ABSTRACT
Recent indutry competition in the Indonesia economy increasingly stringent, particularly in the retail industry (trade serving end consumers specifically) rivalry between one store to other stores. This is due to the growth of modern retailers in Indonesia, as well as traditional one. Therefore, stores should differentiate in many ways both of merchandise and atmosphere to attrack customer patronage and cope the retail competition. The author is interested in conducting research on the effect of store atmosphere on consumer buying interest in the furniture store in Pasir Koja down street of Bandung, named Priangan Jaya. The purpose of this study is to examine the influence of atmosphere both out-store and in-store atmosphere on buying interest. The research method used is descriptive qualitative method. While the technique of data collection is a field study conducted by interview, observation, and study of literature. Data processing techniques used are qualitative analysis. After doing some research, found that the in-store and out-store atmosphere are affected buying interest. Although, recent atmosphere has significant effect on buying interest, there are still some aspects which need to be improved.
ABSTRAK
Persaingan perusahaan dalam perekonomian Indonesia akhir-akhir ini semakin ketat, terutama dalam industri ritel yaitu perdagangan yang melayani konsumen akhir secara spesifik persaingan antara satu toko dengan toko lainnya. Ini disebabkan semakin bertumbuhnya ritel-ritel di Indonesia, baik ritel modern, maupun ritel tradisional. Karena itu toko memberikan perbedaan dengan berbagai cara baik dari barang maupun suasana yang di berikan. Salah satunya dengan suasana toko toko yang dapat menggungguli persaingan ritel. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh suasana toko terhadap minat beli konsumen pada toko mebel Priangan Jaya di jalan Pasir Koja, Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini, untuk menguji pengaruh instore atmosphere dan outstore atmosphere pada minat beli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sementara teknik pengumpulan datanya adalah studi lapangan yang dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Setelah melakukan penelitian, didapat bahwa suasana didalam dan diluar berpengaruh pada minat beli. Saat ini toko Priangan Jaya sudah menerapkan suasana toko yang menarik minat konsumen, namun masih ada beberapa aspek dari suasana toko yang harus diperbaiki.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PENGESAHAN………... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………... iii
KATA PENGANTAR………... iv
2.2.1 General Interior (Bagian Dalam Toko)………. 10
2.2.3 Interior Point of Interest Display………... 15
BAB III. METODE PENELITIAN……….…………... 24
3.1 Objek Penelitian……..………….………...…….. 24
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 31
4.3.2 Outstore Atmosphere ……… 60
4.3.3 Minat Beli ………. 63
4.4 Pembahasan ……….……….. 65
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN………... 73
5.1 Simpulan………...……… 73
5.2 Saran………. 75
DAFTAR PUSTAKA……… 76
LAMPIRAN……….. 78
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1.1 Urutan Perkembangan Ritel di Asia….……….……….... 1
TABEL 2.1 Devinisi Operasional Variabel………..………... 22
TABEL 4.1 Responden Penelitian…………..……...……….……... 54
TABEL 4.2 Hasil Wawancara (instore atmosphere)... 57
TABEL 4.3 Hasil Wawancara (outstore atmosphere)...……...………... 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 4.1 Tampilan Jalur Utama Toko Priangan Jaya...……...………... 32
GAMBAR 4.2 Tampilan Susunan Kasur Busa…….………...……… 33
GAMBAR 4.3 Tampilan Susunan Kasur Busa…….………...……… 34
GAMBAR 4.4 Tampilan Display Kasur Lipat……….. 35
GAMBAR 4.5 Tampilan Bed Cover Dan Selimut……….... 37
GAMBAR 4.6 Berbagai Macam Karpet……….... 38
GAMBAR 4.7 Lemari Anak, Lemari Tv, Lemari Dewasa Dan Lemari Plastik…... 39
GAMBAR 4.8 Lemari Anak, Lemari Tv, Lemari Dewasa Dan Lemari Plastik…... 39
GAMBAR 4.9 Pemilik Memberikan Pelayanan Dengan Ramah……….. 40
GAMBAR 4.10 Plang Toko Priangan Jaya………...… 41
GAMBAR 4.11 Tampilan Gedung Luar Toko Priangan Jaya………... 42
GAMBAR 4.12 Wilayah Parkir Daerah Jalan Pasirkoja………... 43
GAMBAR 4.13 Tampilan Tembok Yang Sudah Mulai Kusam……….... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan perusahaan dalam perekonomian Indonesia akhir-akhir ini semakin
ketat, terutama dalam industri ritel yaitu perdagangan yang melayani konsumen akhir secara spesifik persaingan antara satu toko dengan toko lainnya. Ini disebabkan semakin
bertumbuhnya ritel-ritel di Indonesia, baik ritel modern, maupun ritel tradisional.
Dari badan barometer bisnis MLM Indonesia diperoleh data mengenai perkembangan ritel 5 besar di Asia adalah:
Dari data di atas Indonesia merupakan peringkat ke-3 pasar ritel terbaik di Asia, dengan begini maka semakin banyak perusahaan ritel yang membuka usahanya di
BAB I. Pendahuluan 2
Masuknya perusahaan asing akan menambah ketatnya persaingan dalam
perdagangan ritel, oleh sebab itu sangat menjanjikan untuk membuka usaha ritel di Indonesia. Pulau Jawa adalah pulau terpadat penduduknya, oleh karena itu pulau Jawa
adalah pulau termaju di anatara pulau lainnya di Indonesia. Dengan begitu pulau ini memiliki pasar yang amat banyak, Bandung merupakan ibukota dari provinsi Jawa Barat. Banyak sekali penduduk yang merupakan pendatang dari daerah-daerah untuk
mencoba memperbaiki kehidupannya di kota Bandung ini, dengan bertambahnya penduduk secara terus menerus maka di pastikan mereka perlu tempat tinggal dan perlu
perlengkapan rumah tangga, seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur, dan lain-lain. Maka membuka usaha ritel mebel sanagatlah menjanjikan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Mebel/furniture adalah perlengkapan rumah, seperti kursi, meja, lemari, dan lain-lain. Meubel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah digerakkan dari
batu besar, tembok, dan atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang
artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.
Mengetahui penduduk yang banyak dan terus berdatangan maka perusahaan
mebel di Bandung semakin berlomba-lomba untuk berproduksi karena semakin besar perusahaanya tidak menutup kemungkinan untuk menggapai pasar di luar kota Bandung.
BAB I. Pendahuluan 3
Bandung di antaranya seperti PT Chitose, PT Hosa, PT Mitra Jati Enggal, dan banyak
lagi. Di tambah lagi home industry yang memproduksi mebel sendiri untuk langsung di jual kepada konsumen. Karena perusahaan tidak dapat langsung menyalurkan barang
yang di produksi kepada konsumen akhir, di perlukan distributor dan peritel yang dapat secara langsung menjangkau konsumen akhir. Oleh sebab itu semakin banyak ritel yang menyediakan mebel di Bandung.
Sudah terkenal juga daerah-daerah yang merupakan tempat berkumpulnya peritel mebel di Bandung, diantaranya di Jalan Jendral Sudirman (dekat pasar Andir) terdapat
lebih dari 10 peritel yang besampingan dan bersebrangan sama juga halnya dengan daerah Jalan Pasir Koja (dekat pertigaan jalan Kopo), Jalan Cijerah (dekat pasar Cijerah)
Jalan Ciberem (dekat jembatan layang Cimahi) dan masi banyak lagi. Dengan berkumpulnya para peritel ini tidak membuat peritel rugi melainkan menguntungkan karena terjadi persaingan sempurna dan juga pasar sudah dapat menetapkan daerah yang
sesuai dengan barang yang dicari. Dengan membentuk kawasan peritel ini maka konsumen dapat dengan leluasa memilih peritel yang diinginkan oleh konsumen.
Dalam observasi yang telah dilakukan penulis toko-toko mebel di Bandung memberikan pelayanan dan kualitas barang dagangan yang berbeda-beda, tetapi, rata-rata di antara toko-toko menjual barang yang hampir sama di dalam satu kawasan,
contoh di daerah PasirKoja, 60% barang di toko yang satu akan ada juga di toko sebelahnya atau pesaingnya. Karena kesamaan produk yang dijual, maka haruslah ada
BAB I. Pendahuluan 4
toko tersebut. Store atmosphere merupakan salah satu yang dapat membedakan toko
dengan toko yang lainya, baik dari tampilan luar toko (outstore atmosphere) posisi toko, kemudahan mendapat parkir, akses mencapai toko, tampilan luar toko, dan lain-lain.
selain itu juga tampilan dalam toko (instore atmosphere) akan membuat konsumen nyaman atau tidak, bila konsumen nyaman di dalam toko, dari segi bau, kerapihan, suhu udara, akan mempengaruhi minat beli dari konsumen tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka Toko Priangan Jaya yang berlokasi di Jalan Pasirkoja nomor 96 merupakan toko yang mengincar target pasar menengah ke bawah
sehingga mebel yang disediakan adalah jenis mebel partikel yang artinya dibuat dari bahan bubuk gergaji yang dipadatkan kemudian dilapis dan dibentuk sesuai dengan
keperluan. Tetapi tidak membatasi untuk pesanan mebel berbahan kayu karena toko menyediakannya juga namun harus melakukan pesanan terlebih dahulu, berbeda dengan mebel partikel yang sudah selalu tersedia. Hal ini dikarenakan meubel berbahan dasar
partikel berharga murah dan lebih terjangkau dibanding mebel berbahan dasar kayu sehingga lebih banyak diinginkan konsumen yang datang ke toko Priangan Jaya yang
merupakan pasar menengah kebawah.
Toko Priangan Jaya juga menampilkan outstore atmosphere yang cukup baik, dengan lokasi yang mudah dicapai, dan parkir mudah di depan toko, dan ciri khas dari
tampilan luarnya. Dari luar dapat dilihat toko Priangan Jaya ini unik karena memadukan toko emas dengan toko mebel dalam satu toko sehingga sangat mudah di bedakan
BAB I. Pendahuluan 5
enak di pandang sekaligus udara yang sejuk dari lorong angin yang memang di desain
agar angin lewat dan tidak menimbulkan kesan panas. Udara segar yang tidak berbau juga menambah kenyamanan saat berbelanja di toko ini. Kelengkapan dari toko ini juga
membuat konsumen puas karena barang keperluan rumah tangga hampir semuanya ada dari jam dinding, kompor, dispenser, alat penanak nasi dan lain-lain. dengan begitu konsumen senang berlama-lama di dalam toko apa lagi bisa sambil melihat-lihat
perhiasan yang menjadi satu dengan toko Priangan Jaya ini.
Berdasarkan pengamatan tersebut, peneliti tertarik dan ingin mengetahui sejauh
mana toko Priangan Jaya sudah membuat instore atmosphere dan outstore atmosphere yang mempengaruhi minat beli dari konsumen. Dengan ini peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Store Atmosphere di Toko Priangan Jaya Terhadap
Minat Beli Konsumen.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di identifikasi masalah yang ada adalah sebagai berikut:
1. Apakah variabel instore atmosphere toko Priangan Jaya mempengaruhi minat beli dari konsumen?
BAB I. Pendahuluan 6
1.3 Tujuan Riset
Tujuan dari riset yang dilakukan adalah:
1. Untuk menguji apakah variabel instore atmosphere mempengaruhi minat beli dari konsumen.
2. Untuk menguji apakah variabel outstore atmosphere mempengaruhi minat beli dari konsumen.
1.4 Manfaat Riset
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Pemilik Toko
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemilik untuk
mengetahui sejauh mana store atmosphere ini memberi pengaruh terhadap minat beli konsumen yang datang ke toko Priangan Jaya, sehingga pemilik toko dapat melakukan perubahan yang sesuai dengan masukan dari hasil
penelitian.
2. Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi dan memberikan tambahan masukan bagi penelitian yang akan datang, agar lebih baik lagi. Sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan akan store
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian yang di lakukan oleh penulis adalah untuk menguji apakah Store atmosphere yang di bagi menjadi dua bagian yaitu in-store ada out-store
mempengaruhi minat beli pada konsumen di toko Priangan Jaya ini. Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan oelh penulis maka dapat di simpulkan bahwa toko Priangan Jaya memiliki store atmosphere dari segi in-store atmosphere dan out-store
atmosphere.
Hasil dari wawancara dengan responden menunjukan variabel in-store atmosphere secara langsung mempengaruhi minat beli dari pelanggan. Hal ini dapat di
simpulkan oleh penulis berdasarkan jawaban responden yang menyatakan membeli barang di toko Priangan Jaya sangat menyenangkan terutama karena keramahan dari segi pelayanan yang di berikan, juga kebersihan dan display yang lengkap yang di
sediakan oleh toko Priangan Jaya. Dengan begitu konsumen menjadi tertarik dan ingin membeli di toko Priangan Jaya ini. Beradasarkan penelitian yang telah di lakukan
BAB V. Kesimpulan dan Saran 74
Variabel outstore atmosphere yang juga di teliti oleh penulis dalam studi kasus di toko PrianganJaya menunjukan bahwa variabel ini berpengaruh secara langsung terhadap minat beli di toko Priangan Jaya ini. Berdasarkan hasil wawancara yang telah
di lakukan penulis, responden pertama kali tertarik dengan tampilan luar toko yang merupakan bagian dari out-tore atmosphere sehigga dilanjutkan dengan melihat kedalam
toko dan melakukan prilaku pembelian. Kesimpulan untuk variabel ini adalah out-store atmosphere mempengaruhi minat beli konsumen di toko Priangan Jaya.
Variabel ini sebenarnya saling berkaitan karena yang mana konsumen pertama kali tertarik dengan out-store atmosphere dari toko Priangan Jaya yang kemudian melihat ke dalam dan merasa puas dengan in-store atmosphere yang diberikan toko
sehingga konsumen akhirnya melakukan pembelian. Karena konsumen puas biasanya akan merekomendasikan kepada orang yang dikenal agar bila ada keperluan yang
berhubungan dengan mebel disarankan membeli di toko Priangan Jaya. Karena Priangan Jaya memberikan pelayanan yang ramah, barang yang komplit, harga yang sesuai dan banyak lagi aspek lain yang disiapkan dan diberikan oleh toko Priangan Jaya.
BAB V. Kesimpulan dan Saran 75
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada penelitian selanjutnya adalah harus lebih mendalami lagi dalam melakukan penelitian di segi atmosphere dan meneliti
apakah store atmosphere juga dapat di pakai di segi ritel kelas bawah. Seperti di pasar tradisional dan lain-lain.
Saran dan masukan bagi toko Priangan Jaya agar mempertahankan store atmosphere yang sudah terbentuk dengan baik. Terus menambah agar store atmosphere
yang di berikan lebih baik lagi, seperti papan nama yang lebih besar agar menjadi penanda yang lebih mudah di lihat oleh konsumen. Lebih memperhatikan detail seperti warna cat yang kusam agar diperbaharui kembali. Untuk pelayanan dan kebersihan
harus selalu di pertahankan toko karena merupakan keunikan menurut responden. Kelengkapan dari barang juga agar di tingkatkan sehingga konsumen lebih puas saat
DAFTAR PUSTAKA
Barry, Berman dan Evans, Joel. (1997), Marketing, Seventh edition. Prentice Hall, New Jersey
Fuad, Muhammad. (2010), Store Atmosphere dan Prilaku Pembelian Konsumen di
Toko Buku Gramedia Malang. ISSN: 2085-0972, Vol2, No1.
Jogiyanto (2010), Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman, Edisi Pertama. BPFE-YOGYAKARTA, Ygoyakarta.
Karmela dan Juendi, (2009), Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Toserba Griya Kuningan. EQUILIBRIUM, Vol 5, No 9, Januari-Juni 2009: 94-106.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, (2001), Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1.
Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip., (2005), Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 2, Edisi
Bahasa Indonesia. Indeks, Jakarta.
Kusmowidagdo, Astrid. (2010), Pengaruh Desain Atmosphere Toko Terhadap
Prilaku Belanja. Integritas, Vol 3, No 1, April-Juli 2010:17-32.
Levy, Michael, & Weitz, Bortom A. (2001), Retailing Management, Fourth edition, Richard D. Irwin Inc.
Malhotra, Naresh K. (2004), Marketing Research: An Applied Orientation, Fourth Edition. Prentice Hall, New Jersey.
Meldarianda, Resti dan Lisan, Hengky. (2010), Pengaruh Store Atmosphere
Sugiyono. (2005), Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung.