• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Samsat Medan Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Samsat Medan Selatan)"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP

GOOD GOVERNANCE

TERHADAP PELAYANAN PUBLIK

(Studi Pada Kantor Samsat Medan Selatan)

Disusun Oleh

Tantri Batara Simarmata 060903025

Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

(2)

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Tantri Batara Simarmata NIM : 060903025

Judul : Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik (Studi pada Kantor Samsat Medan Selatan)

Medan, Juni 2011

Pembimbing Skripsi Ketua Departemen

Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si NIP. 196401081991021001 NIP. 196401081991021001

Dekan FISIP USU

(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas Rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa Penulis ucapkan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini dengan baik, yang berjudul “Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya, terutama kepada kedua orang tua terkasih, Mori Adam Simarmata dan Ibunda Lermina Silalahi yang dengan setia memberikan dukungan dan kasih sayang yang tiada henti, yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapanpun jua. Juga kepada kakak saya tercinta Ratna Morina Simarmata terima kasih atas dukungannya selama ini.

Secara khusus ungkapan terima kasih dan rasa hormat juga ingin diungkapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu kepada:

(4)

4

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan saya dengan sebaik mungkin dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan selama perkuliahan dan dengan segala jasa-jasanya.

4. Buat pegawai-pegawai Kantor Samsat Medan Selatan terima kasih buat bantuannya selama saya penelitian di Kantor Samsat Medan Selatan. 5. Buat sahabat saya Roy dan Birin yang selalu memotivasi saya, serta buat

teman-teman AN 06 seperti Fadly, Imam, Ono dan anak 06 lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

6. Buat Tri Enjelia Sexsooy yang selalu menginspirasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini dan segala hal yang memotivasi saya dalam keseharian saya.

7. Buat Teman-Teman di Kessos ada Dwi, Maya, Lydia, Christy, Castri,

Petrus, Andri, Lukas, Dedi, Immanuel 07, Immanuel 06, Rizwan dan

lain-lain terima kasih buat pertemanannya.

(5)

5

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Sehingga diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2011 Penulis

(6)

6

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….i

DAFTAR ISI ………iv

DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM ………xv

ABSTRAKSI ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Teori 1. Pengertian Good Governance ... 5

2. Pelayanan Publik ... 16

3. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik ... 26

F. Hipotesis ... 29

G. Definisi Konsep ... 30

H. Definisi Operasional... 30

I. Sistematika Penulisan ... 33

BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian ... 34

(7)

7

1. Populasi ... 34

2. Sampel ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Penentuan Skor ... 36

F. Teknik Analisa Data 1. Koefisien Korelasi Product Moment ... 37

2. Uji “t” ... 38

3. Koefisien Determinasi ... 39

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat... 40

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pembentukan ... 40

C. Jenis-jenis Pelayanan dan Program Kerja ... 41

D. Mekanisme Pelayanan ... 45

E. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 48

BAB IV PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data ... 58

B. Penyajian Hasil Data 1. Variabel Bebas (Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance) a. Akuntabilitas ... 61

b. Transparansi ... 62

c. Efektif dan Efisien... 64

(8)

8

e. Keadilan/Kesetaraan ... 67

2. Variabel Terikat (Pelayanan Publik) a. Prosedur Pelayanan ... 68

b. Ketegasan Petugas ... 69

c. Kedisiplinan ... 71

d. Kewajaran Biaya Pelayanan ... 72

e. Kepastian Biaya Pelayanan ... 74

BAB V ANALISA DATA A. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance 1. Penerapan Prinsip Akuntabilitas ... 77

2. Penerapan Prinsip Transparansi ... 78

3. Penerapan Prinsip Efektif dan Efisien... 78

4. Penerapan Prinsip Responsivitas ... 79

5. Penerapan Prinsip Keadilan/ Kesetaraan ... 80

B. Pelayanan Publik 1. Prosedur Pelayanan ... 84

2. Ketegasan Petugas ... 84

3. Kedisiplinan ... 85

4. Kewajaran Biaya Pelayanan ... 85

5. Kepastian Biaya Pelayanan ... 86

(9)

9

1. Koefisien Korelasi Product Moment ... 90 2. Uji Signifikansi (T) ... 92 3. Koefisien Determinasi ... 93

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 95 B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

(10)

10

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 38

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia Responden ... 59

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden mengenai membuat peraturan yang memihak kepada masyarakat ... 61

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden mengenai program kerja Samsat yang bertujuan melayani masyarakat ... 61

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden mengenai sistem organisasi Samsat .. 62

Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden mengenai sosialisasi program dan kebijakan kerja……….. ... 62

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban responden mengenai aliran penggunaan dana dari kas ... 63

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban responden mengenai tingkat ketepatan sasaran dan nilai guna ... 64

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban responden mengenai tepat sasaran dan tepat guna dalam menjalankan tugas dan fungsi ... 64

(11)

11

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban responden perlu mempertimbangkan aspirasi

warga ... 66 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban responden menganggap aspirasi warga penting .... 66 Tabel 4.14 Distribusi Jawaban responden perlakuan adil pegawai... 67 Tabel 4.15 Distribusi Jawaban responden mengenai pembedaan jenis kelamin .... 67 Tabel 4.16 Distribusi Jawaban responden mengenai pemberian informasi kepada

masyarakat ... 68 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden mengenai prosedur yang sesuai

terhadap masyarakat ... 68 Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden mengenai mengedepankan kepentingan

masyarakat... 69 Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden mengenai komitmen dalam

penyelesaian tugas ... 70 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden mengenai ketepatan waktu dalam

pelayanan publik ... 70 Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden mengenai kehadiran sesuai peraturan .. 71 Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden mengenai kesungguhan dalam

memberikan pelayanan... 72 Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden mengenai biaya dalam pelayanan ... 72 Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden mengenai kesesuaian biaya pelayanan 73 Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden mengenai balas jasa kepada masyarakat74 Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden mengenai mengharapkan biaya

(12)

12

Tabel 5.1 Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai tingkat penerapan prinsip-prinsip Good Governance ... 82 Tabel 5.2 Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai pelayanan publik

(pegawai) ... 87 Tabel 5.3 Rekapitulasi Jawaban Responden mengenai pelayanan publik

(13)

13

DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM

Bagan 2.1 Mekanisme Pelayanan Samsat Medan Selatan ... 45 Diagram 5.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Penerapan

Good Governance ... 83

(14)

14 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik (Studi pada Kantor Samsat Medan Selatan)

Tujuan reformasi yang menginginkan penguatan peranan masyarakat dalam penerapan demokrasi tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh suatu pemerintahan yang baik.Oleh sebab itu diperlukan sebuah tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang mendukung tujuan daripada reformasi tersebut sehingga tercipta suatu pemerintahan yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Good Governance adalah proses penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, akuntabel oleh organisasi-organisasi pemerintah seperti organisasi public pemerintah. Di dalam Good Governance, terdapat prinsip diantaranya prinsip akuntabilitas, transparansi, responsivitas, partisipasi dan keadilan.

Seiring dengan perkembangan, fungsi pemerintahan ikut berkembang, dahulu fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan tetapi pemerintah tidak hanya melaksanakan undang-undang tetapi berfungsi juga untuk merealisasikan kehendak negara dan menyelenggarakan kepentingan umum (public service). Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa menjadi pelayanan, pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan penerapan prinsip-prinsip good governance terhadap pelayanan publik. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat apakah ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan Good Governance terhadap pelayanan publik di Kantor Samsat Medan Selatan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 pegawai. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis penelitian menggunakan analisis korelasi product moment Pearson, uji t dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip good

governance memiliki hubungan yang sangat kuat/sangat tinggi dengan pelayanan

publik di kantor Samsat. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,84. Ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara penerapan prinsip-prinsip

good governance dengan pelayanan publik, dimana nilai kritiknya pada taraf

(15)

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bertolak dari proses reformasi pada tahun 1998 yang menginginkan suatu perubahan besar dalam penyelengaraan pemerintahan yang lebih baik dalam proses transparansi, berkeadilan, dan akuntabel. Tujuan reformasi yang menginginkan penguatan peranan masyarakat dalam penerapan demokrasi tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh suatu pemerintahan yang baik.Oleh sebab itu diperlukan sebuah tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang mendukung tujuan daripada reformasi tersebut sehingga tercipta suatu pemerintahan yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

Semangat reformasi secara tidak langsung juga mendorong pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntutan untuk mewujuddkan suatu administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan antara pelaksaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dengan mempraktekkan prinsip-prinsip good governance. Disamping itu juga, adanya keselarasan antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan swasta (private) dan masyarakat.

(16)

16

dijalankan oleh penguasa administrasi negara yang harus mempunyai wewenang. Seiring dengan perkembangan, fungsi pemerintahan ikut berkembang, dahulu fungsi pemerintah hanya membuat dan mempertahankan hukum, akan tetapi pemerintah tidak hanya melaksanakan undang-undang tetapi berfungsi juga untuk merealisasikan kehendak negara dan menyelenggarakan kepentingan umum (public service). Perubahan paradigma pemerintahan dari penguasa menjadi pelayanan, pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah itu masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara Iangsung maupun melalui media massa. Pelayanan publik perlu dilihat sebagai usaha pemenuhan kebutuhan dan hak-hak dasar masyarakat. Dalam hal ini penyelenggaraan pelayanan publik tidak hanya yang di selenggarakan oleh pemerintah semata tetapi juga oleh penyelenggara swasta.

(17)

17

Sudah sepatutnya pemerintah mereformasi paradigma pelayanan publik tersebut. Reformasi paradigma pelayanan publik ini adalah penggeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari yang semula berorientasi pemerintah sebagai penyedia menjadi pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada pintu masuk alternatif untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera mungkin mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan bagi peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik.

(18)

18

ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen (Gaspersz, 2001, p.1). ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001:2000 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu (Gaspersz, 2001,p.1).

Model proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang menggambarkan sistem manajemen organisasi, yaitu (Gaspersz, 2001, p.3):

1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000). 2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000). 3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000). 4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000).

5. Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000). ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini digunakan oleh top management untuk membantu meningkatkan kinerja dari sebuah industri atau perusahaan. Berikut ini adalah 8 prinsip dasar ISO 9001:2000 (Gaspersz, 2001, p. 75-84):

1. Fokus Pelanggan

Industri atau perusahaan sangat tergantung pada pelanggan. Karena itu, setiap industri atau perusahaan harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan baik kebutuhan dan keinginan sekarang maupun yang akan datang.

2. Kepemimpinan

(19)

orang-19

orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan industri atau perusahaan.

3. Keterlibatan Personel

Keterlibatan personel merupakan faktor yang penting. Dengan melibatkan seluruh personel, manfaat yang diterima industri atau perusahaan akan lebih besar. Manfaat-manfaat yang diperoleh apabila industri atau perusahaan menerapkan prinsip keterlibatan personel adalah:

a. Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi

b. Orang-orang dalam industri atau perusahaan lebih giat dalam melakukan inovasi agar tujuan-tujuan industri atau perusahaan tercapai.

c. Orang-orang dalam industri atau perusahaan menjadi bertanggung jawab terhadap kinerja mereka.

4. Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Salah satu metode yang dipakai untuk pendekatan proses adalah PDCA. PDCA secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Plan : Tetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan

hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan. b. Do : Implementasi proses.

c. Check : Memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan tujuan dan

persyaratan bagi produk dan laporkan hasilnya.

(20)

20 5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi terhadap industri atau perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya.

6. Peningkatan Terus-Menerus

Peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi.

7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan

Keputusan yang efekif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi. Analisis data dan informasi berguna untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu.

8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Suatu industri dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah (www.iso-international-organization-for.html).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disebutkan bahwa Good

Governance akan tercapai apabila prinsip-prinsip Good Governance dapat

terlaksana dengan baik. Dengan demikian ada pengaruh penerapan prinsip-prinsip

(21)

21

untuk mengadakan penelitian tentang penerapan Good Governane dan pelayanana public dan menyusunnya dalam bentuk karya ilmiah dengan judul : “ Pengaruh

Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Pelayanan Publik di

Kantor Samsat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut : “Bagaimana Pengaruh Penerapan

Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Pelayanan Publik pada Kantor Samsat

Medan Selatan” ?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip-prinsip Good Governance di Kantor Samsat Medan Selatan

2. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan di Kantor Samsat Medan Selatan. 3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good

Governance terhadap pelayanan public di Kantor Samsat Medan Selatan.

D. Manfaat Penelitian

(22)

22

1. Bagi penulis, untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam peningkatan kemampuan berpikir dan membuat suatu karya tulis di bidang ilmiah.

2. Bagi para mahasiswa lainnya, sebagai kerangka ilmiah untuk melakukan suatu penelitian selanjutnya.

3. Sebagai acuan terhadap teori-teori yang sudah ada.

4. Sebagai masukan terhadap Kantor Samsat Medan Selatan tentang Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap Pelayanan Publik.

E. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis perlu mengemukakan teori-teori sebagai kerangka berpikir yang berguna untuk menggambarkan dari sudut mana penelitian melihat masalah yang akan diteliti. Singerimbun (1995:37) menyebutkan teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, defenisi dann proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dalam hal ini yang menjadi kerangka teori adalah :

1. Good Governance

a. Pengertian Governance

Governance adalah suatu terminologyyang digunakan untuk mengganti

(23)

23

Governance yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan, adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik, dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan tersebut mencakup seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok madyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.

Bintoro Tjokroamidjojo memandang Good Governance sebagai suatu bentuk manajemen pembangunan, yang juga disebut sebagai adminstrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang menjadi Agent

of change dari suatu masyarakat berkembang/developing di dalam Negara

berkembang. Agent of change karena perubahan yang dikehendakinya, menjadi

planned change (perubahan yang berencana), maka disebut juga Agent of Development. Agent of Development diarikan sebagai pendorong proses

pembangunan dan perubahan masyarakat bangsa. Pemerintah mendorong melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program, proyek-proyek,dan peran perencanaan dalam anggaran.

(24)

24

legal mereka. Governance merupakan proses lembaga-lembaga pelayanan , mengelola sumber daya publik dan menjamin realita hak azasi manusia. Dalam konteks ini good governance memiliki hakikatr yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan wewenang dan korupsi serta dengan pengakuan hak yang berlandaskan pada pemerintahan hukum.

b. Pengertian Good Governance

Mardianso (Tangkilison, 2005:114) mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor public adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah tata kelola pemerintahan yang baik.

O’Brien (Nugroho:2005:142) mendefinisikan Good Governance adalah penjumlahan dari cara-cara dimana individu-individu dan institusi-institusi baik privat maupun public mengelola urusan-urusan bersamanya.

Lebih lanjut disebutkan dalam konteks pembangunan, defnisi good governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan penerapannya untuk menunjang pembangunan yang adil dengan syarat utama efisien dan reltif merata.

Menurut dokumen United Nation Development Program (UNDP), tata kelola pemerintahan yang baik adalah “ Penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan Negara pada semua tingkat “.

(25)

25

Menurut United Nation Development Program (UNDP) mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip-prinsipyang dikembangkan dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) adalah sebagai berikut :

1) Partisipasi

Setiap orang atau warga Negara memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasi masing-masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu tatanan kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif.

2) Aturan Hukum (Rule Of Law)

Kerangka aturan hukum dan prundangan-undangan haruslah berkeadilan dan dapat ditegakkan serta dipatuhi secara utuh (impartialy), terutama tentang atuaran hukum dan hak azasi manusia.

3) Transparansi

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran informasi berbagai proses, kelembagaan dan informasi harus dapat di aksessecaa bebas oleh mereka yang membutuhkannya dan harus dapat disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.

4) Daya Tanggap (Responsiveness)

Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan.

(26)

26

Pemerintahan yang Baik (Good Governance) akan bertindak sebagai penengah (mediator) bagi berbagai kpentingan ang berbeda untuk mencapai consensus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, jika mungkin juga dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapakan pemerintah.

6) Berkeadilan (Equity)

Pemerintah yang Baik akan memberikan kesempatan yang sama baik terhadap lai-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.

7) Efektifitas dan Efisiensi

Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benaar-benar seuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang tersedia.

8) Akuntabilitas

Para pengambil keputusan (Decision Maker) dalam organisasi sektor pelayanan dan warga Negara madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada public sebagaimana halnya kepada para pemilik (stakeholder). Pertanggungjawaban tersebut berbeda-beda, bergantung kepada jenis keputusan organisasi itu bersifat internal atau eksternal.

9) Bervisi Strategis

Para pemimpin dan warga Negara memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik (Good

Governance) dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya

(27)

aspek-27

aspek historis, kultur dan kompleksitas sosil yang mendasari perspektif mereka.

10) Saling Keterkaitan

Bahwa keseluruhan ciri Good Governance tersebut di atas adalah saling memperkuat dan saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Misalnya, informasi semakin mudah diakses berarti transparansi semakin mudah, baik, tingkat partisipasi semakin luas dan pross pengambilan keputusan akan semakin efektif. Partisipasi yang semakin luas akan berkontribusi kepada dua hal, yaitu terhadap pertukaran informasi yang diperlukan bagi pengambilan keputusan dan memperkuat keabsahanatau legitimasi atas berbagai keputusan yang ditetapkan. Tingkat legitimasi keputusan yang kuat pada gilirannya akan mendorong peningkatan partisipasi dalam pelaksanaanya. Kelembagaan yang responsive harus transparan dan berfungsi sesuai dengaan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku agar keberfungsiannya itu dapat bernilai dan berkeadilan.

Prinsip-prinsip diatas merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam hal pelaksanaan Good Governance yang berkaitan dengan kontrol dan pengendalian, yakni pengendalian suatu Pemerintahan yang Baik agar cara dan penggunaan cara sungguh-sungguh mencapai hasil yang dikehendaki

stakeholders.

(28)

28

yang dikelola para teknokrat, namun oleh siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional, yaitu mereka yang mempunyai ilmu dan pengetahuan yang mampu mentransfer ilmu dan pengetahuan menjadi skill dan dalam melaksanakannya berlandaskan etika dan moralitas yang tinggi.

Berkaitan dengan pemerintah yang dikelola siapa saja yang mempunyai kualifikasi professional mengarah kepada kinerja SDM yang ada dalam organisasi publik sehingga dalam peyelenggaraan Good Governance didasarkan pada kinerja organisasi publik, yakni Responsivitas (Responsiveness), Responsibilitas (Responsibility) dan Akuntabilitas (Accountability).

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. (Tingkilisan, 2005:117)

(29)

29

tingkat Responsivitas yang rendah dengan sendirinya juga akan memiliki kinerja yang rendah.

Responsibilitas menjelaskan sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan yang implisit atau eksplisit. Semakin kegiatan organisasi publik itu dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinspi administrasi dan peraturan serta kebijaksanaan organisasi, maka kinerjanya akan dinilai semakin baik.

Sedangkan Akuntabilitas mengacu pada seberapa besar pejabat politik dan kegiatan organisasi publik tunduk pada pejabat polotok yang dipilih oleh rakyat Asumsinnya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, maka dengan sendirinya akan selalu mempresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini kinerja organisasi publik dinilai baik apabila sepenuhnya atau setidaknya sebagian besar kegiatannya didasarkan pada upaya-upaya untuk memenuhi harapan dan keinginan para wakil rakyat. Semakin banyak tindak lanjut organisasi atas harapan dan aspirasi pejabat politik, maka kinerja organisasi tersebut akan semakin baik.

Konsep Akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik atau pemerintah seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal juga seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki Akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang di dalam masyarakat.

(30)

30

a. Pengertian Pelayanan

Menurut Sianipar (2001:6), pelayanan adalah suatu cara melayani , membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhaan seseorang atau sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah masyarakat yang terdiri dari individu, golongan dan organisasi (sekelompok anggota organisasi).

Dalam pengertian pelaayanan tersebut terkandung suatu kondisi bahwa yang melayani memiliki suatu ketrampilan, keahlian di bidang tertentu. Berdasarkan ketrampilan dan keahlian tersebut pihak aparat yang melayani mempunyai posisi nilai lebih dalam kecakapan tertentu, sehingga mampu memberikan bantuan dalam menyelesaikan suatu keperluan, kebutuhan individu atau organisasi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang secara sadar dilakukan oleh sebuah organisasi berdasarkan ketrampilan dan keahlian yang dimiliki yang ditujukan untuk kepentingan orang lain yang dapat berbentuk uang, barang, ide atau gagasan, atau surat-surat berharga atas dasar keikhlasan, rasa senang, jujur dan menimbulkan rasa puas bagi yang menerima layanan.

b. Pengertian Pelayanan Publik

(31)

31

Adapun bentuk dan sifat penyelenggaraan pelayanan mengandung sendi-sendi:

1) Kesederhanaan

Yaitu meliputi mudah, lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan

2) Kejelasan dan Kepastian

Arti adanya kejelasan dan kepastian di sini adalah hal-hal yang berkaitan dengan :

a) Prosedur atau tata cara pelayanan umum

b) Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif.

c) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum.

d) Rincian biaya/tariff pelayanan umum dan tata cara pembayarannya. e) Jadwal atau waktu penyelesaian pelayanan umum.

f) Hak dan kewajiban, baik bagi pemberi pelayanan maupun yang diberi layanan umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan

g) Permohonan/ kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemprosesan pelayanan umum.

h) Pejabat yang menerima keluhan masyarakat. 3) Keamanan

Artinya bahwa dalam proses dan hasil pelaayanan umum dapat memberikan kepastian hukum.

(32)

32

Hal-hal yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikaan seara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat.

5) Efisien

Yang dimaksud dengan efisien adalah :

a) Persyaratan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan kelengkapan dengan produk pelayanan umum yang diberikan.

b) Dicegah adanya pengulangan , persyaratan dalam hal proses pelayanan, mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintahan lain yang terkait.

6) Ekonomis

Pengenaan biaya pelyanan umum harus ditetapkan secra wajar dengan memperhatikan :

a) Nilai barang atau jasa pelayanan umum dan tidak dikenakan biaya yang tinggi di luar kewajaran.

b) Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar secara umum. c) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Keadilan

Yang dimaksud dengan keadilan di sini adalah keadilan yang merata dimana keadilan tersebut bermakna pelayanan umu harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlukan secara adil.

(33)

33

Yang dimaksud dengan ketepatan waktu adalah dalam pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

c. Bentuk-Bentuk Pelayanan.

Menurut Moenir (1992, 190-197) bentuk-bentuk pelayanan terdiri dari 3 macam, yaitu :

1) Pelayanan dengan Lisan

Bidang pelayanan lisan tugasnya memberikan kejelaasaan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar pelayanan lisan berhasi sesuai dengan yang diharapkan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku pelayanan yaitu :

a) Memenuhi benar masalah-masalah termasuk dalam bidang tugasnya. b) Mampu mmberikan penjelasan apa yang diperluakan dengan lancer,

singkaat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin memperoleh penjelasan mengenai sesuatu.

c) Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

2) Pelayanan dengan Tulisan

(34)

34

jarak jauh karena factor biaya, namun satu hal yang harus diperhatikan yaitu factor kecepatan. Pelayanan digolongkan menjadi dua, yaitu :

a) Layanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenisnya yang ditujukan kepada orang yang berkepntingan.

b) Layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan, pemberitahuan dan lain-lain.

3) Pelayanan berupa Perbuatan

Umumnya pelayanan dilakukan oleh petugas-petugas tingkt menengah ke bawah, karena itu faktor keahlian dan ketrampilan petugas sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Tujuan utama orang yang berkepentingan dalam layanan ini adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan, bukan hanya sekadar penjelasan atau kesanggupan secara lisan.

d. Faktor Pendukung Pelayanan

Dalam pelayanan terdapat beberapa faktor pendukung yang paling penting menurut Moenir (1992:88-127), antara lain sebagai berikut :

1) Faktor Kesadaran

(35)

35 2) Faktor Aturan

Yaitu aturan dalam organisasi yang menjadi landasan kerja pelayanan. Aturan ini mutlak kebenarannya agar organisasi dan pekerjaan dapat berjalan teratur dan terarah. Agar peraturan dapat mencapai apa yang dimaksud, maka ia harus memahami oleh semua orang yang bertugas dalam bidang yang diatur dan disertakan dengan disiplin yang tinggi.

3) Faktor Organisasi

Yaitu merupakan alat serta system yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan. Sebagai satu sistem, organisasi merupakan alat paling efektif dalam usaha pencapaian tujuan, dalam hal ini pelayanan yang paling baik dan memuaskan. Agar organisasi berfungsi dengan baik perlu ada pembagian, baik dalam organisasi, maupun tugas pekerjaaan sampai pada jenis organisasi atau pekerjaan yang paling kecil.

4) Faktor Pendapatan.

Yaitu pendapatan pegawai yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan pelayanan. Pendapatan yang cukup akan memotifasi pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik sehingga ia tidak melakukan penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.

5) Faktor Ketrampilan Tugas

Yaitu kemampuan dan ketrampilan para pegawai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan.

(36)

36

Yaitu sarana yang diperlukan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan layanan.

e. Kualitas Pelayanan.

Berbicara mengenai kualitas pelayanan berarti berbiacra tentang bagaimana cara yang harus diperoleh dalam usaha meningkatkan kualitas atau mutu, dimana dalama hal ini setiap organisasi atau instansti memiliki cara agar pelayanan yang diberikan dapat dijanjikan dengan sebaik mungkin.

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untukmencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayana prima yang tercermin dari (Lijan:2006:6) :

1) Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh sesama Yaitu kesadaran para pejabat serta para petugas yang berkecimpung dalam kegiatan pelayanan. Kesadaran para pegawai pada semua tingkatan terhadap tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Membawa dampak sangat positif terhadap organisasi. Ia akan menjadi sumber ketangguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugas, sehingga hasilnya dapat diharapkan melalui standar yang ditetapkan.

2) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(37)

37

4) Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5) Kesamaan hak, yaitu pelayanana yang tidak melakukan diskriminatif dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain.

6) Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

Defenisi konvensional dari kualitas, biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti : kinerja (Performance), keandalan (realibility), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics) (Lijan:2006).

Menurut Lijan (2006:8) selain peningkatan kualitas melalui pelayanan prima, pelayanan yang berkualitas juga dapat dilakukan dengan konsep “layanan sepenuh hati”

Layanan sepenuh hati dimaksudkan adalah layanan yang berasal dari diri sendiri yang mencerminkan emosi, watak, keyakinan, nilai, sudut pandang dan perasaan. Oleh karena itu aparatur pelayanan dituntut untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sepenuh hati. Layanan seperti ini tercrmin dari kesungguhan aparatur untuk melayani. Kesungguhan yang dimaksudkan , aparatur pelayanan menjadikan kepuasaan pelanggan menjadi tujuan utamanya.

(38)

38

Standar atau ukuran dasar adalah untuk mengetahui mutu pelayanan. Oleh sebab itu, sementara orang ada yang menyebutkan dengan mutu pelayanan. Sasaran ukurannya adalah untuk mengetahui apakah pelayanannya sudah prima atau belum belum prima. Standar pelayanan bagi birokrasi pada umumnya ditentukan dalam undang-ndang atau Perundang-undangan lainnya. Berdasarkan prinsip pelayanan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian berkembang menjadi 14 unsur prinsip yang relevan, valid dan reliable, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Prosedur Pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanan alur pelayanan.

2) Persyaratan Pelayanan yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3) Ketegasan Petugas Pelayanan yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawabnya).

4) Kedisiplinan Petugas Pelayanan yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama dalam konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

(39)

39

6) Kemampuan Petugas Pelayanan yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

7) Kecepatan Pelayanan yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaiakan dalam wkatu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan 8) Keadilan mendapatkan Pelayanan yaitu pelaksanaan pelayanan dengan

tidak membedakan golongan/ status masyarakat yang dilayani

9) Kesopanan dan Keramahan Pelayanan yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10) Kewajaran Biaya Pelayanan yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang telah ditetapkan oleh unit pelyanan.

11) Kepastian Biaya Pelayanan yaitu kesesuaian anatara biaya dibayarkan dengan biaya yang yang ditetapkan.

12) Kepastian Jadwal Pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

13) Kenyamanan Lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

(40)

40

3. Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance terhadap

Pelayanan Publik.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan telah terjadi pergeseran paradigma dari rule government menjadi good governance, dalam paradigma dari rule government penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik senantiasa menyandarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) tidak hanya terbatas pada penggunaan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melainkan dikembangkan dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang tidak hanya melibatkan pemerintah atau negara semata tetapi harus melibatkan intern birokrasi maupun ekstern birokrasi. Citra buruk yang melekat dalam tubuh birokrasi dikarenakan sistem ini telah dianggap sebagai tujuan bukan lagi sekadar alat untuk mempermudah jalannya penyelenggaraan pemerintahan. Kenyataannya, birokrasi telah lama menjadi bagian penting dalam proses penyelenggaraan pemerintahan negara.

(41)

41

Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah adalah pelayanan publik. Peraturan perundangan Indonesia telah memberikan landasan untuk penyelenggaraan pelayanan publik yang berdasarkan atas Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB). Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme menyebutkan asas-asas tersebut, yaitu Asas Kepastian Hukum, Transparan, Daya Tanggap, Berkeadilan, Efektif dan Efisien, Tanggung Jawab, Akuntabilitas dan Tidak Menyalahgunakan Kewenangan. Asas ini dijadikan sebagai dasar penilaian dalam peradilan dan upaya administrasi, disamping sebagai norma hukum tidak tertulis bagi tindakan pemerintahan. Meskipun merupakan asas, tidak semuanya merupakan pemikiran yang umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan hukum yang konkret atau tertuang secara tersurat dalam pasal undang-undang serta mempunyai sanksi tertentu.

(42)

42

keputusan pada khususnya, jadi Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) ini diterapkan secara tidak langsung sebagai salah satu dasar penilaian.

Asas ini merupakan kaidah hukum tidak tertulis sebagai pencerminan norma-norma etis berpemerintahan yang wajib diperhatikan dan dipatuhi, disamping mendasarkan pada kaidah-kaidah hukum tertulis. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa beberapa asas diantaranya dapat disisipkan dalam berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dan menjadi tolok ukur bagi hakim dalam hal mengadili perkara gugatan terhadap pemerintah mengenai perbuatan melawan hukum oleh penguasa. Asas ini juga dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang dengan cara demikian penyelenggaran pemerintahan itu menjadi lebih baik, sopan, adil, terhormat, bebas dari kezaliman, pelanggaran peraturan, tindakan penyalahgunaan wewenang dan tindakan sewenang-wenang.

(43)

43

jaminan bahwa pelayanan publik yang dilaksanakan merupakan ekspresi kebutuhan sosial masyarakat. Dalam konteks itu, ada jaminan bahwa pelayanan publik yang diberikan akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, masyarakat akan merasa memiliki pelayanan publik tersebut sehingga pelaksanaannya diterima dan didukung penuh oleh masyarakat.

F. Hipotesis

Sugiyono (2003:70) menyebutkan “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Dikatakan smentara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan harus diuji kebenarannya melalui pengujian hipotesis.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. 'Hipotesis Nihil (Ho):

“Tidak ada pengaruh positif antara penerapan prinsip-prinsip Good Governance terhadap pelayanan publik di kantor Samsat Medan Selatan ”. 2. Hipotesis Alternatif (Ha):

“Ada pengaruh positif antara penerapan prinsip-prinsip Good Governance terhadap pelayanan publik di kantor Samsat Medan Selatan ”.

G. Definisi Konsep

(44)

44

Berdasarkan uraian dan kerangka teori diatas, konsep yang digunakan dla penelitian ini adalah:

1. Good Governance, adalah penyelengaraan pemerintahan Negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif.

2. Prinsip-prinsip good Governance, adalah suatu karakteristik atau ukuran pokok dari pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

3. Pelayanan adalah kegiatan pelayanan dalam suatu instansi pemerintah yang mengutamakan rasa puas bagi yang menerima layanan.

H. Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana variabel diukur. Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni satu variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan satu variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi.

1. Variabel Bebas (X) dalam penelitian ini adalah prinsip-prinsip Good Governance, yang diukur berdasarkan indikatornya yaitu:

a. Akuntabilitas

yaitu bagaimana kemampuan organisasi dalam membuat kebijakan dan kegiatan yang sesuai dan konsisten dengan kehendak masyarakat banyak, serta adanya pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang terbuka untuk tinjauan publik.

b. Transparansi

(45)

45

kotak pengaduan keluhan dan kotak saran bagi pegawai dan masyarakat.

c. Efektifitas dan Efisiensi

yaitu kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan sesuai visi dan misi organisasi dengan menggunakan sumber daya yang ada.

d. Daya Tanggap (Responsiveness)

yaitu gambaran kemampuan suatu organisasi publik dalam hal ini di kantor Samsat Medan Selatan dalam menanggapi kebutuhan masyarakat.

e. Berkeadilan (Equity)

yaitu adanya perlakuan yang sama baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga kesejahteraan mereka.

2. Variabel Terikat (Y) dalam penelitian ini adalah pelayanan, dapat dilihat dari hal-hal yang dapat memberikan kepuasan bagi yang menerima layanan. Dengan indikator sebagai berikut :

a. Prosedur Pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanan alur pelayanan.

(46)

46

c. Kedisplinan petugas pelayanan adalah kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama dalam konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku..

d. Kewajaran Biaya Pelayanan yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang telah ditetapkan oleh unit pelayanan. e. Kepastian Biaya Pelayanan yaitu kesesuaian antara biaya dibayarkan

(47)

47

I. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, definisi konsep, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II Metode Penelitian

Bab ini menguraikan bentuk penelitian, populasi dan sample teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik analisis data.

BAB III Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Bab ini memuat gambaran sejarah lokasi penelitian dan struktur organisasi.

BAB IV Penyajian Data Penelitian

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh secara sistematis.

BAB V Analisa Data

Bab ini menguraikan data yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan analisis yang digunakan serta menguji hipotesis yang dikemukakan.

BAB VI Penutup

(48)

48

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk melihat apakah ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk melihat apakah ada pengaruh pelaksanaan Good Governance terhadap efektifitas kerja pegawai di Kantor Samsat Medan Selatan.

B.Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kantor Samsat Medan Selatan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dapat berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai test, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staff pegawai Kantor Samsat Medan Selatan, yaitu sebanyak 50 orang.

2. Sampel

(49)

49

sebagai refresentatif dari seluruh populasi , sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Menurut Arikunto, bila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen sampel atau lebih. Oleh karena, merajuk pada peryataan diatas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (100 persen), yaitu 50 orang. Sedangkan untuk masyarakat diambil hanya sebagai kontrol terhadap jalannya penyelenggaraan pelayanan publik di Kantor Samsat Medan Selatan, untuk itu penulis hanya mengambil sebanyak 20 orang anggota masyarakat

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, dimana dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Data Primer

(50)

50 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang diperoleh dari: a. Penelitian kepustakaan yang bersumber dari buku-buku.

b. Dokumentasi dari Kantor Samsat Medan Selatan dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

E. Teknik Penentuan Skor

Untuk menganalisa data yang diperoleh, dianalisis dengan analisis kuantitatif dengan melihat korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Teknik penentuan skor dalam penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinat untuk menilai secara umum jawaban dari angket.

Adapun penentuan skor adalah: 1. Jawaban a diberi skor 5 2. Jawaban b diberi skor 4 3. Jawaban c diberi skor 3 4. Jawaban d diberi skor 2 5. Jawaban e diberi skor 1

Untuk penentuan klasifikasi jawaban variable didasarkan atas skala interval dengan terlebih dahulu menghitung panjang kelas (p) yang ditentukan dengan:

s banyakkela

g ren

p= tan ….(Sudjana,1992:47)

Rentang = skor maksimum – skor minimum

5 1 5−

=

(51)

51 8 , 0 = p

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel, yaitu:

Kategori Nilai

Sangat Tinggi 4,24 - 5,00

Tinggi 3,43 – 4,23

Sedang 2,62 – 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

Sangat Rendah 1,00 – 1,80

F. Teknik Analisis Data

1. Koefisien Korelasi Product Moment

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara variabel digunakan analisis korelasi Product Moment Pearson sebagaiman disebutkan Sudjana (1992:373) dengan rumus sebagai berikut:

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − = Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Skor variabel bebas (Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Governance) Y = Skor variabel terikat (Pelayanan Publik)

(52)

52

[image:52.595.147.477.190.372.2]

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat diinterpretasikan dengan tingkat hubungan variabel berdasarkan tabel Guilford berikut:

Tabel 2.1

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat (Sugiyono,2003:214)

Dengan nilai r yang diperoleh , maka dapat diketahui apakah niai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatih (Ha) diterima.

2. Uji “t”

Untuk menguji keberartian koefisien antara variabel, digunakan uji statistic t dengan rumus:

2 1

2

r n r t

− − =

(53)

53 Kriteria pengujian adalah:

a. jika harga thitung < ttabel maka hipotesis alternatif ditolak. b. jika harga thitung > ttabel maka hipotesis alternatif diterima.

3. Koefisien Determinan

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas dengan variabel terikat, maka digunakan uji determinasi (D) dimana :

( )

r 2x100% D= xy

D= Koefisien Determinan

(54)

54

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat

Kantor SAMSAT Medan Selatan berdiri pada tanggal 15 Juni 1987. Kantor SAMSAT Medan Selatan merupakan salah satu unit pelayanan teknis dari 3 (tiga) instansi di dalamnya, yaitu: Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, POLRI, dan Jasa Raharja yang melayani masyarakat yang akan membayar atau melunasi kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor. Wilayah pelayanan Samsat Medan Selatan adalah sebagian kota Medan dan sebagian kecamatan Deli Serdang meliputi Medan Polonia, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Maimun, Medan Kota, Medan Denai, Biru-Biru, Patumbak, Deli Tua,Pancur Batu, Selayang, Kutalimbaru, Sibolangit.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pembentukan

1. Visi dan Misi

Adapun yang menjadi visi SAMSAT Medan Selatan adalah :

“Terwujudnya Pelayanan Prima Sebagai Bukti Pengabdian Kepada Masyarakat”.

Sedangkan misinya adalah :

a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat.

(55)

55

e. Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk mendukung terwujudnya pelayanan prima.

2. Tujuan Pembentukuan

Adapun yang menjadi tujuan pembentukan kantor SAMSAT Medan Selatan adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada pemilik kendaraan bermotor dan meningkatkan pendapatan daerah dan pendapatan Negara.

C. Jenis-Jenis Pelayanan dan Program Kerja

1. Jenis Pelayanan

a. Perpanjangan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan). b. Ganti STNK (Teliti Ulang 5 Tahun)

c. Ganti STNK hilang, ganti warna, pindah alamat. d. Bea Balik Nama (BBN) II

e. Lapor tiba antar SAMSAT Sumatera Utara 2. Program Kerja

a. Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat.

b. Meningkatkan Pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaran Bermotor.

c. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara. d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

(56)

56

Dalam melaksanakan program kerja yang ada SAMSAT Medan Selatan melakukan beberapa strategi, adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat a) Menyederhanakan Sistem dan Prosedur.

b) Menerapkan Pelayanan Prima Secara Konsisten. c) Sosialisasi yang berkesinambungan.

d) Menindaklanjuti Setiap Keluhan Masyarakat

2) Meningkatkan Keamanan Registrasi Identifikasi Kendaraan Bermotor a) Meningkatkan pelayanan pengarsipan dan keamanan data kendaraan

bermotor

b) Meningkatan teknologi dalam pengarsipan data kendaraan bermotor c) Tertib pendataan, tertib penyimpanan, dan tertib pengeluaran arsip

kendaraan bermotor

3) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Penerimaan Negara a) Identifikasi dan ekstensifikasi.

b) Melaksanakan pemungutan secara efektif dan efisien. c) Tertib pemungutan, tertib pembukuan, tertib laporan. 4) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

a) Meningkatkan disiplin dan etos kerja b) Meningkatkan kompetensi.

c) Meningkatkan kesejahteraan.

(57)

57

5) Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Terwujudnya Pelayanan Prima.

a) Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana secara konsisten. b) Memelihara terus menerus sarana dan prasarana yang tersedia. Selain itu SAMSAT Medan Selatan juga mengembangkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Bekerja Keras. 2. Keterbukaan.

3. Saling Menghormati. 4. Kejujuran.

5. Tanggung Jawab. 6. Kreatif dan Inovatif.

Adapun Komitmen yang dilakukan SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut :

1. Secara terus menerus memperbaiki dan mengembangkan sistem manajemen mutu.

2. Kepuasan masyarakat merupakan tujuan utama pelayanan.

Sedangkan inovasi yang telah dilaksanakan oleh SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut :

1. Renovasi dan penyempurnaan lay out gedung 2. Penyederhanaan prosedur loket

3. Penyederhanaan persyaratan

(58)

58 6. Pembayaran melalui PT Bank SUMUT

7. Menyediakan kartu masuk (nama pribadi ( pemilik langsung ) dan masyarakat dengan surat kuasa, Biro Jasa ( calo )

Sementara itu sarana dan prasarana yang terjadi pada kantor SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut:

1. Gedung perkantoran yang strategis 2. Ruang tunggu yang representative 3. Teknologi computer yang terkoneksi 4. Foto Copy

(59)

59

D. Mekanisme Pelayanan

[image:59.595.110.563.218.516.2]

Adapun mekanisme pelayanan yang diberikan oleh kantor SAMSAT Medan Selatan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Mekanisme Pelayanan SAMSAT Medan Selatan

Sumber: UPT SAMSAT Medan Selatan

Dalam pelaksanaan SAMSAT dikenal beberapa pendaftaran dan persyaratan sebagai berikut :

1. Pendaftaran pertama :

a. Pendaftaran kendaraan bermotor baru

b. Pendaftaran kendaraan bermotor eks dump TNI/ POLRI c. Pendaftaran kendaraan bermotor eks lelang Negara d. Pendaftaran kendaraan bermotor CD/ CC

e. Pendaftaran kendaraan bermotor badan internasional lainnya.

D. Diterima Resi

E. Membayar Di Payment Bank SUMUT

I. Menerima - STNK - TNKB

F. Validasi

G. Dicetak

- STNK

- TNKB

- TCKB

- BTCKB

- BPKB

H. Diarsipkan

Pemilik/ Pemohon

A. Ambil Formulir Loket Pendaftaran

C. Ditetapkan Biaya Adm. Baru - STNK

- Asuransi Jasa Raharja - Pajak Kendaraan Bermotor

B. Mendaftar

Loket Loket Loket Loket

Perpanjangan Pengesahan Mutasi Hal-hal

(60)

60 f. Pendaftaran kendaraan bermotor import

g. Pendaftaran kendaraan bermotor berdasarkan putusan pengadilan. 2. Pengesahan STNK setiap tahun dengan persyaratan sebagai berikut :

a. BPKB asli + foto copy b. STNK asli + foto copy c. KTP asli + foto copy d. Hasil ceking fisik e. SKPD tahun terakhir

3. Perpanjangan STNK setelah 5 (lima) tahun dengan persyaratan sebagai berikut: a. BPKB asli + foto copy

b. STNK asli + foto copy c. KTP asli + foto copy d. Hasil ceking fisik e. SKPD tahun terakhir

4. Pendaftaran kendaraan mutasi dan BBN (Bea Balik Nama) :

a. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar jual beli b. Pendaftaran kendaraan bermotor pindah/ dari luar daerah

c. Pendaftaran kendaraan bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja SAMSAT yang sama

d. Pendaftaran kendaraan bermotor rubah bentuk

e. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti mesin, ganti warna

f. Pendaftaran kendaraan bermotor STNK, TNKB rusak atau hilang g. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti nomor kendaraan

(61)

61 a) STNK asli + foto copy b) KTP asli + foto copy c) Kwitansi jual beli d) Hasil ceking fisik e) SKPD tahun terakhir

2) Sedangkan mutasi/ lapor tiba dengan persyaratan sebagai berikut : BPKB asli + foto copy

a) Surat penggant STNK sementara

b) KTP asli + foto copy bilamana nama tetap c) Kwitansi jual beli bilamana berubah nama d) Nota pajak

e) Fiskal antar daerah atau provinsi

f) Surat Keterangan pindah dari daerah asal g) Faktur asli + PPUD

h) Kartu induk BPKP i) Hasil ceking fisik

5. Pendaftaran kendaraan bermotor bersyarat khusus

a. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama eks kendaraan dinas milik negara

b. Pendaftaran kendaraan bermotor tukar nama atas dasar hibah/ warisan

c. Pendaftaran kendaraan bermotor ganti nama badan hukum/ penggabungan perusahaan

(62)

62 f. Pendaftaran STNK khusus atau rahasia

E. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab pegawai yang bertugas pada kantor SAMSAT Medan Selatan dapat dilihat pada Tupoksi masing – masing instansi, antara lain:

1. POLRI

Bertanggung jawab menyeluruh untuk mengkoordinasi dan mengawasi kelancaran dengan aspek – aspek kegiatan penerbitan STNK di SAMSAT Medan Selatan, serta melaksanakan kegiatan pada bagian ketatausahaan SAMSAT Medan Selatan, iderntifikasi, pengecekan/pemeriksaan, perubahan serta perbaikan/ralat data, registrasi dan pembukuan/pencatatan termasuk pemeliharaan penyimpanannya berkaitan dengan data identitas pemilik dan kenderaan, serta penerapan sistem manajemen mutu secara efektif dan efisien, penyediaan sumber daya yang dibutuhkan dilingkungan kepolisian, orientasi/pelatihan dan peningkatan kompetensi petugas pelaksana, serta pemenuan kepuasan masyarakat (wajib pajak).

2. DISPENDASU UPT Medan Selatan Bertanggung jawab sebagai berikut:

(63)

63

b. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPTD, sesuai bidang tugasnya.

c. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala UPTD.

d. Memberikan masukan yang perlu kepada kepala UPTD sesuai bidang tugasnya.

3. PT. Jasa Raharja

Bertanggung jawab secara menyeluruh untuk mengkoordinasi kegiatan - kegiatan yang terkait dengan aspek – aspek kegiatan pemungutan Sumbangan Wajib Pajak Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLLJ), penerapan sistem manajemen mutu secara efektif dan efisien, penyediaan sumber daya yang dibutuhkan dilingkungan SAMSAT Medan Selatan, orientasi/pelatihan dan peningkatan kompetensi petugas pelaksanaan serta pemenuhan kepuasan masyarakat (wajib pajak).

Dalam rangka meningkatkan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian dalam pelaksanaan sistem administrasi manunggal satu atap pada kantor SAMSAT Medan Selatan, maka dibentuklah kelompok – kelompok kerja sebagai berikut:

a. Kelompok kerja penyediaan formulir permohonan dan penerangan. b. Kelompok kerja pendaftaran, penelitian, dan penetapan.

c. Kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor (check fisik kendaraan bermotor.

(64)

64

f. Kelompok kerja pemesanan (order) PNKB, penempelan penting pajak, dan penyerahan.

g. Kelompok kerja arsip.

Adapun kegiatan masing – masing kelompok kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kelompok kerja penyediaan permohonan dan penerangan a) Petugas POLRI

(1) Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai dengan permintaan permohonan.

(2) Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran.

(3) Membukukan semua formulir yang diterima, dikeluarkan dan sisanya setiap hari.

(4) Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada buku register formulir.

(5) Memberi tanda paraf pada formulir permohonan untuk setiap permohonan yang telah memenuhi persyaratan.

(6) Menerima kembali formulir yang rusak untuk diganti dengan yang baru.

(7) Menerima pembayaran biaya PNKB. b) Petugas DISPENDA:

(65)

65

2) Kelompok kerja pendaftaran dan penetapan a) Sub kelompok kerja pendaftaran

(1) Petugas POLRI

(a) Menerima, meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan.

(b) Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang daftar agunan (jaminan).

(c) Membukukan paraf pada tanda peneriama formulir permohonan yang telah diteliti dan diterima serta memberikan tanda penerimaan kepada pemohon.

(d) Memberikan nota pemeriksaan fisik kendaraan bermotor kepada kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.

(e) Menerimadan meneliti hasil pemeriksaaan fisik kendaaran bermotor disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor.

(f) Menggabungkan berkas baru dengan arsip yang ada ke dalam map yang telah disediakan.

(g) Meneruskan berkas yang telah di teliti kepada petugas DISPENDA.

(2) Petugas DISPENDA

(a) Meneliti berkas yangh diterima dari petugas kepolisian dan membubuhkan paraf atas kelengkapan persyaratan.

(66)

66

(c) Memberitahukan kepada petugas POLRI dan PT. Asuransi Jasa Raharja apa bila di temukan kekeliruan/kekerungan persyaratan administrasi yang diperlukan.

b) Sub Kelompok Kerja dan penomoran (1) Petugas POLRI

(a) Menerima berkas dari petugas DISPENDA

(b) Meregistrasi dan memberikan nomor polisi sesuai dengan sistem penomoran yang berlaku.

(c) Mencantumkan nomor polisi pada dokumen permohonan. (d) Melanjutkan berkas pada sub kelompok kerja penetapan. (2) Sub DISPENDA

(a) Menerima dan meneliti berkas dari kelompok registrasi dan penomoran.

(b) Menetapkan besarnya PKB dan BBN-KB dan pemungutan lainnya dalam Nota Perhitungan Pajak (Notice Pajak)

(c) Membukukan memberikan nomor SKUM dan kohir pada notice pajak.

(d) Meneruskan kepada petugas PT. Asuransi Jasa Raharja.

(e) Menerima berkas STNK yang belum dibayar dari bendaharawan khususnya penerimaan (BKP) untuk diteruskan kepada penagihan. 3) PT. Asuransi Jasa Raharja

(67)

67

(b) Menetapkan SWDKLLJ dan dendanya yang harus dibayar oleh pemohon, dalam formulir permohonan maupun notice pajak.

(c) Membukukan penetapan SWDKLLJ.

(d) Meneruskan berkas tersebut kepada sub kelompok kerja pengetikan.

c) Sub Kelompok Kerja Pengetikan Petugas POLRI dan DISPENDSA :

(1) Petugas POLRI dan DISPENDA melaksanakan pengetikan pada blanko STNK.

(2) Mencatat blanko STNK yang diterima, dipakai dan sisanya setiap hari, serta mempertanggungjawabkan setiap lembaran penggunaan blanko STNK tersebut.

(3) Meneruskan berkas kepada kelompok kerja pemeriksaan penyelesaian administrasi (final check) dengan ekspedisi.

3) Kelompok kerja pemeriksaan fisik kendaraan bermotor (cek fisik kendaraan bermotor)

a) Petugas POLRI

(1) Menerima nota pemeriksaan fisik kendaraan bermotor bagi kelompok kerja pendaftaran .

(68)

68

(3) Menyelesaikan hasil pemeriksaan kepada kelompok kerja pendaftaran dengan ekspedisi.

4) Kelompok kerja pemeriksaan penyelesaian administrasi (final check) a) Petugas POLRI, DISPENDA, dan PT. Jasa Raharja

(1) Masing – masing petugas meneliti kembali kebenaran penetapan dan pengetikan serta persyaratan administrasi.

(2) Masing – masing petugas membubuhkan paraf pada blanko STNK yang sudah diketik :

(a) Petugas POLRI disebelah kiri nama pejabat yang menandatangani STNK.

(b) Petugas DISPENDA disebelah kanan bahwa pada kolom kosong dibawah jumlah yang sudah dibayar.

(c) Petugas PT. Asuransi Jasa Raharja disebelah kiri bawah pada kolom kosong dibawah jumlah yang harus dibayar, dengan catatan: paraf tersebut diatas tidak dibenarkan mengganggu atau menutupi identitas didalam STNK.

(3) Melaksanakan koordiansi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.

(69)

69 5) Kelompok kerja penerimaan pembayaran. a) Petugas POLRI

(1) Menerima Berkas dari kelompok kerja pemeriksaan penyelesaian administrasi (final check).

(2) Menyerahkan nota perhitungan pajak (notice pajak) dan blanko STNK yang sudah diketik kepada bendaharawan khusus penerima.

(3) Menerima kembali nota perhitungan pajak dan STNK yang sudah dibubuhi teraan cash register, kemudian menyatukan kembali dalam berkasnya serta mengirimkan berkas tersebut kepada kelompok kerja pemesanann (order) PNKB dan penyerahan dengan ekspedisi.

(4) Menerima setoran biaya administrasi dan BKP b) Petugas Bendaharawan Khusus Penerima (BKP)

(1) Mengirim berkas STNK yang belum dibayar kepada kelompok kerja pendaftaran dan penetapan ekspedisi.

(2) Menerima notice pajak dan blanko STNK yang sudah diketik dari petugas POLRI pada kelompok kerja penerimaan pembayaran.

(3) Mengumumkan nomor kendaraan bermotor yang sudah siap dibayar melalui papan tulis atau pengeras suara.

(4) Menerima, membubuhkan teraan kas registrasi pada STNK dan membukukan pembayaran.

(70)

7

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 3.1. Mekanisme Pelayanan SAMSAT Medan Selatan
Tabel 4.2: Identitas Responden berdasarkan Tingkat Usia
Tabel 4.4: Tanggapan responden apakah Kantor Samsat Medan Selatan selalu membuat peraturan yang memihak kepada Masyarakat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Pelayanan Publik pada Kantor SAMSAT Medan Selatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden (lihat tabel 41) diketahui bahwa kualitas pelayanan publik pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur juga berada

5.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kantor Camat Medan Marelan. Prinsip Partisipasi adalah untuk menjamin agar setiap kebijakan

TABEL 3.8 tingkat kepentingan pelanggan terhadap biaya resmi yang ditetapkan oleh kantor SAMSAT Medan Selatan Dalam Pengurusan Pajak.. Kendaraan Bermotor Sudah Sewajarnya

dengan judul : “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi Pada Kantor Camat Medan Helvetia Kota Medan)”.. 1.2

Pegawai SAMSAT Medan Selatan sangat tepat waktu dalam memberikan pelayanan pembayaran pajak kendaran bermotor..

UPT Medan Utara / Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara dalam meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat telah membentuk:. SAMSAT UPT MEDAN SELATAN, melayani

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Samsat