2. Penderita prehipertensi belum

memerlukan obat anti-hipertensi, kecuali ada penyakit lain yang dideritanya seperti

gagal ginjal atau diabetes (Cahyono, 2008).

Pola hidup yang sehat wajib diikuti oleh penderita hipertensi. Dengan

melaksanakan pola hidup yang sehat dapat menurunkan tekanan darah, mencegah

atau menunda terjadinya hipertensi, meningkatkan efektivitas obat anti-hipertensi,

(40)

Untuk penanganan hipertensi Rekomendasi WHO menganjurkan lima jenis

obat dengan daya hipotensif dan efektivitas kurang lebih sama, yaitu diuretika

tiazida,beta-blockers, antagonis-Ca, ACE-inhibitorsdanATII-reseptorblockers. Efek

melindungi dari semua obat ini terletak pada daya kerja penurunan tekanan darah dan

tidak pada sifat-sifat lain dari obat-obat tersebut. Maka pilihan (jenis) obat terutama

tergantung dari penyakit-penyakit tambahan yang sering menyertai hipertensi (Tjay,

2007).

E. Keterangan Empiris

Hasil penelitian akan menunjukkan tingkat pengetahuan dengan kategori

tinggi, sikap dan tindakan dengan kategori baik pada masyarakat di Kecamatan

(41)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional (non eksperimental)

dengan pendekatan rancangan secara deskriptif. Penelitian observasional merupakan

penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian

(Notoadmojo, 2010). Racangan penelitian bersifat survei deskriptif bertujuan untuk

melihat gambaran karakteristik demografi, tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap penyakit hipertensi serta tindakan yang dilakukan oleh masyarakat di

Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Data yang didapat berupa data

kuantitatif yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel utama

a. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan,

umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status pernikahan, dan tempat tinggal

dari masing-masing responden.

b. Variabel tergantung (dependent) dalam penelitian ini adalah tingkat

(42)

2. Varibel Pengacau

a. Variabel pengacau terkendali adalah informasi yang diterima responden dari

instansi pendidikan baik formal maupun informal.

b. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah informasi yang

diterima responden dari media massa.

C. Definisi Operasional

1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan merupakan pemahaman responden mengenai penyakit

hipertensi dan diukur berdasarkan skor jawaban responden pada kuisioner bagian

pengetahuan. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 24 pernyataan dengan skor

maksimal 24 dan skor minimal 0. Pengetahuan responden dikatakan tinggi apabila

skor yang didapat adalah 19-24. Pengetahuan responden dikatakan sedang apabila

skor yang didapat adalah 14-18. Pengetahuan responden dikatakan rendah jika skor

yang didapat kurang dari 14.

2. Sikap

Sikap diukur berdasarkan skor jawaban responden pada kuisioner bagian

sikap. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 20 pernyataan dengan skor

maksimal 80 dan skor minimal 20. Sikap responden dikatakan baik apabila skor yang

(43)

yang didapat terdapat pada rentang 45-60. Sikap responden dikatakan buruk apabila

skor yang didapat kurang dari 45.

3. Tindakan

Tindakan merupakan suatu bentuk tindakan nyata yang dilakukan responden

terkait penyakit hipertensi. Tindakan diidentifikasi berdasarkan jawaban yang

diberikan oleh responden pada tiap pernyataan. Jumlah pernyataan pada bagian ini

sebanyak 10 pernyataan.

4. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah di atas normal secara kronis (dalam waktu yang lama), yaitu tekanan

darah≥140 mmHg/90 mmHg.

5. Masyarakat usia dewasa

Masyarakat usia dewasa adalah seseorang yang mempunyai usia minimal 20

tahun yang tinggal di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY dan

memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk) Kecamatan Gondokusuman, Kota

Yogyakarta, DIY.

6. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tingkat sekolah terakhir yang diikuti oleh

responden yang dinyatakan lulus SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

7. Informasi mengenai penyakit hipertensi

Informasi mengenai penyakit hipertensi adalah informasi yang didapatkan

(44)

8. Asal informasi mengenai penyakit hipertensi

Asal informasi mengenai penyakit hipertensi adalah sumber informasi yang

digunakan responden untuk mendapatkan mengenai penyakit hipertensi, misalnya

surat kabar, majalah, televisi, radio, dan internet.

9. Status pekerjaan

Status bekerja apabila responden mendapatkan upah atas pekerjaannya. Status

tidak bekerja apabila responden tidak mendapatkan upah.

D. Subjek Penelitian dan Sampling

1. Subjek penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua masyarakat usia

dewasa (20 tahun) di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY dengan

jumlah 35.543 orang (Monografi Kecamatan Gondokusuman, 2011). Sampel

penelitian ini adalah sebagian masyarakat usia dewasa yang masuk kriteria inklusi di

Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY. Metode yang digunakan dalam

pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan teknik purposive

sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling karena

subyek dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi

sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subyek

penelitian. Penelitian dengan teknik purposive sampling didasarkan pada suatu

(45)

sebelumnya (Heru, 2009). Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti adalah

sebagai berikut :

a. Masyarakat usia dewasa yang tinggal dan menetap di Kecamatan Gondokusuman,

Kota Yogyakarta, DIY.

b. Bisa membaca dan menulis.

c. Bukan tenaga kesehatan.

d. Bersedia menjadi responden.

Sedangkan kriteria eksklusi yang ditetapkan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Tidak bersedia menjadi responden.

b. Responden yang tidak lengkap mengisi kuisioner.

c. Responden yang tidak mengisi kuisioner sendiri.

2. Sampling

Perhitungan banyaknya sampel minimal (populasi >10.000) pada penelitian

ini menggunakan rumus sampling menurut Notoatmodjo (cit., Nawawi, 2007) yaitu

sebagai berikut:

= ( ) × ( − )

( − 1)

Keterangan:

d = derajat ketepatan yang diinginkan

z = standar deviasi normal

(46)

q = 1,0-p

Berdasarkan perhitungan tersebut maka didapatkan minimal sampel

kecamatan 95,7839 dilakukan pembulatan menjadi 96 responden. Perhitungan sampel

minimal di tiap kelurahan dengan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut

:

Kotabaru = 96 = 8

Baciro = x 96 = 30

Terban = 96 = 19

(47)

Klitren = 96 = 20

Berdasarkan perhitungan proporsi, jumlah responden minimal untuk

Kelurahan Baciro sebanyak 30 responden, Kelurahan Demangan sebanyak 19

responden, Kelurahan Klitren sebanyak 20 responden, Kelurahan Kotabaru sebanyak

8 responden dan Kelurahan Terban sebanyak 19 responden.

Jumlah kuisioner yang disebar pada penelitian ini berjumlah 134 dan

kuisioner yang kembali sebanyak 114, namun yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi hanya 104 kuisioner, sehingga yang digunakan dalam penelitian ini adalah

104 kuisioner

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner

yang terdiri dari lima bagian, yaitu:

1. Bagian pertama memuat tentang surat pernyataan kesediaan responden mengisi

kuisioner. Pada bagian ini terdapat kolom nama dan tempat untuk tanda tangan

responden yang berarti responden bersedia ikut serta dalam penelitian ini.

2. Bagian kedua kuisioner memuat tentang data karakteristik demografi responden

dengan skala tingkat pengenalan responden mengenai penyakit hipertensi yang

terdiri dari 12 pertanyaan dalam bentuk closed form item. Pertanyaan bagian

(48)

status pernikahan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, riwayat penyakit,

informasi mengenai penyakit hipertensi dan asal informasi tersebut.

3. Bagian ketiga kuisioner mengukur pengetahuan responden terkait penyakit

hipertensi dengan pilihan bentuk dichotomous choice. Responden diminta untuk

memilih salah satu dari dua alternatif pilihan jawaban yaitu “ya” apabila setuju

dan “tidak” apabila tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada bagian

pengetahuan ini, diukur pemahaman responden tentang pengertian sebanyak enam

pernyataan, etiologi tiga pernyataan, faktor resiko tujuh pernyataan, patofisiologi

tiga pernyataan, upaya pencegahan sebanyak dua pernyataan dan upaya

penanganan tiga pernyataan. Jumlah pernyataan pada bagian ketiga kuisioner

adalah 24 pernyataan.

4. Bagian keempat kuisioner mengukur sikap responden terkait penyakit hipertensi

dengan menggunakan empat skala likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak

setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam bagian ini, diukur sikap

responden terkait edukasi sebanyak tujuh pernyataan, diet sebanyak lima

pernyataan, exercise sebanyak tiga pernyataan dan farmakologi sebanyak lima

pernyataan. Jumlah pernyataan bagian keempat kuisioner adalah 20 pernyataan.

5. Bagian kelima kuisioner mengidentifikasi tindakan nyata yang dilakukan

responden dalam pemeliharaan kesehatan terkait penyakit hipertensi. Pada bagian

ini terdapat sepuluh pernyataan yang bersifat pernyataan tertutup dengan empat

alternatif jawaban (multiple choice). Responden diminta untuk memilih salah satu

(49)

mencakup pernyataan terkait pemeriksaan, pencegahan, pengobatan, dan

penanganan sakit dalam hal ini hipertensi.

F. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan lokasi

Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Gondokusuman karena letaknya di

dekat pusat kota sehingga dengan mobilitas yang tinggi mempengaruhi pola hidup

masyarakat menjadi tidak sehat yang dapat mengakibatkan tumbuhnya penyakit

hipertensi meningkat. Pengambilan data dilakukan di semua kelurahan Kecamatan

Gondokusuman yaitu Kelurahan Baciro, Demangan, Klitren, Kotabaru, dan Terban.

2. Pengurusan ijin penelitian

Pengurusan ijin penelitian dimulai dengan memasukkan permohonan ijin dan

proposal penelitian ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Perijinan dilanjutkan ke

pemerintah Kecamatan Gondokusuman, selajutnya ke lima kelurahan yaitu Kelurahan

Baciro, Demangan, Klitren, Kotabaru, dan Terban. Perijinan terakhir adalah pada

RT/RW tempat akan diambil data penelitian dengan meminta ijin pada Ketua RT/RW

setempat serta menanyakan jadwal pertemuan masyarakat yang segera berlangsung

untuk efisiensi waktu, tenaga, dan biaya.

3. Pembuatan instrumen penelitian

a. Penyusunan kuisioner. Pernyataan disusun dan dikelompokkan

(50)

sikap, dan tindakan. Selain itu mengenai skala pengenalan responden terkait penyakit

hipertensi dan surat penyataan kesediaan responden.

Pengetahuan responden terhadap penyakit hipertensi menggunakan 24 item

pernyataan dengan alternatif jawaban “ya” atau “tidak” untuk tiap pernyataan. Skor

dalam setiap item pernyataan diberi skor 0 untuk jawaban salah atau tidak diisi, dan

skor 1 untuk jawaban yang benar.

Sikap responden terhadap penyakit hipertensi menggunakan 20 item

pernyataan dengan alternatif jawaban yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”

atau “sangat tidak setuju” untuk tiap pernyataan.

Tindakan responden terhadap penyakit hipertensi menggunakan 10 item

pernyataan yang bersifat pernyataan tertutup dengan alternatif jawaban multiple

choice supaya responden dapat menjawab secara objektif sesuai dengan kenyataan

yang ada. Pada bagian ini jawaban responden dianalisis bagi jawaban yang paling

banyak dipilih oleh responden.

Dalam pembuatan kuisioner ini, peneliti banyak bertanya kepada orang yang

menguasai tata cara pembuatan kuisioner penelitian. Jenis pernyataan pada kuisioner

bagian pengetahuan dan sikap terdiri dari pernyataan favourable dan unfavourable.

(51)

Tabel II. Jenis pernyataanfavourabledanunfavourablepada variabel

mengetahui kelayakan item-item pernyataan dalam suatu daftar pernyataan dalam

mendefinisikan pengetahuan, sikap dan tindakan.

Uji validitas kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

validitas konstruk berdasarkan analisis rasional yaitu dengan menggunakan perndapat

dari ahli (professional judgement). Uji validitas tidak melibatkan perhitungan

statistik, melainkan hanya analisis rasional oleh 2 dokter yang memahami penyakit

hipertensi. Salah satu dokter memberikan saran perbaikan bahasa yang digunakan

dalam kuisioner. Dokter yang lain memberikan saran perbaikan pada kuisoner bagian

pengetahuan yaitu dengan menghapus tiga pernyataan dan menyempurnakan dua

pernyataan.

Bersamaan dengan uji validitas juga dilakukan uji pemahaman bahasa kepada

20 masyarakat usia dewasa diluar responden. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk

mengetahui bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dipahami atau tidak oleh

(52)

c. Uji reliabilitas. Koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah koefisien Alpha Cronbach pada tingkat kepercayaan 95%. Oleh karena uji

validitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan professional judgement maka

kuisioner tersebut dikatakan reliabel jika nila α > 0,75 (Mustafa, 2009). Uji

reliabilitas kuisioner dilakukan pada 40 responden yang tidak termasuk sampel,

didapatkan hasil α = 0,751 untuk kuisioner bagian pengetahuan dan α = 0,784 untuk

kuisioner bagian sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kuisioner yang

dibuat telah reliabel.

4. Sampling

Jumlah sampel minimal untuk Kelurahan Baciro adalah 30 orang, Kelurahan

Demangan adalah 19 orang, Kelurahan Klitren adalah 20 orang, Kelurahan Kotabaru

adalah 8 orang, dan Kelurahan Terban adalah 19 orang.

Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi. Sehingga dipilih masyarakat

dengan usia minimal 20 tahun, bisa membaca dan menulis, bukan tenaga kesehatan,

tidak memiliki latar belakang pendidikan formal maupun informal mengenai penyakit

hipertensi dalam 2 tahun terakhir, dan bersedia menjadi responden.

5. Penyebaran kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan pada pertemuan ibu-ibu dan warga yang

mempunyai jadwal pertemuan akan segera berlangsung untuk efisiensi waktu, biaya,

serta tenaga. Namun karena jadwal pertemuan ada yang masih berlangsung lama,

(53)

door to door dilakukan dengan cara mendatangi tiap rumah, apabila dalam suatu

rumah tidak terdapat masyarakat usia dewasa maka tidak dilakukan pengambilan data

di rumah tersebut.

Pengisian kuisioner dilakukan sendiri oleh responden. Tiap responden

diberikan satu kuisioner dan diberikan kesempatan untuk mengerjakan kuesioner

pada saat itu juga di tempat penelitian. Sebelum responden mengisi kuisioner, peneliti

terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan dari penyebaran kuisioner dan

apabila para responden menyetujui untuk diikutsertakan dalam penelitian maka

responden yang sesuai dengan kriteria inklusi diberikan kuisioner. Selama pengisian

kuisioner, responden akan didampingi oleh peneliti dengan tujuan supaya apabila

responden mengalami kesulitan maka pertanyaan dapat ditanyakan langsung kepada

peneliti. Pertanyaan yang dapat diajukan responden hanya terbatas pada tata cara

pengisian kuisioner, dan responden tidak boleh bertanya mengenai jawaban kuisioner.

Penyebaran kuisioner di Kelurahan Baciro dan Kelurahan Demangan

dilakukan di pertemuan warga dan secara door to door. Pada saat pertemuan

kuisioner yang dibagikan di Kelurahan Baciro yaitu sebanyak 35 kuisioner dan

kembali 25 kuisioner, sedangkan di Kelurahan Demangan dibagikan 15 kuisioner dan

kembali 12 kuisioner. Pada saat door to doorkuisioner yang dibagikan di Kelurahan

Baciro yaitu sebanyak 12 kuisioner dan kembali 11 kuisioner dengan 2 kuisioner

yang di-drop out, sedangkan di Kelurahan Demangan dibagikan 10 kuisioner dan

kembali 10 kuisioner dengan 2 kuisioner yang di-drop out. Penyebaran kuisioner di

(54)

yang dibagikan di Kelurahan Klitren yaitu sebanyak 25 kuisioner dan kembali 25

kuisioner dengan 1 kuisioner yang di-drop out, sedangan di Kelurahan Kotabaru

dibagikan 12 kuisioner dan kembali 10 kuisioner dengan 1 kuisioner yang di-drop

out. Penyebaran kuisioner di Kelurahan Terban dilakukan di pertemuan ibu-ibu.

Kuisioner yang dibagikan yaitu sebanyak 25 kuisioner dan kembali 21 kuisioner

dengan 2 kuisioner yang di-drop out.

6. Pengolahan data

a. Manajemen data

1) Editing dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban dari kuesioner.

Juga dilakukan pemilihan kuesioner yang respondennya memenuhi kriteria

inklusi untuk digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Apabila tidak

memenuhi kriteria inklusi sampel maka kuisioner tersebut dikeluarkan (drop

out).

2) Processing dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap item

pertanyaan yang telah dijawab oleh responden. Pengelompokkan item

pernyataan dalam kuisioner didasarkan pengetahuan, sika dan tindakan.

Selanjutnya melakukan pemindahan isi data dari kuisioner ke program

komputer.

3) Cleaning dilakukan dengan mengecek data yang ada di program komputer

(55)

responden. Apabila terdapat data yang tidak sesuai dengan data dari

responden, maka data dihilangkan.

G. Analisis Hasil Penelitian

Analisis hasil pada bagian karakteristik demografi responden yang meliputi

usia, kelurahan, jenis kelamin, status pernikahan, status pekerjaan, tingkat pendidikan

dan latar belakang informasi mengenai penyakit hipertensi dilakukan dengan cara

mengelompokkan jawaban yang sama pada masing-masing pernyataan dan kemudian

dipersentasekan dengan total 100%.

Analisis pengetahuan dilakukan dengan cara skoring, yaitu apabila jawaban

responden benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0. Selanjutnya

menjumlahkan skor dari tiap responden dan mengkategorikan pengetahuan

responden. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 24 pernyataan dengan skor

maksimal 24 dan skor minimal 0. Apabila jumlah skor responden 19-24 dikategorikan

mempunyai pengetahuan tinggi, skor 14-18 dikategorikan sedang, dan bila skor <13

dikategorikan rendah, kemudian menghitung jumlah responden dengan tingkat

pengetahuan yang sama.

Analisis informasi yang dibutuhkan dilakukan dengan cara menjumlahkan

jawaban pada tiap kategori pernyataan bagian pengetahuan, membagi dengan total

responden (104) dan membuat persentase. Selanjutnya mengurutkan informasi dari

(56)

rendah dapat diartikan bahwa informasi mengenai kategori pernyataan tersebut paling

banyak belum diketahui oleh responden, sedangkan pernyataan dengan persentase

tertinggi dapat diartikan bahwa informasi mengenai kategori pernyataan tersebut

paling banyak diketahui oleh responden.

Analisis sikap dilakukan dengan cara skoring. Pada pernyataan positif

(favorable), jika responden menjawab sangat setuju siberi skor 4, setuju diberi skor 3,

tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Pada pernyataan

negative (unfavorable), jika responden menjawab sangat tidak setuju diberi skor 4,

tidak setuju diberi skor 3, setuju diberi skor 2, dan sangat setuju diberi skor 1.

Selanjutnya menjumlahkan skor dari tiap responden dan mengkategorikan sikap

responden. Jumlah pernyataan pada bagian ini sebanyak 20 pernyataan dengan skor

maksimal 80 dan skor minimal 20. Apabila jumlah skor responden 61-80

dikategorikan mempunyai sikap baik, skor 45-60 dikategorikan cukup, dan skor <45

dikategorikan buruk, kemudian menghitung jumlah responden dengan kategori sikap

yang sama dan membuat persentase.

Analisis tindakan dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban yang

sama dari responden pada tiap pernyataan yang diberikan. Kemudian dipersentasekan

dengan total 100%.

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dilakukan

dengan cara menggunakan analisis uji statistik secara statistik. Dalam menilai

distribusi data secara analitis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk sampel

(57)

menggunakan uji parametrik sedangkan apabila distribusi data tidak normal (p <

0,05) menggunakan uji nonparametrik.

H. Kelemahan Penelitian

Kelemahan pada penelitian ini adalah pada teknik sampling yang digunakan

yaitu purposive sampling. Teknik sampling yang digunakan ini menyebabkan hasil

yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan terhadap total populasi sampling, yaitu

populasi Kota Yogyakarta. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna dianjurkan

menggunakan teknik sampling acak, dimana setiap anggota populasi memiliki

peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Selain itu, juga dilihat dari segi instrumen yang digunakan yaitu kuisioner.

Instrumen yang digunakan ini mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak lebih

mendalam pada tiap responden, dianjurkan juga disertai dengan wawancara pada

bagian tindakan supaya dapat menyempurnakan hasil penelitian yang didapat.

Kelemahan lainnya adalah peneliti melakukan pengambilan data secaradoor

to door yang memungkinkan responden memiliki kesempatan untuk bertanya kepada

peneliti karena pada saat pengambilan data responden didampingi oleh peneliti

sehingga hasil yang diperoleh dapat menimbulkan bias disebabkan seharusnya

(58)

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan pada bagian pengantar,

maka pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat bagian pokok, yaitu

mengenai pemaparan karakteristik demografi responden, pemaparan tingkat

pengetahuan, sikap dan tindakan responden di Kecamatan Gondokusuman, Kota

Yogyakarta, DIY. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 104 responden

yang telah memenuhi kriteria inklusi.

A. Karakteristik Demografi Responden

1. Usia responden

Usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 20-73 tahun. Responden

dikelompokkan dalam enam kategori usia secara rasional dengan rentang 10 tahun.

Usia responden minimal yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah 20 tahun

karena pada usia tersebut seseorang dapat dikatakan dewasa yang merupakan usia

awal pada rentang usia dewasa muda (King, 2007). Maksimal usia responden dalam

penelitian ini 75 tahun karena merupakan usia harapan hidup di DIY.

Dari 104 responden, jumlah responden terbanyak pada rentang usia 40-49

tahun (30,8%), rentang usia 30-39 tahun (24,0%), selanjutnya rentang usia 50-59

(59)

(6,7%). Sedangkan kelompok

Baciro yaitu sebesar 30,8%

Kelurahan Kotabaru sebesar

hampir sama yaitu 19,2%

Klitren, 18,3% untuk Kelur

sesuai dengan perhitungan

Rangkuman hasil penelitian

21,8% 6,7% 1,9%

pok terkecil berada pada rentang usia 70-79 tahun

an disajikan dalam gambar 1 sebagai berikut.

Distribusi jumlah responden berdasarkan usia

okasi penelitian

am penelitian ini mengambil dari lima kelur

n, Kota Yogyakarta yaitu kelurahan Baciro, De

rban. Responden yang paling banyak berasal dari Ke

8%, sedangkan responden yang paling sedikit ber

sar 8,7%. Jumlah responden di kelurahan lain perse

2% untuk Kelurahan Demangan, 23,1% untuk Ke

Kelurahan Terban. Jumlah responden dalam pene

an proporsi berdasarkan jumlah populasi tiap ke

an disajikan dalam gambar 2 sebagai berikut.

(60)

Gambar 2. Distribusi ju

3. Jenis kelamin responde

Menurut penelitian

tingkat pengetahuan dipenga

laki-laki umumnya mempun

memiliki akses yang lebih

Jenis kelamin pada peneliti

dan laki-laki. Dari 104 responde

65,4% sedangkan laki-laki 34,5%

23.1% 8.7%

18.3%

i jumlah responden kelurahan sebagai lokasi pen

onden

ian yang dilakukan oleh Oktarina (2008) menyataka

ngaruhi oleh jenis kelamin. Seseorang yang berjenis

punyai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi

bih besar untuk mendapatkan sumber informasi ke

litian ini dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu pe

sponden, lebih banyak berjenis kelamin perempuan

(61)

Gambar 3. Distribu

4. Status pernikahan resp

Dalam penelitian

berdasarkan status pernikaha

responden yang sudah meni

menikah sebesar 10,6%. R

sebagai berikut.

65,4%

ibusi jumlah responden berdasarkan jenis kelam

esponden

an ini, responden dikelompokkan dalam dua

kahan yaitu, sudah menikah dan belum menikah.

enikah sebesar 89,4%, sedangkan responden yang

. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam g

Gambar

Tabel XXI.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Sikap dan
Tabel XXXII.Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pernyataan tentang
Tabel II. Jenis pernyataan favourable dan unfavourable pada variabel
Gambar 1. DistDistribusi jumlah responden berdasarkan usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan, Karya Tulis Akhir, Fakultas

Pengetahuan, sikap dan tindakan remaja (usia 15-19 tahun) di kecamatan Mantrijeron terkait pola makan dan aktivitas fisik sebagai faktor risiko diabetes melitus tipe 2

Ceramah Mengenai Kanker Serviks dan Papsmear Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Perubahan Sikap dan Tindakan Ibu – ibu Di Kecamatan Mlati dan Kecamatan Gamping

Adanya penelitian ini diharapkan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang lebih baik lagi tentang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang penyakit filariasis dengan tindakan masyarakat dalam melakukan

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang telah valid dan reliabel, guna mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat tentang penyakit filariasis dengan tindakan masyarakat dalam melakukan

Besarnya pengaruh pengetahuan terkait antibiotik dan sikap dalam penggunaan antibiotik terhadap tindakan dalam penggunaan antibiotik dapat dilihat dari perhitungan koefisien