• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek pendidikan Sanata Dharma dan apotek pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbandingan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek pendidikan Sanata Dharma dan apotek pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

oleh: Afni Panggar Besi

NIM: 078114039

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PERBANDINGAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK PENDIDIKAN SANATA DHARMA DAN APOTEK PENDIDIKAN UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

oleh: Afni Panggar Besi

NIM: 078114039

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN KARYA

Man Jadda Wajada

(Siapa yang Bersungguh-sungguh Pasti Sukses)

Selalu ada HARAPAN dalam Keyakinan Selalu ada KETEGUHAN dalam KESABARAN

Selalu ada HIKMA dalam KESEDIHAN Selalu ada DOA dalam UKHUWAH

“Selalu Besyukur atas kehadirat Allah SWT dan menghaturkan shalawat serta

salam bagi junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman”

Come to Pray, come to Succes

Karya ini kupersembahkan untuk:

 Mama dan Papa tercinta thanks for the endless love  Kakak-kakakku dan Ayuk-ayukku terkasih

 Para Leluhur dan Kelurga Besar Panggar Besi

 Indonesia tercinta

 Almamaterku yang membanggakan

(6)
(7)

vi

(8)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, dimana telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Kepuasan Pelanggan

Terhadap Kualitas Pelayanan Di Apotek Pendidikan Sanata Dharma Dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta”.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Sri Siwi Rahayu, S.Si., Apt. Selaku Apoteker Pengelola Apotek Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Bondan Ardiningtyas, M.Sc.,Apt. Selaku Manajer Rumah Sehat dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Djaman Ginting Manik, Apt . selaku dosen pembimbing utama dan penguji yang telah memberi petunjuk, saran, dan dorongan semangat yang diberikan selama membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

(9)

viii

5. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc, Apt. Selaku dosen pembimbing akademik dan penguji atas waktu, bimbingan, saran dan semua bantuannya yang diberikan

dalam mengurus kelancaran akademik bagi penulis.

6. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si, Apt. Selaku dosen penguji atas waktu,

bimbingan dan saran yang diberikan bagi penulis.

7. Seluruh Dosen dan staff Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 8. Bapak Mulyono atas nasihat dan semangat yang ditularkan kepada penulis.

9. Ibu Novi dwi R, S.Si, Apt selaku Apoteker Pengelolah Apotek Universitas Islam Indonesia Farma atas izinnya untuk melakukan uji validitas.

10. Kakek Bedu, Nenek Kasidah, Kakek Sauf , dan Nenek tuli atas kasih sayangmya dan pelajaran hidup yang diberikan.

11. Papa dan Mama atas doa, cinta, kasih sayang, nasehat, kritik dan dukungan

serta semangat yang selalu diberikan kepada penulis disetiap pagi.

12. Kakak Adhe Panggar Besi, Ayuk Cherly Panggar Besi, Kakak Chendy

Panggar Besi, Ayuk Rivanna dan dedek Dhean atas inspirasi, kasih sayanga, cinta, doa, semangat dan perhatianya.

13. Ibu Bernadetta Wenny Sukma, S.Farm, Apt. dan Ibu Yeni Farida, S.Farm,

Apt. selaku apoteker pendamping Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada.

14. Para pelanggan Apotek tempat penelitian yang telah meluangkan waktu dan bersedia membantu penelitian ini.

15. Teman-teman FKK A dan B serta FST 2007.

(10)

ix

17. Kakak Dei Natali Handy atas Semangat dan kesetian menemani melakukan penelitian.

18. Teman-teman Forum Keluarga Muslim BUDI UTAMA, dan Pengajianku yang tidak dapat disebut satu-persatu, atas perhatian, saran dan semangat

yang diberikan.

19. Sahabatku Puri, Ayes, Rio, FrQ, Rina, Dek Nungki, Anita, Mak’tir, Ebet, Feny, Arsi, Icha, Hani, Oki dan Lina atas pertemanan yang telah terjalin,

keceriaan, semangat dan perhatiannya.

20. Teman seperjuangan Chandra, Dwi, Mika, Tika, Nita, Mega Dan Wingga atas

keceriaan, semangatnya untuk lulus bersama dan dukungannya.

21. Anak Kost Providentia Lina, Mba Reni, Ifin, Erin, Erin, Olid, Friska, Yuli, Mba Ima, Devi dan Iyu atas kecerian, kebersamaan, semangat dan perhatian

yang diberikan.

22. Seluruh Mahluk Tuhan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik sengaja ataupun tidak sengaja, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurnah. Untuk itu, penulis butuh saran dan kritik yang bersifat konstruktif agar skripsi ini

menjadih lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

(11)
(12)

xi

1. Tujuan umum... 2. Tujuan khusus...

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... A. Pelanggan ...

2. Manfaat kualitas pelayanan ... 3. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan ... 4. Dimensi kualitas pelayanan ...

C. Konsep GAP (Kesenjangan) Kepuasan Pelanggan ... D. Diagram Kartesius ...

E. Apotek ... 1. Definisi apotek ... 3. Definisi apoteker ...

2. Tugas dan fungsi apotek ... 3. Apotek Pendidikan Universitas Sanata Dharma ...

(13)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...

B. Variable Penelitian ...

G. Tata Cara Penelitian ... 1. Pembuatan kuesioner ... 2. Uji validasi ...

3. Uji reliabilitasi ... 4. Izin tempat penelitian ...

5. Pengambilan data ... 6. Teknik pengolahan data ... a. Editing ...

b. Codeing ...

c.Tabulating ...

d. Cleaning ...

7. Analisis data ... a. Pengelompokan usia pelanggan ...

b. Analisis tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan

(14)

xiii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Deskripsi Karakteristik Pelanggan ...

1. Jenis kelamin ... 2. Usia ...

3. Tingkat pendidikan ... 4. Pekerjaan ... 5. Pengeluran pemeliharaan kesehatan untuk keluarga per bulan ...

6. Kunjungan ke apotek ... B. Analisis Tingkat Harapan dan Tingkat Kenyataan Pelanggan

Pengguna Resep ... 1. Harapan pelanggan pengguna resep ... 2. Kenyataan yang diterima oleh pelanggan pengguna resep ...

C. Analisis Tingkat Kesesuaian antara Harapan dan Kenyataan Pelanggan ...

(15)

xiv

4. Emphaty ...

5. Responsiveness ...

E.Uji Normalitas ... F. Uji Mann-Whitne ...

G. Analisis Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Diagram Kartesius ... 1. Kuadran I ... 2. Kuadran II ...

3. Kuadran III ... 4. Kuadran IV ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAK ... LAMPIRAN ...

BIOGRAFI PENULIS ...

53 54

55 55

56 57 58

58 58

63 63 64

65 68

(16)

xv

Cara yang Dilakukan Pemasar Jasa untuk Mempengaruhi

Faktor Penentu Harapan Pelanggan ... Lanjutan ...

Alternatif Jawaban Kuesioner ... Pernyataan yang Mengandung Lima Aspek Utama Dalam Kuesioner ...

Interval Kelas Analisi Gap ... Metode Untuk Mengetahui Suatu Set Data Memiliki

Distribusi Normal atau Tidak ... Interval Kelas Kualitas Pelayanan ... Ferkuensi Usia Pelanggan Pengguna Resep di Apotek

Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)...

Tingkat Harapan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) Per Dimensi...

Tingkat Kenyataan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) Per Dimensi... Tingkat Kesesuaian antara Harapan dan Kenyataan

terhadap Kinerja Pelayanan yang Diterima oleh Pelanggan

Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma

(17)

xvi

Tabel XI.

Tabel XII.

Tabel XIII.

Tabel XIV.

Tabel XV.

Tabel XVI.

(SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)...

Hasil Perhitungan Analisis Gap Dimensi Tengiblity pada Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)... Hasil Perhitungan Analisis Gap Dimensi Assurance pada

Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas

Gajah Mada (UGM)... Hasil Perhitungan Analisis Gap Dimensi Reliability pada Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)...

Hasil Perhitungan Analisis Gap Dimensi Emphaty pada Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas

Gajah Mada (UGM)... Hasil Perhitungan Analisis Gap Dimensi Responsiveness

pada Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan

Universitas Gajah Mada (UGM)...

Pernyataan (p) yang Terdapat pada Diagram Kartesius

49

50

51

52

53

(18)

xvii

Tabel XVII.

Tabel XVIII.

Tabel XVIII. Tabel XIX.

Tabel XX.

untuk Dimensi Tangiblity di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas

Gajah Mada (UGM)... Pernyataan (p) yang Terdapat pada Diagram Kartesius

untuk Dimensi Assurance di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)...

Pernyataan (p) yang Terdapat pada Diagram Kartesius untuk Dimensi Reliability di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)... Lanjutan ...

Pernyataan (p) yang Terdapat pada Diagram Kartesius untuk Dimensi Emphaty di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)... Pernyataan (p) yang Terdapat pada Diagram Kartesius

untuk Dimensi Responsiveness di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan

Universitas Gajah Mada (UGM)...

59

60

60 61

61

(19)

xviii

Konsep Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan ...

Manfaat Kepuasan Pelanggan ... Model Gap Kualitas Jasa ...

Diagram Kartesius ... Struktur Apotek Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... Perubahan Struktur Apotek Pendidikan Sanata Dharma oleh

Peneliti ... Struktur Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada ...

Jenis Kelamin Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)...

Tingkat Pendidikan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM)... Pekerjaan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan

Universitas Gajah Mada (UGM)... Persentase Pengeluaran Pemeliharaan Kesehatan untuk

Keluarga per-Bulan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) ...

Persentase Kunjungan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek

(20)

xix

Gambar 13.

Gambar 14.

Gambar 15.

Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR ) dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) ...

Diagram Tingkat antara Harapan dan Kenyataan terhadap Kinerja Pelayanan yang Diterima oleh Pelanggan Pengguna

Resep di Apotek Pendidikan Universitas Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) per Dimensi ...

Diagram Kartesius dari Pernyataan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek

Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... Diagram Kartesius dari Pernyataan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada ...

45

49

56

(21)

xx

Surat Izin Penelitian di Apotek Universitas Islam Indonesia

Farma ... Surat Izin Penelitian di Apotek Sanata Dharma...

Surat Izin Penelitian di Apotek Universitas Gajah Mada ... Kuesioner Validasi I ... Kuesioner Validasi II ...

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ... Uji Reabilitas ...

Uji Validitas ... Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisi Gap,dan Kualitas Pelayanan Semua Dimensi Untuk Apotek

Pendidikan Sanata Dharma ... Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisi Gap,dan

Kualitas Pelayanan Semua Dimensi Untuk Apotek

(22)

xxi

INTISARI

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Tempat penelitian Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

Sampel ditentukan dengan metode accidental .Sampel yang digunakan adalah 100 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey melalui kuesioner. Kuesioner diberikan kepada pelanggan yang menebus resep di kedua apotek. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan pelanggan (TKI), analisis gap,Mann-whitney, dan analisis diagram kartesius.

Hasil analisis statistik menggunakan uji Mann-whitney adalah 0,419 (p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kualitas pelayanan yang diberikan oleh kedua apotek. Hasil analisis gap untuk keseluruhan dimensi didapatkan sebesar 0,08 (SADHAR) dan 0,22 (UGM). Hasil analisis gap yang diperoleh termasuk dalam klasifikasi sedang, dimana kepuasan sama dengan harapan. Hasil analisis TKI untuk keseluruhan dimensi didapatkan sebesar 110,18% (SADHAR) dan 115,62% (UGM). Nilai gap dan TKI memberikan gambaran bahwa di Apotek UGM tingkat kepuasannya lebih tinggi dari pada di Apotek SADHAR.

(23)

xxii

ABSTRACT

The Pharmacy is one of medical care facilities. The aim of this research is to know the comparison of service quality to the satisfaction of customers. The place of research are in Education Sanata Dharma Pharmacy (SADHAR) and Education Gajah Mada University Pharmacy (UGM) in Yogyakarta.

The sample is determined by accidental method. It uses 100 responders. The technique of collecting data is done survey by questionnaire. Questionnaires are given to the customers whom redeem the prescriptions in both of the Pharmacies. Analysis methods which is used is the degree of suitability analysis between customer expectation and customer reality(TKI),gap analysis, Mann-Whitney, and cartecius diagrams analysis.

The results of statistical analysis uses Mann-whitney test is 0.419 (p>0.05). It indicates that there is no significant difference of the services quality that given by both of the Pharmacies. The result of analysis gap for all dimensions is 0.08 (SADHAR) and 0.22 (UGM). The result of analysis gap includes in the average classification, where of a gap with the satisfication is equal with expectation. The result analysis of TKI for all dimensions is 110.18% (SADHAR) and 115.62% (UGM). The gap value shows that workers in UGM pharmacy has a higher level of satisfaction than SADHAR pharmacy.

(24)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Kebutuhan manusia (human needs) adalah suatu rasa yang timbul secara alami dalam diri manusia untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan dalam

kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan ini kemudian memunculkan keinginan manusia (human wants) untuk memperoleh sesuatu yang dibutuhkan sebagai alat pemuas kebutuhan hidup. Alat pemuas kebutuhan ini bisa berupa pelayanan suatu

barang atau jasa, guna memperoleh suatu kepuasan terhadap kebutuhan masyarakat (Barata, 2006). Oleh karena itu, tersedianya sarana pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dapat menunjang salah satu faktor kebutuhan yang diperlukan masyarakat.

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam

membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek

profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Hartini dan

Sulasmono, 2007).

Jumlah apotek di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan.

(25)

2010 meningkat menjadi 428 apotek (Sarminto, 2010). Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan bisnis untuk mendapatkan pelanggan. Penyedia jasa apotek

harus dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan, misalnya dengan memberikan produk yang berkualitas, harga terjangkau, sirkulasi distribusi produk

yang baik, serta pelayanan yang baik terhadap pelanggan menjadi daya jual dalam dunia persaingan bisnis apotek.

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya (Kotler, 1997). Keterkaitan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan

secara keseluruhan menjadi positif dan substansial, ketika pelanggan merasakan kualitas pelayanan yang mereka dapat bernilai tinggi. Hubungan tersebut dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja suatu tempat

penyedia barang dan jasa yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.

Apotek Pendidikan merupakan apotek pembelajaran bagi calon apoteker

dalam melakukan pelayanan kefarmasian di apotek. Pelanggan semakin keritis dalam menentukan jasa yang akan digunakan menuntut Apotek Pendidikan harus melakukan pelayanan yang sesuai dengan harapan pelanggan. Hal ini mendasari

penelitian ini untuk melihat apakah ada perbedaan kualitas pelayanan yang dirasakan pelanggan pada Apotek Pendidikan Sanata Dharma dengan Apotek

Pendidikan Gajah Mada sudah sesuai dengan harapan pelanggan, kualitas pelayanan meliput tangibility, assurance, reliability, empathy, dan

(26)

pembanding kualitas pelayanan Apotek Sanata Dharma, dikarenakan Apotek Pendidikan Gajah Mada berdiri lebih awal yaitu pada tahun 2000. Diharapkan

dengan adanya penelitian ini bisa memberikan saran dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang dilakukan pihak apotek.

1. Perumusan masalah

Beberapa permasalahan yang muncul antara lain adalah sebagai berikut: a. Seperti apakah karakteristik pelanggan yang menebus obat dengan resep di

Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta?

b. Bagaimana analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan yang menebus obat dengan resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta?

c. Apakah kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan

pelanggan yang menebus obat dengan resep di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta?

2. Keaslian penelitian

Penulis telah melakukan penelusuran terkait penelitian kepuasan pelanggan, pernah dilakukan oleh:

(27)

Apotek Kimia Farma Area Manajer Bisnis Yogyakarta Periode Desember 2009 – Januari 2010 (Christina, 2010).

b. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Pemerintah Di Kota Yogyakarta (Andari,2009).

Penelitian survei tentang “Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Pelayanan Di Apotek Pendidikan Sanata Dharma Dan Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta”, pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan peneliti sebelumnya dalam hal tempat penelitian, dan metode statistik yang digunakan yaitu peneliti

menggunakan uji Mann-whitney.

3. Manfaatpenelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi pengukuran variabel pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan, dan memberikan dampak loyalitas pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah

Mada Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian dapat digunakan oleh penyedia jasa

(28)

informasi kepada penyedia jasa pelayanan untuk mengambil keputusan

dalam memperbaiki kualitas pelayanan dengan berbagai strategi.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan yang menebus obat dengan resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik pelanggan yang menebus obat dengan resep di

Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

b. Mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan pelanggan yang menebus obat dengan resep di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta. c. Mengetahui analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan

yang menebus obat dengan resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma

(29)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Pelanggan

1. Definisi

Pelanggan adalah orang yang memakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dan sebagainya): penerima pesanan iklan (Salim dan Yenny, 1991). Sedangkan menurut Endarmoko (2006) pelanggan adalah pembeli,

pemesan, klien nasabah, konsumen; pemakai, pengguna.

Menurut Timothy (1999) (cit.,Sari W., 2010) pengertian pelanggan adalah:

- Orang yang paling penting yang berhubungan dengan perusahaan, baik tatap muka, melalui telpon, maupun melalui surat. Tidak tergantung pada kita, melainkan kita yang tergantung pada dia.

- Bukan merupakan gangguan dalam pekerjaan kita, tetapi dia adalah tujuan dari pekerjaan kita.

- Yang berbaik hati membantu kita karena melanjutkan bisnis dengan kita, bukan kita yang berbaik hati membantu dia dengan berdagang atau melayani.

- Bukan seseorang untuk diajak berdebat dan beradu kecerdasan.

- Orang yang tanpa dirinya kita tidak akan berjalan terus, berkembang

dengan menjadi maju atau sukses.

(30)

dalam menyelesaikan persoalan, diperlakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan.

2. Harapan pelanggan

Harapan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba

atau membeli sesuatu produk, yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut (Tjiptono, 1996). Faktor-faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan, dalam memperoleh pelayanan yang diharapkan, menurut

Zeithaml (cit.,Umar, 2002) diperoleh melalui : pelanggan lain melalui mulut ke mulut, kebutuhan personal, pengalaman masa lalu, dan komunikasi dengan pihak

luar. Berikut model konseptual mengenai harapan pelanggan terhadap jasa sebagaiman yang tersaji berikut ini:

Tabel I. Cara yang Dilakukan Pemasar Jasa Untuk Mempengaruhi Faktor Penentu Harapan Pelanggan mencerminkan jasa yang benar-benar disampaikan, bukan versi ideal dari satu jasa.

 Meminta contact people untuk memberikan umpan balik terhadap janji yang akurat yang dibuat dalam iklan dan personal selling.

 Menghindari perang harga atau perang iklan dengan

para pesaing karena hal itu hanya akan

menghilangkan fokus pada pelanggan dan

meningkatkan janji pada pelanggan lebih tinggi dari pada tingkat yang dapat diberikan perusahaan.

 Memformalkan janji jasa, dengan memberikan

jaminan jasa yang memfokuskan karyawan

perusahaan pada janji dan yang memberikan umpan balik mengenai seberapa banyak janji yang tidak dapat ditepati.

 Mengupayakan agar aspek fisik jasa secara akurat mencerminkan jenis dan tingkat jasa yang diberikan.

(31)

Faktor-Faktor Yang

bila perusahaan memberikan kinerja jasa yang lebih tinggi dalam atribut-atribut yang dianggap penting oleh para pelanggan.

 Menggunakan riset pasar untuk menentukan sumber

dari derived service expectations dan

persyaratan.kebutuhan mereka. Memusatkan strategi periklanan dan pemasaran pada cara jasa memuaskan

focal customer untuk memuaskan persyaratan pelanggan yang berpengaruh (influencing customers).

 Menggunakan riset pasar untuk menentukan filosofi jasa personal para pelanggan dan gunakan informasi ini dalam perancangan dan penyampaian jasa.

 Mendidik para pelanggan sebagaimana jasa mengarah pada kebutuhan mereka.

 Meningkatkan penyampaian jasa selama periode puncak atau dalam situasi darurat.

 Mewaspadai penawaran pesaing dan bila

memungkinkan serta dirasa tepat, memberikan hal yang sam.

 Mendidik para pelanggan untuk memahami peranan mereka dan menjalankannya dengan baik.

 Mendorong rekomendasi dari mulut ke mulut dalam periklanan dengan memanfaatkan pemimpin opini

(opinion leader).

 Mengidentifikasi para influencer dan pemimpin opini jasa, kemudian memusatkan usaha-usaha pemasaran pada mereka.

 Menggunkan insentif bagi para pelanggan saat ini untuk mendorong mereka guna menyampaikan hal-hal positif mengenai jasa perusahaan.

 Memanfaatkan riset pemasaran untuk mengetahui pengalaman sebelumnya yang dialami pelanggan dengan jasa serupa.

 Memnafaatkan garansi jasa tanpa syarat untuk meyakinkan pelanggan mengenai perbaikan jasa (service recovery).

 Memberitahukan pelanggan bila ketentuan jasa jauh lebih tinggi daripada yang umumnya diharapkan sehingga prediksi pelanggan terhadap penyampaian jasa di waktu mendatang tidak membumbung tinggi.

(32)

Harapan pelanggan atas kinerja produk atau jasa akan berlaku sebagai standar

perbandingan terhadap kinerja aktual produk atau jasa, ada empat macam harapan

pelanggan tersebut yaitu:

1. Equitable performance (normative performance; effort versus outcome;

should expectation; deserved expection)

Yaitu penilaian normatif yang mencerminkan kinerja yang seharusnya

diterima seseorang atas biaya dan usaha yang telah dicurahkan untuk membeli

dan mengonsumsi barang atau jasa tertentu.

2. Ideal performance (optimum versus actual performance; ideal expectaion;

desired expection)

Yaitu tingkat kinerja optimum atau ideal yang diharapkan oleh seorang

pelanggan.

3. Expected performance (realistic versus actual performance; will

expectation; predictive expection)

Yaitu tingkat kinerja yang diperkirakan atau diantisipasi atau yang paling

diharapkan atau disukai pelanggan.

4. Adequate expectation (minimum tolerable)

Yaitu tingkat kinerja produk atau jasa terendah yang dapat ditolerans

pelanggan (Wood, 2009).

3. Kepuasan pelanggan

Menurut Kolter (2002) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya

(33)

persepsi produk yang dibeli dengan harapan pembeli tersebut. Konsep kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan digambarkan seperti terlihat pada gambar

berikut:

(Kolter, 2002). Gambar 1. Konsep Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan

B. Kualitas Pelayanan 1. Definisi

Pelayanan yang di berikan didalam dunia bisnis sering juga disebut

sebuah jasa. Menurut Wyckof (cit., Lovelock, 1988), kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut

untuk memenuhi pelanggan (Tjipto, 1996). Selanjutnya, pengertian pelayanan atau

jasa menurut undang-undang No. 8 Tahun 1999 (cit.,Suharto, 2009) tentang

perlindungan Pelanggan, pelayanan adalah setiap layanan yang berbentuk

pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh

(34)

2. Manfaat kualitas pelayanan

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat

meningkatkan kepuasan pelanggan di mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan

dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan. Secara ringkas manfaat kualitas yang

superior antara lain berupa:

1. Loyalitas pelanggan lebih besar 2. Pangsa pasar yang lebih besar

3. Harga saham yang tinggi 4. Harga jual yang tinggi

5. Produktifitas yang lebih besar (Tjipto, 1996).

(Wood, 2009).

Gambar 2. Manfaat Kepuasan Pelanggan Kepuasan

Pelanggan

Gethok Tular Positif

Pertambahan Jumlah Pelanggan Baru

Loyalitas Pelanggan

(35)

3. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman (cit., Tjiptono, 1996) terdapat dua faktor utama

yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang

diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang

diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Gronroos (cit., Tjiptono, 1996), menyebutkan bahwa kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama yaitu:

a. Technical Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas

output (keluaran) jasa yang diterima pelanggan. Menurut Parasuraman

(cit., Bojanic,1991), technical quality dapat diperinci lagi menjadi: 1) Search quality, yaitu kualitas yang dapat di evaluasi pelanggan sebelum membeli, misalnya harga.

2) Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Misalnya

ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapian hasil.

3) Credence quality, yaitu kualitas yang sukar di evaluasi pelanggan meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya kualitas operasi

(36)

b. Functional Quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu jasa.

c. Corporate Image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus suatu perusahaan.

4. Dimensi kualitas pelayanan

Menurut Parasuraman, dkk (1990) (cit., Tjiptono, 1996), service quality

dapat diukur melalui dimensi-dimensi berikut:

a. Tangibility (Keberwujudan), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan

karyawan.

b. Reliability (Keandalan), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan

dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

c. Assurance (Jaminan), yaitu perilaku karyawan yang mampu menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan

yang dibutuhkan untuk menangani setiap pernyataan atau masalah pelanggan. d. Empathy (Kepedulian), yaitu perusahaan memahami masalah para

(37)

e. Responsiveness (Ketanggapan), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan

pelanggan, serta menginformasikan jasa secara cepat.

C. Konsep GAP (Kesenjangan) Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari si pemberi jasa kepada pelanggan sesuai dengan apa yang dipersepsikan pelanggan. Perbedaan cara penyampaian dari apa yang dipersepsikan pelanggan

itu, menurut Parasuruman (cit.,Umar, 2002), mencakup lima gap (perbedaan), seperti terlihat pada Gambar 3. Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam

model pada tersebut. antara lain:

 Identifikasi atribut kunci kualitas jasa dari sudut pandang manajemen dan

pelanggan,

 Penekanan pada kesenjangan (gap) antara pelanggan dan penyedia jasa

terutama pada persepsi dan harapan,

 Pemahaman tentang implikasi teratasinya kesenjangan yang ada terhadap

(38)

Parasuruman (cit.,Umar, 2002).

Gambar 3. Model Gap Kualitas Jasa Gap-1

Gap ini muncul sebagai akibat dari ketidaktahuan menajemen tentang kualitas jasa yang sebenarnya diharapkan pelanggan. Akibatnya, desain dan standar jasa yang

disampaikan menjadi tidak layak, sehingga perusahaan tidak dapat memperlihatkan kinerja seperti apa yang diinginkan pelanggan. Jadi, gap harapan

pelanggan dengan persepsi manajemen merupakan sumber munculnya gap-gap lainya (Umar, 2000).

Gap-2

(39)

tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumberdaya, atau karena adanya kelebihan permintaan (Tjiptono,

1996).

Gap-3

Beberapa penyebab terjadi gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih, beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja. Selain itu juga karyawan dihadapkan pada standar-standar yang kadang saling bertentangan satu

sama lain (Tjiptono, 1996).

Gap-4

Harapan pelanggan sering kali dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Dimana risiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi (Tjiptono, 1996).

Gap-5

Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau prestasi perusahaan

dengan cara yang berlainan, atau keliru mempersepsikan kualitas tersebut (Tjiptono, 1996).

D. Diagram Kartesius

Dengan diagram Kartesius yang merupakan suatu bangun persegi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada

(40)

Y Harapan

Prioritas utama

II

Pertahankan prestasi

I

Prioritas Rendah III

Berlebih IV

𝑋 (Umar, 2000).

Gambar 4. Diagram Kartesius

Keterangan:

- Kuadran I menunjukkan faktor-faktor yang dianggap penting, telah

berhasil dilaksanakan manajemen sesuai keinginan atau harapan dan sangat memuaskan sehingga wajib dipertahankan

- Kuadran II menunjukkan faktor-faktor yang dianggap sangat penting,

namun pihak Manajemen belum melaksanakan sesuai keinginan atau harapan

- Kuadran III menunjukkan faktor-faktor yang dianggap kurang penting, pelaksanaannya dijalankan oleh manajemen secara cukup atau biasa-biasa saja

- Kuadran IV menunjukkan faktor yang kurang penting, tetapi pelaksanaannya berlebihan atau sangat memuaskan. Fasilitas pelayanan

menjadi bermanfaat apabila sesuai dengan kepentingan atau harapan pasien dan pelaksanaannya dirasakan sangat sesuai terletak pada kuadran I (Umar, 2000).

Ȳ

(41)

E. Apotek 1. Definisi apotek

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmono, 2007). Menurut Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai

ketentuan dan cara pemberian izin apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu

dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,

perbekalan kesehatan lainya kepada masyarakat.

Menurut Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tahun 2004 apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. pengertian Apotek dalam PP 51 tahun 2009, menyatakan bahwa Apotek adalah sarana

pelayanan kefarmasian, dimana tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh Apoteker (Pane, 2010).

2. Definisi apoteker

Menurut PP 51 tahun 2009 pelayanan kefarmasian dilakukan oleh seorang apoteker. Menurut Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 pengertian

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah

mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan

(42)

3. Tugas dan fungsi apotek

a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan

sumpah jabatan;

b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat;

c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata (Hartini dan Sulasmono,

2007).

3. Apotek Pendidikan Sanata Dharma

Apotek Pendidikan Sanata Dharma dengan surat izin Apotek (SIA) bernomor 503/646/DKS/2002 resmi didirikan pada tanggal 19 Juni 2002. Tahun 2008 apotek diserahkan kepada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

untuk dikelolah lebih baik. Lokasi apotek berada di komplek kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

(Thejo,2010). SIA Apotek Pendidikan Sanata Dharma tahun 2008 mengalami perubah menjadi 503/4054/DKS/2008 berlaku dari tanggal 27 November 2008 – 27 November 2013 (Asih,2009).

Apotek Sanata Dharma disebut sebagai Apotek pendidikan karena didirikan dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran mahasiswa S1 (sarjana)

fakultas Farmasi dan profesi apoteker serta mahasiswa fakultas lainnya. Apotek dikelola oleh 3 karyawan yang terdiri dari Apoteker Pengelolah Apotek (APA), Apoteker Pendamping (Aping) dan tenaga administrasi (Adm), selain itu

(43)

(Thejo,2010).

Gambar 5. Struktur Apotek Pendidikan Sanata Dharma

Menurut pengamatan selama penelitian yang dilakukan di Apotek

Pendidikan Sanata Dharma terdapat pihak yang bertindak sebagai pekerja pelayanan dan pengelola gudang obat sehingga peneliti melakukan perubahan

struktur organisasi yang ada di Apotek Pendidikan Sanata Dharma. PSA (Pemilik Sarana Apotek)

yayasan Sanata Dharma

Fakultas Farmasi

USD

ADM APA

Universitas Sanata Dharma (USD)

(44)

4. Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada

Apotek Universitas Gadjah Mada diresmikan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ichlasul Amal pada tanggal 14 Agustus 2000 terletak di

jalan Prof. Dr. Sardjito No. 25, Yogyakarta. Pada tanggal 31 Maret 2010 tercapai kesepakatan kerjasama antara pihak Fakultas Farmasi dengan PT Gama Multi Usaha Mandiri dengan ditandai penandatanganan perjanjian kemitraan. Dengan

demikian, terjadi serah terima pengelolaan Apotek Universitas Gajah Mada dari PSA (Pemilik Sarana Apotek)

yayasan Sanata Dharma

Fakultas Farmasi

USD

APA

Aping

ADM

Gambar 6. Perubahan Struktur Apotek Pendidikan Sanata Dharma oleh Peneliti

APA

Universitas Sanata Dharma (USD)

Aping

Fungsi pelayanan

(45)

Apoteker Pengelola Apotek lama, Prof. Dr. Ibnu Gholib Gandjar, DESS., Apt. (SIA PO.00.02.VI.3.6220 ) kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) baru Ibu

Bondan Ardiningtyas, M.Sc.,Apt. (SIA 503/371) (Tim Apotek Universitas Gajah Mada, 2010).

Apotek Universitas Gajah Mada (UGM) disebut sebagai Apotek pendidikan karena didirikan dengan tujuan pembelajaran calon apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, melatih calon apoteker untuk memahami

peran, fungsi, posisi, wewenang dan tanggung jawab apoteker di apotek dan

memberi bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola

apotek (Tim Apotek Universitas Gajah Mada, 2010).

F. Resep

Dewan Pengawas

Manager Apotek

Divisi Pelayanan, Marketing & Rumah

Sehat

Divisi Keuangan & Adiministrasi

Divisi SDM & Pendidikan

Divisi Logistik &

Umum Direktur PT

GMUM Corporate

(Tim Apotek Universitas Gajah Mada, 2010).

(46)

F. RESEP

Menurut Kepmenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, resep adalah

permintaan tertulis oleh dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk

menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan

perundangundangan yang berlaku. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No.922/MENKES/PER/X/1993 Pasal 17 ayat 2, resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik dalam jangka waktu 3 tahun. Resep harus ditulis

dengan lengkap, supaya dapat memenuhi syarat untuk dibuatkan obatnya di apotek (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2006).

Menurut Kepmenkes No.131/Menkes/SK/II/2004, pelayanan obat dengan resep kepada masyarakat diselenggarakan melalui apotek. Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 menyebutkan bahwa penyerahan dan pelayanan obat

berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker. Dalam aspek pelayanan kefarmasian pengelolaan resep menjadi prioritas di samping Obat Wajib Apotek

(OWA), obat keras, narkotika, psikotropika, obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan lainnya (Hartini dan Sulasmono, 2007).

G. Landasan Teori

Kualitas pelayanan merupakan rangkaian kegiatan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan atas jasa yang mereka dapatkan dari suatu perusahaan. Tingkat kepuasan tergantung dari perbandingan antara kinerja kerja yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan dengan harapan yang dimiliki oleh

(47)

pelanggan maka dapat diartikan pelanggan merasa tidak puas akan pelayanan tersebut, demikian sebaliknya apabila kualitas pelayanan yang diberikan lebih

tinggi dari harapan pelanggan maka pelanggan merasa puas. Harapan tersebut memberikan gambaran seberapa puas pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata

Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

H. Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada

Yogyakarta.

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara kepuasan pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada

Yogyakarta.

(48)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survei menggunakan

rancangan cross sectional. Penelitian survei adalah suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pernyataan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat,

diolah, dan dianalisis (Prasetyo dan Lina, 2005). Menurut Purwanto dan Dyah (2007) pada penelitian survei akan dihasilkan informasi kuantitatif tentang opini

publik, karakter atau sikap, maupun fenomena nasional. Survei kepuasan pelanggan adalah alat untuk mencari tahu bagaimana pelanggan melihat bisnis Anda dan pelayanan yang Anda tawarkan (Wood ,2009).

Penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dengan faktor efek melalui pendekatan

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat atau point time approach (Pratiknya, 2001).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah kualitas pelayanan kepada pelanggan pengguna resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan

(49)

2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah kepuasan pelanggan dengan resep obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada di Yogyakarta.

C. Definisi Operasional

1. Pelanggan adalah semua orang yang melakukan transaksi pembelian obat dengan resep dokter di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

2. Harapan pelanggan adalah keyakinan pelanggan akan jasa yang mereka gunakan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan

Universitas Gajah Mada Yogyakarta sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

3. Kepuasan pelanggan adalah keadaan di mana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi, dengan

kata lain kepuasan merupakan perbandingan antara harapan dan pengalaman pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dikonsumsi.

4. Kualitas pelayanan yang akan diteliti adalah tangibility (keberwujudan),

assurance (jaminan), reliability (keandalan), empathy (kepedulian), dan

responsiveness (ketanggapan), yang menggambarkan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

5. Resep yang dimaksud adalah permintaan tertulis dari dokter yang diberikan

(50)

6. Kuesioner yang digunakan merupakan gabungan dari pernyataan segi harapan pelanggan dan kenyataan kualitas pelayanan yang diterima berdasarkan hasil

statistik.

7. Pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh penyedia barang dan

jasa untuk memuaskan atau memenuhi keinginan pelanggan.

8. Apotek yang diteliti adalah Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek

Pendidikan Universitas Gajah Mada yang berada di seputar Yogyakarta.

D. Bahan Penelitian

1. Populasi dan sampel

Populasi merupakan suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajari (Kuncoro,2009). Sampel merupakan bagian dari unit populasi, sehingga

pengambilan sampel dilakukan secara eksidental (accidental) yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2011. Pengambilan sampel secara

accidental dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo,2005). Sampel yang digunakan adalah pelanggan yang pada waktu pengamatan menggunakan jasa pelayanan di apotek dengan

menggunakan resep. 2. Besar sampel

(51)

survei minimal menggunakan 30 responden. Sampel yang digunakan peneliti adalah 100 responden. Sampel yang ditentukan ini diharapkan dapat mewakili

seluruh pelanggan penguna resep yang menggunakan jasa di apotek.

E. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada :

1. Apotek Pendidikan Sanata Dharma, Komplek Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada, Jalan Prof. Dr. Sardjito No. 25, Terban, Gondokusuman, Yogyakarta.

F. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner sendiri adalah daftar pernyataan-pernyataan yang disusun secara

tertulis. Kuesioner ini akan berisi beberapa pernyataan sederhana guna mendukung survei kepuasan pelanggan, yang mana didalam kuesioner tersebut

terkandung 5 aspek utama kualitas pelayanan yakni tangibility (keberwujudan),

assurance (jaminan), reliability (keandalan), empathy (kepedulian),

responsiveness (ketanggapan). Kuesioner akan di bagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

1. Kuesioner persepsi pelanggan, yaitu kuesioner yang bertujuan untuk melihat

(52)

2. Kuesioner harapan pelanggan, yaitu kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui keinginan atau harapan pelanggan setelah menggunakan jasa

pelayanan yang disediakan.

G. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan kuesioner

Dalam pembuatan kuesioner ini melalui beberapa tahap yang dipaparkan

sebagai berikut:

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu pelanggan apotek yang melakukan transaksi di apotek dengan menggunakan resep dokter dalam memperoleh

barang dan jasa yang ditawarkan.

b. Menulis permohonan pengisian kuesioner kepada para responden penelitian.

c. Menulis tata cara pengisian kuesioner agar memudahkan responden dalam memahami kuesioner yang diberikan.

d. Membuat pernyataan yang dicantumkan dalam kuesioner, yang terdiri dari dua bagian yaitu:

1) Kuesioner yang berisi pernyataan tertutup guna mengetahui

karakteristik responden. Pernyataan ini diletakkan di awal untuk mengungkap informasi pribadi responden, asumsinya responden akan

(53)

2) Kuesioner berisi pernyataan harapan pelanggan dan penilaian kualitas pelayanan. Setiap butir pernyataan ini diberi lima alternatif jawaban

seperti yang tertera di tabel II.

Tabel II. Alternatif Jawaban Kuesioner

KEPUASAN KEPENTINGAN

SP = Sangat Puas SP = Sangat Penting

P = Puas P = Penting

CP = Cukup Puas CP = Cukup Penting

KP = Kurang Puas KP = Kurang Puas

TP = Tidak Puas TP = Tidak Puas

Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari 5 dimensi Servqual yang akan

dinilai yakni tangibility (keberwujudan), assurance (jaminan), reliability

(keandalan), empathy (kepedulian), dan responsiveness (ketanggapan), dan

terbagi menjadi dua sifat yakni favorabel dan unfavorable. Menurut Azwar

(2003), suatu pernyataan dapat bersifat pernyataan hal-hal positif yang

mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan itu disebut favorable.

Sebaliknya, suatu sikap dapat pula berisi hal-hal negatif dimana pernyataan

sikap ini sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung terhadap objek sikap,

yang disebut dengan pernyaata unfavorable.

Pemberian nilai atau skor dalam jawaban yang diberikan responden terhadap

pernyataan yang diberikan secara skala likert. Pernyataan favorable dimulai

dari lima sampai satu, sedangkan untuk unfavorable dimulai dari satu sampai

(54)

Tabel III. Pernyataan yang Mengandung Lima Aspek Utama Dalam Kuesioner

Aspek Nomor

Pernyataan

Jenis Pernyataan Favorable Unfavorable

Tangibility 1-10 1, 3, 4, 5, 10 2, 6, 7, 8, 9

Assurance 10-20 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19,

20

16

Reliability 21-26 21, 22, 25 23, 24, 26

Empathy 27-36 28, 30, 31, 33, 34

27, 29, 32, 35, 36

Responsiveness 37-46 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45

37, 40, 46

2. Uji validasi

Uji validitas pada setiap butir pernyataan dalam kuesioner pada penelitian ini diukur dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan analisis

Pearson Product Momen pada tingkat kepercayaan 95% yang menunjukkan validitas hubungan antar butir pernyataan. Setiap butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi (r) bernilai > 0,05. Uji validasi berguna untuk

mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Selain uji validasi

menggunakan program SPSS seris 16.0 dengan analisis Pearson Product Momen

peneliti juga melakukan uji validasi kelayakan isi. Uji validasi isi ini bertujuan untuk melihat apakah antara pernyataan satu sama lain mengalami tumpang tindih

makna atau tidak, agar tidak terjadi pengulangan makna yang sama antar pernyataan per-dimensi.

(55)

Indonesia sebagai tempat uji validasi diharapkan agar dapat menggabarkan kondisi di Apotek Pendidikan yang akan menjadi sasaran.

Uji validasi kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara kenyataan dan harapan pada masing-masing pernyataan, sebagai hasilnya dari 46

pernyataan yang diuji, hanya 33 pernyataan yang memenuhi syarat.

3. Uji reliabilitasi

Menurut Notoatmodjo (2005), reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan

yang mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r) yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi nilai koefisien

reliabilitas atau mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah nilai koefisien reliabilitas atau menjauhi angka 1

berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2003).

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran menggunakan instrumen dalam hal ini kuesioner dapat memberikan hasil yang

relatif sama jika dilakukan pada subjek yang sama. Uji reliabilitas dilakukan pada seluruh pernyataan dalam kuesioner yang meliputi aspek yaitu reliability

(keandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), empathy

(kepedulian), dan tangibility (keberwujudan). Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan program SPSS seris 16.0 dengan

(56)

ini, didapatkan nilai koefisien alpha cronbach harapan sebesar 0,856 dan

kenyataan sebesar 0,861.

4. Izin tempat penelitian

Peneliti melakukan survei dan memilih Apotek Pendidikan yang akan dijadikan tempat penelitian. Kemudian melakukan hal-hal perizinan yang

ditentukan oleh pihak-pihak terkait sehingga penelitian ini bisa berjalan dengan baik. Peneliti mengajukan proposal penelitian dan surat pengantar izin penelitian

kepada Apoteker Penanggung Jawab Apotak Pendidiksn Sanata Dharma dan Pimpinan Rumah Sehat dan Apotek Pendidiksn Universitas Gajah Mada.

5. Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan informasi melalui

kuesioner yang telah disiapkan. Responden yang diminta untuk mengisi kuesioner adalah pelanggan yang menebus obat menggunakan resep, di mana pemilihan responden tersebut dilakukan secara acak. Responden yang bersedia mengisi

kuesioner akan didampingi oleh peneliti. Hal ini bertujuan agar para responden dapat mengisi kuesioner dengan benar. Peneliti tidak memberikan pengaruh kepada

responden dalam mengisi kuesioner tetapi hanya mendampingi. Responden dapat

bertanya pada peneliti apabila ada pernyataan yang kurang dimengerti. Responden

yang mengalami kesulitan dalam menulis kuesioner dibantu oleh peneliti untuk

(57)

6. Teknik pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing, meneliti kembali kelengkapan pengisian jawaban kuesioner.

b. Coding,mengklasifikasikan jawaban responden dengan cara menandai pernyataan kuesioner yang bersifat favorable dan unfavorable dengan kode tertentu.

c. Tabulating, mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan sesuai

dengan jumlah pertanyaan dalam kuesioner.

d. Cleaning, dilakukan dengan memeriksa kembali data yang sudah

dimasukkan ke perangkat lunak apakah sudah benar atau belum.

7. Analisis data

a. Pengelompokan usia pelanggan

Pengelompokan usia pelanggan mengunakan interval kelasyang

dapat dihitung menggunakan rumus:

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐾

Nilai K didapatkan melalui rumus Sturges yaitu:

Rumus Sturges digunakan untuk mengelompokkan usia. Dimana K adalah

jumlah kelas dan N adalah jumlah data (Sugiyono, 2004).

(58)

b. Analisis tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan pelanggan (TKI) Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja atau

pelaksanaan (kenyataan) dengan skor kepentingan (harapan pelanggan). Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas

peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (Supranto, 2001).

Adapun rumus tingkat kesesuaian menurut Supranto (2001)

yang digunakan adalah:

Keterangan: TKI = Tingkat Kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian kinerja (kenyataan) apotek

Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan (Harapan) apotek

c. Analisis gap

Analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Peneliti menggunakan analisis gap yaitu alat untuk mengukur harapan,

presepsi pelanggan dan kesenjangan. Pengukuran dapat dilakukan dengan skala likert maupun sistematik diferensial, di mana responden tinggal

memilih derajat kesetujuan atau tidak kesetujuannya atas pernyataan mengenai kualitas pelayanan.

Rumus yang digunakan menurut Tjiptono (2005) adalah sebagai

berikut:

Skor Kualitas Jasa = (Skor Kinerja – Skor Harapan) TKI = 𝑋𝑖

(59)

Rumus tersebut akan memberikan nilai gap perdimensi pernyataan Analisis ini membandingkan mean antara harapan dengan kenyataan yang

diterima pelanggan dari dimensi pelayanan yaitu tabgibility, assurance, reliability, empathy, dan responsiveness. Kepuasan tinggi apabila

kenyataan melampaui harapan, sebaliknya kepuasan rendah apabila kenyataan tidak dapat memenuhi harapan.

Berikut interval kelas nilai kepuasan:

Interval kelas = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎 ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

= 5−1 − (1−5)

5 = 1,6

Tabel IV. Interval Kelas Analisis Gap Interval Klasifikasi Tingkat Kepuasan

-4 s.d. -2,4 Sangat

Rendah

Sangat kurang puas dibanding harapan

>-2,4 s.d -0,8 Rendah Kurang puas dibanding harapan

>-0,8 s.d 0,8 Sedang Kepuasan sama dengan harapan

>0,8 s.d 2,4 Tinggi Lebih puas dibanding harapan >2,4 s.d 4 Seangat

Tinggi

Sangat lebih puas dibanding harapan

(Djunaidi, Setiawan dan Haryanto, 2006) d. Uji normalitas

(60)

Tabel V. Metode Untuk Mengetahui Suatu Set Data Memiliki Distribusi Normal atau Tidak

Metode Uji Kriteria distribusi

data dikatakan normal

Keterangan

Deskriptif

Koefisien varian Nilai koefisien

varians < 30%

𝑆𝐷

𝑚𝑒𝑎𝑛 x 1005

Rasio skewness Nilai rasio

skewness -2 s/d 2

𝑠𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠

𝑆𝐸𝑆𝑘𝑒𝑤𝑛𝑒𝑠𝑠

Rasio kurtosis Nilai rasio kurtosis

-2 s/d -2

𝐾𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠

𝑆𝐸𝑘𝑢𝑟𝑡𝑜𝑠𝑖𝑠

Histogram Simetris, tidak

miring kiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi atau rendah

Box plot Simetris, median

tetap di tengah, tidak ada ourlier atau nilai ekstrim

Normal Q-Q plots Data menyebar

sekitar garis

Detrended Q-Q plots Data menyebar

sekitar garis pada 0

Analitis

Kolmograv-smirnov p > 0,05 Sampel > 50

Shapiro-wilk p > 0,05 Sampel < 50

(Dahlan,2009).

Peneliti memilih melakukan uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov, karena sampel yang digunakan > 50, dengan

parameter p > 0,05.

e. Mann- whitney

Uji ini bertujuan untuk menentukan tingkat signifikan secara individual setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut:

(61)

2) Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS 16.0 for windows, diketahui nilai t-hitung dengan nilai signifikansi nilai t.

3) Jika signifikansi nilai p < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

4) Jika signifikan nilai p > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variable terikat. Artinya Ho diterima dan

menolak Ha, pada tingkat signifikansi α = 5% (Rahmulyono,2008).

f. Diagram kartesius

Kepuasan pelanggan dapat dianalisis dari dua dimensi, yaitu dari harapan atas sesuatu dan kenyataan yang diterima pelanggan. Data hasil kuesioner akan di-plot nilainya kedalam diagram kartesius (Umar, 2002).

Hal ini bertujuan untuk menjabarkan faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yang dapat diprioritaskan bagi

perusahaan untuk ditingkatkan lebih lanjut. Sumbu mendatar pada (X) akan diisi oleh skor kinerja atau kenyataan atau kepuasan yang diterima pelanggan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat

kepentingan atau harapan. Rumus yang digunakan dalam menentukan kepuasan pelanggan dalam diagram kartesius adalah:

𝑋= 𝑋𝑖

𝑛 𝑌 = 𝑌𝑖

𝑛

Keterangan :

𝑋 = Skor rata-rata tingkat kepuasan

𝑌 = Skor rata-rata tingkat harapan

(62)

Diagram kartesius merupakan suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus

pada titik-titik (𝑋 𝑌 , ), di mana 𝑋 merupakan rata-rata dari rata-rata skor

tingkat pelaksanaan atau kepuasan pelanggan dan 𝑌 adalah rata-rata dari

rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

𝑋 = 𝑋

𝑁 𝑖=1

𝐾

𝑌

=

𝑌

𝑁 𝑖=1

𝐾

Keterangan : K = Banyaknya pernyataan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan (Supranto,2001).

Tabel VI. Interval Kelas Kualitas Pelayanan

Kinerja Interval Kelas Harapan

Sangat Puas 4,21-5,00 Sangat Penting

Puas 3,41-4,20 Penting

Cukup Puas 2,61-3,40 Cukup Penting

Kurang Puas 1,81-2,60 Kurang Penting

Tidak Puas 1,00-1,80 Tidak Penting

(63)

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Karakteristik Pelanggan

Deskripsi karakteristik pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata Dharma

(SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta meliputi beberapa aspek, antara lain: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengeluaran pemeliharaan kesehatan untuk keluarga per bulan, dan

kunjungan ke apotek.

1. Jenis kelamin

Dilihat dari jenis kelamin pelanggan antara perempuan dan laki-laki di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada tidak terdapat perbedaan, dimana jumlah responden perempuan untuk kedua

apotek tersebut adalah 65% dan jumlah responden laki-laki untuk kedua apotek tersebut adalah 35%.

USD UGM

65 % 65 %

35 % 35% Perempuan Laki-laki

Gambar 8. Jenis Kelamin Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas

(64)

2. Usia

Dalam penelitian ini jumlah data yang digunakan adalah 200 yang dibagi

menjadi dua kelompok yaitu 100 responden di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan 100 responden di Apotek Pendidikan Universitas Gajah Mada. Jumlah

responden digunakan untuk menentukan jumlah kelas (K), nilai K yang diperoleh adalah 9. Usia termuda responden adalah 13 tahun dan usia tertua adalah 70 tahun sehingga diperoleh nilai interval kelas yaitu 6. Berdasarkan nilai interval kelas

yang diperoleh didapat distribusi ferkuensi pada tabel VII.

Tabel VII. Ferkuensi Usia Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan Universitas

Gajah Mada (UGM) Rentang usia

pelanggan (tahun)

ferkuensi Persentase

SADHAR UGM SADHAR UGM

13-20 40 5 40% 5%

21-28 34 29 34% 29%

29-36 11 37 11% 37%

37-44 9 16 9% 16%

45-52 1 6 1% 6%

53-60 4 5 4% 5%

61-68 1 1 1% 1%

69-76 - 1 - 1%

Jumlah 100 100 100% 100%

Persentase usia pelanggan untuk Apotek Pendidikan Sanata Dharma yang terbesar adalah rentang usia 13-20 tahun sebesar 40%, sedangkan persentase

(65)

usia 29-36 tahun sebesar 37%, sedangkan persentase terkecil pada rentang usia

61-68 tahun dan 69-76 tahun sebear 1% untuk masing-masing rentang usia.

3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang diukur dalam penelitian mulai dari SD (Sekolah

Dasar) sampai S2 (Pascasarjana). Menurut pendapat Jacobalis (cit., Snyder, 1986), tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir rasional dan irrasional seseorang mengambil keputusan (self monitoring) menggunakan atau

memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan. Responden yang didominasi latar belakang pendidikan rendah berpendidikan SD atau SMP (Sekolah Menengah Pertama) memiliki kecenderungan inkonsistensi persepsi yang tinggi (tidak tetap

pendirian atau mudah dipengaruhi) dibanding dengan latar belakang pendidikan tinggi seperti Sarjana atau Pascasarjana.

Gambar 9. Tingkat Pendidikan Pelanggan Pengguna Resep di Apotek Pendidikan Sanata Dharma (SADHAR) dan Apotek Pendidikan

Universitas Gajah Mada (UGM) SD SMP SMA D3 S1 S2 2% 2%

72%

2%

19%

3% 1% 1%

21%

16%

50%

11%

SADHAR

Gambar

Tabel XI. Hasil Perhitungan Analisis Gap Dimensi Tengiblity pada
Tabel XVII.
Gambar 13. Diagram Tingkat antara Harapan dan Kenyataan terhadap
Tabel I. Cara yang Dilakukan Pemasar Jasa Untuk Mempengaruhi Faktor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Di Apotek Pendidikan Sanata Dharma Dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakrta dengan analisis GAP, TKI dan Diagram kartesius. Hasil penelitian menyatakan bahwa

jasa yang paling penting bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi Apoteker Pengelola Apotek di Kota Yogyakarta terhadap perannya dalam pelaksanaan pelayanan resep selama di

Pelayanan informasi obat resep glibenklamid berikut ketersediaan informasi yang diberikan oleh Apoteker kepada pasien di apotek-apotek wilayah Kabupaten Sleman DIY

Penelitian yang terkait masalah ketersediaan pelayanan informasi obat telah dilakukan oleh peneliti lain adalah Profil Pemberian Informasi Obat Pada Pelayanan Resep

Obat yang datang sesuai dengan pesanan kemudian datanya dimasukkan dalam sistem perangkat lunak dengan bantuan apoteker pengelolah apotek dengan tujuan memudahkan proses pendataan

Dari data yang diperoleh untuk resep obat jadi 16 menit 82 detik sedangkan standar waktu pelayanan Apotek Kimia Farma menetapkan untuk resep obat jadi tidak

KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JPMIPA, FKIP, UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA I.. MATA KULIAH PENGEMBANGAN