• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Desain Kemasan terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Desain Kemasan terhadap Impulsive Buying Pada Konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan Chapter III V"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian eksplanasi asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012: 100). Adapun yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu desain kemasan dan variabel dependen yaitu impulsive buying.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Gerai Chatime yang terletak di Hermes Place Polonia Medan, Jln. W. Mangonsidi No. 45 Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari – Februari 2017.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(2)

29

yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu (Sugiyono, 2012: 115). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang membeli produk minuman Chatime secara langsung di gerai Chatime Hermes Place Polonia Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil pada penelitian ini merupakan konsumen Chatime yang terletak di Hermes Place Polonia Medan. Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka dalam penentuan sampel penelitian ini digunakan rumus Rao Purba. Menurut Purba (Sujarweni, 2015:155) jika jumlah populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus

� = �

2

4(���)2 Keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96

moe = Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang ditolerir sebesar 10%

Dari rumus tersebut maka dapat dilihat ukuran sampel minimal yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar:

� = 1,96 2

4 (0,1)2 � = 96,04

(3)

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2012: 118) nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Metode yang digunakan adalah metode Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu yaitu menentukan respnden dengan beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Merupakan konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan 2. Pernah melakukan pembelian Chatime sedikitnya 1 kali.

Untuk mempermudah peneliti dalam menemukan responden maka dilakukan penarikan sampel Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel, layak sebagai sumber data, dan merupakan konsumen produk minuman Chatime. Setelah jumlah responden terpenuhi 100 orang maka penelitian ini dihentikan.

3.4 Definisi Konsep

Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Desain Kemasan (X)

(4)

31

mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar.

2. Impulsive buying (Y)

Menurut Utami (2012: 50) Perilaku pembelian yang tidak direncanakan (unplanned buying) merupakan perilaku pembelian yang dilakukan di dalam toko, di mana pembelian berbeda dari apa yang telah direncanakan oleh konsumen pada saat mereka masuk ke dalam toko

3.5 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Desain Kemasan (X) yang terdiri dari 3 Indikator yaitu Desain Grafis, Struktur Desain, dan Informasi Produk. Indikator yang digunakan dalam variabel ini berjumlah 10 sub-indikator. 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah impulsive buying (Y). Indikator yang digunakan dalam variabel ini terdiri dari 6 Indikator.

Tabel 3.1

Tabel Definisi Operasional No

Deskriptor Pertanyaan Skala 1. Desain

Desain Grafis adalah elemen grafis yang dapat adalah atribut fisik suatu produk yang menjadi sarana bagi perusahaan untuk

membedakan produknya sendiri dalam pikiran konsumen.

1. Apakah Chatime merupakan salah satu nama merek yang mudah diingat oleh konsumen?

(5)

material, desain yang ada pada dari Desain Kemasan: Desain grafis, struktur desain dan informasi produk.

mengarahkan mata untuk membaca dari desain grafis: nama merek, warna, tipografi identitas dan karakteristik yang dapat membedakan produk yang satu dengan yang lain?

Likert

2. Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. n kepribadian desain? warna yang menarik sehingga dapat membuat

3. Tipografi (bentuk/tipe huruf) adalah pengunaaan bentuk huruf untuk

mengkomunikas ikan secara visual suatu bahasa lisan.

(6)

33

6. Apakah tipografi (tipe huruf) dalam Chatime mudah dibaca, dimengerti serta informatif dalam meng-komunikasika n informasi produknya?

Likert

4. Gambar adalah elemen yang ada dalam sebuah kemasan yang membuat konsumen tertarik.

7. Apakah gambar yang terdapat di kemasan sesuai dengan nama merek atau nama produk serta dapat

mendefinisika n isi produk itu sendiri?

Likert produk dan menyediakan permukaan fisik bagi desain

1. Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki kesesuaian terhadap suatu produk kemasan

9. Apakah Anda setuju

Chatime memiliki bentuk yang mudah dikenali ?

Likert

10. Apakah bentuk yang dimiliki oleh Chatime dapat menjaga kualitas

(7)

yang ada pada struktur desain adalah bentuk dan ukuran serta material.

sendiri?

2. Ukuran kemasan hendaklah sesuai dengan kehendak pembeli, misalnya besar kecilnya ukuran produk itu sendiri. sesuai dengan isi yang ada?

Likert

12. Apakah Anda setuju bahwa Chatime memiliki ukuran yang simpel kemana saja?

Likert

3. Material adalah segala bentuk bahan yang digunakan dalam

menciptakan Sebuah kemasan.

13. Apakah Anda setuju bahwa Chatime memiliki material fisik yang

mencerminka n kualitas produk yang baik?

Likert

14. Apakah Chatime terbuat dari bahan tidak mudah bocor?

(8)

35

Informasi Produk adalah penjelasan produk yang biasanya mendefinisika n isi kemasan yang spesifik.

1. Rasa adalah informasi rasa produk yang tertera pada kemasan.

15. Apakah informasi rasa yang tertera dalam tertarik untuk melakukan pembelian?

Likert

16. Apakah jenis rasa yang dimiliki oleh Chatime layanan khusus, ragam

keuntungan yang

diintegrasikan / dibawa di dalam suatu produk.

17. Apakah Anda setuju Chatime memiliki keuntungan seperti

(9)

18. Apakah Anda setuju Chatime Produk adalah segala sesuatu yang dapat menjadi

keuntungan bagi konsumen.

19. Apakah Anda setuju bahwa Chatime merupakan minuman penyegar dahaga dan menambahka Anda setuju bahwa Chatime memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan karena terbuat dari buah yang banyak vitaminnya? spontan untuk

1. Dorongan Spontan Untuk Membeli terjadi ketika ada perasaan lebih untuk membeli suatu produk

21. Apakah Anda melakukan pembelian chatime karena rasa penasaran?

(10)

37

.

pembelian yang tidak terencana

yang tidak direncanakan sebelumnya yang disebabkan karena beberapa hal.

22. Apakah Anda melakukan pembelian chatime atas kemauan sendiri?

Likert

2. Sinkronitas adalah antara apa yang diharapkan sesuai dengan yang terjadi ketika setelah membeli sebuah produk.

23. Apakah Anda membeli Chatime sesuai dengan kemampuan material?

Likert

24. Apakah Anda setuju bahwa Chatime menyediakan berbagai macam rasa yang sesuai dengan selera yang anda inginkan?

Likert

3.Ketertarikan adalah suatu hal yang membuat konsumen merasa ada hal yang menarik terhadap suatu produk.

25. Apakah Anda membeli Chatime ketika melihat suasana toko yang ramai sehingga tertarik melakukan pembelian tak terencana?

Likert

26. Apakah Anda setuju bahwa anda melakukan pembelian Chatime ketika melihat

(11)

4. Elemen Hedonis adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa

kesenangan dan kenikmatan materi

adalah tujuan utama hidup.

27. Apakah Anda merasa puas setelah melakukan pembelian Chatime?

Likert

28. Apakah Anda merasa bangga Anda setuju bahwa Ekspektasi yang anda harapkan sesuai setelah anda yang terjadi setelah melakukan pembelian sebuah produk baik terhadap orang lain maupun konflik terhadap diri sendiri. konflik yang bisa saja terjadi?

(12)

39

6. Meng-abaikan Konse-kuensi terjadi ketika pembelian terhadap suatu produk tanpa

memikirkan hal-hal lain yang

mungkin saja terjadi.

31. Apakah Anda pernah mengalami dibeli tidak seperti yang

Anda inginkan sebelumnya?

Likert

32. Apakah Anda setuju bahwa dengan membeli Chatime artinya Anda percaya pada produk tersebut

Likert

Sumber: Data diolah, 2017 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Data Primer

(13)

berupa pertanyaan / pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.

2. Data Sekunder

Menurut Sunyoto (2013: 10) data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku, penelitian terdahulu, serta tulisan-tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

3.7 Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2012: 132) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

(14)

41

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 Sumber : Sugiyono, (2012 : 133)

3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuisioner, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan realibilitas terhadap daftar pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner tersebut.

3.8.1.1 Uji Validitas

Validitas sebuah alat ukur ditunjukan dari kemampuannya mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas Instrumen harus mengandung 2 hal, faktor ketepatan dan faktor kecermatan. Mungkin terjadi suatu alat ukur tepat untuk mengukur besaran variabel, tetapi kurang cermat dalam melakukan pengukuran tertentu. Alat ukur tersebut dapat dikatakan tidak valid (Suliyanto, 2006:146).

(15)

3.8.1.2 Uji Realibilitas

Pengertian realibilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran yang dapat dipercaya, jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif sama maka pengukuran tersebut diangap memiliki realibilitas yang baik (Suliyanto, 2006:149). Untuk menguji realibilitas penguji dapat menggunakan teknik half, yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi (r). Jika nilai koefisien realibilitas (Spearman Brown) > 0,6 maka instrumen memiliki realibilitas yang baik/realiable/terpercaya. Sebaliknya, jika nilai koefiesien realibilitas (Spearman Brown) < 0,6 maka instrumen memiliki realibilitas yang tidak baik/tidakrealiable/tidak terpercaya.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Uji Normalitas

(16)

43

3.8.3 Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono (2011: 270) Regresi sederhana didasrkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:

Y’ = a + bX Dimana:

Y’ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. 3.8.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier berganda. Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis,yaitu :

3.8.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Menurut Ghozali dalam Wiratna (2015: 229), uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai probalitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah :

(17)

3.8.4.2 Koefisien Determinasi (R2)

(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Chatime

Chatime (日 出 茶 太) adalah sebuah jaringan kedai minuman teh susu mutiara asal Taiwan. Chatime memiliki sedikitnya 1002 cabang di 26 negara, pada tahun 2006 Chatime membuka gerai pertama di luar Taiwan, tepatnya di California, Amerika Serikat. Hingga tahun 2013 Chatime berekspansi lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia.Chatime adalah kombinasi dari kata "Cha," yang berarti teh di mandarin, dan kata "Waktu," begitu Chatime berarti "tea time" atau "waktu untuk minum teh." Waktu istirahat setiap orang dapat menikmati muda dan tua, dengan satu minuman lezat. Didirikan pada tahun 2005, sejak itu diperluas untuk lebih dari 1000 lokasi di seluruh dunia, terutama di Asia. Dengan outlet di lebih dari selusin negara-negara Asia termasuk Taiwan, Cina, India, Jepang, Malaysia, Singapura, Korea, Thailand, dan tentu saja di Indonesia. Ada juga lokasi di Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, dan bagian dari Timur Tengah.Chatime menjual minuman yang umumnya berbahan

dasar

yang terbuat dari tapioka, puding, jeli, dan lain-lain.

(19)

green tea, roasted tea, brown rice, sencha, genmaicha, dan lain sebagainya.

Chatime menjual minuman yang umumnya berbahan dasar teh. Teh tersebut dikombinasikan dengan beragam topping seperti mutiara yang terbuat dari tapioka, puding, jeli, dan lain-lain.Ada berbagai seri segmen yang ditawarkan oleh Chatime, antara lain Mellow Milk Tea yang menggunakan campuran susu dan teh. Ada pula Oriental Pop Tea yang diolah menggunakan mesin yang dinamakan teapresso dengan proses pengolahan yang tidak jauh berbeda dengan membuat

espresso, ada juga Chatime Special Mix, Fresh Tea, dan Mousse.

Chatime Indonesia dioperasikan oleh Grup

dansedikitnya 115 gerai Chatime di Indonesia telah beroperasi.KotaMedan

merupakan salah satu tempat dibukanya gerai Chatime yang terdiri dari 10 gerai

diantaranya terletak di:Chatime Sun Plaza, LG , Chatime Cambridge City Square,

Lt. 2, Chatime Hermes Place Polonia, Chatime Juanda, Inside ACE, Chatime

Center Point Medan LG, Jl. Timor/Jawa No. 1 , Chatime Lippo Plaza, Chatime

Focal Point, Lantai GF #2a, Chatime Gatsu Medan Lantai GF, Chatime Binjai

Medan Lantai 1, Chatime Lippo Plaza Medan, dan Jalan Imam Bonjol No.6

Medan . Chatime Hermes Place Polonia Medan merupakan tempat penelitian

yang dilakukan oleh peneliti.

4.1.2 Visi dan Misi Chatime

(20)

47

4.1.3 Struktur Organisasi Chatime Hermes Palace Polonia Medan Gambar 4.1

Struktur Organisasi

Sumber: Chatime Hermes Place Polonia Medan

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Pada bagian ini diuraikan dan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan dan diolah untuk mengetahui pengaruh desain kemasan terhadap impulsive buying. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Chatime Hermes Palace Polonia Kota Medan. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang konsumen yang ditemui oleh peneliti pada saat penelitian berlangsung. Terdapat karakteristik responden yang dimasukkan dalam penelitian, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan frekuensi pembelian. Untuk memperjelas karaktristik responden yang dimaksud dapat dijelaskan berikut ini:

Leader

Co-Leader

Admin

Kasir

(21)

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden (F) Persentase Laki-laki

Perempuan

25

75

25%

75%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.1 tersebut, diketahui dari 100 responden terlihat bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 responden (25%), sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 75 orang (75%). Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen Chatime Hermes Palace Medan lebih cenderung perempuan karena lebih mudah dipengaruhi teman kelompok dan sebayanya.

2. Usia

Tabel 4.2 Usia

Usia Jumlah Persentase

15-20 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun > 30 Tahun

41 51 3 5

41% 51% 3% 5%

Total 100 100

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(22)

49

persentase sebanyak 41% dan usia 21-25 tahun sebanyak 51%. Hal ini disebabkan karena pada kisaran umur 15-25 Tahun adalah masa dimana remaja sangat suka mengikuti trend dan mudah dipengaruhi temannya untuk melakukan impulsive buying (pembelian tak terencana).

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar (SMP/SMA) Mahasiswa/i Karyawan Swasta

Dan Lain-lain

7 75

9 9

7% 75%

9% 9%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(23)

4. Frekuensi Pembelian

Tabel 4.4 Frekuensi Pembelian

FrekuensiPembelian Jumlah Persentase 1 kali

2-4 kali > 4 kali

24 24 52

24% 24% 52%

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dari tabel 4.4 dapat menunjukkan jumlah frekuensi pembelian yang dilakukan oleh konsumen Chatime Hermes Palace Polonia Medan yang beragam. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa frekuensi pembelian Chatime yang paling banyak dilakukan adalah lebih dari 4 kali. Hal ini terjadi karena keputusan pembelian yang dilakukan oleh kosumen secara tidak terencana dapat mengakibatkan kepuasan dari segi rasa yang beragam sehingga konsumen tidak ragu melakukan pembelian secara terus-menerus.

4.2.2 Deskripsi Variabel Desain Kemasan sebagai Variabel X

Desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

(24)

51

indikator yakni desain grafis memiliki 4 sub-indikator diantaranya nama merek, warna, tipografi, dan gambar. Indikator kedua struktur desain memiliki 3 sub-indikator diantaranya bentuk, ukuran, serta material. Indikator ketiga informasi produk dengan 3 sub-indikator diantaranya rasa, fitur, dan manfaat produk dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pertanyaan mengenai Desain Grafis

Desain Grafis adalah elemen grafis yang dapat digunakan untuk menuntun konsumen melalui desain kemasan dengan mengarahkan mata untuk membaca hierarki informasi. Berikut merupakan sub-indikator dari desain grafis: nama merek, warna, tipografi (bentuk/tipe huruf) dan gambar dimana setiap sub-indikator memiliki dua pertanyaan untuk mengukur tanggapan responden, yang dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.5

Chatime merupakan salah satu nama merek yang mudah diingat oleh konsumen

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 29 68 3 - -

29% 68% 3% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(25)

"Cha," yang berarti waktu di mandarin, dan kata "tea" yang berarti teh dalam bahasa inggris sehingga Chatime berarti "tea time" atau "waktu untuk minum teh". Namun terdapat 3% responden yang menyatakan kurang setuju, hal ini disebabkan karena responden merasa nama Chatime kurang famililiar ditelinga konsumen.

Tabel 4.6

Chatime memiliki identitas dan karakteristik yang dapat membedakan produk yang satu dengan yang lain

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 22 62 16 - -

22% 62% 16% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(26)

53

Tabel 4.7

Warna Chatime merupakan alat yang dapat mengkomunikasikan kepribadian desain

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

23 45 32 - -

23% 45% 32% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(27)

Tabel 4.8

Chatime memiliki komposisi warna yang menarik Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 21 63 13 3 -

21% 63% 13% 3% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Chatime memiliki komposisi warna yang menarik dengan persentase sebesar 63%. Hal ini disebabkan karenakomposisi yang dimiliki oleh Chatime dapat membangkitkan gairah konsumen untuk melakukan pembelian baik secara impuslive maupun non-impulsive.Namun sebanyak 13% responden menyatakan

(28)

55

Tabel 4.9

Skala tipografi (tipe huruf) yang dimiliki oleh Chatime bersesuaian dengan elemen-elemen lain yang ada dengan keseluruhan ukuran kemasan

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 21

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa skala tipografi (tipe huruf) yang dimiliki oleh Chatime bersesuaian dengan elemen-elemen lain yang ada dengan keseluruhan ukuran kemasan dimana persentasenya adalah sebesar 65%. Hal ini disebabkan karenatipe huruf Chatime yang jelas serta ukuran huruf yang saling berkesinambungan dengan elemen-elemen yang ada pada kemasan.

Tabel 4.10

Tipografi (tipe huruf) dalam Chatime mudah dibaca, dimengerti serta informatif dalam mengkomunikasikan informasi produknya

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

27

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(29)

dimengerti serta informatif dalam mengkomunikasikan informasi produknya dengan persentase sebesar 63%. Hal ini disebabkan karenatipe huruf dalam kemasan Chatime dapat memberikan informasi rasa sehingga menjadi salah satu faktor menarik yang membuat konsumen melakukan pembelian.

Tabel 4.11

Gambar yang terdapat di kemasan Chatime menarik selera konsumen

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 38 44 18 - -

27% 63% 18% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(30)

57

Tabel 4.12

Gambar Chatime sesuai dengan nama merek atau nama produk Kategori Jumlah Responden Persentase

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

28 60 12 - -

28% 60% 12% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawabanmayoritas responden menyatakan setuju bahwa gambar Chatime sesuai dengan nama merek atau nama produk serta dapat mendefinisikan isi produk itu sendiri dengan persentase sebesar 60% . Tentu bukan hal yang mengagetkan karena kata Chatime sendiri berasal dari kata “Cha” yang artinya time/waktu dalam bahasa mandarin dan kata "tea" yang berarti teh dalam bahasa inggris sehingga Chatime berarti "teatime" atau "waktu untuk minum teh". Hal ini semakin jelas terlihat karena memang isi dari Chatime sendiri adalah teh yang dikombinasi dengan rasa yang beragam dan disajikan dalam keadaan panas dan dingin.

2. Pertanyaan mengenai Struktur Desain

(31)

Tabel 4.13

Chatime memiliki bentuk yang mudah dikenali Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 31

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.13 diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwaChatime memiliki bentuk yang mudah dikenalidengan persentase sebesar 59% . Hal ini disebabkan karena kemasan Chatime yang simple tetapi nyaman untuk digenggam membuatnya mudah dikenali. Namun sebanyak 9% responden menyatakan kurang setuju dikarenakan bentuk kemasan Chatime memiliki kemiripan dengan produk minuman lainnya.

Tabel 4.14

Bentuk yang dimiliki oleh Chatime dapat menjaga kualitas minuman produk Kategori Jumlah Responden Persentase

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 21

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(32)

59

kemasan Chatime terlihat kokoh dan tidak mudah bocor sehingga isi dalam kemasan tetap terjaga kualitas baik dalam keadalan panas maupun dingin.

Tabel 4.15

Ukuran kemasan produk minuman Chatime sesuai dengan isi yang ada

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 38

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawabanmayoritas responden menyatakan setuju bahwa ukuran kemasan produk minuman Chatime sesuai dengan isi yang ada dengan persentase sebesar 56% . Hal ini disebabkan karena konsumen yang melakukan pembelian Chatime merasa isi yang disajikan pas dan tidak berlebihan tetapi sekitar 38% menyatakan tidak sesuai.

Tabel 4.16

Chatime memiliki ukuran yang simpel sehinga memudahkan konsumen dalam membawa produk kemana saja

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 22

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(33)

konsumen dalam membawa produk kemana sajadengan persentase sebesar 66% . Hal ini terbukti ketika kita membeli produk minuman Chatime tidak sedikit konsumen yang menikmati minuman tersebut di jalan. Namun sebanyak 12% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut karena responden merasa ukuran yang dimiliki oleh Chatime terlalu besar karena Chatime memang menyediakan 2 jenis cupsehingga responden merasa kesulitan membawa produk minuman tersebut dan lebih memilih merasakan Chatime di tokonya secara langsung.

Tabel 4.17

Kemasan Chatime memiliki material fisik yang mencerminkan kualitas produk yang baik

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 17 66 16 1 -

17% 66% 16% 1% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(34)

61

Tabel 4.18

Chatime terbuat dari bahan yang tidak mudah bocor Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

15 69 15 1 -

15% 69% 15% 1% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.18, mayoritas responden menyatakan setuju bahwaChatime terbuat dari bahan yang tidak mudah bocordengan persentase sebesar 69% . Hal ini terbukti karena kemasan Chatime terbuat dari bahan plastik berkualitas baik sehingga dapat menjaga keutuhan isi Chatime itu sendiri. Kemudian sebanyak 15% responden memberikan tanggapan kurang setuju, hal ini terjadi karena beberapa responden tersebut merasa Chatime yang mereka beli pernah mengalami kebocoran sehingga bahan yang dimiliki oleh Chatime perlu diperbaiki kembali.

3. Pertanyaan mengenai Informasi Produk

(35)

Tabel 4.19

Informasi rasa yang tertera dalam kemasan Chatime dapat membuat konsumen semakin tertarik untuk melakukan pembelian

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 26

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Tabel 4.19diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwaInformasi rasa yang tertera dalam kemasan Chatime dapat membuat konsumen semakin tertarik untuk melakukan pembeliandengan persentase sebesar 57% . Hal ini terbukti ketika kita melakukan pembelian produk minuman Chatime maka di kemasan dapat kita temui informasi rasa yang telah kita pesan.

Tabel 4.20

Jenis rasa yang dimiliki oleh Chatime beragam Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

32

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(36)

63

orang pasti mempunyai selera rasa yang berbeda-beda dan hal tersebut yang ditawarkan oleh Chatime dengan menyediakan berbagai rasa yang sesuai dan cocok dengan lidah dan selera setiap orang.

Tabel 4.21

Chatime memiliki keuntungan seperti promosi yang ada pada kemasan Kategori Jumlah Responden Persentase

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 17 64 18 1 -

17% 64% 18% 1% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.21diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Chatime memiliki keuntungan seperti promosi yang ada pada kemasan sehingga banyak konsumen melakukan pembelian dengan persentase sebesar 64% . Hal ini disebakan karena pada saat-saat tertentu Chatime selalu memberikan promo menarik untuk konsumen sehingga perilaku konsumen seperti impulsive buying sering terjadi. Namun sebanyak 18% responden memberikan tanggapan

(37)

Tabel 4.22

Chatime memiliki sistem pelayanan yang baik Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 29

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan tabel 4.22diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa Chatime memiliki sistem pelayanan yang baik dan memberikaan kepuasan terhadap pelanggan dengan persentase sebesar 67% . Hal ini disebakan karena konsumen merasa pelayanan yang dilakukan oleh karyawan Chatime sangat baik karena bagaimanapun seorang konsumen akan sangat merasa dihargai ketika mendapatkan pelayanan yang memuasakan sehingga konsumen tidak ragu untuk melakukan pembelian secara terus menerus.

Tabel 4.23

Chatime merupakan minuman penyegar dahaga Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 29

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(38)

65

menambahkan rasa semangat untuk konsumen dengan persentase sebesar 53% . Hal ini disebakan karena minuman Chatime terbukti ampuh untuk mengatasi solusi ketika masalah dahaga muncul dengan rasa yang beragam serta tersedia dalam keadaan panas maupun dingin. Kemudian sebanyak 17% reponden memberikan tanggapan kurang setuju karena responden merasa Chatime bukan satu-satunya minuman yang bisa menghilangkan dahaga.

Tabel 4.24

Chatime memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan karena terbuat dari buah yang banyak vitaminnya

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 24 52 24 - -

24% 52% 24% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(39)

4.2.3 Deskripsi Variabel Impulsive Buying sebagai Variabel Y

Impulsive Buyingmerupakan perilaku pembelian yang dilakukan di dalam

toko, di mana pembelian berbeda dari apa yang telah direncanakan oleh konsumen pada saat mereka masuk ke dalam toko. Pembelian tidak terencana adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya, atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko.

Untuk melihat bagaimana tanggapan responden terhadap indikator-indikator dan juga perhitungan skor variabel impulsive buyingyang terdiri dari enam indikator yakni dorongan spontan untuk membeli, sinkronitas, ketertarikan, elemen hedonis, konflik, dan mengabaikan konsekuensi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pertanyaan mengenai Dorongan spontan untuk membeli

(40)

67

Tabel 4.25

Melakukan pembelian chatime karena rasa penasaran Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 16 58 26 - -

16% 58% 26% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(41)

Tabel 4.26

Melakukan pembelian chatime atas kemauan sendiri Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 35 61 4 - -

35% 61% 4% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.26diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden melakukan pembelian Chatime atas kemauan sendiri dengan persentase sebesar 61% . Hal ini disebakan banyak konsumen setelah melalui proses dimana mereka mengalami rasa penasaran lalu mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atas kemauan sendiri dan hanya sekitar 4% yang menyatakan kurang setuju karena mereka melakukan pembelian atas dorongan orang lain ataupun lingkungannya.

2. Pertanyaan mengenai Sinkronitas

(42)

69

Tabel 4.27

Membeli Chatime sesuai dengan kemampuan material Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 29 54 16 1 -

29% 54% 16% 1 -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(43)

Tabel 4.28

Chatime menyediakan berbagai macam rasa yang sesuai dengan selera yang diinginkan

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 30 61 9 - -

30% 61% 9% - -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawabanmayoritas responden menyatakan setuju bahwa Chatime menyediakan berbagai macam rasa yang sesuai dengan selera yang diinginkan dengan persentase sebesar 61% . Hal ini disebakan karena Chatime menawarkan berbagai jenis teh mulai dari dasar tehnya sendiri yaitu oolong tea, black tea, green tea, roasted tea, brown rice, sencha, genmaicha, dan lain sebagainya. Kemudian sebanyak 9% responden

(44)

71

3. Pertanyaan mengenai Ketertarikan

Ketertarikan adalah suatu hal yang membuat konsumen merasa ada hal yang menarik terhadap suatu produk. Setiap indikator memiliki dua pertanyaan untuk mengukur tanggapan responden, yang dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.29

Membeli Chatime ketika melihat suasana toko yang ramai sehingga tertarik melakukan pembelian tak terencana

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 17 42 35 6 -

17% 42% 35% 6% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.29diatas, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden membeli Chatime ketika melihat suasana toko yang ramai sehingga tertarik melakukan pembelian tak terencana dengan persentase sebesar 42% . Hal ini disebakan karena Chatime memberikan sensasi tersendiri ketika konsumen melihat suasana yang ramai sehingga terjadi perilaku impulsive buying(pembelian tak terencana. Namun, ternyata ada sekitar 35% responden

(45)

Tabel 4.30

Melakukan pembelian Chatime ketika melihat menu yang beragam Kategori Jumlah Responden Persentase

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 21 63 15 1 -

21% 63% 15% 1% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa melakukan pembelian Chatime ketika melihat menu yang beragam dengan persentase sebesar 63% . Hal ini disebakan karena Chatime memberikan kepuasan berupa menu yang beragam mulai dari berbagai macam jenis teh, berbagai jenis rasa, dan disajikan dalam keadaan panas maupun dingin. Hal-hal tersebut dilakukan oleh Chatime untuk mencapai visi misi yang mereka buat untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen disegala usia.

4. Pertanyaan mengenai Elemen Hedonis

(46)

73

Tabel 4.31

Merasa puas setelah melakukan pembelian Chatime Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 28

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan data yang didapatkan dari distribusi jawabanmayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden merasa puas setelah melakukan pembelian Chatime dengan persentase sebesar 61% . Hal ini disebakan karena Chatime bukan hanya menawarkan rasa yang beragam tetapi juga memberikan kepuasan melalui pelayanan yang baik. Selain itu minuman Chatime selalu menjaga kesegaran produknya sehingga ketika ada permintan dari pembeli saat itu juga teh diseduh.

Tabel 4.32

Merasa bangga setelah melakukan pembelian Chatime

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 10

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(47)

persentase sebesar 55% . Hal ini disebakan karena minuman Chatime menjamin bahan-bahan yang digunakan langsung diimpor dari negara asalnya, yakin Taiwan. Selain itu produk minuman Chatime juga menjamin bahwa bahan yang digunakan bebas pengawet serta nama besar Chatime membuat para konsumen merasakan kebanggan itu sendiri. Namun sebanyak 34% responden menanggapi pertanyaan tersebut dengan jawaban kurang setuju, jumlah yang cukup besar tersebut disebabkan karena responden tidak merasakan kebanggaan sama sekali setelah membeli produk minuman tersebut sehingga responden merasa hal tersebut merupakan hal yang biasa saja.

5. Pertanyaan mengenai Konflik

Konflik adalah pertentangan yang terjadi setelah melakukan pembelian sebuah produk baik terhadap orang lain maupun konflik terhadap diri sendiri. Setiap indikator memiliki dua pertanyaan untuk mengukur tanggapan responden, yang dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.33

Ekspektasi yang anda harapkan sesuai setelah anda melakukan pembelian Chatime

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 14 42 35 9 -

14% 42% 35% 9% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(48)

75

pembelian Chatime dengan persentase sebesar 42% . Hal ini disebakan karena minuman Chatime memang cocok untuk lidah orang Indonesia selain itu dengan tersedianya rasa yang beragam membuat konsumen merasa tidak kecewa. Namun, sebanyak 35% responden menyatakan tidak setuju karena ketika kita melakukan pembelian dengan cara impulsive memiliki keuntungan dan kerugian. Kerugian yang dimaksud disini adalah tidak sesuainya ekspektasi yang diharapkan setelah dilakukannya pembelian.

Tabel 4.34

Melakukan pembelian Chatime dikarenakan suasana hati/mood sehingga anda tidak memikirkan adanya konflik yang bisa saja terjadi Kategori Jumlah Responden Persentase

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

13 41 38 8 -

13% 41% 38% 8% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(49)

6. Pertanyaan mengenai Mengabaikan Konsekuensi

Meng-abaikan Konse-kuensi terjadi ketika pembelian terhadap suatu produk tanpa memikirkan hal-hal lain yang mungkin saja terjadi. Setiap indikator memiliki dua pertanyaan untuk mengukur tanggapan responden, yang dapat diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.35

Pernah mengalami kerugian karena produk Chatime yang dibeli tidak seperti yang diinginkan sebelumnya

Kategori Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

14 30 38 18 -

14% 30% 38% 18% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

(50)

77

Tabel 4.36

Membeli Chatime artinya anda percaya pada produk tersebut Kategori Jumlah Responden Persentase

Sangat Setuju Setuju

Kurang Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju 19 45 27 9 -

19% 45% 27% 9% -

Total 100 100%

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dapat dilihat dari tabel 4.36, mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden membeli Chatime artinya percaya pada produk tersebut dengan persentase sebesar 45% . Hal ini disebakan karena konsumen sudah meletakkan rasa percaya yang cukup tinggi terhadap produk minuman tersebut. Kemudian sebanyak 27% responden menanggapi pertanyaan tersebut dengan jawaban kurang setuju, hal ini terjadi karena responden belum memberikan kepercayaan penuh terhadap produk minuma tersebut.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Validitas dan Realibilitas

(51)

Hasil penelitian agar memiliki tingkat validitas yang baik maka setiap variabel yang digunakan harus diuji kecermatannya. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai (r hitung) dari variabel penelitian dengan r tabel. Apabila nilai r hitung > r tabel berarti data variabel penelitian dinyatakan valid.

Tabel 4.37

Uji Validitas Desain Kemasan (X) Item Pertanyaan

Kuesioner

Corrected Item

(52)

79

Kolom corrected item total correlation menunjukkan nilai r hitung dan kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden. Pada tingkat signifikan untuk uji satu arah 5% dengan n = 100, maka r tabel sebesar 0.1654. Pada hasil dapat dilihat bahwa nilai corrected item total correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel, sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

Untuk pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.38 dibawah., pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal seperti yang dikatakan Ghozali (Wiratna, 2015 : 225), maka berdasarkan kriteria perbandingan tersebut secara umum kuesioner dapatdinyatakan reliabel untuk dipakai sebagai instrumen penelitian.

Tabel 4.38

Uji Realibilitas Desain Kemasan (X)

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Nilai koefisien reliabilitas (Alpa Cronbach) di atas adalah sebesar 0.857. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa nilai realibilitas (Alpa Cronbach) 0.857> 0.60, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

(53)

2.Variabel Impulsive Buying

Tabel 4.39

Uji Validitas Impulsive Buying(Y)

Item Pertanyaan Kuesioner

Corrected Item

Total Correlation ( r tabel ) Keterangan ( r hitung) Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Kolom corrected item total correlation menunjukkan nilai r hitung dan kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden. Pada tingkat signifikan untuk uji satu arah 5% dengan n = 100, maka r tabel sebesar 0.1654. Pada hasil dapat dilihat bahwa nilai corrected item total correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel, sehingga seluruh pertanyaan dinyatakan valid.

(54)

81

berdasarkan kriteria perbandingan tersebut secara umum kuesioner dapatdinyatakan reliabel untuk dipakai sebagai instrumen penelitian.

Tabel 4.40

Uji Realibilitas Impulsive Buying(Y)

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Nilai koefisien reliabilitas (Alpa Cronbach) di atas adalah sebesar 0.759. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa nilai realibilitas (Alpa Cronbach) 0.759> 0.60, sehingga dikemukakan kesimpulan bahwa instrumen merupakan instrumen yang reliabel.

4.3.2 Uji Analisis Regresi Sederhana

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini akan menggunakan input berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner. Perhitungan statistik dalam analisis linier yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan software statistik. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program statistik selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items

N of Items

(55)

Tabel 4.41

Hasil Analisis Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,154 4,725 2,572 ,012

Total_Desain_ Kemasan

,418 ,057 ,593 7,296 ,000

a. Dependent Variable: Total_Impulsive_Buying

Sumber: Hasil Olahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.41, maka model persamaan regresinya adalah : Y = a + bx

Y = 12.154 + 0.418x

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta (α) sebesar 12.154 menunjukkan bahwa jika variabel bebas

(Desain Kemasan) bernilai 0,000, maka berbanding lurus dengan nilai variabel terikat (Impulsive Buying) yaitu12.154

2. Nilai koefisien X(b) sebesar 0,418 menunjukkan bahwa variabel desain kemasan berpengaruh positif terhadapimpulsive buying, atau dengan kata lain jika ditingkatkan desain kemasan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan impulsive buying sebesar 0,418.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.

1.Kolmogorov Smirnov

(56)

83

dari nilai probabilitasnya. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (Asymp.Sig. (1- tailed)>0,05) maka data adalah normal.

Tabel 4.42

Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 3,71015139

Most Extreme Differences

Absolute ,049

Positive ,038

Negative -,049

Kolmogorov-Smirnov Z ,495

Asymp. Sig. (1-tailed) ,967

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Berdasarkan Tabel 4.42 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (1 tailed) adalah 0.967 dan diatas nilai signifikan (0,05), dengan kata lain variabel berdistribusi normal. Jumlah data yang menghasilkan nilai residual yang berdistribusi normal adalah sebanyak 100 sampel.

2. Histogram

(57)

Gambar 4.2 Histogram

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017 3. P-Plot

(58)

85

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.4 Uji Hipotesis 1. Uji Parsial (Uji T)

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Apakah variabel Desain Kemasan (X) mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel Impulsive Buying(Y).Kriteria

penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat (α ) = 0.05 ditentukan sebagai

berikut:

a. T hitung > t table berarti H0 ditolak atau Ha diterima. b. T hitung ≤ t table berarti H0 diterima atau Ha ditolak.

Nilai t tabel dapat dilihat pada α =5% yang diperoleh dari n-k n = jumlah sampel yaitu 100

(59)

Tabel 4.43 Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,154 4,725 2,572 ,012

Total_Desain_Kemasa

n

,418 ,057 ,593 7,296 ,000

a. Dependent Variable: Total_Impulsive_Buying

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Hasil pengujian diperoleh nilai T hitung untuk desain kemasan terhadap impulisve buying menunjukkan nilai T hitung 7.296, nilai T tabel untuk n = 98

adalah 1.66055 berarti T hitung lebih besar dari T tabel, dengan nilai signifikan 0.000 dengan menggunakan batas signifikan 0.05 nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0.05 (0.000<0.05) dengan arah koefisien positif. Dengan demikian diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan desain kemasan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap impulsive buyingdapat diterima.

2. Koefisien Determinasi (��)

(60)

87

Tabel 4.44 UjiR2

Sumber: Hasil Olahan Data Statistik, 2017

Dari hasil perhitungan regresi linier didapat hasil model summary, nilai R sebesar 0,593 menunjukkan pengaruh indikator-indikator dari variabel desain kemasan terhadap variabel impulsive buyingadalah kuat karena memiliki pengaruh sebesar 59,3%. Korelasi yang terjadi antara dua variabel tersebut adalah positif sehingga hubungan antara variabel adalah searah.

Tabel 4.44 menunjukkan nilai R Square = 0,352 berarti 35,2% desain kemasan menjelaskan pengaruhnya terhadap impulsive buying minuman Chatime dan 64,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Dengan adanya data dan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa setelah melakukan perhitungan statistik dengan bantuan software statistic didapatkan hasil dari pengaruh desain kemasan terhadapimpulsive buying.

Melalui 3 indikator desain kemasan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain grafis dengan 4 sub-indikator, struktur desain dengan 3 sub-indikator dan informasi produk dengan 3 sub-indikaotr dapat diketahui bahwa produk minuman Chatime memiliki bentuk, warna, dan tipografi yang mudah dikenali oleh konsumen.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,593a ,352 ,345 3,729

a. Predictors: (Constant), Total_Desain_Kemasan

(61)

Hal ini sejalan dengan pendapat Klimchuk dan Krasovec (2007:33) dimana desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.

Melalui 6 indikator impulsive buying yang digunakan pada penelitian ini yaitu dorongan untuk membeli, sinkronitas, ketertarikan, elemen hedonis, konflik, dan mengabaikan konsekuensi dapat diketahui bahwa konsumen memutuskan untuk melakukan impulsive buying disebabkan pengaruh stimulus serta display dan promosi. Hal ini sejalan dengan pendapat Utami (2012: 69) dimana terdapat dua penyebab terjadinya pembelian impulsif diantaranya pengaruh stimulus di tempat belanja dan pengaruh situasi. Pembelian impulsif disebakan oleh stimulus di tempat belanja untuk mengingatkan konsumen akan apa yang harus dibeli atau karena pengaruh display, promosi, dan usaha-usaha pemilik tempat belanja untuk menciptakan kebutuhan baru.

Berdasarkan karakteristik responden diperoleh bahwa pengaruh desain kemasan terhadap impulsive buying pada konsumen Chatime Hermes Place Polonia Medan dominan terjadi pada Perempuan. Hal ini dikarenakan Perempuan lebih renponsif terhadap informasi-informasi yang diperoleh melalui pembicaraan dengan orang lain. Selain itu diperoleh juga bahwa mayoritas responden adalah yang berusia 21 - 25 tahun dan tergolong dewasa yang memiliki pengaruh desain kemasan terhadap impulsive buying pada kosnumen Chatime Hermes Place Polonia Medan.

(62)

89

responden setuju bahwa Chatime merupakan produk yang digemari karena memiliki desain, nama merek, warna dan gambar yang menarik danmudah diingat. Responden yang diteliti juga mayoritas setuju bahwa tipe huruf yang ada pada kemasan minuman Chatime sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ada pada seluruh permukaan kemasan. Selain itu, responden juga mayoritas menyatakan setuju bahwa produk minuman Chatime memiliki fitur dan manfaat yang beragam diantaranya adalah promosi dan Chatime baik untuk kesehatan mengingat produk tersebut menyediakan rasa yang bahan-bahannya dari buah segar serta menyediakan minuman teh tersebut dalam keadaan panas maupun dingin.

Desain Kemasan yang terdiri dari desain grafis, struktur desain, dan informasi produk memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan perilaku konsumen impulsive buying. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Priscilla dan Ellywati (2015) mengenai “Pengaruh Desain Kemasan (packaging) pada impulsive buying” Hasil penelitiannya membuktikan secara empiris bahwa pembelian tanpa rencana konsumen pada produk Puding jele disebabkan karena desain kemasan (packaging).

(63)
(64)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa desain kemasan yang terdiri dari desain grafis, struktur desain, dan informasi produkberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap impulsive buying pada konsumen Chatime Hermes Place Polonia Kota Medan.Dalam kata

lain desain kemasan memiliki pengaruh yang nyata dan berarti terhadap impulsive buying.

Selain Kesimpulan diatas, peneliti juga menemukan beberapa hasil tambahan penelitian yang membuktikan bahwa:

1. Indikatordari variabel desain kemasan yang sangat dominan berepengaruh terhadap impulsive buying pada konsumen Chatime Hermes Place Polonia Kota Medan adalah desain grafis yang tercermin melalui nama merek yang mudah diingat, gambar kemasan yang unik, serta tipe huruf yang berkesinambungan dengan seluruh elemen yang ada pada permukaan kemasan.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan faktor gender dan usia terhadap desain kemasan dan impulsive buying. Dapat kita lihat dari distribusi karakteristik responden, mayoritas yang

(65)

melakukan pembelian Chatime adalah usia 15-25 tahun. Hal ini tentu mengalami perbedaan karena pada rentang usia tersebut, masih mengalami kelabilan dan masih mudah untuk dipengaruhi oleh teman sebaya ataupun kelompok bermainnya. Sedangkan pada usia diatas 25 tahun, mereka sudah masuk ke tahap dimana segala sesuatunya dipikirkan telrbih dahulu.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka terkait dengan apa yang disimpulakn, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perusahaan minuman Chatime sudah mampu mencuri perhatian dan mendapat tempat di hati konsumen. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban responden, diketahui bahwa untuk sub-indikator nama merek memiliki rata-rata jawaban yang paling tinggi karena nama merek yang sesuai dengan isi produk yang dijusa serta mudah diingat. Hal ini harus dipertahankan karena ternyata pengaruh nama merek cukup besar dalam perilaku konsumen impulsive buying.

Gambar

Tabel Definisi Operasional  Deskriptor
gambar yang terdapat di kemasan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Tabel 4.2 Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian terhadap program aplikasi kriptografi menggunakan algoritma MARS dengan modus ECB yang bekerja di dalam jaringan ini dilakukan dengan tujuan supaya program ini

Dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel tersebut, maka didapatlah biaya total produksi rata-rata dari usahatani lada putih yang dilakukan oleh 60 responden di

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan pada perusahaan bordir dahlia kudus. Dalam penelitian ini

Adapun faktor yang mempengaruhi daya juang yaitu motivasi dari diri sendiri dan lingkungan sekitar terutama orangtua, keyakinan untuk menyelesaikan kuliah

Structured product merupakan produk bank turunan dari instrumen derivatif yang memiliki kompleksitas tinggi yang mengakibatkan peningkatkan resiko yang dihadapi oleh

Dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika namun masih ada peserta didik yang tidak dapat membuat model matematika dalam menyelesaikan

Dari paparan diatas terlihat bahwa peserta didik CSL tidak memenuhi indikator komunikasi matematis dan peserta didik masih kurang pemahaman dalam materi aritmatika sosial

Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya percapaian tujuan pendidikan banyak bergantung