• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

KITAB

KHULASHAH NURUL YAQIN

KARYA

MUHAMMAD KHUDHARI BEK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

SAIFUL AMRI

NIM: 111 12 074

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Artinya:

“dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu, dan

telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia Allah

sangat besar atasmu”. (Qs. An-Nisaa’:113)

“Tiap tempat akan menjadi sempit bila di masukkan sesuatu ke dalamnya, kecuali tempat

ilmu. Ia akan bertambah luas, jika dimasukkan ilmu ke dalamnya”

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

 Bpk Ibuku (Bpk Tarkim dan Ibu Suwarni), adik-adikku (Emi Bahrul Munif dan Heri Yanto), seluruh keluargaku yang selalu melengkapi kehidupanku dalam segala hal. Selalu memberikan kasih sayang, semangat dan do‟a yang tiada henti, sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.

 Abah Cholid Ulfi Fatkhurrohman, Abah As‟ad Haris N.F., Abah

Taufiqurrahman, Ibunda Fatichah Ulfah dan Ummah Chusnul Halimah, serta segenap keluarga besar kepengasuhan Yayasan Al-Manar yang senantiasa memberi tempat untukku dalam menuntut ilmu.

 Pon-pes Al-Manar yang telah mengajarkanku berbagai ilmu pengetahuan.

 Jajaran kepengurusan Pon-pes Al-Manar dan seluruh kang-kang, mb-mb Pon-pes Al-Manar.

 Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

 Semua teman-teman seperjuangan kelas 7 yang koplak, bakren, kote, rondeng, gembong, gendon, ahsun, mbokke, eli, mb ris, mb na, mb jul, mb arin, mb mbem, ulfa, iruk, ndok, kuna, rini, yang selalu memeberiku inspirasi dan semangat.

(8)

viii

 Ndukku Choir Al-Um yang selalu menemani, mendoakan serta memberi motivasi dan semangat kepadaku.

 Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 IAIN Salatiga. Terkhusus PAI B, teman-teman KKL, teman-teman PPL dan teman-teman KKN.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ميحّرلا نحمّرلا للها مسب

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhingga jumlah dan nominalnya. Kami memuji, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan- kejahatan diri kami dan keburukan-keburukan amal dan perbuatan kami. Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan utusan-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpah curah Baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, Sahabat, dan Umatnya. Semoga kelak semua umatnya akan mendapatkan syafa‟atul „uzmah di hari kiamat nanti.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit halanagan, hambatan, gangguan dan kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan, bimbingan dan motivasi barbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

(10)
(11)

xi

ABSTRAK

Saiful Amri. 2016. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab

Khulashah Nurul Yaqin Karya Muhammad Khudhari Bek. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mohammad Ali Zamroni, M.A

Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak. Kitab Khulashah Nurul Yaqin Karya Muhammad Khudhari Bek

Muhammad Khudhari Bek adalah ulama serta tokoh Pendidikan yang menguasai berbagai bidang disiplin ilmu keagamaan. Salah satu kitabnya adalah

Khulashah Nurul Yaqin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendidikan akhlak menurut Muhammad khudhari Bek dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah nilai pendidikan akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Muhammad Khudhari Bek dibutuhkan dalam memahami moralitas Islam, (2) Bagaimana metode pengajaran yang digunakan Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin, dan (3) Bagaimanakah aplikasi nilai pendidikan akhlak pada kitab Khulāşah Nūrul Yaqīn dalam kehidupan sehari-hari.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer adalah kitab Khulashah Nurul Yaqin, sumber sekundernya adalah terjemahannya serta buku-buku lain yang bersangkutan dan relevan dengan penelitian.

Teknis analisis data menggunakan metode Content Analysis (analisis isi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Muhammad Khudhari sangat relevan dengan kehidupan sekarang, pendidikan akhlak Rasulullah SAW sangat di butuhkan dalam mendidik akhlak pada kehidupan sekarang karena Rasulullah SAW merupakan suri tauladan dalam segala hal. Nabi Muhammad SAW telah menampilkan cermin kehidupan yang wawasannya demikian luas, seluas ragam kehidupan kita yang berkaitan dengan berbagai aspek dan profesi kita masing-masing. Model pendidikan akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin

(12)

xii

DAFTAR ISI

1. JUDUL ... i

2. LOGO IAIN ... ii

3. NOTA PEMBIMBING ... iii

4. PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

5. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

6. MOTTO... vi

7. PERSEMBAHAN... vii

8. KATA PENGANTAR... x

9. ABSTRAK ... xi

10.DAFTAR ISI ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelilitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penegasan Istilah ... 7

F. Metode Penelitian ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 12

(13)

xiii

B. Beberapa Karya Muhammad Khudhari Bek ... 13

BAB III. DESKRIPSI PEMIKIRAN MUHAMMAD KHUDHARI BEK TENTANG NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN A. Pengertian Nilai Pendidikan akhlak ... 31

1. Pengertian Nilai ... 31

2. Pengertian Pendidikan ... 32

3. Pengertian Akhlak ... 35

B. Pemikiran Muhammad Khudhari Bek Tentang Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin... 36

1. Pendidikan keujuran dalam amanah ... 38

2. Pendidikan Keadilan ... 40

3. Pendidikan Kesabaran ... 42

4. Pendidikan Keberanian ... 43

5. Pendidikan Kpemimpinan ... 44

BAB IV. ANALISIS RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN A. Latar Belakang Penulisan Kitab Khulashah Nurul Yaqin ... 48

B. Metode yang Digunakan dalam Pendidikan Akhlak ... 52

(14)

xiv

1. Pendidikan Kejujuran ... 66

2. Pendidikan Amanah ... 70

3. Pendidikan Keadilan ... 73

4. Pendidikan Kesabaran ... 77

5. Pendidikan Kepemimpinan ... 79

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 88

11.DAFTAR PUSTAKA

(15)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. (FIP-UPI, 2007:17).

Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, yang berkaitan dengan tingkah laku manusia nampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal fikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainya. (Al-Jamil, 1992:11-12).

(16)

benar-2

benar pada taraf yang mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong-menolong, dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan. Di sana sini banyak terjadi adu domba dan fitnah, menjilat, mengambil hak orang lain sesuka hati dan perbuatan-perbuatan biadab lainya. (Nata, 2003:126).

Gejala kemerosotan akhlak tersebut dewasa ini bukan saja menimpa kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar tunas-tunas muda, orang tua, ahli didik, dan mereka yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial banyak mengeluhkan perilaku sebagian pelajar yang berprilaku nakal, keras kepala, mabuk-mabukan, tawuran, pesta obat-obatan terlarang, bergaya hidup yang berlebih-lebihan, di Eropa, Amerika, dan sebagainya. (Nata, 2003:126).

Dari permasalahan ini penulis mencoba mendeskripsikan secara umum mengenai pendidikan akhlak yang membahas bagaimana mengendalikan kehendak nafsu manusia yang sering menghanyutkan manusia kepada hal-hal yang negatif dan merugikan, bagaimana suatu akhlak manusia itu benar-benar menjadi akhlaqul karimah.

(17)

3

lubuk hati. Hidup bahagia merupakan hidup sejahtera dan mendapat ridha Allah SWT dan selalu disenangi oleh sesama makhluk.

Dalam agama yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperbaiki akhlak manusia, antara lain anjuran untuk selalu bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawakal, mencintai orang lain, mengasihani dan menolongnya. Anjuran anjuran itu, sering didapatkan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an, sebagai nasihat orang-orang yang sering melakukan perbuatan buruk. (FIP-UPI, 2007:18).

Pendidikan akhlak yang Islami sangat dibutuhkan dan diperlukan di zaman sekarang ini. Karna kebudayaan yang baik dari suatu bangsa tidak menjamin memiliki akhlak dan perilaku yang baik bagi bangsa tersebut.

Sejalan dengan permasalahan di atas, tulisan ini akan mencoba mencarikan solusi untuk mengatasi tragedi masyarakat tersebut, dengan memfokuskan kajian-kajian pada tarikh Islam.

Salah seorang ulama yang mengkaji tarikh Islam secara khusus adalah Muhammad Al-Khudhari Bek. Dia seorang inspektur kementrian dan dosen sejarah Islam di Universitas Mesir. (Khudhari, 2007:vii). Dan beliau telah memberikan sumbangan 3 karya dari bidang tarikh Islam, yaitu Khulāşhah

Nūrul Yaqīn jilid pertama, yang mengupas Sejarah Rasulullah SAW dari

(18)

4

Rasulullah SAW, dalam menyusun kitab Khulāşhah Nūrul Yaqīn ini, pengarang menemukan kesukaran-kesukaran karena bahan yang sedikit. (Djabbar, tt:3).

Dan dilanjutkan penyusunan Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid ketiga dari

tasilul-„arabia yang berguna untuk pelajar bahasa Arab, dengan maksud untuk melancarkan lidah dalam mempergunakan bahasa percakapan, yaitu dengan memperbanyak latihan-latihan yang mungkin melebihi pelajar-pelajar yang ada, dan dengan mengulangi kata-kata beberapa kali dalam bermacam bentuk dan cara sehingga tidak mudah dilupakan. (Djabbar, tt:3). Dan ketiga buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk mempermudah dalam memahami kitab ini, yang telah diterjemhakan oleh Ustadz Umar Abdul Djabbar.

Di antara kitab-kitab tarikh, yang penulis pilih ialah kitab “Khulashah Nurul Yaqin” tentang perjalanan penghulu bagi Rasul-Rasul, susunan Muhammad Khudhari Bek sebagai kajian dalam skripsi ini, karena dalam meriwayatkannya, ia bersandar kepada Al-Qur‟an dan Al-Hadits, karena masyhurnya antara umum dan yang tertentu, dan karena jauhnya dari perasaan cinta dan benci yang bisa menyebabkan hilangnya faidah

(19)

5

mengajak kepada kesebalikan dari itu, yaitu yang baik ia jadikan tidak baik dan dari yang baik ia keluarkan keburukan. (Djabbar, tt:3).

Umar Abdul Jabbar menyusun kitab ini setelah menterjemahkannya secara bebas dari kitab asalnya yang bertajuk Khulāşah Nūrul Yaqīn yang telah diringkaskan dari kitab yang bernama Nūrul Yaqīn karangan Syeikh Muhammad Khudhari Bek, ia seorang pemeriksa di kementerian waqaf serta merangkap pensyarah dalam bidang tarikh Islam di Perguruan Tinggi Mesir. (Bek, 2007: vii)

Kitab Khulāşah Nūrul Yaqīn merupakan bagian dari ilmu tarikh Islam yang perlu dipahami secara detail. Dengan menguasai sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW, dan bagaimana para pahlawan Islam dahulu dapat mengalahkan penderitaan-penderitaan untuk membuat kenyataan pada cita-cita mereka, dan lagi agar dapat diketahui hasil kelezatannya, kembalinya-pun kepada ummat manusia yaitu yang mengikuti agama dan berjalan menurut ketentuan-ketentuan itu. (Djabbar, tt:5)

Berangkat dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji beberapa hal berkaitan dengan pemikiran, metode, dan aplikasi nilai-nilai pendidikan akhlak Syeikh Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulāşhah

Nūrul Yaqīn karyanya, karena menurut penulis hal itu sangat penting dalam

kehidupan.

(20)

6

pembelajaran Khulāşhah Nūrul Yaqīn (sejarah Nabi Muhammad SAW) dengan rujukan karya Syeikh Muhammad Khudhari Bek. Karena walaupun karyanya ditulis dengan Bahasa Arab namun tetap mudah dipahami bagi siswa dan mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Muhammad Khudhari Bek dibutuhkan dalam memahami moralitas Islam?

2. Bagaimanakah metode pengajaran yang digunakan Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin?

3. Bagaimanakah aplikasi Nilai Pendidikan Akhlak pada kitab Khulāşah

Nūrul Yaqīn dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Muhammad Khudhari Bek dibutuhkan dalam memahami moralitas Islam.

2. Mengetahui metode pengajaran yang digunakan Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin.

3. Mengetahui aplikasi Nilai Pendidikan Akhlak dalam kitab Khulāşhah

(21)

7

D. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis

Penelitian tentang pendidikan akhlak ini diharapkan dapat membantu dan memperbaiki akhlak bangsa terutama bagi kaum muda. Selain itu diharapkan juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi saya pribadi, teman-teman, dan bagi semua yang membacanya. Dan memberikan kontribusi pemikiran dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang kajian sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW dan juga pengetahuan tentang ilmu tarikh Islam, sehingga dapat diketahui bagaimana proses perjalanan Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian diharapkan setiap individu dalam keadaan tertentu dapat mengambil i‟tibar dari sifat-sifat Rasulullah SAW sebagai suritauladan dalam melangkah setiap perilaku kehidupan manusia menuju kebahagiaan dunia sampai akhirat.

b. Secara praktis

(22)

8

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dan kesalah pahaman, maka penulis kemukakan pengertian dan penugasan judul proposal ini sebagai berikut:

1. Nilai Pendidikan Akhlak

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga preferensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya. (Ensiklopedia Pendidikan, 2009:106).

Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. (Asrori, 2008:153).

Menurut UU No. 20 th 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, seta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Hasbullah, 2012:4).

Kata akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari “khuluqun” yang,

menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi‟at.

(23)

9

Menurut pengertian sehari-hari umumnya akhlak itu disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun. Khalq merupakan gambaran sifat batin manusia, akhlak merupakan gambaran bentuk lahir manusia, seperti raut wajah dan body. Dalam bahasa yunani pengertian

khalq ini dipakai kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecendrungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika. (Nasir, 1991:14).

2. Muhammad Khudhari Bek

Beliau adalah seorang inspektur kementrian dan dosen sejarah Islam di Universitas Mesir, yang memiliki nama asli Muhammad bin Afifi Al-Bajuri dikenal sebagai As-Syeikh Muhammad Khudhari Bek, dilahirkan di daerah propinsi Khortum, Kairo, Mesir. beliau meninggal pada tahun 1345 H dimakamkan di Kairo, Mesir. (http:// shamela.ws/ index./php author).

3. Kitab Khulashah Nurul Yaqin

(24)

10

Kitab ini terdiri dari 3 jilid yaitu Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid pertama, yang mengupas Sejarah Rasulullah SAW dari masa pertama kehidupan beliau sampai masa kedua dari kehidupan beliau, dan dilanjutkan Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid kedua, yang cakupan pembahasannya dari tahun pertama hijrah sampai tahun kesebelas hijrah Rasulullah SAW. Dan dilanjutkan penyusunan Khulāşhah Nūrul Yaqīn jilid ketiga dari tasilul-„arabia. (Djabbar, tt:3).

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), karena yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil pemikiran.

2. Sumber Data

Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur. Adapun yang menjadi sumber data primer adalah buku Khulāşah Nūrul Yaqīn dan terjemahanya juz pertama dan kedua serta ketiga karya Muhammad Khudhari Bek.

Kemudian yang menjadi sumber data sekunder diantaranya adalah buku sejarah kebudyaan Islam, sirah nabawiyah, terjemahan kitab

(25)

11

pendidikan kapita selekta pendidikan Islam dan buku-buku yang lain yang bersangkutan dengan obyek pembahasan penulis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan mencari dan mengumpulkan buku yang menjadi sumber data primer yaitu kitab Khulashah Nurul Yaqin dan terjemahanya dan sumber data sekunder yaitu kitab Izzathun Nasyiin, ilmu dan aplikasi pendidikan Kapita Selekta, Ensiklopedi dan buku yang relevan lainnya. setelah data terkumpul maka dilakukan penelaahan secara sistematis dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data yang atau informasi untuk bahan penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang ada, penulis menggunakan dua metode yaitu:

a. Metode Content Analysis

Metode Content Analysis (analisis isi) menurut Weber sebagaimana dikutip oleh Soejono dalam bukunya yang berjudul: Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan, adalah: “metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur

untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen”. (Soejono, 2005: 13). Dengan teknik analisis ini penulis

(26)

12

dalam ulasan-ulsan kitab Risalatul Mu‟awanah dan kaiatanya dengan nilai-nilai pendidikan akhlak.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan kesan runtutnya pembahasan dan memberikan yang penulis jabarkan dalam skripsi ini, maka disusunlah pembahasan dalam suatu sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama. Pendahuluan, menguraikan tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan Sistematika penulisan sebagai gambaran awal dalam memahami skripsi ini.

Bab Kedua. Biografi dan pemikiran Syeikh Muhammad Al-Khudhari Bek menguraikan tentang; Biografi syeikh Muhammad Al-Khudhari Bek yang meliputi riwayat kelahiran, perjalanan karirnya. Selain itu dalam bab ini juga membahas tentang karya-karyanya.

Bab Ketiga. Deskripsi pemikiran Muhammad Khudhari Bek dalam kitab Khulāşhah Nūrul Yaqīn.

Bab Keempat. Pembahasan nili-nilai pendidikan akhlak dalam kitab

Khulāşhah Nūrul Yaqīn serta menguraikan latar belakang penulisan, metode

yang digunakan dan aplikasi dalam konteks kehidupan.

(27)

13 BAB II

BIOGRAFI DAN KARYA ILMIAH MUHAMMAD KHUDHARI BEK

A. Riwayat Hidup Muhammad Khudhari Bek

Beliau adalah Muhammad Bin „Afifi Al-Bajuri (nisbah kepada Al-Bajuri sebuah perkampungan di dalam daerah Al-Manufiyyah di Mesir). Beliau dikenali dengan panggilan "Syheikh Al-Khudhari". Beliau lahir pada tahun 1289 H bersamaan dengan tahun 1927 M. Beliau dibesarkan di Al-Zaitun di Cairo. Beliau berkelulusan dari Madrasah Darul Ulum dan setelah itu bertugas sebagai Qadhi Syar'i di Khurtoum, kemudian sebagai tenaga pengajar di Kuliah Al-Qadha' as-Syar'i di Cairo.

Beliau juga mengajar mata pelajaran Al-Tarikh Al-Islami (Sejarah Islam) di Universitas Mesir, kemudian menjadi Dekan di sebuah Kuliah Al-Qadha' As-Syar'i, sebelum akhirnya beliau dilantik secara resmi menjadi Inspektor di dalam Kementerian Pendidikan Mesir pada waktu itu. (https://id.wikipedia.org/wiki/Ensiklopedia.).

(28)

14

B. Beberapa Karya Muhammad Khudhari Bek

Sebagai ulama serta tokoh Pendidikan yang menguasai berbagai bidang disiplin ilmu keagamaan dan juga merupakan salah satu tokoh pensyarah sejarah Islam di Universitas Mesir, Muhammad Khudhari Bek berhasil menghasilkan karya-karya hingga saat ini manfaatnya masih dapat dirasakan oleh kalangan pelajar, siswa dan mahasiswa serta masyarakat umum.

Adapun karya-karya Muhammad Khudhari Bek selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Kitab Ushul-fiqih

Diterbitkan oleh Pustaka Amani Jakarta cetakan 1 Sya‟ban 1428

H. / September 2007 M. kitab ini ditulis dengan bahasa Arab dan terlahir dari kumpulan diktat yang disampaikan kepada para mahasiswa tingkat dua Mahkamah Syariah Mesir, yang beliau kumpulkan selama empat tahun mengajar. (Al-Muttaqin, 2007:vii).

(29)

15

Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan kitab ushul fiqih ini merupakan bagian studi penting dalam kurikulum syari‟at Islam, oleh karena itu Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di

Indonesia seperti IAIN, STAIN, UIN dan PTAI swasta senantiasa meletakan ilmu tersebut sebagai komponen penting dalam kurikulum studinya. (Al-Muttaqin, 2007:vii).

2. Kitab Tārikh Nūrul Yaqīen tentang perjalanan penghulu bagi Rasul-rasul Kitab ini diterbitkan oleh Maktab Syeikh Salim bin As‟ad Nabhan, maktab Muhammad bin Ahmad Nabhan, kitab ini merupakan disiplin ilmu tarikh Islam dan kitab dasar pembelajaran tarikh Islam di pondok-pondok pesantren tradisional, dan di nusantara pada umumnya.

Bahan referensi dalam tulisan ini adalah Al-Qur‟anul Karim dan Hadits-hadits Sahih yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Kami sengaja tidak mengambil referensi lain kecuali dalam masalah-masalah yang tidak dapat dielakan lagi untuk memperjelas penyajian. Dalam hal ini banyak sekali menolong kami bahan-bahan referensi yang kami ambil dari kitab as-Syifa karya Qadhi “Iyadh, kitab

(30)

16

Di samping itu kitab ini terdiri dari tiga jilid, dengan bahasa Arab dan telah diterjemahkan oleh Ustadz Umar Ibnu Djabbar dan Sejarah Rasulullah SAW dengan beberapa sumber, yaitu:

Pertama. Al-Qur‟ānul Karīm (Al-Qur‟an yang mulia) Al-Qur‟an menyebutkan secara tegas nama dua puluh lima Nabi/Rasul; delapan belas diantaranya disebutkan dalam Al-Qur‟an surat Al-An‟am (6): 83 -86, sisanya didapatkan dari berbagai ayat berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW. Seperti dinyatakan Al-Qur‟an surat Al-A‟raf (7): 158 diutus kepada seluruh manusia, dan beliau merupakan khtaman nabiyyin

(penutup para nabi) QS. Al-Ahzab (33): 40). (Shihab, 1999:42)

Al-Quran merupakan sumber sejarah Rasulullah SAW yang paling fundamental, dari Al-Qur‟an ini kita akan mendapatkan gambaran sejarah Rasulullah SAW. Ada beberapa ayat Al-Qur‟an yang berbicara tentang Nabi Muhammad SAW sebelum kenabian beliau. Antara lain:



Artinya:”Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk. dan Dia mendapatimu sebagai seorang

yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”. (QS. Adh-dhuhaa:

(31)

17

Beliau yatim sejak di dalam kandungan, kemudian dipelihara dan dilindungi oleh paman dan kakeknya. Beliau hidup dalam keresahan dan kebimbangan melihat sikap masyarakatnya, lalu Allah SWT memberinya petunjuk, dan mengangkatnya sebagai Nabi dan Rasul. Beliau hidup miskin karena ayahnya tidak meninggalkan warisan untuknya, kecuali beberapa ekor kambing dan harta lainya yang tidak berarti. Tetapi Allah SWT memberinya kecukupan, khusunya menjelang dan saat hidup berumah tangga dengan istrinya Khadijah. (Shihab, 1999:44).

Al-Qur‟an juga mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW. Memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan konsideran pengangkatan beliau sebagi Nabi adalah keluhuran budi pekertinya. (Shihab, 1999:51).

Hal ini dipahami dari wahyu ketiga yang antara lain menyatakan bahwa:









Artinya:“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak

yang” . (QS. Al-Qalam:4).

(32)

18

dibawa oleh Muhammad SAW. Al-Qur‟an menjelaskan tentang hijrah Rasulullah SAW dan peperangan-peperangan penting yang diikuti Rasulullah SAW setelah beliau berhijrah, Al-Qur‟an bercerita tentang perang Badar, Uhud, Ahzab, perjanjian Hudaibiyah, Fathu Makkah, dan Hunain. Dan juga beberapa mukjizatnya, seperti mukjizat Isra‟ dan Mi‟raj.

Secara keseluruhan Al-Qur‟an telah menjelaskan banyak mengenai kejadian-kejadian yang terdapat dalam sejarah Rasulullah SAW dan jika Al-Qur‟an adalah kitab yang paling kuat dan valid yang terdapat dimuka bumi ini, dia kuat dengan bentuk yang Mutāwatir (istilah ahli hadits) yang manusia tidak akan mungkin meragukan keabsahan atau kevalidan teks-teksnya serta kevalidannya dari segi sejarah, maka hal-hal yang Al-Qur‟an ceritakan mengenai kejadian -kejadian yang terdapat dalam sejarah Rasulullah SAW adalah merupakan sumber yang paling valid secara mutlak.

(33)

19

pelajaran-pelajaran yang terdapat dalam peperangan begitupun nasihat-nasihat yang bisa dipetik darinya, beginilah gaya Al- Qur‟an yang mulia dalam memaparkan setiap kisah-kisah tentang para Nabi dan umat-umat terdahulu.

Oleh karena itu kita tidak cukup dengan teks-teks Al-Qur‟an yang berkaitan dengan sejarah Rasulullah SAW akan tetapi kita memerlukan sumber-sumber yang lain yang dapat menjelaskan sejarah Rasulullah SAW secara terperinci, supaya kita dapat menggambarkan sejarah kehidupan Rasulullah SAW secara detail dan utuh.

Kedua. Sunnah (hadits-hadits) Rasulullah SAW yang Şahih. yang dimuat oleh kitab-kitab ulama-ulama hadits yang dikenal dengan sifat keterpercayaan mereka dalam dunia Islam, seperti: kitab sunnah yang enam, yaitu: kitab Şahih Bukhari, kitab Şahih Muslim, kitab Abu Daud, kitab Tirmidzi, Kitab an- Nasaa‟i, dan kitab Ibn Majah, serta kitab-kitab yang lain seperti: kitab al Muwaţa‟ oleh Imam Malik dan kitab Musnad Imam Ahmad bin Hambal, dll.

Pada abad ke-3 H dan ke-4 H usaha pembukuan hadits mengalami masa kejayaanya. Karna pada umumnya buku-buku tersebut menjadi bahan rujukan hadits bagi yang ingin mengetahui dan belajar ilmu hadits. (Murodi, 2007:6-7).

(34)

20

1. Imam Bukhari, yakni Muhammad bin Ismail Abu Abdillah. Beliau dilahirkan pada bulan Syawal tahun 194 H. Dan wafat pada hari sabtu pertengahan bulan Syawal tahun 256 H.

2. Imam Muslim bin Al-Hajj Al-Qusyairi Abul Hasan. Ia dilahirkan pada tahun 209 H. Dan wafat tanggal 25 Rajab tahun 256 h.

3. Imam Al-Hafidh At-Tirmidzi. Ia dilahirkan pada tahun 209 H. Dan wafat pada tanggal 13 Rajab tahun 279 H.

4. Abu Daud, Sulaiman bin Al-„Asy‟ats As-Sajistani. Ia dilahirkan pada tahun 202 H. Dan wafat pada tanggal 16 Syawal tahun 257 H. 5. An-Nasai, yakni Ahmad bin Syuu‟aib, Abu „Abidirrahman

(panggilanya). Ia dilahirkan tahun 215 H. Dan wafat pada tanggal 13 Shafar tahun 303 H.

6. Ibnu Majah, yakni Muhammad bin Yazid bin Majah, Abu Abdillah (nama panggilanya). Ia dilahirkan pada tahun 209 H. Dan ia wafat pada tanggal 22 ramadan tahun 273 H.

(35)

21

(istilah ilmu hadits) yang bersambungan sampai kepada Sahabat-sahabat Rasulullah SAW.

Dari merekalah kemudian kita banyak menperoleh informasi mengenai perkembangan ilmu hadits hingga kini. Mereka amat berjasa di dalam upaya melestarikan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW. Karya-kaya mereka menjadi bahan rujukan para ulama untuk mengambil sebuah keputusan hukum Islam. (Murodi, 2007:7).

Ilmu hadits adalah ilmu yang paling berkah, ilmu yang paling afdhal, ilmu yang paling banyak memberikan manfaat di dunia dan akhirat, serta merupakan ilmu yang paling sempurna setelah Kitab Suci Al-Qur‟an. (Az-Za‟bi, 1998:13).

Sesungguhnya ilmu hadits yang di dalamnya terdapat sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW adalah merupakan suatu ilmu yang besar sekali kadarnya dan amat istimewa kedudukanya. Orang-orang yang mampu menghimpun ilmu itu akan meraih keutamaan yang banyak. sedangkan orang yang berhasil mendapatkan ilmu pengetahuan tentang hal itu, berarti mencapai kebaikan yang banyak. (Al-Kasynawi, 1998:15-16).

(36)

22

kemudian hal ini di nukil (ambil) oleh para tabi‟in (generasi setelah sahabat) dan menulisnya di dalam kitab mereka, dan sebagian yang lain ada yang meriwayatkan sejarah hidup Rasulullah SAW dengan sempurna.

Kitab-kitab yang bertalian dengan sunah Rasulullah SAW diantaranya meliputi: Al-Maghazi (jihad yang dilakukan Rasulullah SAW), At-Tarikh (sejarah kehidupan Rasulullah SAW), dan As-Syamail

(kepribadian dan budi pekerti Rasullah SAW), Nūrul Yaqīn Siyari

Sayyidul Mursalīn oleh Muhammad Khudary rahimahullah. Kesemuanya telah dapat menghimpun perkataan, perbuatan dan sifat-sifat Nabi, semenjak masa pengembanganya hingga beliau dipanggil oleh Allah SWT, lebih-lebih pada masa kerasulannya. (At-Tirmidzi, 1998:16).

(37)

23

Demikianlah, senantiasa para ulama menyusun kitab tentang sejarah Rasulullah SAW dengan bentuk yang semakin baru, yang diterima oleh khalayak ramai, diantara kitab yang sempurna menceritakan pribadi dan budi pekerti Rasulullah SAW adalah kitab “fi

Nūrul Yaqīn Siyari Sayyidul Mursalīn” oleh Muhammad

Khudhary rahimahullah, kitabnya diterima dengan baik oleh khalayak ramai, dan dipelajari di sekolah-sekolah agama di seluruh penjuru dunia Islam.

Sistematika penulisan karya Syeikh Muhammad Khudhori Bek selengkapnya sebagai berikut:

a. Khulāshah Nūrul Yaqīen jilid pertama versi cetakan Indonesia

Kitab ini diterbitkan oleh toko kitab Ahmad Nabhan, panggung No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya. Di terjemahkan oleh Al-Ustadz Umar Abdul-Djabbar.

Kitab khulashah ini dibagi menjadi dua pembahasan, yaitu pembahasan pertama tentang masa pertama kehidupan Rasulullah SAW, dan pembahasan kedua masa kedua dari kehidupan Rasulullah SAW.

1) Masa pertama kehidupan Rasulullah SAW, meliputi: a) Penghulu kita, Muhammad SAW.

b) Nasab beliau dan kewafatan Ayah Nabi SAW. c) Kelahiran dan penyusuan beliau.

(38)

24

e) Pendidikan Nabi SAW.

f) Pengembalaan dan perjalanan bisnis Nabi ke Syam pertama kalinya.

g) Perjalanan kedua kalinya ke Syam. h) Perkawinan Nabi dengan Siti Khadijah. i) Peletakan Hajar Aswad.

j) Perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.

k) Kehidupan Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi Rasul. 2) Masa kedua dari kehidupan Rasulullah SAW, meliputi:

a) Permulaan turun Wahyu.

b) Keadaan bangsa Arab sebelum Islam.

c) Ajakan dakwah dengan tidak terang-terangan. d) Orang yang pertama beriman.

e) Ajakan dakwah dengan terang-terangan. f) Nabi kumpulkan keluarga.

g) Panas hati Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. h) Kedatangan Quraisy kepada Abi Thalib kedua kalinya. i) Kedatangan Quraisy ketiga kalinya kepada Abi Thalib. j) Gangguan Quraisy kepada Rasulullah SAW.

k) Gangguan kepada Sahabat Nabi Muhammad SAW. l) Tuntutan Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. m) Hijrah ke Habasyah pertama.

(39)

25

o) Nabi dan Anggota keluarganya diblockade. p) Hijrah ke Habasyah kedua kalinya.

q) Raja Habasyah masuk Islam. r) Nabi keluar dari kepungan. s) Utusan Najraan.

t) Wafat Khadijah dan pernikahan beliau dengan Saudah dan Aisyah r.a.

u) Paman Nabi wafat.

v) Gangguan Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. w) Hijra ke Thaif.

x) Isra‟ dan Mi‟raj Nabi Muhammad SAW. y) Mengajak beberapa Pemuka keagamaan. z) Permulaan Islam kaum Anshar.

aa) Bai‟ah „Aqabah pertama. bb) Aqabah yang kedua.

cc) Hijrah kaum Muslimin ke Madinah.

dd) Kesepakatan Quraisy membunuh Nabi Muhammad SAW. ee) Hijrah Rasulullah SAW.

ff) Quraisy mencari Nabi Muhammad SAW. gg) Nabi Muhammad SAW keluar dari Gua. hh) Singgah di Quba‟.

ii) Awal jum‟at dan khutbah dalam Islam.

(40)

26

kk) Hijrah keluarga nabi,adanya qunut,dan demam madinah.

b. Khulāshah Nūrul Yaqīen jilid kedua

Kitab ini diterbitkan oleh tokoh kitab al-hikamah, jl. KH. M. Mansyur No.63 Surabaya. Diterjemah dari susunan ustadz Umar Abdul-Djabbar.

Kitab Khulāshah Nūrul Yaqīen jilid kedua ini dibagi menjadi 11 pembasan, diantaranya:

1) Tahun pertama hijrah, meliputi: mendirikan masjid, permulaan adzan, adzan fajar ramadhan dan adzan jum‟at, kaum yahudi Madinah, peperangan.

2) Tahun kedua hijrah, meliputi: beberapa peperangan tahun ini dan perang Qainuqa‟, perang Badar besar, tuan diutus

membawa kebenaran dan keadilan, tebusan tahanan perang Badar, beberapa syari‟at Islam.

3) Tahun ketiga hijrah, meliputi: peperangan, cerita Da‟tsur dan keislamnya, perang Ghathafan, perang Uhud, Rasulullah SAW tetap diperang Uhud, korban dalam perang Uhud, beberapa kejadian (peristiwa).

4) Tahun keempat hijrah, meliputi: peperangan Banu Nadlir, beberapa kejadian dalam perang Dzatur-riqa‟.

(41)

27

pengangkatan anak angkat sebagai anak kandung, ayat hijab dan kewajiban haji.

6) Tahun keenam hijrah, meliputi: peperangan yang terjadi, dan masuk Islamnya Tsummah dan pengakuannya, perang Hudaibiah dan bai‟atur-ridlwan, perdamaian Hudaibiah.

7) Tahun ketujuh hijrah, meliputi: penaklukan Fadak, perdamaian Taima‟ dan peperangan Wadi-Qura,‟umrah Qadla‟, beberapa peristiwa Zainab binti Harits.

8) Tahun kedelapan hijrah meliputi: pesan Rasulullah SAW terhadap tentara mu‟tah dan pembebasan kota Mekkah,

pembebasan kota Mekkah pada tanggal 20 Ramadhan, hari pengampunan, pengampun itu, ketika berkuasa, berjanji dan bai‟at, perang Hunain, perang Thaif, Rasulullah SAW kembali

ke Madianh.

9) Tahun kesembilan hijrah, meliputi: perang Tabuk, orang-orang munafik membangkang, Rasulullah SAW kembali ke Madinah. 10)Tahun kesepuluh hijrah, meliputi: pengiriman utusan ke negeri

Yaman, Haji Wada‟, beberapa kejadian dalam tahun kesepuluh

ini.

(42)

28

beliau, bentuk tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah SAW, budi perangai Rasulullah SAW , mu‟jizat Rasulullah SAW.

c. Khulāshah Nūrul Yaqīen Jilid Ketiga

Kitab ini diterbitkan oleh Awad Abdullah At-tamimi, Ampel lonceng 50 Surabaya. Jilid yang ketiga ini menguraikan sejarahnya para khalifah rasyidien yang bijaksana-bijaksana, dan kitab ini telah dijual di pasar-pasar buku, sehingga mudah didapatkan.

Kitab jilid ketiga ini memuat beberapa pembahasan, yaitu ada 40 pelajaran, diantaranya:

1) Pengertian Khulafah Rasyidīn.

2) Kekhilafahan Abu Bakar Ashshidiq r.a. 3) Perjalanan Abu Bakar setalah Islam. 4) Ketabahan Abu Bakar r.a..

5) Pengangkatan Abu Bakar r.a. 6) Pengiriman balatentara Usamah. 7) Memerangi orang-orang Murtad. 8) Permulaan perang Parsi.

9) Penaklukan Khalid bin Walid di Negri Irak.

10)Pengiriman beberapa tentara untuk menaklukan Negeri Syam. 11)Perang Yarmuk.

(43)

29

14)Penaklukan Negeri Syam. 15)Penaklukan Baitul-Maqdis.

16)Penaklukan Mesir, Iskandaria dan Shahra‟.

17)Lanjutan penaklukan Irak, peristiwa jembatan pertama. 18)Peristiwa jembatan yang kedua.

19) Seruan perang umum. 20)Penaklukan Qadisyah.

21)Menaklukan kota Madain (ibu kota Parsi). 22)Berakhirnya kerajaan Parsi.

23)Ringkasan Sejarah Umar r.a. 24)Apa-apa yang dipelopori Umar r.a. 25)Hal-hal seputar Umar r.a.

26)Janji Umar dengan musyarawarah. 27)Kekhilafahan Utsman r.a.

28)Biografi Ustman r.a.

29)Penaklukan-penaklukan dimasa Utsman r.a. 30)Terbunuhnya Utsman r.a.

31)Pengangkatan Ali r.a. 32)Biografi Ali r.a. 33)Perang Unta.

34)Enggannya Mu‟awiyah dalam pembai‟atan. 35)Perang Shiffien.

(44)

30

37)Kaum Khawarij dan perang Nahrawan.

38)Kemenangan Mu‟awiyah atas sebahagian besar daerah-daerah. 39)Terbunuhnya Ali r.a.

40)Kekhilafahan Hasan dan turunnya kepada Mu‟awiyah. 3. Tarikh At-Tasyri‟ Al-Islami (sejarah hidup Nabi Muhammad)

4. Kitab itmamul wafa‟ dalam perjalanan khulafa‟ (sejarah para Khulafa‟

rasyidin) ia adalah kesinambungan bagi kitab sirah "Nurul Yaqin" yang menceritakan tentang perkembangan dakwah Islam.

5. Kitab mahdzibul aghoni, ada 9 juz.

6. Muhadharat fi Naqd Kitab As-Syi'r Al-Jahili (tulisan kritikan terhadap buku sastra Arab jahiliyyah karangan Dr. Taha Hussein).

7. Muhadharat fi Tarikh Al-Umam Al-Islamiyyah (sejarah masyarakat-masyarakat Islam) - 2 jilid.

8. Al-Ghazali; Ta'alimuhu wa Ara'uhu (Imam Ghazali; Ajaran-ajarannya dan pendapat-pendapatnya).

9. Durus Tarikhiyyah (pelajaran-pelajaran sejarah).

(45)

31 BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN MUHAMMAD KHUDHARI BEK TENTANG

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL

YAQIN

A. Pengertian Nilai Pendidikan Akhlak

1. Pengertian nilai

(46)

32

Nilai memeiliki 3 hiraki yaitu perasaan yang abstrak, norma-norma moral, dan keakuan. Ketiganya ditemukan dalam kepribadian seseorang. Perasaan dipakai sebagai landasan bagi seseorang untuk membuat keputusan dan menjadi standar untuk tingkah laku. Sedangkan norma-norma menjadi tingkah laku yang yang berfungsi sebagai kerangka patokan dalam berinteraksi. Keakuan berperan dalam membentuk kepribadian melalui proses pengalaman sosial. Karenanya nilai menjadi faktor penentu bagi pembentukan sikap. (FIP-UPI, 2007:41).

Dengan demikian pengertian nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial untuk membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai sesuatu yang ingin dicapai. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara perlahan diinternalisasikan oleh individu ke dalam dirinya serta diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknnya. Nilai merupakan standar konseptual yang relatif stabil yang secara eksplisit atau implisit membimbing individu dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai serta aktivitas dalam memenuhi kebutuhan psikologisnnya. (Asrori, 2008:153).

2. Pengertian Pendidikan

(47)

33

Pendidikan dapat diartikan secara sempit, dan dapat diartikan secara luas. Secara sempit dapat diartikan: “bimbingan yang diberikan

kepada anak-anak sampai ia dewasa” (Maribah, 1981:31). Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah “segala sesuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan manusia, yaitu upaya menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik”. (Nata, 2003:10).

Dalam buku kapita selekta pendidikan Islam, bahwa Untuk memahami pengertian pendidikan dengan benar, pendidikan dapat dibedakan dari dua pengertian, pengertian yang bersifat teoritik filosofis dan pengertian yang bersifat pendidikan dalam arti praktis.(Nata, 2003:210).

Pengertian pendidikan dalam arti teoritik filosofis adalah pemikiran manusia terhadap masalah-masalah kependidikan untuk memecahkan dan menyusun teori-teori baru dengan mendasarkan pada pemikiran normatif, spekulatif, rasional empirik, nasional filosofis, maupun historis filosofik. (Nata, 2003:210).

(48)

34

Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN, BAB 1 pasal 1) pendidikan diartikan sebagai “ usaha sadar untuk

mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa yang akan datang “. (Nata, 2003:211).

Pendidikan adalah semua perbuatan dan usaha dari seorang pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya. (Saliman, Sudarsono, 1993:178).

Dikatakan dalam kitab „Idzhotun-Nasyiin, bahwa anak-anak itu dikemudian hari akan menjadi generasi penerus, jadi ketika telah terbiasa berperilaku baik yang bisa meningkatkan derajatnya, dan menghasilkan ilmu yang manfaat bagi negaranya. (al-Ghulayaini, 2009:69).

Anak-anak itu akan menjadi pondasi kokoh yang akan menjadi landasan bagi umat, ketika membiasakan budi pekerti yang baik dan meninggalkan ilmu yang dapat merusak negara yang ditempati umat itu sendiri. (al-Ghulayaini, 2009:69).

(49)

35

Mendidik anak itu adalah menanamkan pekerti yang baik di hatinya para pemuda, sehingga dapat menciptakan generasi yang ikhlas beramal, lebih mementingkan maslahah umat dan akan menjadikan negara yang makmur dan diridhai Allah SWT. (al-Ghulayaini, 2009:70).

Jadi, pendidikan itu merupakan sesuatu yang mendasar bagi manusia yang harus diberikan, karena pendidikan kunci kesuksesan dalam menjalankan kehidupan ini, baik berkeluarga, bermasyarakat ataupun bernegara dan berbangsa.

Seseorang yang dididik akan menimbulkan suatu talenta tersendiri yang dapat dilihat dalam perilaku atau moralitasnya setiap memberikan keputusan, setiap bertindak dan bersosialisasi dengan masyarakat.

3. Pengertian Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasan) dan pendekatan

terminologik (peristilahan). (Nata, 2002:1).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar dari kata akhlaka, yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah

(perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al-„adat

(kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradaban yang baik), dan al-din

(agama). (Nata, 2002:1).

(50)

36

khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan di atas. (Nata, 2002:2).

Akhlak menurut imam al-Ghazali dalam “Ihya‟ Ulumuddin” adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. (Tadjab, 1994: 243).

Akhlak Menurut Ibnu Maskawih dalam kitabnya Tahdzibul Akhlaq

Wa Tathhirul A‟raq adalah sikap jiwa seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu). (Siroj, 2009:2).

Berangkat dari beberapa definisi dan uraian di atas, dapat kita peroleh suatu kesimpulan bahwa akhlak merupakan gerakan spontan yang keluar dari dalam lubuk hati manusia. Dorongan jiwa yang melahirkan akhlak tersebut bersumber dari kekuatan batin manusia. (Tualeka, 2011:178).

B. Pemikiran Muhammad Khudhari Bek tentang Nilai Pendidikan Akhlak

dalam kitab Khulāshah Nūrul Yaqīn

(51)

37

pendidik, sedang subjek yang menerima disebut dengan peserta didik. (Rohman, 2013:105).

Sesungguhnya segala bentuk pendidikan adalah bersumber pada Rasulullah SAW, karena beliau merupakan suri tauladan yang baik, dan sebaik-baik tauladan dari zaman sebelum Rasulullah SAW ataupun setelah Rasulullah SAW. Peri kehidupan Rasulullah SAW merupakan suri tauladan bagi kaum muslimin, karena itu wajib bagi setiap muslim mengetahuinya untuk diikuti dan diamalkan sesuai dengan petunjuknya. (Bek, 2014:iv)

(52)

38

pertama sebagai tokoh berpengaruh dan idola tingkat dunia dari 100 tokoh yang disurvei. (Hermawan, 2015:1)

Rasulullah SAW memiliki beberapa sifat sempurna sehingga beliau menjadi panutan seluruh alam semesta ini, sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah SAW tersebut, yaitu: shidiq, amanah, tabligh, fathanah. (Saberanity, 2006:57)

Dalam kiab Khulāshah Nūrul Yaqīn karya Muhammad Khudhari Bek, menyebutkan bahwa malaikat Jibril mengajar Nabi bagaimana hendaknya beliau memimpin manusia kejalan yang lurus dan bagaimana mestinya, Rasulullah SAW menutuntun mereka supaya menurut agama yang benar. (Djabbar, tt:15).

Aisyah menjelaskan akhlak Rasulullah SAW sangat sempurna, tidak ada cela sedikitpun sebagaimana halnya Al-Qur‟an. Bahkan bisa dikatakan bahwa Rasulullah SAW adalah Al-Quran yang berjalan. (Tualeka, 2011:8).

Pendidikan akhlak tersebut dijelaskan dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin diantaranya:

a. Pendidikan kejujuran dalam amanah

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:

ًََِّؼٌْ ا َزٌَِٙ ُْٗرَس بَزْخْإ ِذَلَٚ

ِخَفْ٠ِشَّشٌا ِِٗل َلَْخَأَٚ ِِٗزَٔ بََِأَٚ ِِٗلْذِصِث ْذَؼَِّس بَْٙٔ َ ِلِ

(53)

39

Rasulullah SAW adalah orang yang terkenal sangat jujur dalam ucapanya bahkan beliau senantiasa mengatakan dengan sejujur-jujurnya sekalipun pahit dirasakan dan mengandung resiko yang tinggi bagi dirinya sendiri sehingga karena kejujurannya itulah Rasulullah SAW mendapat gelar al-amin, artinya dapat dipercaya. Sifat jujur itu sudah dimulai sejak beliau kecil. Ini terbukti ketika beliau berdagang, mengabdi kepada saudagar Arab yang bernama Khadijah. Dengan modal kejujuranya itu, Rasulullah SAW dijadikan sebagai orang kepercayaan dan akhirnya Khadijah jatuh cinta kepada beliau. (Siroj, 2009:52).

Rasulullah SAW ketika beliau berdagang selalu mengatakan kepada pembeli bahwa barang yang baik dikatakan baik dan barang yang ada sedikit cacat dikatakan cacat dan ditunjukan cacat, barang yang kualitasnya bagus di katakan bagus serta barang yang kurang bagus kulitasnya dikatakan kurang bagus. Dari situlah perbuatan beliau tidak merugikan orang lain. (Al-arif, 2009:53).

Allah SWT berfirman:

(54)

40

bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah

mendapat kemenangan yang besar”. (Q.S. Al-Ahzab:70-71).

Dalam kitab Izhatun Nasi‟in karya Mushtafa al-Ghulayani, halaman 12 mengatakan bahwa dusta dan jujur dalam masalah ini bukanlah sifat (budi pekerti) yang sudah dimaklumi dalam masyarakat karena dusta dan jujur yang seperti ini adalah salah satu perkara dengan mudah untuk diketahui, anak kecil pun mengetahui hal ini. Karena dusta dan jujur dalam pekerjaan inilah yang akan menjadi hasil dari ucapan ketika jujur atau berdusta. (Ghulayaini, 2009:12).

b. Pendidikan keadilan

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:

َيََّٚأ َُُىَحٌْا َُْْٛىَ٠ َْْأ ٍََٝػ اُْٛمَفَّرا َُُّث َُٗٔبَىَِ َدَْٛسَ ْلِاَشَجَحٌْا ُغَضَ٠ َّْْٓ١ِف ٌشْ٠َشُل ْذَفٍََزْخاَٚ

ِالل ُيُْٛسَس ًٍِخاَد َيََّٚأ َْبَىَف ِذِجْسٌَّْا َِِٓ ًٍِخاَد

بِث بَْٕ١ِضَس اٌُْٛبَلَٚ ِِٗث ٌشْ٠َشُل ْذَحِشَفَف

ِْٓ١َِِ ْلِ

Artinya: Kaum Quraisy berselisihan tentang siapa yang harus menaruhkan Al-Hajarul Aswad di tempatnya, kemudian mereka sepakat, bahwa pendamainya, ialah orang yang pertama masuk Masjidil Haram.

(Muhammad Khudhari Bek, tt: 11)

(55)

41

ketua Quraisy supaya masing-masing memegang ujung selendang itu. (Djabbar, tt:11).

Maka Nabi Muhammad SAW meletakkan batu itu disatu kain selendang dan beliau meminta dari tiap-tiap ketua Quraisy supaya masing-masing memegang ujung selendang itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW menyuruh mereka mengangkat batu tadi. Tatkala mereka sampai ditempatnya, Rasulullah SAW mengambil batu itu dengan tangan beliau sendiri, dan meletakkan batu tersebut ditempatnya dengan tangan beliau sendiri, dengan begini hilanglah perselisihan dalam penetapan urusan itu, serta kaum Quraisy ta‟jub akan kecerdasan fikiran Rasulullah SAW. (Djabbar, tt:11).

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan

berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S.

An-Nahl:90).

(56)

42

Ucapanya senantiasa dijadikan sebuah konsep, tingkah lakunya dijadikan sebuah tuntunan dan percontohan. (Siroj, 2009:83).

Sikap atau tindakan bijaksana dalam menyelesaikan sebuah permasalahan apapun bentuknya, merupakan sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh seorang muslim, tidak terkecuali itu pelajar, orang tua, ustadz, pegawai dan lain sebagainya. (Tualeka, 2011:119).

c. Pendidikan kesabaran

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:

ِث بَمُ٠ ٍَََُّسَٚ ِْٗ١ٍََػ ُالل ٍََّٝص َْبَوَٚ

ِْٛفَؼٌْاَٚ ِفْطٌٍُّاَٚ ِشْجَّصٌاَٚ ٍُِِْحٌْ بِث ٍُُُْٙ

Artinya: Adalah Rasulullah SAW menghadapi mereka dengan sifat tidak lekas marah, sabar, lemah-lembut dan suka mema‟afkan. (Djabbar, tt:23).

Kaum Quraisy mulai menyakiti Rasulullah SAW tetapi beliau menghadapi mereka dengan tenang dan sabar. (Djabbar, tt:25).

Abu Lahab pernah meletakan kotoran didepan pintu rumah Rasulullah SAW, dan mencekik Nabi disaat beliau shalat, tapi Rasulullah selalu berbuat baik dan tetap menggaulinya dengan baik, dengan hormat dan bijaksana.

Ketika Nabi Muhammad SAW ingin berangkat ke masjid, ada seorang Quraisy yang melemparkan kotoran kepada beliau, bahkan berkali-kali dan pada suatu saat orang tersebut sakit, Nabi Muhammad SAW menjenguk orang tersebut dan saat itu juga orang itu masuk Islam.

(57)

43

Artinya: “bersabarlah (hai Muhammad) dan Tiadalah kesabaranmu itu

melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat

kebaikan”.(Q.S. An-Nahl:127-128).

Sifat sabar Rasulullah SAW juga dapat kita lihat dalam perjuangan beliau yang tidak pernah mengenal lelah dan putus asa, sekalipun menghadapi banyak cobaan, hambatan, gangguan, serta rintangan, yang luar biasa. Sikap kesabaranya yang luar biasa inilah sehingga Rasulullah SAW termasuk golongan Rasul Ulul Azmi (golongan rasul-rasul yang memiliki kesabaran luar biasa). (Siroj, 2009:25).

d. Pendidikan keberanian

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:

ِدبَجَّثٌا َِِٓ ُالل ُٖبَطْػَأ بَِّث بٍََََّّٙحَر ٌخَّْ١ِظَػ ُذِئاِذَش ََ َّلََسٌاَٚ ُح َلََّصٌا ِْٗ١ٍََػ َُٗثبَصَأ ْذَلَٚ

ِشْجَّصٌاَٚ

Artinya: Dalam perang itu, beliau ditimpa kesusahan dan bahaya yang besar. Tetapi sekalipun demikian, dapat diterima dengan teguh dan kebesaran hati, apa yang diberikan Alah SWT kepadanya itu. (Djabbar, tt:18)

(58)

44

Rasulullah SAW tetap teguh bertahan menghadapi musuh dan tidak lari serta tidak goyah dari posisinya dalam berbagai peperangan. Tiada seorangpun yang dibilang pemberani yang tidak pernah terpukul mundur dan tidak pernah melarikan diri kecuali Rasulullah SAW. (Bek, 2014:364).

Rasulullah SAW pantang mundur ataupun lari dari peperangan, pada saat perang Uhud umat Islam kalah karena tidak mengikuti peraturan Nabi Muhammad SAW, tapi Nabi Muhammad SAW tetap berperang dengan gigih dan berani penuh semangat bahkan sampai Rasulullah SAW masuk ke jurang, dan luka-luka pada badan Rasulullah SAW.

Sahabat Abdullah Ibnu Umar r.a. meceritakan, “aku belum pernah

melihat seseorang yang lebih berani, lebih suka menolong, dan lebih rela dari pada Rasulullah SAW”. Sahabat Ali r.a menceritakan pula,

“sesungguhnya, apabila keadaan sangat kritis dalam menghadapi suatu peperangan dan suasana peperangan sedang berkecamuk dengan hebatnya, kami berlindung di belakang Rasulullah SAW. Pada saat itu tiada seorangpun dari kaum Muslimin yang lebih dekat kepada musuh dari pada Rasulullah SAW. (Bek, 2014:364).

e. Pendidikan kepemimpinan

Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin dikatakan:

ِْٗ١ٍََػ ُالل ٍََّٝص ُيُْٛسَّشٌاَضََّٙج

ٌَُُْٗٛسَس اٍَُْٛزَل َِْٓ ِيبَزِمٌِ ًٍُجَس ِف َلََا َخَث َلََث َخَرْؤُِ ٌَِٝإ ٍَََُّسَٚ

(59)

45

Artinya: Rasulullah SAW menyiapkan balatentaranya sebesar 3.000

orang ke Mu‟tah untuk memerangi golongan yang membunuh utusan

beliau, ketika dia diutus kepada Amir (gubernur Busra). (Djabbar, tt:45) Rasulullah SAW selain seorang Nabi dan Rasul, beliau juga seorang pemimpin dalam Negara Islam yang mengatur segala hal yang bersangkutan dengan kenegaraan baik dari pembangunan, ekonomi, politik dan dalam peperangan.

Artinya: “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka

selalu menyembah”. (Q.S. Al-Anbiya:73).

Rasulullah SAW selalu pertama kali dalam terjun di lapangan sebelum menyuruh sahabat untuk melakukannya dan Rasulullah selalu mengiringi perkataannya dengan perbuatan, sehingga para sahabat sangat terkagumkan dengan sosok seorang Rasulullah SAW.

Selain sifat-sifat di atas, disebutkan juga mengenai sifat Rasulullah SAW yang agung dan mulia dalam buku Pesona Akhlak Rasulullah SAW

karya Syaikh Abdurrahman Ya‟qub (2005) tentang beberapa gambaran akhlak mulia Rasulullah SAW sebabgai berikut:

(60)

46

2) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mengasihi semua makhluk.

3) Rasulullah adalah manusia yang paling murah hati dan mempunyai toleransi yang tinggi.

4) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia dalam bermasarakat.

5) Rasulullah SAW adalah manusia yag paling menepati janji.

6) Rasulullah adalah manusia yang paling tawadhu‟, lapang dada, lemah lembut, ramah, penuh dengan belas kasih, dan selalu tampak riang gembira, baik kepada keluarganya maupun kepada para sahabatnya. 7) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling wara‟ sehingga beliau

mengharamkan harta baitul mal bagi diri dan keluarganya.

8) Rasulullah SAW adalah manusia yang paling pemalu, bahkan lebih pemalu daripada seorang perawan di dalam kamarnya.

9) Rasulullah SAW lebih banyak diam dan tidak bicara jika tidak ada keperluan.

10) Rasulullah SAW adalah seorang pemaaf.

11) Rasulullah SAW itu indah dan suka akan keindahan. 12)Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud di dunia.

13)Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah dan dermawan. 14)Rasulullah SAW dalah manusia yang paling adil dalam perkataan,

(61)

47

15)Rasulullah SAW adalah makhluk yang paling tawakal kepada Allah SWT.

16)Rasulullah SAW selamanya takut kepada Allah SWT.

17)Rasulullah SAW adalah makhluk yang paling banyak bersyukur dan memuji.

18)Rasulullah SAW selalu merenungi kerajaan langit, bumi dan semua ciptaan allah SWT.

19)Al-Quran adalah penyenang mata, pengobat hati, penenang jiwa, dan penghidup semangat Rasulullah SAW.

20)Rasulullah adalah makhluk yang paling kuat berzikir dan paling banyak berdoa.

Al-Qur‟an mengakui secara tegas bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang sangat agung. Bahkan dapat dikatakan bahwa konsideran pengakuan beliau sebagai Nabi adalah keluhuran budi pekertinya. Hal ini dipahami dari wahyu ke 3 yang antara lain menyatakan: (Shihab, 199:51).









Artinya:“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung”. ( QS. Al-Qalam:4 ).

(62)

48

(63)

49 BAB IV

ANALISIS RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM

KITAB KHULASOH NURUL YAQIN

A. Latar Belakang Penulisan Kitab Khulasoh Nurul Yaqin

Muhammad Khudhari Bek dalam menyusun kitab ini memiliki berbagai alasan, tujuan dan latar belakang. Semenjak beliau masih kecil beliau telah mempunyai kegemaran membaca buku-buku sejarah tentang orang-orang zaman dahulu dan kisah-kisah tentang mereka. Ternyata beliau menjumpai bahwa sejarah dan riwayat hidup mereka merupakan pelajaran yang paling baik dan guru yang paling berharga bagi manusia. Beliau telah mempelajari sejarah Nabi Muhammad SAW dan hal-hal yang pernah dialaminya berupa perlakuan yang menyakitkan dari pihak kaumnya, yaitu sewaktu dia menyerukan ajakannya ke jalan kebenaran. Beliau juga mempelajari pula tentang kesabaranya yang dapat dijadikan petunjuk bagi mereka dalam melakukan apa yang seharusnya mereka ikuti dan apa yang seharusnya mereka jauhi supaya mereka menjadi orang-orang yang berjaya sebagaimana para pendahulu mereka memperoleh kejayaan. (Bek, 2014:1).

(64)

50

peralatan yang dapat dipersiapkan sehingga mereka mampu memperoleh kemenangan atas musuh-musuh mereka. Begitupun hal-hal yang berkaitan dengan integritas mereka sehingga hati mereka bersatu dan merupakan kekuatan yang menyatu atas musuh mereka. (Bek, 2014:1-2).

Selain dengan alasan itu semua, memang juga karena Muhammad Khudhari Bek merasa sangat kecewa bila mengingat banyaknya kaum muslimin yang kurang membaca dan memperhatikan buku tentang sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW. dan sedikit sekali orang yang mau menyibukkan diri denganya. Akan tetapi, beliau menyadari akan keengganan mereka terhadap hal ini karena mengingat bertele-telenya buku-buku yang ditulis dalam hal ini. (Bek, 2014:2).

(65)

51

luhur ini. Beliau menyadari bahwa untuk merealisasikan hal ini tidak mudah dan banyak kesulitanya. (Bek, 2014:2).

Akan tetapi, setelah beliau sering mendengar dari para tokoh ulama‟ Al-Manshurah, yaitu tentang keinginan mereka untuk mengerjakan suatu karya tulis dalam bidang ini yang bermanfaat untuk segala lapisan masyarakat, beliau mengangap hal ini suatu keharusan yang tidak bisa dielakkan lagi. Dengan tekad yang bulat dan penuh rasa percaya akan pertolongan Allah SWT, serta berharap kepadanya semoga Allah SWT memberikan taufik kepada beliau terhadap hal-hal yang diridlainya, akhirnya beliau tempuh juga pekerjaan ini sehingga tercapailah apa yang beliau cita-citakan itu. Alhamdulillah, akhirnya terciptalah suatu karya tulis yang mudah dicerna dan tidak berbelit-belit sehingga dapat bermanfaat bagi kalangan awam. Selain itu dapat pula dijadikan bahan referensi oleh kalangan khusus. (Bek, 2014:2-3).

Bahan referensi dalam menulis kitab ini adalah Al-Qur‟anul Karim dan hadits-hadits sahih yang diketengahkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Beliau sengaja tidak mengambil referensi lain kecuali dalam masalah yang tidak dapat dapat dielakkan lagi untuk memperjelas penyajian. Di antara bahan referensi yang beliau ambil adalah dari kitab as-Syifa karya Qadhi “Iyadh, kitab as-Siratul Halbiyah dan kitab al-Mawahibul Ladunniyah,

(66)

52

Dengan kearifannya, Muhammad Khudhari Bek juga memohon kepada Allah SWT akan limpahan kemurahannya, semoga Allah SWT memberikan taufik kepada imam-imam dan para pemimpin kami untuk dapat mengikuti jejak junjungan kita Rasulullah SAW dan menghidupkan syair-syair agamanya sehingga mereka mendapat dukungan dari sisi Allah SWT. Maka sudah tiba saatnya bagi beliau memulainya dengan pertolongan Allah SWT untuk mendapatkan kebahagiaan, kesehjatraan dan ridha Allah SWT. (Bek, 2014:3).

Walaupun demikian, untuk mendapatkan kebahagiaan, kesehjatraan dan ridha Allah SWT tidak mudah. Manusia harus dapat memilih mana yang buruk dan mana yang baik. Membedakan keduanya berarti dapat menilai. Apabila orang dapat berpegang pada kebaikan dan dapat membuang keburukan, inilah jalan kelurusan. Lebih lanjut seseorang dapat memilih yang baik dan kemudian meninggalkan tindakan yang buruk. Orang yang sudah mencapai pemilihan terhadap kebaikan, diupayakan ada proses keyakinan dan menjadikan dirinya kontinuitas (terus menerus) dalam tindakan untuk membiasakan diri pada kebaikan, akhirnya dapat menumbukan kegemaran. (FIP-UPI, 2007:19).

(67)

53

Pemberian pembelajaran akhlak tidak hanya sekedar menyeluruh menghafal nilai-nilai normatif secara kongnitif yang diberikan dalam bentuk ceramah dan ulangan umum. Tetapi akhlak harus diberikan dan diajarkan untuk mendukung bidang studi lainya. Pendidikan akhlak yang Islami sangat dibutuhkan dan diperlukan di zaman sekarang ini. Karena kebudayaan yang baik dari suatu bangsa tidak menjamin memiliki akhlak dan prilaku yang baik bagi bangsa tersebut. (FIP-UPI, 2007:30).

Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada ajaran ajaran Islam. Pada sistem pendidikan Islam ini khusus memberikan pendidikan tentang akhlak dan moral yang bagaimana yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim agar dapat mencerminkan kepribadian seorang muslim. (FIP-UPI, 2007: 39).

B. Metode yang Digunakan dalam Pendidikan Akhlak

(68)

54

Jenis narasi yang digunakan adalah narasi ekspositorik. Narasi ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif. (https://id.wikipedia.org/wiki/Narasi).

Pertanyaan yang digunakan adalah menggunakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembahasan. Pertanyaan retoris ini bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi, dan memberi kesadaran terhadap pembaca, audiens, atau pendengar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Retoris).

Referensi

Dokumen terkait

(Fuadi, 2013: 11) Dari cuplikan cerita novel di atas kita diajarkan untuk tidak berperilaku sombong walau sebenarnya kita bisa melakukannya. Selalu rendah hati dan

Seorang Rasul mustahil mempunyai sifat Baladah (bodoh).. Adapun nilai pendidikan tauhid yang ada dalam kitab Aqidatul Awam yang terdapat dalam pasal IV menurut

Maka dari itu sebagai umat Beliau SAW kita harus meneladani pendidikan moral dalam kitab Al-Barzanji (Kanaah), memberikan pemahaman kepada lingkungan sekitar kita

berdasarkan ayat inilah yang merekomendasikan tujuan pendidikan muslim sebagai perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas maupun

Selaras dengan berbagai tujuan yang telah ada di Indonesia maka tujuan pendidkan akhlak yang ada dalam Kitab Al-Akhlak li Al Banin karya Syaikh Umar Baraja tidak lain

Dengan demikian, setiap daerah baik itu yang mudah dijangkau ataupun daerah yang sulit dijangkau (pedalam), sabaiknya ada yang.. apabila terjadi kesalaah

Dengan senantiasa mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan ini peneliti

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul