• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS ASESMEN

PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN

IPS DENGAN MENGONTROL SIKAP SPIRITUAL SISWA

KELAS IV SD GUGUS PB SUDIRMAN KECAMATAN

DENPASAR BARAT

Ni Km Erna Kusuma Wardani

1

, I Gusti Agung Oka Negara

2

, I Wayan Sujana

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {erna_mbul@yahoo.com

1

, igustiagungokanegara@yahoo.com

2

,

wayan_sujana@yahoo.com

3

}

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan mengontrol sikap spiritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman yang terdiri dari 6 sekolah yang total

berjumlah 293 siswa. Penentuan sampel menggunakan tehnik random sampling

sehingga diperoleh dua sekolah yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Penyetaraan sampel dilakukan dengan sistem matching sehingga diperoleh 20 siswa

kelompok kontrol dan 20 siswa kelompok eksperimen. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes yaitu tes objektif untuk hasil belajar pengetahuan IPS sedangkan metode non tes (observasi) digunakan untuk sikap spiritual. Data di analisis menggunakan analisis kovarian. Berdasarkan hasil analisis kovarian diperoleh Fhitung =

6,599 dan Ftabel(1,37:0.05) = 4,110 yang berarti Fhitung > Ftabel maka H0 yang berbunyi tidak

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan mengontrol sikap spiritual, ditolak. Berdasarkan koefisien determinasi diketahui bahwa 3% variasi yang terjadi pada hasil belajar pengetahuan IPS disebabkan oleh pengaruh sikap spiritual. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio terhadap hasil belajar pengetahuan IPS dengan mengontrol sikap spiritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat.

Kata kunci : pendekatan saintifik, asesmen portofolio, hasil belajar pengetahuan ips, sikap spiritual

ABSTRACT

This study aims to find out significant difference of learing result of social science between group of student who was teached with scientific approach with group of student who was teached with scientific approach based on assesment portofolio by control grade IV student’s spiritual attitude of elementary school of cluster of PB Sudirman subdistrict of West Denpasar. This study is quasy experiment with research design of nonequivalent control group design. The population was the student grade IV of elementary school of cluster of PB Sudirman that consist of 6 schools with total were 293

(2)

students. Determination of sample was by using random sampling so that obtained two school as control and experiment group. Eqivalence of sample was conducted with matching system so that obtained 20 students as control group and 20 students as experiment group. Data collection method in this study was conducted with test method that are objective test for result of social science while non test method (observation) was conducted for spiritual attitude. Data was analyzed by using covariant analysis. Based on the result of covariance analyze obtained Fcalculate = 6,599 and Ftable(1,37:0,05) = 4,110 its

meaning Fcalculate > Ftable hence Ho that sound there is no significant difference of learning

result of social science between the student group who was teached with scientific approach with the student who was teached with scientific approach based on assesment portofolio by to control spritual attitude is rejected. Based on determination coefeicient known that 3% variation was occurred on the learning result caused by the effect of spiritual attitude. Based on the result can be concluded that there is effect of significant scientific approach based on assesment portofolio toward learning result of social science by control grade IV student’s spiritual attitude of elementary school of cluster of PB Sudirman subdistrict of west Denpasar.

Keywords: scientific approach, assesment portofolio, learning result of social science, spiritual attitude.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan unsur utama dalam pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang No.

20 Tahun 2003 Pasal 3 yaitu

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemendikbud dalam mewujudkan tujuan

pendidikan nasional tersebut adalah

dengan memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis

kompetensi lalu dilanjutkan dengan

kurikulum 2006 (KTSP).

Berdasarkan materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 (2013:11)

dikatakan bahwa kurikulum 2013

mendefinisikan standar kompetensi lulusan sebagai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut dituangkan ke dalam Kompetensi Inti yang mencakup sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan

keterampilan (KI-4). Sikap Spiritual

menekankan pada keimanan dan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sikap sosial yang menekankan pada

akhlak mulia, sehat, mandiri, dan

demokratis serta bertanggungjawab,

pengetahuan yang lebih menekankan pada

memahami pengetahuan faktual,

sedangkan keterampilan menekankan pada cakap dan kreativitas. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa penyusunan

kurikulum harus memperhatikan

peningkatan iman dan takwa, peningkatan

akhlak mulia, peningkatan potensi,

kecerdasan dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan,

tuntutan pembangunan daerah dan

nasional, tuntutan dunia kerja,

perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, dinamika

perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pemberlakuan kurikulum 2013

(3)

pada proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Minimal ada dua perubahan mendasar yang dilakukan yakni perubahan pada sistem pembelajaran dan

perubahan pada sistem penilaian.

Perubahan sistem pembelajaran berarti pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 harus dilakukan dengan tujuan utama agar siswa memiliki kompetensi-kompetensi yang utuh. Sedangkan sistem penilaian diubah menjadi penilaian yang bersifat otentik. (Abidin, 2014:08).

Kompetensi-kompetensi utuh

merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki siswa agar siswa dapat berkiprah dalam kehidupan nyata. Abidin (2014:08) mengungkapkan bahwa kompetensi yang diharapkan sumber daya manusia saat ini

lebih dititikberatkan pada kompetensi

berpikir dan komunikasi. Kompetensi

berpikir artinya bahwa diharapkan sumber daya manusia memiliki pengetahuan yang luas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berpikir kreatif. Kompetensi komunikasi artinya bahwa sumber daya

manusia memiliki kemampuan

berkomunikasi dalam rangka bekerja sama dan menyampaikan ide-ide kritis kreatifnya. Sesungguhnya pencapaian kompetensi-kompetensi utuh tersebut sejalan dengan

kurikulum 2013. Berdasarkan materi

pelatihan kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2013) mengungkapkan bahwa prinsip kurikulum 2013 adalah (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran

terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi

pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7)

pembelajaran verbalisme menjadi

keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental

(softskills).

Sesuai dengan esensi dari kurikulum 2013 tersebut menyiratkan bahwa peserta

didik didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan

interpersonal, antarpersonal maupun

memiliki kemampuan berpikir kritis, yang

bertujuan untuk membentuk generasi

produktif, kreatif, dan inovatif melalui pendekatan ilmiah yang menggunakan penilaian otentik.

Namun apabila melihat kenyataannya di dunia sekolah, banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini. Kurniasih dan Sani (2014:10) mengemukakan bahwa guru banyak salah kaprah karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas,

kurangnya pemahaman guru dengan

konsep pendekatan saintifik, guru tidak banyak yang menguasai penilaian otentik, serta terlalu banyaknya materi yang dikuasai siswa yang mengakibatkan tidak setiap materi bisa disampaikan dengan baik sehingga hasil belajar peserta didik kurang optimal.

Mengingat begitu pentingnya esensi dari kurikulum 2013 ini, maka guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatasi permasalahan tersebut

utamanya pada kurangnya konsep

pendekatan saintifik serta penilaian otentik yang diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, salah satunya dengan menggunakan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio yang diduga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar

pengetahuan khususnya IPS dengan

mengontrol sikap spiritual siswa.

Pendekatan saintifik merupakan ciri khas dan menjadi kekuatan dari kurikulum 2013. Abidin (2014:126) mengungkapkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif dan berkomunikasi.

Kegiatan pembelajaran saintifik

dilakukan melalui proses mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan. Lima pengalaman

belajar ini diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran. Pendekatan dalam

pembelajaran dengan menggunakan

(4)

yang menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung baik

menggunakan observasi, eksperimen

maupun cara yang lainnya, sehingga

realitas yang akan berbicara sebagai

informasi atau data yang diperoleh selain

valid juga dapat dipertanggungjawabkan

(Sani, 2014:38). Berdasarkan

Permendikbud 81 A Tahun 2013 bahwa pendekatan saintifik adalah proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, lebih

mengedepankan penalaran induktif

dibandingkan dengan penalaran deduktif.

Penalaran deduktif melihat fenomena

umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya penalaran induktif memandang fenomena atau situasi dalam pendekatan atau situasi spesifik untuk kemudian menarik kesimpulan secara

keseluruhan. Menilai keberhasilan

pendekatan saintifik adalah dengan

melakukan penilaian otentik salah satunya dengan asesmen portofolio.

Asesmen portofolio merupakan

penilaian yang terdiri dari kumpulan

informasi yang menunjukkan

perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik (Kemendikbud, 2013). Berdasarkan hal tersebut, guru tidak hanya menilai hasil belajar siswa tetapi guru dapat menilai proses dan hasil belajar peserta didik, mengenali karakteristik setiap peserta didik. Situasi ini dapat memotivasi

dan memperbaiki upaya yang telah

dilakukannya sehingga hasil belajar

menjadi optimal.

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dalam

konteks ini adalah hasil belajar

pengetahuan IPS. Pembelajaran IPS

adalah mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial

yang ada dilingkungan siswa yang

mencakup fakta, konsep, prinsip,

fenomena, dan generalisasi. (Soelaeman, 2005:11). Pembelajaran IPS saat ini

dihadapkan pada upaya peningkatan

kualitas pendidikan khususnya kualitas

sumber daya manusia sehingga

pembelajaran IPS benar-benar dapat

mengembangkan konsep dan keterampilan

berpikir kritis yang sejalan dengan

kompetensi-kompetensi utuh yang harus dikembangkan dalam pembelajaran.

Sebagaimana diungkapkan dalam

kurikulum 2013, selain hasil belajar

pengetahuan IPS yang termasuk dalam KI-3, diperlukan adanya kontrol terhadap KI-1 yaitu sikap spiritual siswa (menerima,

menjalankan, dan menghargai ajaran

agama yang dianutnya). Hal ini bertujuan agar siswa dapat membentuk sikap atau prilaku yang sesuai dengan kaidah agama yang diyakininya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu suatu upaya yang dilakukan

untuk pengoptimalan kurikulum 2013

melalui pendekatan saintifik berbasis

asesmen portofolio yang diduga

berpengaruh terhadap hasil belajar

pengetahuan khususnya IPS dengan

mengontrol sikap spiritual siswa yaitu merumuskan judul skripsi, “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen

Portofolio Terhadap Hasil Belajar

Pengetahuan IPS dengan Mengontrol Sikap Spiritual Siswa Kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat“. Untuk membuktikan hal tersebut secara empiris maka dapat diajukan skripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan IPS dengan Mengontrol Sikap Spiritual Siswa Kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut: (1) Apakah

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio di kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat?, (2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan mengontrol sikap spiritual

(5)

siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat?.

Terkait dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dalam

penelitian ini untuk (1) mengetahui

perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio di kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat, (2) mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik

berbasis asesmen portofolio dengan

mengontrol sikap spiritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat.

METODE

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen semu (quasi

experiment). Hal ini dilakukan karena: 1) proses pengacakan (randomisasi) terhadap siswa yang telah dikelompokkan ke dalam

kelas-kelas tertentu tidak mungkin

dilakukan tanpa merusak tatanan kelas yang sudah ada, 2) tidak mungkin mengontrol secara ketat variabel-variabel lain selain variabel yang diteliti. Dengan

memperhatikan variabel-variabel yang

terkait, rancangan penelitian yang

digunakan adalah rancangan ekperimen

Nonequivalent Control Group Design

((Sugiyono: 2014:116)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat. SD Gugus PB Sudirman memiliki 6 sekolah yang tersebar di Kecamatan Denpasar Barat yang total

jumlah populasi adalah 293 siswa.

Pemilihan sampel penelitian tidak dilakukan pengacakan individu karena peneliti tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan individu. Kemungkinan pengaruh-pengaruh

dari keadaan subjek mengetahui diri siswa dilibatkan dalam ekperimen dapat dikurangi

sehingga penelitian ini benar-benar

menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Oleh karena tidak bisa dilakukan pengacakan individu maka penentuan

sampel dilakukan dengan tehnik probability

sampling dengan simple random sampling

dan penyetaraan sampel menggunakan

sistem matching. Menurut Sugiyono

(2014:120) simple random sampling

merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan srata yang ada dalam populasi itu. Adapun tahapan yang dilalui dalam menentukan sampel penelitian yaitu terlebih dahulu 6 sekolah di SD Gugus PB Sudirman dirandom untuk menentukan kelompok kontrol yaitu SD N 5 Dauh Puri dan kelompok eksperimen yaitu SD N 19 Dauh Puri. Kemudian untuk penyetaraan

sampel dilakukan dengan sistem matching

yaitu mencocokkan nilai siswa di SD N 19 Dauh Puri dengan SD N 5 Dauh Puri yang

memiliki nilai sama atau mendekati

sehingga diperoleh sampel 20 orang dari kelompok kontrol dan 20 orang dari kelompok eskperimen.

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1) hasil belajar pengetahuan

IPS pada kelompok kontrol setelah

diberikan pembelajaran pendekatan saintifik yang tidak berbasis asesmen portofolio, (2) hasil belajar pengetahuan IPS pada kelompok eksperimen setelah diberikan pembelajaran pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio, (3) sikap spiritual terhadap hasil belajar pengetahuan IPS yang dikontrol melalui pendekatan saintifik, (4) sikap spiritual terhadap hasil belajar pengetahuan IPS yang dikontrol melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio. Tes hasil belajar ini dalam bentuk pilihan ganda biasa dengan empat pilihan dengan jumlah pertanyaan yakni 45 butir soal.

Tes sebagai alat penilaian menurut Sudjana (1980:35) adalah pernyataan-pernyataan

yang diberikan kepada siswa untuk

mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes tulis), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) untuk menilai dan mengukur hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai

(6)

dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Untuk penskoran tes hasil belajar tipe pilihan ganda biasa yaitu skor nol untuk siswa yang menjawab salah dan skor 1 untuk siswa yang menjawab benar pada setiap item butir soal. Instrumen dikatakan baik jika instrumen tersebut memenuhi syarat validitas, uji daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas untuk tes yang bersifat dikotomi sehingga diperoleh 37

butir soal yang memenuhi syarat.

Sedangkan untuk sikap spiritual diukur dengan penilaian teman sejawat yang

dituangkan ke dalam lembar penilaian.

Skala pengukuran yang digunakan dalam

membuat lembar penilaian teman sejawat mengenai sikap spiritual terhadap hasil

belajar adalah rating scale. Skala model

rating scale ini responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan tetapi menjawab

salah satu jawaban kuantitatif yang

disediakan (Sugiyono, 2014:141). HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekapitulasi nilai hasil belajar

pengetahuan IPS dengan sikap spiritual pada kelompok kontrol dan eksperimen disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 01: Tabel Rekapitulasi Nilai Data

Statistik

Hasil Belajar Pengetahuan IPS

Sikap Spiritual

Kelas kontrol Kelas

eksperimen Kelas kontrol Kelas eksperimen Mean Median Modus Standar deviasi Varians Skor Maksimum Skor Minimum Rentangan 72,162 70,270 70,270 9,326 86,972 89,190 51,350 37,840 79,594 78,380 83,780 7,096 50,348 94,600 70,270 24,330 3,220 3,200 3,200 0,204 0,042 3,600 2,800 0,800 3,440 3,400 3,400 0,190 0,036 3,800 3,000 0,800 Berdasarkan hasil analisis data yang

diperoleh yaitu; 1) Data tentang hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik mempunyai skor minimum = 51,350; skor maksimum = 89,190; rentangan = 37,840; banyak kelas interval = 6, rata-rata = 72,162; Standar Deviasi (SD) = 9,326; modus = 70,270; dan median = 70,270. Nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yaitu 72,162, berdasarkan kategori PAP skala lima termasuk kategori baik. 2) Data tentang

hasil belajar pengetahuan IPS yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio mempunyai skor minimum = 70,270; skor maksimum = 94,600; rentangan = 24,330; banyak kelas interval = 6; rata-rata = 79,594; Standar Deviasi (SD) = 7,096; modus = 83,780; dan median = 78,380. Nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik berbasis

asesmen portofolio yaitu 79,594,

berdasarkan kategori PAP skala lima termasuk kategori baik. 3) Data tentang sikap spiritual yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik mempunyai skor

minimum = 2,800; skor maksimum = 3,600; rentangan = 0,800; banyak kelas interval = 6; rata-rata = 3,220; Standar Deviasi (SD) = 0,204; modus = 3,200; dan median = 3,200.

Nilai rata-rata sikap spiritual yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yaitu 3,220, berdasarkan pedoman konversi skala 1-4 termasuk ke dalam predikat B+ klasifikasi sikap baik. 4) Data tentang sikap

spiritual yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio mempunyai skor minimum = 3,000; skor maksimum = 3,800; rentangan = 0,80; banyak kelas interval = 6; rata-rata = 3,440; Standar Deviasi (SD) = 0,190; modus = 3,400; dan median = 3,400. Nilai

(7)

rata-rata sikap spiritual yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik yaitu 3,440, berdasarkan pedoman konversi skala 1-4 termasuk ke dalam predikat A- klasifikasi sikap sangat baik.

Sebelum dilakukan uji hipotesis

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, homogenitas, dan linieritas regresi. Uji normalitas hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada kelompok

kontrol diperoleh χ2hit = 2,143 sedangkan

χ2

tabel= 11,070 sehingga χ2hit= 2,143 < χ2

tabel= 11,070 yang berarti data hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berdistribusi normal.

Kemudian untuk uji normalitas hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik berbasis

asesmen portofolio pada kelompok

eksperimen diperoleh χ2hit = 2,143

sedangkan χ2tabel= 11,070 sehingga χ2hit=

2,143 < χ2tabel= 11,070 yang berarti data

hasil belajar pengetahuan IPS yang

dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio berdistribusi normal.

Selanjutnya uji normalitas sikap

spiritual yang dikontrol melalui pendekatan saintifik pada kelompok kontrol diperoleh χ2

hit = 3,908 sedangkan χ2tabel = 11,070

sehingga χ2hit= 3,908 < χ2tabel = 11,070 yang berarti data sikap spiritual yang dikontrol melalui pendekatan saintifik berdistribusi normal.

Lalu untuk uji normalitas data sikap

spiritual yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik pada kelompok kontrol diperoleh χ2hit = 5,504 sedangkan χ2tabel= 11,070 sehingga χ2hit= 5,504 < χ2tabel= 11,070 yang berarti data sikap spiritual yang dibelajarkan melalui pendekatan

saintifik berbasis asesmen portofolio

berdistribusi normal.

Selanjutnya setelah data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas antara hasil belajar kedua kelompok

diperoleh F= 1,727 < Ftabel= 2,150 yang

berarti data hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan data hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan

saintifik berbasis asesmen portofolio

homogen.

Sedangkan hasil uji homogenitas sikap spiritual kedua kelompok diperoleh F = 0,869 < Ftabel= 2,150 yang berarti data sikap spiritual yang dikontrol melalui pendekatan saintifik dan sikap spiritual yang dikontrol melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio homogen.

Kemudian setelah analisis uji

normalitas dan homogenitas dilanjutkan

dengan uji linearitas regresi kedua

kelompok, yaitu pada kelompok kontrol diperoleh FTC = 0,268 ≤ Ftabel(13;5) = 4,600

maka H0 diterima, dengan demikian

hasilnya linier yang berarti sesuai dengan

perumusan H0 yaitu tidak ada perbedaan

pengembangan linieritas sikap spiritual terhadap hasil belajar pengetahuan IPS

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik. Sedangkan pada

kelompok eksperimen diperoleh FTC = 0,008

Ftabel(13;5) = 4,600 maka, H0 diterima, dengan demikian hasilnya linier yang berarti

sesuai dengan perumusan H0 yaitu tidak

ada perbedaan pengembangan linieritas sikap spiritual terhadap hasil belajar pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik berbasis

asesmen portofolio.

Setelah data melalui tahap uji

prasyarat analisis, maka dilanjutkan dengan

uji hipotesis yang berbunyi: 1) H0: Tidak

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio di kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat. 2)

H0: Tidak terdapat perbedaan yang

(8)

antara kelompok siswa yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asessmen portofolio dengan mengontrol sikap spritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat.

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui metode statistik yaitu uji t untuk hipotesis pertama dan uji analisis kovarian satu jalur untuk hipotesis kedua. Berikut ini rangkuman hasil perhitungan uji t untuk hipotesis pertama sebagai berikut

Tabel 02:Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Uji t Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sumber variasi kelompok Rata-rata Standar deviasi gabungan

thitung ttabel Fhitung Ftabel

Eksperimen 79,594

8,286 2,839 1,684 8,060 4,110

Kontrol 72,162

Perhitungan uji t menunjukkan bahwa nilai thitung yaitu 2,839 sedangkan ttabel untuk dk n1 + n2 – 2 = 38 pada taraf signifikansi

5% (α = 0,05) yaitu 1,684. Ternyata thitung

lebih besar daripada ttabel (thitung = 2,839 > ttabel = 1,684). Ini berarti hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio di kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat, ditolak. Jadi berdasarkan hasil

analisis data dan uji t menunjukkan bahwa hasil belajar pengetahuan IPS pada siswa

kelas IV yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio lebih baik daripada hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekaan saintifik. Hal ini berarti terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan IPS.

Selanjutnya Hipotesis yang kedua menggunakan uji analisis kovarian, di bawah ini adalah tabel rangkuman hasil Uji Hipotesis kedua sebagai berikut.

Tabel 03:Tabel Ringkasan Uji Analisis Kovarian

Sumber JK db RJK Fhitung F tabel r r

2 Keterangan Varians 5% Antar A 464,365 1 464,365 6,599 4,110 0,172 0,030 atau 3% Signifikan (H0 ditolak) Dalam 2603,744 37 70,371 (Error)/ Residu Total 3068,109 38 - - - - (Residu)

Berdasarkan tabel 03 tersebut,

diperoleh Fhitung = 6,599 > F tabel (db 1: db 37) (0.05) = 4,110, maka tolak H0 terima Ha yang berarti ada perbedaan yang signifikan hasil

belajar pengetahuan IPS antara kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik dengan kelompok

(9)

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan mengontrol sikap spiritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat.

Hasil analisis koefisien korelasi (r)

antara sikap spiritual dengan hasil belajar pengetahuan IPS diperoleh yaitu 0,172 dengan taraf signifikansi 5% dengan N =

40, dimana rtabel = 0,312. Dengan demikian

rhitung < rtabel. Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap spiritual dengan hasil belajar pengetahuan IPS.

Sementara itu, berdasarkan hasil

perhitungan koefisien determinasi (r2) sikap

spiritual terhadap hasil belajar pengetahuan IPS yaitu 0,030. Ini berarti bahwa 3% variasi yang terjadi pada hasil belajar

pengetahuan IPS disebabkan oleh

pengaruh sikap spiritual siswa, sedangkan sisanya 97% disebabkan oleh pengaruh variabel-variabel luar yang ada di luar kawasan penelitian, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal).

Hipotesis penelitian untuk

permasalahan pertama adalah tidak

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio di kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat. Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa nilai thitung yaitu 2,839 sedangkan nilai ttabel

untuk dk n1+n2 – 2 = 38 pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) yaitu 1,684. Ternyata thitung lebih besar daripada ttabel (thitung = 2,839 > ttabel = 1,684). Sehingga H0 ditolak dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Hal tersebut disebabkan karena pendekatan saintifik menekankan lima

langkah dalam pembelajarannya

sebagaimana yang diungkapkan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV bahwa proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik terdiri atas lima

pengamalan belajar pokok yaitu; a)

mengamati (kegiatan yang menggunakan panca indra untuk melakukan observasi

melalui kegiatan melihat, menyimak,

mendengar dan membaca, b) menanya (melakukan kegiatan bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak dibaca

maupun diamati karena mengajukan

pertanyaan dimaksudkan untuk

memperoleh tanggapan verbal), c)

mencoba atau mengumpulkan infomasi (kegiatan mengumpulkan informasi melalui eksperimen yaitu menyelidiki fenomena untuk memecahkan masalah), d) menalar

atau mengolah informasi (kegiatan

mengolah informasi melalui penalaran dan

berpikir rasional), dan e)

mengomunikasikan atau membentuk

jaringan (menuliskan atau menceritakan

apa yang ditemukan dalam sebuah

kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi).

Melalui pendekatan saintifik inilah yang dapat mengembangkan kemampuan

kognitif (pengetahuan) siswa yang

berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendekatan saintifik menurut Kurniasih dan Sani

(2014:33) yang menyatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik yang salah satunya adalah pendekatan saintifik melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam

merangsang perkembangan intelek

khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Menilai keberhasilan pendekatan

saintifik adalah dengan melakukan

penilaian otentik salah satunya dengan

asesmen portofolio. Melalui asesmen

portofolio guru dapat melihat kemajuan dan kekurangan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru karena asesmen

portofolio merupakan proses

mengumpulkan informasi dalam bentuk hasil karya peserta didik yang disusun secara sistemik yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar,

proses belajar dan kemajuan yang

dilakukan peserta didik dalam jangka waktu

tertentu sebagai perantara dalam

pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru ataupun peserta didik. Karya peserta

(10)

didik dalam asesmen portofolio adalah

karya peserta didik dari proses

pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Selain itu dalam asesmen portofolio juga dilakukan refleksi diri disetiap akhir pembelajaran dengan cara siswa menuliskan hasil refleksinya pada lembar penilaian portofolio masing-masing.

Maka dari itulah, pembelajaran dapat dikembangkan dengan mengacu pada asesmen portofolio sehingga secara tak langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPS. Sebagaimana diungkapkan oleh Arifin (2009:205) bahwa kelebihan portofolio salah satunya adalah

dapat melihat pertumbuhan dan

perkembangan kemampuan peserta didik

dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back

dan refleksi diri. Hal ini berarti dengan menggunakan asesmen portofolio, siswa semakin termotivasi untuk belajar karena

siswa juga langsung mengetahui

perkembangan kemajuan dan kekurangan siswa dalam belajar.

Melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio ternyata berpengaruh positif terhadap hasil belajar khususnya hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat. Hal ini diketahui dari hasil

post test diakhir kegiatan penelitian, bahwa perbandingan nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio pada kelompok eksperimen lebih baik dari nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada kelompok kontrol, yaitu nilai rata-rata kelompok eksperimen = 79,594 termasuk dalam kategori baik dan nilai rata-rata kelompok kontrol = 72,162 termasuk dalam kategori baik berdasarkan PAP Skala lima.

Uji hipotesis kedua menggunakan

uji analisis kovarian diperoleh nilai Fhitung

yaitu 6,599, sedangkan Ftabel untuk dk

pembilang = 1 dan dk penyebut = 37 pada taraf signifikansi 5% yaitu 4,110. Ternyata Fhitung lebih besar daripada Ftabel (Fhitung = 6,599 > Ftabel = 4,110). Sehingga H0 yang berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan mengontrol sikap spiritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat, ditolak.

Hal itu disebabkan karena

pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor-faktor hasil belajar yaitu faktor-faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti kemauan, niat, motivasi dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

siswa seperti faktor sosial seperti

lingkungan keluarga keluarga, sekolah, dan masyarakat, faktor budaya seperti adat istiadat, faktor fisik seperti fasilitas rumah

dan fasilitas belajar. Penelitian ini

memfokuskan pada faktor eksternal yang memiliki keterkaitan dengan sikap spiritual.

Sikap spiritual memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar pengetahuan IPS sehingga ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 3,440 sesuai dengan pedoman konversi skala 1-4 termasuk kategori sangat baik. Sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 3,220 sesuai dengan pedoman konversi skala 1-4 termasuk kategori baik.

Berdasarkan hal tersebut, sikap

spiritual tidak dapat diabaikan begitu saja karena sikap spiritual juga memiliki peran tidak langsung terhadap hasil belajar pengetahuan siswa khususnya hasil belajar pengetahuan IPS walaupun sikap spiritual tidak memiliki hubungan yang fungsional dengan hasil belajar pengetahuan IPS siswa tapi sikap spiritual juga memberikan pengaruh sebanyak 3% terhadap hasil belajar pengetahuan IPS. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi (r) antara sikap spiritual dengan hasil belajar pengetahuan IPS diperoleh r = 0,172 dengan taraf

signifikansi 5% dengan N = 40 dimana rtabel

= 0,312. Dengan demikian rhitung < rtabel (rhitung = 0,172 < rtabel 0,312). Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

sikap spiritual dengan hasil belajar

pengetahuan IPS. Namun hasil perhitungan

perhitungan koefisien determinasi (r2) sikap

spiritual dengan hasil pengetahuan IPS yaitu 0,030. Ini berarti bahwa 3% variasi yang terjadi pada hasil belajar pengetahuan

(11)

IPS disebabkan oleh sikap spiritual, sedangkan siswanya 97% disebabkan oleh pengaruh variabel-variabel luar yang ada di kawasan penelitian, baik berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun yang

berasal dari luar diri siswa (faktor

eksternal).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka dapat disimpulkan yaitu (1) Pada uji hipotesis pertama yang

dilakukan dengan uji t diperoleh thitung =

2,839 dan ttabel = 1,684, maka thitung > ttabel (thitung = 2,839 > ttabel = 1,684). Jadi H0 yang berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan

melalui pendekatan saintifik dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio di kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat, ditolak. (2) Pada uji hipotesis kedua yang dilakukan dengan uji analisis kovarian satu jalur diperoleh Fhitung = 6,599 dan Ftabel = 4,110, maka Fhitung > Ftabel (Fhitung = 6,599 > Ftabel = 4,110). Jadi H0 yang berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan IPS antara kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik dengan kelompok

siswa yang dibelajarkan melalui

pendekatan saintifik berbasis asesmen portofolio dengan mengontrol sikap spiritual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman

Kecamatan Denpasar Barat, ditolak.

Berdasarkan analisis kovarian satu jalur dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan saintifik berbasis asesmen

portofolio terhadap hasil belajar

pengetahuan IPS dengan mengontrol sikap spirtual siswa kelas IV SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat.

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, adapun saran yang disampaikan yaitu (1) Bagi guru disarankan dapat mengaplikasikan pendekatan saintifik

berbasis asesmen portofolio yang

berpengaruh terhadap hasil belajar

khususnya IPS dalam dimensi

pengetahuan, agar siswa dapat berpikir

kritis dan kreatif dalam proses

pembelajaran serta perlu adanya kontrol terhadap sikap siswa terutama sikap spiritual karena sebagian siswa masih

kurang dapat menumbuhkan dan

mengembangkan sikap spiritual. (2) Bagi

siswa disarankan dapat lebih

mengembangkan sikap spiritual yaitu KI-1 agar tercipta sikap saling menghormati antara sesama makhluk Tuhan serta rasa syukur terhadap ciptaan Tuhan. (3) Bagi sekolah disarankan dapat memfasilitasi

sarana maupun prasarana untuk

mendukung proses pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. (4) Karena penelitian ini dilaksanakan terbatas pada siswa kelas IV

sekolah dasar Gugus PB Sudirman

Kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2014/2015, maka disarankan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian dalam ruang lingkup yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem

Pembelajaran dalam Konteks

Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2013. Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

. 2013. Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan 81 A lampiran IV. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.

Sukses Mengimplementasikan

Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena

Sani, Ridwan Abdullah. 2014.

Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara

Soelaeman, Munandar. 2005. Ilmu Sosial

Dasar. Bandung: PT Refika Aditama

Sudjana, Nana 1980. Metode Statistika.

Bandung: Tartsito

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian

Gambar

Tabel 01: Tabel Rekapitulasi Nilai  Data
Tabel 02:Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Uji t  Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol  Sumber  variasi  kelompok  Rata-rata  Standar deviasi  gabungan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berkuasa, seseorang atau suatu kelompok akan dapat melakukan banyak hal yang dapat dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki kekuasaan, seperti aktivitas

Chevron Pacific Indonesia untuk periode Awal Tahun 2015 meliputi wilayah kerja Region Jawa, Region Sumatera, Region Kalimantan dan Region Indonesia Timur yang dilaksanakan

Pelayanan KB Keliling dan Pelayanan Statis - Optimalisasi pelayanan KB oleh Provinsi melalui mobil unit pelayanan bagi Kab/Kota yang belum memiliki perangkat mobil pelayanan

Berdasar ayat AI-Qur'an dan hadi s-hadis Rasullullah. sewajarnya umat Islam tidak boleh melibatkan din dalam transak s i-transaksi yang berhubungan dengan bunga atau

Dan bukti dari apa yang telah kami sebutkan adalah bahwa seseorang apabila mengikuti orang yang bukan Utusan Tuhan dalam berpendapat (dan) menggunakan pendapatnya

Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya daku berlindung denganMu daripada sejahat-jahat perkara yang Engkau kurniakan kepada kami dan daripada seburuk-buruk perkara yang Engkau

Perekrutan adalah proses menarik orang-orang pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup, dan dengan persyaratan yang layak, untuk mengisi lowongan dalam

1) Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi calon peserta Lampung Mengajar tahun 2018 akan dilaksanakan secara intensif selama 20 hari kalender, yang rencananya akan