RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU
Menurut saya seiring berkembangnya Teknologi saat ini maupun di jaman dahulu sudah ada persenjataan yang canggih seperti pesawat tanpa awak itu mempunyai dampak yang baik dan buruk. Baik karena memudahkan suatu negara untuk menyerang lawannya tanpa mengerahkan atau mengorbankan suatu nyawa atau tentara untuk menyerang dan sangat praktis, sebaliknya dampak buruknya adalah mesin atau alat tidak tahu mana itu warga sipil atau tentara yang aktif dalam perang mungkin juga tentara yang sudah terluka yang tidak boleh di serang dari situ Penerapan Prinsip Proposionalitas menurut saya kurang mempunyai dampak yang signifikan bagi warga sipil atau tentara yang sudah terluka yang terkena dampak dari konflik tersebut karena belum ada yang mengatur pesawat tanpa awak yang beroprasi belakangan ini untuk kepentingan militer suatu negara yang biasanya di pakai oleh negara maju seperti Amerika Serikat contohnya. Jika pesawat militer yang berisikan pilot dan mereka menembaki musuh dan mereka juga menembaki warga sipil atau tempat-tenpat bersejarah yang di akui maka bisa saja di kenakan hukuman, saya bukan ahli hukum yang secara detail mempelajari pasal-pasal atau undang-undang namun saya ingin memberikan solusi kepada mahkamah Internasional untuk mengevaluasi prinsip Proposionalitas tersebut contoh: Di kenakan hukuman atau pasal bagi setiap orang atau aktor yang mengendalikan pesawat tanpa Awak yang sengaja atau tidak sengaja membunuh atau menjatuhkan bom ke warga sipil dan tempat bersejarah yang di akui misalkan. Namun dilemanya adalah mesin tidak bisa membedakan mana itu warga sipil,tentara yang terluka, dan tempat-tempat bersejarah ditambah lagi penggunaan pesawat tanpa awak di perbolehkan untuk membantu militer di suatu negara ada di pasal 36 Protokol Tambahan I tahun 1977 Konvensi Jenewa. Kesimpulannya adalah hukum humaniter sebenarnya belum di jalankan dengan baik oleh negara-negara yang mempunyai konflik masih banyak negara yang melanggar hukum
Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat Tanpa Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan