ABSTRAK
Melalui penelaahan laporan tahunan, kebanyakan perusahaan industri menunjukan bahwa unsur harta terbesar pada neraca adalah persediaan. Oleh karena itu efektifitas persediaan barang jadi merupakan faktor yang penting untuk dikendalikan. Jika jumlah, kualitas, dan ketepatan waktu atas tersedianya barang jadi tersebut tidak tepat, maka akan memberikan dampak yang cukup materialitas pada perusahaan tersebut, baik secara keuangan maupun tingkat kinerja perusahaan. Jumlah, kualitas, dan ketepatan waktu tersedianya barang jadi dapat menjadi tidak efektif dan efisien apabila terjadi hal-hal seperti: adanya kecurangan yang terjadi dari pihak dalam perusahaan, dengan cara memalsukan data perusahaan, pencurian oleh karyawan, ataupun penggantian kualitas barang jadi yang lebih murah. Oleh karena itu dibutuhkanlah pengendalian internal atas persediaan barang jadi perusahaan.
Pengendalian persediaan barang jadi dalam hal ini merupakan salah satu dari pengendalian pada perusahaan yang sangat penting. Pengendalian ini meliputi pengendalian kuantitas, kualitas dan jumlah dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik persediaan. Jumlah barang jadi yang tersedia haruslah dapat memenuhi kebutuhan produksi. Keterlambatan dapat menghambat proses produksi dan menyebabkan kerugian dalam perusahaan. Oleh karena itu efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dalam hal ini manajemen perusahaan memerlukan alat bantu untuk melakukan fungsi pengawasan. Alat bantu tersebut adalah audit internal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai seberapa besar peranan dari pemeriksaan internal terhadap meningkatnya efektifitas dan efisiensi persediaan barang jadi. Dan menjelaskan apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan internal yang memadai, baik dalam segi independensi pemeriksa, tingkat kompetensi, skill yang harus dimiliki ataupun rencana dari program-program pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan yang informatif dan mampu untuk memberikan saran dan rekomendasi yang berguna untuk manajer. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada para manajer akan pentingnya laporan pemeriksaan internal untuk membantu meningkatkan efektivitas persediaan barang jadi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis statistik. Dua variabel yang diuji adalah audit internal (independent variabel) dengan efektivitas persediaan bahan baku (dependent variabel). Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan SPSS metode Spearman.
DAFTAR ISI
ABSTRAK……….i
KATA PENGANTAR………..ii
DAFTAR ISI……….vii
DAFTAR TABEL ………xii
DAFTAR GAMBAR……….xiii
DAFTAR LAMPIRAN……….xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penelitian...1
1.2 Identifikasi Masalah……….4
1.3 Tujuan penelitian……….4
1.4 Kegunaan Penelitian………5
1.5 Rerangka Penelitian ………5
1.6 Alat Uji Hipotesis………9
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………..11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
2.1 Auditing ………..12
2.1.1. Pengertian Auditing ………12
2.1.2. Jenis-jenis Audit………..15
2.1.3 Tahap- Tahap Audit ………17
2.2.1. Pengertian Audit Internal……….19
2.2.2. Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Internal……… ..21
2.2.3. Struktur Organisasi Audit Internal………...23
2.2.4. Fungsi dan Tanggung Jawab Audit Internal………24
2.2.5. Independensi dan Objektivitas Audit Internal…….26
2.2.6. Kompetensi Audit Internal………..28
2.2.7. Pengertian Efektivitas………..28
2.2.8. Program Audit Internal……… …29
2.2.9. Pelaksanaan Audit Internal………..30
2.2.10.Pelaporan hasil Audit Internal……….32
2.2.11.Tindak Lanjut dan Pemantauan Hasil Audit……....33
2.3 Pengendalian Internal………...34
2.3.1. Pengertian Pengendalian Internal……….34
2.3.2. Tujuan Pengendalain Internal……… ...35
2.3.3. Unsur-Unsur Pengendalain Internal ……….36
2.3.4. Keterbatasan Pengendalain Internal ……….40
2.4 Persediaan ………41
2.4.1 Pengertian Persediaan ………..41
2.4.2 Pengertian Manajemen……….42
2.4.3 Manajemen Persediaan……… 43
2.4.4 Pengertian Persediaan Barang Jadi………...44
2.4.5 Metode Penilaian Persediaan Barang Jadi…………45
2.6 Hubungan Audit Internal dengan Pengendaliaan
Intern Persediaaan Barang Jadi……… 48
2.7 Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi……… 50
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 52 3.1 Objek Penelitian………..52
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………52
3.1.2 Struktur Organisasi……… 53
3.1.3 Uraian Tugas……… ……….. 56
3.2 Metode Penelitian………65
3.2.1 Metode Yang Digunakan……….65
3.2.2 Operasionalisasi Variabel………... 66
3.2.3 Jenis Sumber Data……….. 67
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 68
3.2.5 Metode Analisis Data………. 69
3.2.6 Teknik Pengolahan Data………. 70
3.2.7 Tahap- tahap SPSS……….. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 75 4.1 Aktivitas Perusahaan………75
4.2 Kualifikasi Auditor Internal……… 85
4.2.1 Independensi Auditor Internal……… …… 85
4.2.2 Kompetensi Auditor Internal……….. 86
4.2.3 Ruang Lingkup Auditor Internal………. 87
4.2.4 Program Auditor Internal……… 88
4.2.5 Pelaksanaan Auditor Internal………. 92
4.2.6 Laporan Hasil Auditor Internal……….. 94
4.2.7 Tindak Lanjut Laporan Audit Internal……… 95
4.3 Pengendalian Internal PT “X”……… 96
4.3.1. Lingkungan Pengendalian Internal………. 96
4.3.2. Penaksiran Resiko Yang Akan Timbul…………... 99
4.3.3. Aktivitas Pengendalian………... 104
4.3.4. Informasi dan Komunikasi……….. 108
4.3.5. Pemantauan………. 109
4.4 Tujuan Pengendalian Internal PT “X”……… 110
4.4.1 Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan Yang Jelas Terhadap Persediaan…... 110
4.4.2 Sasaran dan Kebijakan Yang Dirumuskan Dengan Baik………...111
4.4.3 Fasilitas Pergudangan dan Penanganan Yang Memuaskan………. 111
4.4.5 Standarisasi dan Simplikasi Persediaan…………. 112
4.4.6 Catatan dan Laporan Yang Cukup……….. 112
4.4.7 Tenaga Kerja Yang Memuaskan………. 113
4.5 Analisis Statistik………. 114
4.5.1 Pengujian Hipotesis……….118
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 121
5.1 Simpulan………. 121
5.2 Saran………... 125
DAFTAR PUSTAKA 127
RIWAYAT HIDUP PENULIS 136
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Struktur Organisasi……….. 55 Tabel 3.2 : Operasionalisasi Variabel……… 66 Tabel 4.5.1 : Jawaban Kuesioner………. 115 Tabel 4.5.2 : Total Jawaban Variabel Dependen (X) dan
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1
KUESIONER
AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X
VARIABEL INDEPENDEN
Jawaban Kuesioner No Pertanyaan
SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit Internal Persediaan Barang jadi
a. Independensi Auditor Internal 1 2 3 4 5 6
Ada status organisasi audit internal dalam perusahaan Auditor Internal merupakan bagian yang terpisah dari fungsi operasional perusahaan
Auditor Internal yang bekerja di perusahaan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah seorang manajer atau staf dari bagian lainnya dalam perusahaan.
Auditor Internal mendapat wewenang yang jelas dari pimpinan perusahaan dalam melakukan audit.
Auditor Internal mempunyai dukungan penuh dari direktur utama. Pengangkatan atau penggantian pimpinan auditor internal
dilakukan atas persetujuan Dewan Direksi.
b. Kompetensi Auditor Internal 7
8
9
Auditor Internal memiliki latar belakang pendidikan S 1 Jurusan Akuntansi.
Auditor Internal yang ada telah memperoleh training dalam bidang akuntansi dan auditing yang cukup memadai.
Pelaksanaan tugas & tanggung jawab auditor internal sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
c. Ruang Lingkup Auditor Internal 10
11
12
13
Ruang lingkup Auditor Internal meliputi seluruh aktivitas. Sebelum melakukan audit dilaksanakan review atas kertas kerja auditor terlebih dahulu.
Auditor Internal melaksanakan audit terhadap pelaksanaan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan
Auditor Internal melaporkan hasil audit dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan mengenai kelemahan yang ditemukan.
d. Program Auditor Internal 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Auditor Internal membuat program kerja untuk setiap penugasan. Program audit dibuat secara tertulis dan sistematis.
Dalam program audit terdapat tujuan untuk mencapai hasil audit yang efektif dan efisien.
Program audit terdapat evaluasi terhadap pengendalian internal persediaan barang jadi.
Auditor Internal melakukan audit terhadap semua dokumen dan laporan yang berhubungan.
Auditor Internal melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan prosedur yang harus ditaati.
Auditor Internal melaksanakan pengujian terhadap penilaian persediaan.
Auditor Internal melakukan penghitungan persediaan barang jadi secara fisik.
Auditor Internal melakukan evaluasi, otorisasi pengeluaran barang jadi dari gudang.
Auditor Internal mengaudit laporan-laporan yang berkaitan dengan persediaan barang jadi.
e. Pelaksanaan Audit
25
26
27
28
Auditor Internal melakukan evaluasi atas catatan akuntansi perusahaan.
Auditor Internal melakukan koordinasi dan komunikasi dengan bagian yang akan diperiksa sebelum audit dilakukan.
Auditor Internal memeriksa kelengkapan dokumen pendukung untuk setiap transaksi.
Perusahaan membuat suatu standar yang digunakan sebagai acuan auditor internal yang dijalankan perusahaan.
f. Laporan Audit 29 30 31 32 33 34 35
Auditor Internal selalu membuat laporan hasil audit setelah melakukan tugasnya
Laporan hasil audit dibuat secara tertulis dan disajikan dengan jelas dan ringkas.
Laporan audit menyajikan temuan-temuan audit internal atas audit yang dilakukannya
Laporan audit menyajikan saran-saran rekomendasi.
Laporan pemeriksaan dapat memberikan arah bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.
Laporan audit dapat memberikan informasi bagi manajemen dalam mengambil keputusan.
Laporan audit diserahkan secara periodik kepada pimpinan perusahaan.
g. Tindak Lanjut 36
37
38 39
40
Saran yang diberikan oleh auditor internal selalu ditindaklanjuti Auditor melakukan review terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil audit.
Terdapat kendala dalam melaksanakan tindak lanjut. Tindak lanjut atas saran dan rekomendasi dari auditor internal dilaksanakan dengan baik.
KUESIONER
AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. Y
VARIABEL DEPENDEN
Jawaban Kuesioner No Pertanyaan
SS S R TS STS 1. Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang jadi
a. Lingkungan Pengendalian 1 2 3 4 5 6 7 8
Terdapat kebijakan tertulis mengenai kedisiplinan dan kejujuran yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kebijakan dan gaya operasi manajemen mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan
Laporan mengenai adanya suatu penyimpangan yang diterima karyawan selalu ditindaklanjuti oleh atasan yang berwenang. Penempatan karyawan baru berdasarkan ketrampilan, keahlian dan pendidikan yang dimilikinya.
Perusahaan menetapkan misi dan tujuan yang menjadi pedoman perusahaan.
Dalam pengambilan keputusan, manajemen melibatkan para anggotanya.
Perusahaan mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
Terdapat job description yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab setiap posisi dalam perusahaan.
b. Penetapan Resiko 9
10
11
12
Manajemen menetapkan resiko sebagai bagian dari pelaksanaan pengendalian internal
Manajemen merancang suatu pengendalian untuk mengatasi resiko tersebut
Batas minimun dan maksimum persediaan bahan yang telah ditentukan selalu ditaati.
Auditor Internal menetapkan resiko apabila tindakan perbaikan gagal dilakukan
c. Aktivitas Pengendalian 13
14
15
16
Dokumen-dokumen yang digunakan telah diberikan nomor urut cetak (prenumbered)
Setiap penyerahan barang jadi ke bagian produksi menggunakan suatu bukti penyerahan yang memuat jenis dan kualitas barang yang dikirim.
Bagian gudang barang jadi memeriksa kuantitas barang yang diminta berdasarkan dokumen permintaan barang jadi. Perusahaan memiliki gudang yang dilengkapi dengan sarana pengamanan yang layak.
d. Informasi dan Komunikasi 17
18
19
Setiap transakasi yang terjadi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
Terdapat sistem informasi akuntansi yang memadai yang dapat memastikan kelengkapan pencatatan transaksi.
Terdapat prosedur dalam melaksanakan berbagai kegiatan dalam perusahaan. e. Monitoring 20 21 22 23
Monitoring oleh manajemen terhadap laporan hasil auditor internal dilakukan secara periodik dan berkesinambungan Monitoring dilakukan oleh orang yang independen
24
memastikan bahwa pengendalian internal telah berjalan sebagaimana mestinya.
Telah dilakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan dalam pengendalian internal perusahaan atas persediaan.
Tujuan pengendalian internal persediaan barang jadi f. Keandalan Data
25 26 27 28 29 30 31
Setiap transaksi persediaan barang jadi yang dicatat telah sah. Setiap transaksi persediaan barang jadi diotorisasi dengan tepat. Setiap transaksi persediaan barang jadi telah dicatat pada waktu yang tepat.
Setiap transaksi persediaan barang jadi telah dinilai dengan teliti. Setiap transaksi persediaan barang jadi diotorisasi dengan semestinya.
Setiap transaksi persediaan barang jadi dibukukan ke master file dan diikthisarkan dengan benar.
Catatan persediaan barang jadi diarsipkan dengan baik
g. Efektivitas dan Efisiensi Operasi 32
33
34
35
36
Kegiatan penerimaan barang jadi telah dilakukan secara efektif dan efisien.
Kegiatan penyimpanan barang jadi telah dilakukan secara efektif dan efisien.
Kegiatan pengeluaran barang jadi telah dilakukan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jadi tidak ditemui adanya penyimpangan.
Tingkat pengamanan persediaan barang jadi telah diperhitungkan
h. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang telah ditetapkan
37
38
39
40
Kebijakan dan prosedur pembelian barang jadi yang telah ditetapkan telah ditaati
Kebijakan dan prosedur penyimpanan barang jadi yang telah ditetapkan telah ditaati.
Kebijakan dan prosedur pengeluaran barang jadi yang telah ditetapkan telah ditaati.
Kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan mengenai kebijakan persediaan barang jadi sudah diterapkan.
Keterangan :
RIWAYAT HIDUP
Nama : Imelda Kiki Husin
Tempat, Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 31 Juli 1982
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Budha
Alamat : Jl. Babakan Jeruk IV no. 33
Bandung
Telepon : (022) 91531555
Pendidikan :
• 2000 – 2007 : S-I Fakultas Ekonomi – Akuntansi Universitas Kristen
Maranatha
• 1997 – 2000 : SMU Swasta Perguruan Sultan Agung
• 1997 – 1994 : SLTP Swasta Perguruan Sultan Agung
• 1994 – 1989 : SD Swasta Perguruan Sultan Agung
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Imelda Kiki Husin Nrp : 0051034
Menyatakan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir atau Skripsi ini adalah hasil
karya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.Serta apabila di kemudian hari
diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa
pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.Demikian pernyataan
saya.
Bandung, Februari 2007
Yang menyatakan,
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin
ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan
manajemen untuk bersaing dan menjalankan kegiatan operasinya secara
berkesinambungan tidak hanya dengan memproduksi produk berkualitas dengan
harga murah tetapi juga mampu menjalankan kegiatan operasi perusahaannya
secara efektif dan efisien. Hal ini berkaitan dengan kemampuan pemilik
perusahaan dalam mengendalikan kegiatan usahanya.
Dalam perusahaan yang berkembang, kompleksitas aktivitas perusahaan
mengalami peningkatan. Pemilik seorang diri tidak sanggup untuk mengendalikan
seluruh kegiatan perusahaan. Sehingga diperlukan pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab kepada bawahannya. Selain itu diperlukan suatu alat yang dapat
mengamankan aktiva perusahaan serta memberikan keyakinan yang memadai
bahwa apa yang dilaporkan oleh bawahannya sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap atasan adalah benar dan dapat dipercaya. Alat ini antara lain adalah
pengendalian internal.
Pengendalian internal terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur spesifik
yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen
bahwa tujuan dan sasaran yang dianggap penting bagi perusahaan dapat tercapai.
Kebijakan dan prosedur ini membentuk pengendalian internal perusahaan. Tujuan
harta perusahaan, serta untuk menghasilkan data-data yang akurat dan handal,
sehingga pihak manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat. Pengendalian
internal meliputi lima unsur pengendalian yang dibuat oleh manajemen untuk
menjamin bahwa pengendalian yang objektif akan ditemukan. Meliputi:
lingkungan pengendalian, penetapan resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pengamatan. Pelaksanaan pengendalian internal ini perlu diawasi
oleh manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Pengendalian tersebut terdiri dari beberapa kebijakan dan prosedur spesifik
yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang wajar bahwa
sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan dapat dipenuhi, yaitu: keandalan
pelaporan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku. Pengendalian internal yang baik menitikberatkan pada
mekanisme saling uji, yaitu dengan menggunakan suatu prosedur tertentu, dimana
suatu transaksi akan dapat mengawasi siklus transaksi yang lainnya secara
otomatis. Prosedur ini dirancang sedemikian rupa sehingga mekanisme saling uji
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Dengan pengendalian internal yang
handal maka terjadinya kesalahan dan penyelewengan dapat dideteksi sehingga
dapat diatasi dengan cepat dan dicari solusi pemecahannya.
Pengendalian internal tidak menjamin, tetapi hanya berusaha meminimalkan
kecurangan ataupun kesalahan yang ada, oleh karena itu diperlukan Staff Audit
Intern. Dengan demikian, kesalahan-kesalahan material dalam sistem akuntansi
dapat dihindarkan, disamping itu audit internal juga merupakan alat bantu bagi
manajemen untuk mengamankan harta kekayaan, untuk mengetahui sejauh mana
merupakan penghasil informasi untuk pengambilan keputusan manajemen yang
efektif, agar fungsi audit internal dapat berjalan sesuai dengan yang ditetapkan,
maka seorang auditor internal harus bebas dan bertanggung jawab langsung pada
direktur.
Persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan, baik perusahaan dagang
maupun perusahaan manufaktur. Bagi perusahaan dagang, persediaan diperlukan
dalam rangka penjualan dan penjualan diperlukan untuk meningkatkan laba.
Sedangkan bagi perusahaan manufaktur, persediaan diperlukan untuk mendukung
kegiatan produksi dan kegiatan produksi diperlukan untuk menghasilkan barang
yang nantinya akan dijual untuk memperoleh laba. Dalam perusahaan manufaktur
jenis persediaannya lebih kompleks. Terdiri dari tiga jenis, yaitu: barang mentah,
barang dalam proses dan barang jadi.
Ketiga jenis persediaan tersebut memerlukan penanganan yang teliti, tepat,
dan efektif. Pengelolaan persediaan yang kurang efektif dan tidak terkendali akan
berdampak besar bagi suatu perusahaan karena persediaan merupakan unsur
terbesar dari keseluruhan modal kerja. Bagi perusahaan manufaktur, kegiatan
operasi dan produksi perusahaan dapat berjalan lancar dengan adanya jumlah
persediaan yang tepat. Kekurangan jumlah persediaan akan menghambat proses
produksi dan sebaliknya kelebihan dalam persediaan dapat meningkatkan resiko
kecurangan, pencurian dan menumpuknya jumlah persediaan di gudang secara
tidak terkendali dan tidak terkontrol dapat mengakibatkan nilainya menjadi usang.
Untuk itu diperlukan jumlah yang tepat dengan adanya pengendalian internal atas
mengingat fungsi ini sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengamankan
persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan.
Dengan adanya pengendalian internal atas barang jadi yang handal akan
menghasilkan laporan keuangan yang akurat, khususnya dalam penyajian nilai
persediaan barang jadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan audit internal dengan
tujuan memeriksa dan mengawasi kefektifan pelaksanaan kegiatan perusahaan
dalam melaksanakan pencatatan terhadap nilai persediaan barang jadi. Karena
penjualan tidak akan berlangsung tanpa adanya persediaan barang jadi, sebaliknya
bila persediaan barang jadi terlalu banyak akan menimbulkan biaya penyimpanan
dan ada kemungkinan barang menjadi rusak sehingga mengganggu kontinuitas
penjualan. Pengendalian internal atas persediaan barang jadi ini berkaitan erat
dengan peran audit internal karena dengan adanya pengendalian internal atas
persediaan barang jadi yang handal dalam suatu perusahaan akan memudahkan
pelaksanaan audit internal.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai audit internal persediaan barang jadi dalam
bentuk skripsi berjudul “Hubungan Antara Pemeriksaan Intern Dengan Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Barang Jadi”
1.2.Identifikasi Masalah
Masalah yang akan dibahas penulis sehubungan dengan penelitian yang
akan dilakukan pada PT “X” adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengendalian intern persediaan barang jadi yang telah ada
2. Bagaimana hubungan antara pemeriksaan intern terhadap efektifitas struktur
pengendalian intern barang jadi?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas pengendalian internal persediaan
barang jadi yang ditetapkan perusahaan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemeriksaan intern
dengan efektifitas struktur pengendalian intern persediaan barang jadi.
1.4.Kegunaan Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini penulis mengharapkan hasil penelitian ini
dapat bermanfaat:
1. Bagi Penulis
Dari hasil penelitian ini penulis berharap mendapat pengetahuan tambahan
mengenai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan audit persediaan
barang jadi, dapat mengetahui sejauh mana penerapan teori yang dapat penulis
laksanakan, didasarkan pada disiplin ilmu yang telah penulis peroleh selama
kuliah.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran yang berguna
bagi pihak perusahaan yaitu dengan memeperoleh informasi mengenai
dan efektivitas yang dapat dicapai perusahaan serta dapat dijadikan bahan
pertimbangan dan perbaikan dimasa yang akan datang.
3. Bagi Umum
Merupakan bacaan yang dapat menambah informasi umum dan pengetahuan
umum bagi semua pihak umum yang memerlukan.
1.5. Rerangka Penelitian
Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan tidak dapat lepas dari
persediaan, baik itu perusahaan dagang, perusahaan industri bahkan perusahaan
jasa. Dalam perusahaan dagang, persediaan barang jadi merupakan faktor yang
utama dari modal kerja dan merupakan aktiva yang selalu terus menerus berputar
dan mengalami perubahan. Karena persediaan barang jadi sangat berperan dalam
penjualan maka pihak pengelola perusahaan hendaknya mengendalikan dan
melindungi pesediaan barang jadi yang dimiliki perusahaan untuk mencegah
terjadinya membesarnya biaya penyimpanan di gudang, kerugian yang timbul
karena kerusakan, kualitas barang yang menurun karena barang menjadi usang.
Mengingat bahwa kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dengan
adanya persediaan maka kecermatan perhitungan persediaan yang akan disediakan
didalam perusahaan jumlahnya harus dihitung dengan setepat mungkin sehingga
pemborosan biaya dalam menyediakan persediaan barang jadi dapat dikurangi.
Untuk mencegah pemborosan dan kerugian yang mungkin terjadi perlu adanya
prosedur pengendalian persediaan yang memadai dan dapat diandalkan sehingga
Yang dimaksud efektif dalam hal pengelolaan barang jadi yaitu sejauh mana
sistem persediaan barang jadi dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan.
Salah satu cara pengendalian yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
pengendalian intern.
Seperti yang telah ditegaskan oleh Ratliff dalam bukunya “Internal Auditing
principles and techniques” bahwa pengendalian internal adalah:
“A process, effected by an entity’s board of director, management, and other personel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objective in the following categories :
• Effectiveness and efficiency of operations • Realibility of financial reporting
• Compliance with applicable laws and regulations.”
(Ratliff, 2005; 91)
Dari definisi diatas terlihat jelas bahwa sistem pengendalian intern meliputi
organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut
dalam perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan
keandalan akuntansi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijakan permanen yang telah digariskan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa salah satu tujuan pengendalian intern adalah mengamankan harta
perusahaan, yang mana didalamnya termasuk persediaan.
Jadi salah satu cara untuk mengamankan persediaan barang jadi adalah
mencadangkan hasil pengendalian intern persediaan barang jadi diatur sistem,
prosedur pembelian, penjualan, dan penyimpanan barang jadi.
Dalam organisasi perusahaan yang relatif kecil pimpinan perusahaan dapat
mengawasi dan mengendaliakan sendiri jalannya operasi perusahaan. Tetapi pada
perusahaan yang besar yang mempunyai volume kegiatan penjualan dan jumlah
pengawasan akan mendapatkan kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut, pimpinan
perusahaan mendelegasikan sebagian wewenang, tugas dan tanggung jawabnya
kepada bawahan yang dianggap kompenten dalam bidang yang bersangkutan.
Dengan adanya pelimpahan wewenang, tugas dan tanggung jawab tersebut,
pimpinan perusahaan memerlukan suatu pengendalian internal yang dapat
mengamankan harta perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang telah
dilaporkan oleh bawahannya itu benar dan dapat dipercaya, dan mendorong
adanya usaha yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengendalian
internal yang memadai yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
memberikan keyakinan, bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi.
Pengendalian internal yang telah dirancang tidak berarti semua prosedur
ditaati, kecurangan dan pemborosan tidak terjadi serta efisiensi dan efektivitas
tercapai melainkan banyak kendala yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya.
Kendala-kendala tersebut diantaranya menyangkut kelemahan manusia yaitu
adanya kemungkinan kecurangan, persekongkolan, ketidaktrampilan, kelalaian
manusia sehingga kadang-kadang prosedur yang telah ditetapkan tidak berjalan
sebagaimana mestinya, akibatnya pengendalian internal menjadi tidak efektif.
Pengendalian internal yang diterapkan atas persediaan barang jadi
merupakan salah satu bagian dari pengendalian internal secara keseluruhan yang
meliputi: Pengendalian atas kondisi fisik dapat dipercaya data-data akuntansi
mengenai persediaan, efisiensi pengelolaannya, serta ditaatinya kebijakan dan
prosedur yang mencakup pembelian, penyimpanan, pencatatan dan pengeluaran
persediaan. Untuk memantau efektivitas kebijakan dan prosedur yang berkaitan
Menurut Amin Widjaja Tunggal pengertian audit internal adalah:
“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity to design to add value and improve an organization’s operation. It help an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance process”
(Amin widjaja Tunggal, 2000; 5)
Fungsi audit internal dalam pengendalian internal persediaan barang jadi
meliputi seluruh aspek yang bersangkutan dengan persediaan barang jadi. Dalam
melakukan pemeriksaan seorang auditor internal akan melakukan pemeriksaan
dan penilaian terhadap catatan informasi keuangan dan semua pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bagian yang menangani persediaan, hasil pemeriksaan dan
penilaian tersebut kemudian diberikan kepada manajemen untuk mengetahui
apakah pengendalian internal yang dijalankan oleh bagian tersebut telah efektif.
Dengan adanya laporan yang dibuat oleh auditor internal mengenai hasil
auditnya dapat dijadikan dasar bagi manajemen dalam memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada pengendalian internal persediaan barang
jadi sehingga pengendalian barang jadi akan lebih efektif.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengajukan analisis data sebagai berikut:
“Pemeriksaan Intern Mempunyai Hubungan Yang Signifikan Dengan Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi.”
1.6. Alat Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menghitung persentase
frekuensi jawaban yang menunjukkan hubungan peranan audit internal dalam
yang telah diperoleh dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis. Metode statistik
yang digunakan adalah korelasi Spearman.
Korelasi Spearman mampu menguji apakah data sampel yang ada
menyediakan cukup bukti bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam
populasi asal sampel. Dan jika didapati adanya hubungan, seberapa kuat
hubungan antar variabel tersebut. Koefisien korelasi r dihitung dengan nilai aktual
dari x dan y, sedangkan koefisien rank Spearman adalah peringkat nilai x dan y.
Rumus korelasi Spearman adalah sebagai berikut:
rs = 1 - 6 di 2
n n2 1
rs = koefisien korelasi Spearman
n = jumlah responden
= 0,05
di = selisih ranking data x dan y
Tingkat signifikansi = 0,05 merupakan tingkat data yang umum
dilakukan dalam melakukan penelitian di bidang sosial.
Tingkat signifikansi rs kemudian diuji kebenarannya dengan menggunakan
rumus:
t = rs
n 2 1 rs2
Hasil uji ini dibandingkan dengan harga kritis t dari t tabel dimana jika t uji > t
tabel maka r s memiliki arti diterima. Untuk melihat tingkat pengaruh variabel
independen terhadap dependen digunakan koefisien determinasi (KD).
KD = rs 2
Kriteria pengambilan keputusan:
1. Tolak H0 pada taraf jika nilai rs merupakan hasil perhitungan adalah
lebih besar atau sama dengan r s tabel
Tolak H0 jika r s hitung r s tabel
2. Terima H0 jika nilai r s merupakan perhitungan lebih kecil daripada nilai
dalam r s tabel
Terima H0 jika r s hitung < rs tabel
Dimana:
H0 = Audit internal tidak memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang
efektivitas struktur pengendalian intern persediaan barang jadi
Hi = Audit internal memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang
efektivitas struktur pengendalian intern persediaan barang jadi
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik analisis korelasi Spearman.
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hipotesis dengan menghitung hasil
kuesioner dan didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti sehingga dapat digunakan untuk menilai efektivitas struktur pengendalian
intern barang jadi
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian di PT “X” di
Pekalongan, sedangkan pelaksaan penelitian ini dilakukan pada bulan September
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT "X", serta
didukung oleh data yang diperoleh melalui observasi dan kuesioner, maka penulis
menarik simpulan sebagai berikut:
1.
Sistem pengendalian intern terhadap persediaan barang jadi yang dilaksanakan
telah memadai dan berjalan dengan cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa faktor sebagai berikut:
1)
Terpenuhinya komponen-komponen pengendalian internal, yaitu:
a.
Lingkungan Pengendalian:
-
Adanya integritas manajemen yang dinilai cukup baik.
-
Adanya nilai etika karyawan yang merupakan syarat utama dari
kompetensi auditor internal.
-
Adanya prosedur penerimaan karyawan yang baik.
-
Adanya falsafah dan gaya operasi manajemen yang baik.
-
Adanya struktur organisasi perusahaan yang baik dan jelas.
-
Adanya program pelatihan untuk membina dan mengembangkan
b.
Penaksiran Resiko yang Akan Timbul
PT "X" telah memperkirakan kemungkinan timbulnya risiko yang
disebabkan oleh perubahan dalam lingkungan operasi perusahaan,
personel baru, sistem informasi baru, laju pertumbuhan yang pesat,
teknologi baru, lingkup, kegiatan baru sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko.
c.
Akitivitas Pengendalian yang meliputi:
-
Pemisahan tugas yang memadai
-
Otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas.
-
Dokumen dan catatan yang memadai.
-
Pengendalian fisik atas aktivitas dan catatan.
-
Pengecekan independen atas pelaksanaan prosedur.
d.
Informasi dan komunikasi
-
Adanya metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,
menghimpun, menganalisis, mengelompokan, mencatat, dan
melaporkan transaksi satuan usaha.
-
Adanya komunikasi yang mencakup pemahaman seorang karyawan
atas aktivitasnya yang berhubungan dengan aktivitas karyawan
e.
Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan dengan pengawasan secara berkesinambungan
terhadap aktivitas operasional perusahaan yaitu dengan mempelajari
kebijakan dan prosedur pengendalian internal yang ada, laporan audit
internal dan laporan pihak eksternal seperti: pemerintah dan bank.
2)
Tercapainya tujuan pengendalian internal persediaan bahan baku yang
dilaksanakan PT “X” dapat dilihat dari:
a.
Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap
persediaan.
b.
Sasaran dan kebijakan yang dirumuskan dengan baik.
c.
Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan.
d.
Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak.
e.
Standarisasi dan simplikasi persediaan.
f.
Catatan dan laporan yang cukup.
2.
Hubungan antara pemeriksaan intern terhadap efektivitas struktur pengendalian
intern barang jadi memiliki hubungan yang signifikan dalam menunjang
efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi.
Hal ini dapat dilihat dari:
-
Adanya pelaporan kepada pihak manajemen atas hasil audit internal yang
disertai rekomendasi-rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan dan
penentuan arah kebijakan perusahaan.
-
Dilakukannya pemantauan pada bagian
warehouse
terhadap pelaksanaan
kegiatan persediaan barang jadi sehingga dapat mengurangi
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
Dari perhitungan SPSS dengan metode Spearman, menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara audit internal dengan efektivitas pengendalian
internal persediaan barang jadi. Pada kolom
sig. (2-tailed)
angka probabilitas 0.058
lebih kecil dari 0.05, yang menunjukkan Ho ditolak dan berarti Hi diterima maka
didapatkan hasil pengujian SPSS bahwa audit internal memiliki peran yang signifikan
Berdasarkan simpulan diatas dan hasil perhitungan statistik dengan
Spearman, penulis menyimpulkan bahwa audit internal PT "X" telah diterapkan
dengan benar. Meskipun demikian masih terdapat kelemahan dalam audit internal,
yaitu:
1)
Rentang waktu antara pemberitahuan audit dengan pelaksanaannya relative terlalu
lama sehingga dapat memberi kesempatan kepada objek audit untuk menutupi
kelemahan-kelemahan dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
2)
Waktu penyajian dari laporan audit selalu tidak tepat waktu sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan karena disebabkan oleh program audit yang belum
terprogram.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis
mengemukakan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan
dalam hal perbaikan agar diperoleh hasil yang memuaskan. Saransaran yang
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1.
Sebaiknya tenggang waktu antara pemberitahuan dan pelaksanaan audit tidak
terlalu lama. Hal ini untuk memperkecil objek audit menutupi
2.
Sebelum melakukan audit sebaiknya program audit dibuat terlebih dahulu
sehingga dalam melakukan audit terencana dan dilaksanakan dengan baik dan
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. And Loebbecke, James K.,2005, Auditing An Integrated Approach,
Eight Edition, New Jersey: Prentice Hall Inc.
Assauri, Sofyan, 2004,
Manajemen Produksi dan Operasi
, Edisi Empat, Penerbit
Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hendriksen, Eldon S., Accounting Theory, Fifth Edition, Singapore: Richard D.
Irwin, Inc., 2002.
Mulyadi, 2002,
Auditing
, Edisi Kedua, Bagian Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta
Ratliff, Richard L., Introduction to Auditing: Logic, Principle and, Techniques,
Penerbit The Institute of Internal auditors, 2002.
Smith, Jay and, Skousen, Fred K., Intermediate and Accounting, 12
th
edition,
Cincinnati,