• Tidak ada hasil yang ditemukan

HPI 2013_6&7 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HPI 2013_6&7 Recent site activity teeffendi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Karakter

Tindak Pidana Internasional

(2)

Gambaran Umum

Tindak pidana internasional adalah setiap

perbuatan yang mana ditetapkan sebagai

kejahatan di dalam konvensi multilateral yang

diikuti beberapa negara peserta, yang di

dalamnya terdapat salah satu dari sepuluh

karakteristik pidana (internasional).

(3)

10 Karakter Tindak Pidana

Internasional

1. Pengakuan eksplisit setiap perbuatan yang dianggap sebagai tindak pidana internasional atau kejahatan berdasarkan hukum internasional;

2. Pengakuan implisit dari sifat perbuatan pidana dengan membangun kewajiban untuk melarang,

mencegah, menuntut, menghukum atau sejenisnya; 3. Kriminalisasi perbuatan-perbuatan tertentu;

4. Kewajiban atau hak untuk menuntut;

(4)

10 Karakter Tindak Pidana

Internasional (lanjutan)

6. Kewajiban atau hak untuk mengekstradisi;

7. Kewajiban atau hak untuk berkerjasama dalam

menuntut, menghukum termasuk bantuan hukum dalam proses hukum;

8. Pembangunan dasar-dasar yurisdiksi kriminal; 9. Mengacu pada pembangunan mahkamah pidana

internasional; dan

(5)

Pembaruan Karakter Tindak Pidana

Internasional

Kelemahan 10 karakter tindak pidana internasional yang

disebutkan oleh Romli Atmasasmita tersebut membawa pada

karakteristik baru dalam tindak pidana internasional, diantaranya: 1. Kejahatan internasional tidak tergantung keterkaitan dua

yurisdiksi atau lebih, sedangkan kejahatan transnasional tergantung pada dua atau lebih yurisdiksi negara;

2. Objek yurisdiksi kejahatan internasional adalah asas universal, sementara objek yurisdiksi kejahatan transnasional adalah asas teritorial dan asas nasional aktif;

(6)

Pembaruan Karakter Tindak Pidana

Internasional (lanjutan)

4. Kejahatan internasional berpegang pada asas aut

dedere aut judicare sementara kejahatan transnasional berpegang pada asas aut dedere aut punere;

5. Kejahatan internasional tidak mengakui sepenuhnya prinsip kedaulatan negara, sedangkan kejahatan

transnasional mengakui sepenuhnya prinsip kedaulatan negaraYurisdiksi kejahatan internasional ada pada

pengadilan pidana internasional, sedangkan kejahatan transnasional merupakan yurisdiksi pengadilan nasional;

(7)

Pembaruan Karakter Tindak Pidana

Internasional (lanjutan)

Secara tegas, karakeristik yang diuraikan oleh Romli

Atmasasmita tersebut di atas membedakan antara tindak

pidana internasional dan tindak pidana transnasional dengan kriteria pembedanya adalah faktor yurisdiksi (dalam arti

teritori dan dalam arti kewenangan mengadili) dari masing-masing bentuk tindak pidana, yurisdiksi universal bagi tindak pidana internasional dan yurisdiksi teritorial bagi tindak

(8)

Jenis-Jenis

Tindak Pidana Internasional

(9)

Gambaran Umum

Penetapan jenis tindak pidana internasional

sampai dengan saat ini telah melalui suatu

proses yang panjang dan rumit serta bersifat

kontekstual yang selektif-normatif. Kontekstual

karena disesuaikan dengan keadaan dan

perkembangan masyarakat pada waktu itu,

sedangkan selektif-normatif diartikan sebagai

perkembangan berdasarkan apa yang tercatat

(10)

Penggolongan Jenis Tindak Pidana

Internasional

1. Tindak pidana internasional yang berasal dari

kebiasaan-kebiasaan yang berkembang di dalam praktik hukum internasional;

2. Tindak pidana internasional yang berasal dari konvensi-konvensi internasional; dan

3. Tindak pidana internasional yang lahir dari sejarah

(11)

Kualifikasi Tindak Pidana Internasional

Bassiouni mengkualifikasikan 22 (dua puluh dua) perbuatan yang termasuk ke dalam tindak pidana internasional yang berasal dari 312 instrumen

internasional mulai dari tahun 1815 sampai dengan 1984 (Pada tahun 2003 bertambah menjadi 28 jenis tindak

pidana internasional).

(12)

Kualifikasi Tindak Pidana Internasional

(lanjutan)

Agression (agresi);

War crimes (kejahatan perang);

Unlawful use of weapons (penggunaan senjata secara terlarang);

Crimes against humanity (kejahatan terhadap kemanusiaan);

Genocide (genosida);

(13)

Kualifikasi Tindak Pidana Internasional

(lanjutan)

Slavery and related crimes (perbudakan dan kejahatan yang berkaitan dengan itu);

Torture (penyiksaan);

Unlawful human experimentation (percobaan terhadap manusia secara terlarang);

Piracy (perompakan);

Aircraft hijacking (pembajakan pesawat terbang);

Threat and use of force against internationally

(14)

Kualifikasi Tindak Pidana Internasional

(lanjutan)

Taking of civilian hostages

(penyanderaan terhadap

penduduk sipil)

;

Drug offenses

(penyalahgunaan obat terlarang)

;

International traffic in obsence publications

(

;

Destruction and/ or theft of national treasures

(pengrusakan/ atau pencurian terhadap harta

nasional)

;

(15)

Kualifikasi Tindak Pidana Internasional

(lanjutan)

Theft of nuclear materials (pencurian terhadap material nuklir);

Unlawful use of the mails (penggunaan surat secara terlarang);

Interference with submarine cables (intervensi terhadap kabel bawah laut);

Falsification and counterfaiting;

Bribery of foreign public officials (perampokan terhadap kantor publik asing).

(16)

Penambahan Kualifikasi Tindak Pidana

Internasional

Pada tahun 2003, 22 kualifikasi tindak pidana tersebut ditambahkan menjadi 28 dengan penambahan

diantaranya:

Mercenarism;

Unlawful acts against the safety of maritime

navigation and the safety of platforms on the high seas (perbuatan terlarang terhadap keamaan navigasi

maritim dan keamanan laut);

(17)

Penambahan Kualifikasi Tindak Pidana

Internasional (lanjutan)

Attacks with explosives

(penyerangan dengan

menggunakan bahan peledak)

;

Financing terorism

(pembiayaan terrorisme);

dan

Organized crimes

(kejahatan terorganisir)

(18)

Elemen Tindak Pidana Internasional

Dari 22 kualifikasi tindak pidana internasional tersebut, Bassiouni membagi ke dalam tiga elemen, yaitu:

1. international elements (elemen internasional);

2. transnational elements (elemen transnasional); dan

(19)

International Elements

Elemen internasional dilandasi atas kriteria ancaman

langsung maupun tidak langsung terhadap perdamaian dan keamanan dunia serta pengaruhnya terhadap rasa

kemanusiaan.

Berdasarkan elemen-elemen tersebut, tindak pidana

internasional yang mengancam secara langsung maupun tidak langsung perdamaian dan keamanan dunia serta mengguncang rasa kemanusiaan adalah agression; war

(20)

Transnational and Necessity Elements

Elemen transnasional dilandasi kriteria akibat

dari perbuatan terhadap lebih dari satu negara,

akibat dari perbuatan yang melibatkan lebih dari

satu warga negara serta tujuan dan metode dari

perbuatan melebihi batas wilayah negara,

sedangkan elemen kepentingan dilandasi

(21)

Transnational and Necessity Elements

(lanjutan)

Elemen dalam tindak pidana internasional, yang

tidak termasuk dalam kriteria ancaman langsung

maupun tidak langsung terhadap perdamaian

(22)

Transnational and Necessity Elements

(lanjutan)

Tindak pidana yang termasuk dalam elemen

transnasional dan elemen kepentingan diantaranya adalah : Aircraft hijacking; Threat and use of force against internationally protected persons; Taking of

civilian hostages; Drug offenses; International traffic in obsence publications; Destruction and/ or theft of

national treasures; Environmental protection; Theft of nuclear materials; Unlawful use of the mails;

(23)

Daftar Bacaan

1. Cherrif M. Bassiouni, International Criminal Law, I: Crime,

1986

2. Eddy Omar Sharif Hiariej, Pengantar Hukum Pidana Internasional, 2009

3. Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Internasional,

2006

4. Romli Atmasasmita, Kejahatan Transnasional dan

Internasional Serta Implikasi Terhadap Pendidikan Hukum Pidana Serta Kebijakan Hukum Pidana Indonesia ,

Makalah disampaikan dalam Kongres dan Seminar

Referensi

Dokumen terkait

tentang jenis pidana yang akan didakwakan, akan tetapi dalam surat dakwaan subsidair JPU tidak ragu tentang jenis tindak pidananya, tetapi yang dipermasalahkan adalah

merupakan tindak pidana diselesaikan melalui dewan pers, namun pelanggaran kode etik yang merupakan tindak pidana diselesaikan melalui jalur hukum..

Istilah kriminalisasi pers mungkin kurang tepat, karena yang diatur sebagai tindak pidana adalah perbuatan-perbuatan yang berkaitan dengan pers dalam melaksanakan tugasnya,

Di dalam proses penyidikan tindak pidana, kepolisian melakukan koordinasi dengan penuntut umum, atau lebih tepatnya dapat dikatakan, kepolisian melakukan penyidikan

tindak pidana, tetapi JPU ragu tentang tindak pidana apa yang paling tepat untuk didakwakan sehingga surat dakwaan yang dibuat merupakan alternatif bagi hakim untuk

Di dalam proses penyidikan tindak pidana, kepolisian melakukan koordinasi dengan penuntut umum, atau lebih tepatnya dapat dikatakan, kepolisian melakukan penyidikan

Dalam surat dakwaan alternatif, JPU ragu tentang jenis pidana yang akan didakwakan, akan tetapi dalam surat dakwaan subsidair JPU tidak ragu tentang jenis tindak. pidananya,

korban/ barang bukti telah terjadinya suatu tindak pidana, maka terdapat prosedur yang harus dilalui dalam1. mengamankan