• Tidak ada hasil yang ditemukan

CLEAN MUSIC.doc 37KB Jun 13 2011 06:28:01 AM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CLEAN MUSIC.doc 37KB Jun 13 2011 06:28:01 AM"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

CLEAN MUSIC

Mustofa W Hasyim

SUNGGUH berbeda. Menikmati hari-hari Lebaran dengan nonton video klip Raihan. Musik nasyid yang sekarang makin menggejala di kota-kota, bahkan desa-desa itu memang mirip dengan namanya, senandung. Full mengandung kelembutan. Tak ada hentakan kaki perempuan berjingkrak melampuai kepala, tak ada gerakan tangan telanjang yang terbuka ke atas, tak ada ledakan goyang pinggul dan goncangan isi dada, tak ada pusar dan aurat lain diumbar dalam video klip tersebut. Juga tak ada kerling-kerling mata serta gerakanbibir, lidah dan leher seperti yang disebut dalam hadits sebagai gerakan seekor unta merayu sedang menawarkan kehangatan dan panas syahwatnya (disebutkan sebagai ciri khas gerakan perempuan yang pasti masuk neraka). Video Klip Raihan bersih dari semua adegan “kotor” seperti yang banyak ditayangkan di televise, baik ketika mengiringi lagu-lagu Barat maupun lagu-lagu dangdut. Karena nasyid seperti yang disenandungkan oleh kelompok Raihan dari Malaysia termasuk musik bersih, atau clean music. Bersih dalam niatnya (pemusiknya ikhlas beribadah lewat musik), bersih dalam lirik lagunya (bertema ketuhanan atau kemasyarakatan atau kemanusiaan), bersih dalam nada-nadanya (nada-nadanya sederhana

sehingga mudah dilantunkan oleh siapa saja) dan bersih dalam penampilannya (panggung atau konsernya jernih dan terang, demikian juga video klipnya, tidak membutuhkan kostum dan penari latar yang merangsang pikiran kotor atau yang mampu mendongkrak syahwat dan dosa). Jenis clean music atau musik yang bersih seperti ini ternyata malahan mampu menggetarkan pendengar dan penontonnya, yang sebenarnya sudah jenuh dengan hingat bingar dan hiburan palsu yang ditampilkan di panggung dan di layar-layar televisi. Mampu

menularkan kebersihan hati, kejernihan jiwa dan kelembutan ke pendengar dan penontonnya.

Sebenarnya selain nasyid, ada jenis musik lain yang termasuk jenis musik yang bersih atau berjenis clean music. Yaitu musik sholawat sebagaimana banyak dilantunkan oleh Hadad Alwi dan Sulis. Musik sholawat pun memenuhi syarat untuk disebut sebagai musik yang bersih. Niat pemusiknya, berupa keikhlasan. Salah satu kekuatan terbesar, dan ini dapat dirasakan oleh penonton atau

pendengarnya sehinga mampu membuat mereka tergetar hatinya adalah adanya keikhlasan yang penuh dari pemusik sholawat ini. Saya kira tanpa keikhlasan tidak mungkin musik sholawat ini sekarang mampu berkembang pesat dan melahirkan para pecinta sholawat yang jumlahnya puluhan juta orang. Lirik lagu sholawat jelas bersih, demikian juga nada-nadanya. Lebih-lebih penampilannya yang lugu dan sederhana, dengan video klip yang diperkaya dengan kehadiran gambar anak-anak TPA yang wajahnya lucu-lucu, atau

pemandangan pantai dan bukit-bukit yang langsung mengingatkan posisi manusia di tengah semesta. Musik jenis ini punya niat dan tujuan tunggal, makin

(2)

ketika mendengar musik berjudul Ummi yang spontan para pendengarnya langsung teringat, rindu dan meningkat cintanya pada ibunya masing-masing. Jenis musik bersih selain nasyid dan sholawat, adalah musik kasidah. Jenis musik ini jauh di masa silam pernah terkenal dan merata, kemudian dipopulerkan kembali dengan diberi bumbu penyegar baru oleh kelompok Bimbo. Sampai puluhan tahun kasidah Bimbo ini merwarnai udara Indonesia dan sekitarnya. Meski dikerjakan secara profesional dan sepertinya komersial, tetapi saya yakin niat utama dari pemusiknya tetap bersih, yaitu keikhlasan untuk ikut menambah indahnya dunia dan kehidupan berdasar keyakinan bahwa Tuhan adalah Dzat yang Maha Indah. Untuk mendekati dan merfleksikan kerinduan akan keindahan Tuhan ini maka bahasa kelembutan dan bahasa keindahan yang dipergunakan oleh kelompok Bimbo. Kalau diperhatikan selama puluhan tahun maka lirik lagu kasidah Bimbo pun termasuk bersih, apalagi lirik lagu itu kemudian banyak ditulis oleh penyair sufi Taufiq Ismail. Nada-nada dalam musik kasidah juga bersih, demikian juga penampilannya. Semuanya bersih dan lembut. Kita semua tahu, kebersihan dan kelembutan merupakan salah satu pintu untuk menuju keindahan. Kemudian, ada jenis musik bersih atau clean music yang keempat. Yaitu musik puji-pujian atau jenis musik tamba ati. Musik relijius yang dulu dilantunkan oleh kaum santri di masjid-masjid, langgar-langgar, surau-surau dan

musholla-musholla sebelum melangsungkan shalat berjamaah kemudian dipopulerkan kembali oleh Emha Ainun Nadjib lewat kelompoknya Kiai Kanjeng dan lewat pengajian Padang Bulan. Lagu berjudul Tamba Ati yang selama berpuluh tahun pernah tenggelam, kemudian muncul kembali dalam bentuk baru tetapi masih memiliki nafas yang lama, yang teduh dan meneduhkan, yang lembut dan

melembutkan, yang bersih dan membersihkan jiwa dari rasa amarah dan putus asa mengingat pada saat lagu ini muncul bangsa Indonesia bar di tengah kebingungan yang luar biasa karena mendapat tekanan dari penguasa, di mana ketidakpastian masa depan begitu menghantui masyarakat. Lirik lagu pujian, nada-nadanya, juga penampilan para pemusiknya pun termasuk bersih. Oleh karena itu musik puji-pujian itu memang layak masuk kategori musik bersih.

Nah, kalau sekarang telah hadir 4 jenis musik yang bersih, yaitu nasyid, sholawat, kasidah dan puji-pujian, maka jika semuanya terus tampil dan mampu mengirim pesan lewat udara atau layer kaca katakanlah, sampai 20-30 persen dari

keseluruhan jam tayang saja maka kehadirannya akan makin bermakna secara signifikan. Maksudnya, musik-musik bersih akan mampu ‘menyelamatkan’ mata dan telinga penontonnya dari dosa dan godaan yang bersifat syahwati, Udara segar dan bersih dalam kehidupan pun akan lebih terjaga. Kenapa tidak?

---Sumber:

Referensi

Dokumen terkait

Memiliki surat izin usaha dalam bidang usaha perdagangan barang dan jasa, Alat / peralatan / suku cadang komputer (perangkat keras dan perangkat lunak), dan teknologi

ISI PENGUMUMAN : Diumumkan bahwa Pemenang dan Calon Pemenang 1 Pekerjaan Lanjutan Perkerasan Taxiway, Apron dan Fillet termasuk Marking Volume 12.610 M2 adalah

[r]

Pemilihan konsep Intregrating didasarkan pada masalah yang ada, tugas mahasiswa desain yang cukup kompleks seperti tugas dua dimensi yang meliputi menggambar dan

\t KANTOR BANDAR UDARA MUTIARA DIREI$ORAT JENDERAL PERHUBU}IGAII

The Influence of The Debt to Equity Ratio, Managerial Ownership, Firm Size, and Investment of Opportunity Set on Dividend

Sebaiknya diadakan perundingan atau penyelesaian masalah ini dengan duduk bersama dan mencari solusi terhadap permasalah-permasalahan tersebut adalah hal yang wajib dilakukan

Sehubungan dengan pelaksanaan proses pengadaan jasa konsultansi Teknologi Informasi dan Jaringan Program Keluarga Harapan Tahun 2012, maka bersama ini kami